Post on 14-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhanya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok
dan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya
tujuan hidup kelompok tersebut, di mulai dari kelompok terkecil ke kelompok yang besar
,mulanya hidup dalam keluarga selanjuntya mereka membentuk kelompok lebih besar
lagi seperti suku, masyarakat, bangsa dan negara yang bersatu untuk mencapai tujuan dan
kepentingan yang sama.
Atas persamaan itulah terbentuk bangsa dan negara, yang masing - masing
memiliki arti yang berbeda tetapi bermakna sama. bangsa dan negara adalah orang orang
yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan
sendiri dan mempunyai kepentingan yang sama.
Dewasa ini, kita telah terbiasa dengan berbagai aspek kehidupan baik itu dalam
lingkup keluarga, masyarakat ataupun bangsa. Berkaitan dengan hal ini maka penyusun
menyadari bahwa begitu pentingnya upaya untuk menjaga kelestarian budaya hidup antar
masyarakat dalam suatu negara yang aman, nyaman , tentram dan sejahtera.
Serta dalam hidup bermasyarakat harus disadari bahwa adanya keterikatan kita
dengan norma – norma yang berlaku pada saat itu. Misalnya di lingkungan daerah masih
ada yang namanya adat istiadat atau kebiasaan yang secara turun temurun melekat pada
diri setiap orang tua kita, tentunya pada kita sendiri. Adat istiadat tersebut harus dipenuhi
karena telah disepakati oleh masyarakat terdahulu.
Tetapi pada kenyataannya norma atau adat istiadat tersebut belum sepenuhnya
dilaksanakan, karena mungkin adanya modernisasi baik itu dalam hal budaya, ideologi,
ataupun dalam bidang lain. Oleh karena itu kita harus mempunyai filter dalam
menghadapi globalisasi zaman tersebut supaya hal yang positif dapat kita ambil dan tetap
melestarikan budaya hidup berbangsa dan bernegara yang baik.
- 1 -
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah – satu tugas
Ujian Akhir Semester ( UAS ) mata kuliah Pancasila pada khususnya, serta untuk
mengetahui tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.
1.3 Rumusan Masalah
Makalah tentang “ Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara “ , mencakup beberapa
permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara?
2. Apa sajakah norma- norma yang ada dalam hidup berbangsa?
3. Bagaimana hubungan norma yang satu denagn norma yang lainnya?
4. Apakah hakikat kehidupan berbangsa dan bernegara yang sebenarnya?
5. Bagaimana peranan mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
1.4 Sistematika Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari tiga Bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar belakang, rumusan masalah, dan
sistematika penulisan.
Bab II : Pembahasan, berisikan tentang pengenalan, hakikat, norma – norma serta
peranan mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan berbangsa.
Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
- 2 -
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Seorang ahli / negarawan mengatakan bahwa manusia dinamakan Zoon Politicon
yang artinya manusia selalu mempunyai keinginan untuk hihup secara bersama – sama.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, maka manusia harus saling berhubungan,
komunikasi, saling menolong satu sama lain. Jadi setiap manusia, baik sebagai individu
atauanggota masyarakat selalu membutuhkan bantuan
oranglain. Dalam interaksi sosial tersebut, setiap individu bertindak sesuai dengan
kedudukan, status sosial, dan peran yang mereka masing-masing.Tindakan manusia
dalam interaksi sosial itu senantiasa didasari oleh nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat.
Di dalam TAP MPR RI No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara. dijelaskan tentang pengertian etika kehidupan 1998, serta kaitannnya
dengan pancasila yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara .
Dalam hal ini juga harus adanya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Keterbukaan artinya memberikan peluang pihak luar untuk
masuk dan menerima berbagai hal dari luar masuk, baik di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, kebudayaan, ideology, paham, dan aliran maupun ekonomi. Keterbukaaan
sangat erat kaitanya dengan arus informasi dan komunikasi. Bagi bangsa bangsa di dunia
yang menutup informasi dan komunikasi, mereka akan dikucilkan dari percaturan dunia.
Oleh karena itu, mutlak bagi suatu bangsa dan negara untuk masuk dalam kancah
informasi dan komunikasi.
Diantara beberapa faktor yang mendukung kesiapan warga negara untuk
menyongsong perubahan menuju kehidupan yang modern, antara lain adalah suasana
- 3 -
keterbukaan. Negara dan bangsa tidak boleh menutup diri dari segala sesuatu yang datang
dari luar, baik dalam bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun berbagai
pola hidup, pola berpikir, dan konsep yang siap pakai untuk suatau pembaharuan.
Dalam menghadapi keterbukaan, kita harus tetap bersikap waspada bahwa tidak
semua kemajuan yang berasal dari luar itu cocok dengan kepribadian bangsa kita. Oleh
karena itu, pancasila harus menjadi filter untuk semua karena pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa. Suasana keterbukaaan dimaksudkan sebagai keterbukaaan
dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain keterbukaan iklim politik, yaitu bahwa
setiap warga berhak mengemukaakan pendapatnya sejauh tidak bertentangan dalam
Undang Undang Dasar 1945. Jika dimaksudkan untuk menjujnjung tinggi dasar Negara
kita, keterbukaaan itu hendaknya benar benar ditegakan dalam kesatuan nafas dengan
semangat filafat pancasila dan UUD 1945.
Selain itu, dengan adanya keterbukaaan sudah barang tentu semuanya boleh di
ungkapkan ke public (umum). Pornografi yang terlarang misalnya tidak boleh di
publikasikan dengan dallih keterbukaan atau kebebasan. Kita telah bersepakat bahwa
keterbukaaan itu bukan tanpa batas. Keterbukaan tanpa batas dapat memperbesar peluang
timbulnya konflik yang sulit dikendalikan, yang akhirnya menjurus kearah timbulnya
keresahan dan kekacauan, hal itulah yang harus kiata hindari.
Disamping suasana keterbukaan adalah sistem mobilitas sosial terbuka, yakni
Negara republik Indonesia mennganut asas bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan yang sama di depan hukum dan pemerintahan dan ini merupakan prinsip
kedaulatan rakyat yang terdapat dalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945, 28D ayat (1) dan (2)
yang menpunyai ketentuan kesamaan di dalam hukum dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan dengan tidak ada kecualinya dan setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil atau tidak ada diskriminasi .
Keadilan diartikan sebagai tindakan yang tidak sewenang - wenang. Keadilan
pada hakikatnya adalah memberikan atau memperlakukan seseorang atau suatu pihak
sesuai dengan apa yang menjadi haknya. Karenanya, sesuatu yang menjadi hak setiap
- 4 -
manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat martabatnya, yang sama
derajatnya.
Menegakan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah penting
karena keadilan merupakan suatu ukuran keabsahan dalam suatu tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu harus ada jaminan terhadap
tegaknya keadilan. Menurut John Rawis jaminan terhadap keadilan harus diberlakukan
dua prinsif yaitu:
a. Prinsif kebebasan yang sama sebesar – besarnya ( principle of the greatest
equallibertty ) atau setiap orang memiliki hak yang sama atas seluruh sistem
kebebasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Prinsip perbedaan ( the difference principle ) serta prinsip persamaaan
yang adil dalam kesempatan baik dalam bidang pemerintahan dll.
Jadi, jaminan keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan dan
pembagian yang professional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan
pemusatan salah satu aspek kehidupan pada suatu kehidupan berbangsa dan bernegara,
dari jaminan yang berlaku ditengah tengah kehidupan berbangsa dan bernegara itu akan
mendorong integritas bangsa yang hakiki .
Mereka sebagai warga negara merasa bangga memiliki negara yang benar - benar
mengedepankan keadilan dan norma - norma hukum yang ditetapkan, jaminan keadilan
akan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung ( kondusif ), sehingga
stabilitas nasional diharapkan semakin mantap dalam upaya memajukan keamanan dan
ketertiban dalam berbangsa dan bernegara.
Selain itu juga dibutuhkan norma - norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini sangat penting karena berhubungan
dengan segala sesuatu permasalahan yang terjadi di masyarakat pada umummya dan
untuk lebih memudahkan batasan pengertian hukum dan sanksinya.
- 5 -
2.2 Hakikat Norma, Kebiasaan, Adat Istiadat dan Peraturan yang berlaku Di
masyarakat
Setiap manusia atau negara diikat oleh norma yang menjamin keamanan,
ketertiban demi kelangsungan hidupnya. Manusia dilahirkan dan hidup tidak
terpisahkan satu sama lain, melainkan berkelompok. Hidup berkelompok
ini merupakan kodrat manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga untuk
mempertahankan hidupnya, baik terhadap bahaya dari dalam maupun yang datang dari
luar. Setiap manusia akan terdorong melakukan berbagai usaha untuk menghindari
atau melawan dan mengatasi bahaya - bahaya itu.
Dalam hidup berkelompok itu terjadilah interaksi antar manusia.
Kalian juga senantiasa mengadakan interaksi dengan teman-teman kalian, bukan?
Interaksi yang kalian lakukan pasti ada kepentingannya, sehingga bertemulah dua atau
lebih kepentingan. Pertemuan kepentingan tersebut disebut “kontak“. Menurut
Surojo Wignjodipuro, ada dua macam kontak, yaitu :
1. Kontak yang menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentinganyang bertemu
saling memenuhi. Misalnya, penjual bertemu dengan pembeli.
2. Kontak yang tidak menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu
bersaingan atau berlawanan. Misalnya, pelamar yang bertemu dengan pelamar yang
lain, pemilik barang bertemu dengan pencuri.
Mengingat banyaknya kepentingan, terlebih kepentingan antar pribadi, tidak
mustahil terjadi konflik antar sesama manusia, karena kepentingannya saling
bertentangan. Agar kepentingan pribadi tidak terganggu dan setiap orang merasa merasa
aman, maka setiap bentuk gangguan terhadap kepentingan harus dicegah. Manusia selalu
berusaha agar tatanan masyarakat dalam keadaan tertib, aman, dan damai, yang
menjamin kelangsungan hidupnya.
Sebagai manusia yang menuntut jaminan kelangsungan hidupnya, harus
diingat pula bahwa manusia adalah mahluk sosial. Menurut Aristoteles, manusia itu
adalah Zoon Politikon, yang dijelaskan lebih lanjut oleh Hans Kelsen “man is a social
- 6 -
and politcal being” artinya manusia itu adalah mahluk sosial yang dikodratkan hidup
dalam kebersamaan dengan sesamanya dalam masyarakat, dan mahluk yang terbawa
oleh kodrat sebagai mahluk sosial itu selalu berorganisasi.
Kehidupan dalam kebersamaan ( ko-eksistensi ) berarti adanya
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Hubungan yang
dimaksud dengan hubungan sosial ( social relation ) atau relasi sosial. Yang dimaksud
hubungan sosial adalah hubungan antar subjek yang saling menyadari kehadirannya
masing - masing. Dalam hubungan sosial itu selalu terjadi interaksi sosial
yang mewujudkan jaringan relasi-relasi sosial (a web of social relationship) yang disebut
sebagai masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat menuntut cara berperilaku antara
satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu ketertiban.
Ketertiban didukung oleh tatanan yang mempunyai sifat berlain-lainan karena
norma-norma yang mendukung masing-masing tatanan mempunyai sifat yang tidak
sama. Oleh karena itu, dalam masyarakat yang teratur setiap manusia sebagai anggota
masyarakat harus memperhatikan norma atau kaidah, atau peraturan hidup yang ada dan
hidup dalam masyarakat.
2.2.1 Pengertian Norma, Kebiasaan, Adat-istiadat dan Peraturan
Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan individu
atau kelompok lainnya. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari oleh adat dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya interaksi sosial di dalam lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya.
Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan, maka
bagi tiap manusia perlu menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam
pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing-masing dapat terpelihara dan terjamin.
Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban masing-masing. Tata itu lazim
disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau
norma (berasal dari bahasa Latin) atau ukuran-ukuran.. Norma dalah kaidah atau aturan
yang berlaku ebagai petunjuk dalam kehidupan ehari – hari.
- 7 -
Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud:
perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma
tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Ada bermacam-macam norma yang berlaku di masyarakat. Macam-macam norma yang
telah dikenal luas ada empat, yaitu:
a. Norma Agama :
Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah - perintah,
larangan - larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa
berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah:
a) “Kamu dilarang membunuh”.
b) “Kamu dilarang mencuri”.
c) “Kamu harus patuh kepada orang tua”.
d) “Kamu harus beribadah”.
e) “Kamu jangan menipu”.
b. Norma Kesusilaan :
Ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran
norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma
kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
b) “Kamu harus berlaku jujur”.
c) “Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.
d) “Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.
- 8 -
c. Norma Kesopanan :
Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk
mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat
menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya,
karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama
atau adat istiadat.
Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan
bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat
tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi
masyarakat lain tidak demikian. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) “Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus dan
ain-lain, terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi”.
b) “Jangan makan sambil berbicara”.
c) “Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.
d) “Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.
d. Norma Hukum :
Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara.
Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala
paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundangundangan,
yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak
pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan
sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya
dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini
diantaranya ialah :
a) “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum
karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”.
- 9 -
b) “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti
kerugian”, misalnya jual beli.
c) “Dilarang mengganggu ketertiban umum”.
Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut
juga perundang-undangan. Perundang-undangan baik yang sifatnya nasional maupun
peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk
membuatnys.Oleh karena itu,norma hukum sangat mengikat bagi warga negara.
Kebiasaan merupakan norma yang keberadaannya dalam masyarakat diterima
sebagai aturan yang mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Kebiasaan
adalah tingkah laku dalam masyarakat yang dilakukan berulangulangmengenai sesuatu
hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan hidup . Kebiasaan dalam masyarakat sering
disamakan dengan adat istiadat.
Adat istiadat adalah kebiasaan-kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam
masyarakat dengan maksudmengatur tata tertib. Ada pula yang menganggap adat istiadat
sebagai peraturan sopan santun yang turun temurun Pada umumnya adat istiadat
merupakan tradisi. Adat bersumber pada sesuatu yang suci (sakral) dan berhubungan
dengan tradisi rakyat yang telah turun temurun, sedangkan kebiasaan tidak merupakan
tradisi rakyat.
2.2.2 Hubungan Antar Norma
Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur
oleh norma-norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-kaidah lainnya.
Kaidah-kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di mana
kaidah itu berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah-kaidah sosial lainnya itu saling
mengisi. Artinya kaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam
hal-hal hukum tidak mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Suatu
- 10 -
kaidah hukum, misalnya “kamu tidak boleh membunuh” diperkuat oleh kaidah sosial
lainnya. Kaidah agama, kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang sama.
Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah ada
larangan untuk membunuh sesamanya. Hal yang sama juga berlaku untuk “pencurian”,
“penipuan”, dan lain-lain pelanggaran hukum. Hubungan antara norma agama,
kesusilaan, kesopanan dan hukum yang tidak dapat dipisahkan itu dibedakan karena
masing-masing memiliki sumber yang berlainan. Norma Agama sumbernya kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Norma kesusilaan sumbernya suara hati (insan kamil).
Norma kesopanan sumbernya keyakinan masyarakat yang bersangkutan dan norma
hukum sumbernya peraturan perundang-undangan.
3.2 Peranan Maahaia Dalam kehidupan Berbanga Dan Bernegara
Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar kata”mahasiswa”, mungkin
tidak .hanya satu jawaban yag akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam
latar belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang
seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi.
Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai
mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti
kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila
kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dbalik statusnya itu, masih
banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan
peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa
danbernegara.
Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim
yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa
bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat, parpol dan ABRI dalam
menyuarakan TriTura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim
kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian
- 11 -
bagaimana peristiwa Malari (Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman
Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih
membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde
baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata
dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang
tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur sentosa,
meskipun sampai sekarang buah tangan dari perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh
panggang dari api. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam
kancah perpolitikan nasional menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang murni
membelakepentinganrakyatsemata.
Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien Rais
pernah mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan cenderung
mengalami penurunan seiring datangya era globalisasi ke negeri kita tercinta ini,
kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang
kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat
hiburan malah disesaki para mahasiswa. Penulis tidak melarang tentunya sebatas itu tidak
melanggar syariat, karena sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya
hiburan. Tetapi hal itu juga harus disaring dengan kekuatan iman kita. Kembali kepada
kualitas gerakan kemahsiswaan masa sekarang yang cenderung menurun, maka sadar
atupun tidak itu merupakan efek dari masuknya era globalisasi ke indonesia tanpa
diharmonisasi dengan manajemen waktu dan diri yang baik. Untuk membangun citra
mahasiswa sebagai agen pembaharu ataupun kaum intelektual yang mana dipundaknya
ada masa depan bangsa ini yang akan dilabuhkan dimana, maka kita harus memupuk rasa
persaudaraan dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Selain itu
tentunya kita perlu membangun konsep intelektual dalam gerakan yang sinergi dan
terarah menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga kedepan mahasiswa tidak
hanya dikenal lewat aktivitasnya ketika menjalani perkuliahan saja, tetapi sebagai elemen
bangsa yang peka terhadap kondisi permasalahan disekitarnya .
- 12 -
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk social yang saling
membutuhkan satu sama lain, maka dalam menjalin silahturahmi dengan sesama haruslah
harmonis meskipun terdapat berbagai macam perbedaan atau konflik. Secara umum
kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah penting karena ini yang menjadi salah –
satu factor untuk mendukung berbagai macam kegiatan Negara demi kepentingan
bersama dan kemajuan bangsa Indonesia. Tetapi pada masa kini kerukunan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara mulai sedikit pudar, itu dicontohkan dengan adanya
tawuran antar masyarakat di berbagai daerah.
Jadi dapat dikatakan kesadaran masyarakat akan kehidupan berbangsa dan
bernegara tersebut masih kurang. Oleh karena itu, setiap individu haruslah lebih
menyadari akan manfaat kerukutan hidup bangsa agar dapat menciptakan lingkungan
hidup bangsa yang aman, nyaman, tentram.
3.2 Saran
Didalam pembuatan makalah ini tentunya masih terdapat banyak sekali
kekurangan, maka dari itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna memperbaiki dalam penyusunan makalah saya berikutnya.
- 13 -