Makala h

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976&NANDA). Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan untuk para penerima tindakan keperawatan. Kebanyakan kurikulum sekolah-sekolah keperawatan sekarang memasukkan proses keperawatan sebagai sautu komponen dari konsep kerja konseptual mereka. National Council of State Broads of Nursing 1

Transcript of Makala h

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,

keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana

berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito,

2000; Gordon, 1976&NANDA).

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data

yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan

memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata

(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam

batas wewenang perawat. 

Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan

untuk para penerima tindakan keperawatan. Kebanyakan kurikulum sekolah-sekolah

keperawatan sekarang memasukkan proses keperawatan sebagai sautu komponen dari

konsep kerja konseptual mereka. National Council of State Broads of Nursing

menggunakan proses keperawatan sebagai dasar untuk Registered Nurse State Board

Test Pool Examination (NCSBN). Pertanyaan –pertanyaan yang berhubungan dengan

tindakan keperawatan dalam menangani keadaan pasien yang bervariasi disajikan

sesuai dengan lima langkah dari proses keperawatan.

Dengan mengikuti kelima langkah ini, perawat akan memiliki suatu kerangka

kerja yang sistematis untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan dan yang terpenting adalah dalam hal memberikan

dosis-dosis terhadap pasien ( diagnosa ).

Sehingga dalam makalah ini penulis mengambil tema yang berhubungan

dengan latar belakang masalah diatas yaitu “ Diagnosa Keperawatan”.

1

Page 2: Makala h

1.2 Rumusan Masalah

a.    Apa pengertian Diagnosa Keperawatan ?

b.    Apa saja kategori-kategori Diagnosa Keperawatan ?

c.    Bagaimana komponen-komponen Diagnosa Keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

a.    Dapat mengartikan atau menjelaskan tentang Diagnosa Keperawatan.

b.    Dapat menyebutkan kategori-kategori Diagnosa Keperawatan.

c.    Untuk mengetahui komponen-komponen Diagnosa Keperawatan.

d.    Manfaat sebagai saran untuk mengetahui mengenai Diagnosa Keperawatan.

2

Page 3: Makala h

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian diagnosis

Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses

keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah

analisa, dimana perawat mengidentifikasi “ respon-respon individu terhadap

masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial.” Pada beberapa negara

( mis., Kansas, New york ) mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan

Praktik Keperawatan sebagai suatu tanggung jawab legal dari seorang perawat

profesional.” Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk

memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di

dalamnya” ( Kim et al, 1984).

Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses keperawatan

juga direfleksikan dalam standar praktik ANA. Standar-standar ini

memberikan satu dasar luas mengevaluasi praktik dan merefleksikan

pengakuan hak-hak manusia yang menerima asuhan keperawatan ( ANA,

1980).

Suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan

atau perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara

akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti

untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, mencegah, membatasi dan

merubah. ( Carpenito, 2000).

Diagnosa Keperawatan adalah keputusan/kesimpulan yang terjadi

akibat hasil dari pengkajian keperawatan (Gabbie and Lavin, 1975).

3

Page 4: Makala h

2.2 Syarat Menegakkan Diagnosis

Didalam menentukan sebuah diagnosis, diagnosis harus memenuhi beberapa

kategori diantaranya :

1. Aktual

suatu diagnosa keperawatan aktual menggambarkan penilaian

klinis yang harus divalidasi perawat karena adanya batasan

karakteristik mayor.

Syarat: menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada

unsur PES. Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%)

dan sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa NANDA.

Misalnya, ada data : muntah, diare, dan turgor jelek selama 5 hari.

Diagnosa : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan

dengan kehilangan cairan secara abnormal (taylor, lilis, dan LeMoni,

1988, p.283). Jika masalah semakin jelek dan menganggu kesehatan

“perineal”, klien tersebut akan terjadi resiko kerusakan kulit, dan

disebu sebagai “resiko diagnosa”.

2. Resiko

diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis

dimana in dividu atau kelompok lebih rentan mengalami masalah di

banding orang lain dalam situasi yang sama atau serupa.

Syarat:Menegakkan resiko diagnosa keperawatan ada unsur PE

(problem and etiologi) penggunaan istilah “resiko dan resiko tinggi”

tergantung dari tingkat keparahan/kerentanan terhadap masalah.

Diagnosa : “resiko gangguan integritas kulit berhubungan

dengan diare yang terus menurus”. Jika perawat menduga adanya

gangguan self-concept, tetepi kurang data yang cukup mendukung

(defenisi karakteristik/tanda dan gejala) untuk memastikan

permasalahan, maka dapat dicantumkan sebagai : “kemungkinan

diagnosa”.

4

Page 5: Makala h

3. Kemungkinan

Diagnosis keperawatan yang mungkin adalah pernyataan yang

menjelaskan masalah yang diduga memerlukan data tambahan. itu

adalah un beruntung bahwa banyak perawat telah disosialisasikan

untuk menghindari muncul tentatif. dalam pengambilan keputusan

ilmiah, pendekatan tentatif bukanlah tanda kelemahan atau keraguan,

tetapi merupakan bagian penting dari proses. perawat harus menunda

diagnosis akhir sampai ia atau dia telah mengumpulkan dan

menganalisis semua informasi yang diperlukan untuk tiba pada suatu

conclusion.physicians ilmiah menunjukkan kesementaraan dengan

aturan pernyataan keluar (R / O). Perawat juga harus mengadopsi

posisi tentatif sampai mereka telah menyelesaikan pengumpulan data

dan evaluasi dan dapat mengkonfirmasi atau menyingkirkan.

Syarat: menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan

adanya unsur respon (problem) dan faktor yang mungkin dapat

menimbulkan masalah tetapi belum ada.

Diagnosa: kemungkinan gangguan konsep diri: rendah

diri/terilosasi berhubungan dengan diare. Keperawat dituntut untuk

berfikir lebih kritis dan mengumpulkan data tambahan yang

berhubungan dengan konbsep diri.

4. Kesejahteraaan

Adalah penilaian klinis tentang keadaan individu, keluarga, atau

masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat

sejahtera yang lebih tinggi (NANDA).

Ada 2 kunci yang harus ada:

a. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang

lebih tinggi.

b. Ada status dan fungsi yang efektif.

5

Page 6: Makala h

5. Syndrom

Adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa

keperawatan aktual atau resiko yang diperkirakan ada karena situasi

atau peristiwa tertentu.

Manfaat diagnosa keperawatan syndrom adalah agar perawat

selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap

melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan. Menurut NANDA

ada dua diagnosa keperawatan syndrom:

a. Syndrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome)

Pada diagnosa keperawatan diatas lebih menunjukkan adanya

kelompok tanda dan gejala dari pada kelompok diagnosa

keperawatan. Tanda dan gejala tersebut meliputi:

Cemas, takut,sedih, gangguan istirahat dan tidur, dan resiko

tinggi nyeri sewaktu melakukan melakukan hubungan seksual.

b. Resiko Syndrome penyalahgunaan (Risk for Disuse Syndrome)

a) Resiko konstipasi

b) Resiko perubahan fungsi pernafasan

c)   Resiko infeksi

d)   Resiko thrombosis

e) Resiko gangguan aktivitas

6

Page 7: Makala h

6. 3.    KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN

7. 1)    Problem (masalah)

8. Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status

kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkatkan

mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnose keperawatan

mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan apa yang harus

diubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman

terhadap tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan menggunakan

standar diagnose keperawatan dari  NANDA mempunyai keuntungan

yang signifikan.

9. a.       Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang

lainnya dengan menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.

10. b.      Memfasilitasi penggunaan computer dalam keperawatan, Karena

perawat akan mampu mengakses diagnose keperawatan.

11. c.       Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah

keperawatan yang ada dengan masalah medis.

12. d.      Semua perawat dapat bekerja sama dalam menguji dan

mendefinisikan kategori diagnose dalam mengidentifikasi criteria

pengkajian dan intervensi keperawatan dalam meningkatan asuhan

keperawatan.

13. 2)      Etiologi (penyebab)

14. Etiologi (penyebab) adalah factor klinik dan personal yang dapat

merubah status ksehatan atau  mempengaruhi perkembangan masalah.

Etiologi mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan

factor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah

baik sebagai penyebab ataupun factor resiko. Karena etiologi

mengidentifikasi factor yang mendukung terhadap masalah kesehatan

klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari

intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan

penyebab maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien.

7

Page 8: Makala h

Misalnya, klien dengan diabetes mellitus masuk RS biasanya dengan

hiperglikeni dan mempunyai riwayat yang tidak baik tentang pola

makan dan pengobatan (insulin) didiagnosa dengan “ ketidaktaatan”.

Katakana lah ketidaktaatan tersebut berhubungan dengan kuramgnya

pengetahuan kien dan tindakan keperawatan diprioritaskan

mengajarkan klien cara mengatasi diabetes melitus dan tidak berhasil,

jika penyebab ketidaktaatan tersebut karena klien putus asa untuk

hidup.

15. Penulisan etiologi dari diagnose keperawatan meliputi unsure PSMM

16. P          = Patofisiologi dari penyakit

17. S          = Situational (keadaan lingkungan perawatan)

18. M         = Medication ( pengobatan yang diberikan)

19. M         = Maturasi  (tingkat kematangan/kedewasaan klien)

20. Etiologi, factor penunjang dan resiko, meliputi:

21. a.       Pathofisiologi:

22. Semua proses penyakit, akut dan kronis, yang dapat menyebabkan atau

mendukung masalah, misalnya masalah “powerlessness”

23. Penyebab yang umum:

24. ·         ketidakmampuan berkomunikasi  ( CV A, intubation)

25. ·         ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari (CV A, trauma

servical, nyeri, IMA)

26. ·         ketidakmampuan memenuhi tanggungjawabnya (pembedahan,

trauma, dan arthritis)

27. b.      Situasional (personal, enfironment)

28. Kurangnya pengetahuan, isolasi social, kurangnya penjelasan dari

petugas kesehatan, kurangnya partisipasi klien dalam mengabil

keputusan, relokasi, kekurangmampuan biaya, pelecehan sexual,

pemindahan status social, dan perubahan personal teritori.

29. c.       Medication (treatment-related)

8

Page 9: Makala h

30. Keterbatasan institusi atau RS: tidak sanggup memberikan perawatan

dan tidak ada kerahasiaan.

31. d.      Maturational

32. Adolescent: ketergantungan dalam kelompok, independen dari keluarga

33. Young adult: menikah, hamil, orangtua

34. Dewasa: tekanan karir,  dan tanda-tanda pubertas

35. Elderly: kurangnya sensori, motor, kehilangan (uang, factor lain)

36. 3)      Sign/symptom (tanda/gejala)

37. Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari masalah

keperawatan. Memerlukan kriteria evaluasi, misalnya : bau “pesing”,

rambut tidak pernah di keramas. “saya takut jalan di kamar mandi dan

memecahkan barang”.

38. 4.         PENTUAN PRIORITAS DIAGNOSIS

39. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka dapat diketahui

diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang

segara dilakukan dalam menentukan prioritas terdapat beberapa

pendapat urutan prioritas, diantaranya :

40. 1)      Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)

41. Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan atau mengancam

jiwa yang dilatar belakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu

dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi,

prioritas sedang , dan prioritas rendah.

42. ·         Prioritas tinggi : mencerminkan situasi yang mengancam

kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan

terlebih dahulu seperti masalah bersihan jalan nafas.contoh

diagnosa..................

43. ·         Prioritas sedang : menggambarkan situasi yang tidak gawat dan

tidak mengancam hidup klien seperti masalah higiene

perseorangan.contoh diagnosa..................

9

Page 10: Makala h

44. ·         Prioritas rendah : menggambarkan situasi yang tidak

berhubungan langsung prognosis dari suatu penyakit yang secara

spesifik seperti masalah keuangan atau lainnya.contoh

diagnosa..................

45. 2)      Berdasarkan kebutuhan maslow

46. Maslow mentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan

berdasarkan kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan

dan keamanan, mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri,

yang dapat digambarkan sebagai berikut:

47. Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan maslow membagi

urutan tersebut berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia di

antaranya :

48. 1)      Kebutuhan fisiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu,

nutrisi, nyeri, cairan, perawatan kulit, mobilitas, eliminasi.

49. 2)      Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi masalah

lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari

infeksi dan rasa takut.

50. 3)      Kebutuhan mencintai dan dicintai, meliputi masalah kasih

sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan antar manusia.

51. 4)      Kebutuhan harga diri, meliputi masalah respect dari keluarga,

perasaan menghargai diri sendiri.

52. 5)      Kebutuhan masalah aktualisasi diri, meliputi kepuasan terhadap

lingkungan.

53. 2.            Berfikir kirtis dalam diagnosa54. Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V.

Fry dengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan.Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990, dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.

10

Page 11: Makala h

Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan akurat, memberikan arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.1.Tipe Diagnosa Keperawatan.Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:a.Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses).Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).b.Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses), adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).c.Diagnosa keperawatan kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses), adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).d.Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses), adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label. Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”, diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).e.Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses), terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi

11

Page 12: Makala h

yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse” (Carpenito, 1997). 2.Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat di Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3 komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:Diagnosa keperawatan aktual:Contoh: Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).Diagnosa keperawatan risiko/ risiko tinggi:Contoh: Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi) Pada diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini disebabkan kerena masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau pencegahan dini yang dilakukan oleh perawat.3. Persyaratan Diagnosa Keperawatan.Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi:1) Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap

12

Page 13: Makala h

Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.2) Spesifik dan akurat.3) Merupakan pernyataan dari: P(Problem)+ E (Etiologi)+S (Sign/Simptom)atau P (Problem) + E (Etiologi).4) Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.5) Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat. 4.Prioritas Diagnosa Keperawatan.Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:1). Berdasarkan tingkat Kegawatana.Keadaan yang mengancam kehidupan.b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.2 ).Berdasarkan Kebutuhan maslow,yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia,5.Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis.Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:Diagnosa keperawatan : Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.Diagnosa Medis :Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.Berorientasi kepada keadaan patologisCenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada

55. http://regioktaviana27.blogspot.com/p/blog-page_9501.html

13

Page 14: Makala h

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon

individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau

potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara

akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti

14

Page 15: Makala h

untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status

kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).

Diagnosis Keperawatan ditetapkan berdasar analisis dan interprestasi

data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis

keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan

klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana

pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat

15