Laporan Teknologi Produksi Benih

31
LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PERBANYAKAN VEGETATIF Disusun Oleh: Nama : Mahardian Anggarini Pribady NIM : 135040201111155 Kelompok : jum’at / 07.25 Asisten : Ina PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

description

laporan

Transcript of Laporan Teknologi Produksi Benih

LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIHPERBANYAKAN VEGETATIF

Disusun Oleh:Nama : Mahardian Anggarini PribadyNIM: 135040201111155Kelompok: jumat / 07.25Asisten: Ina

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerbanyakan vegetative adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi, danakar. Pembiakan secara tak kawin ataua seksual merupakan dasar dari perkembangbiakan vegetative. Tanaman dapat membentuk kembali jaringan-jaringan dan bagian-bagian lain, dimana pada beberapa tanaman pembiakan vegetative merupakan prose salami yang sempurna atau proses dari buatan manusia. Pembiakan vegetative ini pada dasarnya memiliki prinsip yaitu merangsang tunas adventif yang ada pada bagian-bagian tanaman yang akan digunakan sebagai alat perkembangbiakan vegetative tersebut agar berkembangbiak menjadi tanaman baru yang sempurna dimana memiliki akar, batang, dan daun. Pembiakan vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu stek, okulasi, penyambungan, dancangkok. Adapun keuntungan dari perbanyakan vegetative yaitu sifat tumbuhan baru sama persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan induk merupakan tumbuhan unggul, maka tumbuhan baru pun akan bersifat unggul. Waktu tumbuhnya cepat sehingga lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan ditanam dengan bijinya.Namun perbanyakan vegetative juga mempunyai kekurangan yaitu tumbuhan yang diperbanyak secara vegetatif mempunyai akar yang kurang kokoh sehingga mudah tumbang. 1.2 Tujuana. mengetahui informasi mengenai perbanyakan tanaman secara vegetatif dan mampu menerapkan cara perbanyakan dengan vegetatif.b. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan antara perbanyakan vegetatif secara akami dan perbanyakan vegetatif buatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Perbanyakan Vegetatif2.1.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif Alamia. Perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon) (Mangoendidjojo, 2003).b. Perkembangbiakan tak kawin merupakan perkembang biakan yang tanpa didahului adanya pertemuan/ peleburan sel kelamin. Oleh karena itu hasil perkembangbiakan secara tak kawin sifatnya sama seperti induknya. Perkembangbiakan vegetatif alami dapat melalui beberapa cara misalnya dengan : Tunas, Umbi, Stolon, Rhizoma, Spora(Handoyo, 2014).2.1.2 Macam-macam Perbanyakan Vegetatif Alamia. Stolon/GeragihBatang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau tumbuh di bawah permukaan tanah dan pada interval tertentu memunculkan tunas ke permukaan tanah. Contoh: strawberry, lili paris, arbei(Raharja, dkk, 2003).

b. Rhizome Rhizoma merupakan modifikasi dari batang yang tumbuh menjalar dibawah permukaan tanah. Salah satu ciri rhizoma yang nampak adalah adanya ruas-ruas, sehingga dari setiap ruas tersebut dapat tumbuh individu baru. Contoh tumbuhan yang membentuk rhizoma sebagai alat perkembangbiakan adalah Sansiveira, Jahe, Lengkuas, dll.

c. UmbiUmbi kecuali berperan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan juga berperan sebagai alat perkembangbiakan. Berdasarkan cirinya umbi dapat dibedakan atas umbi batang, umbi akar dan umbi lapis.1. Corn (Umbi batang)Umbi batang memiliki ciri terdapat beberapa mata tunas, sehingga dari satu umbi dapat menghasilkan beberapa individu baru sebagai keturunannya. Contoh tumbuhan yang menghasilkan umbi batang adalah kentang, ubi jalar dll.

2. Bulb (Umbi Lapis)Merupakan umbi yang tersusun atas lapisan-lapisan yang membungkus bagian yang disebut cakram. Dari cakram inilah nantinya muncul individu baru sebagai keturunannya. Contoh tumbuhan yang membentuk umbi lapis adalah : bawang merah, bakung dll.

3. Umbi akarUmbi akar tidak memiliki mata tunas, sehingga tunas baru hanya muncul pada satu tempat yaitu pada pangkal umbi yang merupakan tempat pelekatannya dengan batang. Contoh tumbuhan yang membentuk umbi akar adalah dahlia, bengkuang dan lobak.

d. TunasTunas batang: bambu, pisang, Aglaonema.Tunas akar: cemara, sukun, kesemek.

Tunas daun: Cocor bebek (disebut juga tunas adventif)

(Handoyo, 2014)

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif alamia. SuhuTinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhentib. Kelembaban udaraKadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.c. Cahaya MatahariSinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.d. HormonHormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. (Rochiman.2002)

2.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan2.2.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif BuatanPerbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan (Rochiman.2002).2.2.2 Macam Perbanyakan Vegetative Buatana. StekPenyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Teknis sangat mudah. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang. Dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Dapat diberikan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk mempercepat tumbuhnya akar.stek batangstek daun

(Handoyo, 2014b. CangkokCangkok adalah perbanyakan tanaman dengan cara menguliti suatu bagian batang tanaman yang ada, kemudian dibungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh dan kemudian ditanam pada media yang lain.

Teknik cangkok (marcottage atau air layerage) banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan cara lain, seperti stek, biji, atau sambung. Tanaman yang biasa dicangkok umumnya memiliki kambium atau zat hijau daun, seperti mangga (Mangifera indica), sukun (Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), alpukat (Persea americana), dan lain-lain. Tanaman lain yang tidak berkambium dan bisa diperbanyak dengan sistem cangkok adalah salak dan jenis-jenisbambu. 1). Keuntungan mencangkok Tumbuhan hasil cangkokan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. 2). Kerugian mencangkokTumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah serabut dan umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.c. OkulasiOkulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukkan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu : mangga (Mangifera indica), rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea americana), dan jeruk (Citrus sp.) (Hartmann, dkk. 1997).

d. Menyambung/ MengentenMenyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Misalnya, ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis.

e. MerundukMerunduk adalah memperbanyak tumbuhan dengan cara merundukan batang atau cabang ke tanah sehingga tumbuh akar. Tumbuhan yang biasa dikembangbiakan antara lain sirih, strawberry, alamanda, anyelir, apel, selada air,anggur dan sebagainya.

f. Kultur jaringanYaitu perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tertentu dari suatu tanaman(tunas,akar,daun) dan dikembangkan dalam media khusus.

(Handoyo, 2014)

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif buatana. Faktor Intern :1) Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)2) ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)b. Faktor Ekstern:1) Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)2) Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)3) Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)4) Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)(Mangoendidjojo, 2003).

BAB III METODOLOGI3.1 Alat dan bahan (+ fungsi)Alat Pisau : untuk memotong bahan Silet: untuk memotong bahan Plastikes: untuk membungkus bahan Polibag dan bak tanam: untuk bak tanam Rafia: untuk menali bahanBahan Bawang merah: Umbi lapis Kentang: Umbi batang Dauncocor bebek: Stek Daun Rosmeri: Stek batang Tanaman mawar: Okulasi Batang Bougenvile: grafting Rootone-F: ZPT Pasir: untuk media tanam Tanah: untuk media tanam3.2 Cara kerja3.2.1. Perbanyakan vegetatif alami

Gambar 1. Alur perbanyakan vegetatif menggunakan umbi lapis2 siung bawang merahBeri label identitas kelompokPengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekaliTanam di polibag1 siung bagian pucuknya dipotong bagian1 siung tetap utuhBawang dicelup ke dalam ZPT

KentangGambar 2. Alur perbanyakan vegetatif menggunakan umbi batang

Potong kentang menjadi beberapa bagian menyesuaikan mata tunasTanam di polibagBagian bawah potongan kentang dioles dengan ZPTPengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekaliBeri label identitas kelompok

Induk mawar AInduk mawar BAmbil mata tunasBuat sayatan pada batangBuka sayatan untuk meletakkan mata tunas mawar ATempelkan mata tunas mawar A pada sayatan batang mawar BBalut hasil tempelan tunas dengan plastik, mata tunas tidak ditutup plastikBeri label identitas kelompokPengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekaliGambar 3. Alur perbanyakan vegetatif menggunakan metode okulasi3.2.2. Perbanyakan vegetatif buatan

Gambar 6. Alur perbanyakan vegetatif menggunakan metode graftingBatang atasBatang bawahPemotongan batang atasPembelahan batang bawahPenyambungan batang atas dan batang bawahPenyungkupanPemeliharaan selama 5 mingguPengamatan & dokumentasi

3.3 Lembar pengamatan1. Umbi lapisNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

Perlakuan bawang merah dipotong bagian

1Saat munculnya tunas7 HST

2Jumlah tunas12233

3Tinggi tanaman (cm)2 3.5456.5

Perlakuan penanaman menggunakan bawang merah tanpa dipotong

1Saat munculnya tunas7 HST

2Jumlah tunas22456

3Tinggi tanaman (cm)344.65.58

2. Umbi batangNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

1Saat munculnya tunasMati

2Jumlah tunas00000

3Tinggi tanaman (cm)00000

3. Stek daun

NoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

Perlakuan menggunakan bagian daun

1Saat munculnya tunas7 HST

2Jumlah tunas12334

Perlakuan menggunakan daun utuh

1Saat munculnya tunas14 HST

2Jumlah tunas11111

4. StekbatangNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

Perlakuan menggunakan batang atas

1Saat munculnya tunas7 HST

2Jumlah tunas1 0000

3Persentase tanaman hidup (%)33.3 %0%0%0%0%

Perlakuan menggunakan batang tengah

1Saat munculnya tunasMati

2Jumlah tunas00000

3Persentase tanaman hidup (%)0%0%0%0%0%

Perlakuan menggunakan batang bawah

1Saat munculnya tunasMati

2Jumlah tunas00000

3Persentase tanaman hidup (%)0%0%0%0%0%

5. OkulasiNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

1Saat Munculnnya tunasMati

2Panjang tunas00000

3Warna tunasHijauHijauHijau kecoklatanCoklatCoklat

6. GraftingNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

1Saat munculnya tunasMati

2Warna batangHijauHijauCoklatCoklatCoklat

3.4 DOKUMENTASI1. Umbi Lapis

2. Umbi batang

3. Stek daun

4. Stek batang

BAB IV PEMBAHASAN4.1 Perbanyakan Vegetative AlamiBerdasarkan pengamatan yangtelah dilakukan beberapa minggu, diperoleh hasil yang berbeda pada setiap perlakuannya. Pada perbanyakan vegetatif umbi lapis, ada 2 perlakuan yaitu bawang merah yang di tanm dengan bagian dipotong dan bawang merah yang ditanam utuh. Pada bawang merahyang bagiannya dipotong sebelum di tanam diperoleh hasil yaitu, umbi lapis mulai bertunas pada 7 hst, dengan jumlah 1 tunas dengan tinggi 2 cm, 2 tunas pada 14 hst dengan tinggi 3,5cm , 2 tunas pada 21 hst dengan tinggi 4cm, 3 tunas pada 28 hst dengan tnggi 5cm , dan 3 tunas pada 35 hst dengan tinggi 6,5cm. Sedangkan pada perlakuan bawang merah yang di tanam utuh diperoleh hasil, munculnya tunas dimulai dari 7hst dengan jumlah tunas 2 dan tingginya 3cm, pada 14hst. Menurut Wibowo (2005), pemotongan ujung umbi bibit dengan pisau bersih kira-kira 1/3 atau bagian dari panjangumbi, yang bertujuan agar umbi tumbuh merata, dapat merangsang tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman, dapat merangsang tumbuh-nya umbi samping dan dapat mendorong terbentuknya anakan. Rukmana (1994) menambahkan bahwa pemotongan umbi bibit bawang merah mempunyai beberapa keuntungan antara lain: pertumbuhan bibit merata, umbi bibit lebih cepat tumbuh dan berpengaruh terhadap banyaknya anakan dan jumlah daun, sehingga hasil meningkat. Samadi dan Cahyono (2005) menyatakan bahwa pemo-tongan umbi bertujuan untuk mem-percepat pertumbuhan tunas dan meningkatkan jumlah anakan. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan di lapang, dimungkinkan karena kurangnya unsur hara dalam media tanam atau karena kurangnya asupan sinar matahari dan kurangnya pemberian air.Stek umbi batang yang digunakan adalah kentang, kentang yang di tanam dengan beberapa perlakuan memberikan respon yang sama yaitu mati sejak 7 hst. Pemberian Zat pengtaur tumbuh sebenarnya untuk mengatur ataupun merangsang pertumbuhan akar, namun dimungkinkan tanaman mati karena umbi kentang tidak tahan akan genangan air akibat hjan sehingga umbi kentang ang di tanam busuk.Untuk stek daun menggunakan cocor bebek dilakukan 2 perlakuan yaitu dengan memotong sebagian daun dan membiarkan utuh. Pada perlakuan daun di potong sebagian daun mulai bertunas pada 7 hst, dimulai dari 1 tunas, pada 14 hst 2 tunas, 21 hst 3 tunas, 28 hst 3 tunass dan 35 hst 4 tunas. Pada perlakuan daun di tanam utuh mulai bertunas pada 14 hast dengan jumlah 1 daun hingga minggau ke 35.Stek batang yang dilakukan menggunakan batang rosmeri dilakukan dengan 3 perlakuan diantaranya stek batang atas, batang tengah dan batang bawah. Pada stek batang atas mulai muncul 1 tunas pada 7 hst dengan perkiraan 33,3% tanaman hidup untuk minggu selanjutnya. Pada 14 hst tunas pada batang mati dan batang terlihat kering. Pada stek batang bagia tengah dan bagian bawah tidak menunjukkan tanda munculnya tunas hingga 35 hst atau dapat dikatakan tanaman mati. Kematian tanaman ini dimungkinkan karena batangbtanaman yang di ambil terlalu muda sehingga tanaman tidak dapat bertahan hidup.

4.2 Perbanyakan Vegetative BuatanPada okulasi yang menggunakan tanaman mawar menunjukkan bahwa batang stek mati sejak 7 hst dengan warna tunas hijau, 14 hst tunas berwarna hijau, 21 hst tunas berwarna hijau kecoklatan, 28 hst tunas berwarna coklat, 35 hst tunas berwarna coklat. Pada graftimg yang menggunakan batang bogrnvile, menunjukkan bahwa tanaman mati sejak 7 gst dengan warna batang hijau pada 14 hst warna batang hijau, pada 21 hst warna batang coklat, pada 28 hst warna batang coklat dan 35 hst warna batang coklat. Menurut Tirtawinata (2013) Getah yang keluar saat terjadi pelukaan kulit batang sebagian tinggal dan mengeras membentuk selaput menutupi permukaan bekas luka yang dapat menghambat penyatuan sambungan. Getah merupakan salaha satu penghambat munculnya akar ketika dilakukan okulasi. Hal itu sebabnya perlunya pengeringan getah beberapa saat sebelum melakukan penyambungan atau okulasi agar kemungkinan berhasil tinggi.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanDalam praktikum perbanyakan vegetatif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa stek umbi lapis yang dilakukan dengan 2 metode berhasil tumbuh dengan baik namun terdapat perbedaan dengan bandingan jurnal yang dimungkinkan terjadi karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan. Stek umbi batang menggunakan kentang mati sejak pengamatan pertama dikarenakan busuk. Begitupula stek batang menggunakan batang atas tengah dan bawah juga mati. Untuk stek daun cocor bebek dapat hidup dengan bertunas. Untuk grafting dan okulasi juga tidak berhasil hal ini dimungkinkan karena faktor getah yang menghambat pertumbuhan dan penyambungan.5.2 SaranSebaiknya nurseri sering-sering di buka agar mempermudah pengamatan.

DAFTAR PUSTAKAHandoyo, Luisa Diana. 2014. Perkembangbiakan Tumbuhan. Hartmann, H.T., and D.E. Kester. 1997. Plant Propagation Principles and Practices. 6th ed.Prentice Hall. Englewood Cliffs. New York.Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta. Raharja, PC. dan Wiryanta, W. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agro Media Pustaka: Jakarta.Rochiman, Koesriningroem dan Sri Setyati Harjadi, 1973,Pembiakan Vegetatif, Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, InstituPertanian Bogor.Rukmana, R. 1994. Kesuburan dan Pemupukan. Kanisius. Yogyakarta. 55 hlm.Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 2002. Perkembangbiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Tirtawinata, M. R., 2003. Kajian anatomi dan fisiologi sambungan bibit manggis dengan beberapa anggota kerabat clusiaceae. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Wibowo, S. 2005. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta. 201 hlm.