MATERI KEWARGANEGARAAN KELAS X SEMESTER Isupentri.yolasite.com/resources/Hakekat Bangsa dan...

Post on 16-Feb-2018

251 views 5 download

Transcript of MATERI KEWARGANEGARAAN KELAS X SEMESTER Isupentri.yolasite.com/resources/Hakekat Bangsa dan...

MATERI KEWARGANEGARAAN

KELAS X

SEMESTER I

1.Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

2. Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional

3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan

perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

SEMESTER II

4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek

kehidupan

6. Menganalisis sistem politik di Indonesia

KOMPETENSI DASAR :

1.HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA

Indikator yang harus dicapai:

1.1 Hakekat manusia, kedudukan manusia sbg mahluk individu

dan mahluk sosial

1.2 Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur

terbentuknya negara

1.3 Mendeskripsikan hakikat negara dan bentuk-bentuk

kenegaraan

1.4 Menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan NKRI

1.5 Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan

patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara

Manusia “manu” (Sansekerta) ,

“mens” (Latin) yang artinya berfikir, berakal budi atau homo, yang

Berarti manusia.

Apa Yang Membedakan Manusia dengan Mahluk lain?

Mahluk gaib

HAKEKAT MANUSIA

hewanmanusia

Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Individu dan

Makhluk Sosial

A. Manusia sebagai makhluk individu.

Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai

person atau perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia

sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan

secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan

dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami

telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya “.

B. Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia

sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-

hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi

kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai

kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan

manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk

berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan

manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir,

dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.

PENGERTIAN BANGSA

Bangsa dalam arti etnis dapat disamakan dengan bangsa

dalam arti rasial atau keturunan.

Dalam arti kultural, bangsa merupakan sekelompok

manusia yang menganut kebudayaan yang sama

Dalam arti politis , bangsa merupakan kelompok manusia

Yang mendukung suatu organisasi kekuasaan yang disebut

Negara tanpa menyelidiki asal usul keturunannya

HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA

Pengertian Bangsa menurut para ahli

Ernest Renan (Perancis)

Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup

bersama (hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan

yang agung.

Otto Bauer (Jerman)

Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai

persamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya

persamaan nasib.

Ratzel (Jerman)

Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu.

Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara

manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).

Hans Kohn (Jerman)

Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam

sejarah.

PENGERTIAN NEGARA

Kata “negara” yang lazim digunakan di Indonesia berasal

dari bahasa Sansekerta nagari yang berarti wilayah, kota,

atau penguasa.

Pada umumnya ada 3 (tiga) pendekatan dalam mempelajari

terjadinya negara, yaitu

• melalui proses pertumbuhan primer dan

sekunder

• secara teoritis

• secara faktual

a. Pertumbuhan Primer dan Sekunder

Terjadinya negara berdasarkan pendekatan pertumbuhan primer

secara ringkas adalah sebagai berikut:

Fase Genootschaft ( suku)

Fase Rijk (kerajaan)

Fase Staat (negara )

Fase Natie ( nasional/demokrasi)

1.Fase Genootschaft /suku

Kehidupan manusia diawali dan sebuah keluarga, kemudian

berkembang luas menjadi kelompok-kelompok masyarakat hukum

tertentu (suku). Sebagai pimpinan, kepala suku bertanggungjawab

terhadap penyelenggaraan kehidupan bersama. Kepala suku

merupakan primus interpares (orang pertama di antara yang

sederajat) dan memimpin suatu suku, yang kemudian berkembang

luas baik karena faktor alami maupun karena penaklukan-penaklukan.

Kepala suku sebagai primus interpares kemudian menjadi seorang

raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Untuk menghadapi

kemungkinan adanya wilayah/suku lain yang memberontak, kerajaan

membeli senjata dan membangun semacam angkatan bersenjata yang

kuat sehingga raja menjadi berwibawa. Dengan demikian lambat laun

tumbuh kesadaran akan kebangsaan dalam bentuk negara nasional.

2. Fase Rijk / Fase Kerajaan

Masyarakat hukum yang paling sederhana tadi Menjadi

masyarakat yang lebih maju yaitu kerajaan yang disebut

dengan fase rijk. Pada fase ini kelompok kelompok individu yang bergabung telah memiliki kesadaran akan hak milik atas tanah dan menimbulkan penguasa penguasa

3) Fase Staat / Fase Negara Nasional

Pada awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut

dan tersentralisasi. Semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan

perintah raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan. Fase demikian

dinamakan fase nasional.

4) Fase Democratische Natie / Fase Negara Demokrasi

Rakyat yang semakin lama memiliki kesadaran kebangsaan

kemudian tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Ada

keinginan rakyat untuk mengendalikan pemerintahan dan memilih

pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi

mereka. Fase ini lebih dikenal dengan “kedaulatan rakyat”, yang

pada akhirnya mendorong lahirnya negara demokrasi.

pendekatan pertumbuhan sekunder, negara sebelumnya telah

ada, namun karena adanya revolusi, intervensi, dan

penaklukan, muncullah negara yang menggantikan negara yang

ada tersebut.

Terbentuknya negara secara sekunder

Contoh: lahirnya negara Indonesia setelah melewati revolusi

panjang yang mencapai klimaksnya pada tanggal 17 Agustus

1945. Lahimya negara Indonesia otomatis mengakhiri

pemerintahan Nederlands Indie (Hindia Belanda) di

Indonesia, dan negara lain kemudian mengakuinya baik

secara de facto maupun secara de jure.

b.Pendekatan Teoritis

Pendekatan teoritis pertumbuhan negara adalah pendekatan

yang berdasarkan pada pendapat­pendapat para ahli yang

masuk akal dan berbagai hasil penelitian.

c.Pendekatan faktual

Pendekatan faktual adalah pendekatan yang didasarkan pada

kenyataan-kenyataan yang benar-benar terjadi, yang

diungkap dalam sejarah (kenyataan historis).

Terjadinya negara secara faktual adalah sbb:accopatie (pendudukan), fusi(peleburan), cessie (penyerahan), accesie(penarikan), anexatie (pencaplokan), proklamation (kemerDekaan), innovation (pembentukan baru), sparatisme (pemiSahan).

FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA

Fungsi negara pada dasarnya hanya dua, yaitu sebagai berikut:

a. Melaksanakan ketertiban (law and order)

Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah

bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus

melaksanakan ketertiban. Negara bertindak sebagai

stabilisator.

b.Menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

fungsi negara dianggap dianggap penting. Setiap negara

mencoba meningkatkan dan memperluas taraf kehidupan

ekonomi masyarakat .

Tujuan Negara

Beberapa teori tujuan negara:

Teori Individualisme

Teori individualisme berpendapat bahwa negara tidak boleh campur

tangan dalam urusan pribadi, ekonomi, dan agama bagi warga

negaranya. Tujuan dibentuknya negara hanyalah berfungsi untuk

menjaga keamanan dan ketertiban individu serta menjamin kebebasan

seluas-luasnya dalam memperjuangkan kehidupannya.

Teori fasisme

Menurut paham fasis, negara bukan ciptaan rakyat melainkan ciptaan Orang kuat,

bila orang kuat sudah membentuk organisasi maka megara wajib menggembleng

dan mengisi jiwa rakyat secara totaliter, dan nasionalisme

Teori Sosialisme

Teori Integralistik

Teori sosialisme berpendapat bahwa negara mempunyai hak campur

tangan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal mi dilakukan

agar tujuan negara dapat tercapai. Tujuan negara sosialis adalah

memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan merata bagi setiap

anggota masyarakat.

Teori integralistik berpendapat bahwa tujuan negara itu merupakan

gabungan dan paham individualisme dan sosialisme. Paham

integralistik ingin menggabungkan kemauan rakyat dengan penguasa

(negara). Paham integralistik beranggapan bahwa negara didirikan

bukan hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan tertentu

saja, tetapi juga untuk kepentingan seluruh masyarakat negara yang

bersangkutan.

…..memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial, ………

Tujuan Negara Republik Indonesia

Tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4

Pengakuan Kedaulatan

1. Pengakuan Secara de Facto

2. Pengakuan Secara de Jure

*Pengakuan de facto yang bersifat tetap

*Pengakuan defacto yang bersifat sementara

* Pengakuan de jure yang bersifat penuh

* Pengakuan de jure yang bersifat tetap

Pengakuan de Facto diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah

memenuhi unsur-unsur negara, yaitu negara tersebut telah ada

pemimpinnya/pemerintahannya, ada rakyatnya, dan ada wilayahnya.

Pengakuan de facto menurut sifatnya dapat dibedakan sebagai berikut:

Bersifat tetap, artinya bahwa pengakuan dari negara lain dapat

menimbulkan hubungan bilateral di bidang perdagangan dan ekonomi

(konsul), untuk tingkat diplomatik belum dapat dilaksanakan.

Bersifat sementara, artinya bahwa pengakuan yang diberikan oleh negara

lain tidak melihat jangka panjang apakah negara itu eksis atau tidak. Apabila

ternyata negara tersebut tidak dapat bertahan maka pengakuan terhadap

negara itu dapat ditarik kembali

Pengakuan De Facto

Pengakuan Secara de Jure

artinya pengakuan terhadap sebuah negara secara resmi berdasarkan hukum

dengan segala konsekwensinya

Pengakuan de jure yang bersifat tetap, ini berlaku untuk selama-lamanya

sampai pada waktu yang tidak terbatas.

Pengakuan dejure yang bersfat penuh, ini mempunyai dampak dibukanya

hubungan bilateral di tingkat diplomatik dan konsul sehingga masing­masing

negara akan menempatkan perwakilannya di negara tersebut yang biasanya

dipimpin oleh seorang duta besar yang berkuasa penuh.

Dapat dibedakan atas :

LEMBAR KERJA II

Ya..ya,

tunggu

sebentar ya!

Kaya guk-

guk aja

Aku

belum

jelas

pak???

Aku

belum

jelas

pak???

Ya..ya,

tunggu

sebentar ya!

Kaya guk-

guk aja

Aku

belum

jelas

pak???

Aku

belum

jelas

pak???