Post on 30-Jun-2015
SEJARAH PENGELASAN
Berawal dari abad sebelum masehi, orang dizaman itu sudah dapat melakukan
penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai
suhu kritis kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang
akhirnya membentuk ikatan yang kuat. Sumber api pemanasnya diperoleh dari
pembakaran kayu atau arang kayu. Bisa diperkirakan , berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakan logam sampai suhu
kritis...tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan
pengelasan yang sangat banyak dan berfariasi. Tahun 1892 gas asetilen ditemukan
oleh Thomas Leopard Wetson. Campuran dari gas asetilen dan oksigen dengan
perbandingan dan tekanan tertentu bila dibakar akan menghasilkan suhu yang
cukup tinggi yang dapat mencairkan logam. Gas oksigen ini dapat diproduksi
dengan cara mencairkan udara sehingga oksigen murninya dapat diambil. Cara ini
dapat dilakukan oleh Brins bersaudara yaitu orang Perancis pada tahun 1886.
Sebagai alat pembakar gas asetilen dan oksigen yang dinamakan brander,
ditemukan oleh Fouche dan Picord. Alat ini mulai digunakan pada tahun 1901.
Setelah energi listrik ditemukan maka perkembangan proses pengelasan berjalan
dengan pesat. Pada tahun 1885 alat-alat las busur listrik ditemukan oleh
Bernardes. Tahun 1886 Thomas menemukan sistem las dengan tahanan listrik.
Kemudian pada tahun 1926 las hidrogen ditemukan oleh Lungumir dan las busur
listrik dengan pelindung gas mulia ditemukan oleh Hobart dan Dener. Tahun 1936
Wasserman manamukan cara-cara prmbrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi
16
Las karbit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1. Pengertian
Tabung gas terkompresi yang mengandung
oksigen dan oksi-asetilen.
Las Gas/Karbit adalah proses
penyambungan logam dengan logam
(pengelasan) yang mengunakan gas karbit
(gas aseteline=C2H2)sebagai bahan bakar,
prosesnya adalah membakar bahan bakar gas
dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api
dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai
bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga
bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las
gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak mengunakan
tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak dipakai di lapangan walaupun
pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.
2. Perlengkapan Las Oxy-acetylene
Gambar 18. Perlengkapan Las Oxy-acetylene
16
Untuk dapat mengelas dengan baik, terlebih dahulu seorang welder harus
mengenali alat-alat perlengkapan yang digunakan di dalam las oxy-acetylene
yang antara lain:
a. Suplay gas
Gas yang dipakai untuk las ini adalah gas acetylene dan oksigen.
Secara mudah kedua gas ini dapat diperoleh dalam bentuk tabung yang
sudah tersedia di pasaran.
Gas acetylene diperoleh dengan mereaksikan calcium carbide dengan
air sehingga terbentuk gas acetylene (C2H2). Gas ini kemudian disimpan di
dalam silinder yang diisi material porous dan acetone.
Umumnya gas oksigen diperoleh melalui proses pencairan udara yang
ada di atmosfer dengan menggunakan tekanan dan pendinginan. Udara di
atmosfer mengandung 21% oksigen, 78% nitrogen, dan 1% gas lain yang
umumnya berupa uap air, CO2, argon, hydrogen, neon, dan helium.
Oksigen dan nitrogen dipisahkan melalui titik didih yang berbeda. Titik
didih oksigen cair adalah -1830C, sedangkan nitrogen mendidih pada –
1960C pada tekanan atmosfer. Uap air dan gas CO2 diambil selama proses
kompresi dan pencairan. Gas-gas yang lain diambil pada waktu nitrogen
dan oksigen dipisahkan lewat proses penguapan. Nitrogen dan gas-gas
yang lain mempunyai titik didih yang lebih rendah dari oksigen. Jadi
ketika gas-gas yang lain sudah dapat dipisahkan, gas oksigen tetap tinggal
dan kemudian dapat disimpan dalam bentuk cair maupun gas tergantung
dari penggunaannya. Tetapi umumnya gas ini disimpan dalam bentuk cair
pada tabung silinder.
b. Regulator
Ada 2 macam regulator yang biasa dipakai dalam las oxy-
acetylene yaitu regulator acetylene dan regulator oksigen. Fungsi dari
kedua regulator ini sama yaitu untuk mengukur tekanan gas di dalam botol
16
dan mengatur tekanan kerja pengelasan. Perbedaanya terletak pada gas dan
besarnya tekanan yang akan diukur. Oleh sebab itulah posisi dari kedua
regulator ini tidak boleh ditukar. Untuk itu regulator dibuat berbeda baik
dari sisi warna maupun jenis ulir pada sambungannya ke tabung acetylene
maupun oksigen. Untuk regulator oksigen menggunakan warna hijau
sedangkan acetylene menggunakan warna merah. Pewarnaan ini juga
berlaku sama untuk selang-selang las yang digunakan dan katup-katup
pengatur nyala api pada brander. Ulir sambungan regulator oksigen
menggunakan ulir kanan, sedangkan ulir sambungan regulator acetylene
menggunakan ulir kiri.
c. Selang gas
Selang gas merupakan penghubung antara gas yang keluar dari
tekanan kerja regulator dengan brander las. Selang ini harus
menghubungkan saluran gas yang sama pada brander dan tidak boleh
tertukar. Oleh sebab itu pemasangannya harus dilakukan secara urut satu
persatu.
d. Brander las
Brander merupakan tempat bercampurnya gas acetylene dan
oksigen setelah melalui proses pembukaan katup-katup penyetelan gas
acetylene dan oksigen pada brander. Campuran gas ini kemudian mengalir
melalui batang brander menuju saluran keluar pada ujung brander yaang
berlubang.
Gambar 19. Skema Brander Las Oxy-acetylene
16
e. Kacamata las dan pakaian pengaman
Kacamata las digunakan untuk dapat melihat cairan las ketika
pengelasan berlangsung. Kacamata las oxy acetylene berdasar American
National Standards Institute (ANSI) berkisar antara nomor 3 sampai 8
yang dapat digunakan mulai dari brazing, pemotongan plat dengan gas
cutting, dan pengelasan.
Pakaian pengaman yang perlu dipakai umumnya adalah kaos
tangan dan pelindung dada yang terbuat dari bahan kulit atau yang lain
agar welder terhindar dari pengaruh panas dan percikan api las.
Gambar 20. Kacamata Las Oxy-Acetylene dan Sarung Tangan Las
f. Pemantik api dan economizer
Pemantik api khusus digunakan untuk menyalakan brander. Agar
tidak berulangkali menyalakan dengan pemantik yang cukup merepotkan,
economizer digunakan selama pengelasan. Ada 2 fungsi economizer, yang
pertama yaitu dapat menutup aliran gas secara otomatis ketika brander
digantungkan pada gantungan brander sehingga nyala api padam seketika
dan dapat nyala seketika ketika brander dilepas pada gantungan brander
dan didekatkan dengan api pada pilot light. Fungsi yang kedua yaitu dapat
digunakan untuk menyalakan api pada saat pertama dilakukan penyetelan
nyala api yang diinginkan.
16
Gambar 21. Econimizer
3. Jenis-jenis Nyala Api yang Digunakan di dalam Las Oxy-
acetylene
Untuk dapat mengelas oxy-acetylene dengan baik seorang welder
harus dapat mengenali ketiga nyala yang ada di dalam las ini serta dapat
menyetel nyala api yang sesuai. Penyetelan nyala api dimulai dari pembukaan
katup acetylene terlebih dahulu sampai api pada posisi batas tidak berjelaga
yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan katup oksigen sampai
diperoleh nyala api yang dikehendaki. Ada 3 nyala api las yang dapat
diterangkan secara detail sebagai berikut:
a. Nyala karburasi
Nyala karburasi merupakan nyala dimana gas acetylene yang
dikeluarkan tidak secara sempurna terbakar semuanya akibat konsumsi gas
oksigen yang kurang atau dengan kata lain perbandingan gas oksigen lebih
sedikit bila dibandingkan dengan acetylene. Nyala ini ditandai dengan adanya
kerucut tengah diluar kerucut inti dan kerucut luar.
16
b. Nyala netral.
Nyala netral merupakan nyala dimana gas acetylene yang dikeluarkan secara
sempurna terbakar semuanya dengan bantuan gas oksigen yang seimbang.
Nyala ini ditandai dengan terbentuknya kerucut inti yang bersinar biru
kemilau, hilangnya kerucut tengah, dan terbentuknya kerucut luar yang lebih
pendek dari kerucut luar pada nyala karburasi.
c. Nyala oksidasi
Nyala oksidasi merupakan nyala dimana gas acetylene yang
dikeluarkan tidak sebanding dengan konsumsi gas oksigen. Nyala ini ditandai
dengan terbentuknya kerucut inti yang lebih pendek dari nyala netral yang
berwarna biru kusam dan tidak kemilau, kerucut luar yang lebih pendek, serta
munculnya bunyi desis yang lebih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut
Gambar 22. Nyala Api Las Oxy-Acetylene
16
4. Prosedur Penyalaan Api, Pengelasan, dan Mematikan Api
Las
Sebelum menyalakan api brander yang digunakan untuk mengelas,
maka prosedur yang harus ditempuh adalah:
o Memeriksa semua alat-alat perlengkapan las
oxy-acetylene apakah seluruhnya terpasang dengan baik.
o Memeriksa regulator.
o Membuka ulir pengatur regulator
berlawanan dengan arah jarum jam agar tidak terjadi kejutan tekanan setelah
gas dari tabung dibuka yang akan merusakkan diafragma regulator.
o Berdirilah pada sisi lain regulator ketika
membuka katup gas pada tabung agar tidak dikenai kemungkinan bocoran dari
regulator yang membahayakan diri.
o Secara perlahan bukalah katup tabung
silinder acetylene antara ¼ sampai ½ putaran dengan arah berlawanan jarum
jam. Gunakan kunci khusus untuk ini dan tetap biarkan kunci yang
bersangkutan terpasang pada katup ini agar jika terjadi nyala api balik, tabung
acetylene akan dengan cepat dapat ditutup. Atur tekanan kerja gas acetylene
dengan memutar ulir pengatur tekanan kerja searah dengan putaran jarum jam.
Pada saat pengaturan ini katup acetylene pada brander harus dibuka satu
putaran agar dapat ditentukan tekanan kerja yang sebenarnya. Pengaturan
tekanan ini akan bergantung dari besar kecilnya brander yang digunakan
disesuaikan dengan ketebalan benda kerja yang akan dilas.
o Bukalah katup gas oksigen dengan perlahan
agar tidak merusak diafragma regulator. Atur tekanan kerja dengan memutar
ulir pengatur tekanan kerja searah dengan jarum jam. Pada saat pengaturan ini
katup oksigen pada brander harus dibuka satu putaran agar dapat ditentukan
tekanan kerja yang sebenarnya. Pengaturan tekanan ini akan bergantung dari
16
besar kecilnya brander yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda
kerja yang akan dilas.
a. Prosedur penyalaan api las
Untuk menyalakan api las perlu ditempuh prosedur sebagai
berikut:
o Bukalah katup pengatur acetylene tidak
lebih dari 1/16 putaran dan nyalakan dengan korek api las.
o Putarlah katup lebih lebar lagi sampai
nyala api meloncat dari ujung brander sekitar 1/16 inchi. Posisi ini
menunjukkan bahwa konsumsi gas yang digunakan sudah cukup untuk
mengelas. Putar sebaliknya sampai didapatkan nyala api pada ujung
brander. Cara lain yang dapat ditempuh untuk menentukan jumlah
acetylene yang sesuai adalah dengan menyetel nyala api sampai
didapatkan nyala dengan jarak aliran turbulen sekitar ¾ sampai 1 inchi
dari ujung brander. Setelah didapatkan nyala ini, api kemudian diperkecil
sampai tidak berjelaga.
o Setelah pengaturan acetylene ini, katup
gas oksigen secara perlahan dibuka yang akan diikuti dengan munculnya
kerucut nyala inti yang terang pada ujung brander. Pada pembukaan katup
yang pertama dengan kondisi sedikit oksigen, akan didapat nyala karburasi
dimana kerucut inti akan diikuti dengan kerucut tengah. Pada pembukaan
katup oksigen yang lebih lebar nyala kerucut tengah ini akan hilang. Pada
posisi tepat dimana kerucut tengah ini hilang, nyala api yang terjadi
disebut nyala netral dengan nyala kerucut inti yang terang. Penambahan
pembukaan katup yang lebih lebar akan menciptakan nyala api oksidasi
dengan nyala inti yang kusam. Dalam banyak hal pengelasan, nyala api
netral yang paling sering digunakan untuk mengelas. Pada las aluminium
dan brazing nyala api sedikit karburasi yang sering digunakan.
16
b. Prosedur pengelasan
Untuk dapat mengelas dengan baik dibutuhkan 3 prasyarat utama
yang harus dipenuhi meliputi mampu menyetel nyala api brander dengan
baik, mampu menempatkan posisi brander dengan baik berikut pola
mengayunnya, mampu memanasi logam dan menciptakan kawah las yang
baik untuk penyambungan baik dengan memakai filler metal atau tidak.
Untuk penyetelan nyala api sudah dibahas pada bab di atas. Penempatan
brander biasanya terletak tegak lurus dengan sisi kanan kiri logam yang
disambung dan membentuk sudut antara 300 – 400 dengan arah jalur yang
akan dibuat. Sedangkan jarak kerucut inti dengan logam yang akan
disambung sekitar 1,6 mm – 3,2 mm. Posisi sudut pengelasan dan jarak
kerucut inti terhadap benda kerja dapat dilihat pada gambar 23.
Gambar 23. Sudut pengelasan dan Jarak Kerucut Inti
Pola ayunan yang dipakai dapat dilihat pada gambar 24.
16
Gambar 24. Pola Ayunan Brander
Menciptakan kawah las merupakan syarat utama untuk menghasilkan
pengelasan yang sempurna. Karena kawah las ini akan memberitahu
welder tentang penetrasi las yang diharapkan, kesesuaian penyetelan nyala
api berkaitan dengan panas yang diperlukan, bagaimana dan kapan brander
perlu digeser, serta kapan dan bagaimana filler metal perlu ditambahkan.
c. Prosedur mematikan api las
Jika operator las akan meninggalkan lokasi untuk beberapa menit
atau selesai mengelas, proses untuk mematikan api las dimulai dengan
menutup katup acetylene terlebih dahulu baru diikuti dengan katup
oksigen. Tetapi jika operator las ingin meninggalkan lokasi untuk waktu
yang lama atau alat sudah tidak digunakan lagi, prosedur mematikan api
las dimulai pertama kali dengan menutup katup acetylene yang dilanjutkan
dengan katup oksigen pada brander. kemudian tutup katup tabung
acetylene dan oksigen rapat-rapat. Buka kembali katup acetylene dan
oksigen pada brander untuk membuang semua sisa gas yang ada pada
saluran gas. Kendorkan ulir pengatur tekanan kerja pada regulator. Jangan
mengendorkan sebelum sisa gas ini dibuang karena sisa gas akan tetap ada
pada regulator.
5. Prinsip Dasar Pengelasan
Prinsip dasar las oksi-asetilen adalah ketika gas asetilen dibakar dalam proporsi
yang sesuai dengan oksigen akan timbul nyala api yang cukup panas untuk
melumerkan logam, proporsi campurannya adalah 1 bagian asetilen dan 2,5
bagian oksigen.
Berikut adalah peralatan yang digunakan:
16
1. Silinder oksigen, biasanya berwarna hijau atau biru terbuat dari satu plat
kualitas tinggi yang kuat dan ulet, mampu menampung 224 feet kubik
tekanan 2.200 psi dalam suhu 700 F.
2. Tutup penahan katup untuk melindungi dari kerusakan saat silinder
dipindahkan atau kejadian diluar kendali.
3. Katup silinder oksigen terletak diujung atas silinder berguna untuk
membuka atau menutup keluarnya oksigen sesuai keperluan, dalam katup
ini terdapat lubang pengaman dimana jika temperatur naik maka tekanan
akan naik,tekanan akan dikurangi lewat pengaman ini
4. Silinder asetilen, tekanan dalam tabung ini tidak setinggi tabung oksigen,
asetilen terbuat dari campuran air dan kalsium karbida, mampu bakarnya
sangat tinggi jika dicampur dengan oksigen menimbulkan panas sekitar
58000 - 63000 F.
5. Katup silinder asetilen terletak diujung atas berguna membuka atau
menutup keluarnya asetilen juga terdapat pengaman yang akan mencegah
terjadinya ledakan karena tekanan panas dari dalam silinder.
6. Regulator oksigen, dimana tabung oksigen penuh tekanannya adalah 2200
psi, untuk mengelas tidak memungkinkan dengan tekanan sebesar itu
maka perlu regulator. Regulator dibuat 2 buah, satu melihat tekanan
silinder satu lagi tekanan yang digunakan pada brander/torch. Regulator
oksigen mampu menahan tekanan sebesar 3000 psi.
7. Regulator asetelen, sama seperti regulator oksigen tetapi ada 2 perbedaan
yaitu: regulator ini menggunakan jenis ulir kiri dan ini penting
diperhatikan untuk menghindari kerusakan, kemudian kemampuan
regulator ini lebih kecil dari regulator oksigen yaitu dibuat sampai 500 psi,
tekanan kerja dibuat maksimum 15 psi.
8. Torch yaitu tempat bercampurnya oksigen dan asetilen dalam proporsi
yang sesuai untuk pengelasan. Ada dua katup untuk mengatur
16
pencampuran gas. Ada dua jenis ulir yaitu ulir kiri untuk asetilen dan
kanan untuk oksigen
9. Weld tip, beda ukuran tips disesuaikan dengan torch, terdapat pencampur
dan lubang untuk memberikan ukuran nyala api yang berbeda-beda.
10. Hoses / selang, dibuat spesial mampu manahan tekanan tinggi, dibuat
dalam ukuran 3/16”, ¼”,3/8” and ½”. Selang oksigen berwarna hijau/biru
dan memiliki ulir kanan sedangkan selang asetelin berwarna merah dengan
ulir kiri.
Perhatian :
1. Oksigen tidak terbakar tetapi membantu pembakaran lebih kuat.
2. Oksigen tidak berwarna dan berbau bila bercampur dengan oli atau gemuk
menjadi sumber ledakan.
3. Tabung oksigen menahan tekanan tinggi, perlu penanganan ekstra hati-
hati.
4. Asetilen memiliki bau tajam menyengat dan mudah terbakar.
5. Asetilen sangat tidak stabil pada tekanan diatas 15 psi.
6. Katup oksigen dibuat raangkap guna membuka dan menutup secara penuh.
7. Katup asetilen jangan dibuka lebih dari 1,5 putaran
8. Regulator oksigen dibuat untuk tekanan tinggi sedang regulator asetelen
untuk tekanan rendah.
9. Peralatan oksigen diidentifikasi berwarna hijau dan memiliki ulir kanan
sedang asetelen berwarna merah dengan ulir kiri ada tanda potongan
kampuh pada baut.
Prosedur pengesetan :
16
1. Siapkan tabung oksigen dan asetilen, pasang pada dudukan ikat dan
pastikan dalam posisi yang benar.
2. Buka tutup tabung oksigen, simpan tutup tersebut.
3. Pasang regulator oksigen, gunakan kunci pas. (tabung oksigen dan
regulator menggunakan jenis ulir kanan, kencangkan baut secukupnya
tetapi jangan dipaksa karena bisa merusak ulir)
4. Buka tutup tabung asetilen, simpan tutup tersebut kemudian pasang
regulator ( jenis ulir kiri ).
5. Pasang selang hijau untuk oksigen dan merah untuk asetilen. (pasang dan
kencangkan pengikat tapi jangan terlalu keras/paksa karena bisa merusak
ulir)
6. Buka katup tabung oksigen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk
dan memberi tanda pada gauge kemudian buka sepenuhnya, putar baut
pengatur kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang akan
membersihkan kotoran pada selang. Putar baut pengatur kekiri dan atur
tekanan yang digunakan.(buka pelan-pelan untuk menghindari kerusakan
akibat tekanan berlebihan)
7. Buka katup tabung asetilen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk
dan memberi tanda pada gauge kemudian buka 1,5 putaran, putar baut
pengatur kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang akan
membersikan kotoran pada selang. Putar baut pengatur kekiri dan atur
tekanan yang digunakan. (asetelen bahan mudah terbakar pastikan jauh
dari api saat membuka jangan membuka lebih dari 1,5 putaran)
8. Pasang torch diujung kedua selang. ( asetilen menggunakan ulir kiri)
9. Pastikan torch tertutup, atur tekanan kerja sebesar 10 pound terlihat pada
penunjuk oksigen dan asetilen.
16
10. Periksa semua sambungan dengan cairan air sabun, bila ada gelembung
gas terjadi kebocoran maka kencangkan.
Perhatian :
1. Pastikan tabung dalam posisi yang benar dan ikat keduanya.
2. Pasang regulator
3. Pasang selang
4. Pasang torch / brander
5. Atur regulator pada tekanan kerja sebesar 10 psi
6. Periksa sambungan dengan air sabun
7. Ulangi prosedur untuk memastikan semua peralatan berfungsi baik.
5. Pemeriksaan Kerusakan atau Cacat Las Secara Visual pada
Teknik Pengelasan Asetilen
Pengujian atau pemeriksaan secara visual yaitu melakukan pemeriksaan hasil
sambungan las dengan mengamati cacat-cacat las pada permukaan sambungan las
menggunakan kemampuan penglihatan mata sehingga hanya cacat las bagian luar
saja yang dapat diidentifikasi.
Contoh cacat las yang dapat diidentifikasi antara lain:
Undercut atau tarik las terjadi pada bahan dasar, atau penembusan pengelasan
tidak terisi oleh cairan las, akan mengakibatkan retak.
Penyebabnya adalah :
kelebihan panas
16
kelebihan kecepatan pengelasan, sehingga tidak cukup
bahan tambah mengisi cairan las.
kelebihan kecepatan ayunan
sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
Cara pencegahannya:
kurangi tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat, maka cairan las dapat mengisi dengan
lengkap pada daerah luar bahan dasar
periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.
Incomplete Fusion terjadi ketika cairan las tidak bersenyawa dengan bahan dasar
atau lapisan penegelasan sebelumnya dengan lapisan yang baru dilas.
Penyebabnya adalah :
Kelebihan kecepatan pengelasan yang menyebabkan hasil pengelasan
cembung pada manik las.
Tekanan api yang terlalu kecil
Persiapan pengelasan yang buruk seperti terlalu sempit rootgap.
Cara pencegahannya:
naikkan tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat,
periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.
Lebarkan celah atau rootgap
16
Overlaping adalah tonjolan cairan las yang keluar melebihi bibir kampuh.
Penyebabnya adalah :
Terlalu lambat kecepatan pengelasan.
Api terlalu kecil
sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
Cara pencegahannya:
kecepatan pengelasan dipercepat
pergunakan sudut brander maupun bahan tambah yang benar saat
pengelasan.
Naikkan tekanan gas
Crater atau kawat pengelasan adalah bagian yang dangkal pada permukaan las
ketika pengelasan berhenti disebabkan oleh cairan las yang membeku setelah
pengelasan berhenti, dapat menyebabkan retak bahkan sampai ke bahan dasar.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan waktu pengelasan yang agak
lama pada daerah tersebut sebelum mengakhiri pengelasan.
Uraian
Dalam pengelasan hasil sambungan seringkali tedapat cacat yang dapat
mengurangi kekuatan dari sambungan las tersebut, macam cacat las yang terjadi
antara lain :
Slag inclusion
Porosity
Undercut
Incomplete fusion
Overlaping
Melt through
16
Crater
Cracking
Underhead crack
Mutu hasil pengelasan tergantung dari ketrampilan dan pengetahuan juru las
terhadap teknologi pengelasan.
16