Manajemen asuransi ppt

Post on 18-Jul-2015

796 views 45 download

Transcript of Manajemen asuransi ppt

MANAJEMEN ASURANSI

Nama Kelompok 5:

1. Eliyana Hanit Robati

2. Ernanda Febriyanti

3. Nina Tri Lestari

4. Novi Kumala Dewi

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Malang

Pengertian AsuransiMenurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentangUsaha Perasuransian:

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjianantara dua pihak atau lebih, dengan mana pihakpenanggung mengikatkan diri kepada tertanggungkarena kerugian, kerusakan, atau kehilangankeuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawabhukum kepada pihak ketiga yang mungkin akandiderita tertanggung, yang timbul dari suatuperistiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikansuatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalatau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Manfaat Asuransi

Manfaat bagi tertanggung (insured) antara lain sebagai berikut:

6. Membantu meningkatkan kegiatanusaha.

5. Alat penyebaran resiko.

4. Berfungsi sebagai tabungan.

3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagaijaminan untuk memperoleh kredit.

2. Pendistribusian biaya dan manfaatyang lebih adil.

1. Rasa aman dan perlindungan.

Risiko dan Ketidakpastian

Siamat (2005: 656) menjelaskan bahwa risikodalam industri perasuransian merupakanketidakpastian dari kerugian finansial ataukemungkinan terjadi kerugian, sehingga sesuatuyang mengalami kerugian finansial merupakansuatu risiko.

Ketidakpastian dan peluang kerugian ini dapatdibedakan sebagai berikut:

• ketidakpastian dari kebijakan ekonomiyang pada gilirannya mempengaruhikonsumsi, harga, atau perkembanganteknologi

Ketidakpastianekonomis

• ketidakpastian akan terjadi badai, banjir, kebakaran, atau bencana alam lainnya

Ketidakpastianyang berkaitandengan alam

• terjadinya perang, pembunuhan, pencurian, dan sebagainya

Ketidakpastianyang manusiawi

Jenis Risiko

Budisantoso & Triandaru (2006: 179) menjelaskan jenis-jenis risiko, yaitu:

1. Risiko murni (pure risk)

2. Risiko spekulatif (speculative risk)

3. Risiko individu

a) Risiko pribadi (personal risk)

b) Risiko harta (property risk)

c) Risiko tanggung gugat (liability risk)

Cara Menangani Risiko

Menurut Siamat (2005: 659—660) terdapat lima cara dalam menangani risiko, antara lain:

1. Menghindari risiko (risk avoidance

2. Mengurangi risiko (risk deduction)

3. Retensi risiko (risk retention)

4. Membagi risiko (risk sharing)

5. Mentransfer risiko (risk transfer)

Prinsip-prinsip Asuransi

Menurut Kasmir (2002: 281—283) bahwaterdapat beberapa prinsip-prinsip asuransi, yaitu:

1. Insurable interest

2. Itikad baik (utmost good faith)

3. Ganti rugi (indemnity

4. Proximate cause

5. Subrogation

6. Contribution

Konsep The Law of Large Numbers

Siamat (2005: 667) mengatakan bahwa the law of the large numbers yaitu “ hukum bilanganbesar” dimana semakin besar jumlah kelompokyang membagi kerugian, maka semakin keciljumlah beban kerugian setiap kelompokindividu.

Insurable Risk

• Menurut Siamat (2005: 668—669) risiko yang berkaitan dengan sifat inilah yang dinamakaninsurable risks, yaitu:

1. Loss – Unexpected

2. Reasonable

3. Catastrophic

4. Homogeneous

Peril dan Hazard

Peril

• secara sederhanadapat diartikansebagai penyebab atauyang mungkin dapatmenyebabkan suatukerugian.

Hazard

• merupakan setiapkeadaan yang dapatmemciptakan ataumendorongkesempatantimbulnya kerugiandari suatu peril ataupenyebab kerugian(Siamat, 2005: 669-670)

Siamat, (2005: 670) menyatakan bahwa Hazard

dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

timbul darikondisi fisikpenggunaanbarang yang dipertanggungkan

Physical Hazard

akibat kelalaian dantindakan yang tidakbertanggungjawabyang akanmenyebabkanterjadinya suatukerugian

Morale Hazard

seseorang dengansengaja menyebabkansuatu kerugian untukmemperoleh uangasuransi ataukompensasi lain

Moral Hazard

Jenis Usaha Perasuransian tolong dihyperlink

Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian, jenis usaha perasuransianmeliputi:

Usaha asuransikerugian

Usaha asuransi jiwa

Usaha reasuransi

Kontrak Asuransi

Siamat (2005: 687) menyatakan bahwa “kontrakasuransi disebut juga dengan contingent contract, yaitu kontrak atau janji di manaperusahaan asuransi akan melakukan sesuatutergantung pada terjadinya suatu peristiwa, misalnya terbakar rumah yang dipertanggungkan”.

Asuransi dan Idemnifikasi

Menurut Siamat (2005: 687) penggantiankerugian atau idemnifikasi berarti“mengembalikan pihak tertanggung kepadaposisi keuangan yang sama seperti sebelum iamengalami suatu kerugian”.

Idemnifikasi dan Prevensi Kerugian

Penggantian kerugian haruslah tidak melebihijumlah kerugian yang sebenarnya karena dapatmengurangi kemungkinan tertanggung dengansengaja melakukan tindakan kelalaian ataudengan sengaja ingin memperoleh keuntungandari pembayaran asuransi (Siamat, 2005: 687).

Polis Asuransi (Policy)

Budisantoso & Triandaru (2006: 182—183) menyatakan bahwa “polis asuransi adalah buktitertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihakyang mengadakan perjanjian asuransi”.

Fungsi polis menurut Simorangkir (2000: 178–179)

fungsi umum polis adalah:

1. Sebagai perjanjian pertanggungan

2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepadatertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibatperistiwa yang tidak terduga.

3. Sebagai bukti pembayaran premi asuransi olehtertanggung kepada penanggung sebagai balasjasa atas jaminan penanggung.

Menurut Siamat (2005: 688—689) kontrak asuransi yang

dinyatakan dalam bentuk polis pada umumnya terdiri atas

4 (empat) bagian yaitu:

• Suatu pernyataan yag bersifat informasimengenai resiko yang akan diasuransikan dandigunakan sebagai dasar untuk menetapkanpremi penerbitan polis

Declarations

• Perjanjian pertanggungan yang merupakanbagian yang mengatur ketentuan kedua pihak, tertanggung dan penanggung

Insuring Agreement

• Mengatur ketentuan kedua belah pihak yaitutertanggung dan penanggung, dalammenyetujui untuk melakukan pemeriksaan atassuatu kejadian

Conditions

• Pada bagian ini harus disebutkan dengan jelasbentuk peril apa saja yang tidak ditutup ataudiluar penutupan pertanggungan.

Exclusions ataupengendalian

Aspek Hukum KontrakMenurut Siamat (2005: 689—690) ada beberapaketentuan yang mempengaruhi suatu kontrak:

1. Warranties:ketentuan khusus atau pernyataan didalam polis yang berkaitan denga sifat resiko.

2. Representation:suatu masalah pendapat, opini, atau keyakinan, yaitu tertanggung meyakinikebenaran pernyataan apakah hal tersebut dapatdibuktikan atau tidak, representation juga dapatdikatakan sebagai pernyataan yang dibuat olehtertanggung supaya memperoleh polis asuransi.

3. Concealment

4. Fraud

Pengaturan Perasuransian di Indonesia

acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian diIndonesia saat ini :

1. UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian2. PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian3. Keputusan menteri keuangan, antara lain:

a. Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentangPerizinan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi

b. No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentangKesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi

c. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentangPenyelenggaraan Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi

d. No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentangPerizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi

Perizinan

1. Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagiperusahaan perasuransian menurut PP Nomor73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

a. Persetujuan Prinsip

b. Izin usaha

2. Modal disetor perusahaan perasuransianditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Solvabilitas

Menurut Siamat (2005:698) “solvabilitas adalahselisih antara kekayaan yang diperkenankan(admitted assets) dengan jumlah kewajiban danmodal disetor perusahaan yang bersangkutan”.

Kekayaan yang Diperkenankan

1. Kas dan bank2. Investasi3. Tagihan premi langsung atau premi murni bagi asuransi jiwa4. Tagihan reasuransi yang meliputi tagihan:

a. Premi reasuransib. Komisi reasuransic. Klaim reasuransi

5. Tagihan hasil investasi6. Perangkat keras computer7. Tanah dan bangunan

Ketentuan pemilikan tanah dan bangunan ditetapkan sebagaiberikut:a. Perusahaan asuansi kerugian dan perusahaan reasuransi

maksimum 20% dari modal sendirib. Perusahaan asuransi jiwa 40% dari modal sendiri

Investasi Perusahaan Asuransi

Menurut Siamat (2005: 699) “ketentuan dalammelakukan investasi oleh perusahaan asuransi kerugiandan perusahaan reasuransi adalah sebagai berikut:

1. Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito2. Investasi dalam SPBU dan surat pengakuan utang3. Saham, Obligasi, atau surat berharga lainnya yang

dicatat di bursa efek di Indonesia4. Penyertaan langsung kepada badan hukum Indonesia5. Bangunan atau tanah dan bangunan untuk tujuan

investasi6. Pinjaman hipotek7. Pinjaman polis8. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Cadangan Teknis

1. Cadangan PremiKetentuan pembentukannya adalah sebagai berikut:a. Pembentukan cadangan atas premi yang belum

merupakan pendapatan bagi asuransi kerugiandihitung dengan cara harian dikurangan bagianyang direasuransikan untuk setiap polis.

b. Pembentukan cadangan premi asuransi jiwaharus dihitung dari selisih antara nilai sekarangdari manfaat yang akan datang dengan nilaisekarang dari premi murni yang akan diterimadi masa yang akan datang.

2. Cadangan Klaim1. Perhitungan cadangan klaim asuransi kerugian ditetapkan

sebagai berikut:a. Jumlah klaim yang disepakati tetapi belum dibayar,

berikut biaya jasa penilai kerugian, dikurangi denganbeban klaim yang menjadi bagian dari penanggungulang.

b. Klaim dalam proses penyelesaian, berikut biaya jasapenilaian kerugian, dikurangi dengan beban klaim yang akan menjadi bagian dari penanggung ulang.

c. Klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan, berikut biaya jasa penilaian kerugian, dikurangi denganbeban klaim yang akan menjadi bagian dari penanggungulang.

2. Perhitungan cadangan klaim asuransi jiwa didasarka padaselisih lebih antara perkiraan jumlah klaim kematianberdasarkan Tabel Motalitas dengan klaim yang telahdilaporkan.

Retensi Diri atau Own Retention

Menurut Siamat (2005: 700) retensi diri adalah“bagian dari jumlah uang pertanggungan setiaprisiko yang menjadi tanggungan sendiri tanpadukungan reasuransi”.

Premi Bruto dan Premi Neto

Siamat (2005: 700) menyatakan bahwa “premibruto adalah premi penutupan langsungditambah premi penutupan tidak langsungsetelah masing-masing dikurangi komisi. Sedangkan premi neto adalah premi brutodikurangi premi reasuransi dibayar, setelahpremi reasuransi dibayar tersebut dikurangikomisinya”.

TERIMA KASIH

Asuransi Kerugian

Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 adalah usaha memberikan jasa dalampenanggulangan risiko atau kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab padapihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Asuransi Kerugian

1. Asuransi Kebakaran

Kebakaran merupakan sesuatu yang terbakaryang seharusnya tidak terbakar yang kejadiannya merupakan kecelakaan bukansecara tiba-tiba dan tidak ada unsure kesengajaan(Siamat, 2005:672).

1. Asuransi Kebakarana) Polis Asuransi Kebakaran

Dalam polis asuransi kebakaran, terdapat hal yang tidak dimasukkan atau dikecualikan daripertanggungan yang disebabkan oleh:• Kebakaran atau peledakan yang disebabkan oleh

suatu cacat, kebusukan sendiri, atau yang langsung disebabkan dari sifat barang itu.

• Perang, penyerbuan, pemberontakan, revolusi, huru-hara, pemberontakan militer, dansebagainya.

• Kerusuhan, pemogokan, perbuatan jahat, tertabrak kendaraan, letusan gunung api, gempabumi, banjir, angin topan, kerusakan karena air.

• Radiasi nuklir, reaksi nuklir, atau pencemaranradio aktif (Siamat, 2005: 672-673).

1. Asuransi Kebakaran

b) Extended Coverage

• Peril yang termasuk extended coverage adalahsebagai berikut:

• Angin topan;

• Hujan batu es;

• Ledakan;

• Kerusuhan dan huru-hara;

• Rusak oleh pesawat udara;

• Rusak oleh kendaraan;

• Asap (Siamat, 2005:673).

1. Asuransi Kebakaran

c) Time Element Coverage

Siamat (2005: 675) menyatakan bahwa salahsatu penentuan risiko tambahan untuk suatuusaha adalah time element insurance.

2. Asuransi Pengangkutan

Dalam polis asuransi pengangkutan atau marine insurance, penanggung atau perusahaanasuransi akan menjamin kerugian yang dialamitertanggung akibat terjadinya kehilangan ataukerusakan pada saat pelayaran.

2. Asuransi Pengangkutan

2. Asuransi Pengangkutan

Asuransi pengangkutan menurut sifatnya dapatdigolongkan menjadi dua cabang yaitu:

a) Pelayaran samudera (ocean marine)

b) Pelayaran nusantara (inland marine)

Asuransi Jiwa

Siamat (2005: 691) menyatakan pengertianasuransi jiwa adalah “suatu jasa yang diberikanoleh perusahaan asuransi dalampenanggulangan risiko yang dikaitkan denganjiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan”.

Asuransi Jiwa

Menurut Siamat (2005: 691) asuransi jiwamerupakan instrumen untuk:

1. Memberikan dukungan bagi pihak yang selamatdari suatu kecelakaan

2. Membayar santunan bagi tertanggung yang meninggal

3. Membantu usaha dari kerugian yang disebabkanmeninggalnya pejabat kunci perusahaan

4. Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun, keperluan penting, dan penggunaan untuk bisnis

5. Menunda atau menghindari pajak pendapatan

Asuransi Jiwa

Jenis-jenis Polis Asuransi Jiwa

Siamat (2005: 691) membagi polis asuransi jiwamenjadi 4, yaitu:

1. Term Insurance atau asuransi berjangka

2. Endowment insurance

3. Whole life insurance atau asuransi seumurhidup

4. Annuity atau anuitas

Asuransi Jiwa

Ruang Lingkup Usaha Asuransi Jiwa

Siamat (2005:696) menggolongkan asuransijiwa menjadi 3 macam, yaitu:

1. Ordinary life insurance

2. Group life insurance

3. Industrial life insurance

Reasuransi

Siamat (2005: 677) mengatakan “pengertiansederhana reasuransi (reinsurance) padaprinsipnya adalah pertanggungan ulang ataupertanggungan yang dipertangungkan atausering disebut asuransi dari asuransi”.

Reasuransi

a) Koasuransi dan Reasuransi

Penyebaran risiko dapat dilakukan dengan duacara yaitu:

• Koasuransi yang merupakan pertanggunganyang dilakukan secara bersama atas suatu objekasuransi.

• Reasuransi (Siamat, 2005: 678).

Reasuransi

b) Fungsi Reasuransi

• Meningkatkan Kapasitas Akseptasi

• Alat Penyebaran Risiko

• Meningkatkan Stabilitas Usaha

• Meningkatkan Kepercayaan

Reasuransi

c) Jenis Reasuransi

• Treaty, Facultative Reinsurance, Hybrid

• Reasuransi Proporsional

• Reasuransi Non-Proporsional