Post on 22-Jan-2016
LAPORAN PRAKTIKUM
EKSTRAKSI BASAH PADA BUAH TOMAT DAN
EKSTRAKSI KERING PADA BUAH CABAI
OLEH:
NAMA : ISMAIL
NIM : 0913023
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN(STIP)
MUHAMMADIYAH SINJAI
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
HidayahNya sehingga laporan hasil praktikum dengan judul melakukan ekstraksi
basah pada buah tomat dan ekstraksi kering pada buah cabai, dapat diselesaikan
guna memenuhi tugas dari dosen pembimbing Mata Kuliah Teknologi Benih.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan motifasi dalam penyelesaian laporan
ini, khususnya kepada Dosen Pembimbing Ibu Irmawati Waris, S.P, S.Pd yang
telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama dalam proses
perkuliahan. Dan tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada
keluarga serta rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sepenuhnya.
Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa apa yang disajikan dalam
laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu bentuk kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun memohon Ridho dari Allah SWT semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembacanya. Amin.
Wassalam
Sinjai, Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Benih
A. Pengertian Ekstraksi
B. Taksonomi, Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman
Tomat
C. Taksonomi, Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman
Cabai
BAB III BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu
B. Alat dan Bahan
C. Prosedur Pelaksanaaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinjai merupakan salah satu wilayah agraris di Indonesia. Faktor
geografis dan kesuburan tanah yang cukup tinggi mengakibatkan mayoritas
masyarakat sinjai mempunyai pekerjaan sebagai seorang petani. Pembukaan
lahan pertanian serta pembudidayaan tanaman mulai dikembangkan secara
meluas di berbagai kecamatan di kabupaten sinjai, termasuk di kecamatan
sinjai barat dan sinjai borong merupakan kecamatan penghasil sayur-sayuran
terbesar di kabupaten sinjai. Hal ini dikarenakan kecamatan ini memiliki
kondisi tanah yang gembur, subur dan suhu yang mendukung tumbuhnya
berbagai jenis tanaman budidaya. Aneka tanaman hortikultura baik itu
tanaman sayuran maupun tanaman sayuran buah-buahan, salah satu
diantaranya adalah tanaman cabai dan tomat. Pada umumnya tanaman cabai
dan tomat mudah didapatkan di kecamatan sinjai barat dan sinjai borong.
Akan tetapi, untuk masalah benih sangat sulit untuk didapatkan di daerah
tersebut. Sebagian besar bahkan seluruh petani masih tergantung pada benih
bersertifikat dari luar daerah hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran
pengetahuan para petani mengenai cara menghasilkan benih sendiri yang
bermutu salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah kegiatan ekstraksi
benih, baik benih yang berair maupun benih yang berdaging. Adapun hal lain
yang biasanya dilakukan para petani misalnya, ada buah tomat atau cabai yang
sudah terlalu tua atau biasanya ibu rumah tangga hanya memakai kulitnya saja
padahal hal tersebut mampu memenuhi kriteria benih yang dapat diekstraksi
mereka buang begitu saja. Berdasarkan permasalah tersebut maka kami
tertarik untuk mencoba melakukan ekstraksi pada buah tomat dan buah cabai
agar buah yang berlebih dapat dimanfaatkan dan kita sebagai petani tidak
ketergantungan pada benih dari luar daerah. Diharapkan proses eketraksi ini
mudah dan sederhana, sehingga dapat menjadi masukan bagi para petani cabai
dan tomat di kabupaten sinjai pada khususnya dan di Indonesia pada
umumnya.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum ekstraksi benih adalah untuk
mempelajari serta menghasilkan benih yang berkualitas dari hasil ekstraksi
basah pada buah berdaging dan berair misalnya pada buah tomat dan ekstraksi
kering pada buah berdaging misalnya buah cabai.
Kegunaan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menambah
pengetahuan serta sebagai referensi mahasiswa dan para petani mengenai cara
melakukan ekstraksi basah pada buah berdaging dan berair misalnya pada
buah tomat dan ekstraksi kering pada buah berdaging misalnya buah cabai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekstraksi
1. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi benih merupakan kegiatan mengeluarkan dan
membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti
tangkai, kulit dan daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi
benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah
berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan
jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia
macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap
jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti
Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica.
(anonymous,2008).
2. Beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam memilih
metode ekstraksi adalah sebagai berikut :
a. Skala produksi, mengenai waktu dan tenaga kerja.
b. Biaya dan tenaga kerja.
c. Sarana dan prasarana
d. Modal.
e. Kerusakan
f. Sifat buah
g. Sifat benih
3. Sebelum benih diekstraksi, perlu diperhatikan beberapa
faktor untuk menghindari kerusakan pada benih adalah
sebagai berikut:
a. Jika benih dipanen dengan metode tebas/dipotong,
maka setelah panen buah dijemur atau dikering
anginkan dengan cara digantung di lahan.
b. Sebelum dirontokannterlebih dahulu perlu dibuang
bagian tanaman lain untuk mengurangi bahan yang
tercampur dengan benih pada saat ekstraksi.
c. Hasil panen harus dihindarkan dari kerusakan-
kerusakan disebabkan oleh terjadinya heating
(peningkatan suhu).
4. Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara
a. Secara Manual
Dengan menggunakan tangan, tongkat pemukul,
hewan, dan penggilas dengan roda karet.
b. Secara Mekanis
Dengan menggunakan standar treeser, plot treeser dan
power treeser.
5. Untuk ekstraksi buah berdaging dan berair, dapat
dilakukan dengan dua cara :
a. Ekstraksi secara basah
Ekstraksi ini dilakukan pada buah berdaging.
b. Ekstraksi secara kering
Ekstraksi ini dilakukan pada buah berdaging dan berair
B.Taksonomi, Morfologi, dan Syarat Tumbuh Tanaman
Tomat
1. Taksonomi
Dalam sistematika tumbuhan, tanaman tomat dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.
2. Morfologi
Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh
menembus kedua tanah dan akar serabut yang tumbuh
menyebar kearah samping. Tetapi dangkal.
Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat
hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu
atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut
terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau.
Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas
bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang
tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang
lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur
lainya.
Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi
daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip
serta agak melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan
merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-
6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya
tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk
pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau
tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat
berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama
kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan
berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga
tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah.
Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena
benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala
benang sari terbentuk pada bunga yang sama.
Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung
varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak
lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga
bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan
yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih
muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi
merah (Cahyono, 1998).
3. Syarat Tumbuh
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0‐
1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750
mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu
siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C‐20°C. Pada
temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung
kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak
stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal antara 24
°C ‐ 28°C. Curah hujan antara 750‐125 mm/tahun, dengan
irigasi yang baik.
Kemasaman tanah sekitar 5.5 ‐ 6.5, penyerapan unsur
hara terutama fosfat, kalium dan besi oleh tanaman tomat.
C.Taksonomi, Morfologi, dan Syarat Tumbuh Tanaman
Cabai
1. Taksonomi
Dalam sistematika tumbuhan, tanaman cabai dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
2. Morfologi
Bentuk luar atau morfologi tanaman cabai
sebenamya bukan hal yang asing bagi sebagian
masyarakat Indonesia, terutama berbeda halnya dengan
masyarakat yang tinggal di perkotaan. Seringkali mereka
belum pemah melihat tanaman cabai yang sebenamya.
Yang mereka ketahui hanyalah buah cabai yang dapat
dimanfaatkan sebagai sayur.
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan
varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong,
bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian
atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau
kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah
umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau.
Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang
berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 - 11
cm, dengan lebar antara 1 - 5 cm.
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan
batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh
sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak
percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang
biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai
besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2
meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau,
hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah
tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama
coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang
diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit
dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar
terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis
dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak
memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh
ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang
semu.
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun
memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini
menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas
Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada
ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol
dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 - 3
bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya
bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan
ungu. Diameter bunga antara 5 - 20 mm.
Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma,
artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan
bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina
dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga
tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun
untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik,
penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman
cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak,
hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang
ditanam sendirian.
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang
paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi.
Menurut Sanders et. al. (1998), buah cabai terbagi dalam
11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento,
anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho,
banana, dan blocky bell (Tabel 3). Namun menurut Peet
(2001), hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe
elongate bell dan blocky bell dianggap sama.
3. Syarat Tumbuh
Tanaman cabai sangat cocok untuk di tanam di
dataran rendah sampai menengah. Namun saat ini para
produsen telah mampu menghasilkan benih yang dapat
tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi sampai
2.500 m di atas permukaan laut.
Untuk pertumbuhan yang optimal, tanaman cabai
memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang-
kurangnya selama 10 - 12 jam untuk proses fotosintesis,
pembentukan bunga dan buah, serta pemasakan buah. Jika
sinar matahari yang dibutuhkan kurang atau tanaman
ternaungi maka dapat menyebabkan umur panen menjadi
lebih lama, batang menjadi lemas, tanaman meninggi dan
mudah terserang penyakit, terutama yang disebabkan oleh
bakteri dan cendawan.
Kelembapan relatif yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman cabai adalah sekitar 80 %.
Sedangkan suhu yang paling ideal untuk perkecambahan
benih cabai adalah 25 - 30 °C, dan untuk pertumbuhannya
adalah 24 - 28 °C. Jika suhu lingkungan terlalu rendah
dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan
pertumbuhan serta perkembangan bunga dan buah
menjadi kurang sempurna.
Tanaman cabai, terutama hibrida, umumnya dapat
ditanam pada semua jenis tanah, baik andosol, regosol,
latosol, ultisol, sampai grumosol. Namun demikian,
tanaman ini paling cocok bila ditanam pada tanah lempung
berpasir yang gembur dan banyak mengandung unsur
hara. Jika tanah yang akan ditanami adalah tanah liat yang
sukar menyerap air dan drainasenya jelek, dikhawatirkan
muncul serangan penyakit yang disebabkan cendawan
Fusarium sp. dan atau bakteri Pseudomonas solanacearum.
Untuk tanah liat dapat diberi pupuk kandang sebanyak 20 -
30 ton untuk satu kektar lahan agar struktur tanahnya
dapat diperbaiki. Derajat keasaman tanah (pH) yang paling
ideal untuk tanaman cabai adalah 6 - 7.
BAB III
BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Manimpahoi, Desa
Saotengnga , Kecamatan Sinjai Tengah Kab. Sinjai. Kegiatan
ini berlangsung pada tanggal 10 Desember sampai dengan
11 Desember 2011 pada pukul 08.00 WITA.
B. Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan dalam melakukan ekstraksi
secara kering dan ekstraksi secara basah sebagai berikut:
a. Pisau
b. Wadah
c. Saringan
d. Pengaduk
e. Meja pengeringan
f. Buah cabai
g. Tampi
2. Bahan yang digunakan dalam melakukan ekstraksi secara
kering dan ekstraksi secara basah sebagai berikut:
a. Buah tomat untuk melakukan ekstraksi secara basah.
b. Buah cabai untuk melakukan ekstraksi secara kering.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Langkah kerja melakukan kegiatan secara kering.
a. Pilihlah buah cabai yang telah masak dan sehat
(terhindar dari hama dan penyakit).
b. potonglah masing-masing bagian ujung buah cabai
kemudian belahlah dengan menggunakan pisau.
c. Pisahkan benih dari kulit buahnya.
d. Cucilah benih dengan air bersih.
e. Saringlah benih sampai bersih.
f. Simpanlah benih pada tampi dengan ketebalan sesuai
kondisi biji dari buah cabai,
g. Jemurlah benih di bawah sinar matahari pada pagi hari.
2. Langkah kerja melakukan ekstraksi secara basah.
a. Belahlah buah tomat dengan menggunakan pisau.
b. Ambillah isinya dengan cara dikerok dengan jari tangan.
c. Kumpulkanlah ke dalam wadah yang tertutup dan diberi
sedikit air kemudian dibiarkan selama satu malam.
d. Aduklah hancuran daging dan benih secara merata
dengan pengaduk.
e. Remas-remaslah dalam air dengan menggunakan
saringan.
f. Cuci benih berkali-kali sampai bersih dari sisa daging
buah.
g. Simpanlah benih di atas tampi sesuai kondisi biji dari
buah tomat.
h. Jemurlah benih di bawah sinar matahari pada pagi hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari kegiatan praktikum yang kami lakukan maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
No
.
Kegiatan praktikum Jumlah benih yang
dihasilkan (gram)
1. Ekstraksi kering pada
buah cabai
2,00 gram
2. Ekstraksi basah pada
buah tomat
4,00 gram
B. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum ekstraksi benih yang kami lakukan
yaitu dengan menggunakan dua cara. Cara pertama yaitu
dengan melakukan ekstraksi basah pada buah tomat
sehingga dapat menghasilkan benih sebanyak 2,00 gam.
Benih ini diperoleh dari hasil kegiatan ekstraksi 10 buah tomat
yang telah masak sempurna dan terhindar dari hama dan
penyakit. Selanjutnya cara kedua yaitu ekstraksi secara kering
pada buah cabai, sehingga dapat mengahasilkan benih
sebanyak 4 gram, benih ini diperoleh dari hasil ekstraksi 10
buah cabai yang telah masak sempurna dan terhindar dari
hama dan penyakit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/search?q=syarat+tumbuh+tanaman+tomat&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://requestartikel.com/taksonomi-dan-morfologi-tanaman-cabai-20101037.html
LAMPIRAN
1. Gambar proses melakukan ekstraski secara basah pada buah tomat
2. Gambar proses melakukan ekstraski secara kering pada buah cabai