3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V...

33
Classification and Diagnosis Psikologi Klinis

Transcript of 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V...

Page 1: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Classification and Diagnosis

Psikologi Klinis

Page 2: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Apa yang dimaksud dengan klasifikasi dalam psikologi klinis?

Page 3: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial
Page 4: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Klasifikasi v.s. Labeling

• Pemberian klasifikasi perlu dilakukan untuk menetapkan suatu diagnosis pada klien atau pasien.

• Labeling: memberikan cap pada orang ke dalam suatu klasifikasi atau penggolongan tanpa tujuan yang jelas.

• Dampak bagi masyarakat?

• Bagi orang yang diberikan label?

• Bagaimana mahasiswa psikologi seharusnya berperan?

Page 5: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Classification: sebuah cara para peneliti untuk mengorganisir, mendeskripsikan, serta menghubungkan dengan disiplin keilmuannya, termasuk psikologi

• Terdapat 2 prinsip utama:

• Validity: Apakah skema klasifikasi memberikan gambaran serta pemahaman yang tepat - sesuai dengan keilmuan serta simptoms

• Utility: seberapa berguna klasifikasi tersebut.

• Diagnosis system: Klasifikasi yang dilakukan berdasarkan aturan tertentu untuk mengorganisasi serta memahami suatu gangguan ataupun penyakit (kedokteran)

• Categorical Approach

• Dimensional Approach

Page 6: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Categorical Approach

• Subjek ditentutakan untuk menjadi anggota dari suatu kategori atau tidak.

• Ditentukan berdasarkan kualitas - pengukuran kualitatif

• Asumsi: terdapat perbedaan kualitatif antara hal yang menjadi keluhan dengan yang hal yang sudah masuk klasifikasi

• Contoh: Seseorang dikategorikan memiliki gangguan depresi mayor atau tidak

Page 7: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Dimensional Approach

• Subjek memiliki diklasifikasikan berdasarkan tingkat tertentu berdasarkan norma - merupakan sebuah kontinum

• Ditentukan berdasarkan kuantitatif - ada perhitungan norma tertentu

• Merefleksikan Higher-order constructs - neuroticism

• Contoh: Berat badan, tinggi badan, inteligensi.

• Contoh dalam konteks klinis: mildly depressed, moderately depressed, severely depressed

• Prototype model: members of a category may differ in degree to which they represent a common example (used in DSM)

Page 8: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Tujuan Klasifikasi (Kaplan, Sadock, dan Grebb)

• Komunikasi

• Memungkinkan dan memudahkan para ahli untuk berkomunikasi tentang suatu gangguan tanpa harus membuat daftar panjang dari tanda-tanda suatu gangguan.

• Kontrol/pengendalian

• Membuat prevensi terhadap munculnya gangguan serta untuk memilih atau mengubah terapi terhadap klien.

• Pemahaman

• Memahami penyebab gangguan, proses terjadinya dan mengapa gangguan tersebut bisa muncul serta bertahan.

Page 9: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

The Key is…

Categorical approach assumes that people differ in kind—a person who has a particular disorder is qualitatively different from a person who does not—whereas the dimensional approach assumes that people differ by degree alone, or quantitatively.

Page 10: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Diagnostic System

• Klasifikasi yang didasarkan pada aturan-aturan yang digunakan untuk memahami gejala dan gangguan tertentu

• Diagnosis: memasukkan seseorang ke dalam suatu kategori tertentu

• Terdapat keuntungan dan kerugian dalam melakukan diagnostik

• Keuntungan:?

• Kerugian:?

Page 11: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Memberikan deskripsi yang jelas mengenai kondisi klien atau pasien.

• Merefleksikan pemahaman yang tepat berdasarkan pada science untuk menjelaskan kondisi psikopatologis

• Membuat para ahli serta praktisi dapat berkomunikasi dengan lebih baik untuk mendefinisikan sebuah kondisi kesehatan mental tertentu.

• Memberikan indikasi yang menjadi sebuah kondisi pencetus (etiologi)

• Memberikan gambaran serta indikasi terhadap sebuah kondisi yang mungkin akan dihadapi (prognosis)

• Provide guidance on possible co-existing problems - komorbid

• Provide guidance on treatment

• Provide key term

• Provide a framework for determining reimbursement of health services and eligibility for special programs

Page 12: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Abnormal v.s Mental Disorder

• What is abnormal? Many factors need to be considered including:

• The cultural and societal context

• Whether there is distress or discomfort

• Whether the problem is harming others

• How common the problem is

• How much it is interfering with a person’s ability to function

• If it is common for that person’s developmental stage (developmental psychopathology)

Page 13: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Abnormal

• Untuk menentukan tingkah laku adalah abnormal atau tidak dibutuhkan informasi mengenai konteks perilaku muncul.

• Abnormal sangat tergantung dengan budaya, values dan konteks lingkungan di sekitarnya

• Mendefinisikan abnormal harus bergantung dengan data-data ilmiah sehingga akan lebih akurat

• Contoh:

• mengucapkan salam dalam budaya Indonesia Timur dan budaya Indonesia secara universal?

• Kesurupan?

• Cara mengekspresikan kesedihan?

• Apa lagi?

Page 14: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• No diagnosis is based on a single symptom

• DSM-IV-TR defines disorder in a complicated fashion including

• Symptoms associated with distress or impairment/disability

• Increased risk of suffering

• Culturally atypical

• Not just deviant behaviour (unless there is also dysfunction)

Page 15: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Mental Disorder

• Menurut APA:

• “...each of the mental disorders is conceptualized as a clinically significant behavioral or psychological syndrome or pattern that occurs in an individual and that is associated with present distress or disability or with a significantly increased risk of suffering death, pain, disability or an important loss of freedom. In addition, this syndrome or pattern must not be merely an expectable or culturally sanctioned response to a particular events. Whatever its original cause, it must currently be considered a manifestation of a behavioral, psychological, or biological dysfunction in the individual. Neither deviant behavior nor conflicts that are primarily between the individual and society are mental disorder unless the deviance or conflict is a symptom of a dysfunction in the individual, as describe above

Page 16: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Menurut Wakefield

• Harmful dysfunction = tidak dapat berfungsi sehari-hari dan membahayakan

• Definisi ini terdapat value judgement! bukan saja gejala penyerta saja yang dilihat namun juga pada fungsi sehari-hari dari individu.

• Misalnya: diagnosa untuk MR

• Definisi Widiger:

• Dyscontrol: tidak dapat mengkontrol perilaku. Namun memang sangat tergantung niat dan tindakan. Konsekuensinya terletak pada area hukum

Page 17: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Matchstick Men

Page 18: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Perkembangan Psikopatologis

• Pendekatan ini mengulik masalah tingkah laku yang berkaitan dengan tahapan perkembangan manusia

• Berkaitan erat dengan: sistem biologis dan tingkah laku

• Para ahli harus menentukan apakah perilaku yang dikeluhkan masih masuk dalam tahapan perkembangan atau tidak! gangguan perkembangan/developmental psychopathology.

• Misal: Autism, Conduct Disorder

Page 19: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Perkembangan Mental Disorder

• Penyebab mental disorder:biopsychosocial model (Biologis, psikologis, dan sosial).

• Masing-masing faktor menyumbangkan beragam bentuk dan berbeda-beda pada masing-masing kasus

• Stress memicu terjadinya mental disorder, digabungkan dengan individual differences

• Kadang ada yang sekali mengalami kemudian tidak mengalami, tapi ada juga yang tiada henti-hentinya disorder muncul

Page 20: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

DSM Approach to Diagnosis

• Sejarah perkembangan DSM

• Pertama kali dipublikasikan:1952! emphasized psychodinamic etiological factor ! treatment yang digunakan Psikoanalisa

• 2nd Edition was in 1968 ! neurological and biological factor for etiology!drug treatment

• 3rd Edition was in 1980 ! improving the organization and classification of mental disorder

Page 21: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Perbedaan DSM III dengan sebelumnya

• Manual lebih dapat menjangkau profesional dalam bidang kesehatan mental karena deskripsi perilaku sangat nyata dari setiap disorder

• Daftar gejala lebih jelas dari setiap disorder

• Reliabilitas lebih baik

• Mengenalkan multiaxial diagnostic system

• DSM-R III was publised in 1987! updated information

Page 22: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

DSM IV

• DSM III banyak dipakai oleh beragam profesional dari mental health, sehingga data juga menjadi lebih banyak

• Dasar membuat DSM IV!written literature review, proposal for developing diagnostic criteria

• DSM IV was published in 1994.

• DSM IV-TR was published in 2000

• DSM V was published in 2013 - masih banyak perdebatan dalam DSM V

Page 23: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Diagnosis Multiaksial

• Cara melakukan klasifikasi atau penggolongan perilaku abnormal telah mengalami berbagai perubahan.

• DSM - Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder

• DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ

• Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial memungkinkan terjadinya penilaian yang bersifat komprehensif dan sistematis

Page 24: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial
Page 25: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

5 Aksis

• Aksis I: berisi sindrom klinis dan kondisi-kondisi lain yang mungkin merupakan fokus perhatian klinis.

• Aksis II: gangguan kepribadian, termasuk ciri kepribadian yang menonjol, dan retardasi mental

• Aksis III: berisi kondisi medis umum

• Aksis IV: berisi problem psikososial dan lingkungan

• Aksis V: berisi penilaian fungsi secara global (GAF), ditulis dalam bentuk skala angka yang berkisar antara 0-100

Page 26: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Aksis III: digunakan untuk melaporkan kondisi medis umum terakhir dari klien yang secara potensial berhubungan dengan pemahaman dari gangguan seseorang. Apabila tidak ada, pada kasis tersebut dituliskan “None” atau “Tidak ada”

• Aksis IV: dipakai untuk melaporkan berbagai problem psikososial dan lingkungan yang bisa memengaruhi diagnosis, pengobatan, dan prognosis gangguan yang tertera pada aksis I dan II. Problem bisa merupakan peristiwa hidup negatif, masalah pekerjaan, ekonomi atau berkaitan dengan kelompok pendukung utama (keluarga). Tuliskan problem 1 tahun sebelum evaluasi yang terakhir, namun tidak menutup kemungkinan untuk mencatat masalah sebelumnya jika jelas ada kontribusinya dengan gangguan yang sedang menjadi fokus terapi.

• Aksis V: melaporkan penilaian ahli mengenai taraf berfungsinya seseorang secara global. GAF (Global Assesment of Functioning) berguna untuk merencanakan penanganan, mengukur dampak pengobatan serta meramalkan hasil terapi dan taraf pemulihan.

Page 27: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

¢ AXIS I 295.60 Schizophrenia residual type

¢ AXIS II NoneCiri kepribadian inferior, tidak mau menerima kenyataandari permasalahan yang sedang dihadapi, keras kepala, sering mencoba memanipulasi, ego tidak adekuat, sulitberinteraksi dengan lingkungannya karena kurangmemiliki minat terhadap kehidupan sosial, selalumembutuhkan afirmasi dari orang lain terkait denganpencapaiannya selama ini

¢ AXIS III none¢ AXIS IV occupational problem, family problem¢ AXIS V 65 (current)

Page 28: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Komorbid

• Bila seorang pasien memiliki diagnosa lebih dari satu

• Satu diagnosis yang dominan dimiliki, yang lainnya penyerta

• DSM attempts to decrease the likelihood of this with several exclusionary rules

• However, comorbidity is very common in the DSM (often >40%)

• Diagnosa tidak berlaku bagi rekasi kejadian normal terhadap stressor (misal: perceraian, terminal illness)

Page 29: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

Shades of Abnormality

• Berikan rating terhadap kasu-kasus ini:

• 1 = Pada dasarnya O.K. Tidak dibutuhkan penanganan psikoterapi

• 2 = Ada gangguan, namun belum parah. Perlu mempertimbangkan psikoterapi

• 3 = Sangat terganggu. Perlu mendapatkan psikoterapi

• 4 = Gangguan sangat parah. Harus rawat inap di rumah sakit jiwa!

Page 30: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Bob is a very intelligent, 25 year old member of a religious organization that is based on Buddhism. Bob's working for this organization caused considerable conflict between him and his parents, who are devout Catholics. Recently Bob experiences acute spells of nausea and fatigue that prevent him from working and which have forced him to return home to live with his parents. Various medical tests are being conducted, but as yet no physical causes of his problems have been found.

Page 31: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Jim was vice president of the freshman class at a local college and played on the school's football team. Later that year he dropped out of these activities and gradually became more and more withdrawn from friends and family. Neglecting to shave and shower, he began to look dirty and unhealthy. He spent most of his time alone in his room and sometimes complained to his parents that he heard voices in the curtains and in the closet. In his sophomore year he dropped out of school entirely. With increasing anxiety and agitation, he began to worry that the "Nazis" were plotting to kill his family and kidnap him.

Page 32: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Mary is a 30 year old musician who is very dedicated and successful in her work as a teacher in a local high school and as a part-time member of local musical groups. Since her marriage five years ago, which ended in divorce after six months, she has dated very few men. She often worries that her time is "running out" for establishing a good relationship with a man, getting married, and raising a family. Her friends tell her that she gets way too anxious around men, and that she needs to relax a little in general.

Page 33: 3. Classification and Diagnosisocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf · • DSM IV TR - DSM V —> APA; di Indonesia PPDGJ • Millon dan Davis (2000) - penggunaan model multiaksial

• Larry, a homosexual who has lived for three years with a man he met in graduate school, works as a psychologist in a large hospital. Although competent in his work, he often feels strained by the pressures of his demanding position. An added source of tension on the job is his not being able to confide in all his co-workers about his private life. Most of his leisure activities are with good friends who belong to the gay subculture.