Post on 01-Feb-2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito,
2000; Gordon, 1976&NANDA).
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data
yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan
memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata
(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam
batas wewenang perawat.
Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan
untuk para penerima tindakan keperawatan. Kebanyakan kurikulum sekolah-sekolah
keperawatan sekarang memasukkan proses keperawatan sebagai sautu komponen dari
konsep kerja konseptual mereka. National Council of State Broads of Nursing
menggunakan proses keperawatan sebagai dasar untuk Registered Nurse State Board
Test Pool Examination (NCSBN). Pertanyaan –pertanyaan yang berhubungan dengan
tindakan keperawatan dalam menangani keadaan pasien yang bervariasi disajikan
sesuai dengan lima langkah dari proses keperawatan.
Dengan mengikuti kelima langkah ini, perawat akan memiliki suatu kerangka
kerja yang sistematis untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan dan yang terpenting adalah dalam hal memberikan
dosis-dosis terhadap pasien ( diagnosa ).
Sehingga dalam makalah ini penulis mengambil tema yang berhubungan
dengan latar belakang masalah diatas yaitu “ Diagnosa Keperawatan”.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Diagnosa Keperawatan ?
b. Apa saja kategori-kategori Diagnosa Keperawatan ?
c. Bagaimana komponen-komponen Diagnosa Keperawatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Dapat mengartikan atau menjelaskan tentang Diagnosa Keperawatan.
b. Dapat menyebutkan kategori-kategori Diagnosa Keperawatan.
c. Untuk mengetahui komponen-komponen Diagnosa Keperawatan.
d. Manfaat sebagai saran untuk mengetahui mengenai Diagnosa Keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian diagnosis
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses
keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah
analisa, dimana perawat mengidentifikasi “ respon-respon individu terhadap
masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial.” Pada beberapa negara
( mis., Kansas, New york ) mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan
Praktik Keperawatan sebagai suatu tanggung jawab legal dari seorang perawat
profesional.” Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk
memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di
dalamnya” ( Kim et al, 1984).
Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses keperawatan
juga direfleksikan dalam standar praktik ANA. Standar-standar ini
memberikan satu dasar luas mengevaluasi praktik dan merefleksikan
pengakuan hak-hak manusia yang menerima asuhan keperawatan ( ANA,
1980).
Suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan
atau perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, mencegah, membatasi dan
merubah. ( Carpenito, 2000).
Diagnosa Keperawatan adalah keputusan/kesimpulan yang terjadi
akibat hasil dari pengkajian keperawatan (Gabbie and Lavin, 1975).
3
2.2 Syarat Menegakkan Diagnosis
Didalam menentukan sebuah diagnosis, diagnosis harus memenuhi beberapa
kategori diantaranya :
1. Aktual
suatu diagnosa keperawatan aktual menggambarkan penilaian
klinis yang harus divalidasi perawat karena adanya batasan
karakteristik mayor.
Syarat: menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada
unsur PES. Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%)
dan sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa NANDA.
Misalnya, ada data : muntah, diare, dan turgor jelek selama 5 hari.
Diagnosa : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan
dengan kehilangan cairan secara abnormal (taylor, lilis, dan LeMoni,
1988, p.283). Jika masalah semakin jelek dan menganggu kesehatan
“perineal”, klien tersebut akan terjadi resiko kerusakan kulit, dan
disebu sebagai “resiko diagnosa”.
2. Resiko
diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis
dimana in dividu atau kelompok lebih rentan mengalami masalah di
banding orang lain dalam situasi yang sama atau serupa.
Syarat:Menegakkan resiko diagnosa keperawatan ada unsur PE
(problem and etiologi) penggunaan istilah “resiko dan resiko tinggi”
tergantung dari tingkat keparahan/kerentanan terhadap masalah.
Diagnosa : “resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan diare yang terus menurus”. Jika perawat menduga adanya
gangguan self-concept, tetepi kurang data yang cukup mendukung
(defenisi karakteristik/tanda dan gejala) untuk memastikan
permasalahan, maka dapat dicantumkan sebagai : “kemungkinan
diagnosa”.
4
3. Kemungkinan
Diagnosis keperawatan yang mungkin adalah pernyataan yang
menjelaskan masalah yang diduga memerlukan data tambahan. itu
adalah un beruntung bahwa banyak perawat telah disosialisasikan
untuk menghindari muncul tentatif. dalam pengambilan keputusan
ilmiah, pendekatan tentatif bukanlah tanda kelemahan atau keraguan,
tetapi merupakan bagian penting dari proses. perawat harus menunda
diagnosis akhir sampai ia atau dia telah mengumpulkan dan
menganalisis semua informasi yang diperlukan untuk tiba pada suatu
conclusion.physicians ilmiah menunjukkan kesementaraan dengan
aturan pernyataan keluar (R / O). Perawat juga harus mengadopsi
posisi tentatif sampai mereka telah menyelesaikan pengumpulan data
dan evaluasi dan dapat mengkonfirmasi atau menyingkirkan.
Syarat: menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan
adanya unsur respon (problem) dan faktor yang mungkin dapat
menimbulkan masalah tetapi belum ada.
Diagnosa: kemungkinan gangguan konsep diri: rendah
diri/terilosasi berhubungan dengan diare. Keperawat dituntut untuk
berfikir lebih kritis dan mengumpulkan data tambahan yang
berhubungan dengan konbsep diri.
4. Kesejahteraaan
Adalah penilaian klinis tentang keadaan individu, keluarga, atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat
sejahtera yang lebih tinggi (NANDA).
Ada 2 kunci yang harus ada:
a. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi.
b. Ada status dan fungsi yang efektif.
5
5. Syndrom
Adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual atau resiko yang diperkirakan ada karena situasi
atau peristiwa tertentu.
Manfaat diagnosa keperawatan syndrom adalah agar perawat
selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap
melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan. Menurut NANDA
ada dua diagnosa keperawatan syndrom:
a. Syndrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome)
Pada diagnosa keperawatan diatas lebih menunjukkan adanya
kelompok tanda dan gejala dari pada kelompok diagnosa
keperawatan. Tanda dan gejala tersebut meliputi:
Cemas, takut,sedih, gangguan istirahat dan tidur, dan resiko
tinggi nyeri sewaktu melakukan melakukan hubungan seksual.
b. Resiko Syndrome penyalahgunaan (Risk for Disuse Syndrome)
a) Resiko konstipasi
b) Resiko perubahan fungsi pernafasan
c) Resiko infeksi
d) Resiko thrombosis
e) Resiko gangguan aktivitas
6
6. 3. KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN
7. 1) Problem (masalah)
8. Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkatkan
mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnose keperawatan
mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan apa yang harus
diubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman
terhadap tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan menggunakan
standar diagnose keperawatan dari NANDA mempunyai keuntungan
yang signifikan.
9. a. Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang
lainnya dengan menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.
10. b. Memfasilitasi penggunaan computer dalam keperawatan, Karena
perawat akan mampu mengakses diagnose keperawatan.
11. c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah
keperawatan yang ada dengan masalah medis.
12. d. Semua perawat dapat bekerja sama dalam menguji dan
mendefinisikan kategori diagnose dalam mengidentifikasi criteria
pengkajian dan intervensi keperawatan dalam meningkatan asuhan
keperawatan.
13. 2) Etiologi (penyebab)
14. Etiologi (penyebab) adalah factor klinik dan personal yang dapat
merubah status ksehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah.
Etiologi mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan
factor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah
baik sebagai penyebab ataupun factor resiko. Karena etiologi
mengidentifikasi factor yang mendukung terhadap masalah kesehatan
klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari
intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan
penyebab maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien.
7
Misalnya, klien dengan diabetes mellitus masuk RS biasanya dengan
hiperglikeni dan mempunyai riwayat yang tidak baik tentang pola
makan dan pengobatan (insulin) didiagnosa dengan “ ketidaktaatan”.
Katakana lah ketidaktaatan tersebut berhubungan dengan kuramgnya
pengetahuan kien dan tindakan keperawatan diprioritaskan
mengajarkan klien cara mengatasi diabetes melitus dan tidak berhasil,
jika penyebab ketidaktaatan tersebut karena klien putus asa untuk
hidup.
15. Penulisan etiologi dari diagnose keperawatan meliputi unsure PSMM
16. P = Patofisiologi dari penyakit
17. S = Situational (keadaan lingkungan perawatan)
18. M = Medication ( pengobatan yang diberikan)
19. M = Maturasi (tingkat kematangan/kedewasaan klien)
20. Etiologi, factor penunjang dan resiko, meliputi:
21. a. Pathofisiologi:
22. Semua proses penyakit, akut dan kronis, yang dapat menyebabkan atau
mendukung masalah, misalnya masalah “powerlessness”
23. Penyebab yang umum:
24. · ketidakmampuan berkomunikasi ( CV A, intubation)
25. · ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari (CV A, trauma
servical, nyeri, IMA)
26. · ketidakmampuan memenuhi tanggungjawabnya (pembedahan,
trauma, dan arthritis)
27. b. Situasional (personal, enfironment)
28. Kurangnya pengetahuan, isolasi social, kurangnya penjelasan dari
petugas kesehatan, kurangnya partisipasi klien dalam mengabil
keputusan, relokasi, kekurangmampuan biaya, pelecehan sexual,
pemindahan status social, dan perubahan personal teritori.
29. c. Medication (treatment-related)
8
30. Keterbatasan institusi atau RS: tidak sanggup memberikan perawatan
dan tidak ada kerahasiaan.
31. d. Maturational
32. Adolescent: ketergantungan dalam kelompok, independen dari keluarga
33. Young adult: menikah, hamil, orangtua
34. Dewasa: tekanan karir, dan tanda-tanda pubertas
35. Elderly: kurangnya sensori, motor, kehilangan (uang, factor lain)
36. 3) Sign/symptom (tanda/gejala)
37. Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari masalah
keperawatan. Memerlukan kriteria evaluasi, misalnya : bau “pesing”,
rambut tidak pernah di keramas. “saya takut jalan di kamar mandi dan
memecahkan barang”.
38. 4. PENTUAN PRIORITAS DIAGNOSIS
39. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka dapat diketahui
diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang
segara dilakukan dalam menentukan prioritas terdapat beberapa
pendapat urutan prioritas, diantaranya :
40. 1) Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
41. Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan atau mengancam
jiwa yang dilatar belakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu
dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi,
prioritas sedang , dan prioritas rendah.
42. · Prioritas tinggi : mencerminkan situasi yang mengancam
kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan
terlebih dahulu seperti masalah bersihan jalan nafas.contoh
diagnosa..................
43. · Prioritas sedang : menggambarkan situasi yang tidak gawat dan
tidak mengancam hidup klien seperti masalah higiene
perseorangan.contoh diagnosa..................
9
44. · Prioritas rendah : menggambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung prognosis dari suatu penyakit yang secara
spesifik seperti masalah keuangan atau lainnya.contoh
diagnosa..................
45. 2) Berdasarkan kebutuhan maslow
46. Maslow mentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan
berdasarkan kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan
dan keamanan, mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri,
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
47. Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan maslow membagi
urutan tersebut berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia di
antaranya :
48. 1) Kebutuhan fisiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu,
nutrisi, nyeri, cairan, perawatan kulit, mobilitas, eliminasi.
49. 2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi masalah
lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari
infeksi dan rasa takut.
50. 3) Kebutuhan mencintai dan dicintai, meliputi masalah kasih
sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan antar manusia.
51. 4) Kebutuhan harga diri, meliputi masalah respect dari keluarga,
perasaan menghargai diri sendiri.
52. 5) Kebutuhan masalah aktualisasi diri, meliputi kepuasan terhadap
lingkungan.
53. 2. Berfikir kirtis dalam diagnosa54. Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V.
Fry dengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan.Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990, dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.
10
Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan akurat, memberikan arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.1.Tipe Diagnosa Keperawatan.Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:a.Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses).Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).b.Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses), adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).c.Diagnosa keperawatan kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses), adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).d.Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses), adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label. Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”, diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).e.Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses), terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi
11
yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse” (Carpenito, 1997). 2.Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat di Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3 komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:Diagnosa keperawatan aktual:Contoh: Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).Diagnosa keperawatan risiko/ risiko tinggi:Contoh: Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi) Pada diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini disebabkan kerena masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau pencegahan dini yang dilakukan oleh perawat.3. Persyaratan Diagnosa Keperawatan.Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi:1) Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap
12
Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.2) Spesifik dan akurat.3) Merupakan pernyataan dari: P(Problem)+ E (Etiologi)+S (Sign/Simptom)atau P (Problem) + E (Etiologi).4) Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.5) Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat. 4.Prioritas Diagnosa Keperawatan.Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:1). Berdasarkan tingkat Kegawatana.Keadaan yang mengancam kehidupan.b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.2 ).Berdasarkan Kebutuhan maslow,yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia,5.Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis.Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:Diagnosa keperawatan : Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.Diagnosa Medis :Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.Berorientasi kepada keadaan patologisCenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada
55. http://regioktaviana27.blogspot.com/p/blog-page_9501.html
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
14
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).
Diagnosis Keperawatan ditetapkan berdasar analisis dan interprestasi
data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis
keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat
15