Post on 24-Apr-2015
MAKALAH
MURABAHAH & AL-QARD
Oleh :
1. Galuh Husada Tama 115020507111005
2. M.Zakaria Diana Putra 115020507111007
3. Alfi Muflikhah Lestari 115020507111008
JURUSAN ILMU EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang tak pernah henti melimpahkan
rahmad-Nya bagi seluruh alam. Pemberi petunjuk serta kemudahan sehingga makalah ini bisa
terselesaikan dengan tepat waktu dan semoga sesuai dengan apa yang diharapkan serta
bermanfaat untuk keberlanjutannya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah limpahkan
kepada Baginda Nabi Besar Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, juga para sahabat,
tabi’in serta seluruh umat beliau hingga ahir zaman. Dimana atas jasa beliaulah tersampaikan
wahyu Allah demi tercapainya kesejahteraan seluruh alam khususnya untuk seluruh umat
manusia didunia.
Makalah ini disusun dengan maksud menyelesaikan tugas Fiqih 2 dengan judul
“Murabahah & Al-Qard” yang disusun penulis dengan melibatkan banyak dari berbagai
referensi.
Selanjutnya diharapkan makalah ini mampu memberikan wawasan pengetahuan serta
pemahaman, khususnya pada komunitas akademik di perguruan tinggi Universitas Negeri
Brawijaya. Selain itu juga untuk memacu mengeksplorasi lebih jauh serta memberikan
manfaat tentunya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Namun begitu, kiranya penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena segala kekurangan adalah merupakan
tanggung jawab penulis dan segala kebenaran adalah milik Allah semata.
Malang, 18 April 2013
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul ……………………………………………………………… i
Kata Pengantar ……………………………………………………………… ii
Daftar Isi ……………………………………………………………… iii
Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.3 Manfaat ……………………………………………………… 5
Bab II Pembahasan ……………………………………………………… 6
2.1 Pengertian Murabahah ……………………………………………… 6
2.2 Landasan Syariat Murabahah ……………………………………………… 6
2.3 Rukun dan Syarat Murabahah ……………………………………………… 7
2.4 Skema Murabahah ……………………………………………………… 8
2.5 Manfaat Murabahah ……………………………………………………… 9
2.6 Contoh Murabahah ……………………………………………………… 9
2.7 Pengertian Al-Qard ……………………………………………………… 10
2.8 Landasan Syariah Al-Qard ……………………………………………… 10
2.9 Rukun dan Syarat Al-Qard ……………………………………………… 11
2.10 Skema Al-Qard ……………………………………………………… 12
2.11 Manfaat Al-Qard ……………………………………………………… 13
2.12 Contoh Al-Qard ……………………………………………………… 13
Bab III Kesimpulan ………………………………………. 15
Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 16
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perbankan Syari'ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari'ah dan
Unit Usaha-Usaha Syari'ah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usaha lainnya. Dewasa ini lembaga keuangan berlabel
syariah berkembang dalam skala besar dengan menawarkan produk-produknya yang
beraneka ragam. . Salah satu dari produk tersebut adalah Murabahah. Dimana Murabahah
adalah salah satu dari bentuk akad jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai
sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah
yang memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan. Karena keuntungan yang
menjanjikan itulah sehingga semua atau hampir semua lembaga keuangan syariah
menjadikannya sebagai produk financing dalam pengembangan modal mereka
Dalam literatur Ekonomi Syariah, terdapat juga berbagai macam bentuk transaksi
kerjasama usaha,baik yang bersifat komersial maupun sosial, dan salah satunya
berbentuk “qardh”. Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali tanpa mengharapkan imbalan atau dengan kata
lain merupakan sebuah transaksi pinjam meminjam tanpa syarat tambahan pada
saat pengembalian pinjaman. Dalam literatur fiqh klasik, qardh dikategorikan
dalam aqd tathawwui atau akad tolong menolong dan bukan transaksi komersial. Selain
itu masih banyak lagi produk-produk yang ditawarkan oleh bank syariah lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pembiayaan Murabahah ?
2. Bagaimana landasan syariah Murabahah ?
3. Bagaimana rukun dan syarat Murabahah ?
4. Bagaimana skema pembiayaan Murabahah ?
5. Bagaimana manfaat Murabahah?
6. Bagaimana contoh Murabahah ?
7. Apa yang dimaksud pembiayaan Al-Qard ?
8. Bagaimana landasan syariah Al-Qard ?
9. Bagaimana rukun dan syarat Al-Qard ?
10. Bagaimana skema pembiayaan Al-Qard ?
11. Bagaimana manfaat Al-Qard ?
12. Bagaimana contoh Al-Qard ?
1.3 Manfaat
1. Mengetahui dan memahami penggunaan pembiayaan Murabahah
2. Mengetahui landasan syariah pembiayaan Murabahah
3. Mengetahui rukun dan syarat Murabahah
4. Mengetahui manfaat pembiayaan Murabahah
5. Mengetahui dan memahami contoh pembiayaan Murabahah
6. Mengetahui dan memahami penggunaan Al-Qard
7. Mengetahui landasan syariah Al-Qard
8. Mengetahui rukun dan syarat Al-Qard
9. Mengetahui manfaat pembiayaan Al-Qard
10. Mengetahui dan memahami contoh Al-Qard
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, di mana penjual
menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada
pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah
tertentu. Dalam akad murabahah,penjual menjual barangnya dengan meminta
kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga jual
barang disebut dengan margin keuntungan. Dalam aplikasi bank syariah, bank
merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank
menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari
supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran atas
transaksi murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh
tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang disepakati.
2.2 Landasan Syariah Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, di mana penjual
menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada
pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah
tertentu. Dalam akad murabahah,penjual menjual barangnya dengan meminta
kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga
jual barang disebut dengan margin keuntungan. Dalam aplikasi bank syariah, bank
merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank
menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari
supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran
atas transaksi murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada
saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang
disepakati.
a. Al-Quran
Firman Allah QS. An-Nissa’ : 29
ع�ن� ة� ار� تج� ت�ك�ون� أ�ن� إال بال�ب�اطل ب�ي�ن�ك�م� ال�ك�م� و� م�أ� ت�أ�ك�ل�وا ال ن�وا آم� ال#ذين� ا �ي%ه� أ ي�ا
ن�ك�م� م اض& ت�ر�
Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu.”
Firman Allah QS. Al-Baqarah : 275
ب�ا الر( م� ر# و�ح� ال�ب�ي�ع� الل#ه� ل# أ�ح� و�
Terjemahnya:
“..................Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
b. Al-Hadits
Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasullulah Saw bersabda:
“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al-Baihaqi,
Ibnu Majah dan Shahi menurut Ibnu Hibban)
Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
2.3 Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun Murabahah
a. Transaktor (pihak yang bertransaksi).
b. Obyek murabahah.
c. Ijab dan kabul.
Syarat Murabahah yaitu :
a. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
c. Kontrak harus bebas riba.
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian.
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya: jika pembelian dilakukan secara utang. Jadi di sini
terlihat adanya unsur keterbukaan.1
Secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d) dan (e) tidak dipenuhi, pembeli
memiliki pilihan :2
1
2
a. Melanjutkan pilihan seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang
yang dijual.
c. Membatalkan kontrak.
2.4 Skema Murabahah
Dalam pembiayaan murabahah, sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang
melakukan transaksi jual beli, yaitu bank syariah sebagai penjual dan nasabah
sebagai pembeli barang
2. Negosiasi & Persyaratan
2. Akad Jual beli
6.Bayar
5.Terima barang
3.Beli Barang & dokumen
4.Kirim Barang
Keterangan :
1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual
beli yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi jenis barang yang akan
dibeli, kualitas barang, dan harga jual.
2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah, dimana bank syariah
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini,
ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh nasabah,
dan harga jual barang.
3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka
bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian yang dilakukan
oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah yang telah tertuang
dalam akad.
4. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank syariah
BANK SYARIAH NASABAH
SUPPLIER PENJUAL
5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen kepemilikan
barang tersebut
6. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan
pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan
cara angsuran.
2.5 Manfaat Pembiayaan Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis/tijarah,transaksi murabaha memiliki beberapa
manfaat , deikian juga resiko yang harus di antisipasi. Murabahah memberi banyak
manfaat kepada bank syariah.Salah satunya keuntungan yang muncul dari selisih
harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah.Selain itu sistem
murabaha juga sangat sederhana .Hal tersebut memudahkan penanganan
administrasinya pada bank syariah.
Di antara kemungkinan resiko yang harus di antisipasi,antara lain :
a) Default atau kelalaian,nasabah dengan sengaja tidak mebayar angsuran.
b) Fluktuasi harga komparatid, ini terjadi bila suatu barang naik harga,setelah
bank membelikannya untuk nasabah.Bank tidak bisa merubah harga jual beli
tersebut. Dan penolakan nasabah,brang yang di kirim bisa saja di tolak oleh
nasabah karena berbagai sebab.
d) Di jual karena murabahah bersifat jual beli dengan hutang
2.6 Contoh Pembiayaan Murabahah
Adit adalah seorang supervisor yang lebih banyak bekerja di lapangan untuk
mengawasi bawahannya. Untuk menunjang pekerjaannya tersebut, ia membutuhkan
sebuah mobil. Dengan penghasilannya yang Rp 10 juta per bulan, ia sudah
menghitung bahwa ia bisa menyisihkan Rp 2 juta – Rp 3 juta per bulan untuk mencicil
mobil. Ia pun mulai melakukan survey ke beberapa dealer mobil dan menemukan
beberapa pilihan kendaraan yang cocok untuknya.
Setelah itu ia datang ke bank syariah dan mengajukan pembiayaan untuk
pembelian sebuah mobil yang diidamkannya. Tidak lupa tentunya ia melengkapi juga
syarat-syarat yang diperlukan yaitu identitas dirinya seperti fotokopi KTP Adit sendiri
& istrinya, Surat Nikah, Kartu Keluarga, dll. Lalu bukti penghasilannya berupa slip
gaji 2 bulan terakhir beserta bukti pemotongan pajak oleh perusahaan dan rekeningnya
di bank. Serta tentunya tipe kendaraan yang diinginkannya beserta daftar harga yang
dikeluarkan oleh dealer. Setelah menilai kelayakannya, bank lalu meminta komitmen
keseriusan Adit yaitu dengan memintanya untuk membayar uang muka sebesar Rp 20
juta untuk mobil Avanza Rp 100 juta yang diinginkannya. Mereka pun lalu
menyepakati margin bank sebesar 50% untuk jangka waktu 5 tahun. Ini artinya, bank
membeli Avanza dari dealer seharga Rp 100 juta dan menjualnya lagi pada Adit
seharga Rp 20 juta dimuka, ditambah Rp 120 juta dicicil selama 60 bulan. Berikut ini
perhitungannya:
Harga mobil dari dealer : Rp 100 juta
Uang muka Adit : Rp 20 juta -
Pembiayaan bank : Rp 80 juta
Margin bank (80 juta x 50%) : Rp 40 juta +
Saldo hutang Adit ke Bank : Rp 120 juta
Cicilan (60 bulan) : Rp 120 juta = Rp 2 juta/bulan= 60 bulan
2.7 Pengertian Al-Qard
Al-Qard merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah
dalam membantu pengusaha kecil. Pembiayaan qard diberikan tanpa adanya imbalan.
Al-Qard juga merupakan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali sesuai dengan jumlah uang yang dipinjamkan, tanpa adanya
tambahan atau imbalan yang diminta oleh bank syariah. Dalam perjanjian qard,
pemberi pinjaman (bank syariah) memberikan pinjaman kepada pihak nasabah dengan
ketentuan bahwa penerima pinjaman akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan
jangka waktu yang telah diperjanjiakan dengan jumlah yang sama dengan pinjaman
yang diterima. Artinya nasabah penerima pinjaman tidak perlu memberikan tambahan
atas pinjamannnya. Bank syariah memberikan pinjaman qard dalam akad qardul
hasan, dengan tujuan sosial. Bank syariah tidak mengalami kerugian atas pinjaman
qardul hasan, meskipun tidak ada hasil atas pemberian pinjaman ini, karena sumber
dana qard sebagian besar bukan berasal dari harta bank syariah, akan tetapi dari
sumber-sumber lain.
2.8 Landasan Syariah Al-Qard
a. Al-Qur’an
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(Al-Baqarah : 245)
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(Al-Maidah : 2).
Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseru untuk “meminjamkan
kepada Allah”,artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah. Selaras dengan
memeinjamkan kepada Allah,kita juga diseru untuk “meminjamkan kepada sesama
manusia”.Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.
b. As-Sunnah
Dari Anas ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Pada malam peristiwa Isra’
aku melihat di pintu surga tertulis ’shadaqoh (akan diganti) dengan 10 kali lipat,
sedangkan Qardh dengan 18 kali lipat, aku berkata : “Wahai jibril, mengapa Qardh
lebih utama dari shadaqoh?’ ia menjawab “karena ketika meminta, peminta tersebut
memiliki sesuatu, sementara ketika berutang, orang tersebut tidak berutang kecuali
karena kebutuhan”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi dari Abas bin Malik ra, Thabrani
dan Baihaqi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Umamah ra). Ibnu Mas’ud
meriwayatkan bahwa Nabi saw berkata,”Bukan seorang muslim (mereka) yang
meminjamkan muslim(lainya)dua kali lipat kecuali yang satunya adalah
(senilai)sedekah”(HR Ibnu Majah,Ibnu Hibban dan Baihaqi).
2.9 Rukun dan Syarat Al-Qard
Rukun :
- Muqridh (pemilik barang)
- Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam)
- Ijab qobul
- Qardh (barang yang dipinjamkan)
Syarat sah qardh :
- Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang memiliki
manfaat, tidak sah jika tidak ada kemungkinan pemanfaatan karena qardh
adalah akad terhadap harta.
- Akad qardh tidak dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti
halnya dalam jual beli.
2.10 Skema Al-Qard
Dalam skema Al-Qard akan lebih jelas tentang gambaran mekanisme Al-Qard
dalam aplikasi bank syariah.
1.Perjanjian Qard
2a.Tenaga 2b.Modal
100%
3.100% 4.Modal
100%
Keterangannya :
1. Kontrak perjanjian qard dilaksanakan antara bank dan nasabah
2. Nasabah menyediakan tenaga untuk mengelola usaha dan bank syariah
menyerahkan modal sebagai investasi. Modal yang diserahkan dalam qard
berasal dari dana bank dan dana kebajikan yang dikumpulkan oleh bank dari
berbagai sumber antara lain : zakat, infaq, sedekah, denda, bantuan dari pihak
lain, dan dana lainnya
3. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan 100% dinikmati oleh nasabah,
tidak dibagi hasilkan dengan bank syariah
4. Pada saat pembayaran atas jatuh tempo, maka nasabah mengembalikan 100%
modal yang berasal dari bank syariah, tanpa ada tambahan
2.11 Manfaat Al-Qard
Manfaat Al-Qard Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh bank kepada
nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami
overdraft. Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk
memudahkan nasabah bertransaksi. Aplikasi qardh dalam perbankan ada empat hal:
a.Sebagai pinjaman talangan haji
b.Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah
NASABAH BANK SYARIAH
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
c.Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil
d Sebagai pinjaman kepada pengurus bank
2.12 Contoh Al-Qard
Salah satu bentuk aplikasi al-qardh dalam perbankan syariah
adalah pemberian dana talangan haji.pembiayaan dana talangan
haji pada Bank Syariah Mandiri adalah pinjaman dana talangan bank
kepada nasabah khusus menutupi kekurangan dana untuk
memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH (Biaya
Perjalanan Ibadah Haji).
Besarnya noiminal BPIH sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan Departemen Agama.untuk 5 tahun terakhir sejak 2005
sampai 2009 besarnya BPIH adalah Rp 20.000.000,- namun sejak
Mei tahun 2010, BPIH naik menjadi Rp 25.000.000,-.
Persyaratan bagi nasabah (calon jamaah haji) adalah harus
mempunyai atau membuka rekening “Tabungan Mabrur.”
Tabungan mabrur merupakan jenis produk pendanaan bank, melalui
tabungan mabrur nasabah bisa mendapatkan dana talangan haji
BSM. Tabungan mabrur merupakan simpanan dalam mata uang
rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam
merencanakan ibadah haji dan umrah. Tabungan ini dikelola
berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah, penyetoran awal
terbilang Rp500.000,00. Tabungan Mabrur dilakukan nasabah yang
ingin menabung untuk tujuan pebayaran BPIH, tetapi waktu nasabah
bisa mendapatkan porsi haji tergantung dengan kemampuannya
dalam menabung. Lain halnya dengan dana talangan haji yang
sudah jelas nasabah dengan waktu cepat mendapat dapat porsi haji.
Batas waktu pembayaran pembiayaan dana talangan haji maksimal
1 tahun setelah pengajuan pembiayaan. Selama masa pembayaran,
nasabah boleh mencicil atau langsung tunai, karena bank akan
mengambil secara sekaligus pada saat akhir batas pembayaran
melalui tabungan mabrur. Apabila nasabah tidak mampu membayar
dari waktu yang sudah ditentukan, maka diberikan perpanjangan
waktu untuk 1 tahun kedepan sampai sebelum 73 keberangkatan
ibadah haji dengan membayar biaya administrasi satu tahun
kedepan.
Dalam prakteknya, BSM dalam pembiayaan dana talangan haji
bertindak sebagai penyalur yang membantu pengurusan pendafaran
haji. Selanjutnya untuk daftar sebagai calon jamaah haji adalah
tanggungjawab penuh nasabah. Nasabah (calon jamaah haji)
memberikan kuasa pada bank untuk mengurusi semua yang
menjadi persyaratan untuk mendapatkan porsi. Setelah berkas-
berkas dan kekurangan BPIH untuk mendapatkan porsi sudah
terpenuhi, maka nasabah bisa langsung daftar ke Departemen
Agama.
Untuk pengajuan talangan haji BSM nasabah (calon jamaah
haji) harus melalui beberapa tahapan. Secara garis besar, langkah-
langkah penanganan Dana Talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri,
sebagai berikut:
1. Tahap ke-1, BSM Cabang Malang menerima permohonan
pembiayaan dana talangan haji dari nasabah
2. Tahap ke-2, bagian marketing menganalisa dengan mengacu
pada Pedoman Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri. Tbk.
3. Tahap ke-3, pembukaan rekening Tabungan Mabrur BSM
4. Tahap ke-4, meminta nasabah memenuhi saldo minimal
Tabungan Mabrur BSM, self financing biaya pendafataran haji
sebagai dasarpengajuan talangan pendafaran haji dan biaya-
biaya yang dikenakan kepada nasabah.
5. Tahap ke-5, bagian marketing menyerahkan data calon jamaah
haji kepada kepala cabang. Pada tahap ini data-data yang telah
dianalisa oleh marketing diajukan kepada kepala cabang untuk
mendapat persetujuan.
6. Tahap ke-6, bagian marketing membuat SP3, memo, dan akad
Setelah mendapat persetujuan, membuat surat permohonan
pengajuan pembiayaan, memo, dan akad. Dan akan diserahkan
kepada calon jamaah haji yang mengajukan talangan.
7. Tahap ke-7, bagian administrasi pembiayaan mengecek
kelengkapan data calon jamaah haji.
8. Tahap ke-8, bagian administrasi pembiayaan menyerahkan data
MO dan KC dan menyerahkan kepada manager operasional dan
kepala cabang untuk dianalisa kembali dan mendapatkan
persetujuan. Kantor Cabang melakukan penandatanganan akad.
9. Tahap ke-9, bagian administrasi melakukan pencairan dana
langsung ke rekening tabungan calon jamaah haji serta
menginput SPPH untuk mendapatkan porsi .
10. Tahap ke-10, MO melakukan monitoring pada dana talangan
yang diajukan.
Bab III
Kesimpulan
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Dalil yang menjadi landasan murabahah adalah QS. An-Nissa’: 29, Al-Baqarah: 275
dan beberapa hadits Rasulullah Saw.
Rukun dari murabahah ada 3, yaitu adanya Transaktor (pihak yang bertransaksi);
Obyek murabahah; dan Ijab dan kabul. Sedangkan syaratnya adalah Penjual
memberitahu biaya modal kepada nasabah; kontrak pertama harus sah sesuai dengan
rukun yang ditetapkan; kontrak harus bebas riba; Penjual harus menjelaskan kepada
pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian; dan Penjual harus
menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya: jika pembelian
dilakukan secara utang. Jadi di sini terlihat adanya unsur keterbukaan.
Pembiayaan qard diberikan tanpa adanya imbalan. Al-Qard juga merupakan
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali sesuai
dengan jumlah uang yang dipinjamkan, tanpa adanya tambahan atau imbalan yang
diminta oleh bank syariah.Rukun Al-Qard diantaranya Muqridh (pemilik
barang),Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam),Ijab qobul,Qardh (barang
yang dipinjamkan). Sedangkan syarat sah qardh diantaranya qardh atau barang yang
dipinjamkan harus barang yang memiliki manfaat, tidak sah jika tidak ada
kemungkinan pemanfaatan karena qardh adalah akad terhadap harta, akad qardh tidak
dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti halnya dalam jual beli.
Dalil yang menjadi landasan al-qard adalah QS. .(Al-Baqarah : 245) dan beberapa
hadits Rasulullah Saw
Murabahah dan al-qard memiliki banyak manfaat serta resiko yang harus diantisipasi
Contoh murabahah dan al-qard dapat dipahami serta diaplikasikan dalam bertransaksi
Daftar Pustaka
Drs. Ismail, MBA., Ak. ,2011. “PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta : KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP
Hiyakuni, 2013, “KONSEP MURABAHAH DALAM PERBANKAN SYARIAH”
(online), http://hiyakuni.blogspot.com/2013_01_01_archive.html (diakses tanggal 17
April 2013)
Amaliafadila, 2012, “Ba’I
Al-Murabahah”,http://amaliafadilah.blogspot.com/2012/03/bai-al-murabahah.html
(diakses 18 April 2013)
Nuynunur, 2010, “Makalah Al-Qard”
(online),http://nuynunur.wordpress.com/2010/08/21/18/ (diakses tanggal 18 April
2013)
Antonio Syafi’I. 2001. “ Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek” , Jakarta: Gema Insani