Post on 08-Apr-2016
PENDIAGNOSAAN GANGGUAN JIWA
PEDOMAN
( PPDGJ )
Tujuan PPDGJ1. Kondisi pelayanan kesehatan (service and clinical use)a. Kondisi penyakit/gangguan utk statistik kesb. Keseragaman diagnosis klinis tuk tatalaksana terapi2. Bidang pendidikan kedokteran (educational use)3. Bidang penelitian (research use)
Memberikan batasan dan kriteria operasional diagnosis gangguan yang memungkinkan perbandingan data dan analisis ilmiah
Pada konsep gangguan jiwa didaptkan butir2 sbb :
1. Adanya gejala klinis yg bermakna, berupa: sindrom atau pola perilaku dan sindrom atau pola psikologi.2. Gejala klinis tersebut menimbulkan “penderitaan” (distres), antara lain dapat berupa:
rasa nyeri, tidak tentram, terganggu, dan disfungsi organ tubuh.3. Gejala klinis tersebut menimbulkan disablility dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perwatan diri serta kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)
Butir-butir tersebut di atas digunakan sebagai acuan dalam penggoloangn gangguan jiwa. Dimana dalam penggolongannya dibuat berdasrkan gangguan. Gangguan yang diderita oleh seseorang. Suatu contoh adalah seseorang dengan gangguan skizofrenia, gangguan neurotik atau ketergantungan zat, dan bukan seorang yang skizofrenik, seorang neurotik dan pecandu.Pada semua gangguan jiwa memiliki persamaan dgn pendrita gangguan jiwa yg lain yaitu terletak pd ciri2 gangguan jiwa tersebut, tetapi juga dapat dilihat perbedaan dalam banyak hal yang penting dan dapat memengaruhi terapi hasil serta hasil terapi.
PPDGJ I1973
PPDGJ II1973
PPDGJ III1973
Urutan Hirarkhi Diagnosa Ganguan Jiwa PPDGJ III
F00 – F09 Gx mental organik/simtomatikF10 – F19 Gx mental perilaku akibat zat fsikoaktifF20 – F29 Gx Skizofrenia, Skizopita dan WahmF40 – F48 Gx neurotik dan gx stresF50 – F59 Sindrom prilaku dengan fsiologis dan faktor fisikF60 – F69 Gx kepribadian dan prilaku masa dewasa
Lanjutan
F70 – F79 Retradasi mentalF80 – F89 Gx perkembangan fsikologisF90 – F98 Gx prilaku dan emosional dgn onset masa kanak2 dan remajaKode Z Kondisi lain yg menjadi fokus perhatian klinis
Penggolongan gangguan jiwa secara umum
Psikotik
Organik
Delirium, epilepsi, demensi
Non organikSkizofrenia (simplek, hebeprinik, katatonik, paranoid, residual, wahm, gx mood, sikosa
Nonfsikotik ( Neurotik )
Gx cemas, gx psikoseksual, gx kepribadian (paranoid, pasif, agresif,
skizoid), alkoholisme, dan menarik diri.
SkizofreniaMerupakan bentuk fsikosis paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas yg terbesar. Pasien tidak memiliki kontak dgn realitas sehingga pemikiran dan
prilakunya abnormal
Kronisitas
Jika tidak diobati terjadi personalitas yg rusak
Cacat Mental
Skizofrenia
1896 Kraepelin
Dimensia Prekoks
1911 Bleuler
Skizofrenia
Terputusnya fungsi psikis (terbelah)
Perkiraan risiko skizofrenia pd suatu waktu tertentu 0,5-1%. Sekitar 15 % penderita yg masuk RSJ adalah pasien skizofrenia dan sebagian besar pasien skizofrenia akan tinggal di RS dlm waktu lama. Pria lebih sering dri pd wanita dimulai sebelum 30 tahun
Type Skizofrenia
Skizoprenia HebeprenikMulai biasanya pd usia akhir belasan tahun. Gejala awal kebingungan, konsentrasi buruk, berkabut, mimpi siang hari, sadar akan dirinya sendiri, murung, depresi, apatis, wahm sepintas, khas ada keanehan emosi, imfeoritas, hambatan dlm berfikir
Skizofrenia ParanoidGejala has waham dengan halusinasi auditorius, mulainya lebih lambat di banding hebeprenik, biasanya umur 30-50 tahun, perjalanan penyakitnya menahun, sehingga kemunduran personalitas, waham bisa diselubungi, fluktualisasi gejala secara periodik, didahului keperibadian paranoid.
Skizofrenia KatatonikPrilaku stereotipe, negativisme, pengambilan sikap, inmobilitas, dan stupor sikap paling jelas, hambatan pikiran, neulogisme, halusinasi juga bisa muncul, kegembiraan akut dapat menjadi tanda pertama penyakit, semakin jarang terjadi pada usia 30 tahun terakhir, merupakan produk dari neurosis institusional
Skizofrenia SimpleksGejala negatif mendominasi, tanpa dorongan dan inisiatif, kemiskinan pikiran dan emosi serta prilaku eksentrik, disorientasi usia, dan bukti ada penumpukan kerusakan serebrum, seperti terjadi pd pertikulus serbri, keadaan ini kadang merupakan hasil akhir dari gejala2 skizofrenia yg sebelumnya telah berkembang penuh, sehingga pasien seolah-olah langsung tampil dalam keadaan cacat.
ETIOLOGIHERIDITER
1% Masyarakat umum
5% ortu resiko
8% saudara kandung
10% pd anak-anak
30-40% kembar monozigot
Lanjutan……………
Lingkungan
Adanya tekanan emosi dlm keluraga,masya
Personalitas orang tua
Lanjutan…..
Emosi yg di ekspresikan
Pasien sering di omeli/di kekang
12% EE rendah/42 % EE tinggi
Tanpa Obat 92%
Pasien Kambuhan