Post on 14-Jan-2017
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan pertanian Tahun 2014 merupakan bagian dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014, yang tetap memegang peran
strategis dalam perekonomian nasional. Untuk menjawab berbagai kebutuhan bagi
pembangunan pertanian saat ini, terutama yang terkait dengan empat target sukses
Kementerian Pertanian, maka pembangunan sektor pertanian selain melibatkan
berbagai sub sistem agribisnis yang meliputi sub sistem hulu, produksi, sub sistem hilir
dan sub sistem pendukung, juga tidak terlepas dari keterkaitan dengan sektor lain
yang dikelola oleh lain kementerian. Sehingga membutuhkan keterpaduan gerak dan
koordinasi.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan Unit Pelaksanaan
Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. Kehadiran BPTP merupakan ujung tombak Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian di daerah dalam upaya mempercepat proses adopsi dan
difusi teknologi pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014
telah mengarahkan agar: (1). BPTP/BBP2TP membangun dan mengembangkan
database kebutuhan inovasi teknologi spesifik lokasi berorientasi Pertanian Industrial,
(2). Pengkajian difokuskan pada Inovasi Teknologi Terpadu Siap Kaji (ITTSK) yang
dihasilkan oleh Balit/BB lingkup Badan Litbang Pertanian untuk percepatan
penerapannya pada kondisi spesifik lokasi, (3). Pengkajian komponen teknologi
dilakukan untuk kasus khusus sesuai kondisi spesifik lokasi, (4). Pengkajian teknologi
hasil penelitian di luar Badan Litbang Pertanian dilakukan dalam bentuk kerjasama
pengkajian dengan resource sharing, (5). Pengkajian difokuskan untuk menghasilkan
Inovasi Teknologi Terpadu Siap Terap (ITTST) yang mampu diintegrasikan dengan
program-program pengembangan agribisnis yang diimplementasikan di daerah, (6).
Optimalisasi peran Komisi Teknologi di daerah, (7). Optimalisasi alur umpan balik
perbaikan inovasi teknologi kepada Balit/BB/UK (memacu pemantapan program
penelitian di tingkat Balit/BB). Laporan Akhir Tahun BPTP Sumsel ini disusun untuk
menginformasikan kinerja pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel selama tahun 2014,
yang dapat dijadikan evaluasi untuk pelaksanaan yang lebih baik lagi di masa
mendatang.
2
1.2. Tugas, Visi dan Misi BPTP Sumatera Selatan
1.2.1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/2006,
BPTP Sumsel mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan dan
pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Beberapa fungsi yang
diselenggarakan oleh BPTP sumsel untuk melaksanakan tugas tersebut antara lain;
a. Pelaksanaan inventarisasi dan indentifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik
lokasi
b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi
c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta
perakitan materi penyuluhan
d. Menyiapkan kerja sama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi
pertanian tepat guna spesifik lokasi
e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
1.2.2. Visi
Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi
pertanian tepat guna bertaraf internasional, maka visi BPTP Sumatera Selatan adalah
“Pada tahun 2014 menjadi lembaga litkaji yang handal menghasilkan inovasi teknologi
pertanian spesifik lokasi Sumatera Selatan yang berguna bagi masyarakat dalam
menunjang pembangunan pertanian dan peningkatan daya saing global”.
1.2.3. Misi
a. Mengindentifikasi kebutuhan dan melakukan inovasi teknologi pertanian spesifik
lokasi dengan kekuatan utama pada keterpaduan usaha peneliti, penyuluh dan
petani.
b. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi
dalam upaya meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kemandirian petani di
Sumsel menuju usaha pertanian yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing
global
3
c. Mengembangkan dan mempercepat proses diseminasi atau alih teknologi dan
adopsinya oleh para pengguna.
1.3. Struktur Organisasi
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Sumatera Selatan yang
merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara
struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, kepala Seksi
Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian. Secara fungsional dibantu oleh Tim Program
dan 4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji Sumberdaya, (2).
Kelji Budidaya, (3). Kelji Pasca Panen dan (4). Kelji Sosial Ekonomi. Tugas penelitian
dan pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling mendukung dan
bekerjasama. Di dalam Sie Kerjasama dan Pengkajian terdapat unsur penting yang
mendukung pelaksanaan pengkajian yaitu kebun percobaan, laboratorium dan
perpustakaan.
Sub Bagian Tata Usaha bertugas dalam urusan administrasi, keuangan,
kepegawaian dan rumah tangga Balai. Seksi Pelayanan Pengkajian bertugas dalam
penyiapan dan pengelolaan informasi, komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan
pengkajian (litkaji), sarana laboratorium dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala
Balai dibantu Tim Program dalam menyiapkan, penyusunan dan perumusan program
litkaji. Tim Program bekerjasama dengan Kelompok Pengkaji (Kelji) yang didukung
oleh Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Sub Bag Tata Usaha.
Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Selatan
Kepala
Ka. Sie Kerjasama dan Pelayanan
Pengkajian
Ka. Sub Bagian Tata Usaha
Kelji Sosial Ekonomi
Kelji Pasca Panen
Kelji Budidaya
Kelji Sumberdaya
4
1.4. Sarana dan Prasarana
Keberhasilan pelaksanaan penelitian dan pengkajian perlu ditunjang dengan
tersedianya sarana dan prasarana. Kantor BPTP Sumsel berada di atas lahan seluas
5.100 m2. Di tanah ini berdiri beberapa gedung yang difungsikan untuk kegiatan
administrasi dan tenaga fungsional dengan luas lantai dasar 369,36 m2, gedung
keuangan 178,22 m2, gedung pelayanan teknis (laboratorium, perpustakaan) dengan
luas lantai dasar 470,69 m2, luas garasi kendaraan 173,46 m2, Pos Satpam 36,19 m2,
gudang 78,59 m2 , menara air 14,34 m2 dan luas aula 648,65 m2.
Kebun Percobaan Kayuagung dengan luas lahan 26,6 ha, status tanahnya
adalah hak guna pakai. Berada di Desa Sidakersa Kecamatan Kota Kayu Agung
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan agroekosistem Lebak. Kebun ini dapat
dijangkau dengan mudah dari Palembang dengan kendaraan roda empat. Berada di
tepi jalan Trans Sumatera. Berdasarkan tipenya maka lahan lebak dalam 49,4%, lebak
tengahan 19,4% dan lebak dangkal 31,2%. Kebun ini berada pada ketinggian 31 m di
atas permukaan laut. Adapun Kebun Percobaan Karang Agung dengan luasnya 20 ha
status tanahnya adalah pinjaman. Berada di Desa Sukamulia Kecamatan Tungkal Ilir
Kabupaten Banyuasin. Untuk menjangkau kebun ini, setelah mengendarai kendaraan
roda empat dari Palembang kurang lebih 3,5 jam, maka dilanjutkan dengan
menggunakan speed boat selama 30 menit. Agroekosistem kebun ini pasang surut,
bertipe luapan B/C yang berada pada ketinggian 29 m di atas permukaan laut.
Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, maka di lingkup BPTP Sumsel saat ini
terdapat 8 kendaraan dinas roda empat (dua diantaranya dalam kondisi rusak),
sedangkan fasilitas lapangan terdiri dari alat angkut bermotor roda tiga 4 unit, traktor
tangan 4 unit, Transplanter 1 unit, perontok gabah 2 unit, box dryer 2 unit dan
ditunjang dengan beberapa fasilitas untuk pengolahan benih.
Lebih lanjut mengenai keadaan kekayaan barang bergerak lingkup BPTP
Sumatera Selatan sampai akhir tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
5
Tabel 1. Keadaan Kekayaan Barang Bergerak yang Dikelola Lingkup BPTP Sumatera Selatan tahun 2014 No Jenis Kendaraan No. Polisi Pemakai Keterangan
1. Suzuki Vitara BG.1501 LZ Ka. Balai Kendaraan R.4
2. Toyota Kijang BG.2194-LZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4
3. Daihatsu Taft BG.1005-LZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4 (sudah Lelang)
4. Mitsubishi L-300 BG.3534-AZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.4 (sudah Lelang)
5. Toyota Kijang BG.1472-MQ Pool Kendaraan Kendaraan R.4
6. Toyota Hilux B.9158 DQ Pool kendaraan Kendaraan R.4
7. Toyota Hilux Pickup BG 9505 MZ Pool kendaraan Kendaraan R.4
8. Toyota Hilux Pickup F 8466 A KP. Kayuagung Kendaraan R.4
9. Yamaha YT 115 BG. 6291 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2
10. Yamaha YT 115 BG. 6292 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2
11. Suzuki Trail BG. 5849 NZ KP. Karang Agung
Kendaraan R.2
12. Yamaha YT 115 BG. 6295 NZ Susno (RT) Kendaraan R.2
13. Yamaha YT 115 BG. 6294 NZ M. Arif Sidik
Purwanto
Kendaraan R.2
14. Yamaha YT 115 BG. 6296 NZ Budi Rahardjo Kendaraan R.2 (sudah lelang)
15. Yamaha YT 115 BG. 6290 NZ Juwedi Kendaraan R.2
16. Honda Mega Pro BG.4825 PZ Drs. M. Syahrul Kendaraan R.2 (sudah lelang)
17. Yamaha YT 115 BG. 6293 NZ Tukiran Kendaraan R.2
18. Viar BG 6414 PZ KP Kayuagung Kendaraan R.3
19. Viar F 5371 A KP Kayuagung Kendaraan R.3
20. Viar F 5398 A KP Kayugung Kendaraan R.3
21. Viar BG 6415 P2 KP Karang Agung Kendaraan R.3
22. Suzuki A100 BG 5844 NZ Pool Kendaraan R.2
1.5. Sumber Daya Manusia
Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel
memiliki sumber daya manusia sebanyak 81 orang. Tenaga-tenaga ini menyebar di
kantor BPTP Sumsel 64 orang, Kebun Percobaan Kayuagung di Kabupaten OKI 11
orang dan Kebun Percobaan Karang Agung di Kabupaten Banyuasin 6 orang.
Ditinjau dari tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 2 orang yang
berpendidikan strata 3; 15 orang berpendidikan strata 2 dan 34 orang berpendidikan
strata 1. Pegawai yang berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 5 orang, Sekolah
6
Lanjutan Tingkat Atas 20 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3 orang dan yang
berpendidikan Sekolah Dasar 2 orang.
Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki fungsional peneliti
17 orang, fungsional penyuluh 10 orang, fungsional pustakawan 1 orang, fungsional
tehnisi litkayasa 1 orang dan fungsional umum 53 orang. Untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan
SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang
yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Badan Litbang Pertanian untuk
meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi. Saat ini terdapat satu
orang staf peneliti yang mengikuti pendidikan Strata 3 dan dua orang yang mengikuti
pendidikan Strata 2. Berikut rekapitulasi pegawai menurut beberapa kriteria per
Desember 2014.
Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan Ruang per Desember 2014
No Golongan Ruang
A B C D Jumlah
1 Golongan I 2 2 4
2 Golongan II 1 5 5 6 17
3 Golongan III 9 18 10 11 48
4 Golongan IV 8 2 2 - 12
Total 18 25 19 19 81
Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan/Ruang dan Pendidikan Akhir per Desember 2014
No Gol/Ruang S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
1 I/c 2 2
2 I/d 2 2
3 II/a 1 1
4 II/b 4 1 5
5 II/c 2 3 5
6 II/d 1 5 6
7 III/a 6 1 2 9
8 III/b 3 9 1 5 18
9 III/c 2 8 10
7
Lanjutan Tabel 3.
No Gol/Ruang S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
10 III/d 1 3 7 11
11 IV/a 1 5 2 8
12 IV/b 1 1 2
13 IV/c 1 1 2
Jumlah 2 15 34 1 4 20 3 2 81
Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Kelompok Umur per Desember 2014
NO Gol/
Ruang
21-25
tahun
26-30
tahun
31-35
tahun
36-40
tahun
41-45
tahun
46-50
tahun
51-55
tahun
56-60
tahun
Jumlah
1 I 2 2 4
2 II 2 2 2 8 3 17
3 III 4 10 4 6 10 13 1 48
4 IV 1 1 9 1 12
Jumlah 6 12 4 11 19 27 2 81
Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Pendidikan Akhir per Desember 2014
NO Gol/ Ruang
S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
1 I 2 2 4
2 II 3 13 1 17
3 III 1 8 30 1 1 7 48
4 IV 1 7 4 12
Jumlah 2 15 34 1 4 20 3 2 81
Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional per Desember 2014
No. Nama Fungsional Jumlah
1. Peneliti 17
2. Penyuluh 10
3. Pustakawan 1
4. Teknisi Litkayasa 1
8
Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Peneliti per Desember 2014
Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Penyuluh per Desember 2014
No. Nama Fungsional Jumlah
1 Penyuluh Pertanian Madya 3
2 Penyuluh Pertanian Muda 2
3 Penyuluh Pertanian Pertama 5
4 Penyuluh Terampil Penyelia 0
5 Penyuluh Terampil Pelaksana L 0
6 Penyuluh Terampil Pelaksana 0
7 Penyuluh Terampil Pelaksana P 0
8 Penyuluh Non Klasifikasi 0
Jumlah 10
Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Pustakawan
No. Nama Fungsional Jumlah
1 Pustakawan Pertama 1
Jumlah 1
Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Litkayasa
No. Nama Fungsional JUMLAH
1 Teknisi Litkaya Pemula 1
Jumlah 1
No. Nama Fungsional Jumlah
1. Peneliti Utama 0
2. Peneliti Madya 5
3. Peneliti Muda 4
4. Peneliti Pertama 8
5. Peneliti Non Klasifikasi -
Jumlah 17
9
Tabel 11. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur per Desember 2014
No
Jenis kelamin
20-25 Tahun
26-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun
41-45 Tahun
46-50 Tahun
51-55 Tahun
56-60 Tahun
Jumlah
1 Laki-Laki 2 3 2 6 14 19 1 47
2 Perempuan 4 9 2 5 5 8 1 34
Jumlah 6 12 4 11 19 27 2 81
Tabel 12. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Golongan/Ruang
per Desember 2014
No
Golongan
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1 I/c 2 - 2
2 I/d 2 - 2
Jumlah Gol. I 4 - 4
3 II/a 1 - 1
II/b 4 1 5
4 II/c 3 2 5
5 II/d 6 - 6
Jumlah Gol. II 14 3 17
6 III/a 4 5 9
7 III/b 7 11 18
8 III/c 2 8 10
9 III/d 7 4 11
Jumlah Gol. III 20 28 48
10 IV/a 7 1 8
11 IV/b 2 1 2
12 IV/C 1 1 2
Jumlah Gol. IV 10 2 12
Total 81
10
Tabel 13. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin per Desember 2014
No Golongan /Ruang
Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin
S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P L P
1 GOL. I - - - - - - - - - - - - 2 - 2 - 4
2 GOL. II - - - - - - - - 2 1 11 2 1 - - - 17
3 GOL. III 1 - 2 6 11 19 - 1 1 - 5 2 - - - - 48
4 GOL. IV 1 - 6 1 2 2 - - - - - - - - - - 12
Jumlah 2 - 8 7 13 21 - 1 3 1 16 4 3 - 2 - 81
11
II. HASIL KEGIATAN
2.1. Sub Bagian Tata Usaha
2.1.1. Pendidikan dan Latihan
Untuk meningkatkan pendidikan tenaga peneliti dan non peneliti telah
dilakukan berbagai upaya melalui jalur formal dengan biaya pemerintah maupun
dengan biaya sendiri. Jenjang pendidikan yang diikuti adalah S2 dan S3 dengan
berbagai disiplin Ilmu seperti terlihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Pegawai BPTP Sumsel yang sedang mengikuti pendidikan
No Nama Program Jurusan Tempat Sumber Biaya
Tahun mulai
1. Ir. Yustisia, Msi S3 Agronomi UGM Yogyakarta
Badan Litbang
2006
2. Budi Rahardjo, Msi
S3 Teknologi Industri Pertanian
UNSRI Palembang
Pribadi 2011
3. Ir. Dedeh Hadiyanti
S2 Agronomi
UNSRI Palembang
Pribadi 2011
4. Susilawati, SP S2 Agronomi UNSRI Palembang
Pribadi 2011
5. Herwenita, SP S2 Community Development
UPLB Filipina
Badan Litbang
2013
6. Drh. Aulia Evi S S2 Budidaya Ternak
UGM Yogyakarta
Badan Litbang
2013
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Penanggung Jawab
Kepegawaian pada tahun anggaran 2014 sejak triwulan pertama sampai pada triwulan
keempat adalah sebagai berikut : 1) Kenaikan Gaji Berkala, 2) Kenaikan Pangkat, 3)
Pembuatan Karpeg, 4) Taspen, 5) Pembuatan Karis dan Karsu dan 6) Pembuatan
Askes.
Untuk pengoperasian Software SIMPEG tersebut pada tahun anggaran 2014
telah dapat dilaksanakan dengan baik, dengan demikian diharapkan dalam penampilan
dan penyajian data-data kepegawaian dapat lebih akurat dan cepat seperti
penampilan daftar Nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, umur,
pangkat/golongan dan Eselon, penampilan kapan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan
gaji berkala, kapan pensiun dan pembebasan sementara.
12
2.1.2. Perlengkapan
Perlengkapan BPTP Sumatera Selatan meliputi barang tidak bergerak dan
barang bergerak. Barang tidak bergerak antara lain meliputi tanah dan bangunan,
sedangkan barang bergerak berupa kendaraan dan alat mesin lainnya.
Pada tahun 2014 telah dilakukan renovasi pada gedung BPTP Sumsel yaitu
berupa pergantian atap dan plavon gedung pelayanan teknis serta renovasi pintu
gedung utama.
2.1.3. Keuangan
Sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan alih teknologi spesifik
lokasi, dalam melaksanakan tupoksinya BPTP Sumsel pada TA. 2014 didukung oleh
sumber dana yang berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM) sebesar Rp
11.208.483.000,-
Anggaran BPTP Sumsel dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun
Anggaran 2014 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Apabila dana tersebut
dirinci menurut jenis belanjanya, maka persentase realisasi belanja pegawai sebesar
97,61%, belanja barang 90,42% dan belanja modal 93,22% seperti pada tabel berikut
Tabel 15. Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP Sumsel Tahun 2014
No. Jenis PAGU (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%)
1. Belanja Pegawai 5.025.038.000,- 4.904.832.880,- 97,61
2. Belanja Barang 5.508.445.000,- 4.980.838.539,- 90,42
3. Belanja Modal 675.000.000,- 629.207.000,- 93,22
Jumlah 11.208.483.000,- 10.514.878.419,- 93,81
Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP tahun 2014 tersebut sebesar
93,81%. Realisasi belanja barang yang hanya 90,42% tersebut disebabkan oleh
terlambatnya pencairan dana kegiatan karena adanya revisi anggaran dan
terlambatnya pencairan dana kegiatan setelah diajukannya rencana kerja. Selain itu
adanya kesediaan petani untuk melakukan sharing dalam pelaksanaan kegiatan
sehingga terjadi penghematan dana. Realisasi belanja dilakukan dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin
terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana
Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL).
Selain dari DIPA BPTP Sumsel 2014, juga terdapat dana penelitian dari
SMARTD yaitu sebesar Rp 364.600.000,- yang terdiri dari kegiatan:
13
1. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan (m-P3MI) berbasis Usahatani Padi
pada lahan Pasang Surut di Kecamatan Tanjung lago Kabupaten Banyuasin,
Sumatera Selatan, dengan dana Rp 139.600.000,-
2. Identifikasi Kebutuhan Inovasi Spesifik Lokasi Mendukung Penetapan Prioritas
Kegiatan Pengkajian dan Perencanaan di Provinsi Sumatera Selatan, dengan
dana Rp 95.000.000,-
3. Demplot Budidaya dan Penangkaran Bawang Merah Asal Biji di Lahan Kering
Dataran Rendah, dengan dana Rp 130.000.000,-
Semua kegiatan yang didanai oleh SMARTD tahun 2014 tersebut terealisasi
keuangannya 100%. Dengan demikian realisasi dana SMARTD masih lebih baik
dibanding tahun lalu (2013) yang terealisasi sebesar 90,63%.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan juga menyetorkan hasil
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014 sebesar Rp 132.062.945,- yang
terdiri dari penerimaan fungsional dan penerimaan umum dengan rincian seperti pada
Tabel 16 berikut
Tabel 16. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2014
Penerimaan Jumlah (Rp)
Fungsional KP. Kayuagung 10.328.000,- KP. Karangagung 15.015.000,- Unit Pengelolaan Benih Sumber 71.229.500,-
Jumlah penerimaan fungsional 96.572.500,-
Jumlah Penerimaan umum 35.490.445,-
Jumlah PNBP 132.062.945,-
Dari PNBP tersebut, maka 73,12% merupakan penerimaan fungsional dan 26,87%
dari penerimaan umum. Adapun anggaran dan realisasi dana pada masing-masing
kegiatan (kegiatan rutin, penelitian, penunjang penelitian) yang dilaksanakan di BPTP
Sumsel terlampir.
2.1.4. Penyusunan Laporan Keuangan SAI pada Sekretariat UAPPA/B-W
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan transparansi dan akutabilitas
dalam pengelolaan keuangan Negara, maka diperlukan perangkat hukum yang
didasarkan atas prinsip umum yang sehat, modern dan dinamis. Untuk menjawab
tantangan tersebut, maka pemerintah telah membuat suatu program Sistem Akutansi
Pemerintah Pusat (SAPP) yang telah diperbaharui untuk memonitor apakah keuangan
Negara telah dijalankan secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan tujuan
pengeluaran belanja sebagaimana tercantum dalam Daftar Isian Pengguna Anggaran
14
(DIPA), maka diperlukan informasi yang relevan dalam bentuk laporan-laporan yang
seragam untuk seluruh instansi pusat sampai ketingkat satuan unit kerja di daerah.
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem
Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan adalah sebagai penanggung jawab UAKPA, yang
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan BPTP
berupa laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan BPTP ini merupakan perwujudan
pertanggung jawaban atas penggunaan anggaran maupun barang pada BPTP
Sumatera Selatan.
Untuk menunjang pelaksanaan program SAI pada Satuan Kerja dengan
mempergunakan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggara (SAKPA) pada Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan pada tahun 2013 telah dibentuk
Unit Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA). Untuk pelaksanaan operasional
kegiatan tersebut BPTP Sumatera Selatan telah dilengkapi dengan struktur organisasi
dan telah mendapat alokasi dana melalui DIPA Nomor DIPA-018.09.2.567495/2014
tanggal 5 Desember 2013 Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 11.208.483.000,-
(Sebelas milyar dua ratus delapan juta empat ratus delapan puluh tiga ribu rupiah)
Laporan akhir kegiatan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
tahun 2014 ini disusun berdasarkan laporan keuangan satker serta disajikan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akutansi
Pemerintah (SAP).
Dari hasil pelaksanaan kegiatan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran
(SAKPA) yang dilaksanakan BPTP Sumatera Selatan untuk tahun anggaran 2014 maka
dihasilkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan keuangan satker serta
disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standard
Akutansi Pemerintah. Secara kumulatif, realisasi anggaran pada TA 2014 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan TA 2013. Pada TA 2014, pencairan anggaran
selain belanja pegawai/gaji baru terealisasi pada bulan Februari. Oleh karena itu, data
realisasi baru terlaporkan mulai bulan Maret 2014. Perkembangan pencairan dana
dari bulan April hingga Oktober terlihat membentuk garis lurus dengan gradien yang
hampir sama, yang berarti pada bulan-bulan tersebut terjadi pencairan anggaran
dalam jumlah yang hampir sama. Pada bulan–bulan berikutnya (Nopember dan
Desember), pencairan anggaran berlangsung lebih cepat, hingga akhirnya mencapai
15
prosentase realisasi anggaran DIPA Umum sebesar 93,78%. Angka ini berdasarkan
pencairan anggaran melalui Surat perintah Membayar (SPM) yang Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) nya diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) Palembang.
Peningkatan pencairan dana pada bulan Nopember dan Desember disebabkan
transaksi pembayaran belanja modal pada umumnya baru dilaksanakan pada bulan-
bulan tersebut. Neraca Semester II 2014 per 31 Desember disusun berdasarkan
atas Laporan Keuangan Departemen Pertanian tahun 2014, dan adanya proses
kapitalisasi SIMAK-BMN. Gambaran perkembangan neraca tersebut dapat dilihat
sebagai berikut: Posisi Neraca BPTP Sumsel pada Semester II/ 31 Desember 2014
seperti terbaca berikut ini: Aset Tetap sebesar Rp 226.936.633.974,- terdiri dari: 1)
Tanah Rp 212.122.829.960,- 2) Peralatan dan Mesin Rp 5.168.565.429,- 3) Gedung
dan Bangunan Rp 19.162.743.012,- 4) Jalan Irigasi dan Jaringan Rp 20.581.960.850,-
, 5) Konstruksi dalam pengerjaan Rp 15.776.500,- 6). Software Rp 151.930.553,- 7)
Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan Rp 1.638.299.757,- 8)
Aset Tetap Lainnya Rp 3.786.638.483,- sedangkan total akumulasi penyusutan
sebesar Rp 35.692.110.570
Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Selatan telah dapat dilaksanakan/dioperasionalkan sebagaimana
mestinya walaupun masih terdapat kendala dan hambatan
2.1.5. Sistem Pengendalian Intern/Wilayah Bebas Korupsi
Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPI diselenggarakan
secara menyeluruh baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pengawasan Intern (PI) adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Dengan mengacu pada Peraturan Pemerintas Nomor 60 tahun 2008 tanggal 28
Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintas (SPI), maka Balai
16
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan berupaya untuk dapat
mengidentifikasi deviasi atau penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan dibandingkan
dengan perencanaan sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi atau
perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terdiri atas unsur: (a) lingkungan
pengendalian; (b) penilaian resiko; (c) kegiatan pengendalian; (d) informasi dan
komunikasi; dan (e) pemantauan pengendalian intern. Penerapan unsur-unsur-SPI
sebagaimana dimaksud di atas harus dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian
integral dari kegiatan Instansi Pemerintah. Tujuan pelaksanaan SPI yaitu: memberikan
petunjuk teknis bagi Unit Kerja lingkup Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Selatan pada pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern, dalam rangka pengelolaan
Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN), Dana Dekonsentrasi, maupun
Dana Tugas Pembantuan.
Seluruh Pimpinan masing-masing bagian di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumatera Selatan berkewajiban memelihara lingkungan pengendalian di bagiannya,
sehingga menimbulkan perilaku yang positif dan kondusif bagi seluruh staf untuk
menerapkan SPI di bagiannya masing-masing, implementasi di lapangan adalah
sebagai berikut:
a. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
Seluruh pegawai harus mematuhi jam Kerja, yaitu Senin s.d Kamis masuk
kerja jam 7.30 WIB, pulang jam 16.00 WIB. Hari Jumat masuk jam 7.30
pulang jam 16.30 WIB. Absensi dilakukan dengan menggunakan elektronik
yaitu absen wajah. Absensi dilakukan sebanyak 3 kali yaitu absen pagi jam
7.30, siang jam 13.00 dan sore jam 16.00. Apabila melanggar maka dikenakan
sangsi pengurangan penerimaan tunjangan kinerja sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 103 Tahun 2012 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
lingkungan Kementerian Pertanian yang dijabarkan kembali dengan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 68/Permentan/OT.140/11/2012, tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan
Kementerian Pertanian. Selain itu akan diberlakukan pengurangan tunjangan
kinerja sebanyak 2% apabila pegawai tidak mengikuti upacara dengan tanpa
alasan yang jelas.
17
Seluruh karyawan telah mendapatkan tugas dan pekerjaannya masing-masing
yang dijabarkan dalam Surat Keputusan Kepala Balai Pengkajian teknologi
Pertanian Sumatera Selatan yang diterbitkan setiap awal tahun anggaran.
Kepala Balai menegakan disiplin sesuai PP 53 th 2010 tentang Disiplin Pegawai
sehingga tercipta lingkungan kerja yang tertib teratur dan nyaman.
Setiap tanggal 17 setiap bulan dilaksanakan upacara bendera
Pelaksanaan apel pagi setiap hari senin yang dimaksudkan agar terciptanya
komunikasi antara pimpinan dan stafnya serta penyampaian informasi penting
kepada seluruh pegawai dari pimpinan. Pembina apel bukan hanya pimpinan
saja, akan tetapi berganti setiap minggunya, baik dari fungsional peneliti,
fungsional penyuluh maupun pejabat struktural
Dilakukan santapan rohani untuk meningkatkan keimanan sehingga dapat
berdampak terhadap integritas dan peningkatan nilai etika.
Dilakukan olahraga bersama setiap hari jumat untuk meningkatkan
kebersamaan dan dilanjutkan dengan jumat bersih dalam menjaga kebersihan
lingkungan bersama.
b. Komitmen terhadap Kompetensi
Kasubag Tata Usaha, KSPP, Koordinator program, ketua kelji, dan Kepala
Kebun percobaan (Kayu Agung dan Karang Agung) mengidentifikasi kegiatan
yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi bagiannya masing-
masing.
Bagi pegawai yang ditugaskan harus mempunyai kompetensi yang sesuai
dengan jabatan pekerjaannya. Untuk meningkatkan kompetisi dibidang ahlinya
dilakukan pengajuan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
KSPP dan Sub Bagian Tata Usaha mengusulkan stafnya untuk mengikuti diklat
yang terkait dengan tugas dan fungsinya.
Dilakukan pelatihan intern yang ditujukan untuk tenaga pendukung agar
memahami tugas dan pekerjaannya dengan baik
Telah dilakukan penerapan akreditasi, penerapan ISO 9001-2008 pada Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian dalam hal pelayanan prima.
c. Kepemimpinan yang kondusif
Proposal kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya harus sesuai tugas
pokok dan fungsi dan dievaluasi oleh tim evaluator Balai.
18
Penanggung jawab kegiatan dan sub bagian masing-masing melaporkan
tentang tugas pekerjaannya masing-masing kepada atasan langsungnya dan
atasan langsung merespon dengan menindak lanjuti permasalahan yang
ditemui.
Para Pimpinan Balai berinteraksi instensif dengan stafnya melalui rapat-rapat
dengan tim kebijakan untuk mengetahui perkembangan dan juga
permasalahan yang ada.
Setiap awal bulan dilakukan seminar, yang masing-masing fungsional peneliti
ataupun fungsional penyuluh dibuat jadwal untuk mengajukan topik, tulisan
ilmiah yang disampaikan dalam forum seminar dan dibahas oleh tim
pembahas. Hal ini melatih bagaimana penulisan ilmiah yang baik sehingga
sangat bermanfaat terutama bagi calon peneliti dan penyuluh.
Dilakukan rapat bulanan untuk membahas perkembangan kegiatan baik
kegiatan teknis maupun non teknis, yang dihadiri seluruh karyawan. Pada
rapat bulanan ini disampaikan progress dari masing-masing kegiatan dan juga
apabila ada permasalahan disampaikan dan ditindak lanjuti.
d. Struktur Organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
Jumlah pegawai tiap bagian harus memadai baik jumlah maupun
kompetensinya.
Pada tahun 2014 ini adanya promosi dan mutasi kepala BPTP Sumatera
Selatan pada bulan Oktober 2014.
Semua pekerjaan dilengkapi dengan uraian tugas yang jelas dituangkan dalam
bentuk SK dan SOP. Namun kedepan SOP yang telah ada akan ditinjau kembali
untuk melihat keefektifannya.
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat dan sesuai
tanggungjawabnya.
Pendelegasian wewenang dituangkan dalam bentuk surat keputusan ataupun
surat penugasan
f. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang sehat tentang Pembinaan
SDM
Pembinaan Staf disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
19
Para Pimpinan di Balai melakukan pengecekan terhadap kinerja staf, antara
lain mengecek, kebenaran data untuk bahan Rapim, kebenaran data untuk
laporan bulanan, dan pengecekan terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan
pimpinan.
Staf diharuskan memiliki buku catatan kegiatan harian yang dinamakan log
book untuk mengecek kegiatan pegawai masing-masing dan diperiksa oleh
atasan masing-masing untuk melihat kinerja yang telah dicapai masing-masing
pegawai.
g. Hubungan Kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
Para Pimpinan Balai menjalin kerjasama yang baik dengan Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Dinas
instansi terkait di propinsi dan kabupaten, Pemerintah daerah, Balitbangnovda dan
instansi lainnya yang terkait dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Tabel 17. Hasil Kegiatan SPI
No Jenis Kegiatan
Ringkasan Hasil Rekomendasi
1. Pembuatan SK Tim Satlak PI BPTP Sumsel
Susunan Tim Satlak PI BPTP Sumsel terdiri dari Penanggung Jawab, Ketua, Sekretaris dan beberapa anggota yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi berbeda. Tim Satlak PI secara umum memiliki tugas ”Melakukan penilaian dan pembinaan terhadap pelaksanaan SPI berdasarkan 5 unsur pengendalian serta mendokumentasikan semua aktivitas.
Tim Satlak PI yang telah ditunjuk perlu melaksanakan tugas pembinaan dan penilaian pelaksanaan SPI berdasarkan 5 unsur pengendalian.
2. Penyusunan Juknis Sistem Pengendalian Intern (SPI) BPTP Sumsel
Ruang lingkup Juknis Sistem Pengendalian Intern (SPI) BPTP Sumsel meliputi Kata Pengantar, Daftar Isi, Pendahuluan, Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan Pengendalian Intern.
Juknis SPI yang telah disusun perlu disosialisasikan kepada semua pegawai, sekaligus sebagai acuan bagi Tim Satlak PI dalam melaksanakan tugas.
3. Sosialisasi dan penyusunan analisis risiko kegiatan
Sosialisasi analisis risiko dilakukan kepada seluruh penanggung jawab kegiatan. Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak terhadap pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan. Berdasarkan hal tersebut, setiap penanggung jawab kegiatan harus membuat analisis risiko dalam bentuk tabel yang memuat identifikasi
Setiap penanggung jawab harus membuat analisis risiko dalam bentuk tabel dan dilampirkan dalam RPTP/ROPP/RDHP/ RODHP/RKTM/ ROKTM
20
risiko, analisis/penyebab risiko dan upaya pengendaliannya.
4. Survei Pengukuran Penerapan Nilai dasar Budaya Kerja Aparatur Negara (IPNBK)
Berdasarkan Permentan No.32/2009, setiap UK/UPT perlu melakukan pemantauan penerapan nilai dasar budaya kerja melalui pengukuran IPNBK. Untuk menunjang hal tersebut perlu dibangun komitmen bersama bagi seluruh jajaran pimpian pada semua tingkatan untuk melaksanakan nilai dasar budaya kerja.
Berdasarkan hasil survei, nilai IPNBK di BPTP Sumsel memilki klasifikasi Baik (77,33).
5.
Pengendalian kegiatan pengkajian dan diseminasi melalui evaluasi dan reviu kinerja serta peninjauan atau pemantauan lapangan
BPTP Sumsel pada tahun 2014 melaksanakan beberapa kegiatan manajemen, pengkajian dan diseminasi. Hasil evaluasi dan pemantauan lapangan ditemukan masih kurangnya perhatian penanggung jawab dalam pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan, sedangkan kegiatan teknis lapangan belum terlaksana dengan baik sesuai perencanaan. Selain itu, tim pelaksana belum terkoordinasi sebagaimana mestinya.
Perlu percepatan pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan serta peningkatan koordinasi tim.
6. Pemantauan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penggunaan aset.
Dalam upaya meningkatkan sarana dan prasarana pengkajian telah dilakukan pengadaan barang dan jasa serta perggantian atap dan plapon serta renovasi pintu gedung utama, pengadaan laptop 1 unit , pengadaan AC 3 unit dan kendaraan roda empat 1 buah
Setiap pengadaan barang dan jasa agar berpedoman kepada PP No. 54/2011
2.2. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
2.2.1. Kerjasama
Pada tahun 2014, BPTP Sumsel melakukan kerjasama dalam dan luar negeri.
Kerjasama dalam negeri meliputi: 1). Pemanfaatan Lahan untuk Layanan Informasi
Iklim di Kabupaten OKI, 2) Kegiatan Uji Efektifitas Pupuk Organik Hayati ImproBioTM
Pada Tanaman Padi, sedangkan kerjasama luar negeri berjudul: Closing Rice Yield
Gaps in Asia (CORIGAP)
21
2.2.1.1. Pemanfaatan Lahan untuk Layanan Informasi Iklim di Kabupaten OKI
Di Kebun Percobaan Kayu Agung, BPTP Sumsel menyediakan lahan 20 x 20 m
untuk menempatkan peralatan pengamatan cuaca. Alat-alat yang disediakan oleh
BMKG adalah: Penangkar petir 1 unit, alat ukur kecepatan angin 3 unit, alat ukur arah
angin 1 unit, alat ukur curah hujan 1 unit, termometer 3 unit, pengukur kelembaban
tanah, komputer 1 paket. BPTP Sumsel dalam kerjasama ini selain menyediakan
lahan, juga menyediakan tenaga untuk mengamati data dan merawat lingkungan
tempat disediakannya peralatan tersebut.
Dari kerjasama ini, BPTP Sumsel mendapatkan informasi tentang cuaca yang
diperoleh dari buku dan bulletin yang tiap bulan diterima.
Buletin BMKG Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Buletin ini dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
Stasiun Klimatologi Klas I Kenten, Palembang. Informasi yang diperoleh dari Buletin ini
adalah data hujan, hari hujan, cuaca ekstrim, arah dan kecepatan angin serta evaluasi
tingkat bahaya kebakaran.
Buku Informasi Peta Kekeringan Dengan Metode SPI.
Buku ini dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun
Klimatologi Klas I Kenten, Palembang. Informasi kekeringan diperoleh dalam tiga
bulanan tersebut, memberikan gambaran mengenai tingkat kekeringan berdasarkan
nilai curah hujan tiga bulanan dengan menggunakan metoda Standardized
Precipitation Index (SPI).
Taman Alat Automatic Weather Station
22
2.2.1.2. Kegiatan Uji Efektifitas Pupuk Organik Hayati ImproBioTM Pada Tanaman Padi
Pemberian pupuk organik dan pupuk kimia dalam bentuk dan jumlah yang
tepat sangat penting untuk keberlanjutan intensifikasi lahan sawah. Pupuk organik
yang diberikan haruslah dalam jumlah yang cukup dan pupuk anorganik yang
diberikan haruslah dalam jumlah yang tidak menekan pertumbuhan mikroba pupuk
hayati. Pemanfaatan pupuk organik dapat mengurangi limbah kimia yang dapat
mencemari lingkungan.
PT. Pinago Utama sebagai salah satu perusahaan swasta yang bergerak di
bidang pertanian, yang salah satu komoditi andalannya adalah kelapa sawit, telah
menghasilkan pupuk organik hayati granule ImproBioTM. Pupuk organik ini berasal
dari tandan kosong sawit, yang sudah diproses lebih lanjut di pabrik menjadi pupuk.
Pupuk organik hayati ImproBioTM dapat digunakan pada berbagai tanaman, salah
satunya untuk tanaman padi.
Kerjasama ini bertujuan untuk menguji efektifitas pupuk organik hayati granule
ImproBioTM. Lokasi pengujian bertempat di Kebun Percobaan Karang Agung Desa Suka
Mulia, Kec. Tungkal Ilir, Kab. Banyuasin. Agroekosistem kebun ini pasang surut,
bertipologi lahan potensial dengan tipe luapan B. Kombinasi perlakuan pada uji
efektifitas pupuk ImproBioTM adalah sebagai berikut
Tabel 18. Kombinasi antara Pupuk ImproBioTM dengan NPK
No Perlakuan
Pupuk ImproBioTM (kg/ha) NPK (Kg/ha)
1 0 250 (NPK 100%)
2 100 125 (50% dari rekomendasi)
3 200 125 (50% dari rekomendasi)
4 300 125 (50% dari rekomendasi)
5 400 125 (50% dari rekomendasi)
6 500 125 (50% dari rekomendasi)
7 600 125 (50% dari rekomendasi)
8 700 125 (50% dari rekomendasi)
9 1000 Tanpa NPK
Tiap petak perlakuan berukuran 4 x 5 m2, sehingga secara keseluruhan
pengujian dilakukan pada areal kurang lebih 1.000 m2, dengan 4 ulangan Rancangan
Acak Kelompok dan 9 perlakuan. Selain dilakukan analisa Kandungan Pupuk Organik
ImproBio, juga dilakukan analisa tanah (pH tanah, KTK dan Water Holding Capacity).
Mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalah PT. Pinago Utama, Penyuluh pertanian
lapangan, dan petani setempat.
23
Penanaman yang dilakukan pada MK 2014 yang lalu mengalami serangan
hama tikus, lembing tanah sehingga penanamannya perlu diulangi kembali pada MH
2014/2015. Kegiatan ini diperpanjang kembali untuk tahun 2015 dengan membuat
addendum antara BPTP Sumsel dengan PT Pinago Utama. Untuk kegiatan pada MH
2014/2015, sudah dilakukan pengambilan sampel tanah untuk dianalisis sebelum
dilakukan pemupukan, pengolahan lahan, persemaian dan penanaman padi.
Uji Efektivitas Pupuk ImproBio TM Salah satu Plot Pengujian
2.2.1.3. Closing Rice Yield Gaps in Asia (CORIGAP)
Di Sumatera Selatan, sebanyak 30% produksi padi diperoleh dari lahan
pasang surut. Lahan pasang surut ini terluas di Kabupaten Banyuasin dengan capaian
produksi padi rata-rata 4,3 t/ha. Sementara di lahan irigasi Kab. OKU Timur mencapai
5,24 t/ha. Selain itu lahan pasang surut di dominasi dengan penanaman padi satu kali
dalam satu tahun. Upaya peningkatan produksi padi di lahan pasang surut dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan indeks pertanaman disertai dengan menerapkan
inovasi teknologi budidaya padi yang ramah lingkungan. Tujuan kerjasama ini adalah
untuk mengetahui dampak PTT padi terhadap peningkatan produksi dan produktivitas
padi di lahan pasang surut dan untuk mengetahui dampak penanganan pasca panen
padi untuk mengurangi kehilangan hasil.
Tahap awal ini sudah dilakukan sampai dengan akhir Desember 2014. Ruang
lingkup kegiatan (1). Perbaikan teknologi budidaya padi dengan pendekatan PTT
untuk meningkatkan produktivitas (2) Perbaikan budidaya padi dengan PTT untuk
meningkatkan indeks pertanaman (3) Perbaikan Pasca Panen padi. Demplot PTT padi
untuk meningkatkan produksi diimplementasikan di Desa Saleh Mukti Kec. Air Salek
dan Demplot PTT padi untuk meningkatkan indeks pertanaman di Desa Mekarsari
Kecamatan Muara Telang Kab. Banyuasin. Selain itu, juga dilakukan penanganan
pasca panen padi (bubble grain drying), diseminasi pengering berbahan bakar sekam,
diseminasi stripper harvester dan survei potensi rumah tangga petani. Mitra yang
24
terlibat dalam kegiatan ini selain IRRI adalah Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin,
BP4K Kabupaten Banyuasin, penyuluh setempat, pemilik RMU dan kelompok tani.
Saat ini sudah dilakukan penanaman padi dengan menggunakan alat tanam
benih langsung, pemupukan tanaman padi, survey potensi rumah tangga petani dan
uji coba perbaikan pasca panen padi. Penggunaan solar bubble dryer di Desa
Mekarsari mengurangi kadar air gabah dari 23% menjadi 13%. Di Indonesia, alat dari
IRRI ini baru diujicoba penggunaannya di Sumatera Selatan.
Hasil survey potensi rumah tangga petani menunjukkan bahwa:
(1). Rata-rata luas pemilikan lahan sawah pada strata sempit 0,53 ha, pada strata
sedang 1,1 ha dan pada strata luas 2,31 ha. Selain memiliki lahan sawah petani
berstrata luas juga menyewa lahan orang lain rata-rata 0,09 ha. Namun mereka
juga ada yang menyewakan lahannya yaitu seluas 0,02 ha pada strata sedang
dan 0,06 ha pada strata luas. Petani selain memiliki lahan sawah juga memiliki
kebun dengan luas 0,5 ha pada strata sempit, 0,37 ha pada strata sedang dan
0,32 ha pada strata luas.
(2). Produktivitas usahatani padi masing-masing dari strata sempit, sedang dan luas
adalah 3,24 t/ha; 3,47 t/ha dan 3,57 t/ha. Sedangkan rata - rata produktivitas
tertinggi yang pernah dicapai masing-masing strata adalah 3,97 t/ha; 3,83 t/ha
dan 4,09 t/ha. Dengan demikian terdapat selisih antara produktivitas yang dicapai
kini dengan produktivitas tertinggi rata-rata yang pernah dicapai pada strata
sempit sebesar 722 kg, strata sedang sebesar 351 kg dan strata luas sebesar 519
kg.
(3). Biaya usahatani padi pada strata sempit, sedang dan strata luas masing-masing
sebesar Rp 4.514.685; Rp 8.606.980 dan Rp 17.120.375, sedangkan pendapatan
yang diterima masing-masing sebesar Rp 1.510.315, Rp 5.032.520 dan Rp
11.126.810. Efisiensi usahatani padi masing-masing strata ditunjukkan dengan
besaran nilai R/C sebesar 1,33 pada strata sempit; 1,58 pada strata sedang dan
1.65 pada strata luas.
(4). Selain berusahatani padi, maka rumah tangga petani ini juga memiliki kebun
karet, kelapa, sayuran, memelihara ayam, dan itik. Sebagian besar dari mereka
juga menjadi buruh tani untuk mencukupi kebutuhan hidupnya terutama pada
kepala keluarga yang masih muda usia. Petani pada strata sempit memiliki
pendapatan pertanian yang menonjol pada usahatani karet yaitu sebesar Rp
5.785.715/kk/ tahun, sedangkan pada strata sedang dan luas masing-masing
sebesar Rp 2.676.200/kk/tahun dan Rp 1.627.500/kk/tahun.
25
(5). Apabila dirinci besarnya pendapatan rumah tangga petani, maka pendapatan
tertinggi diperoleh rumah tangga petani dengan strata luas Rp
36.091.530/kk/tahun, kedua adalah pada strata sedang Rp 28.973.970 /kk
PePelaP/tahun dan terkecil pada strata sempit Rp 23.360.680/kk/tahun.
Pendapatan ini bersumber dari pendapatan usahatani padi, pendapatan pertanian
luar usahatani padi dan pendapatan luar pertanian. Dengan pengeluaran masing-
masing pada strata luas, sedang dan sempit rata-rata sebesar Rp
24.972.150/kk/tahun, Rp 24.270.900/kk/tahun dan Rp21.587.220 /kk/tahun.
Pelatihan Petani
2.2.2. Pengelolaan Perpustakaan
Sebagai salah satu kegiatan dalam lingkup unit kerja Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan, Perpustakaan BPTP Sumatera Selatan
memilki peran dalam mendukung fungsi dan tugas pokok BPTP melalui penyediaan
informasi pertanian. BPTP Sumatera Selatan pada era teknologi informasi dan
komunikasi saat ini ingin meningkatkan pelayanan informasi pertanian. Untuk
mewujudkan keinginan ini, BPTP Sumatera Selatan melakukan kegiatan pengelolaan
perpustakaan. Ruang lingkup kegiatan ini, meliputi: 1). pengumpulan data, 2).
pengolahan data, 3). pelatihan, 4). pengambilan materi 5). pembuatan laporan.
Harapan dari kegiatan ini, BPTP Sumatera Selatan dapat memberikan pelayanan
informasi pertanian dengan cepat dan lengkap sehingga memberikan kenyamanan dan
kepuasan bagi pemustaka atau pengguna yang membutuhkannya.
Kegiatan pengelolaan perpustakaan TA. 2014 telah dilakukan dengan baik.
Kegiatan tersebut meliputi : 1). Pengambilan beberapa materi pertanian baik berupa
foto koleksi, 2). File video terbaru sebagai bahan untuk membuat buletin atau
publikasi lainnya ataupun juknis-juknis pertanian. Hasil dari Pengolahan data tersebut
sebanyak 442 eksemplar meliputi Jurnal, buletin, prosiding, dan lainnya, sedangkan
data bahan koleksi yang sudah di online kan sebanyak 38 bahan koleksi.
Pemasangan Pagar Plastik di MK
26
Koordinasi team perpustakaan BPTP Sumatera Selatan dilakukan dalam bentuk
rapat ataupun diskusi kecil. Untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
pengelola perpustakaan BPTP Sumsel telah mengikutsertakan satu orang pengelola
dalam kegiatan yang diadakan oleh PUSTAKA yaitu, temu Teknis pengelola
perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian dengan tema “Peningkatan Kinerja
Pengelolaan dan Layanan Perpustakaan Melalui Aplikasi Perpustakaan Digital” yang
dilaksanakan di Hotel Grand Candi, Semarang pada tanggal 7 – 10 Mei 2014, serta
peningkatan kapasitas pustakawan lingkup Kementerian Pertanian dan Sosialisasi
Undang-Undang peraturan kepustakawanan dengan tema “ Apresiasi Peningkatan
Kapasitas dan Sosialisasi Undang-Undang Keputusan bagi Calon/Pustakawan Lingkup
Kementan “ yang berlangsung di Hotel Gumilang, jalan raya puncak Cipayung, Bogor,
Jawa Barat, pada hari/tanggal Rabu - Jum‟at, 11 - 13 Juni 2014.
2.2.3. Pengelolaan Website
Sebagai upaya untuk mensosialisasikan aktivitas BPTP Sumsel, maka
digunakan media elektronik melalui website BPTP Sumsel. Pada tahun 2014 berita
yang di upload adalah:
1. Rapat Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPTP Sumsel TA. 2014
2. Kunjungan Kepala Balitbangtan ke BPTP Sumatera Selatan “Menyongsong
Pertanian Modern “
3. Kunjungan Peserta Diklat Binaan Kementerian Agama Ke M-KRPL Kota
Palembang dan M-KRPL Kabupaten Banyuasin
4. Workshop Penyusunan Laporan Keuangan Semester II UAPPA/B-W T.A 2013
5. Pembahasan ROPP/RDHP Kegiatan BPTP Sumatera Selatan T.A 2014
6. Lulus Dengan Cum Laude
7. Kunjungan Tim CORIGAP-IRRI Ke BPTP Sumatera Selatan
8. Rapat Koordinasi Kegiatan Pendampingan PSDSK
9. Kunjungan Istri Wakil Wali Kota Ibu Hj. Selfi Harnojoyo Ke KRPL Kota Palembang
Aktivitas kunjungan di perpustakaan
27
10. Kunjungan Kepala BPTP Ke Kebun Percobaan Karang Agung
11. Silahturahmi Ka. BBP2TP dengan Keluarga Besar BPTP SUMSEL
12. Gerakan Penguatan Pengembangan Kawasan Kedelai Provinsi Sumatera Selatan
tahun 2014
13. Penyakit „Kresek‟ Pada Tanaman Padi Serta Upaya Pengendaliannya
14. Kunjungan Koordinator CORIGAP-IRRI Mr. Martin Gumert Ke BPTP Sumsel
15. Budidaya Krisan
16. Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai
17. Sosialisasi Kalender Tanam Terpadu
18. Kunjungan dan Penjajakan Kerjasama antara UNSRI, MIE University Jepang dan
BPTP Sumatera Selatan
19. ISO 9001:2008 BPTP Sumatera Selatan
20. Open House BPTP SUMSEL 2014
21. Seminar Nasional BBP2TP Bekerjasama dengan BPTP Sumsel, IRRI, Kemenristek,
Universitas Sriwijaya dan Balitbangnovda
22. BPTP Sumsel Gelar Teknologi Sayuran dan Jamur
23. Geliat KRPL Kabupaten Banyuasin di Musim Kemarau 2014
24. Pisah Sambut Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan
25. M-KRPL Kelurahan Plaju Darat
26. Pembuatan Pangan Olahan Sayuran Hasil dari Pekarangan pada kegiatan KRPL
27. Sosialisasi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) pada kegiatan KRPL
28. Workshop Penyusunan Program Penyuluhan Tingkat Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014
29. Dukungan BPTP Sumsel terhadap Pengembangan Bawang Merah di Kabupaten
OKU
30. Presiden RI mengunjungi SPR Kec. Betung, Banyuasin Binaan Dinas Peternakan
Propinsi, LPPM-IPB dan BPTP Sumsel
31. Kunjungan Kerja Kepala BPTP Sumsel ke BPP Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir
32. Kunjungan Anggota Komisi IV DPR RI ke lokasi KRPL di Desa Sukamulya
Kabupaten OKI
33. Pra Workshop Penyusunan Laporan Tingkat Propinsi
34. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan LITKAJIBANGRAP Tahun 2010 – 2014
35. Kunjungan Lapang Menteri Pertanian ke Provinsi Sumatera Selatan
36. Kunjungan Lapang Tim Badan Litbang Pertanian Ke Kota Pagar Alam
37. Kunjungan Tim Peneliti IRRI, BB Padi dan Balittra Ke BPTP Sumsel
28
Untuk penyebarluasan informasi inovasi teknologi, maka beberapa Liptan BPTP
Sumsel juga ditampilkan seperti:
1. Trichoderma spp. Jamur Ampuh Pengendali Penyakit Tanaman
2. Beauveria bassiana Pengendali Hama Ramah Lingkungan
3. Peningkatan Kesuburan Tanah Melalui Pemupukan Berimbang
4. Mengenal Beberapa Varietas Kentang dan Manfaatnya
Selain berita dan liptan tersebut di website BPTP Sumsel juga ditampilkan profil
tenaga fungsional peneliti/penyuluh, dan pengumuman penting seperti: Sosialisasi
Permentan NO:105/Permentan/PD.300/8/2014, Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
LITKAJIBANGRAP Tahun 2010 – 2014, dan Pra Workshop Penyusunan Laporan
Tingkat Propinsi.
2.2.4. Pengelolaan Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu sarana yang menunjang kegiatan BPTP
Sumsel dalam melakukan pengkajian dan mendesiminasikan teknologi pertanian.
Sebagai salah satu asset yang strategis dalam pengembangan peran BPTP di
masyarakat, maka perlu dilakukan pengelolaan setiap tahunnya. Di tahun 2014 ini
pengelolaan laboratorium bertujuan untuk melakukan pemeliharaan sarana
laboratorium dan melakukan percobaan kegiatan bidang pascapanen dari Balit
maupun produk spesifik lokasi guna memenuhi produk pameran dan permintaan
narasumber bidang pasca panen serta membantu analisa sampel dari kegiatan kajian
di BPTP Sumsel.
Kegiatan pengelolaan laboratorium telah dilakukan seoptimal mungkin dan
sampai akhir tahun pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan baik. Pemeliharaan
alat laboratorium yang dilakukan pada tahun ini yaitu; kalibrasi timbangan merek
Ohaus, timbangan merek Shimadzu dan analitical balance, pemeliharaan flame
photometer merek Jenway, Perbaikan muffel furnance, serta perbaikan juga
pengecatan pada incubator binder dan Fume Hood. Laboratorium cukup banyak
dimanfaatkan pengguna khususnya pengguna internal BPTP, tercatat ada 6 (enam)
judul kajian/penelitian yang rutin menggunakan fasilitas di laboratorium dan 5 (lima)
kajian/penelitian yang mengajukan permohonan analisa sampel. Selain itu uji coba
pengolahan pangan dalam rangka peningkatan ketrampilan peneliti/penyuluh dan
memenuhi kebutuhan produk pameran juga telah terpenuhi, beberapa olahan yang
dibuat seperti olahan mocaf, manisan belimbing wuluh dan MOL.
29
2.2.5. Pengelolaan Kebun Percobaan Kayuagung
Kebun Percobaan Kayuagung yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ilir
(OKI) memiliki agroekosistem lahan rawa lebak. Pada kegiatan pengelolaan KP
Kayuagung ini dilakukan penanaman percobaan dan penelitian padi kerjasama dengan
Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi. Penelitian tersebut diantaranya: Paddy Gree,
Uji Daya Hasil Pendahuluan (UDHP) Padi Rawa Lebak MT.1 2014, Uji Daya Hasil
Lapangan (UDHL) Padi Rawa Lebak MT.1 2014, Pengelolaan dan Identifikasi Gulma
pada Lahan Rawa Lebak Dangkal, Percobaan Uji Multi Lokasi (UML) Padi Rawa Set 1.
Untuk tananman palawija kacang tanah ditanam di surjan seluas 500 m2 terdiri dari 2
varietas yaitu bison dan gajah. Pemeliharaan kebun karet yang siap sadap sebanyak
300 batang umur 6 tahun, dan kelapa sawit 75 batang masih buah pasir, dengan
pendekatan pemupukan, pembersihan gulma, pengendalian penyakit. Pemeliharaan
kebun entres karet adalah kerjasama dengan Balai Penelitian Sungai Putih Medan
yang terdiri dari 6 klon yaitu IRR 104, GT 1, BP 260, BPM 1, BPM 24 dan RRIC 100,
masing-masing 600 batang dengan jarak tanam 1,2 X 1,2 m , waktu tanam 13
Nopember 1012.
Budidaya ikan lele sebanyak 1500 ekor dan ikan Patin sebanyak 1000 ekor
dengan pemeliharaan secara intensif dengan sistem waring ukuran 4 x 6 m. Pada
kegiatan pengelolaan KP Kayuagung dilakukan juga perbanyakan benih sayuran untuk
memenuhi kebutuhan KRPL, seperti Kangkung, cabai, sawi, kacang panjang, Timun,
Buncis, dan bayam yang berasal dari benih sumber sayuran klas benih dasar dari
Balai Besar Penelitian Sayuran Lembang.
Pembesaran ayam Kampung Unggul Baru (KUB) merupakan bagian dari
kegiatan Kebun Bibit Induk (KBI) dengan jumlah ayam 250 ekor yang setelah umur 4
bulan di bagikan pada kelompok kegiatan pengembangan Kawasan rumah pangan
lestari (KRPL) di beberapa kabupaten. Ada 40 ekor untuk calon indukan yang
dibesarkan di kandang KP Kayuagung untuk ditelorkan dan ditetaskan.
Pemeliharaan kebun koleksi penanaman tahun 2013 yang meliputi tanaman
Duku 60 batang, Durian 50 batang dan tanaman manggis 50 batang. Diantara
tanaman tersebut ditanam padi lokal yaitu padi siam, bone dan siputih. Sementara
untuk penanaman tahun 2014 ini bibit duku yang masih disemaikan di komplek KBI
untuk menunggu waktu tanam yang tepat setelah air rawa lebak surut. Di samping itu
dilakukan pendataan tanaman koleksi yang ada di lingkungan komplek KP Kayuagung.
Hasil Prosesing Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) KP Kayuagung sejumlah
27.828 kg dengan penyebaran varietas padi hasil prosesing UPBS KP Kayuagung ini
30
meliputi Kab. OKI, OKU Timur, OKU, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi
Rawas dan untuk Provinsi Lampung di Kab. Lampung Tengah, Metro.
Secara umum dapat disampaikan bahwa kegiatan Pengelolaan KP Kayuagung
di lahan rawa lebak sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana namun masih
dirasakan adanya kekurangan yang disebabkan oleh faktor alam, iklim dan hama
penyakit tumbuhan.
2.2.6. Pengelolaan Kebun Percobaan Karang Agung
Kebun Percobaan Karang Agung adalah salah satu Kebun Percobaan yang ada
di Balai Penkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan, dan di bawah Badan Litbang
Pertanian. Pengelolaan Kebun Percobaan dilaksanakan di lokasi KP Karang Agung Ulu
Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin yang memiliki agroekosistem lahan rawa
pasang surut, kegiatan ini termasuk kegiatan diseminasi inovasi teknologi yang
dilakukan oleh BPTP Sumatera Selatan. Bertujuan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan Kebun Percobaan Karang Agung agar berfungsi sebagai media
pendidikan dan transfer teknologi kepada pengguna dengan cara memperlihatkan,
memperagakan dan memberikan contoh keunggulan sehingga lahan rawa pasang
surut menjadi lahan pertanian produktif, meningkatkan produktivitas dan produksi
petani. Kegiatan yang dilaksanakan pada musim tanam Th 2014 meliputi demonstrasi
plot beberapa varietas/ galur padi rawah, jagung manis, kelapa sawit, kelapa, koleksi
plasma nutfah durian, manggis dan duku.
Kegiatan kerja sama juga dilakukan dengan Balai Besar Padi Sukamandi.
Pertumbuhan tanaman padi secara umum cukup baik, yang ditanam pada MT1 yaitu ;
Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Inpara 6, Banyuasin, Batang Hari,
galur B 11377F-34-2. Diperoleh hasil 2.000 kg Benih Pokok (BP). dan pada MT2 yang
ditanam pada bulan Desember 2014 adalah Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4,
Banyuasin, Batang Hari, galur B11377F-34-2.
Pohon entres karet Uji Daya Hasil lanjutan
31
Pemeliharaan kebun kelapa sawit seluas 3,5 ha terdiri dari 60 batang usia
produktif TM, diperoleh hasil 4.300 kg Tandan Buah Segar (TBS) sedangkan yang 420
batang belum produktif (TBM) juga dilakukan pemeliharaan kelapa sebanyak 40
batang. Kebun Pengelolaan Sumber Daya Genetik buah- buahan seluas 1 ha,
penanaman koleksinya pada bulan Desember 2013. Selain perlunya penambahan dana
untuk meningkatkan pengelolaan KP disarankan juga perlunya penambahan SDM
untuk kelanjutan penanganan kebun dan pemagangan calon tenaga fungsional
peneliti/penyuluh di KP untuk mempelajari kondisi rawa pasang surut dan mempelajari
manajemen KP secara keseluruhan
Uji daya hasil lanjutan Pertanaman jagung pada surjan
2.3. PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI
2.3.1. Teknologi pengelolaan sawah bukaan baru di lahan lebak untuk meningkatkan produksi padi sawah
Salah satu peluang yang akan memberi sumbangan besar terhadap
pertumbuhan produksi padi di masa depan adalah pembukaan sawah baru. Sawah
bukaan baru adalah lahan sawah yang baru diusahakan kurang dari 10 tahun. Tanpa
pengelolaan yang tepat, maka sawah bukaan baru akan berproduksi stabil setelah 10-
15 tahun. Hasil penelitian pada tanah sawah bukaan baru yang berumur satu hingga
tujuh tahun belum terbentuk warga glei atau tapak bajak. Persoalan yang dihadapi
pada sawah bukaan baru sangat berbeda dengan sawah mapan, yaitu tingkat
kesuburan tanah yang rendah yang diperparah oleh persoalan keracunan besi. Tujuan
dari kegiatan adalah mendapatkan satu paket teknologi pengelolaan sawah bukaan
baru lahan lebak untuk meningkatkan produksi padi sawah. Kegiatan ini merupakan
lanjutan kegiatan tahun sebelumnya dilaksanakan di Desa Muara Baru Kecamatan
Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Agroekosistem lahan
rawa lebak merupakan daerah persawahan yang baru dibuka atau < 10 tahun.
Penanaman dilakukan musim tanam MK 2014 pada luasan 3 ha. Pengkajian dilakukan
dalam bentuk On Farm Research (OFR). Rancangan yang digunakan dalam kajian ini
32
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial yang terdiri
atas 2 (dua) faktor dengan 3 (tiga) petani sebagai ulangan. Faktor pertama adalah
Tata Air (T) terdiri dari 2 taraf perlakuan T1= Tanpa tata air dan T2= dengan Tata air
dan Faktor kedua terdiri Paket teknologi (P) dengan 3 (tiga) taraf perlakuan yaitu P1=
Teknologi petani (cara tanam bibit :sistem tegel umur bibit >30 hari, varietas ciherang
+ pemupukan Urea 200 kg/ha Pengendalian OPT, Sistem Kalender). P2= (cara tanam
bibit, sistem tegel umur bibit >30 hari, varietas situbagendit + pemupukan Urea 100
kg/ha, Ponska 100 kg/ha dan dolomite 500 kg/ha, pengendalian OPT, PHT), P3=
Teknologi introduksi (varietas situbagendit, umur bibit <30 hari, cara tanam jajar
legowo 4:1 + pemupukan Urea 50 kg/ha, Ponska 150 kg/ha dolomite 1000 kg/ha,
Jerami 5 ton/ha, Pengendalian OPT, HPT). Dari kedua faktor tersebut diperoleh 6
(enam) perlakuan. Pada kegiatan ini dilakukan superimposed kajian beberapa varietas
padi terdiri dari: V1= Varietas Inpara 4, V2= Varietas Inpari 4, V3= Varietas
Situbagendit, V4= Varietas Inpari 6, V5 = varietas ciherang (kebiasaan petani).
Hasil pengkajian menunjukkan pemanfaatan lahan lebak sebagai lahan sawah
bukaan baru secara optimal diperlukan teknik penataan lahan dan air, pengelolaan
tanah dan hara, serta pengelolaan tanaman yang baik. Hasil analisa tanah dilokasi
pengkajian dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya menunjukkan perubahan
sifat kimia tanah terutama kadar keasaman tanah (pH) berubah dari sangat asam
menjadi asam. Pengamatan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kegiatan MKI
TA 2014 menunjukkan terdapat perbedaan tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang
malai, gabah isi/malai, gabah hampa permalai dan produksi per ha. Penataan air akan
meningkatkan hasil secara signifikan dibanding tanpa penataan air. Hasil yang
tertinggi terdapat pada kombinasi paket teknologi dengan pengelolaan air dan paket
introduksi (T2P3) sebesar 5,6 ton GKP/ha sedangkan dengan tanpa pengelolaan air
dan perlakuan petani (T1P1) hanya sebesar 2,8 ton GKP/ha. Hasil pengamatan
beberapa varietas padi yang diintroduksikan, varietas Situbagendit memiliki hasil yang
tertinggi dibanding beberapa varietas unggul lainnya. Penataan lahan dan air diikuti
penggunaan varietas unggul yang sesuai, juga memberi peluang untuk meningkatkan
indeks pertanaman menjadi IP 200 meskipun hasilnya saat ini baru mencapai 3,4
GKP/ha, dibandingkan dengan teknologi petani hanya melaksanakan pertanaman 1
(satu) kali setahun atau IP100.
33
Teknologi introduksi (Jarwo 4:1) Teknologi Petani
2.3.2. Kajian Peningkatan Produktivitas Jagung Dan Kedelai Pada Lahan Sub Optimal Sumatera Selatan
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian telah mencanangkan 4 target
sukses yaitu : 1). Swasembada berkelanjutan dan pencapaian swasembada, 2).
Diversifikasi pangan, 3). Peningkatan daya saing nilai tambah ekspor, 4).
Kesejahteraan petani. Pengkajian dilaksanakan pada Januari hingga Desemeber 2014
di lahan pasang surut Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Tujuan
pengkajian adalah untuk mendapatkan teknologi peningkatan produktivitas lahan serta
jagung dan kedelai di lahan rawa pasang surut. Petani yang terlibat atau kooperator
dipilih pada satu hamparan dengan luasan 2 ha. Penanaman dilaksanakan pada
Musim Kemarau (MK) bulan Mei 2014 setelah panen padi. Teknologi yang diterapkan
pada pengkajian yakni teknologi eksisting (petani) dan teknologi introduksi.
Pemanfaatan lahan pasang surut pada Musim Kemarau (MK) di desa Purwosari
Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, dapat meningkatkan produktivitas
lahan dengan menghasilkan bahan pangan seperti jagung dan kedelai. Produksi
jagung yang dicapai sebesar 6.300 kg/ha untuk varietas hibrida P 27, dan 3500 kg/ha
untuk lokal yang ditanam pada Musim Kemarau (MK) 2014. Apabila petani menjual
dalam bentuk pipilan pendapatan petani Rp. 8.180.000 dengan R/C rasio 1,76,
sedangkan varietas lokal produksi 3500 kg/ha dengan pendapatan Rp. 3.540.000,-
/ha/musim, sedangkan R/C rationya didapatkan 1,50. Produksi kedelai yang dicapai
sebesar 0,885 ton/ha untuk varietas Anjasmoro, 0,815 ton/ha varietas Tanggamus
dan 0,700 ton/ha untuk lokal yang ditanam pada Musim Kemarau (MK) 2014, kalau
petani menjual dalam bentuk biji pendapatan Rp. 5.655.000,-/ha/musim, sedangkan
R/C ratio didapatkan 2,24. Sedangkan varietas lokal produksi 700 kg/ha dengan
pendapatan Rp. 1.515.000,-/ha/musim, sedangkan R/C rationya didapatkan 1,56.
Respon dari berbagai kalangan terhadap komponen teknologi untuk tanaman
jagung dan kedelai yang dapat diadopsi dengan baik pasca kegiatan pengkajian
adalah penggunaan benih berkualitas/ bermutu dan berlabel, pembuatan saluran
34
drainase, menanan secara tugal dan menggunakan jarak tanam tertentu, pemupukan,
pengendalian OPT dan penyiangan 2 kali.
Jagung saat berbunga PHT pada Kedelai