Post on 07-Feb-2021
1
LAPORAN MAGANG
PROSES PENCAIRAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK BPD JAMBI KANTOR CABANG SYARIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli madya (A.Md)
Oleh :
BERRY PRATAMA
SPE 141183
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2018 M
PENGESAIIAN PANITIA UJIAN
LaporM magang berjudul"Proses Pencairan Pembial'aau Murabahatr Pada pT. B&nk BpI)Jambi Cabang Syariah" telah diuji pada sidang munaqasah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UtN Sultan ThahaSaifuddin Jambi padatanggal 14 November 2ols.laporan magang ioi telah
diterima sebagai salah satu syarat mempercleh gelar Ahli Madya (A.Md) dalam flmu Perbankan
Syariah.
Jambi, November 2018Mengesahkan:Dekan trakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
]\IIP | 1964092711993021001
Panitiaujiatr
l. KetuaSidang
2. Sekretaris Sidang
3. Pembimbing I
4. Penguji I
: Dr. Novi Mubvarto. SE..ME (NIPr196212291993021 l00l
:Drs. Naimi.M.HINIP: 196811101991031003
:Bambans Kurniawan.SP.. MENIP: 198104262015031002
: Drs Arsa.M.HINIP:19621229193021001
Dr, Subhao.M.As
IIALAMAN PERSETUJUAN
Dengan ini, Dosen pembimbing Tugas Akhir,Instruktur Lapangan dan Ketua Progpm
Studi, menyatakan bahwa laporan magang yang disusun oleh :
Nama
NlM
Program Studi
JudulLaporan
Berry Pratama
sPE 141183
D- lll Perbankan
Proses Pencai€n
Syariah
Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BPD Jambi
Cabang Syaxiah
Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman yang
berlaku dalam ujian Munaqasah dan Laporan Magang pada tanggal yang tertera dibawah ini :
DisetujuiOleh:
Jambi, November 2018
DoseD Pembimbing Laporao
NlP.t 95912t01987031003 NIK. 6906250110
Menget.hui
Ketua Program Studi
D-tlI Perbankan Syariah
Ahsan Putra Haflu,SlHl..M.EINIP-19810722200501 I 002
6
MOTTO
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakanharta-harta kalian di
antara kalian dengancara yang batil, kecualidenganperdagangan yang kalian
salingridha. Dan janganlah kalian membunuhdiri-diri kalian, sesungguhnya Allah
ituMahaKasihSayangkepada kalian. (QS An-Nisa: 29) P0F1
1 (QS. An-Nisa :29)
vi
7
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan terima kasih cinta dan kasih sayang yang tulus saya
persembahkan hasil karya tulisan ini untuk :
Orang tua saya ibunda ida elvira dan ayahanda M. Amin yang telah mengasuh,
membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang sehingga aku
benar-benar dapat memahami arti kehidupan ini.
Kedua adik saya REVINA PRIMANDA dan INTAN DESKYA PUTRI keluarga besar
saya dan teman-teman serta orang-orang yang menyanyangiku, berkat jasa dan doa
serta dukungan kalian jua saya dapat menempuh perkuliahan ini sampai dengan
menyelesaikannya.
Semoga allah selalu memberikan rahmat dan hidayahnya buat kita semua
Amin ya rabbal’alamin
vii
8
ABSTRAK
Laporan magang ini berjudul “ Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah pada PT
Bank BPD Jambi Kantor Cabang Syariah “, tujuan penulisan ini adalah untuk
mengetahui bagaimana cara proses pencairan pembiayaan murabahah di bank jambi
cabang syariah. Serta langkah-langkah dalam mengajukan pembiayaan murabahah.
Jenis data yang digunakan dalam pembuatan laporan magang ini adalah data primer
dan data sekunder.
Kata kunci : pembiayaan,murabahah
viii
9
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah S.W.T yang
telahmelimpahkanrahmatdanhidayah-nya sehingga penulis diberikan kemudahan,
kelancaran berfikir, kesabaran dan kesehatan dalam menyusun dan menyelesaikan
laporan ini. Shalawat dan salam semoga allah limpahkan kepada nabi muhammad
SAW. Sebagai pembawa syariat islam untuk di imani, dipelajari dan dihayati serta
diamalkan oleh setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
menyelesaikanlaporanmaganginitentunyapenulisbanyakmendapatkandukungandaribe
rbagaipihak. Dalamkesempataninipenulismengucapkanterimakasihkepadapihak-pihak
yang telahmemberikanbantuan,bimbingan,sarandanmotivasi.
Olehsebabitu,padakesempataninipenulismenyampaikanucapanterimakasih yang
sebesar-besarnyakepada:
1. Ibunda Ida Elvira dan Yahanda M. Amin yang insyallah senatiasa setiap saat
selalu mendoakan, memotivasi dan mendukung baik moril maupun materil
dan kedua adik saya Revina Primanda dan Intan Deskya Putri tercinta yang
telah ymemberi dukungan, perhatian dan semangat dalam kegiatan apapun
dan menyelesaikan laporan magang ini.
2. Bapak Dr.subhan,M.Ag selaku dekan fakultas ekonomi dan bisnis islam UIN
sulthan thaha Syaifuddin jambi, beserta staf pengajar yang telah memberikan
bimbingan dan ilmunya kepada kami.
viiii
10
3. Bapak Ahsan Putra Hafiz, S.Hi ., M.EI selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi atas kebijakan
yang telah memudahkan penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
4. Bapak bambang kurniawan, Sp., ME selaku dosen pembimbing laporan
magang yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan laporan akhir.
5. Bapak H. Eja armaz hardi, Lc., MA. Selaku sekretaris jurusan diploma III
perbankan syariah.
6. Bapak H. Achmad Jais, SE selaku pimpinan cabang Bank BPD Jambi Kantor
Cabang Syariah yang telah banyak memberikan kami pengalaman baru.
7. Untuk rekan-rekan seperjuangan Jurusan DIII Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam angkatan 2014 terimakasih untuk
kebersamaan,dukungan,kekompakan dan sarannya selama ini sukses buat kita
semua
Sepenuhnyapenulismenyadaribahwalaporantugasakhirinimasihbanyakkekuran
gandanjauhdarikesempurnaan,untukitupenulismengharapkan saran danmasukan
yang bersifatmembangun demi kesempurnaanlaporantugasakhirini.
Akhir kata penulisberharap agar
laporantugasakhirinidapatbergunabagikitasemua
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Jambi, November 2018
Penulis
Berry Pratama
x
11
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... iiii
NOTA DINAS ..................................................................................................v
DAFTAR TANDA PENYERAHAN ............................................................ vi
MOTO ........................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................. viiii
KATA PENGANTAR .....................................................................................x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Masalah Pokok Laporan ........................................................................2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................4
D. Manfaat Penulisan .................................................................................4
E. Metode Penulisan...................................................................................6
F. Sistematika Penulisan............................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................11
xi
12
A. Bank Umum ........................................................................................11
B. Perbankan Syariah ...............................................................................12
1. Definisi Perbankan Syariah ...........................................................13
2. Tujuan Perbankan Syariah ............................................................13
3. Karakteristik Bank Syariah ...........................................................13
4. Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional .......................15
5. Landasan Umum Operasional Bank Syariah ................................15
C. Pembiayaan Dalam Bank Syariah .......................................................16
1. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ....................................................16
2. Manfaat Pembiayaan .....................................................................17
3. Pembiayaan Dilihat Dari Tujuan Penggunaannya ........................17
4. Pembiayaan Dilihat Dari Jangka Waktu .......................................18
5. Penanganan Pembiayaan Bermasalah ...........................................19
6. Menggali Potensi Peminjaman ......................................................20
D. Murabahah...........................................................................................21
BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANG ............................30
A. Sejarah Singkat Perusahaan ..........................................................30
1. Latar Belakang Bank Jambi ....................................................32
2. Visi dan Misi Bank Jambi .......................................................33
3. Profil Perusahaan ....................................................................33
4. Nilai-Nilai Bank Jambi Syariah ..............................................34
5. Moto Perusahaan .....................................................................34
6. Struktur Organisasi..................................................................34
B. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bank Jambi ......................34
C. Produk-Produk Bank Jambi Syariah .............................................39
xii
13
BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG ...................................................41
A. Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank BPD Jambi Kantor
Cabang Syariah ...................................................................................41
B. Cara Bank BPD Jambi Syariah Mensosialisasikan Pembiayaan ........47
BAB V PENUTUP .........................................................................................49
A. Kesimpulan .........................................................................................49
B. Saran ....................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................51
LAMPIRAN
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank menjadi tempat yang dapat
dipercaya untuk menyimpan uang bagi orang pribadi, perusahaan swasta, BUMN,
Instansi-instansi pemerintah2, yayasan dan organisasi-organisasi lain yang
menginginkan keamanan serta manfaat lebih atas uang yang disimpannya. Bagi
masyarakat lain yang membutuhkan dana untuk konsumsi, pembiayaan modal kerja
maupun untuk investasi, bank merupakan Iembaga keuangan yang dipercaya
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut melalui penyaluran kredit.
Peranan perbankan dalam sistem perekonomian dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Sektor rumah tangga produksi akan meningkat
dengan ketersediaan modal dan penciptaan uang oleh bank, sistem pembayaran
menjadi lebih efisien melalui mekanisme transfer dan sistem perbankan elektronik,
serta tenaga kerja akan banyak terserap dengan pertumbuhan sektor produksi.
Bank dapat juga berfungsi sebagai alat pengatur pertumbuhan sektor tertentu
seperti sektor usaha kecil, sektor pertanian, ekspor impor dan lain sebagainya.
Dengan berlakunya otonomi daerah meskipun tidak mencakup kebijakan tentang
perbankan, dalam implementasinya akan berpengaruh terhadap kebijakan dan strategi
2 Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (yogyakarta, andi : 2000), hlm 13
15
perbankan. Perimbangan keuangan pusat dan daerah yang baru menyebabkan
peningkatan aliran dana ke daerah dimana sektor perba3nkan akan menjadi
fasilitatornya. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank yang beroperasi di
daerah propinsi dan merupakan bank milik pemerintah daerah yang bersangkutan
diharapkan dapat lebih berperan dalam pembangunan daerah.
Sebagai konsekuensi adanya alokasi dana ke daerah yang dikelola oleh bank
akan meningkatkan sisi pasiva dalam neraca Bank Pembangunan Daerah (BPD). Hal
ini berarti terdapat tambahan sumber dana yang harus dikelola secara optimal oleh
Bank Pembangunan Daerah (BPD). Tambahan dana itu harus dapat diimbangi dengan
perkembangan sisi aktiva minimal sebesar dana yang dapat dipergunakan (loan able
fund). Jika bank tidak dapat memanfaatkan sumber dana tersebut maka akan
meningkatkan biaya dana, sebab bagaimanapun juga pemerintah daerah
menempatkan dananya pada BPD tidak secara cuma-cuma.
Sebagai Agent of Development bank-bank memiliki fungsi dan peranan untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Bank-bank yang ada di
daerah juga harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
daerah, apalagi dalam era otonomi daerah sekarang ini. Dengan adanya perimbangan
keuangan yang baru antara pusat dan daerah serta sistem otonomi daerah, setiap
daerah mulai berlomba-lomba untuk menggali dan meningkatkan potensi daerah
masing-masing.
3 Sultan Remy Sjahdeni, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya,
(Prenadamedigroup,jakarta: 2014)hlm 32-33
16
Bank Pembangunan Daerah merupakan salah satu potensi yang dimiliki
daerah yang seharusnya memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan
perekonomian daerah. Sebagai bank yang didirikan oleh pemerintah daerah propinsi
yang didasari pada peraturan daerah (Perda) yang besangkutan maka kinerja Bank
Pembangunan Daerah tidak lepas dari kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka
perlu adanya evaluasi yang lebih mendalam tentang kinerja Bank Pembangunan
Daerah (BPD) untuk menilai kesiapannya dalam era otonomi daerah. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk mengangkat suatu judul yaitu "proses Pencairan Pembiayaan
Murabahah” Pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi Syariah".
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah Di PT. Bank BPD
Jambi Kantor Cabang Syariah?
2. Bagaimana cara Bank BPD jambi syariah mensosialisasikan pembiayaan
murabahah?
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Mencairkan Pembiayaan Nasabah Dengan
akad Murabahah Di Bank BPD Jambi syariah
2) Untuk Bagaimana cara Bank BPD jambi syariah mensosialisasikan pembiayaan
murabahah.
17
D. Manfaat Penulisan
1) Manfaat Untuk Penulis
Mahasiswa dapat menerapkan keterampilan dan ilmu pengetahuan yang diperoleh
dari bangku kuliah, membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja yang
sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan dalam memasuki dunia kerja nanti,
memperluas pengetahuan mengenai lingkup kerja, mampu menghadapi tantangan
kerja, memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi dan motivasi terhadap rekan
kerja satu tim untuk mencapai target dan tujuan
Bersama.
2). Manfaat Bagi Pt. Bank BPD Jambi Syariah jambi
Dengan kegiatan magang ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam rangka peningkatan pelayanan
perusahaan untuk masa yang akan datang.
3). Manfaat Bagi Pembaca
Laporan ini dapat menambah informasi dan pengatahuan tentang bank baik
dalam pembiayaan, pelayanan penanganan serta mengetahui transaksi yang
dilakukan pada suatu bank itu.
18
E. Metode Penulisan
1) Jenis Data
Data yang didunakan dalam penulisan ini adalah data primer dan sekunder
a) Data primer
Data primer adalah data yang lansung diproleh dari sumber data pertama di
lokasi penilitian atau objek penilitian. 4Data primer dalam penulisan ini
diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada pihak kantor perwakilan
bank amb syariah yakni pegawai diunit layanan nasabah, analisis, admin,
customer servis, dan memahami langsung tentang proses pencairan
pembiayaan pada bank jambi syariah.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
skunder dari data yang kita butuhkan.5 Data sekunder dalam penulisan ini di
peroleh engan cara melakukan pendekatan atau dokumentasi terhadap arsip,
dokumen, dan catatan. Data sekunder pada penulisan ini melipiuti: sejarah,
lokasi, dan struktur organisasi bank jambi syariah serta data-data yang
diperlukan untuk penulisan laporan ini.
2) Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah:
4 Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, (Kencana, Jakarta: 2006) hlm 122 5 Ibid.
19
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivas pencatatan fenomena
yang dilakukan secara sistematis, pengamatan dapat dilakukan secara
mterlibat (partisipatif) ataupun (nonpartisipatif).6 Dalam hal ini
penulis melakukan pengamatan secara langsung dengan terlibat dalam
berbagai kegiatan kerja dikantor bank jambi cabang syariah provinsi
jambi selama penulis melaksanakan kegiatan magang.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan guna bertujuan
untuk penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden.7 Dalam hal ini, penulis mengajukan
pertanyaan dan tanya jawab kepada pihak kantor bank jambi cabang
syariah yakni pegawai diunit layanan nasabah, analisis, admin, kepala
operasional, customer servis dan memahami langssung tentang
prosedur pelaksanaan pencairan pembiayaan pada bank jambi syariah.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang diguunakan uuntuk
menulusuri data historis. Dalam hal ini data yang penulis gunakan
berasal dari buku-buku, arsip, catatan dan dokumen-dokumen
berkaitan dengan peroses pencairan pembiayaan murabahah serta data
6 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Erlangga, Jakarta: 2009), hlm 101 7 Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Kencana, Jakarta: 2013) hlm
132
20
lain yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal,
artikel, media cetak dan bahan lain dari berbagai situs website yang
mendukung.
d. Penelitian pustaka
Penilitian pustaka pengamatan data yang dilakukan dengan cara
membaca, mempelajari dan mengutip dari buku-buku serta sumber-
sumber lain yang berhbungan dengan penulisan.
3. Metode analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis Deskriptif
tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui tentang proses pencairan
pembiayaan murabahah pada Bank BPD Jambi Syariah dan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan dan menganalisis suatu kejadian
dengan cara menggambarkan fokus masalah yang berkaitan dengan
masalah yang diangkat pada laporan ini.
4. Waktu dan Tempat Lokasi Magang
1. Waktu
Penulis melaksanakan kegiatan magang ini pada saat memasuki semester
ke-6 Program Studi DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, selama 2 bulan yang telah
ditetapkan, dimulai dari tanggal ( 06-02-2017) hingga berakhir pada
tanggal (06-04-2017).
21
2. Tempat Lokasi Magang
Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis, dilaksanakan pada instansi
perbankan di PT. Bank BPD Syariah Kantor Cabang Jambi yang
beralamat di Jl. Kapten Patimura No. 70-71 Simpang IV Sipin Jambi.
F . Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini, berisi gambaran umum dari masalah yang terdiri dari latar
belakang masalah, tujuan, dan manfaat penulisan, metode pengumpulan data,
dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisikan tentang tinjauan landasan teori atau konsep yang digunakan untuk
penulisan laporan mengenai data yang ditemui selama magang, yang relevan
yang berhubungan erat pembahasan permasalahan yang berkaitan dengan
penulisan laporan.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini membahas gambaran umum instansi dan tentang tujuan sejarah
umum perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi perusahaan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini berisikan penjelasan tentang “Proses Pencairan Pembiayaan
Murabahah” Di PT. BANK BPD Syariah kantor cabang Jambi.
22
BAB V : PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari uraian yang telah
dibahas dan berisi tentang saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi
perusahaan.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank umum
Bank umum bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
8pembayaran, dimana dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara
kovensional atau berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana halnya fungsi
dari tugas perbankan indonesia, bank umum juga merupakan agen of
development yang bertujuan meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
Dalam rangka fungsi dan tugasnya bank umum dapat melakukan
kegiatan usaha pokok berikut.
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu,
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupoun
kepentingan dan atas perintyah nasabahnya.
8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (unit penerbitan dan percetakan (UPP) AMPYKPN,
yogyakarta: 2002) hlm 311-312
24
5. Memindahkan uang, baik untuk kepentimgan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat beharga dan melakukan
perhitungan antar pihak ketiga.
7. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat beharga
(save de pasit box).
8. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat beharga yang tidak tercatat di bursa efek.
9. Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua maupun sebagian
dalam hal debitor tidak memenuhi kewajibanya kepada bank, dengan
ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
10. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan
wali amanat9.
B. Perbankan syariah
1. Defenisi Perbankan Syariah
Bank berdasrkan prinsip syariah adalah bank umum syariah atau bank
perkreditan rakyat syariah yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah islam, atau dengan kata lain yaitu bank yang tata cara
beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan islam (Al-Quran dan
9 Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar perbankan, (jakarta: PT bumi aksara, 2002) hlm 36
25
Hadist). Unsur-unsur riba untuk diisi dengan keiatan-kegiatan investasi
atas dasar bagi hasil dari pembiayaan perdagangan.
Bank berdasarkan prinsip syariah diatur dalam UU no. 72 1992
sebagaimana telah diubah dengan UU no. 10 tahun 1998, dengan latar
belakang adanya suatu keyakinan dalam agama islam yang nerupakan
suatu alternatif atas perbankan dengan kekhususanya pada prinsip
syariah10.
2. Tujuan Perbankan Syariah
Menurut pendapat kazarian didalam bukunya yang berjudul tujuan
dasar dari perbankan syariah ialah menyediakan fasilitas keuangan
dengan cara mengupayakan instrument instrument keuangan (financial
instruments) yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan norma-
norma syariah. Dalam pasal 3n undang-undang no. 21 tahun 2008,
perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat11.
3. Karakteristik Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang berasaskan, antara lain pada asas
kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta melakukan
kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank
10 Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar perbankan, (jakarta: PT bumi aksara, 2002) hlm 39 11 Sultan Remy sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumny,
(Prenamedia, Jakarta 2014), hlm 32-33
26
syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan
karakteristik, antara lain:
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of
money)
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersipat spekulatif
e. Tidak memperkenankan menggunakan dua harga untuk satu
barang; dan
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad
Bank Syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil dan tidak
menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan
maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman
karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Bank syariah juga
dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas
jasa perbankan lain yanng tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah
memenuhi seluruh syarat berikut ini :
1. Transaksi tidak mengandung unsur kezaliman
2. Bukan riba
3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain
4. Tidak ada penipuan (gharar)
27
5. Tidak mengandung materi yang diharamkan dan
6. Tidak mengandung unsur judi (maisir)12
4. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Kovensional
Bank Syariah Bank Kovensional
a. Menjual barang pada nasabah a. Memberikan kredit
b. Hutang nasabah harga jual (tetap) (uang) pada nasabah
Selama jangka watu murabahah b. Hutang nasabah
c. Pada analisa suplier sebesar kredit+bunga
(berubah-ubah)
d. Margin berdasarkan value aded c. Tidak ada analisa suplier
Bisnis tersebut d. Bunga berdasarkan rate
pasar yang beraku13
5. Landasan Umum Operasional Bank Syariah
Adapun landasan operasional perbankan syariah diatur dalam :
a. Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan syariah
sebagaimana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998
b. UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
12 Muhammad, manajemen Dana Bank Syariah, (Rajawali Persada, Jakarta: 2014). Hlm 4-6 13 Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar perbankan, (jakarta: PT bumi aksara, 2002) 43
28
c. Ketentuan perundang-undangan khususnya KUH Perdata tentang
perikatan dan UU No. 8 Tahun 1998 tentang perlindungan
konsumen
d. Pelraturan BI tentang perbankan syariah
e. fatwa berbagai mazhab tentang transaksi keuangan ( fatwa
DSN/MUI) yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah/Al-Hadist
f. putusan pengadilan agama indonesia (BASYARRNAS)
g. pandangan / dokrin dari ilmuan
C. Pembiayaan Dalam Bank Syariah
Pembiayaan secara luas berarti finacing atau pembelanjaan yaitu pendanaan
yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yan g telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. Sedangkan menurut UU
no. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu,
berdasaran persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil14.
1. Tujuan dan fungsi pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkat
kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai 14 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998
29
islam. Sedangkan fungsi pembiayaan bukan hanya untuk mencari
keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan diindonesia saja, melainkan
menerapkan systim syariah didalam ekonomi masyarakat luas yang tidak
terpacu oleh bunga dunia.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank berfungsi membantu masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya. Masyarakat
individu, pengusaha, lembaga, badan usaha, dan lainya yang
membutuhkan dana.
Fungsi pembiayaan antara lain :
a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa
b. Sebagai alat yang dipakai untuk memamfaatkan idle fund,
mempertemukan pihak kelebihan dana dengan kekurangan dana
c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga dan meningkatkan jumlah uang
yang beredar.
2. Mamfaat pembiayaan
a. Bagi bank
Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah akan mendapat
balas jasa berupa bagi hasil dan berpengaruh pada peningkatan
fitabilitas bank, serta mendorong peningkatan pegawai untuk lebih
memahami dan terlatih untuk dapat memahami berbagai sektor usaha.
30
b. Bagi debitur
Meningkatka usaha nasabah serta memperluas volume usaha untuk
mebeli bahan baku, dan kebutuhan lainya.
c. Bagi pemerintah
Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat untuk endorong
pertumbuhan sektor riil, dan menciptakan lapangan kerja baru serta
meningkatkan pendapatan masyarakat/Negara
d. Masyarakat luas
Menguranhgi pengangguran, meningkatkan volume produksi,
memudahkan masyarakat menyimpan dana dan mendapat imbalan
berupa bagi hasil serta memberikan rasa aman terhadap masyarakat.15
3. Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaanya
Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaanya yaitu;
a. Pembiayaan investasi
diberikan oleh bank syariah kepada nasabah untuk pengadaan barang
modal (asset tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu
tahun.
b. Pembiayaan modal kerja
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya
habis dalam satu siklus usaha
15 Ismail, Perbankan Syariah, (Prenadamedia group, Jakarta: 2011) hlm 108-113
31
c. Pembiayaan kosumsi di berikan kepada nasabah untuk membeli barang-
barang untuk keperluan usaha.
4. Pembiayaan dilihat dari jangka waktu
a. Pembiayaan jangka pendek
Pembiayaan yang diberikan dengan waktu maksimal satu tahun
b. Pembiayaan jangka waktu menengah
Diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun hingga tiga tahun
c. Pembiayaan jangka panjang
Pembiayaan yang dalam jangka waktu nya lebih dari 3 tahun.16
5. Penanganan pembiayaan bermasalah
Resiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang tertunda
atau ketidak mampuan peminjaman untuk membayar kewajiban yang telah
dibebankan, untuk mengantisipasi hal tersebut maka bank syariah harus
mampu menganalis penyebab permasalahanya.17
1. Analisa penyebab kemacetan
A. Aspek Intern
- Peminjaman kurang cakap dalam usaha terseebut
- Manajemen tidak baik atau kurang rapi
- Laporan keuangan tidak lengkap
16 Ismail, Perbankan Syariah, (Prenadamedia group, Jakarta: 2011) hlm 113-124 17 Muhammad, manajemen bank syaraiah, (unit penerbitan dan percetakan (UPP)
AMPYKPN, yogyakarta: 2002) hl, 311-312
32
- Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan
- Perencanaan yang kurang matang
- Dana yang dibrikan tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut
B. Aspek eksternal
- Aspek pasar kurang mendukung
- Kemampuan daya beli masyarakat kurang
- Kebijakan pemerintah
- Pengaruh lain diluar usaha
- Kenakalan peminjaman
6. Menggali potensi peminjam
Nasabah yang mengalami kemacetan dalam memenuhi kewajiban harus
dimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan mengantisipasi
penyebab kemacetan usaha atau angsuran. Untuk itu perlu digali potensi
yang ada pada penunjang agar dana yang telah digunakan lebih efektif
digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Adanya peminjam memiliki kecakapan lain dalam pemasukan dana
yang berupa tambahan.
b. Adanya peminjam memiliki usaha lainya yang membuahkan
keuntungan
c. Adanya penghasilan tambahan
d. Melakukan perbaikan akad (remedial)
33
e. Memberikan pinajaman ulang, mungkin dalam bentuk: pembiayaan Al-
Qardul hasan;murabahah dan mudharabah
f. Penundaan pembayaran
g. Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu atau akad dan
margin baru (rescheduling)
h. Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.
D. Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Karakteristiknya adalah penjual harus meberitahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkatn keuntungan sebagai tambahanya. Suatu jual beli
dalam islam sedikitnya harus memenuhi syarat bahwa ada penjual (ba’i),
pembeli (musytari), barabg yang diperjualbelikan, harga (saman) dan ijab kabul
atau biasa juga disebut dengan akad jual beli.18
Tujuan nasabah melakukan jual beli dengan bank adalah karena suatu alasan
bahwa nasabah tidak memiliki uang tunai (modal) untuk bertransaksi lansung
dengan suplier. Dengan melakukan transaksi dengan bank (sebagai lembaga
keuangan, maka nasabah dapat melakukan jual beli dengan pembayaran
tanggguh atau diangsur. Jika murabahah dilakukan dengan cara pembayaran
18 Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998
34
amgsuran, maka yang timbul dari transaksi ini adalah piutang uang. Artinya,
penjual (ba’i) akan memiliki piutang uang sebesar nilai transaksi kepada
penjual (ba’i). Ba’i Al-Murabahah atau beli angsur (al-ba’i bi tsman ajil) atau
diartikan pula dengan keuntungan (deferred payment sale).
Dilihat dari asal kata ribhu (keuntungan) merupakan transaksi jual beli dimana
bank menyebutkan jumlah keuntungan tertentu. Disini bank bertindak sebagai
penjual, dilain pihak custumer bertindak sebagai pembeli, sehingga harga beli
dari suplier atau produsen atau pemasok ditambah dengan dengan keuntungan
bank dibelum dijual kepada customer.
1.Dasar Hukum Murabahah
a) Ayat al-quran
Firman Allah dalam QS. An Nisaa’ [4]:29
35
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.19
[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab
membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.20
.
Firman Allah Q.S Al-Baqarah ayat 275
36
riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.21
[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum
terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
[175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang
kemasukan syaitan.
[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.22
b) hadist
Hadist Rasulullah Riwayat Tirmidzi: Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka
sama suka”. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban).
21 Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia.hlm 47 22 Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam.hlm 42
37
c) Ijma’
Umat manusia telah berkosensus tentang keabsahan jual beli, karena manusia
sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan
dimiliki orang lain. Oleh karena jual beli ini adalah salah satu jalan untuk
mendapatkan secara sah, dengan demikian mudahlah bagi setiap individu
untuk memenuhi kebutuhannya. Dari dasar hukum di atas, dapat disimpulkan
bahwa transaksi Murabahah itu dibolehkan dan tidak bertentangan dengan
ajaran syari’at Islam serta memberikan keringanan kepada pembeli untuk
memeperoleh barang yang diinginkan walaupun dengan pembayaran yang
tidak tunai.
d) Kaidah Fiqh
Kaidah Usul Al-fiqh: Hal ini sejalan dengan kaidah Ushul fiqh (Djazuli, 2007):
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”.P22F23
e) Qiyas
Salah satu pembiayaan yang paling berkembang pada perbankan syariah
adalah pembiayaan murabahah dalam pengikatan jaminannya sering
menggunakan fidusia, karena pembebananya dianggap sederhana, mudah
dan relatif cepat. Fidusia memiliki peranan penting dalam pengikatan
jaminan akad pembiayaan murabahah yang difasilitasi oleh bank syariah.
Dengan demikian, bila dalam pelaksanaan akad murabahah yang telah
23 Djazuli, A. 2007. Kaidah-Kaidah Fikih. Jakarta: Kencana.
38
disepakati, debitur melakukan wanprestasi makakreditur penerima fidusia
dapat melakukan eksekusi sebagaimana diatur dalam pasal 29 Undang-
Undang jaminan fidusia.
Terkait hukumnya,transaksi murabahah di bank syariah dengan
menggunakan jaminan fidusia ini dapat di qiyaskan dalam hukum bai’ al-
wafa.24 Bai’ al-wafa pada dasarnya adalah penjualan komoditas dengan
syarat bahwa penjual dibolehkan untuk mendapatkan komoditas kembali
saat membayar harganya.
A. Syarat dan Rukun Murabahah
Al-Kasani menyatakan bahwa akad bai‟ murabahah akan dikatakan sah, jika
memenuhi beberapa syarat berikut ini:25
a. Mengetahui harga pokok (harga beli), disyaratkan bahwa harga beli harus
diketahui oleh pembeli kedua, karena hal itu merupakan syarat mutlak bagi
keabsahan bai‟ murabahah.
b. Adanya kejelasan margin (keuntungan) yang diinginkan penjual kedua,
keuntungan harus dijelaskan nominalnya kepada pembeli kedua atau
dengan menyebutkan persentasi dari harga beli.
c. Modal yang digunakan untuk membeli objek transaksi harus merupakan
barang mitsli, dalam arti terdapat padanya di pasaran, dan lebih baik jika
menggunakan uang.
24 Dr.Moh. Lc.,M.H.I,2016 Ushul Fiqh Ekonomi dan Keuangan kontemporer.hlm 71 25 Dimyauddin Djuwaini, loc. Cit., hlm. 108-109
39
d. Objek transaksi dan alat pembayaran yang digunakan tidak boleh berupa
barang ribawi.
e. Akad jual beli pertama harus sah adanya.
f. Informasi yang wajib dan tidak diberitahukan dalam bai‟ murabahah.
Sedangkan menurut jumhur ulama‟ rukun dan syarat yang terdapat dalam bai‟
murabahah sama dengan rukun dan syarat yang terdapat dalam jual beli, dan
hal itu identik dengan rukun dan syarat yang harus ada dalam akad. Menurut
Hanafiyah, rukun yang terdapat dalam jual beli hanya satu, yaitu sighat (ijab
qobul), adapun rukun-rukun lainnya merupakan derivasi dari sighat. Dalam
artian, sighat tidak akan ada jika tidak terdapat dua pihak yang bertransaksi,
misalnya penjual dan pembeli, dalam melakukan akad tentunya ada sesuatu
yang harus ditransaksikan, yakni objek transaksi.26
Rukun murabahah antara lain:27
a. Penjual (Bai‟)
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas atau
barang yang akan dijual belikan, kepada konsumen atau nasabah.
b. Pembeli (Musytari)
26 Ibid., hlm. 111
27 Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syari‟ah (Panduan Teknis
Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syari‟ah), Sistem dan Prosedur Operasional Bank
Syariah, loc. cit., hlm. 58
40
Pembeli merupakan, seseorang yang membutuhkan barang untuk
digunakan, dan bisa didapat ketika melakukan transaksi dengan penjual.
c. Objek jual beli (Mabi‟)
Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan salah satu unsur
terpenting demi suksesnya transaksi. Contoh : alat komoditas transportasi,
alat kebutuhan rumah tangga dan lain lain.
d. Harga (Tsaman)
Harga merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena merupakan suatu
nilai tukar dari barang yang akan atau sudah dijual.
e. Ijab qobul
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli
adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak dapat dilihat dari
ijab qobul yang dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan qabul perlu
diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat mengikat kedua belah
pihak, seperti akad jual beli, akad sewa, dan akad nikah.
41
BAB III
GAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANG
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Bank jambi merupakan bank milik pemerintah Provinsi Jambi pemerintah
kabupaten/kota se provinsi jambi yang didirikan berdasarkan akte notaris
adiputra perlindungan no. 6 tanggal 12 februari 1959 dengan nama PT. Bank
pembanguna daerah jambi yang kemudian disempurnakan melalui akte notaris
habro poerwanto No. 70 tanggal 12 oktober 1959 dan mendapatkan
pengesahan dari manter kehakiman republic indonesia No. J.A/5/11/8 tanggal
6 februari 1959 dimuat pada tambahan berita negara republic indonesia
No.110/104 tanggal 29 desember 1959.28
Selanjutnya terbitnya UU No. 13 tahun 1969 bahwa bank
pembangunan daerah disetiap provinsi wajib menyesuaikan pendiriannya.
Kemudian berdasarkan peraturan daerah tingkat 1 provinsi jambi No. 3 tahun
1963 dengan pengesahan manteri dalam negeri No. 9/32/1227-164 tanggal 24
september 1964, PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi menjadi Bank
Pembangunan Daerah Jambi dengan spefikasi kegiatan sesuai BPD ssesuai
dengan aturan UU No. 13 tahun 1962.
28 Berita21.wordpress.com/2011/07/28/saatnya-mencintai-bank-jambi
42
Kemudian berdasarkan UU Republic Indonesia No.7 tahun 1992
tentang perbankan, bahwa seluruh bank komersial untuk menyesuaikan
kembali ketentuannya, dan bank BPD jambi juga diatur kembalinuntuk
menyesuaikan kegiatannya sesuai UU tentang perbankan sebagai bank umum.
Tanggal 22 November 2007, Bank BPD berubah status menjadi perseroan
terbatas (PT). Dan Bank BPD disebut juga dengan sebutan Bank jambi
berdasarkan No. 2 tahun 2006 akts notaris robert faizal, SH. No. 1 tanggal 1
februari 2007 dengan disahkan oleh manteri dalam negeri kehakiman dan hak
hasasi manusia.
Kegiatan Bank jambi meliputi seluruh kegiatan bank umum, termasuk
sebagai pemegang kas daerah yang berfungsi melaksanakan dan mengelola
penyimpanan, penerimaaan dan pengeluaran kas daerah serta mengutamakan
pembiayaan bidang proyek pembangunan daerah. Sebagai tindak lanjut guna
untuk mengembangkan dan mensejahterakan rakyat serta pembangunan
jambi, tim perbankan mengembangkan layanan perbankan yang berbasis
yariah sebagai respon atas berlakunya UU No. 10 tahu 1998, yang memberi
peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (duak banking
system).29
Dengan berkelanjutan maka di bangunlah Bank Pembangunan Daerah
Kantor Cabang Syariah diresmikan oleh Gubernur jambi Hasan Basri Agus
tanggal 03 Januari 2012. PT. Bank Pembangunan Daerah Cabang Syariah,
29 Ibid
43
tampil dan tumbuh sebagai Bank yang mampu memadukan idealis usaha
dengan nilai-nilai rohani, yang melandasikegiatan operasionalnya. Harmoni
antara idealis usaha dan nilai-nilaininilah yang menjadi salah satu keunggulan
Bank Pembangunan Daerah Cabang Syariah dalam kiprahnya di perbankan
Indonesia. Bank BPD Syariah hadir untuk bersama membangun indonesia
menuju indonesia yang lebih baik.
1. Latar Belakang Bank Jambi
Bank jambi sebagai sebuah wilayah dipercaya masyarakat yang berasal
dari kata “jambe” yang berarti pinang. Dan merupakan sebuah persatuan
dari beberapa etnis, dengan egium adat : “sepucuk jambi ssembilan lurah,
dengan batangnyo alam rajo” yang artinya :
a. Pucuk yaitu ulu (dataran tinggi)
b. Sembilan lirah adalah reprentasi dari sembilan negeri/wilayah
c. Batangnyo alam rajo adalah daerah teras kerajaan yang terdiri dari dua
belas daerah/suku
2. Visi dan Misi bank Jambi
A. Visi
- Menjadi Bank yang ideal dan sehat
- Mewujudkan terpenuhnya kebutuhan masyarakat dibidang jasa bank
44
- Memiliki nilai tambah ekonomi daerah khususnya UKM (usaha kecil
menengah)
- Dikelolah secara propesional, hati-hati dan berkembang secara wajar
B. Misi
- Sebagai umum kovensional dan syariah
- Penggerak ekoknomi dan pembangunan daerah pemegang dan
penyimpan khas daerah
- Salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah).
3. Profil perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Bank Pembangunan Daerah Kantor Cabang
Jambi
Alamat : Jl. Kapten Patimura No. 70-71 Simpang IV
Sivin Jambi
Telepon : (0741) 60199
Faxmile : (0741) 61609
Website : www. Bank Jambi.com
Tahun berdiri : 2012
Jumlah karyawan : 20
Pimpinan canbang ke : 2
Nama pimpinan cabang : Hj.Achad Jais, SE.,M.EI
45
4. Nilai-Nilai Bank Jambi Syariah
a) Jujur,hati-hati, bertanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan
b) Taat pada norma agama dan peraturan yang berlaku
c) Sanggup bekerja keras, profesional dan panntang menyerah
d) Orientasi melayani pelanggan dengan sepenuh hati
e) Berfikir positif dan selalu meningkatkan keterampilan, pengetahuan
serta wawasan
f) Peduli pada harmonisasi hubungan kerja dan kenyamanan lingkungan
5. Moto perusahaan
Adapun moto Bank jambi cabang syariah adalah “semangat membangun
negeri”
6. Sturktur organisasi
Struktur organisasi Bank jambi syariah terdapat pada lampiran Laporan ini
.30
B. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bank Jambi
Deskripsi tugas dari masing-masing instruktur organisasi Bank jambi cabang
syariah adalah sebagai berikut:
1. Kepala pemimpin cabang syariah
a. Pemimpin cabang syariah adalah pejabat struktual yang ditetapkan direksi
untuk memimpin Kantor Cabang Syariah termasuk membawahi Kantor
Cabang Pembantu, Kantor Kas Office Channeling dalam melaksanakan
30 Http//www.bank.jambi.com. akses,28 maret 2018
46
bisnis dan operasional Bank serta tugas-tugas lainnya yang bersifat
mewakili Direksi diwilayah kerja Kantor Cabang Syariah.
b. Memimpin Kantor Cabang Syariah dalam melaksanakan bisnis dan
Operasional Kantor Cabang Syariah. Serta menyusun rencana bisnis
Kantor Cabang bersama dengan Kepala Pemasaran dan Kepala
Operasional dan Pelayanan.
c. Melaksanakan semua tanggung jawab atas kewajiban dan semua kinerja
karyawan bank jambi syariah.
2. Marketing maneger (Kepala Pemasaran)
a. Kepala pemasaran Cabang Syariah adalah pejabat struktual yang
ditetapkan Direksi untuk membantu Pemimpin Cabang Syariah dalam
pelaksanaan bisnis dan operasional kantor cabang syariah.
b. Melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan pimpinan kepada Kepala
Pemasaran Cabang Syariah.
3. Operation Manager (Kepala Operasional)
a. Kepala Operasional dan pelayan adalah pejabat struktual yang ditetapkan
direksi untuk membantu Pemimpin Cabang Syariah dalam pelaksanaan
bisnis dan operasional kantor cabang syariah.
b. Merencanakan, mengkordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pokok unit kerja yang berada dibawah supervisi
kepala operasional dan pelayanan.
47
c. Mengontrol pelaksanaan administrasi dan dokumentasi seluruh file dan
dokumen yanng berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pelayannan, dana
pihak ketiga dan jasa lainnya serta kegiatan umum dan SDM kantor
cabang syariah.
4. Account Officer (Analisis Pembiayaan)
a. Pelaksa Account Officer adalah pelaksan yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Pemasaran Cabang Syariah Dalam melaksanakan
tgas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban,wewenang dan
tanggng jawabnya dikantor Cabang Syariah.
b. Mencari nasabah baru/calon nasabah untuk menawarkan produk seperti :
Giro Wadiah, Giro Mudharabah, Tabungan Wadiah, Tabngan
Mudharabah, Deposito Mudharabah Mutlagah, Deposito Mudharabah dan
lain sebagainya.
5. Customer Service Officer (CSO)
a. Pelaksana Customer Service adalah pelaksana yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Operasional dan Pelayanan Cabang Syariah
dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas
tambahan,kewajjiban, wewenang dan tanggung jawabnya dikantor Cabang
Syariah.
b. Melayani Nasabah yang akan membuka rekening simpanan, membuat
ATM, mengganti buku tabungan/chequee/bilyet Giro/ATM yang hilang
atau rusak,memberikan informasi saldo, mencetak rekening / buku
48
tabungan, membuat referensi bank, melakukan transfer, inkaso serta
memberikan informasi lainnya yang berkaitan dengan produk dan jasa
bank.
6. Customer Service Refresentatif (CSR)
Melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan
ketentuan dan standar pelayanan.
7. Head Teller
a. Head Teller adalah pejabat struktual yang ditetapkan Direksi yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Opeasional dan Pelayanan
Cabang Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas
tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya dikantor Cabang
Syariah.
b. Mengatur persediaan uang tunai dalam ruangan Khasanah utama sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Memberikan rekomendasi kepada Kepala Operasional dan pelayanan
penunjukkan Teller ATM dalam transaksi pengisian uang tunai dan atau
cash opname ATM pada mesin ATM yang berada dalam wilayah kerja
kantor cabangnya.
8. Pelaksana Teller
a. Pelaksan Teller adalah pelaksana yang bertanggung jawab langsung
kepada Head Teller Cabang Syariahh dalam melaksanakan tugas-tugas
49
pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung
jawabnya diKantor Cabang Syariah.
b. Melayani nasabah yanng melakukan transaksi penarikan, pembuatan
rekening, buku tabungan, penyetoran tunai serta transaksi setoran kliring
(wakalah) dan pemindahbukuan untuk semua jenis rekening pada bank.
9. Back Office Officer (BOO)
a. Pelaksana PPT, Kliring dan RTGS adalah pelaksana yang bertanggung
jawab langsung kepada head Operasionak Cabang Syariah dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya dikantor Cabang Syariah.
b. Menerima permintaan penyelasaian transaksi dari bagian umum dan
operasional yang ada di Kantor Cabang Syariah.
c. Menyelesaikan permintaan-permintaan yang masuk tersebut sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
10. Pelaksana Accounting
Melakukan pengendalian mutu terhadap laporan keuangan , pelaporan
kepada BI dan pelaporan keuangan kepada pihak lainnya, serta
ketentuan perpajakan.
11. IT Coordinator
Pelaksanaan akuntasi, IT dan Pelaporan adalah pelaksana yang
bertanggung jawab langsung
50
kepada Head Operasional Cabang Syariah dalam melaksanakan tugas-
tugas- pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung
jawabnya di Kantor Cabang Syariah.
12. Pelaksana Umum
a. Pelaksana umum adalah pelaksana yang bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Operasional dan Pelayanan Cabang Syariah dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya dikantor cabang syariah.
b. Mempersiapkan rekomendasi-rekomendasi, dokumen-dokumen dan
pembukuan yang berkaitan dengan pengolahan aktiva tetap dan inventaris,
alat tulis kantor, administrasi kepegawaian, pengamanan kantor,
eksploitasi kendaraan dinas, arsip dan ekspedisi, biaya umum atau SDM,
pembukuan dan laporan keuangan Kantor Syariah.
C. Produk-Produk Bank Jambi Cabang Syariah
1. Produk dana
A. Tabungan
- Tabungan Siginjai IB
- Tabunganku IB
- Tabungan Niat Haji
B. Giro
51
- Giro wadi’ah
C. Deposito
- Deposito Mudharabah
2. Produk Pembiayaan
A. Akad Muabahah
- Modal Kerja
- Investasi
- Komsumtif
a) Kendaraan
b) Perumahan
B. Akad Musyarakah
- Modal Kerja
- Investasi
3. Jasa Produk
- Pembayaran melalui menu pemindah bukuan di ATM
- Transfer sesama Bank Jambi
4. Jasa Operasional
- RTGS (Real Time Gross Settlement)31
- Referensi Bank
31 ibid
52
BAB IV
HASIL KEGIATAN MAGANG
A. Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BPD Jambi
Kantor Cabang Syariah.
Pembiayaan secara luas berart financing atau pembelanjaan yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.
Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabahnya. Disebut pembiayaan karena bank syariah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukan dan layak memprolehnya.32
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan nasabah pada saat ingin mengikuti pencairan pembiayaan adalah sebagai berikut:
1. Permohonan
a. Account Officer
Account Officer bertugas menerima surat permohonan pembiayaan
(SPP) dari nasabah dan meneliti kelengkapan lampiran sesuai
ketentuan, dan kemudian menyerahkan ke pemimpin direksi.
b. Pimpinan Direksi
32 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998
53
Pimpinan Direksi bertugas menerima SPP kemudian memeriksa dan
meneliti dokumen permohonan dan memberi keputusan tertulis,
kemudian menyerahkan SPP kepada bagian Kepala Pemasaran.
c. Marketing Manager
Marketing Manager bertugas menerima SPP dari pimpinan cabang
kmudian menindak lanjuti sesuai keputusann Pimpinan Direksi.
2. Investigasi
a. Account Officer
Account Officer melakukan investigasi untuk meneliti kelayakan calon
nasabah berdasarkan prosedur pembiayaan.
b. Manajer Operasional dan Administrasi Pembiayaan
Menerima rangkuman pelaksanaan investigasi dari Account Officer.
3. Analisa
a. Account Officer membuat nota analisis pembiayaan (NAP), dan
kemudian diserahkan NAP beserta hasil investigasi kepada Analisis
Officer.
b. Analis Oficer
Analisis Officer menerima dokumen permohonan pembiayaan dan
hasil investigasi dan nota analis pembiayaan (NAP) dari Account
Officer untuk diproses marketing manajer dan melakukan analisa
secara detail terhadap kalayakan usaha nasabah.
c. Marketing Manajer
54
Marketing Manajer menerima nota analisis Pembiayaan (NAP) beserta
lampirannya dan melakukan review menyeluruh.
d. Pimpinan Direksi
Menerima NAP dari Marketing Manajer dan memutuskan apakah
pembiayaan layak diberikan atau tidak. Setelah diputuskan Pimpinan
cabang mnenyerahkan ke analisis Officer untuk diproses.
4. Pemutusan Pembiayaan
a. Analis Officer
Analis Officer menerima NAP beserta lampiran yang disetujui oleh
pemimpin cabang dan membuat :
- Surat pengesahan persetujuan pembiayaan (SP3)
- Surat sanggup (promes)
- Surat kuasa debet rekening
- Surat persetujuan istri
- Tanda terima uang
- Akad pembiayaan
- Buki pengikat jaminan
- Bukti penutupan asuransi
- Bukti kelengkapan dokumen pembiayaan lainnya
55
Kemudian analis Officer melakukan akad pembiayaan dengan
nasabah, dan semua dokumen ditandatangani diatas materai oleh
nasabah.
b. Marketing Manejer
Menerima data-data pembiayaan nasabah dari Analis Officer dan
melakukan pengecekan kesesuaian atau kecukupan persyaratan
berdasarkan nota analisa pembiayaan. Apabila telah sesuai atau cukup
maka Marketing Manajer akan membubuhkan paraf dan menyerahkan
kepada pimpinan cabang.
c. Pimpinan Cabang
Pimpinan Cabang akan menerima data-data pembiayaan dari Analis
Officer, meelakukan pengecekan atas kecukupan/kesesuaian syarat-
syarat yang tertuang dalam SP3 dan menyerahkan kepada Account
Officer untuk disiapkan proses pencairannya.33
5. Pencairan Pembiayaan
a. Pengajuan tertulis dari nasabah disertai kelengkapan persyaratan
diterima oleh Marketing Officer
33 Wawancara dengan Khairon Anshor, SEI, tanggal 3 april 2018 di Kantor Bank BPD Jambi
Cabang Syariah
56
b. Unit Administrasi Pembiayaan melakukan pengecekan dokumen
dituangkan dalam DPRP (Daftar Pengecekan Realisasi
Pembiayaan) memberikan rekomendasi
c. Marketing Officer menerima rekomendasi tersebut untuk ditindak
lanjuti nasabah
d. Setelah lengkap sesuai DPRP dan rekomendasi dibuatkan
customer Facility (CF) dan surat pencairan (SP)
e. Unit Admin Pembiayaan menyerahkan CF dan SP kepada unit
pelaksana data entry dan pencairan untuk dilakukan proses
pembukaan fasilitas dan pencairannya.
f. Pelaksana data Entry mencetak print out Entry data dan diserahkan
kepada unit Admin Pembiayaan untuk dicek kesesuainnya.
Kemudian Manager Operasi melakukan otorisasi
g. Unit Admin Pembiayaan mengisi Formulir SIPD (sistim informasi
penyediaan dana) dan melakukan pencairan. Kemudian Admin
Pembiayaan mewakalahkan kepada nasabah sesuai dengan
permohonan awal setelah itu barulah bisa terjadi jual beli
Murabahah, nasabah wajib memberikan bukti pembelian ke Bank.
57
d. Analisis Pembiayaan menganalisa permohonan pembiayaan atas dasar
akad Murabahah dari nasabah yang antara lain meliputi aspek personal
berupa analisa atas karakter dan aspek usaha antara lain meliputi
analisa kapasitas usaha,keuangan, dan prospek usaha.
e. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk
perjanjian tertulis berupa akad pembiayaan atas dasar murabahah.
Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik
produk pembiayaan murabahah dan barang yang dijual belikan harus
jelas. serta memberi tahu kepada nasabah harga prolehan atau
keuntungan yang di dapatkan dan jangka waktu pembayaran harga
barang oleh nasabah kepada bank ditentukan berdasarkan kesepakatan
Bank dan nasabah.
- Jika setuju, analisis membuat surat permomohonan pembukaan
fasilitas kemudian di serahkan kepada Kepala Operasional
- Kalau tidak setuju bisa di batalkan dan berkas dikembalikan ke
nasabah.34
34 Wawancara dengan Wilza Utami SE, tanggal 2 April 2018 di Kantor Bank BPD Jambi
Cabang Syariah
58
B. Cara Bank BPD Jambi Syariah Mensosialisasikan Pembiayaan Murabahah
Dalam perbankan syariah,murabahah mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank syariah. Dan di negara indonesia sendiri dikenal dengan jual beli murabahah atau murabahah kepada pemesanan pembelian, murabahah memberi banayak banyak mamfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah.
Adapun cara-cara bank BPD jambi syariah mensosialisasikan pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut:
1. Kunjungan langsung ke nasabah
Kunjumgan langsung ke nasabah maksudnya marketing lending bank BPD jambi Syariah datang langsung kerumah ataupun ketoko calon nasabah dan menawarkan langsung produk lending atau pembiayaan murabahah kepada calon nasabah yang membutuhkan barang tidak mempunyai dana. Jadi dengan ditawarkanya pembiayaan murabahah nasabah tidak susah lagi untuk membeli barang yang dibutuhkannya, karena bank BPD Jambi Syariah dapat membelikan barang tersebut dengan akad murabahah dan dibayar dengan angsuran.
2. Iklan
Bank BPD Jambi Syariah dalam memasarkan produknya juga menggunakan iklan yaitu seperti melalui brosur, spanduk, media elektronik, yang akan dijabarkan sebagai berikut :
a. Brosur Brosur disini dicetak Bank BPD Jambi Syariah dengan sedetail mungkin terkait produk Bank BPD Jambi Syariah pembiayaan murabahah. Didalam browsur tertulis apa itu pembiayaan murabahah syarat pengajuan pembiayaan murabahah, jadi calon nasabah bisa mengatahui pembiayaan murabahah melalui brosur tersebut.
b. Spanduk Bank BPD Jambi Syariah juga memasang spanduk dijalan-jalan, supaya masyarakat luas dapat mengenal bank BPD Jambi Syariah.
59
c. Media elektronik Bank BPD Jambi Syariah juga memberikan beberapa kemudahan kepada nasabah dengan membuat media elektonik.
3. Jemput Bola
Bank BPD Jambi Syariah juga memberikan kemudahan kepada nasabah jika menggunakan produk murabahah, yaitu dengan memberikan pelayanan yang maksimal, contohnya pihak Bank BPD Jambi Syariah bersedia mendatangi tempat tinggal nasabah untuk menarik angsuran jika sedang sibuk atau biasa disebut dengan jemput bola. Caranya nasabah tinggal SMS atau telpon kekantor ataupun marketing bank Jambi Syariah. Tentunya hal ini sangat memberikan kemudahan bagi para nasabah, khususnya nasabah yang kesehariannya disibukkan dengan pekerjaan maupun kegiatan lainya.35
35 Wawancara dengan Kiki Febriantama, SE tanggal 2 Maret 2018 di Kantor Bank BPD Jambi
Cabang Syariah
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sertta pedoman landasan teori yang telah diuraikan
pada laporan ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam perbankan syariah untuk mengajukan pembiayaan murabahah,
beberapa persyaratan dan kelengkapan lainnya seperti dokumen agunan
(jaminan) yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajuan pembiayaan
murabahah.
2. Pembiayaan murabahah merupakan salah satu pembiayaan yang digunakan
untuk membantu masyarakat yang kekurangan dana. Pembiayaan murabahah
yaitu perjanjian jual beli antara bank dengan nasabah, dimana bank membeli
barang yang diperlukan nasabahdan kemudian menjualnya kepada nasabah
sebesar harga bei ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.
3. Pembiayaan murabahah syariah memilikii berbagai kelebihan dibanding
dengan pembiayaan murabahah konvensional. Perbedaan terletak pada
akadnya, sistim yang digunakan oleh syariah islam jauh lebih unggul dan
lenih aman, bebas riba serta tidak ada pihak yang dirugikan.
4. Dalam melakukan pembiayaan, nasabah harus benar-benar teliti dan yakin
memilih pmbiayaan ini sebab setelah akad ditandatangani perjanjian tidak bisa
dibatalkan, kecuali ketentuan bank
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah PT. Bank BPD jambikantor cabang syariah haru dapat mempertahankan semua usaha yang telah dicapai saat in dan lebih meningkatkan lagi kedepannya.
1. Untuk meningkatkan kualitas perbankan dan mewujudkan visi dan misi bank, bank syariah harus benar-benar teliti atas pengajuan pembiayaan oleh
61
nasabah, dan lebih memperhatikan kelengkapan persyaratan serta dokumen untuk pembiayaan yang harusnya dipenuhi oleh calon debitur sehingga tidak muncul kekeliruan sebelum akad dilakukan.
2. Sebagai bank yang baru berkembang, bank jambi syariah diharapkan lebih meningkatkan promosi atau pemasaran agar bank jambi syariah lebih dikenal oleh masyarakat banyak.
3. Sebagai bank syariah dalam melakukan pembiayaan sariah harus tetap konsisten dengan ketentuan-ketentuan syariah dan perundang-undangan yang berlaku sehngga pembiayaan dapat berjalan dengan baik dan aman.
4. Selalu menjaga kenyamanan karyawan terhadap satu sama lain, sehingga kerja sama terjalin dengan baik.
62
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, Akad Produk Bank Syaria, (PT, Rajagrafindo, Jakarta: 2007) hlm 81
Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, (Kencana, Jakarta: 2006) hlm 122
Ismail, Perbankan Syariah, (Prenadamedia group, Jakarta: 2011) hlm 108-113
Malayu S.P. Hasibuan, dasar-dasar perbankan, (jakarta: PT bumi aksara, 2002) hlm 39
Muhammad, manajemen bank syaraiah, (unit penerbitan dan percetakan (UPP) AMPYKPN, yogyakarta: 2002) hl, 311-312
Muhammad, manajemen Dana Bank Syariah, (Rajawali Persada, Jakarta: 2014). Hlm 4-6
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Erlangga, Jakarta: 2009), hlm 101
M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonom Islam, 1995, hlm 168
Sultan Remy sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumny, (Prenamedia, Jakarta 2014), hlm 32-33
Sultan Remy sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya. (Prenamedia group, Jakarta: 2014) hlm 193
Taqiyyudin An-Nabhani, Membangun Sistim Ekonomi Alternatif (Ahli Bahasa Maghfur Wacid), Risalah Gusti, tahun 1986) hlm 149
LAPORAN MAGANGPROSES PENCAIRAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK BPD JAMBI KANTOR CABANG SYARIAHLEMBAR PERNYATAANPENGESAHAN PANITIA UJIANHALAMAN PERSETUJUANNOTA DINASMOTTOLEMBAR PERSEMBAHANABSTRAKKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC. Tujuan PenelitianD. Manfaat PenulisanE. Metode PenulisanF . Sistematika PenulisanBAB IILANDASAN TEORIA. Bank umumB. Perbankan syariahC. Pembiayaan Dalam Bank SyariahD. MurabahahBAB IIIGAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANGA. Sejarah Singkat PerusahaanB. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bank JambiC. Produk-Produk Bank Jambi Cabang SyariahBAB IVHASIL KEGIATAN MAGANGA. Proses Pencairan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BPD Jambi Kantor Cabang Syariah.B. Cara Bank BPD Jambi Syariah Mensosialisasikan Pembiayaan MurabahahBAB VPENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKA