Post on 30-Jun-2015
MAKALAH SOSIOLOGI
“PENGENDALIAN SOSIAL”
Kelompok 5 :
Bobby Amirunnabil Z. ( )
Laura Estwin Gunawan ( )
Riasha Putri K. ( )
Yasmin Nabila Ratna ( )
DISUSUN SEBAGAI BAHAN DISKUSI MP. SOSIOLOGI SEMESTER 2 TH
2010/2011
SMAN Unggulan Mohammad Husni Thamrin
Jalan Bambu Wulung, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur
Telepon (62 21) 84596769, 84597845, Faksimile (62 21) 84597916
1
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr Wb,
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas seluruh karunia
yang dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat mengerjakan makalah sosiologi
yang telah dipercayakan pada kami dengan semaksimal mungkin.
Makalah ini kami ajukan sebagai bentuk pemenuhan tugas Sosiologi
yang. Pada makalah ini, kami mengangkat “pengendalian sosial” sebagai
topik.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan
YME, Bapak Rusman selaku guru pembimbing Sosiologi, teman-teman
anggota kelompok 5 dan semua pihak yang ikut terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Namun kami menyadari hasil kerja ini juga memiliki banyak
kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian kami, karena itu kami akan
menerima kritik dan saran yang konstruktif dengan senang hati agar
karya-karya kami menjadi lebih sempurna di masa mendatang.
Demikian kami sebagai penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi semua dan khususnya kami sebagai penulis. Terima kasih.
Jakarta, Maret 2011
Kelompok 5 Kelas X-2
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN........................................................................
KATA PENGANTAR …………………............................................
DAFTAR ISI…………………………………..………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….………..
A. A.LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
BAB 2 PEMBAHASAN……………..………………………………
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL
B. CARA PENGENDALIAN SOSIAL
C. PERAN LEMBAGA FORMAL DAN INFORMAL DALAM
PENGENDALIAN SOSIAL
BAB 3 KESIMPULAN…………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri. Sehingga,
mereka cenderung hidup bersama dalam suatu kelompok besar maupun
kecil. Sebagai salah satu anggota kelompok, mereka akan cenderung untuk
mengikuti peraturan yang ada pada kelompok tersebut, dengan tujuan agar
mereka tidak terasingi, dapat berbaur, dan lebih mudah dalam menjalani
hidup.
Mematuhi peraturan dalam suatu kelompok dan berperilaku sesuai
yang diharapkan oleh masyarakat disebut konformitas. Pada dasarnya,
semua manusia cenderung berperilaku konform, namun pada kenyataannya,
banyak pula manusia yang merasa tertekan oleh peraturan-peraturan yang
ada dan berbalik menjadi berperilaku non-konform atau tidak taat pada
aturan/menyimpang.
Setiap daerah memiliki karakteristik dalam penaatan peraturannya.
Misalnya, pada daerah pedesaan, maka perilaku konform sangat ditekankan,
dan perilaku non-konform/menyimpang sangat ditentang. Sehingga
perubahan konform atau non-konform/menyimpang di wilayah pedesaan
sangatlah jarang ditemui, perubahan bersifat homogen. Sementara, di
wilayah perkotaan, perilaku konform sangat erat kaitannya dengan
penghambatan kemajuan. Ini dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang
sangat peka terhadap perubahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian pengendalian sosial ?
2. Bagaimana cara pengendalian sosial ?
3. Apakah peran lembaga formal dan informal dalam pengendalian
sosial ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan pengertian tentang pengendalian sosial
2. Agar pembaca dapat mengetahui masalah konformitas dan perilaku
menyimpang
3. Agar pembaca dapat memilih dan mengambil hal-hal positif dari
makalah ini dan menghindari hal-hal negatifnya.
5
D. MANFAAT PENULISAN
1. Sebagai bahan diskusi
2. Memperluas cakralawa berfikir
3. Melatih kemampuan untuk menulis karya tulis/makalah
6. Melatih siswa untuk berpikir kritis dengan tetap mematuhi norma-
norma kesopanan yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
BAGAN PEMBAHASAN KONFORMITAS DAN PERILAKU MENYIMPANG
7
perilakukonformi
tas
Perilaku menyimp
ang
positif
negatif
Sosialisasi tidak sempurna
Meniru perilaku salah
Nilai subkebudayaan
yang menyimpang
Kejahatan Penyimpangan
SeksualObat Terlarang
Penyimpangan Gaya Hidup
dibagi atas
bersifat
Disebabkan oleh
terdiri dari
A. PENGERTIAN KONFORMITAS
Konformitas secara garis besar:
• Konformitas adalah bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang
berprilaku sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat di mana
ia tinggal
• Konformitas berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat
dengan cara mentaati norma dan nilai-nilai masyarakat
Konformitas biasanya melahirkan kepatuhan dan ketaatan
Konformitas menurut para ahli:
( John M. Shepards)
o Bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang berperilaku
terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok di mana
ia tinggal
( Soerjono Soekanto, 2000 )
o Konformitas berarti penyesuaian diri dengan masyarakat
dengan cara mengindahkan norma dan nilai masyarakat.
( Kamanto Sunarto, 2004 )
o Jadi konformitas adalah seseorang berperilaku terhadap orang
lain sesuai dengan harapan merupakan bentuk interaksi yang di
dalamnya kelompok.
( Kiesler & Kiesler, 1969, p.2 )
o Konformitas tidak hanya bertindak atau bertingkah laku seperti
yang orang lain llakukan tetapi juga terpengaruh bagaimana
orang lain bertindak
Hal tambahan mengenai konformitas:
• Compliance : konformitas yang benar-benar bertentangan dengan
keinginan kita, dilakukan untuk mendapat hadiah atau menghindari
hukuman.
• Acceptance : Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan alasan untuk
melakukan konformitas tersebut, tidak sepenuhnya kita ingkari.
9
B. ALASAN MELAKUKAN KONFORMITAS
• Keinginan seseorang untuk memenuhi harapan orang lain atau
mengupayakan penerimaan/ penyesuaian diri ( normative influence)
Perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat
( informational influence)
C. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KONFORMITAS
a. Kurangnya Informasi
b. Kepercayaan terhadap kelompok
c. Kepercayaan diri yang lemah
d. Rasa takut terhadap celaan sosial
e. Rasa takut terhadap penyimpangan
f. Kekompakan kelompok
g. Kesepakatan kelompok
h. Ukuran kelompok
i. Keterikatan pada penilaian bebas
j. Keterikatan terhadap Non-Konformitas
D. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG/NON-KONFORM
• Menurut Kajian Sosioligis
Perilaku menyimpang bukan sesuatu yang melekat pada bentuk
periaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi
sosial
Korblum
Penyimpangan tidak hanya dapat dikategorikan kepada individu atau
masyarakat dengan kategori deviance (penyimpangan) dan deviant
( penyimpang), tetapi akan dijumpai pula yang disebut deviant
institution ( institusi menyimpang)
Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli:
1. Robert K Merton
Menurutnya perilaku menyimpang terjadi karena tidak adanya kaitan
antara tujuan dengan cara yang telah ditetapkan dan dibenarkan oleh
struktur social. Stuktur social menghasilkan pelanggaran aturan sosial dan
menekan orang tertentu ke arah perilaku nonkonfirm. Merton
mengidentifikasikan 5 tipe cara adaptasi individu terhadap situasi
tertentu,yakni :
11
a. Konformitas
Perilaku seseorang mengikuti cara dan tujuan yang telah di tetapkan
oleh masyarakat.
b. Inovasi
Perilaku seseorang mengikuti tujuan yang di tentukan masyarakat.
Akan tetapi ia memakai cara yang di larang oleh masyarakat.
c. Ritualisme
Perilaku seseorang yang meninggalkan tujuan budaya,tetapi tetap
berpegang pada cara yang tealh di tetapkan oleh masyarakat.
d. Retreatisme
Perilaku seseorang tidak mengikuti tujuan dan cara yang dikehendaki.
Pola adaptasi seperti ini dapat dilihat pada orang yang mengalami
gangguan kejiwaan atau pemabuk. Orang tersebut berada dalam
masyarakat tapi tidak di anggap sebagai masyarakat.
e. Rebellion
Pola adaptasi ini tidak lagi mengakui stuktu social yang ada dan
berupaya menciptakan stuktur yang baru. Tujuan yang ada di
anggap sebagai pngahalang bagi tukuan yang di dambakan. Demikian
pula dengan cara yang ada untuk mencapai tujuan tersebut tidak
diakui.
Dari adaptasi yang diatas, adaptasi konformitas merupakan perilaku
yang tidak menyimpang sedangkan ke empat yang lainnya
merupakan perilaku menyimpang.
2. Emile Durkheim
Menurutnya, keseragaman semua anggota masyarakat tentang
kesadaran moral tidak dimungkinkan. Tiap individu berbeda satu dengan
yang lain karena dipengaruhi oleh berbagai factor. Diantaranya yaitu factor
keturunan,lingkungan fisik dan social budaya. Durkheim berpandangan
bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat karena dengan adanya kejahatan
maka moralitas dan hokum dapat berkembang secara normal.
3. Karl Marx
Mengemukakan teori konflik. Menurut Marx Perilaku menyimpang
merupakan perilaku yang didefinisikan atau dibentuk oleh pihak yang
berkuasa untuk melindungi kepentingan sendiri.
4. David Berry
Penyimpangan bukan hanya karena seseorang gagal menyesuaikan
diri dengan standar nilai dan norma tertentu, tapi juga karena orang itu
memilih standar nilai dan norma bagi dirinya sendiri yang berbeda dengan
standar orang lain. Dan ada beberapa tokoh yang menghubungkan
perilaku menyimpang dengan cirri-ciri fisik.
13
5. James W. Van Der Zanden
Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau
benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran
norma dan nilai sosial suatu masyarakat tertentu
6. Robert M. Z. Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku dalam sistem sosial.
Perilaku tersebut menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem itu untuk memperbaikinya.
7. Edward H. Sutherland
Mengemukakan sebuah teori differential association. Yaitu,
penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda, dipelajari melalui
proses alih budaya. Melalui proses belajar ini, seseorang mempelajari
suatu budaya menyimpang.
8. Edwin M. Lemert
Lemert menyatakan bahwa perilaku menyimpang terjadi karena
pemeberian julukan, cap, atau merek tertentu yang dianggap menyimpang
dalam suatu masyarakat (labeling). Ia membagi penyimpangan dalam dua
bentuk, primer dan sekunder.
E. PEMBAGIAN PERILAKU MENYIMPANG/NON-KONFORM
Primer
• Perbuatan menyimpang yang diperbuat seseorang, namun
orang tersebut masih bisa diterima secara sosial
• Sifatnya sementara, tidak berulang, dapat ditolerir masyarakat
• Contoh perilaku:
• Kebut-kebutan
Sekunder
• Perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum
dikenal sebagai perilaku menyimpang
• Kehadirannya ditolak oleh masyarakat dimana dia tinggal
• Contoh perilaku:
• Membunuh, merampok, berjudi, dll
15
F. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MENYIMPANG DAN SOSIALISASI
YANG TIDAK SEMPURNA
Ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh pelaku-pelaku
sosialisasi menyebabkan sosialisasi berjalan tidak sempurna
Contoh: Misalkan orang tua mengingatkan anaknya untuk tidak menonton
film kekerasan, namun acara tv mempertontonkan film kekerasan,
sehingga anak-anak mempersepsikan bahwa tokoh-tokoh keras sebagai
pahlawan
G. SIFAT DAN MACAM PERILAKU MENYIMPANG
Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan Bersifat Positif
Penyimpangan yang memberikan dampak positif terhadap sistem sosial
(mengandung unsure inovatif, kreatif, dan memperkaya alternatif)
Contoh:
Emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan
banyak wanita karier.
2. Penyimpangan Bersifat Negatif
Pelaku penyimpangan bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang
dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem
sosial.
Contoh:
Seseorang yang terbukti melakukan pembunuhan diproses melalui
pengadilan dan dapat diancam hukuman minimal 8 tahun penjara
Macam-Macam Perilaku Menyimpang
1. Tindakan Kriminal/Kejahatan
Bertentangan dengan norma hukum, norma sosial, dan norma agama
yang berlaku di masyarakat. Tindakan ini cenderung merugikan
masyarakat luas.
Light, Keller, dan Calhoun membagi kejahatan menjadi 4 tipe yaitu:
Kejahatan tanpa korban mengakibatkan penderitaan pada korban
akibat tindak pidana orang lain
Contoh: berjudi, mabuk-mabukan, seks bebas
17
Kejahatan terorganisasi Komplotan yang secara berkesinambungan
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang/kekuasaan
dengan jalan menghindari hukum.
Contoh: komplotan korupsi, perjudian gelap, penadah barang curian,
rentenir
Kejahatan kerah putih tipe kejahatan yang mengacu pada
kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang/orang yang berstatus
tinggi dalam rangka pekerjaannya.
Contoh: penghindaran pajak, pejabat Negara yang melakukan korupsi
Kejahatan korporat Kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi
dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian.
Contoh: Suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai dan
mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.
2. Penyimpangan Seksual
Perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan.
Beberapa tipe penyimpangan seksual:
Perzinahan hubungan seksual diluar nikah
Lesbianisme hubungan seksual oleh sesame wanita
Homoseksual hubungan seksual oleh sesame pria
Kumpul Kebo hidup seperti suami istri tanpa nikah
Sodomi hubungan seks melalui anus
Transvestitisme memuaskan keinginan seks dengan mengenakan
pakaian lawan jenis
Sadisme pemuasan seks dengan menyakiti orang lain
Pedofilia memuaskan keinginan seks dengan mengadakan kontak
seksual dengan anak-anak
3. Pemakaian dan Pengedaran Obat Terlarang
Merupakan penyimpangan dari nilai dan norma sosial maupun agama.
Berakibat negatif pada kesehatan fisik, mental seseorang dan pada
eksistensi sebuah Negara.
Menurut Dr.Graham Baliane, berikut adalah faktor-faktor penggunaan
narkotik:
Ingin tahu dan iseng
Solidaritas di antara kawan
Ingin menghilangkan kegelisahan
Ingin mencari dan menemukan arti hidup
19
Mengisi kekosongan dan kebosanan
4. Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup
Biasanya dengan sikap arogansi dan eksentrik.
Sikap arogan bisa saja dilakukan oleh seseorang yang ingin menutupi
kekurangannya. Sikap arogansi antara lain adalah kesombongan
terhadap sesuatu yang dimilikinya.
Sikap eksentrik ialah perbuatan yang menyimpang dari biasanya
sehingga dianggap aneh, contoh: anak lelaki memakai anting-anting,
dll.
BAB III
KESIMPULAN
1. Konformitas adalah bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang
berprilaku sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat di
mana ia tinggal
2. Konformitas biasanya melahirkan kepatuhan dan ketaatan
3. Compliance : konformitas yang benar-benar bertentangan
dengan keinginan kita, dilakukan untuk mendapat hadiah atau
menghindari hukuman.
4. Acceptance : Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan alasan
untuk melakukan konformitas tersebut, tidak sepenuhnya kita
ingkari.
5. Perilaku menyimpang bukan sesuatu yang melekat pada bentuk
periaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan melalui
definisi sosial
6. Pembagian perilaku menyimpang: prmer dan sekunder
7. Ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh pelaku-
pelaku sosialisasi menyebabkan sosialisasi berjalan tidak
sempurna
21
8. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang : positif dan negatif
9. Macam-Macam Perilaku Menyimpang : Tindakan kriminal atau
kejahatan, penyimpangan seksual, pemakaian dan pengedaran
obat terlarang, penyimpangan dalam bentuk gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun. Suryawati, Juju. 2010. Sociology 1B for Senior High School
Grade X Semester 2. Jakarta: Esis
23