Post on 25-Dec-2015
description
Sejarah Perkembangan Islam
Islam Masa Silam
Allah telah menurunkan agama Islam sejak zaman silam, zaman lampau
dan zaman prasejarah yang bahkan belum tercatat oleh manusia. Pernyataan ini
dibuktikan dengan beberapa aya Al-Quran. Di dalam ayat Al-Quran juga, Allah
menjelaskan bahwa Allah mengirimkan para rasulnya.
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu,
diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang tidak
Kami ceritakan kepadamu…”(QS 4:165)
Para rasul membawa agama Islam, karena Allah tidak akan menerima agama
selain Islam:
”Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan
diterima (agama itu), dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.”
(QS 3:85)
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain selai dari agama Allah, padahal
kepadanya-lah Islam (berserah diri) segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka
dikembalikan.” (QS 3:83)
Inti dari ajaran Islam adalah kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan
dengan menjalin ikatan dan hubungan vertical kepada Pencipta, dan hubungan
horizontal terhadap sesame manusia dan makhluk lainnya, (hablun minallahi wa
hablun minannas). Seperti dalam firman Allah pada Ali-Imran ayat 112.
Hubungan tersebut dijaga dengan cara melaksanakan perintah dan menjauhi
larangannya.
1
Islam di Dunia
Periode Klasik (650-1250)
Masa Nabi
Sebelum kita membahas segala yang berhubungan dengan peradaban pada
masa Rasulullah. Ada baiknya kita membahas terlebih dahulu tentang Nabi
Muhammad dan kehidupannya. Ini penting untuk kita ketahui karena Nabi
Muhammadlah aktor penting di balik terciptanya peradaban islam yang luar biasa
itu.
Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun gajah, tahun ketika pasukan gajah
Abrahah mengalami kehancuran. Peristiwa itu terjadi kira-kira pada tahun 570 M
(12 Rabiul Awal). Beliau lahir tidak jauh dari ka’bah. Ayahnya Abdullah
meninggal dunia ketika beliau masih dalam kandungan, sementara ibunya Aminah
wafat sewaktu ia berusia 6 tahun. Kakeknya Abdul Muthalib mengasuhnya selama
dua tahun, dan ia diasuh oleh pamannya Abu Thalib.
Merupakan suatu kebiasaan di antara orang-orang kaya dan kaum
bangsawan Arab bahwa ibu-ibu mereka mengirimkan anak-anak mereka ke
pedesaan untuk diasuh dan dibesarkan disana. Begitu pula Nabi Muhammad,
setelah diasuh beberapa lama oleh ibunya, beliau dipercayakan kepada Halimah
dari suku Banu Sa’ad untuk diasuh dan dibesarkan.
Nabi Muhammad berada dalam asuhan Halimah hingga beliau berusia 6
tahun, lalu beliau dikembalikan ke ibunya Aminah. Pada saat ibunya
membawanya untuk menziarahi makam ayahnya di madinah, ditengah perjalanan,
tepatnya di Abwa, ibunya menderita sakit dan menghembuskan nafas yang
terakhir di sana. Dengan demikian pada usianya 6 tahun, Nabi Muhammad sudah
kehilangan kedua orang tuanya.
Dalam usia muda, Nabi Muhammad hidup sebagai pengembala kambing
keluarganya dan kambing penduduk mekah. Melalui kegiatan pengembalaan ini,
2
dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Pemikiran dan perenungan
ini membuat beliau jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga beliau
terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya.
Selain mengembala beliau juga berdagang, ketika beliau tinggal bersama
pamannya Abu Thalib, beliau mengikuti pamannya itu berdagang ke negeri Syam,
sampai beliau dewasa dan dapat berdiri sendiri. Dalam perjalanan itu, dibushra,
sebelah selatan Syria (Syam) ia bertemu dengan pendeta Kristen bernama
buhairah. Pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad
sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Pendeta itu menasehati Abu Thalib
agar jangan terlalu jauh memasuki Syria, sebab dikhawatirkan orang-orang yahudi
yang mengetahui tanda-tanda itu akan berbuat jahat terhadapnya.
Sebagai seorang pemuda beliau tidak mengikuti kebiasaan masyarakat di
kala itu, yaitu minum khamar, berjudi, mengunjungi tempat-tempat hiburan dan
menyembah berhala. Beliau sangat populer dikenal sebagai seorang pemaaf,
rendah hati, berani, dan jujur, sehingga ia dijuluki Al-Amin.
Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, beliau berangkat ke Siria
membawa barang dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama
menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Nabi Muhammad memperoleh laba
yang besar. Khadijah kemudian melamarnya. Lamaran itu diterima dan
pernikahanpun segera dilaksanakan. Ketika itu Khadijah berumur 40 tahun.
Dalam perkembangan selanjutnya, Khadijah adalah wanita pertama masuk
Islam dan banyak membantu Nabi Muhammad dalam perjuangan menyebarkan
Islam. Pernikahan itu dikarunia enam orang anak, dua putra dan empat putri:
Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kalsum, dan Fatimah. Kedua
putranya meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai
Khadijah meninggal dunia.
Sifat yang dimiliki nabi Muhammad SAW patut ditiru karena nabi
Muhammad adalah contoh teladan umat manusia, baik kawan maupun lawan
3
memuji akhlaknya. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS 68:4).
Empat sifat yang dimiliki utama nabi Muhammad:
1. Shiddik (benar), tidak pernah berbohong dan berdusta. Apapun yang
diucapkan selalu benar dan sesuai dengan apa yang Ia perbuat.
2. Amanah, berarti dapat dipercaya
3. Tabligh, selalu menyampaikan apa yang diwahyukan kepadanya.
Menyampakan ajaran yang diterima dari Allah tanpa ada yang
disembunyikan
4. Fathonah, cerdas dan cendikia. Cepat menangkap wahyu dan cepat
memahami apa yang dikandung dalam wahyu tersebut.
Masa Nabi (1H/621M-11H/632M)
Muhammad diangkat menjadi Nabi, banyak peristiwa penting yang terjadi:
Nabi dan para pengikutnya diasingkan dan dibuang ke Syi’ib Abi Thalib,
tempat selama tiga tahun mereka hidup dengan makan daun-daunan dan
apapun yang mereka temukan
Hijrah Pertama sahabat Nabi ke Ethiopia (Absenia) 615M
Peristiwa isra’ Mi’raj pada tahun ke-10 dari kenabian, 620M
Hijrah pertama ke Madinah, peletakan Negara Madinah, 622M. ditetapkan
sebagai tahun Hijriyah
Perang Badar antara Kaum Muslimin dengan Kaum Quraisy dan suku lain,
5H/627M
Perjanjian Hudaibiyah, 6H/628M
Penaklukan Mekah (Fathu Makkah). Rasulullah bersama 10 ribu tentara
bertolak ke Mekkah 8H/630M
Nabi Muhammad SAW mengerjakan Haji Wada’ bersama 100 ribu kaum
muslimin 10H/632M
Nabi Muhammad wafat 10H/632M
4
Wafat dengan meninggalkan dua pedoman hidup, yaitu Al-Qur’a dan As-
Sunnah.
Negara Madinah
Pada tahun 621M, sebanyak 10 orang suku Aus datang menemui Nabi
Muhammad SAW, untuk menyatakan diri masuk Islam dan melakukan baiat
kepada Nabi Muhammad SAW di ‘Aqabah.
Pada 622M, 73 rombongan haji dari Yatsrib datang ke Nabi Muhammad
untuk mengajak beliau pindah ke Yatsrib, dengan melakukan Bai’at di Aqabah
dan terjadilah Bai’at Aqabah kedua. Setelah beberapa bulan, Nabi Muhammad
bersama orang-orang mukmin Mekkah hijrah ke Yatsrib. Sejak saat itu Yatsrib
digantik namanya menjadi Al-MAdinah Al-Munawwarah (kota yang bercahaya)
atau Al-Madinah an-Nabiy (Kota Nabi) atau Al-Madinah al-RAsul (Kota Rasul).
Nabi Muhammad SAW mendirikan Masjid Nabawy di kota ini. Beliau
juga mempersaudarakan orang Islam Mekah yang hijrah (Muhajirin), dengan
orang-orang Islam Madinah (Kaum Anshor, Penolong) yang berdasarkan ikatan
aqidah atau ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam). Beliau juga mempersatukan
seluruh penduduk Madinah baik Muslim, maupun Yahudi dan penyembah berhala
berdasarkan ikatan sosial politik dan kemanusiaan yang ditetapkan dalam Piagam
Madinah. Piagam Madinah digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat
pluralistik masa itu dengan memperhatikan asas-asas dan prinsip-prinsip:
persamaan, perdamaian, persaudaraan, persatuan, kebebasan, toleransi, tolong-
menolong, dan membela yang teraniaya serta mempertahankan Madinah dari
serangan musuh.
Pembentukan umat tersebut dapat diartikan sebagai proklamasi
terbentuknya Negara Islam (Negara Madinah) dengan Nabi Muhammad SAW
sebagai Kepala Negara. Sejak saat itu Nabi Muhammad menjadikan Madinah
sebagai:
Pusat pemerintahan dan dakwah Islam
5
Tempat mengatur ekspedisi dakwah Islam ke bangsa-bangsa lain di
sekitar Arab.
Tempat menerima delegasi dari luar Madinah
Tempat mengatur tentara dan menyusun strategi untuk menghadapi
musuh
Menjadikan Masjid Madinah sebagai: Pusat Administrasi, Pusat
Pemerintahan, Markas Tentara, Baitul Mal (pusat Perbendaharaan
Negara dan Keuangan), Pusat Penerangan, dan Pusat Pengetahuan.
Pada periode ini, Islam berkembang pesat. Dalam waktu 30 tahun
Islam telah menyebar ke seluruh Semenanjung Arabia, Palestina, Suria, Irak,
Persia, dan Mesir. Islam disebarkan sesuai denga prinsip dasar Islam yang tidak
membenarkan adanya pemaksaan dalam agama (QS 2:256).
Islam Masa Kekhalifahan
Masa Khulafaurrasyidin (11H/632M-41H/661M)
Abu Bakar terpilih menhadi khalifah pertama menggantikan Rasulullah
yang wafat pada 632M. pada waktu itu, daerah kekuasan Islam hampir mencakup
seluruh Semenanjung Arabia yang terdiri dari berbagai suku Arab.
Abu Bakar (11-13 H/632-634M)
Faktor utama yang mendasari terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah,
yaitu:
1) Menurut hadist yang berbunyi, “Al-Aimmah min Quraisy” (kepemimpinan
itu di tangan Quraisy)
2) Sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi Abu Bakar sebagai khalifah
karena keutamaan yang dimilikinya; Ia adalah laki-laki dewasa pertama
yang memeluk Islam, Ia satu-satunya sahabat yang menemani Nabi SAW
pada hijrah dari Mekah ke Madinah, Ia ditunjuk Rasulullah untuk
mengimami shalat ketika beliau sedang uzur, merupaka keturunan
bangsawan, berpikiran cerdas, dan berakhlak mulia.
6
Masa awal pemerintahan diwarnai dengan berbagai kekacauan dan
pemberontakan, seperti munculnya orang0orang murtad, adanya orang-orang
yang mengaku nabi, dan banyak orang yang membangkang tidak mau membayar
zakat. Namun Abu Bakar dapat mengatasi masalah tersebut dengan kewibawaan
dan ketegasannya.
Dizamannya, perluasan wilayah Islam telah mencapai ke luar JAzirah Arab,
seperti Irak dan Suriah.
Sebelum beliau wafat, ia telah menetapkan calon khalifah yang dipandang
secar obyektif mampu mengemban amanah sebagai khalifah, yaitu:
Umar bin Khattab (13-25H/634-644M)
Usman bin Affan (24-36H/644-656M)
Ali bin Abi Thalib (36-41H/656-661M)
Pada masa ini, wilayah Islam mencakup seluruh Semenanjung Arabia, Palestina,
Suriah, Irak, Persia, Mesir, dan Afrika Utara.
Masa Dinasti Bani Umaiyah (41H/661M-127H/745M)
Perkembangan Islam selanjutnya terjadi pada masa Bani Umaiyah dengan
wilayah Semenanjung Arabia, Palestina, Suriah, Irak, Persia, Mesir, Afrika Utara,
Scilia, Spanyol, sebagian Asia Kecil, Rusia, Afghanistan, dan beberapa wilayah di
Asia tengah yang sekarang dikenal dengan Pakistan, Armenia, Uzbekistan,
Krighistan. Dengan adanya perluasan wilayah ini menjadikan Islam pada
pemerintahan ini menjadi Negara Adikuasa yang mampu menumbangkan dua
Adikuasa Bizantium.
Penguasa Dinasti Bani Umaiyah
Mu’awiyah I mendirikan Dinasti Umaiyah di Suriah Dinasti Umaiyah di
Damascus (41-133 H/ 661-750 M) denag 14 khalifah. (41 H/661); Yazid
(61H/681M), Muawiyah II (64H/683M), Marwan I (65H/684M), Abdul
Malik (65 H/685 M), Walid I (86 H/705 M), Sulaiman (96 H/715 M),
Umar bin Abdil Aziz (99 H/717 M), Yazid II (101 H/720 M), Hisyam
7
(105 H/724 M), Walid II (125 H/ 743 M ), Yazid III (126 H/ 744 M),
Ibrahim (126 H/ 744 M), Marwan II (127 H/745 M).
Pasukan Muslim (Bani Umaiyah) yang dipimpin Thariq bin Ziyad berhasil
menaklukkan Spanyol Selatan (awal penaklukan Andalusia) 661 M
Islam memasuki Asia Tangah, antara lain Bukhara dan Samarkand (712M)
Abdurrahamn, seorang keluarga Bani Umaiyah berhasil meloloskan diri
dan menyeberang ke Spanyol. Di sana ia membangin Dinasti Umaiyah
yang baru dengan pusat kekuasaannya Cordova (751M).
Masa Dinasti Abbasiyah (132H/750M-640H/1242M)
Pada masa Dinasti Abbasiyah tidak terjadi perluasan wilayah karean focus
pada pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan
peradaban, sehingga masa ini disebut puncak kejayaan peradaban Islam.
Pada masa ini, islam mangalami kejayaan dan kemajuan yang
mengagumkan dunia. Berabad-abad, Islam berkuasa di Asia, Afrika, dan Eropa.
Khalifa BAni Abbasiyah merupakan pengganti khalifah Bani Umaiyah,
memerintah dari tahun 750-1250 M. pusat pemerintahannya dipindahkan ke
Baghdad, Irak. Khalifah Bani Israil juga berjasa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan bagi dunia. Pada masa itu, tampil pemikir-pemikir Islam dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Ada beberapa Negara yang pernah dikuasai Islam antara lain: Andalusi,
Spanyol, India, Turki, dan Negara di kawasan laut Baltik seperti : Bosnia,
Herzegovina, Albania, dan Azerbaijan. Zaman keemasan yang gilang-gemilang
serta zaman kebahagiaan itu menggambarkan bahwa Islam telah membawa
kemajuan di segala bidang ilmu pengetahuan serta dalam bidang lainnya di
seluruh pelosok dunia.
Penguasa Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah di Baghdad (132-656H/750-1258M) dengan 37
khalifah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah dengan Abu Abbas as-Saffah sebagai
Khalifah pertama (132H/750M). Abu Ja’far al-Mansur (136H/754M),
8
Muhammad Al-Mahdi (158 H/775M), Musa Al-HAdi (168 H/785 M),
Harun Al-Rasyid (170H/786M), Muhammad Al-Amin (193H/809M),
Abdullah Al-Makmum (198H/813M), Al-Mu’tashim Billah (218H/833M),
Al-Wasik billah (227H/842M), Al-Mutawakkil Alallah (232H/847M).
seterusnya sampai Khalifah terakhir yang ke 37 adalah Abdullah Abu
Ahmad (Al-Musta’shim billah) pada tahun 640H/1242M)
Peperangan Atlakh di Talas (kini termasuk dalam wilayah Kergistan),
pasukan Muslimin mengalahkan tentara Cina dan mulai mengenal kertas
dari tawanan perang Cina (751M).
Al-Mansur, penguasa Abbasiyah kedua memindahkan ibukota Abbasiyah
dari Hasyimiyah ke Baghdad, dan menjadikan pusat kebudayaan serta
perdagangan dunia Islam (762M).
Para saudagar muslim mulai berdagang ke negeri Cina (800M).
Penaklukan Sicilia oleh pasukan muslimin (827M)
Baitul Hikmah didirikan di Baghdad oleh Khalifah AL-Makmun (830M),
sebuah lembaga ilmu pengetahuan dan pusat penerjemahan karya-karya
Yunani ke bahasa Arab.
Dinasti Bani Umaiyah di Cordova
Dinasti Umaiyah di Spanyol (139-423M/756-1031M) dengan 18
Khalifah. Didirikan oleh Abdurrahman Ad-Dakhil (138 H/756M).
pada dinasti ini pernah memerintah 24 khalifah yang berakhir pada
pemerintahan Hisyam III (418H/1027M).
Dinasti Tulun
Dinasti ini berdiri di Mesir (868M)
Penakhlukan Maltaz oleh pasukan muslim (870M)
Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimah di Mesir (297-567H/909-1171M) dengan 14
khalifah. Dinasti FAtimiyah, mengambil nama dari Fatimah Az-
Zahrah, putrid Rasulullah SAW, yang beraliran Syi’ah Ismailiyah
berdiri di Afrika Utara dan Mesir. Dinasti ini melepaskan diri dari
Abbasiyah Baghdad (296H/908M). Pada dinasti ini pernah
9
memerintah 14 Khalifah, yang terakhir yaitu Aziz li Dinillah
(555H/1160M)
Penguasa fatimiyah mendirikan (970M) masjid Al-Azhar di Cairo,
kemudia berkembang menjadi universitas.
Dinasti Fatimiyah dapat maju karena anatara lain: militernya yang
kuat, administrasi pemerintahannya baik, ilmu pengetahuan
berkembang, dan ekonominya stabil.
Pasukan Bizantium dikalahkan dalam pertempuran di Malz-girdd
oleh pasukan Saljuk. Kaisar Bizantium ROmanos Diogenes
ditangkap (1070M).
Dinasti Saljuk
Mencapai kejayaan (1073-1092M)
Permulaan Perang Salib I (1096M) (periode penaklukan). Pasukan
salib pertama dapat dikalahkan pasukan Dinasti Saljuk.
Penyerangan pasukan salib berikutnya berhasil menduduki
Yerussalem (1099M)
Perang Salib II (1144-1192M). (periode reaksi umat Islam).
Pasukan Islam dipimpin Imanuddin Zangi, Gubernur Mosul,
berhasil merebut Aleppo dan Edessa (1144M). setelah Imanuddin
wafat kepemimpinannya digantikan oleh putranya, Nuruddin
Zangi, yang berhasil menguasai Damaskus (1147), Antiokia
(1149), Mesir (1169).
Dinasti Aiyubiah
Sultan Salahuddin Al-Aiyubi (Saladin) mengambil kekuasaan atas
Mesir. Ini adalah awal kekuasaan Ayyubiah dan sekaligus
menandai berakhirnya kekuasaan Fatimiyah. Salahuddin berhasil
merebut Palestina dan Yaman (1171-1173)
Beliau mengalahkan pasukan Salib dalam Perang Hattin (sebelah
barat Danau Tiberias, timur laut Yerussalem) dan berhasil merebut
kekuasaan Yerussalem (1187)
10
Perang Salib III, pasukan Salib di bawah pimpinan Philip II dan
Richard I merebut Acre (Yerussalem). Salahuddin mengadakan
gencatan senjata dan perjanjian damai dengan Richard I (1189-
1192)
Perang Salib IV, Constantinopel dikuasai oelh Baldwin. Ia menjadi
Raja Roma – Laton pertama di kota tersebut (1202-1204).
Pasukan Islam merebut Delhi. Kesultanan Delhi berdiri (1206-
1555) sebagai kerajaan Islam pertama di India Utara dengan
rajanya Qatbuddin Aybak dari Dinasti Mamluk India (1206).
Dinasti Utsmaniyah di Istambul
Dinasti Turki Usmani (Ottoman) di Istanbul (1299-1924) dalam
lima periode dengan 37 khalifah. Dinasti ini dimulai oleh Khalifah
Usman I (1290 M) dan setelag diperintah 36 khalifah berakhir pada
tahun 1922, pemerintahan Khalifah Muhammad VI (1918-1922M).
Kerajaan-Kerajaan Kecil
Kerajaan Safawi di Persia/Iran (907-1135H/1501-1722M) dengan
9 syah (raja)
Kerajaan Mogul di India (1526-1858), dan dinasti-dinasti kecil
lainnya di Timur dan di Barat.
Periode Pertengahan (1250-1800M)
Pada periode pertengahan qilayah Islam yang luas terpecah-pecah ke
dalam beberapa kerajaan besar, seperti Kerajaan Usmani (Ottoman), Safawi,
Moghul, Fatimiah, Murabitu, Muwahhidun, dan beberapa kerajaan kecil lainnya
yang terdapat dibagian barat dan tibur Baghdad.
Wilayah islam periode klasik direbut oleh orang-orang Kristen kecuali Spanyol
dan Scilia. Wilayahnya meliputi daerha-daerah di wilayah Anak Benua India
(Pakistan dan Bangladesh), Eropa Timur, dan Yunani.
Periode Modern (1800-sekarang)
11
Jumlah pemeluk agama Islam terus berkembang ke seluruh pelosok dunia.
Paling banyak terdapat di Asia dan Afrika. Untuk mengikat Negara-negara Islam,
dibentuk Rabithah al-‘Alam al Islami (Liga Dunia Islam), yang berpusat di
Mekah, Saudi Arabia.
Di eropa dibentuk Dewan Islam Eropa. Bertujuan untuk mengorganisir
dan memajukan usaha-usaha dakwah Islamiyah. Pada saat ini diperkirakan
penduduk Islam di dunia berjumlah 1.5 miliar jiwa.
Model Pemerintahan Khalifah
Model Pemerintahan Khalifah di dunia Islam berakhir di Turki sejak
Mustafa Kemal Ataturk menghapuskannya pada 3 Maret 1924. Berusaha
dihidupkan kembali pada 1926 melalui MUkhtamar Khilafa Cairo dan Kongres
Khilafah di Mekah (1928).
Para ulama berbeda pendapat tentang dasar pembentukan khilafah. Ada
yang mewajibkan karena wahyu dan ijmak dan ada pula yang mewajibkan karena
wahyu dan ijmak. Ada pula yang mewajibkan karena pertimbangan akal.
Para Ahli Fikih Sunni, anatara lain Abu Hasan Al-Asy’ri, berpendapat
bahwa khilafah itu wajib karena wahyu da ijmak para sahabat Nabi SAW
membentuk pemerintahan segera setalah wafatnya Nabi SAW
Al-Baghdadi (ahli usul Fikih) mendukung pendapat ini
Al-Baqillani (murid Al-Asy’ari) hanya mengatakan wajib
Menurut Al-Mawardi, wajib secara ijmak, dalam arti fardu kfayah
(kewajiban kolektif atau tanggung jawab seluruh umat Islam)
Al-Juwaini hanya mengatakan ijmak (consensus) bukan atas dasar nash
(bukti tekstual) atau perintah wahyu.
Al-Ghazali berpendapat bahwa mendirikan khilafah adala wajib syar’I
(berdasarkan syara’), yang didasarkan pada ijmak katergori wajibnya adala
fardu kifayah. Demikian juga Ibnu Khaldun.
Ibnu Taimiyah, pemerintahan dibentuk karena ajaran agama untuk
melaksanakan syari’at Islam dan mewujudkan kesejahteraan umat.
Sedangkan menurut aliran Muktazilah, wajib karena pertimbangan akal.
12
Aliran-aliran politik dalam islam juga tidak sepakat tantang siapa yang berhak
menjadi khalifah: menurut Sunni, dari keturunan Qiraisy. Adapun meurut aliran
Khawarij dan Muk-tazilah, siapa saja boleh menjadi khalifah.
Perkembangan Islam di Indonesia
Cara Masuknya Islam di Indonesia.
1. Perdagangan.
Setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan
Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab
datang ke Nusantara (Indonesia). Mereka berdagang sambil menyiarkan agama
Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media
kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat
dari para Sultan.
Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti
animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa
Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan
Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan
sebagainya.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan
seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di
Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke
13
tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai
ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan
Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib),
disebarkan langsung dari Madinah.
Masuknya Islam di Indonesia
1. Di Sumatra
Wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau
Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-
masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan
Islam Perlak dan Samudra Pasai.
Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar
“Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar tahun 1978
disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. (225 H).
Islam mulai berkembang pesat melalui dakwah pada masa Kerajaan Samudera
Pasai sehingga menjadi pusat studi Islam di Kawasan Asia tenggara.
Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam,
hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis.
Dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim kerajaan Aceh
terus mengalami kemajuan besar. Saudagar-saudagar muslim yang semula
berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya ke Aceh. Kerajaan ini
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Iskandar Muda Mahkota
Alam ( 1607 - 1636).
2. Di Jawa
Pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi
Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai
pedagang.
Gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para
Wali Sanga, yaitu :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
14
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor
penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai
perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan
di Gapura Wetan Gresik.
b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya
menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa
Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada
tahun 1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden
Patah sebagai Sultan pertama.
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ahli fiqih dan menguasai ilmu
Falak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai
bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat
tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit
dan cerita wayang Hindu yang diislamkan.
f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan
Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader
para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu
Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
15
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati. Ia memiliki kesultanan sendiri di
Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru
masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan
wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus
dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan
merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga.
Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta
kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara
kota Kudus.
3. Di Sulawesi
Menurut catatan company dagang Portugis pada tahun 1540 saat datang ke
Sulawesi, di tanah ini sudah ditemui pemukiman muslim di beberapa daerah.
Meski belum terlalu banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh
para da’i di Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan
Gowa dan Tallo atau yang dikenal dengan negeri Makasar, terletak di
semenanjung barat daya pulau Sulawesi.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo menyampaikan
pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan
Bone.
4. Di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka
yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Jalur
ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat
16
itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
5. Di Maluku.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun
1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama
para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi
Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan
Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin
(1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di
Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol
adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :
a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar
jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke
Filipina.
c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang
disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang
juga berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah
: Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.
Peranan Organisasi-organisasi Islam dan Partai-partai Politik Islam
1. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para
pedagang muslim yang didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H.
Samanhudi. Nama semula adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Kemudian
tanggal 10 Nopember 1912 berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). H.Umar
Said Cokroaminoto diangkat sebagai ketua, sedangkan H.Samanhudi sebagai
ketua kehormatan. Latar belakang didirikannya organisasi ini pada awalnya
untuk menghimpun dan memajukan para pedagang Islam dalam rangka
17
bersaing dengan para pedagang asing, dan juga membentengi kaum muslimin
dari gerakan penyebaran agama Kristen yang semakin merajalela.
Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang
beragama Islam. Berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi
keanggotaannya pada suku bangsa tertentu (Jawa).
Secara lahir SI tidak menyatakan diri sebagai organisasi partai politik.
Tetapi dalam sepak terjangnya jelas kelihatan sebagai organisasi politik.
Kegiatan politik dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertahap. Dalam
kongres tahun 1914, Cokroaminoto mengatakan bahwa SI akan bekerjasama
(kooperatif) dengan pemerintah dan tidak berniat melawan pemerintah
2. Muhammadiyah
Adalah sebuah organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan
ajaran Islam sesuai dengan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw;
memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama (bid’ah) dan
memajukan ilmu agama Islam di kalangan anggotanya. Organisasi ini didirikan
oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912.
3. Al Irsyad
Organisasi ini berdiri tanggal 6 September 1914 di Jakarta, dua tahun
setelah Muhammadiyah berdiri, dan bisa dibilang sebagai sempalan dari
Jami’atul Khair.
4. Nahdlatul Ulama
(NU) artinya kebangkitan para ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial
keagamaan yang dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah
K.H.Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab Hasbullah, K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas
Alwi , dan K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 dan
kini menjadi salah satu organisai dan gerakan Islam terbesar di tanah air.
Bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan
Ahlussunnah Waljama’ah dan penganut salah satu dari empat mazhab fiqih
(Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan Imam Maliki).
5. Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI)
18
MIAI ini sebenarnya berdiri pada masa pemerintahan Belanda, yaitu
tanggal 21 September 1937 di Surabaya sebagai organisasi federasi yang
diprakarsai oleh K.H. Mas Mansur, K.H. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah),
K.H. Wahab Hasbullah (NU) dan Wondoamiseno (PSII).
Tujuan didirikan MIAI ini adalah agar semua umat Islam mempunyai wadah
tempat membicarakan dan memutuskan semua soal yang dianggap penting
bagi kemaslahatan umat dan agama Islam. Pada tanggal 24 Oktober 1943 MIAI
dibubarkan. Sebagai gantinya berdirilah Masyumi.
6. Masyumi
Masyumi kepanjangan dari Majlis Syura Muslimin Indonesia berdiri
tahun 1943. Dalam Muktamar Islam Indonesia tanggal 7 Nopember 1945
disepakati bahwa Masyumi adalah sebagai satu-satunya partai Islam untuk
rakyat Indonesia. Saat itu juga Masyumi mengeluarkan maklumat yang
berbunyi :” 60 Milyoen kaum muslimin Indonesia siap berjihad fi sabilillah “,
Pernyataan ini direkam dengan baik oleh harian Kedaulatan Rakyat pada
tanggal 8 Nopember 1945. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Mas Mansur dan
didampingi K.H.Hasyim Asy’ari.
7. Mathla’ul Anwar
Organisasi ini berdiri tahun 1905 di Marus, Menes Banten. Bergerak
dalam bidang sosial keagamaan dan pendidikan. Pendirinya adalah KH. M.
Yasin. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pendidikan Islam khususnya
di kalangan masyarakat sekitar Menes Banten.
Peran Pemerintah
Mendirikan Departemen Agama pada tanggal 3 JAnuari 1945, suatu
departemen yang merealisasikan sila pertama Pancasila dan cirri khas
Islam di Indonesia
Menetapkan undang-undang no.1 tahun 1974 tentang undang-undang
perkawinan
Menyelenggarakan pengurusan ibadah haji dari Tanah Air
19
Membentuk Majelis Ulama Indonesia (1975) dengan struktur organisasi
yang menyebar sampai tinggat desa
Melembagakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) secara nasional dari
tingkat pusat sampai tingkat desa
Mendirikan dan meresmikan Masjid Istiqlal sebagai masjid yang
sepenuhnya dibiayai pemerintah/Negara
Membentuk Badan Amil Zakat dari pusat ke desa
Membentuk secara Yuridis Formal sebagai hukum Islam, yaitu
menyelenggarakan Peradilan Islam di Indonesia, dengan UU pada tahun
1989.
Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Sejak Islamisasi banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan, khususnya
pesantren dan surau. Lembaga pendidikan tinggi juga mulai muncul sejak tahun
1940. Selain itu Islam juga berperan dalam bidang; arsitektur, terselenggaranya
hari-hari besar Islam, berkembangnya Seni Islam seperti kaligrafi, bahasa
Indonesia sebagian besar menyerap Al-Quran.
Pembaharuan Pemikiran Islam
Dimulai sejak awal abad ke 20 baik melalui majalah, buku-buku,
organisasi, ulama-ulama dan media elektroniik. Memunculkah tokoh-tokoh baik
dari pemerintah, cendikiawan, ulama dan lembaga-lembaga dan terakhir dengan
berdirinya ICMI atau Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia yang menghimpun
para cendikiawan muslim di Tanah Air.
20
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah SAW. Dapat diakses di (http://sejarah.kompasiana.com/2013/02/13/sejarah-peradaban-islam-pada-masa-rasulullah-saw-533931.html). Diakses pada tanggal 21 Februari 2015.
Abdurahman, Dudung. 2012 . Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern. Jakarta: LESFI
HD, Kaelany. 2010. Islam Agama Universal edisi Revisi. Jakarta: Midada Rahma Press
--------------. 2013. Akhlak Mulia. Jakarta: Midada Rahma PressSaefudin. 2018. Perkembangan Islam di Indonesia. dapat diakses di
(http://www.saefudin.info/2008/12/perkembangan-islam-di-indonesia.html#.VO6laTSUeBh). Diakses tanggal 21 Februari 2015.
Yusuf , Mundzirin. 2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka
21