Post on 03-Jan-2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Politeknik Negeri Padang menyelenggarakan Program
Diploma III yang terdiri dari 3950 jam perkuliahan yang dilaksanakan dalam
enam semester. Pendidikan tersebut dilaksanakan dengan kurikulum yang
berorientasi kepada kebutuhan industri dengan istilah kurikulum berbasis
kompetensi, memiliki muatan praktek 45% dan 55%. Pelaksanaan praktek
kerja lapangan (PKL) termasuk kedalam muatan 45% di atas. Yang mana
praktek bengkel dan laboratorium dilakukan di politeknik tersebar dari
semester I sampai semester V. Pada semester VI khusus praktek kerja
lapangan dan pembuatan tugas akhir.
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang melaksanakan dua
program konsentrasi yaitu :
- Program Konsentrasi Maintenance
- Program Konsentrasi Produksi
Sesuai dengan tujuan politeknik, dengan mempersiapkan tenaga
terampil yang diharapkan dapat terjun langsung ke dunia industri, maka perlu
adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat melihat secara
langsung kenyataan yang ada di industri dan membandingkan dengan ilmu-
ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
a. Tujuan Umum
- Melihat, mengetahui dan memahami secara langsung penerapan ilmu
yang didapat dibangku kuliah.
- Mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul di industri serta
mencari solusi penyelesaiannya.
- Belajar berdisiplin dan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan dunia
industri
- Menjalin kerjasama yang baik antara politeknik dengan dunia industri.
1
b. Tujuan Khusus
- Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam perawatan rem
tromol
- Mengetahui metode perbaikan yang dilakukan pada rem tromol yang
digunakan pada batasan waktu tertentu perlu dilakukan perbaikan .
I.2.2 Tujuan Pembuatan Laporan
.Agar mahasiswa mampu mencari alternatif yang dapat memecahkan
persoalan masalah mesin sesuai dengan program studi yang dipihnya
secara lebih luas dan mendalam.
Agar mahasiswa dapat mengumpulkan data ingatan untuk dirinya
sendiri ataupun untuk kampus
Agar mahasiswa dapat menambah pembendaharaan kata termasuk ilmu
teknologi yang didapat pada praktek tersebut sehingga mampu
meningkatkan kembali pelajaran yang sudah dipelajari sejak lama.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Setelah melaksakan praktek kerja lapangan pada perusahaan yang telah
dimasuki, maka penulis dapat merasakan manfaat yang diperoleh setelah kerja
praktek selesai yaitu antara lain:
1. Penulis telah dapat mengetahui aplikasi dari ilmu sebenarnya di lapangan.
2. Penulis telah dapat cara berdisiplin dan bermasyarakat sesuai tuntutan
industri.
3. Penulis telah dapat membandingkan kenyataan di industri dengan ilmu
yang diperoleh di bangku perkuliahan.
4. Penulis dapat membiasakan diri bekerja secara profesional.
5. Penulis dapat mengetahui apa dan bagaimana perihal tentang lingkungan
perusahaan sebenarnya.
6. Penulis merasakan siap mental untuk memasuki lapangan pekerjaan
nantinya.
7. Penulis telah dapat menyusun laporan hasil kerja praktek dengan baik.
2
1.4 Metode Praktek Kerja Lapangan
Pada dasarnya metode pengumpulan data yang penulis lakukan sewaktu
praktek kerja lapangan di PT. IGASAR Padang, yaitu :
1. Melihat secara langsung di lapangan
2. Turun membantu pekerjaan di lapangan
3. Konsultasi dengan pembimbing industri di lapangan
4. Konsultasi akademis
1.5 Batasan Masalah
Di dalam penulisan laporan kerja praktek ini maka perlu dilakukan
pembatasan masalah, dimana penulis hanya membahas tentang perawatan dan
perbaikan rem tromol.
I.6 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyusunnya atas
beberapa bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I Berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
maksud, dan tujuan praktek kerja lapangan, batasan masalah,
dan sistematika pembuatan laporan.
BAB II Berisikan tentang tinjauan, gambaran umum dan proses
produksi tentang perusahaan PT. IGASAR Padang.
BAB III Berisikan tentang landasan teori, proses kerja dan komponen
utama dari rem tromol
BAB IV Berisikan tentang perawatan, perbaikan, pembongkaran dan
pemasangan kembali rem tromol
BAB V Berisikan tentang kesimpulan dan saran.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. SEJARAH PERUSAHAAN
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan.
Sejarah PT. Igasar bermula dari Proyek khusus yang didirikan oleh PT.
Semen Padang pada tahun 1971, dengan tujuan untuk menampung, menyalurkan
dan mencarikan jalan keluar dari kesukaran hidup secara bersama-sama pada
waktu itu.
Arah dan tujuan proyek khusus ini semakin jelas setelah bentuknya
dirobah menjadi yayasan yang bernama Yayasan Igasar Semen Padang pada
tanggal 25 Januari 1972. Yayasan ini didirikan dengan dasar dan tujuan untuk
membantu tugas-tugas PT. Semen Padang terutama dalam bidang sosial, budaya
dan ekonomi. Untuk kejelasan jalur kegiatan, akhirnya dibentuk 2 komisi yaitu
Komisi Sosial dan Budaya serta Komisi Ekonomi.
Komisi Sosial dan budaya bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan
olahraga, sedangkan komisi ekonomi dengan kegiatan mendirikan toko serba ada
dan kemudian berkembang dengan kegiatan industry bahan bangunan yang
terbuat dari semen (Hollow Block), Bioskop (Hiburan Film), penjahitan (menjahit
pakaian dinas karyawan PT Semen Padang), pangkas rambut, peternakan ayam,
pemborongan dan pengangkutan semen.
Kegiatan Komisi Ekonomi dari yayasan ini berkembang, terutama sekali
dalam hal pengangkutan semen dan di rasakan tidak mungkin lagi untuk disatukan
pengelolaan manajemennya dengan kegiatan bersifat sosial. Melihat prospek
Yayasan Igasar Semen Padang pada kegiatan bisnis, maka dirobahlah status
Ekonomi yang ada pada yayasan menjadi suatu Perseroan Terbatas ( PT ) yang
resminya terbentuk pada tanggal 12 September 1974 dengan akte No. 17, Notaris
Abdul Kadir Usman, SH dengan nama PT Igasar dan mendapat pengesahan
Menteri Kehakiman tanggal 25 November 1974, sedangkan Komisi Sosial budaya
tetap dikelola oleh yayasan Igasar.
4
Kegiatan usaha PT Igasar tidak hanya dalam distribusi dan transportasi
semen, tetapi berkembang sesuai pertumbuhan Ekonomi regional dan nasional.
PT Igasar mulai berkembang dan melakukan diversifikasi usahanya. Beberapa
kegiatan usaha mulai dikelola dengan kinerja yang baik. Produksi bahan
bangunan misalnya, usaha yang memanfaatkan bahan baku utamanya dari semen
ini menghasilkan hollow block, paving block dan genteng beton.
Perkembangan usaha yang meningkat sehubungan dengan demand
konsumen yang sangat banyak. Untuk itu PT Igasar juga memproduksi dan
melayani permintaan terhadap concrete panel, jasa alat berat, ready mix concrete,
real estate serta perdagangan umum. Satu hal yang menjadi kebanggaan anak
perusahaan PT Semen Padang ini yaitu mulai tahun 2000 PT Semen Padang
mempercayai PT Igasar untuk mengelola dan memasarkan hasil rekayasa
bengkel Pabrikasi dan Kontruksi, dimana melalui kegiatan usaha bengkel
pabrikasi ini berhasil menghantarkan PT Semen Padang memperoleh sertifikat
ISO 9001 dari lembaga sertifikasi internasional QCB ( Quali-ty Ceqrqtificaqtion
Bureqaqu – Canada ) karena bengkel ini telah berhasil memproduksi dan
memasarkan sebagai peralatan untuk pabrik.
2.1.2 Misi Perusahaan
Visi
1. Menjadi perusahaan yang tangguh, tumbuh, sehat, berkembang dan
mampu bersaing di pasar global.
Misi
1. Membangun kemitraan dengan perusahaan – perusahaan lain untuk
menunjang dan mengembangkan perdagangan nasional dan
internasional.
2. Menjadi perusahaan yang menguasai bidang engineering,
pabrikasi, kontruksi, peralatan pabrik dan distributor serta
transportasi hasil produksi semen atau produksi lainnya di pasar
global.
5
2.1.3 Sasaran Pokok Perusahaan
PT. Igasar yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh KKSP,
mempunyai sasaran pokok sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan karyawan (pemegang sertifikat saham)
melalui penerimaan deviden, karena itu perusahaan beroperasi sebagai
unit ekonomi dengan ciri-ciri berorientasi laba, efisiensi, bersaing dan
berkembang.
2. Menunjang misi PT. Semen Padang , khususnya dalam hal kelancaran
pendistribusian semen sehingga tidak terdapat kelangkaan semen pada
suatu daerah (Sumbar, Riau, Jambi, Tapsel dan Jakarta) khusus untuk
Semen Padang.
3. Pengembangan unit-unit usaha yang prospektif seperti, bahan
bangunan (Ready Mix Concrete, Beton Cetak), perdagangan Umum,
batu bara, reall estate, dan lain-lain.
2.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan berazazkan fungsional, berbentuk lini dan
staf. Penyusunan organisasi perusahaan dilakukan dengan membagi habis seluruh
di bidang aktivitas manajemen tersebut ke dalam kotak-kotak organisasi yang
dibuat dan membedakan dalam 2 (dua) unit, yaitu unit operasional (revenue
center) dan unit penunjang. Hirarki organisasi diatur sebagai berikut:
a. Direksi
b. Divisi
c. Bagian
d. Seksi
e. Pelaksana
Perusahaan dipimpin oleh seperangkat Direksi, terdiri dari Direktur
Utama dan dibantu oleh 3 ( tiga ) orang Direktur dengan tugas tertentu yang
ditetapkan yaitu :
Direktur Teknik, membawahkan Divisi Angkutan & Alat Berat
dan Divisi Rekayasa Tehnik.
6
Direktur Keuangan, membawahkan Divisi Keuangan dan Divisi
Umum.
Di samping itu terdapat 2 (dua) Divisi yang langsung bertanggung jawab
kepada Direktur Utama, yaitu Divisi SPI dan Divisi Pengembangan Bisnis.
Direksi PT. Igasar berasal dari karyawan Staf PT. Semen Padang,
sedangkan Karyawan PT. Igasar adalah personil-personil yang bekerja dan
diangkat sendiri oleh PT. Igasar sebagai karyawan perusahaan. Struktur organisasi
perusahaan disusun (terakhir) melalui Surat Keputusan Direksi No.
036/SKD/DIRUT/IGSSP/07.04 tanggal 07 Juli 2004.
2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan
Manajemen adalah proses dari penetapan tujuan (perencanaan),
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dari sumber daya perusahaan
secara efisien dan efektif. Dengan demikian pada hakekatnya manajemen PT.
Igasar merupakan proses pengambilan keputusan, hal ini berarti bahwa Sumber
daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan proses
manajemen (pengambilan keputusan).
Dari pengertian Manajemen di atas, maka dalam pelaksanaannya PT.
Igasar menganut Sistem Manajemen Partisipasi yaitu melibatkan seluruh jajaran
perusahaan secara terpadu dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan
perusahaan. Hal ini berarti bahwa sistem manajemen yang dianut secara langsung
akan mendorong terciptanya pengembangan kemampuan dan peningkatan daya
nalar (inovasi) dari pada karyawan pelaksana sistem manajemen itu sendiri dalam
proses pengambilan keputusan. PT. Igasar mempunyai struktur organisasi yang
menggambarkan rentang kendali manajemen dan pendelegasian wewenang yang
menyangkut aktifitas, otoritas, tanggung jawab serta hak dan kewajiban masing-
masing unit organisasi.
Dari struktur organisasi tersebut terlihat bahwa PT. Igasar dipimpin oleh
seorang Direktur Utama dan dibantu oleh 3 (tiga) orang Direksi yang bertanggung
jawab pada Dewan Komisaris. Sebagaimana lazimnya sebuah Perseroan Terbatas,
7
maka direksi PT. Igasar diangkat dan diperhentikan oleh Pemegang Saham
sebagai pemegang kekuatan tertinggi dalam suatu Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Sesuai dengan pernyataan keputusan Rapat No. 30 yang dibuat di hadapan
Harti Virgo Putri, SH, Notaris di Padang tanggal 24 Agustus 2007 telah dilakukan
perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut :
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama : Ir. Chairinal Chaidir, MM
- Komisaris : 1. Ir. Erizal Anwar
2. Ir. Burhani, Msc
- Sekretaris : Rinold Thamrin, SE, Akt, MM
Direksi
- Direktur Utama : Desri Ayunda, SE. MBA
- Direktur Teknik : Ir. Agusta Fachrurazi, SE
- Direktur Keuangan : Zulfahmi SE, Ak
Direktur Utama langsung membawahi :
1. Divisi Satuan Pengawasan Intern
2. Divis Pengembangan Bisnis
Sedangkan masing- masing direksi membawahi divisi-divisi sebagai berikut
1. Direktur Teknik membawahi :
a. Divisi Transportasi & Alat Berat
b. Divisi Rekayasa Teknik
2. Direktur Keuangan membawahi :
a. Divisi Keuangan
b. Divisi Umum
8
2.2 PROSES BISNIS USAHA PT.IGASAR
2.2.1 PERDAGANGAN SEMEN
1. Penjualan semen
Sebagai core bisnis PT.Igasar adalah bidang Distributor Semen yaitu
mendukung misi Induk Perusahaan dalam rangka upaya
memasyarakatkan penggunaan semen type Super Mansory (SMC) di
samping upaya meningkatkan pemasaran jenis type I. Daerah
pemasaran Sumbar, Riau, Jambi, Jakarta, dan Bandung.
2.2.2 ANGKUTAN DAN ALAT BERAT
1. Angkutan Dump Truck.
Angkutan Dump truck kegiatannya membawa Silika, Klinker Gypsum,
Split, Cooper Salag, guna keperluan PT.Semen Padang
2. Angkutan truk kapsul (semen curah).
Angkuan Truck kapsul kegiatannya adalah membawa semen curah
kepada pelanggan sesuai dengan Delivery Order (DO)
3. Alat berat.
Alat - alat berat keberadaanya untuk dipakai sendiri guna mendukung
proses produksi dan Order sesuai dengan kontrak dengan pihak lain .
2.2.3 PRODUKSI BAHAN BANGUNAN
1. Bagian produksi ready mix, yaitu : memproduksi produk beton jadi
untuk mensupply proyek - proyek pemerintah dan swasta.
2. Bagian pengendalian Mutu, yaitu bagian yang khusus mengawasi
pekerjaan bagian ready mix dan beton cetak,apakah produk tersebut
telah sesuai dengan standar mutu yang berlaku mulai dari pengujian
bahan baku sampai ke produk siap dipasarkan.
Unit Bahan Bangunan dengan produksi mengolah semen menjadi produk
seperti ; Beton Cetak , P.Block , Concrete Panel dan Genteng Beton sedangkan
Ready Mix Concrete ( Beton Jadi ) merupakan produk bahan coran untuk
memenuhi kebutuhan proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat seperti
9
Ruko, Jembatan, Jalan dll. Selanjutnya produk Split (Batu Pecah) keberadaannya
sebagai penunjang untuk memenuhi bahan baku produksi.
2.2.4. TEKNIK PROYEK
Divisi Teknik sebagai salah satu divisi usaha dari PT. Igasar mempunyai
tiga bagian yang terdiri atas seksi-seksi, sebagai berikut :
1. Bagian Pemeliharaan.
2. Bagian Perencanaan Teknik.
3. Bagian Konstruksi.
Unit Teknik Proyek disamping melaksanakan pekerjaan pembangunan
perumahan karyawan PT.Semen Padang, juga bergerak dalam pengadaan clay
untuk PT.Semen Padang dan Bidang Konstruksi , seperti Pembangunan Gedung,
Jembatan dan jalan .
2.2.5. PERDAGANGAN UMUM
a. Barang-barang umum ;
1. Menyediakan material untuk kebutuhan PT.Semen Padang
seperti ; kawat las , Master Flow 880 dll.
2. Kerja sama dengan Work Shop PT.Semen Padang dalam hal
pekerjaan Pabrikasi seperti Packer dll.
b. Batu Bara
Menyediakan kebutuhan batu bara untuk PT.Semen Padang
c. EMKL
Di samping dari unit-unit tersebut di atas juga membantu kelancaran
pengurusan dokumen serta angkutan bahan baku penolong seperti pasir
besi dan gypsum dari Teluk bayur ke Indarung , sedangkan angkutan
klinker dari Indarung ke Teluk Bayur untuk dijual ke Pabrik semen lain
di Indonesia. Unit ini hanya membantu aktivitas kerja unit EMKL
PT.Semen Padang.
10
2.3 KONDISI PERUSAHAAN
2.3.1 Organisasi
a. Struktur organisasi bersifat “semi” divisional dengan beberapa fungsi
(pemasaran, keuangan dan SDM) bersifat terpusat (sentralisasi),
sehingga divisi/unit usaha yang ada hanya berhubungan dengan
aktivitas operasional.
b. Berdasarkan alur pusat pertangung jawaban (responsibility centers)
hampir seluruh divisi/unit yang ada bertindak sebagai investment/cost
centers.
c. Terdiri atas 8 divisi, terdiri atas divisi operasional (distributor semen,
angkutan, teknik, produksi, perdagangan umum, logistik) dan
penunjang (Keuangan, Umum)
d. Delapan divisi yang ada bertugas untuk mendukung unit usaha yang
terdiri dari (a) distributor semen, (b) transportasi & alat berat, (c)
bahan bangunan, (d) teknik, (e) perdagangan umum.
e. Berdasarkan informasi bahwa perusahaan belum mempunyai suatu
sistem dan prosedur akuntansi yang baku untuk mengatur tata kerja
organisasi (hanya berupa SOP untuk unit angkutan dan unit semen).
11
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Manajemen Pemeliharaan
3.1.1 Pemeliharaan
Pemeliharaan menjadi sangat penting peranannya dalam menjaga
kondisi seluruh komponen mesin agar dapat beroperasi dengan baik pada saat
diperlukan dan digunakan. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam
kuantitas waktu yang cukup tinggi akan cepat mengalami kerusakan jika kita
mengabaikan bentuk-bentuk pemeliharaan pada mesin dan peralatan.
Kerusakan kecil hingga kerusakan besar akan dapat menghambat aktivitas
pabrik yang akhirnya akan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
memperbaiki atau penggantian mesin dan peralatan. Kemajuan teknologi
proses permesinan ternyata menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan
terhadap manajemen Pemeliharaan pada mesin atau peralatan. Semakin
canggih suatu mesin atau peralatan berarti semakin rumit juga penanganan
pemeliharaan dan perbaikannya.
1) Tujuan Pemeliharaan
Adapun tujuan dari pemeliharaan adalah sebagai berikut :
(1) Agar mesin dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal
sehingga dapat menjamin kelangsungan pekerjaan
(2) Agar dapat menjamin keselamatan personil dalam menggunakan fasilitas,
sehingga operator dapat bekerja secara optimal, nyaman dan aman
(3) Untuk menjamin keselamatan personal yang memakai keselamatan
tersebut
(4) Menjaga agar mesin selalu dalam keadaan stabil, sehingga mempermudah
pelaksanaan operasi
(5) Mengetahui kerusakan sedini mungkin, maka apabila terdapat kerusakan
yang sifatnya mendadak dapat dihindari.
12
Kunci keberhasilan adalah hal-hal yang dapat mendukung keberhasilan
pemeliharaan dalam melayani atau memberikan layanan yang tepat pada
bagian-bagian yang lain, seperti berikut :
(1) Kemampuan personil untuk merawat dan tidak sekedar memiliki
keterampilan untuk memperbaiki mesin
(2) Ketersediaan data mesin
(3) Kelancaran arus informasi
(4) Kejelasan standar pengerjaan
(5) Kejelasan perintah kerja
(6) Kemampuan, kemauan membuat rencana Pemeliharaan
(7) Keselamatan dan keamanan kerja
(8) Ketelitian kerja
(9) Kelengkapan fasilitas kerja
(10) Kesesuaian sistem dan prosedur.
2) Klasifikasi Pemeliharaan
Adapun jenis-jenis Pemeliharaan yang akan diterangkan dalam bab ini
adalah Pemeliharaan terencana dan tidak terencana, dan untuk lebih jelasnya
akan dibahas pada bagian selanjutnya Gambar (3.1) berikut ini merupakan
bagan dari manajemen Pemeliharaan.
13
Gambar 3.1 Bagan Manajemen Pemeliharaan
3.1.2 Pemeliharaan Terencana (Planed Maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah Pemeliharaan yang terorganisir dan
dilaksanakan dengan pemikiran sebelumnya dengan pengawasan dan catatan-
catatan untuk melaksanakan tindakan pemeliharaan. Tujuan Pemeliharaan
tersebut adalah untuk menghindari kerusakan fasilitas yang tiba-tiba dan
14
PEMELIHARAAN TAK TERENCANA
PEMELIHARAAN(MAINTENANCE)
RUNNINGMAINTENANCE
PENYETELANSMALL REPAIR
INSPEKSI(INSPECTION)
PEMBERSIHAN(CLEANING)
DanLUBRICANTION
MAYOROERHAUL
MINOROVERHAUL
MESIN RUSAK YANG SUDAH DIRENCANAKAN
PEMELIHARAAN BERHENTI(SHTDOWN MAINTENANCE)
PEMELIHARAAN DARURAT(EMERGENCY MAINTENANCE)
PEMELIHARAAN PENCEGAHAN(PREVENTIVE MAINTENANCE)
PEMELIHARAAN KOREKSI(CORRECTIVE MAINTENANCE)
PEMELIHARAAN TERENCANA(PLANNED MAINTENANCE)
Perawatan ramalan ( preiktif maint )
(Mengganti komponen dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan)
mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Pemeliharaan ini dijalankan
secara berkala berdasarkan kondisi atau waktu yang telah ditentukan.
1. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan adalah Pemeliharaan yang dilakukan dengan
interval tertentu dengan maksud untuk meniadakan kemungkinan terjadinya
gangguan, kemacetan atau kerusakan mesin.
Pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan :
(1) Inspeksi dengan cara melihat, mendengar dan memeriksa
(2) Penyetelan mesin pada selang waktu yang telah ditentukan
(3) Penggantian suku cadang yang telah usang tetapi belum rusak
(4) Bahan habis pakai diganti atau ditambahkan lagi, misalnya minyak
pelumas.
2. Pemeliharaan Korektif (Corective Maintenance)
Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah
berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Di dalam
pemeliharaan korektif ini terbagi tiga macam, yaitu Shutdown Maintenance,
Breakdown Maintenence dan running maintenence. Yang dimaksud dengan
shutdown maintenance adalah suatu pekerjaan maintenance yang hanya
dilakukan apabila fasilitas yang bersangkutan tidak bekerja atau berhenti, dan
break down maintenence adalah suatu pekerjaan yang dilakukan berdasarkan
perencanaan sebelumnya atas suatu fasilitas yang telah diduga, sedangkan
running maintenence adalah pemeliharaan berjalan yang merupakan sistem
pemeliharaan yang dilakukan pada saat pemeliharaan sedang beroperasi. Cara
pemeliharaan ini termasuk jenis Pemeliharaan yang direncanakan
1. Reparasi
Suatu bentuk Pemeliharaan dengan melakukan penggantian pada bagian
komponen-komponen yang tidak layak pakai.
2. Overhoul
Overhoul adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu
peralatan, sampai kondisi yang lebih baik. Overhoul biasanya dilakukan
15
dengan melakukan pembongkaran dan pemasangan secara keseluruhan dari
peralatan.
Adapun kriteria pemeliharaan terencana adalah sebagai berikut :
- Kebijakan pemeliharaan telah dipertimbangkan sebelumnya
- Pelaksanaan pemeliharaan dikontrol dan diarahkan pada penunjang
rencana pemeliharaan yang telah ditetapkan sebelumnya
- Adanya catatan hasil kebijakan yang ditetapkan untuk menetapkan
kebijakan yang lebih sempurna sehingga biaya dan waktu pemeliharaan
dapat dikontrol.
3. Pemeliharaan Prediktif
Adalah suatu usaha pemeliharaan dengan cara pemantauan peralatan yang
ada untuk memperkirakan lebih awal kerusakan yang akan terjadi.
3.1.3 PemeliharaanTidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Pemeliharaan yang tidak terencana adalah pemeliharaan yang
dilaksanakan di luar dari rencana yang telah dijadwalkan. Yang termasuk
pada pemeliharaan ini adalah Emergency Maintenance. Emergency
maintenance ini dilakukan apabila mesin sama sekali tidak hidup
dikarenakan kerusakan atau kelalaian yang tidak mungkin untuk dilakukan
pengoperasian.
3.1.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pemeliharaan
1. Keahlian Operator Untuk Merawat
Keahlian operator untuk merawat merupakan suatu hal yang harus
dikuasai semua anggota yang terlibat dalam kegiatan dan harus benar-
benar mempunyai suatu keterampilan dan pengetahuan yang mendasari
kegiatan pemeliharaan tersebut baik secara teori maupun secara praktek.
2. Ketersediaan Data Mesin
Ketersediaan data mesin yang lengkap berpengaruh sekali terhadap
keberhasilan pemeliharaan. Kita tidak mungkin melakukan suatu tindakan
pemeliharaan yang baik terhadap suatu mesin seandainya kita tidak
mempuyai data yang lengkap terhadap mesin yang kita rawat, karena
16
untuk merencanakan tindakan pemeliharaan suatu mesin kita berpedoman
pada data-data yang dimilikinya.
3. Kelancaran Arus Informasi
Arus informasi yang dimaksud meliputi segala hal yang berhubungan
dengan kegiata pemeliharaan terhadap suatu mesin. Setiap personil harus
mengetahui segala informasi mengenai pemeliharaan yang dilakukan agar
setiap pemeliharaan dapat berjalan dengan lancar. Jadi arus informasi ini
haruslah selancar mungkin yang melibatkan semua personil yang ikut serta
dalam kegiatan Pemeliharaan.
4. Kejelasan Perintah Kerja
Setiap perintah yang diberikan kepada personil yang langsung terjun
ke lapangan harus benar-benar jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam
operasional pemeliharaan. Dalam hal ini pihak yang memberikan perintah
kerja harus dapat merinci setiap perintah yang diberikan dengan sejelas-
jelasnya dan memastikan semua pihak pelaksana pemeliharaan di lapangan
telah memahami tentang apa yang akan dilakukan sesuai dengan perintah
yang dibenarkan.
5. Ketersediaan Standar Pekerjaan
Standar pekerjaan ini sangat dibutuhkan sekali dalam melakukan
kegiatan pemeliharaan karena digunakan sebagai acuan dalam merawat
suatu mesin, apakah suatu pemeliharaan yang dilakukan telah sesuai
dengan yang kita harapkan atau belum. Oleh karena itu, ketersediaan
standar pengerjaan ini ikut menentukan keberhasilan suatu pemeliharaan.
6. Keamanan dan kemampuan membuat rencana pemeliharaan
7. Dengan kemampuan membuat suatu rencana pemeliharaan maka
banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh, diantaranya adalah
tindakan pemeliharaan lebih dapat dipastikan terlaksana, biaya
pemeliharaan dapat diklasifikasikan secara tepat dan pemakaian
peralatan dapat diketahui lebih baik .
8. Kedisiplinan Personil Pemeliharaan
Sebagaimana kita ketahui dalam pekerjaan apapun kedisiplinan
memegang peran utama untuk memperoleh suatu keberhasilan, demikian
17
pula halnya dengan kegiatan pemeliharaan. Setiap personil yang terlibat
harus benar-benar menerapkan kedisiplinan dalam segala kegiatan yang
dilakukan sehingga akan mengurangi resiko kegagalan suatu tindakan,
atau kegiatan perawatan yang dilakukan akibat kecenderungan untuk tidak
disiplin. Kedisiplinan tidak mengandung atasan atau bawahan, semua
pihak yang telah direncanakan menurut jadwal yang telah dibuat selalu
ikut serta dalam kegiatan Pemeliharaan.
9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja meliputi semua aspek yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan itu sendiri baik personil yang
merawat, mesin atau peralatan yang digunakan untuk merawat. Dengan
terjaminnya keselamatan dan keamanan kerja berarti juga menentukan
tercapainya keberhasilan dalam Pemeliharaan.
10. Kelengkapan Fasilitas Kerja
Hal ini tidak diragukan akan berpengaruh kepada keberhasilan
pemeliharaan dimana semakin lengkap fasilitas kerja seperti peralatan
yang memadai, maka semakin besar pula kemungkinan suatu kegiatan
pemeliharaan akan berhasil. Sebaliknya jika suatu fasilitas kurang
mendukung, maka dengan sendirinya suatu pemeliharaan tersebut akan
terhalang dan keberhasilan akan sulit untuk diraih.
11. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses yang dapat berupa pengukuran, pengkajian
dengan maksud untuk membandingkan suatu unit dengan kebutuhan yang
dapat diaplikasikan. Inspeksi dapat juga didefinisikan sebagai
perlengkapan untuk :
(1) Memastikan perlengkapan bekerja sesuai dengan rencana
(2) Mengevaluasi potensi yang menimbulkan masalah mekanik, hidrolik
dan listrik
(3) Memperkirakan waktu terjadinya kerusakan
(4) Mengidentifikasi komponen-komponen atau fungsi yang dapat
mempercepat kerusakan
18
(5) Membuat jadwal perbaikan pada waktu yamg cocok untuk mencegah
timbulnya kerusakan pada mesin atau alat.
Adapun beberapa keuntungan dari inspeksi ini adalah :
(1) Pemeliharaan yang sederhana dan teratur jauh lebih murah
(2) Umur fasilitas panjang
(3) Sedikit terjadi kerusakan
(4) Tidak mengganggu jadwal operasi fasilitas
(5) Mengurangi atau memperkecil down time (waktu menganggur)
(6) Menjamin tersedia suku cadang
(7) Menghasilkan kwalitas produk dan efisien yang lebih tinggi.
19
3.2 Landasan Teori Secara Umum
1. Pengertian rem
Rem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital
keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang
bergerak sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian rem
banyak ditemui pada sistem mekanik yang kecepatan geraknya berubah-ubah
seperti pada roda kendaraan bermotor, poros berputar, dan sebagainya. Berarti
dapat disimpulkan bahwa fungsi utama rem adalah untuk menghentikan
putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak
dikehendaki. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan
secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik atau
penukaran kutup, dan lain-lain.
Pada umumnya sebuah rem mempunyai komponen-komponen yaitu sebagai
berikut :
• Backing plate
• Silinder penyetel sepatu rem
• Sepatu rem
• Pegas pembalik
• Kanvas rem
• Silinder roda
• Drum rem
Dimana penjelasan masing-masing komponen tersebut diterangkan di
bawah ini.
Backing plate
Terbuat dari plat baja yang dipress. Backing plate bagian belakang diikat
dengan baut pada real axle housing dan backing plate bagian depan diikat
dengan baut pada steering knuckle. Sepatu rem dipasangkan pada backing
plate yang mana bila terjadi pengereman akan bekerja pada backing plate.
20
Selain sepatu rem juga silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan
dipasangkan pada backing plate.
Gambar 3.2 Backing Plate
Silinder penyetel sepatu rem
Silinder penyetel sepatu rem berfungsi menjamin ujung sepatu rem dan
untuk penyetelan renggang antara sepatu dengan drum. Pada beberapa macam
rem, sebagai pengganti silinder penyetel sepatu, anchor pin dan kam penyetel
sepatu digunakan secara terpisah.
Sepatu rem
Sepatu rem berbentuk busur yang disesuaikan dengan lingkaran drum dan
dilengkapi dengan kanvas yang dikeling ataupun direkatkan pada bagian
permukaan dalam sepatu rem. Salah satu ujung sepatu rem dihubungkan pada
anchor pin atau pada baut silinder penyetel sepatu rem. Ujung lainnya
dipasangkan pada roda silinder yang berfungsi untuk mendorong sepatu ke
drum dan juga sepatu rem ini berhubungan dengan mekanisme rem tangan.
21
Gambar 3.3 Sepatu Rem (sebelah kiri) dan Kanvas Rem (sebelah kanan)
Pegas pembalik
Pegas-pegas pembalik berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem pada
drum ketika pijakan rem dibebaskan. Satu atau dua buah pegas pembalik
biasanya dipasang dibagian sisi silinder roda.
Kanvas rem
Kanvas rem dipasangkan pada sepatu rem untuk menambah tenaga gesek
pada drum. Bahan yang digunakan adalah asbes dengan tembaga atau
campuran plastik untuk untuk memperoleh tahan panas yang tinggi dan tahan
aus. Pada beberapa macam rem, terdapat perbedaan bahan kanvas rem yang
dipasangkan pada sepatu pertama dan sepatu kedua. Kanvas ini dapat diganti
jika sudah mengalami aus.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri dari body dan torak, berfungsi untuk mendorong
sepatu rem ke drum dengan adanya tekanan hidrolik yang dipindahkan dari
master silinder. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap satu unit rem,
tergantung dari modelnya. Ada dua macam silinder roda; yang satu bekerja
pada sepatu rem pada kedua arah, dan satunya lagi gerakannya hanya pada
satu arah saja.
22
Drum rem
Drum rem pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini
dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang
berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka kanvas rem akan menekan
terhadap permukaan dalam drum, mengakibatkan terjadinya gesekan dan
menimbulkan panas pada drum cukup tinggi (200°C-300°C). Karena itu,
untuk mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada semacam drum yang di
sekeliling bagian luarnya diberi sirip yang terbuat dari paduan alumunium
yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi. Permukaan drum rem dapat
menjadi tergores ataupun cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan
dibubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.
Gambar 3.4 Tromol Rem
2. Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan
(tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap
bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan
kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi
kinetis [energi gerak] untuk menggerakkan kendaraan.
Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas
untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh
adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek
23
pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua obyek.
3. Tipe rem
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi
beberapa tipe tergantung pada penggunaannya, yaitu sebagai berikut :
Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan meng-
hentikan kendaraan
Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan.
Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan
pada kendaraan besar
Secara lengkapnya dapat dilihat pada gambar
Rem hidraulis
Rem kaki Rem roda
Rem pneumatis
Center brake
Rem Rem parkir Rem mekanik
Rem roda belakang
Rem tambahan Exhaust brake
Gambar 3.5 Bagan Tipe Rem
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu hidraulis dan
rem pneumatic. Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibandingkan
dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana. Rem hidraulis
juga mempunyai konstruksi yang khusus. Dengan adanya keuntungan tersebut,
rem hidraulis ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk
ringan. Sistem rem pneumatik termasuk kompresor atau sejenisnya yang
menghasilkan udara bertekanan yang digunakan untuk menambah daya
24
pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaraan berat
seperti truk besar dan bus.
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk parkir kendaraan.
Mobil penumpang dan kendaraan niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe
roda belakang (rem kaki), atau rem parkir ekslusif yang dihubungkan dengan
roda-roda belakang. Kendaraan niaga yang besar menggunakan rem parkir tipe
center brake yang dipasang antara propeller shaft dan transmisi. Sistem rem
parkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau tipe mekanisme batang
(rod), tromol rem dan sepatu yang membangkitkan daya pengereman.
4. Komponen Dan Mekanisme Kerja Sistem Rem
a. Pedal Rem.
Pedal rem berfungsi sebagai pijakan awal pada saat pengendara akan
memperlambat atau menghentikan laju kendaraan dengan mengoperasikan
rem. Pedal rem biasanya dipasang pada lantai di bawah ster bagian kanan
dilengkapi dengan penyetel kebebasan pedal dan pegas pengembali. Pada
pedal juga dipasang switch lampu rem.
b. Master Silinder
Master silinder merupakan suatu bagian dari konstruksi rem hidrolis
yang berfungsi meneruskan tekanan pedal rem menjadi tekanan minyak dalam
suatu silinder melalui mekanisme gerak torak. Adapun cara kerja master
silinder sebagai berikut:
Pada saat pedal rem ditekan / dinjak, piston akan maju dan
mengalirkan minyak ke tangki melalui saluran di depan master silinder.
Akibat tekanan ini maka tekanan minyak menjadi tinggi. Jika pedal dilepas
maka piston kembali keposisi semula akibatnya tekanan minyak mengecil dan
terjadi kevakuman di dalam piston. Akibatnya minyak akan terhisap oleh
batang pendorong dan katup inlet terbuka sehingga minyak kembali ke tangki.
25
Master silinder terdiri dari :
- Reservoir Tank : Untuk menampung minyak rem.
- Push rod : Untuk meneruskan tenaga dari pedal rem ke piston.
- Piston : Untuk menekan minyak rem menuju silinder roda melalui pipa-
pipa rem.
- Piston Cup : Untuk perapat piston.
- Fluid Passage : Untuk mengalirkan minyak rem,
- Return Spring : Untuk mengembalikan piston ke posisi semula pada saat
penekanan pedal rem dilepas.
- Out let valve : Untuk mengalirkan minyak rem pada saat pedal rem
ditekan.
Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda (tandem) master
silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan
dibanding tipe tunggal (single type).
Gambar 3.6 Single Master Cylinder Gambar 3.7 Tandem Master Cylinder
Silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-
masing untuk roda depan dan belakang. Dengan demikian bila sudah satu
sistem tidak bekerja maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik
sehingga pengereman masih bisa berlangsung.
26
1. Boster Rem (bralew Broster).
Tenaga penahan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat
untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Boster [Brake Booster] melipat
gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar
dapat diperoleh. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder
(tipe integrat) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silider itu
sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk
kecil.
Gambar 3.8 Booster Rem
Boster rem mempunyai diapragma yang bekerja dengan adanya
perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevacuman yang
dihasilkan dari intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan
dengan pedal rem dan diaphram untuk memperoleh daya pengereman
yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,
boster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya
saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya
27
penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm
dengan normal tanpa bantuan boster.
Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, boster
remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi
pada manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. Boster rem
terutama terdiri dari rumah boster, piston, diaphram, reaction
mechanism dan mekanisme katup pengontrol. Boster body dibagi
menjadi bagian depan dan bagian belakang dan masing-masing ruang
dibatasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang
tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol
dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang
penggerak katup.
2. Outlet Check Valve
Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang
berfungsi untuk mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2)
untuk mencegah terlambatnya pengereman.
Gambar 3.9 Outlet Check Valve
28
c. Pipa Rem.
Pipa rem berfungsi untuk mengalirkan minyak rem bertekanan dari
master silinder menuju silinder roda. Pemasangan pipa rem untuk kendaraan
penggerak roda belakang adalah pipa konvensional, sedangkan untuk
kendaraan dengan penggerak roda depan adalah pipa horizontal.
3.3 Landasan Teori Secara Khusus
1. Uraian Tentang Rem Tromol
Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman (self energizing action /
effect) diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan bagian dalam tromol
yang berputar.
2. Komponen-Komponen Rem Tromol
Komponen rem tromol terdiri dari : backing plate, silinder roda (wheel
cylinder), sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining), tromol rem (brake
drum).
Gambar 3.10 Komponen-komponen rem Tromol
29
- Backing Plate
Backing plate berfungsi
untuk menempatkan
komponen-komponen rem
tromol agar selalu pada posisi
tetap. Backing plate terbuat
dari baja press. karena sepatu
rem terkait pada backing
plate, maka aksi daya
pengereman tertumpu pada
backing plate.
Gambar 3.11 Backing Plate
- Silinder Roda (wheel cylinder)
Silinder roda berfungsi untuk menyalurkan tenaga yang ada pada
minyak rem ke sepatu rem melalui piston silinder roda, sehingga sepatu
rem dapat menekan kuat pada sisi dalam tromol. Ada 2 macam silinder
roda,yaitu:
a. Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua arah
b. Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu arah.
Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula
karena kekuatan pegas pembalik sepatu rem. Bleeder plug berfungsi
sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem
Gambar 3.12 Master Silinder Tipe Double piston (Kiri) dan Tipe Single Piston (Kanan)
30
- Sepatu Rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem terbuat dari plat baja
yang berfungsi untuk menempatkan
kanvas dan sekaligus menekankan
pada sisi dalam tromol saat terjadi
pengereman. Kanvas rem dipasang
dengan cara dikeling (untuk
kendaraan besar) atau dilem (untuk
kendaraan kecil).
Gambar 3.13 Sepatu Rem (Kiri) dan Kanvas Rem (Kanan)
Kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastic dan
sebagainya. Kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan
harus dapat menahan panas dan aus.
- Tromol Rem
Tromol rem berfungsi sebagai media menempatkan roda sekaligus
supaya dapat direm. Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang
(gray cast iron).
Ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi
gesekan yang menimbulkan panas yang mencapai suhu 200 – 300 0C.
- Piston
Fungsinya sebagai tenaga penggerak kedua kanvas rem karena terjadi
pada master silinder yang diteruskan ke silinder roda dan tekanan tersebut
dilanjutkan oleh piston menekan masing-masing sepatu rem.
Gambar 3.14 Piston Rem
31
- Baut Penyetel
Fungsinya menyetel kerenggangan kanvas rem dengan tromol rem
dengan cara memutar ke kiri atau ke kanan baut penyetel.
- Pegas Pengembali
Berfungsi untuk mengembalikan kanvas rem dan piston ke posisi
semula setelah melakukan pengereman.
- Bleeder Plug
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada pipa.
3. Tipe-Tipe Rem Tromol
- Tipe Leading Traili
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan
mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari
pada trailing shoe.
Gambar 3.15 Rem Tromol Tipe Leading Traili
32
- Tipe Two Leading
o
Tipe ini mempunyai dua
wheel cylinder yang masing-
masing memiliki satu piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju
kedua sepatu rem menjadi
leading shoe sehingga
daya pengereman baik
Gambar 3.16 Rem Tromol Tipe Two Leading
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe
sehingga daya pengereman kurang baik.
- Tipe Dual Two Leading
o
Tipe ini mempunyai 2
silinder roda (wheel
cylinder), yang masing-
masing memiliki 2 buah
piston dan menghasilkan
efek pengereman yang baik
saat kendaraan maju maupun
mundur.
Gambar 3.17 Rem Tromol Tipe Dual Two Leading
33
- Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel
cylinder dengan 1 piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju
kedua sepatu rem menjadi
leading shoe sehingga
daya pengereman baik.
Gambar 3.18Rem Tromol Tipe Uni Servo
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe
sehingga daya pengereman kurang baik.
- Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan
dari tipe uni-servo yang mempunyai
1 wheel cylinder dengan 2 piston.
Gaya pengereman tetap baik tanpa
terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
Gambar 3.19 Rem Tromol Tipe Duo Servo
34
4. Gangguan-Gangguan Pada Rem Tromol
Gangguan-gangguan yang sering dialami oleh rem tromol adalah :
Pengereman tidak bekerja pada saat pedal rem diinjak tapi
kendaraan tetap berjalan dan tidak terjadi pengereman.
Penyebab :
1. Kekurangan minyak rem
2. Terdapat kebocoran pada pipa/sambungan
3. Silinder utama mengalami kebocoran
Cara mengatasi :
1. Tambahkan minyak rem
2. Cari bagian yang mengalami kebocoran dan perbaiki
3. Perbaiki kerusakan silinder utama
Rem berbunyi
Penyebab :
1. Kanvas ren aus/rusak
2. Bantalan roda longgar
3. Kontak yang tidak tepat antara kanvas dan tromol
Cara mengatasi :
1. Ganti kanvas rem
2. Kelonggaran bantalan roda diperbaiki
3. Penyetelan kontak antara tromol dengan kanvas rem.
35
BAB IV
PERAWATAN DAN PERBAIKAN REM TROMOL
Perawatan pada rem tromol ini bertujuan untuk menjaga kondisi
komponen sistem rem agar terjamin keamanan dalam berkendara.
4.1 Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Rem Tromol
a) Pemeriksaan Dan Penyetelan Pedal Rem Mobil
1. Ukur tinggi pedal
- Lipat karpet di bawah pedal rem dengan menggunakan penggaris,
ukur jarak antara bagian atas pedal dan lantai.
- Biasanya tinggi pedal rem tidak berubah secara drastis . Namun
apabila tidak berada di dalam nilai spesifikasi, lakukan penyetelan
menurut prosedur dibawah ini.
2. Stel tinggi pedal
- Lepaskan soket penghubung kabel yakni kabel untuk switch
lampu rem
- Kendorkan mur pengunci swit lampu rem dan putar swit beberapa
putaran.
- Kendorkan mur pengunci push rod dan stel tinggi pedal dengan
memutar push rod.
- Putar kembali swit lampu rem sampai stopper pedal sedikit
menyentuh pelindung, kemudian kencangkan mur pengunci.
36
Gambar 4.1 Pedal Rem
Tinggi pedal dari lantai ( 154,7 – 164,7 mm ( 6, 091 – 6, 484 in.)
3. Pasangkan kembali soket penghubung kabel swit lampu rem
4. Stel gerak bebas pedal rem.
b) Pemeriksaan & Penyetelan Gerak Bebas Pedal Rem
1. Periksa gerak bebas pedal rem
- Setelah mesin dimatikan, bebaskanlah kevakuman yang terdapat di
dalam booster rem dengan jalan menginjak pedal rem sampai
jarak cadangan pedal tidak berubah lagi dengan tekanan pedal yang
sama.
- Dengan perlahan pedal rem ditekan dengan jari sampai terasa ada
tahanan kemudian ukurlah langkah pedal.
2. Stel gerak bebas pedal rem.
- jika gerak bebas pedal rem tidak dalam spesifikasi(Gerak bebas
pedal : 3- 6 mm(0,12 -0,24)). kendorkan mur dari push rod pada
master silinder . Penyetelan dilakukan dengan memutar-mutar
push rod.
- Kencangkan mur dan ukur gerak bebas sekali lagi.
- Periksa bahwa lampu rem menyala bila pedal rem ditekan dan
lampu rem mati apabila pedal dibebaskan.
37
c) Pemeriksaan booster rem
Booster rem terpasang tepat di belakang master rem dan terhubung
dengan pedal rem. Tugasnya, memperbesar tekanan dari injakan kaki pada
pedal rem. Injakan ringan pun bisa menghentikan mobil. Maka periksalah
booster rem jika pedal rem terasa keras saat diinjak. Mungkin saja komponen
yang terletak di ruang mesin (dekat master rem) ini mengalami kerusakan dan
perlu perbaikan di bengkel. langkah-langkah awal mendeteksi rusak tidaknya
booster rem adalah sebagai berikut :
1. Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati).
2. Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi
pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem).
3. Hidupkan mesin.
4. Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya
(posisi kaki tetap menekan pedal rem).
5. Kemudian matikan mesin.
6. Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah dan
pedal akan naik apabila anda melakukan pengocokan kembali.
Gambar 4.2 Booster Rem
38
Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di
atas, ada kemungkinan booster rem memang bermasalah. Sebelum
memastikan booster rusak lakukan juga pemeriksan pada selang vacuum.
Biasanya ada kebocoran pada selang tersebut ditandai dengan desisan udara
pada sekitar selang, maka anda bisa menggantinya dengan selang gas elpiji
dan valve di dalam selang lama dipindah dimasukan ke selang gas elpiji
dengan posisi arah sedotan ke arah intake manifold.
d) Pemeriksaan Kebocoran pada Silinder Master
- Periksa kebocoran pada sambungan pipa rem dan reservoir.
- Periksa kebocoran pada seal sekunder. Jika ujung silinder dan
kelilingnya basah oleh cakram rem, silinder harus dioverhaul atau
diganti.
Gambar 4.3 Master Silinder
- Jika mobil dilengkapi dengan penguat tenaga rem (booster), ujung
silinder tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder. Untuk itu, lepas
slang vakum booster rem dan cium slang tersebut. Jika berbau cairan
rem, lepas silinder pada flensnya untuk pemeriksaan pada sil
sekundernya. Periksa juga di sekeliling flens silinder master pada
penguat vakum. Jika basah oleh cairan rem, sil sekunder bocor. Jika
ada cairan rem di dalam penguat tenaga rem, alat tersebut harus
dibersihkan/dioverhaul.
39
e) Periksa ketinggian minyak pada master silinder
- Periksa bahwa tinggi permukaan minyak rem dan master silinder
adalah di antara garis max dan min.
- Jika tinggi permukaan minyak rem dibawah atau dekat garis min,
periksa kemungkinan terdapat kebocoran pada sistem hidrolis dan
tambahkan minyak rem hingga garis max.
Gambar 4.4 Ketinggian Minyak rem
- Jangan menggunakan minyak rem yang telah lama disimpan karena
minyak rem adalah bahan yang mudah dipengaruhi cuaca. Jangan lupa
menutup dan memberi perapat pada tutup tempat minyak rem.
- Usahakan agar reservoir master silinder tidak kemasukkan kotoran.
- Bersihkan setiap minyak rem yang mengenai bagian yang bercat
karena minyak rem akan merusak cat.
f) Pemeriksaan Saluran dan Slang Rem
- Periksa pipa-pipa rem. Apabila bocor atau berkarat keras, pipa rem
harus diganti.
- Periksa slang-slang rem.
- Jika permukaannya retak atau tergores, slang harus diganti. Perhatikan
pada pemasangan slang rem, jangan bersinggungan dengan roda.
Periksa hal tersebut juga sewaktu roda depan dalam posisi terbelok.
40
4.2 Pembongkaran Dan Pemeriksaan Rem Tromol
a) Angkat kendaraan menggunakan dongkrak dan lepaskan roda-roda.
b) Bebaskan rem tangan.
c) Stel celah sepatu rem.
Tromol rem mungkin sulit dilepaskan karena sepatu rem mencekam
bagian lengkung dari tromol bagian dalam. Karena itu kecilkan lingkaran
sepatu untuk mendapatkan celah yang lebih besar, dengan cara sebagai
berikut:
- Buka sumbat lubang service pada Backing plate.
- Masukkan obeng melalui lubang service dan tahan tuas pawl penyetel
otomatis untuk memudahkan gerakkan alat penyetel.
- Dengan menggunakan alat penyetel rem SST, tambahkan celah antara
sepatu rem dan tromol rem dengan jalan memutar roda gigi pawl pada
penyetel otomatis.
d) Buka tromol rem
Dengan menggunakan dua buah baut yang cocok dengan lubang
service yang ada pada tromol masukkan dua baut tersebut ke dalam
ulirnya untuk menarik keluar tromol rem.
Jangan menekan rem setelah melepas tromol rem
Gambar 4.5. Melepas tromol dengan memasukkan baut
41
e) Lepaskan sepatu rem
- Dengan menggunakan SST yakni alat penggerak pegas penahan
sepatu rem, putar pen pegas penahan sepatu 900 sementara ujung pen
ditarik dengan jari.
- Buka pegas jangkar sepatu rem
f) Periksa kanvas rem
- Ukur tebal kanvas rem, Jika tebal kanvas rem kurang dari minimum
atau mendekati minimum, ganti sepatu rem pada kedua roda.
( Ketebalan minimum : 1,0 mm (0,039 in). Ketebalan standar : 6,0
mm (0,236 in).
- Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat,
nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar
tercapai efektifitas rem yang normal. Selain itu Permukaan kanvas
yang kotor karena oli aksel atau cairan rem
- Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi
kanvas yang normal tidak perlu digosok.
g) Periksa silinder roda, bersihkan menggunakan amplas halus jika berkarat
h) Periksa piston jika berkarat bersihkan menggunakan amplas halus
i) Periksa karet rem dan penutu debu (apabila rusak ganti dengan yang
baru)
j) Ukur diameter dalam tromol rem. Jika diameter lebih besar dari
spesifikasi, tromol harus diganti.
k) Jika permukaan tromol yang bersinggungan dengan kanvas rem tergores
dalam, tromol harus diganti.
42
Gambar 4.6 Mengukur diameter tromol mobil
- Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem dibubut
sampai pada batas diameter maksimum.
l) Lepaskan pegas pembalik rem. Gunakan alat pembuka pegas pembalik
sepatu rem, gunakan SST/ tang untuk melepaskan.
Gambar 4.7 Membuka pegas pembalik sepatu rem
m) Periksa secara visual kemungkinan terdapat kebocoran minyak rem pada
silinder roda. Jika ada kebocoran atau minyak rem merembes, silinder
roda harus overhoul. Mintalah petunjuk instruktur anda.
43
4.3 Pemasangan Rem Tromol
1. Bila perlu rakit dan pasang silinder roda
- Oleskan gemuk lithium soap base glycol pada karet rem (piston
cup) , pasang pegas dua karet rem (Piston cup) di dalam silinder.
Pastikan flens karet rem (piston cup) menghadap ke dalam
- Pasang dua piston, oleskan gemuk lithium soap base glycol dan
pasang dua karet pelindung (boot).
- Pasang silinder roda pada backing plat dengan dua baut pengikat.
Momen : 100Kg-cm (7 ft-lb, 10N.m)
- Menggunakan SST Pasang pipa rem
SST : 09751-36011
Momen : 155 Kg-cm (11 ft-lb,15 N.m)
2. Oleskan gemuk temperatur tinggi pada backing plat
3. Oleskan gemuk tahan temperatur tinggi pada ulir baut penyetel dan
kedua ujung penyetel
4. Pasang penyetel pada sepatu belakang
- Pasang penyetel
- Pasang pegas tuas penyetel
5. Pemasangan sepatu rem belakang
- Pasang kabel rem tangan pada tuas dan periksa bahwa kabel rem
tengan terkait dengan benar pada pengantar kabel.
- Pasang sepatu belakang pada tempatnya dengan ujung sepatu
masuk pada silinder roda dan ujung yang lain masuk plat angkur
- menggunakan obeng stel rem pasang pen dan pegas penahan
sepatu.
Catatan :
Jangan membiarkan oli atau gemuk terkena pada permukaan
gesek kanvas rem!
44
6. Pemasangan sepatu depan
- Pasang pegas angkur di antara sepatu depan dan sepatu belakang.
- Pasang sepatu depan pada tempatnya dengan ujung sepatu masuk
pada silinder roda dan ujung yang lain pada plat angkur dan
pasang pula penyetel pada tempatnya.
- Menggunakan SST pasang pegas penahan sepatu dua mangkuk
dan pen SST 09718-00010
7. Periksa mekanisme penyetel otomatis
- Periksa bahwa baut penyetel berputar bila tuas rem parker di
tarik. Bila tuas tidak berputar , periksa kembali adanya kesalahan
pemasangan pada rem belakang
- Setel penyetel pada posisi dimana diperoleh kemungkinan
panjang yang terkecil.
- Pasang tromol rem
- Tarik tuas rem parkir sepenuhnya, berulang-ulang beberapa kali.
8. Periksa celah antara sepatu rem dan tromol rem
Stel celah di antara tromol dan sepatu rem sebagai berikut:
- Ukur diameter bagian dalam menggunakan kaliper (jangka
sorong).
- Stel kaliper (jangka sorong) dengan ukuran 1 mm lebih kecil dari
ukuran drum yang telah diukur.
- Ukur diameter luas sepatu rem, Periksa bahwa sepatu tepat pada
posisinya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
- Stel penyetel otomatis sehingga diameter luar sepatu sesuai
dengan panjang kaliper yang telah ditentukan sebelum ini.
- Pasang tromol rem pada hub poros as.
- Tarik dan bebaskan tuas rem tangan beberapa kali sampai tidak
melebihi spesifikasi bunyi “klik” yang telah ditentukan. Dengan
demikian celah antara tromol dan sepatu akan terstel dengan
sendirinya.
9. Bersihkan permukaan tromol dan sepatu rem menggunakan kertas
ampelas
45
10. Pasang tromol rem dan roda
4.4 Penyetelan Rem Tromol
Setelah semua roda terpasang lakukan penyetelan rem. Langkah-
langkahnya yaitu sebagai berikut :
1. Isilah minyak rem hingga penuh,kemudian injak-injak pedal rem
hingga terasa tinggi
2. Kemudian tahan dan kendorkan baut penyumpat pembuangan udara
dan tutup kembali
3. Ulangi langkah tersebut hingga pedal rem terasa tinggi
4. Penuhi kembali tabung minyak rem hingga batas maksimal
5. Setelah itu atur celah kampas menggunakan obeng minus atau SST
ingkit penyetel hingga tromol terkunci, kemudian kendorkan kembali
hingga 4 ungkitan ( arah depan) dan 6 ungkitan (arah belakang)
6. Lakukan langkah tersebut pada tromol yang lain dan pasang roda
4.5 Pengetesan Rem
1. Pengetesan dalam keadaan diam
Yaitu dengan jalan penekanan pedal agak terasa keras, pada reservoir
minyak rem terlihat bergerak bersamaan dengan pedal rem yang
diinjak.
2. Pengetesan dalam keadaan berjalan
Yaitu dengan pada saat kendaraan berjalan agak cepat lakukan
pengereman secara tiba-tiba, hal ini dilakukan maju maupun mundur.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesetimbangan dari efek masing-
masing roda.
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistim rem tromol yang pengeremannya tidak bekerja dikarenakan piston cup
yang sudah rusak (pada karet sudah banyak terjadi sobekan) pada saat rem
digunakan akan mengakibatkan daya pengereman kurang bahkan bisa tidak terjadi
pengereman sama sekali, perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan mengganti piston cup, melakukan pembleedingan dan
penyetelan shoe tromol agar rem dapat bekerja dengan baik.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan di dalam berkendara
pastikan komponen rem dan kondisi minyak rem dalam keadaan aman
sehingga terciptalah kenyamanan di dalam berkendara.
2. Di dalam melakukan perbaikan komponen rem saat menaikkan posisi bagian
roda yang akan diperbaiki dengan menggunakan dongkrak hidrolik pastikan
bagian ujung dongkrak tepat berada di tengah agar dongkrak tidak lari saat
menahan beban mobil.
3. Sebaiknya sebelum beraktivitas pastikan kondisi badan tetap bugar karena
berpengaruh pada tingkat konsentrasi di dalam menganalisa kerusakan
komponen rem agar tidak terjadi miss di dalam membuka maupun memasang
komponen rem tersebut.
47
DAFTAR PUSTAKA
- Document PT IGASAR tentang “Sejarah Berdirinya PT.IGASAR”
- www.google.com/ rem tromol
48