Post on 26-Dec-2015
description
MAKALAH KELOMPOK
EVOLUSI
Tentang
“GEN POOL, HUKUM HARDY – WEINBERG, KESEIMBANGAN
GENETIS DAN PERAN SELEKSI ALAM”
Oleh kelompok XIII :
Niken Permata Putri : 11 106 051
Noviza Linda : 11 106 052
Povi Firmansyah : 11 106 053
Putri Ayu : 11 106 054
Rahmita Baiti : 11 106 055
Dosen Pembimbing :
Dwi Rini Kurnia Fitri, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah.
Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan
sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Masih jelas teringat di benak kita tentang teori evolusinya yang menceritakan
bahwa awalnya jerapah ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Lalu
jerapah yang berleher panjang lebih mudah menjangkau daun-daun muda yang tempatnya
memang lebih tinggi dibandingkan dengan jerapah berleher pendek. Akhirnya, jerapah
berleher panjang dapat bertahan hidup dan jerapah berleher pendek perlahan-lahan akan
punah. Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme. Organisme menghasilkan
keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup. Keturunan-keturunan ini bervariasi
dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan
hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih
menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak
menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran
evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini
tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi
generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah alel
meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi alel
tersebut menjadi lebih umum dalam popualasi. Contoh-contoh sifat yang dapat
meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan dan fekunditas.
Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang
menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. Adalah
penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang
tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan
bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi
merugikan.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi,
misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah
seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam
selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua,
seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering
mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar
nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang
menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi
pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan
penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara
pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
B. TujuanAdapun tujuan dari makalah ini yaitu:1. Untuk mengetahui gen pool
2. Untuk mengetahui hukum hardy – Weinberg
3. Kondisi yang diperlukan untuk keseimbangan genetis
4. Untuk mengetahui peran dari seleksi alam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gen PoolEvolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang
dapat mengalami hal tersebut . komposisi genetik dari suatu individu sudah ditentukan
semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur.
Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi
dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi, baik
komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan
komposisis genetik populasi adalah evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun prosesnya
diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada variasi
(kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor yang bekerja untuk
memepertahankan keutuhan suatu jenis . bila ada secara sendiri maka kedu faktor
tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor tersebut bekerja secara
harmonis.
Evolusi adalah perubahan susunan genetik pada generasi yang berurutan. Untuk
mengetahui evolusi, sangat baik jika mengetahui tentang genetika dari populasi
(population genetik). Genetika individu selalu menyangkut konsep genotif yakni
konstitusi genetika pada individu. Studi mengenai genetika dari populasi juga tergantung
pada konsep gene pool, yakni konstitusi genetis suatu populasi.
Gene pool (lungkang gen) adalah populasi yang menampung berbagai alel yang
mungkin tersedia dalam suatu spesies. Populasi menjadi lungkang gen apabila di
dalamnya terdapat keunikan akibat proses saling kawin di dalamnya terjadi secara
tertutup (terisolasi), terpiasah dari populasi lain.
Gene pool adalah jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang dimiliki
oleh semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat mempunyai suatu
maksimal jumlah dari dua alel dari suatu gen. Pembatasan ini tidak dijumpai pada gene
pool dari suatu populasi. Disini dapat terdapat setiap jumlah dari gen. kita melihat gen
pool dari sudut setiap macam gen dengan frekuensi atau perbandingan alel gen A dan a
pada suatu populasi yang berbiak secara seksual. Dan misalnya juga bahwa alel A
merupakan 90 % dari jumlah kedua alel, sedangkan alel a merupakan 10 % dari jumlah
itu. Akan kita katakan kemudian bahwa frekuensi A dan a pada gen pool populasi ini
adalah 0,9 dan 0,1. Bila frekuensi ini berubah dengan berubahnya waktu, maka
perubahan ini merupakan perubahan evolusi.
Kalau kita katakan bahwa evolusi adalah perubahan di dalam komposisi genetis
dari populasi, yang kita artikan adalah suatu perubahan dari frekuensi genetis di dalam
suatu gen pool. Itulah sebabnya faktor penyebab evolusi dapat kita tentukan dengan
menentukan faktor apa yang dapat menghasilkan suatu pergeseran dari frekuensi genetis.
(Searle, A.G.,)
B. HUKUM HARDY – WEINBERG
Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin
acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki
peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama
maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan
senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy,
ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya
dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.
Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya
hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi.
Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak
acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah,
yaitu:
(1) Dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya
(2) Dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk
(3) Dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa,
masing-masing dengan frekuensi P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p,
sedang frekuensi alel a adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua
macam gamet, yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p).
Begitu juga, frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara
acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe
sebagai hasil kali frekuensi gamet yang bergabung. Pada Tabel.1 terlihat bahwa tiga
macam genotipe zigot akan terbentuk, yakni AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan
frekuensi p2, 2pq, dan q2.
Tabel. 1. Pembentukan zigot pada kawin acak
Gamet-gamet E dan frekuensinya
A (p) a (q)
Gamet-gamet G
dan frekuensinya
A (p) AA (p2) Aa (pq)
a (q) Aa (pq) aa (q2)
Oleh karena frekuensi genotipe zigot telah didapatkan, maka frekuensi alel pada
populasi zigot atau populasi generasi keturunan dapat dihitung. Fekuensi alel A = p2 + ½
(2pq) = p2 + pq = p (p + q) = p. Frekuensi alel a = q2 + ½ (2pq) = q2 + pq = q (p + q) = q.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa frekuensi alel pada generasi keturunan sama
dengan frekuensi alel pada generasi tetua.
Kita ketahui bahwa frekuensi gene pool dari generasi ke generasi pada waktu ini
(populasi hipotesis) adalah 0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81; 0,81; dan
0,01. Dengan angka – angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama pada generasi
berikutnya. Hasil yang sama ini akan kita jumpai pada generasi seterusnya, frekuensi
genetis dan perbandingan genotip tidak berubah. Dapat kita simpulkan bahwa perubahan
evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat diketahui oleh Hardy (1908) dari Cambrige University
dan Weinberg dari jerman yang bekerja secara terpisah. Secara singkat dikatakan di
dalam rumus Hardy-Weinberg.
“Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan
genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak
secara seksual” (Stern, C. 1943)
C. KONDISI YANG DIPERLUKAN UNTUK KESEIMBANGAN GENETIS
Perlu diteliti apakah yang dimaksud dengan kondisi pada hokum Hardy –
Weinberg, sehingga menyebabkan gene pool dari suatu populasi berada di dalam
keseimbangan genetis. Kondisi tersebut digambarkan sebagai berikut:
1. Populasi harus cukup besar, sehingga suatu faktor kebetulan saja tidak mungkin
mengubah frekuensi genetis secara berarti.
2. Mutasi tidak boleh terjadi, atau harus terjadi keseimbangan secara mutasi.
3. Harus tidak terjadi emigrasi dan imigrasi.
4. Reproduksi harus sama sekali sembarang (random).
Secara teoritis, suatu populasi harus begitu besar sehingga dapat dianggap bukan
merupakan faktor penyebab dari perubahan frekuensi genetis. Dalam kenyataan, tidaklah
ada populasi yang besarnya tidak terbatas, tetapi beberapa populasi alami dapat cukup
besar sehingga perubahan sedikit saja tidak cukup menjadi penyebab dari perubahan yang
berarti pada frekuensi genetis gene pool mereka.
Suatu populasi produktif yang terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat
berbiak, mempunyai kemungkinan besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan
sembarang, yang dapat menuju kepada lenyapnya suatu alel dari gene pool, meskipun alel
itu merupakan alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata hanya terdapat
sangat kecil alel yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua alel itu mempunyai
kecenderungan untuk hilang dengan segera atau tertahan sebagai satu – satunya alel yang
ada. Dengan perkataan lain, populasi kecil mempunyai kecenderungan besar untuk
menjadi homozigot, sedangkan populasi besar cenderung untuk lebih bermacam –
macam.
Jadi suatu kesempatan dapat menyebabkan perubahan evolusi di dalam populasi
kecil, tetapi perubahan ini kadang – kadang disebut juga genetic drift atau pergeseran
genetis tidak dipengaruhi secara besar oleh adaptivitas relative dari berbagai gen. Hal ini
disebut sebagai evolusi pertengahan (intermediate evolution). Syarat kedua bagi
keseimbangan mutasi mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi.
a. Mutasi maju
Mutasi selalu terjadi, tidak ada suatu cara apapun untuk mencegahnya.
Hampir semua gen mungkin mengalami mutasi sekali pada 50.000 sampai 10.000
pembelahan, kecepatan mutasi pada berbagai macam gen berbeda. Sangat jarang
mutasi alel dengan sifat sama dapat sampai mencapai keseimbangan. Jadi jumlah
mutasi maju jarang sekali sama dengan mutasi balik di dalam suatu kesatuan waktu.
Contoh mutasi alel A ke alel a adalah mutasi maju, sedangkan mutasi dari a ke A
adalah mutasi mundur.
b. Mutasi mundur
Kecepatan dari kedua mutasi ini jarang sekali akan terjadi dalam keadaan
yang sama– sama betul sama, salah satu mutasi yang akan terjadi lebih sering.
Tekanan mutasi ini akan cenderung untuk menyebabkan pergeseran perlahan – lahan
pada frekuensi genetis di dalam populasi. Alel yang lebih stabil akan cenderung untuk
bertambah frekuensinya, sedangkan alel yang mudah bermutasi akan cenderung untuk
berkurang frekuensinya, kecuali kalau ada faktor lain yang mengubah tekanan mutasi
ini. Meskipun tekanan mutasi selalu ada, tetapi mungkin sekali bahwa ini merupakan
faktor utama yang dapat menghasilkan perubahan pada frekuensi genetis di dalam
suatu populasi. Mutasi berjalan begitu lambat sehingga kalau bereaksi secara tunggal
akan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menimbulkan suatu perubahan
yang nyata (kecuali dalam hal poliploid). Mutasi terjadi secara sembarang (random)
dan seringkali cenderung untuk mengarah pada jurusan yang berbeda dari faktor –
faktor lain yang menyebabkan organism sesungguhnya harus berevolusi.( Burns, G.W.
1980)
Mutasi mempertinggi variabilitas sehingga dengan demikian merupakan
bahan (raw material) yang segera ada untuk evolusi, tetapi jarang menentukan arah
atau sifat dari perubahan evolusi.
Kalau gene pool harus dalam keadaan seimbang, sudah barang tentu imigrasi
dari populasi lain tidak boleh terjadi kalau hal ini akan menyebabkan terjadinya
pemasukan gen baru. Hilangnya gene pool secara emigrasi harus tidak boleh terjadi.
sebagian besar populasi alami mungkin paling sedikit mengalami migrasi genetis di
dalam jumlah yang sangat kecil, dan faktor ini menambah terjadinya variasi yang
cenderung untuk mengacaukan keseimbangan Hardy-Weinberg. Sangat disangsikan
akan adanya suatu populasi yang bebas dari migrasi genetis dan pada beberapa
kejadian dimana migrasi genetis terjadi, hal ini terjadi begitu kecil sehingga dapat
diabaikan sebagai faktor yang menyebabkan pergeseran frekuensi genetis. Itulah
sebabnya dapat kita simpulkan bahwa syarat ketiga untuk keseimbangan genetis
kadang – kadang terjadi di alam.
Kondisi untuk keseimbangan genetis di dalam populasi adalah
perkembangbiakan atau reproduksi yang random. Reproduksi atau perkembangbiakan
tidak hanya bertanggung jawab atas kelangsungan reproduksi dari suatu populasi.
Seleksi pasangan, efisiensi dan frekuensi proses perkawinan, fertilitas, jumlah zigot
yang terjadi pada setiap perkawinan, prosentase zigot yang menuju kea rah
pertumbuhan embrio dan kelahiran berhasil, kemampuan hidup keturunan sampai
mencapai umur berbiak. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung pada
keturunannya dalam arti keselamatan atau efisiensi dari reproduksi. Bila reproduksi
merupakan sesuatu yang sama sekali random, maka semua faktor yang
mempengaruhi harus random, yakni tidak terganggu dari genotip.
Keadaan tersebut di atas mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi. Faktor
– faktor tersebut mungkin selalu berhubungan dengan genotip, yakni genotip dari
organisme yang mempengaruhi pasangannya dan semua hal yang disebutkan di atas.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tidak ada aspek reproduksi yang sama sekali
tidak mempunyai hubungan dengan genotip.( Searle, A.G.)
Reproduksi tidak sembarang (nonrandom) adalah hokum umum. Reproduksi
di dalam arti luas adalah seleksi alam. Jadi seleksi selalu bekerja pada semua
populasi. Sehingga kalau kita simpulkan, empat kondisi yang diperlukan untuk
keseimbangan genetis yang diusulkan oleh hokum Hardy-Weinberg adalah:
a) Ditemukan pada populasi besar.
b) Tidak pernah dijumpai mutasi.
c) Tanpa migrasi.
d) Reproduksi random tidak pernah dijumpai.
Suatu keseimbangan yang lengkap di dalam gene pool tidak pernah dijumpai,
perubahan secara evolusi adalah sifat – sifat fundamental dari kehidupan suatu
populasi.
D. Peran Seleksi Alama. Peran Kreatif Dari Seleksi Alam
Haldane telah menghitung berapa lama fenotif baru dapat diciptakan. Misalnya,
bila setiap 15 gen berada dalam 1 persen dari individu suatu populasi, maka
kemungkinan 15 gen tersebut terdapat bersama – sama adalah 1 didalam 1030
individu. Tetapi belum pernah ada suatu populasi dari organisme tinggi yang terdiri
1030 individu. Jumlah tanaman tinggi sepanjang sejarah kehidupan belum pernah
mencapai angka di atas. Sehingga kesempatan kelima gen dapat berada bersama
adalah sangat kecil. Lebih – lebih kesempatan ke-15 gen itu berada bersama – sama
pada beberapa individu. Dengan perkataan lain bahwa fenotip yang dihasilkan oleh
aksi bersama dari 15 gen tidak akan terdapat di dalam populasi.
Masih menurut Haldane, jika terdapat seleksi alam yang berjalan dalam tingkatan
sedang, hanya akan dibutuhkan waktu kurang lebih 10.000 tahun bagi setiap gen
untuk bertambah dari frekuensi 1 % menjadi 99 %. Jika setiap gen telah terdapat di
dalam 99 % dari populasi, 86 % dari individu di dalamnya akan mempunyai ke-15
gen yang telah disebutkan di atas. Jadi pada peristiwa seleksi, meskipun tanpa adanya
mutasi baru dapat menghasilkan suatu fenotip baru dengan adanya kombinasi gen.
Gambaran sebenarnya dari perubahan yang telah diterangkan di atas secara
hipotesis, telah dibuktikan oleh para ahli pertanian dari Universitas Illionis (Amerika
Serikat). Percobaan tentang seleksi pada seleksi jangka panjang. Para ahli memilih
biji jagung dengan kandungan minyak tinggi dan dilakukan selama 50 generasi.
Dalam waktu tersebut terdapat kenaikan kandungan minyak secara berangsur –
angsur. Hal tersebut terjadi dari formasi kombinasi gen yang dihasilkan dari suatu
sesi mutasi baru.
Perhitungan sederhana dibawah ini menunjukkan percobaan di atas. Para ahli
pertanian menanam jagung sebanyak 200 – 300 pohon untuk setiap generasi.
Dikalikan dengan angka 50, maka jumlah jagung yang telah ditanam selama
percobaan adalah 10.000 – 15.000, kecepatan mutasi untuk setiap gen jagung adalah
1 untuk setiap 50.000 tumbuhan. Hal itulah yang menyebabkan tidak mungkinnya
satu mutan ke penambahan kadar minyak tentu adanya suatu seri mutasi semacam itu
tidak akan terjadi. Penambahan secara berangsur dari kadar minyak selama 50
generasi dengan seleksi harus bersandar pada pembentukan suatu kombinasi gen baru
dan bukannya karena mutasi.
Kombinasi gen baru yang dihasilkan dari seleksi sering menghasilkan suatu
perubahan alel yang awalnya resesif menjadi dominan. Suatu alel tidak bertindak
secara otomatis sebagai resesif atau dominan. Latar belakang genetik menentukan
aktivitas suatu alel. Bila latar genesis berubah lewat pergeseran dari suatu gen, maka
aktivitas dari gen – gen lain sampai pada batas tertentu.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada populasi biparental, seleksi alam atau
buatan menentukan arah perubahan. Sebagian besar dengan perubahan frekuensi dari
gen yang muncul karena mutasi sembarang (random mutation) dari beberapa generasi
sebelumnya. Hal ini akan mewujudkan adanya kombinasi gen yang berudan aktivitas
gen yang menghasilkan fenotip baru. Mutasi yang umumnya bukanlah suatu kekuatan
pengaruh pada evolusi, peran evolusi yang terutama bagi mutasi baru (dan kombinasi
baru dari gen) adalah pengganti persediaan variabilitas di dalam gen pool, yang pada
akhirnya melengkapi potensi mana seleksi yang akan dating dapat bertindak.( Stern, C.
1943)
b. Peran Konservasi dari Seleksi Alam
Telah dijelaskan tentang peran kreatif seleksi alam yang mengarah ke
pembentukan kombinasi gen baru yang dapat member arah terhadap proses
evolusi. Sebaliknya, seleksi alam juga dapat berperan sangat penting sebagai
factor konservatif atau pengawet. Setiap organisme sepanjang perjalanan
evolusinya, telah memiliki susunan gen yang dapat saling mempengaruhi menurut
jalan yang tepat dalam mengatur proses pertumbuhan, faal, biokimia dimana
kelangsungan hidup suatu spesies tergantung. Segala sesuatu yang merusak
interaksi harmonis dari genbiasanya merugikan spesies yang bersangkutan. Tetapi
pada populasi yang berbiak secara seksual, penggolongan gen baru ini akan
berkurang daya adaptasinya daripada golongan asli (meskipun beberapa dapat
lebih besar daya adaptasinya). Sebagian besar dari adaptasi baru cenderung
merusak penggolongan gen yang menguntungkan, yang mana kekuatan hidup dari
sesuatu spesies tergantung. Seleksi alam bekerja secara tetap untuk melenyapkan
semua kombinasi, kecuali kombinasi yang sangat menguntungkan, mengimbangi
rekombinasi dan mutasi merusak. Dengan demikian seleksi alam juga merupakan
faktor utama dalam mempertahankan stabilitas tanpa hal itu tentu terjadi
kekacauan.
c. Adaptasi
Setiap organisme dapat dikatakan merupakan suatu kumpulan kompleks dari
sejumlah besar adaptasi. Adaptasi yang terjadi memiliki hubungan dengan
kebutuhan makanan, pertukaran zat, transport di dalam jaringan, regulasi cairan
tubuh, aktifitas efektor, reproduksi dan lain sebagainya. Adaptasi merupakan
setiap sifat yang dikendalikan secara genetic yang membantu suatu organism atau
spesies, untuk dapat hidup dan berbiak pada keadaan lingkungan dimana spesies
itu berada.
Adaptasi pada organism dapat berupa bentuk, faal atau kelakuan. Adaptasi
dapat secara genetis sederhana yang dikendalikan oleh satu atau dua gen, atau
dapat pula kompleks yang dikendalikan oleh banyak sekali gen. Adaptasi dapat
menyangkut seluruh organ atau sistem organ. Dapat pula adaptasi bersifat sangat
khusus, atau berguna hanya pada suatu keadaan yang bermacam – macam.
( Sufflebeam, C.E. 1989)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang
dapat mengalami hal tersebut . komposisi genetik dari suatu individu sudah ditentukan
semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur.
Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi
dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi, baik
komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan
komposisis genetik populasi adalah evolusi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan, dan diharapkan kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya demi membangun kebaikan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Burns, G.W., The science of genetics, chapter 14, population genitics (new york:
macmillan publishing Co., inc., 1980).
Searle, A.G., “Gene freguencies in london Cats”, journal of genetics, No. 49:214,1949.
Searle, A.G., “Gene freguencies in singapore cats”, journal of Genetics, No. 56:111,
1959.
Stern, C., “The Hardy-Weenberg Law”, Science, No. 97:136, 1943.
Sufflebeam, C.E., Genetics of Domestics Animals (New jesrey: Prentice-hall, inc., 1989).