Post on 01-Jan-2016
description
Maria Griselda Amadea
102011214 / B8
11 Januari 2013
griseldamadea@hotmail.co.id
Remaja sebagai Individu yang Tumbuh dan Berkembang
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari
konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khusus pada setiap anak.1
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.2,3 Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan system
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.3
Skenario 4:
Seorang remaja perempuan berusia 15 tahun, pemalu, jarang bergaul di sekolah,
sedangkan di rumah selalu marah-marah dan menentang orangtua. Hal ini membuat
kuatir orangtuanya dan mengkonsulkan anaknya ke dokter.
II. Rumusan Masalah
Remaja perempuan 15 tahun pemalu dan jarang bergaul di sekolah sedangkan di
rumah marah-marah dan menentang orang tua.
III. Tujuan
Untuk mengetahui tumbuh kembang yang terjadi pada masa anak sampai remaja
beserta faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi dan untuk mencari jalan
keluar terbaik untuk permasalahan ini.
IV. Hipotesis
Perkembangan remaja mempengaruhi perilaku sehingga dibutuhkan komunikasi
yang baik antara anak dan orang tua.
2
PEMBAHASAN
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan system
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.3
Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.
Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:2,4
1). Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2). Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan
bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3). Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-
beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
3
4). Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental,
memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah
berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5). Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu
di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola
sefalokaudal) b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6). Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang
anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa
terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum
mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.
Fase-fase Tumbuh Kembang:
1.Tumbuh Kembang Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupannya di dalam rahim
menjadi di luar rahim. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses
fisiologik sebagai berikut:
1.Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru.
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan.
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi.
4
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun.
5. Sistemimunologik berfungsi untuk mencegah infeksi.
6. Sistem kardiovaskular.
2.Tumbuh Kembang Bayi
a. Bayi Bulan Pertama
1 bulan Berat badan: 3,0 – 14,3 kg, panjang badan: 49,8 - 54,6 cm, lingkar kepala: 33
– 39cm, gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif, gerakan halus: kepala menoleh
kesamping kanan-kiri, komunikasi: bereaksi terhadap bunyi lonceng, sosial: menatap
wajah ibu atau pengasuh.
b. Bayi Bulan Kedua
Inilah masa yang datar, waktu keluarga mulai menyesuaikan kehidupan dengan
seorang bayi yang baru. 2 bulan berat badan: 3,6-5,2 kg, panjang badan: 52,8-58,1 cm,
lingkar kepala: 35-41 cm, gerakan kasar: mengangkat kepala ketika tengkurap,
gerakan halus: kepala menoleh ke samping kanan-kiri, komunikasi: bersuara, sosial:
tersenyum spontan.
3.Masa Toddler
Menginjak usia satu tahun, anak mulai belajar beragam hal dari lingkungannya.
Sebagai orangtua, Anda dapat belajar bagaimana menyokong perkembangan anak baik
kognitif, fisik dan mental anak. Berat badan: 8,9 – 11,5 kg, panjang badan: 75,9 – 82,4
cm, lingkar kepala: 44,5 – 50,5 cm, gerakan kasar: lari naik tangga, gerakan halus:
menumpuk 2 mainan, komunikasi: berbicara beberapa kata, sosial: memakai sendok.
4.Tumbuh Kembang Pra Sekolah
Anak yang terkategori para sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, seorang ahli
psikologi Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut
sebagai masa keemasan (the golden age). Di usia ini anak mengalami banyak
5
perubahan baik fisik dan mental, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Berkembangnya konsep diri
2. Munculnya egosentris
3. Rasa ingin tahu
4. Imanjinasi
5. Belajar menimbang rasa
6. Munculnya control internal
7. Belajar dari lingkungan anak
8. Berkembangnya cara berpikir
9. Berkembangnya kemampuan berbahasa
10. Munculnya perilaku
5.Tumbuh Kembang Sekolah
Tahap perkembangan ini banyak ditentukan oleh rangsangan awalnya, sehingga
bagaimana menumbuhkan kreatifitas dan sosialisasinya terhadap lingkungan menjadi
tantangan bagi orang tua. Karena anak sudah sekolah dan mempunyai pekerjaan
rumah, waktu untuk bermain sedikit dibandingkan dengan ketika ia berada dalam
tahun-tahun pra sekolah. kegiatan bermain anak yang lebih besar dan banyaknya
waktu yang diluangkan untuk kegiatan ini bergantung pada popularitas dan apakah ia
menjadi anggota kelompok atau tidak.
6.Tumbuh Kembang Remaja
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah
ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai
dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita.
a. Perkembangan fisik
6
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan
mulainya pubertas.
b. Perkembangan intelektual
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja.
Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang
secara bertahap.
c. Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawabatas
munculnya dorongan seks.
d. Perkembangan emosional
Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa
stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi
sewaktu pubertas.
Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang5
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara
garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam
(internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut.
A. Faktor Dalam (Internal)
1. Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka la tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2. Keluarga
7
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
3. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4. Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki
akan lebih cepat.
5. Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh
pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
6. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti
pada sindroma Down's dan sindroma Turner's.
B. Faktor Luar (Eksternal/Lingkungan)
Lingkungan merupakan faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan anak.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkian dicapainya potensi
genetik/bawaan/bakat anak. Lingkungan yang kurang baik akan menghambat
pertumbuhan, sehingga potensi bawaan/bakat tidak dapat dicapai. Lingkungan
meliputi aspek fisis, biologis dan sosial yang pada lazimnya disebut lingkungan
fisikobiopsikososial. Aspek-aspek tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan
berkaitan satu sama lain.
8
Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3
kebutuhan dasar yaitu:
a. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH). Meliputi:
Pangan/gizi.
Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang
teratur, pengobatan.
Pemukiman yang layak.
Kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan.
Pakaian.
Rekreasi, kesegaran jasmani.6
b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH),
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan
dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau
psikososial.
c. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH),
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.6
Pubertas7
Pubertas mulai dengan pengurangan hambatan hipotalamus dan responsnya terhadap
faktor-faktor yang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Hipotalamus merangsang
pelepasannya selama tidak bekerjanya pulsa gonadotropin dan hormon pertumbuhan dari
9
pituitaria anterior. Rangkaian akibat perubahan somatik dan fisiologis meningkatkan
kecepatan maturitas seksual (sexual maturity rating).
Tanda pubertas pertama yang dapat dilihat pada anak perempuan adalah
perkembangan tunas-tunas payudara, yang dimulai seawalnya pada usia 8 tahun. Tanda
pertama pada anak laki-laki, pembesaran testis, mulai seawal usia 9,5 tahun. Pada anak
perempuan, dibawah pengaruh hormon perangsang folikel dan estrogen, ovarium, uterus dan
klitoris membesar, endometrium dan mukosa vagina menebal dan peningkatan glikogen
vagina mendorong bakteri membentuk asam, yang merupakan predisposisi infeksi jamur.
Labia mayora menjadi lebih vaskuler dan lebih sensitif. Menarche terjadi pada kira-kira 10%
anak perempuan pada SMR 2 (10-13 tahun). Pada anak laki-laki dibawah pengaruh hormon
luteinisasi dan testosteron, tubulus seminiferus, epididimis, vesika seminalis, dan prostat
membesar. Testis bagian kiri normalnya lebih rendah daripada bagian kanan. Percepatan
pertumbuhan dimulai pada remaja awal, meskipun kecepatan pertumbuhan puncak tidak
tercapai sampai SMR 3 atau 4 (14-16 tahun). Pertumbuhan paling cepat terjadi dini pada anak
perempuan dan lebih lambat pada anak laki-laki.
Pada kedua jenis kelamin, androgen adrenal merangsang kelenjar sebasea mendorong
perkembangan jerawat. Pemanjangan bola mata sering mengakibatkan rabun dekat.perubahan
terjadi pada kualitas suara, menunjukkan pertumbuhan laring dan toraks, juga norma budaya.
Perubahan-perubahan gigi meliputi pertumbuhan rahang, hilangnya gigi desidua akhir, dan
erupsi kuspid permanen, premolar, dan akhirnya molar.
Perubahan Psikososial, Moral, Kognitif dan Psikoseksual Remaja
Erik Erikson membagi tahapan perkembangan psikososial ke dalam beberapa
tahapan.8 Namun, masalah terbesar dalam tahapan perkembangan psikososial seorang
remaja adalah identitas diri yang cenderung hilang.8 Remaja masih mengakuisisi nilai-
10
nilai yang ada di lingkungannya, merasakan berbagai perilaku dan aktivitas sosial, dan
merasa kesulitan untuk memilah nilai-nilai yang terbaik bagi mereka. Erikson
mengondisikan mereka dengan krisis ideologi; remaja cenderung akan bersikap labil
dengan bentrokan nilai-nilai yang bertolak belakang, dan terkadang bertindak di luar
batas.8
StagesNormal Growth
Crises
Psychosexual Zones/Stages
Psychosexual Modes
Psychosocial Zones
Radius of Significant Relations
Psychosocial Modalities
Trust vs. MistrustOral-Respiratory-Sensory-Kinesthetic
Passive IncorporativeActive Incorporative
Maternal PersonTo getto take
Autonomy vs. Shame-Doubt
Anal-Urethral-Muscular
RetentiveEliminative
Parental PersonsTo hold (on)To let (go)
Initiative vs. GuiltInfantile-Genital-Locomotor
IntrusiveInclusive
Basic Family
To "make" (going after)To "make like" (playing)
Industry vs. Inferiority
Cerebral-Cortical/"Latency"
Neighborhood, School, Community
To make thingsTo make things together
Identity vs. Role Confusion/Diffusion
Puberty
Peer Groups and Outgroups; Models of Leadership
To be oneself (or not to be)To share being oneself
Intimacy vs. Isolation
Genitality
Partners in friendship, sex, competition, cooperation (heterosexual, homosexual)
To lose and find oneselfin another
Generativity vs. Stagnation/Self-Absorbtion)
Divided labor and shared household
To let beTo make beTo take care of
Integrity vs. Despair "Mankind""My Kind"
To be through having beenTo face not being
11
(To be a has-been)
Tabel 1. An Extended Erikson Psychosocial Worksheet12
Faktor kognitif, sebagaimana dijelaskan oleh Piaget, berperan dalam proses
adaptasi biologis, dimana dibutuhkan suatu kecerdasan untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan perkembangan diri mereka sendiri.9 Sedangkan Kohnberg
menjelaskan teori moral sebagai abilitas untuk membedakan “baik” dan “buruk” dan
mencakup aspek kognisi, perasaan, dan perilaku.9 Beberapa tahapan diperlukan untuk
mencapai tingkat moral tertentu dan integrasi fisik, sosial, seksual, dan moral sangat
memengaruhi pribadi individu dan membedakan ia dari individu lainnya.9
Normalnya, anak-anak pada usia prasekolah hingga tahun-tahun awal sekolah
cenderung untuk menghabiskan waktu dan beraktivitas di rumah, sementara anak yang
lebih tua cenderung sebaliknya, termasuk remaja.10 Perkembangan tersebut umumnya
memberi dampak baik pada remaja, seperti peningkatan hubungan sosial dan
pencarian jati diri remaja yang bersangkutan. Sayangnya, perkembangan itu terjadi
seiring perubahan drastis sistem hormonal dalam tubuh, terutama hormon-hormon
seksual. Karena itu, sering terdengar kasus tentang kenakalan dan gangguan psikologis
pada remaja.10
Perubahan lain yang terjadi pada manusia remaja adalah perubahan psikoseksual.
Teori perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Freud mengatakan bahwa
setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan, begitu pula
manusia juga mengalaminya. Freud mengatakan bahwa seksualitas adalah faktor
pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu dan bahwa pada masa balita pun anak-
anak mengalami ketertarikkan dan kebutuhan seksual.
Tahap perkembangan psikoseksual yang dikemukakan Freud adalah:11
12
1. Tahap oral
Tahap Oral berlangsung pada usia 0 sampai 18 bulan dimana kesenangan bayi terpusat
disekitar mulut, seperti mengunyah, menghisap, dan menggigit yang merupakan
sumber kesenangan anak. Sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut adalah
makanan. Makan meliputi stimulasi terhadap bibir dan rongga mulut serta menelan.
Kemudian setelah gigi tumbuh maka mulut dipakai untuk menggigit dan mengunyah.
Dua aktifasi oral ini merupakan prototype bagi banyak ciri karakter yang berkembang
dikemudian karakter.
2. Tahap Anal
Tahap Anal berlangsung pada anak usia 1,5 tahun sampai 3 tahun. Libido dipusatkan
didaerah anal, dimana anal berfungsi sebagai alat pemuas kenikmatan (baik dalam
melepaskan atau mempertahankan feses). Di fase ini terjadi sifat ambivalensi pada
anak dimana anak berusaha mempertahankan feses sedangkan ibunya memerintahkan
untuk dibuang.
3. Tahap Phallic
Berlangsung pada anak usia 3 sampai 6 tahun. Kenikmatan terletak pada alat kelamin
dan aktifitas yang paling nikmat adalah masturbasi. Pada tahap ini anak menyadari
jenis kelaminnya bertepatan pada kesadaran bahwa dirinya dipisahkan dari beberapa
aspek dari kehidupan orang tuanya.
4. Tahap Latency
Berlangsung pada anak usia 6 tahun sampai usia pubertas atau sekitar 12 tahun.
Selama periode ini, anak menekan seluruh minat seksual dan mengembangkan
keterampilan dan intelektual. Di fase ini libido seksual relative tenang dan anak
beridentifikasi lebih luas lagi di luar objek orang tuanya seperti teman, orang tua
13
teman, dan guru. Rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa demi
moral agama dan adat.
5. Tahap Genital
Terjadi mulai dari masa pubertas dan seterusnya. Fase ini dibagi menjadi 3 fase:
· Fase pubertas yaitu usia 11 sampai 13 tahun
· Fase adolecens yaitu usia 14 sampai 18 tahun
· Fase dewasa yaitu usia 18 tahun keatas
Komunikasi Orang tua – Anak
Orangtua memegang kendali besar dalam perkembangan remaja terutama
perkembangan psikis. Sebagai orangtua, bersikaplah rileks dan tanggapilah ungkapan
dan pendapat anak dengan sikap terbuka dan jujur. Tidak perlu harus menunjukkan
wibawa orangtua selalu benar. Terkadang anak juga ingin melihat orangtuanya bisa
salah. Bila ternyata pendapat orangtua salah, cobalah bersama anak mencari jawaban
yang benar sehingga anak akan merasa dihargai. Dengan memperbaiki komunikasi
dengan anak dan meluangkan perhatian khusus kepada anak yang justru pendiam dan
tampak bersikap manis di sekolah, upaya preventif orangtua terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan perilaku anak, seperti melawan dan marah-marah terhadap orang
tua tidak akan terjadi.
14
PENUTUP
Dalam permasalahan ini dimana perkembangan remaja sangat mempengaruhi
perilaku, dibutuhkan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Perasaan
dihargai akan menunjang peluang berkembangnya perasaan dipercaya dan terpercaya.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995.h.1-32.
2. Pusponegoro H D, Passat J, Mangunatmadja I, Widodo, Taskin, Ismael
S. Naskah lengkap pendidikan kedokteran berkelanjutan IKA XXXIV. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 1995.h. 1-45.
16
3. Departmen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar.
Jakarta: Departemen kesehatan republik Indonesia; 2005.h.1-14.
4. Sinto R, Oktaria S, Astuti S, Mirdhatillah S, Sekartini R, Wawolumaya C.Penapisan
perkembangan anak usia 6 bulan – 3 tahun dengan uji tapis perkembangan Denver II.
Sari Pediatri, vol.9,No.5,Februari 2008.h.348-353.
5. Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B. Narendra. Penyimpangan tumbuh
kembang anak. 2006. Diunduh dari: http://www.pediatrik.com/pkb/061022022956-
57x6138.pdf, 11 Januari 2013.
6. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, etc. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC;
2009. h. 325-47.
7. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson: ilmu kesehatan anak. Ed 15. Jakarta: EGC;
2012.h. 72-5.
8. Davis D, Clifton A. Psychosocial theory: Erikson. 1995. Diunduh dari:
http://www.haverford.edu/psych/ddavis/p109g/erikson.stages.html, 11 Januari 2013.
9. T W, Widyawati I, Gitayanti H. Human development throughout the life cycle (0-18
Years Old). Presentation. Jakarta: UI, Dept. Psikiatri; 2011.p. 10-23.
10. Wilmshurts L. Abnormal child physiology: a developmental perspective. 1st ed. USA:
Routledge; 2009.p. 223-308.
11. Santrock W John. Life span development. Jakarta: Erlangga; 2002.
12. Tabel 1. An extended Erikson psychosocial worksheet. Diunduh dari:
http://www.haverford.edu/psych/ddavis/p109g/erikson.stages.2.html, 11 Januari 2013.
17