Budidaya ikan perairan sumsel

15
Iui$ti\L IL[|IU,IL[||U PEilMilAil I}AN BUDIDAYA PERAIRA Fakultas Perikanan Universitas PGRIPalembang

Transcript of Budidaya ikan perairan sumsel

Page 1: Budidaya ikan perairan sumsel

Iui$ti\L

IL[|IU,IL[||U PEilMilAilI}AN BUDIDAYA PERAIRAN

Fakultas PerikananUniversitas PGRI Palembang

Page 2: Budidaya ikan perairan sumsel

PERKEMBANGAN KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DI PERAIRAN UMUMSUMATERA SELATAN

The Development of Aquaculture Activities in Open lY'aters of South Sumatra

M. Nasyiruddin Arsyad'

ABSTRAK

Perairan umum Provinsi Sumatera Selatan yang luasnya 2,50 juta h4 memiliki peranan cukup besar untukproduksi perikanan disamping kegunaan lainnya untuk kepentingan masyarakat. Pada iwalny4 ikan dari perairanumum diperoleh dad hasil tangkapan. Makin menurunnya kualitas lingkungan dan penangkapan berlebihan (overfishing) telah menyebabkan penurunan hasil tangkapan. Hal tersebut mendorong dimulainya UuOiOaya ikan diperairanurnum oleh masyarakat. Perkembangan teknik budidaya - terutama untuk keramba dan tambak- yang telah Aitakutanmasyarakat adalah berdasarkan pengalaman dan juga melalui penyuluhan oleh instansi terkait. DLntara hambatanteknis yang dihadapi adalah kelemahan dalam rancang bangun wadah budidaya (pond engineering), tata letak (lay-9!t), dan manajemen produksi. Hal tersebut dapat diperkecil bila memenuhi syarat-syarat teknis yang diperlukan.Kajian-kajian teknologi ke depan, hendaknya disertai dengan kajian bioteknologi untuk mendapatkan iian asli lokalyang cepat tumbuh dengan dayaadaptasi lingkungan yang bak.

KATA KUNCT: Rekayasa perkolaman, tata letak perkolaman, lingkungan, ikan lokal

ABSTRACT

The open water of South Sumatra Province having the area approximately of 2.50 million ha, give asignificant role for fisheries production and other community use/purpose. Initiatly inland water fish proiuctionderived from /ish catch in open walers. Decreasing environmental quality along with irrational fishing activitiesresulted in decreasingfish catch and triggered aetivities to compensate the fish productionfrom/ish caich throughaquaculture activities in open waters. The development of aquaculture techniques such as cage culture andbracdshwater shrimp/lish pond adopted by lhe local community, are mostly obtainedfrom fish farmei self experienceand through counseling by related institution. Some technical constrains faced by jsh'farmer ii divetopingaquaculture are conslruction design, layout and production management. In thifuture,-thl asrissment ofaquacu-ltuitechnologt should considered biotechnologt assessment to produce indigenous Jish having fast griwth rate andadaptable to various environmenlal condition.

KEYWORDS: Pond engineering, pond layout, environment, indigenous fish

PENDAHULUAI{

Perairan umum merupakansumberdaya perikanan utama, tidak hanya diSumatera Selatan tapijuga Indonesia bahkandunia. Tipe perairan umum yang dikenalyaitu.danau alam, danau buatan, sungai danlebak lebung (rar+a banjiran). Lebak lebungdengan sungai-sungainya merupakan tipeperairan umum yang terpenting, dari luasmaupun produksinya. Potensi ini sangatmungkin dikembangkan untuk industribudidaya perikanan.

Terus meningkatnya jumlah penduduktelah mendorong peningkatan kebutuhanpangan protein. Sementara dilain pihaksumberdaya ikan sebagai salah satu sumberprotein hewani penting, makin terbatas. Haltersebut menjadikan akuakultur sebagaitumpuan harapan masa depan perikanan.

Di Sumatera Selatan tahun 1986hinggga tahun 1990 telah terjadi penurunanproduksi ikan hasil tangkapan rata-rata 1,2%o per tahun. Makin ke depan angka inidiperkirakan akan makin meningkat. Karenadengan makin kompleksnya permasalahanperikanan di perairan umum, telah

Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembans

Page 3: Budidaya ikan perairan sumsel

Jurnal llmu-ilmu Perikanan dan Builidoya Perairan puni 20051, vol. 3, No. l:63-76

menyebabkan menurunnya produksi ikanterutama untuk ikan-ikan ekonomis penting.Dukungan faktor produksi seperti benihalami yang masih berlimpah dan sumberpakan alami yang masih cukup tersedia,beran gsur-angsur maki n berkuran g.

Sementara untuk mengisi Peluangpasar yang makin terbuka terutama untukkomoditi ekspor, membuat masyarakat yangselama beberapa dasawarsa hanYamelakukan penangkapan mulai tertarik padausaha budidaya di perairan umum yangsangat potensial tersebut.

Secara umum akuakultur di Indonesiaditinjau dari jenis '

komoditi yangdibudidayakan, ekosistem lahan, fasilitasakuakultur dan teknologi serta kualitasproduksinya masih belum banYakmengalami perubahan. Dari sisi skala usaha,struktur akuakultur masih didominasi olehusaha kecil yang umumnya memilikikelemahan teknis, Permodalan danmanajemen. Salah satu kelemahan teknisbudidaya adalah pond engeneering.

Tulisan ini bermaksud menggam-barkan pertumbuhan pond engeneeringusaha budidaya ikan di perairan umtlm yangada di Sumatera Selatan sampai saat ini danharapan di masa datang. Pengamatandilakukan sekitar DAS Sungai Komeringdan Sungai Ogan dalam kurun waktubeberapa tahun, disamping itu juga studikasus di daerah lain. Analisis bersifatdeskiptif dengan pendekatan ekosistemuntuk budidaya.

KAADAAN PERAIRAN UMUM

Untuk wilayah Sumatera bagian selatanterdapat luas perairan umum hampir mencapai3 juta h4 dimana Sumatera Selatan lebihkurang 2,5 juta ha Jambi 115.400 ha'Bengkulu 44.200 hadan Lampung200.000 ha.

Morfologi Perairan Rawa BanjiranMenurut Ondara (1992), Pada bagian

hilir sungai atau potamon dicirikan oleh kadar

64

oksigen rendah, arus lemah dan dasarperairan berupa pasir atau lurnpur. Disini airsungai rnelimpah ke sisi kanan kiri badansungai waktu musim hujan, sehingga air tidaktertampung lagi oleh alur sungai. Pada musimkemarau sebaliknya air limpahan tadimengalir kembali ke badan sungai. Besarkemungkinan terjadi proses pengendapanyang dapat membentuk tanggul alami ataupenimbunan lumpur bersama bahan-bahaniain seperti ranting, rumput atau daundairnandi sisi sungai. Sehingga lebak menerima danmengeluarkan air lewat pematang bagian atasatau tanggul.

Di sekitar lingkungan lebak dan sungaidapat ditemukan subtipe lingkungan, yaitusungai induk (batanghari) dan lebak. Lebakdan seki&imya dibagi lagi dalam (a) daerahyang langsung dipengaruhi sungai dan (b)daerah yang tidak langsung dipengaruhisungai. Sering juga ditemukan lekukan-lekukan dan alur-alur air yang dibuat petaniatau nelayan perairan umum- di daerahKomering disebut ham atau di Kalimantandisebut beje dan tatah unttrk penangkapanikan.

Berdasarkan letaknya lebak dibedakan:a. Lebak pinggiran, yaitu lebak paling hulu.

Biasanya tidak luas.b. Lebak tengah, peranannya sangat penting

karena memiliki jumlah massa ikanpaling banyak.

c. Lebak delta pantai, yaitu lebakpantai yang dipengaruhi Pasnglaut.

Bentuk yang ideal dapat dilihat padagambar yang dibuat Arifin '(1978) dalamSamuel (1992) untuk Lubuk Lampam, OKIseperti pada Gambar 1.

HidrologiPenurunan air di daerah lebak terutama

karena pengaruh curah hujan di sekitar daerahaliran sungai (DAS) melalui sungai induk.Pengikatan dan pelepasan air tanah hanyabagian kecil' dalam terjadinya banj ir. Pengaruhvolume air permukaan dan air tanah yangberasal dari curah hujan itu bergantung pada

dekatsurut

g

Page 4: Budidaya ikan perairan sumsel

luas, lokasi, kepadatan tumbuh-tumbuhan dantata guna tanah di kawasan DAS tersebut.Makin luas DAS akan menyebabkan makinmantap kendali banjir, yang artinya tinggipermukaan air tidak berubah-ubah. Kadarbaqiir makin tidak mantap pada lokasipengguna:m tanah untuk pertanian danperkotaan. Hujan setempat kadang-kadangjuga dapat menyebabkan permukaan air naikdi lebak-lebalg sebelum banjir lewat sungaiinduk sampai di sana. Sedangan peningkatantinggi permukaan air karena pengaruh pasanglaut lebih dirasakan pada lokasi dekat pantai.Bahkan secara tak langsung dengan menahanair tawar di hulu, pasang laut dapat jugameninggikan permukaan air lebak.

PERKEMBANGAN KEGIATAN I M. Nasyiruddin Arsy adl

Sebagai contoh, perubahan tinggi airpada musim kemarau dan musim hujan diLubuk Lampam (OKI, Sumatera Selatan)mencapai 3-4 meter membawa dampakperubahan luas dari sekitar l0 ha menjadi1200 ha atar 120 kali luas semula. MenurutArif,rn (1978) dalam Samueldan Yosmaniar(1992\, bahwa secara garis besar habitatperairan lebak lebung dibagi dalam empatkeadaan, yaitu:a. Air besar. sekitar bulan Januari - Maretb. Air menjelang surut, bulan April - Junic. Air surut/ kemarau, bulan Juli

Septernberd. Air menjelang banjir, bulan Oktober-

Desember.

Keterarlgan:L Air besar (Deserrber-Maret)Il. Air nrulai turun dan mulai naik (April-Juni) dan (Oktober-November)

lll. Kering/air paling rendah (Juli-September)

- A. Talang (tebing yang tidak terkena fluktuas air)B. Rawang (tertutup air hanya pada saat air besar)C. I€bak (tertutup air setelalr ai mulai naik)D. Lebung (cekungan tanah di lebak, tertutup air walaupun musim kemarau)E. Sungai (tertutup air rvalaupun musim kenrarau)

Gambar l . Penampang mel intang perairan lebak lebung Lutruk Lampam Sumatera Selatan

65

Page 5: Budidaya ikan perairan sumsel

FI

Jurnril llnu-ilmu Perilionnn lun Budidnyu Perniran lJuni 2005J, Vol. 3, No. 1:63-76

Kondisi GeografisGeografis daerah banjiran atau lebak

lebung yang luasnya menempati porsi terbesardari lahan di Provinsi Sumatera Selatan, menurutTearn IPB (1976) dicirikan dengan karakteristiksebagai beriku:a- Kenrasaman tanah mempakan faktor

penting penilaian kesuburan tanah. Pada pHrendah, jamur dan macam-macam penyakitakan tumbuh cepat. Sedangkan pada padapH agak netral sampai netral prtumbuhanbakteri atau algae akan lebih dominan.Banyak macam bakteri dan algaebennanfaat bagi perlurrbuhan tanaman,terutama dalam nrelapukkan bahan organik,pernbentukan struktur dan pengikat oksigendari udara Pada pH 6,5 - 7,0 adalahmempakan pH yang ideal. Unsur-unsur hamakan relatif banyaktenedia. Sedangkan padapH rendah unsur-unsur Al, Mn, dan Fe akanbemifat racun.Bila pembuatan saluran malrpun tebat atautambak mengakibatkan pengeringanwilayah secaratota! dan disamping itu bahanorganik yangberada di pemukaan telahhabis terkupas dan hanya tertinggal tanah-tanah mineral yang mutlak mempunyaipotensi sulfat yang tinggi, serta bila cukuptesedia bes-besi didalan tanah, maka akantedadi reaksi-reaksi sebagai berikut (Pons,1969 dalam Tim trB, 1976)

2FeOOH +3H2S ) 2FeS + 4H2A

Dalam keadaan alamiah, FeSiniberbentuk Fe2S atau dikenal sebagaip i r i t . B i la p i r i t in i dalam s i tuasianaerob, maka akan stabil dan tidakberbahaya, tetapi bila secara mendadakmenjadi kering dan memungkinkanproses oksidasi, maka reaksi berikutakan terjadi (Breemen, 1973 dalamTeam IPB, 1976);

2FeS + 3Q+ o*rflp ) Fqq,J-lp + 2l-f + SO41

Sulfida-sulfida yang terbentuk ini akansangat berbahaya bagi usaha budidayaikan. Upaya untuk mengatasi hal tersebutadalah dengan menjaga agar tidak terjadisuatu oksidasi atau menempatkan wilayahtersebut tetap dalam keadaan tergenang(submerge),

b. Meskipun tekstur tanah tidak merupakansatu-satunya faktor yang menentukan bagiusaha budidaya, dapat dikemukakbnbahrva tekstur kasar akan mempercepatproses daya peresapan tanah, menambahruang non kapiler dan akanmengakibatkan besamya kebutuhan airuntuk penjenuhan tanah.Sebaliknya tekstur halus seperti liat ataulempung akan banyak menyerap air danakan cepat melepaskan air diwaktu kering,sehingga menyebabkan tanah retak-retakbahkan dapat menyebabkan bongkah-bongkah dan lubang pada tanah.

c. Struktur tanah. Struktur tanah didaerah banj i ran termasuk agakp las t is sampai sangat p las t i s .Art inya dalam pengolahan tanahakan ter jadi tanah melekat padaalat-alat. Batas cair , didef inis ikansebagai kandungan air dimanatanah mula i bengkak menutup i a lu rbekas po tongan tanah. Mak in t ingg in i la i ba tas a i r mak in bera t tanahtersebut, mengingat kapasitasmemegang a i rnya semak in t ingg i .Umumnya tanah daerah banj i rantermasuk tanah berat yangberpengaruh terhadap pembentukanpematang tebat atau tambak.

Jenis- jenis IkanPada tahun 1978 Arifin dan Ondara telah

melakukan penelitian di Lubuk Lampam,Kabupaten Ogan Komering Ilir dan mencatatjenis-jenis ikan yang tertangkap. Terdapat 40spesies yang terdiri dari 2l famili. Darisejumlah ikan tersebut terdapat ikan ekonomispenting saat itu, antara lain seperti pada Tabel I .

66

Page 6: Budidaya ikan perairan sumsel

PERKEMBANGAN KEGIATANI M. Nasyiruddin Arsy ad]

Tabet 1. Jenis ikan ekonomis penting di Lebak Lampam, OKI

No. Nama lokal Nama latinI Toman2 Gabus3 Belida4 Putak5 Lais muncung6 Singarat7 Tebengalan8 Jelawat9 Kelil0 Colil l Biung12 Tebakang13 Sepat siam14 Betutu15 Udang galah

Channa micropeltesChanna striataNotopterus chitalaNotopterus notopterusC ryp lo p te rus micr one maB e lodo ntichthys dinemaPuntius buluLeptobarbus hoeveniClarias spCycloche ichthys enoplo sMystus nemurusHelostemo temminckiTr icho gas te r pectolar isOxyleotris marmoralaM. rosenbegii

q

b.c.d .e.

Sumber; Arifin dan Ondara (1978)

Saat itu pula telah mulai terjadikecenderungan penurunan hasil tangkapanterhadapjenis ikan antara lain:

Tangkaleso ( S cl er opha ge s form orus)Jelawat (Lept o b arbus ho ev eni)Ringo (Thyn n i c h t hy s t h en o i d e s)B etutu (Oxyl e otri s m armor at a)Belida (Notopterus chitala)

Pengetahuan mengenai gerak ruayajuga dapat dimanfaatkan untuk menentukansaat dan lokasi yaflg tepat gunamendapatkan benih atau induk ikan matangtelur untuk budidaya. Macam-macam ruayaikan di perairan umurl adalah;a. Longitudinal migration (ruaya ke hulu

atau ke hilir sungai)b. Lateral migration (ruaya dari sungai

menuju paparan banjiran saat air besar,dan sebaliknya saat kemarau)

PERKEMBANGAN TBKNOLOGIENGINEERING TERPAKAI

TambakPerkembangan budidaya tarnbak di Jawa

Timur, telah dimulai sejakjarnan Majapahit padaabad ke-I3, yang pengaturannya terdapat dalamundang-undang "Kutara Menawa". Kegiatan itubermula dari mernbuat hambatan untuk ikan didaerah pasang surut, yang kemudian

berkembang dengan dilakukan penggalian danpembuatan pintu air yang sesuai untuk daerahpasang surut yang disebut "laban" hinggaakhimya terbennrklah yang sekarang disebuttambak untuk memelihara ikan bandeng yangbenihnya dari pantai (Schuster, 1950). Kemudianpada era tahun 1970-an di KabupatenLamongan, Jawa Timur terdapat proyek tambakdarat yang terkenal dengan Proyek Bonororvo.Ikan yang dipelihara adalah ikan Mas dan Tawes.Kernudian pada tahun 1990-an dibuat lagiProyek TAMYAMSANG (budidaya tambak,ayam dan pisang) di lokasi tambak air tawar diSidoarjo, JawaTimur.

Seiring dengan perjalanan waktu dalamperiode yang sama di atas, dibeberapa daerahlebak lebung di Surnatera Selatan, kegiatanbudidaya ikan dimulai dengan membuatbumbun, kemudian tebat-parit atau kambangiwak dimana ikan-ikan terperangkap dan diambilsetelah keadaan air sudah demikian surut akibatkekeringan di musim kemarau. Pengaturanpembuatan tebat itu dibuat oleh masing-masingpemerintah marga yang tennakhrb dalarn ahranlelang lebak lebung setempat. Lelang lebaklebung itu sendiri telah dimulai sejak tahun 1630berdasarkan undang-undang Simboer'liahja(Anyad,l98l).

Perkembangan selanjutny4 petanimenjadi lebih jeli kemudian memanfaatkantirnbunan tanah atau pematang hasil galian untuk

67

Page 7: Budidaya ikan perairan sumsel

Jurnnl llmu-ilmu periliannn dan Buctidnya perairon lJuni 20{)5/, Vol. 3, No, l:63_76

usaha..tumpang sari, sepefti menanam jeruk,palaw!.a dan pisang. Sementara jenis_jenis ikanyang dipelihara pada awalnya ikan_ikan perairanumum itu sendiri _sepefti Toman, Kaiui atauGurami, Tebakang atau Tambakan dan Betok.

. Tetapi kegiatan ini tidak dapat berkembang lebihI anj ut karena beberapa hambaran (arsyad, I OgO;.Bentuk tebat atau kambang iwak yangditemukan di daerah lebak lebung KabLrpatenOKI berbentuk hr-uuf H atau E. Bentuk yangdigunakan tersebut mirip dengan tambak daratpada proyek Bonororvo di Jawa Timur. Bentuktebat atau kambang iwak ini rnerupakan hasilpengalarnan yang diperoleh petani dalam praktekpengelolaan lahan pasang surut selama bertahun_tahun.

_ Rencana pembukaan lahan pasang surutuntuk perlanrbakan di Sumatera Selatan, dirintispemerintah- dalam hal ini Dirien perairan_dengan melakukan stucli kelayakan di claemhKarang Agung pada tahun l9g7 dalarn ranskapernbukaan lahan untuk transmigrasi. DaLnproposal diusLrlkan untuk memakai pola plasmainti, tetapi karena alasan teknis dan dan4 rencanatersebut tidak dapat direalisasikan.

Lahan pertarnbakan tradisional mulai{iUyta masyarakat, dengan datangnya petanrbakdari luar daerah yang menggarap sebagian daripoJensi pertambakan yang masih sangat luas dandidukung prosedur pembukaan lahan yangpraktis melalui biaya pancung alas dari perangtaldesa setempat .

Pembangunan tarnbak dimulai densanmenggali siring atau parit keliling Oan tanatrgaliannya ditimbun untuk pematang. Tata letakantara satu petakan tanbak dengan yang lainny4tidak teratur, sesuai dengan keadaan masins_masing petani tambak tersebut.

Tampilnya pertambakan modem pTWahyuni Mandira di Kabupaten OKI,mendorong tumbuhnya tambak-tarnbak rakyat diKabupaten OKI, Banyu Asin dan tvtusiBanyuasin. Perkembangan tersebut didoroneoleh ketenediaan benur udang dan penjualaihasil yang lancar. Tetapi karena keterbatasanpengetahuan teknis dan sulit untuk mendapatkanbenur bermutu bai.lg banyak petani tanbak yangawalnya berhasil dengan memuaskan t<ernuOiai

6 8

mengalami kegagalan. Keterbatasan penguasruutteknologi tepat guna yang rneliputi pondengineering lay out dan management productionmernicu timbulnya wabah p"nyutit.

Untuk memilih lahan yang baik untukpertambakan, perlu diketahui sepuluh kriteriayang disusun oleh Jamandre lilZS; sebagaiberikut:l. Aksesibilitas2. Dampaksosial ekonomi3. sistempengarian/irigasi4. Kualitas air5. Kualitas tanah6. Jenis vegetasi7. Kerapatan vegetas'8. Elevasi9. Kemungkinan makanisasi10. Perlindungan dari pengaruh angin, riak

gelombang dan lainlain.

. Masing-masing kriteria tenebut diberikans.roJ yang menunjukkan kondisinya- Skor l0adalah. kondisi yang paling idial, dengansemakin kecil skor berarti semakin men;a-uhil<ondisi tenebut. Misalnya skor l0 untukaksesibilitas adalah tenedianya jalan langsungmenuju ke area pusat mangrove. Sementari skoi? berdrti lokasinya dekat atau dapat didatangidengan berjalan kaki. Demikian seterusnya-

Sementara hasil penelitian ..pemanfaatanLahan Rawa untuk Budidaya Ikan dan UsahaPengembangan perikanan,' yang ditakukanHusnah et al. (1992) menunjukkan bahwa lahanrawa dapat dimanfaatkan untuk budidaya denganperlakuan tertentu.

KerambaSekitar tahun 1940 di Bandung telah

dimulai memelihara ikan dalam taramUi(Vaas.I 955 dalam Asnawi, l9g3). pada tahun t g6O_andi Sungai Ciliwung, Bogor, telah terlihatkeramba bambu yang ditanam di dasar suneaiuntuk memelihara ikan mas. Dan tahun l9-7tkeramba sudah dimulai di Barito Selatan.

Sekitar tahun 1970-an, dari SumateraSelatan melalui Palembang telah diekspor ikanTomg hidup ke Singapura- Kegiitan inimembuka peluang perdagangan ikan Tomunhidup komersiat yang ditampung dalam sangkar.

d

Page 8: Budidaya ikan perairan sumsel

F

Sangkar yang terbuat dari kayu onglen atau

bulian ini bentuknya mirip dengan sangkar ikan

Kelemak yang adadi danau Mudung atau DanauSipin di iambi. Sambil menunggu jun'rlah ikanyang cukup dan menunggu waktu pengiriman,

secara tidak langsung telah dimulai usaha

budidaya Sedangan sangkar bulat dari anyamanbilah digunakan untuk mengangkr* ikan hidupdari hulu ke Palembang melalui sungai.

Kemudian Ondara (1978) melakukan uji

coba pemeliharaan ikan Toman dalam sargkar di

Sungai L,empuing OI{. Sebelum itu di SungaiKelekar, Indralay4 OKI telah pula dibuatsanglcar/keramba apung percontohan oleh Dinas

Perikanan hovinsi Sumatera Selatan, yang

kemudian ditiru oleh masyarakat setempat'Selain itu dilakukan pula percontohanpemeliharaan ikan dalam sangkar dari kayu di

Pantai Banding Agung, Danau Ranau. Beberapatahun kemudian kelompok tani ikan di sekitarDesa Kota Baru, Danau Ranau, mencobamemelihara ikan mas dalam sangkar yang dibuatdari jaring, sebagai perbaikan carapeltama-

Secara langsung maupun tidak langsungakibat kesulitan mendapatkan bahan sangkar dari

Tabel2. Perkembangan unit dan Produksi Ikan dalam Keramba di sumatera Selatan

PERKEMBANGAN KEGIATANI M. Nasyiraddin Arsyadl

kayu yang baik dan tahan air, telah dilakukan ujicoba dan percontohan pemeliharaan ikan NilaMerah dalam sangkar bilah yang di dalamnyadilapisi waring, oleh Loka Pengkajian TeknologiPertanian, Puntikayu Palembanag . Dewasa inipuneliharaan ikan Patin Bangkok dalam sangkarbilah berlapis waring lebih diminati masyarakat.Alasannya karena biaya relatif murah, mudahdipindah-pindah dan mudah Panen.

Pada evaluasi Pelita V Dinas PerikananDaerah Tingkat I Sumatera Selatan tahun1994, dilaporkan bahwa perkembangan unitdan produksi ikan budidaya dalam kerambaterus meningkat setiap tahunny4 seperti dalamTabel 2.

Selanjutnya perkembangan produksi

keramba ini terus meningkat pesat setiap tahun'diilcrti perkembangan produksi tambak yang

tercatat mulaitahun 1994 hingga 1999 (Tabel 3).Ini tentu $a hal yutg menggembirakan,rnengingat terbukanya lapangan kerja danpeluang ekonomi bagi masyarakat khususnyadisekiiar peraiftn umum.

1988 1989 1990 r99r 1992 1993Kegiatan

Budidaya

Kerarnba

46 30

0

2 1 054'7544i )32 .1 153 . 651

ffiateraselatan(1994)'Ket: U = unit P: produksi (ton)

Tatrel3. Produksi Perikanan Budidaya Keramba dan Tambak di sumatera Selatan

Kegiatan

tahun 1994-1999

69

Page 9: Budidaya ikan perairan sumsel

fq

Jurnnl llmu-ilmu Periknnnn dan Butlielqta perairnn lJuni 2005J, Vol. 3, No. 1:63_76

l(ondisi terkini yang dapat dil ihatlangsung tentarlg budidaya perikanan pefaimnumum di Sumatera Selatan yang.ir.rmlah unitnyacukup besar , ya i tu:l. Keramba pemelihar.aan ikan patin di

Kecamatan Sirah Pulau Padang danTanjung Raja diletakkan memaniang dipinggir Sungai Komering, SimpangIndralaya di pinggiran Sungai Kelekarl(abupaten OKI, pinggirarr Sungai Musidekat kota Palembang dan BayunglincirKabirpaten Muba. Kerarnba atau sangkarikan teffebut milik perorangan darimasyarakat desa sekitar sungai.

2. Selain tambak tradisional yang terdapat diKabupaten OKI dan Bayuasin, ada pulatambak udang PT Wahyuni Mandira yangdibangun di daerah pasang surut,nrenggunakan pelapis khusus pada dasartanrbak selta pernisalran air masuk dcnkeluar. Tanrbak perusahaan inidikernbangkan dengan sistem inti danplasma. Pembangunan tambak modern

tersebut padat modal dan padat teknologiatau disebut tambak intensif modern.

Kualitas Lingkungan untuk BudidayaUntuk menentukan jenis engenering yang

dipakai pada budidaya sangkar/KJA, perludipela.jari beberapa faktor yang berpengaruh,seperti yang dikemukakan Turnbull (1979)mel iput i :1. Faktor alam misalnya angin, arus, erosi,

bangunan air2. Kualitas tanah dan air3. Faktor biologi4. Pencemalan air5. Fasilitas transportasi6. Pemasaran hasil7. Tenaga keria8. Keamanan9. Lain-lain seperti penegakan hukum

Pertimbangan kualitas air untukkehidupan ikan dan organisme perairan lainnya,seperti pada Tabel 4. Khusus untuk udang.lenisP. ntonodon, diperlukan kondisi lingkungansebagai pada Tabel 5.

Tabel 4. Kriteria kualitas air untuk kehidupan ihan dan organisme perairan lainnya

Parameter Kandungan yang diusulkan

Oksigen

Suhu

PestisidaDDTEndrinBFICMethyl ParathionMalathion

Karbon dioksidaPHAmonia -N

SyanidaLogam berat

TembagaArsenikClrromiumKadrniumTimbelSelenium

MinyakPhenolPadatan terlarut

Lebi l rbesardar i2ppm'Kandurrgansebesar2pp' f f ilebih dari 8jam dalam periode 24jamPada musim panas harus tidak ada kenaikan suhu. Kalau ada kenaikan suhu, padamusim dingin (cool) harus tidak lebih dari 5oF

0.002 ppur0.004 ppm0. I2 ppm0 . 1 0 p p m0 . 1 6 p p ml2 ppm0. ) - u . )Kurang dari I ppm0.012 pprn

Kurang dari 0.02 ppmKurang dari I ppmKurang dari 0.05 ppmKurang dari 0.02 ppmKurang dari I ppmKurang dari 0.05 ppmKurang dari 0.4 ppmKurang dari 0.02 ppmKurang dari 1.000 ppm

Detergent (ABC) Kurang dari 0.2 ppmSurnber: Pescod ( 1973) dalam Wardoyo (1975)

70

Page 10: Budidaya ikan perairan sumsel

E

PERKEMBANGAN KEGIATANIM. Nasyiruddin Arsy adJ

Tabel5. Kondisi lingkungan budidaya udang P. monodon

Kriteria KondisiNo

I2J

J

6789l 0

pH arrSalinitas02Temperatur air

H2SNH3-NKekeruhan oleh planktonTinggi air dalam kolamPerubahan airPolusiLogam berat Hg

- p H- Kandungan organik- Nutrisi

NPKCaMg

Geogmfi- Elevasi:

Dasar kolamBagian atas sekitar tanggul

Bagian atas tanggul pemisah

Tata letak

Opt. 6.5 - 8.2O p t l 5 - 2 5 p p tMin 3.7 ppmOpt 28 - 33'CKritis 35" CMaks 0.1 ppmMaks 0.1 - 0.5 ppmMaks 35 cmOpt 1.2 mRata-rata I 5 % dan maksimal 35 Vo dari volume kolam per hari

Maks 0.0025 ppmMala 0.1 ppmMak I .15 ppm .Maks 0.25 ppm

Maks 0.0004 ppbMaks 0.001 ppbMaks 0.008 ppbMaks 0.01 ppbMaks 0.033 ppbMaks 0.01 ppbMaks I ppbMaks 0.01 ppbMaks 0.2 ppbMaks 0.5 ppb

Komposisi bagian dasarPasir kurang dari 207oLempung20-7OYoTanah liat lebih dari 20%Minimal ketebalan lapisan masssive 0.l5rn6.6 -8.4

Kurang dari 4%

Lebih dari 0.15%Lebih dari 35 ppmLebih dari 350 ppmLebih dari 700 ppmLebih dari 300 ppm

Min sama dng elevasi MSL0.5 m lebih tinggi dari elevasi HFIW0.25 m lebih tinggi dari elevasi HFIW

Harus tepat untuk mencegah- kesulitan mengontrol airdalam tambak- kesulitan dalam sistem keluar masuknva air

CucdZn

l l Pestisida- Parathion- Malathion

Rotenone- Azodrine- Satum- Paraquat- Butachlor Surfactan- Dunald OSE. R P I I O O- Seagreen 805

Kualitas tanah- Teksturt2

I J

Sumber: Anonim, 1987

1 1

Page 11: Budidaya ikan perairan sumsel

F

Jurnal llmu-ilmu Peril;annn drn Budidrryn Pernirnn lJuni 20051, Vol. 3, No. 1:63-76

Sebagairnana diketahui bahwa untukmemi l ih suatu teknologi i rekayasa dalambudidaya keramba selain sepefti yangdisarankan Arsyad (1980) juga harus puladipenuhi , antara la in:L Teknologi yang dipilih dapat diterapl<an

dengan mudah2. Biaya yang harus dikeluarkan untuk

menerapkan teknologi tersebut sesllaidengan skala usaha.

3. Bahan dan alatyangdigunakan hendaknyaa- Tersedia di lokasi yang dikehendakib. Harga sesuai deqgan skala produksic. Daya tahan atau umur produkinya

relatif panjang dalam pengertianekonomi.

4. Lokasi harus sesuai dengan pilihan jenisteknologi, jenis ikan serla lingkr-rngannya

5. Musim tanam atau waktu usaha yang relatiftepat, untuk menghindari dari kekeringan,banjir atau pengaruh tokinasi danpencemaran lingkungan, terutama di musimkernarau.

6. Tersedia tenaga ke{a yang profesional untukjenis teknologi tersebut, dengan tingkat Lrpahyang sesuai

7. Tidak merusak lingkungan.Selain itu, sebelum menerapkan teknologi

tenebut hendaknya didahului dengan:1. Analisa usaha yang dapat dijadikan tolak

ukur kelayakan usaha yang menggunakantel<nologi tenebut

2. Studi kapasitas daya dukung perairan yangdapat menrberikan gambaran seberapa besarkemampuan lingkungan yang dapatdigunakan anpa merusak sumberdaya alam

Dengan memperhatikan hal-hal di atasdiharapkar darnpak negatif yang akan tirnbuldapat diminimalkan. Sehubungan denganbeberapa pengalaman yang memberikanpelajaran berharga tentang kerugian akibat tidaksesuainya keadaan seperti di atas, yaitu antaralain:l. KJA yag berisi ikan Mas yang jLrrnlahnya

telah melebihi daya dukung perairan sepertidi situ-situ Jawa Barat dan Danau TobaSumatera Utar4 mengakibatkan turunnya

72

kualitas lingkungan perairan sehinggamenimbulkan wabah dan keracunan saat airsurutdi musim kemarau.

2. Tambak darat Bonorowo di LarnonganJawa Timur yang berisi ikan Mas danTawes, beberapa tahun yang lalu gagalpanen karena terendam air saat musim hujanakibat tinggi pematang dan perkiraan tinggiair di musim hujan tidak sesuai.

3. KJA ikan Mas yang dipelihara sepanjangsungai di Kalimantan dan Jambi, gagalpanen pada waktunya karena racun yanghanyut dari huh-r sungai berupa buanganindustri dan penanbangan di musimkemarau,

4. Tambak rakyat yang menurun produkinyakarena kesalahan pond enginering, Iay outdan sarana/prasarana yang tidak memadai.

5. Kegagalan tambak darat yang tidakproduktif karena galian tanah terlalu dalam,yang meyebabkan air masam dengan pH 3 -

4,4 .

PENGEMBANGAN KE DEPAN

Peluang dan HambatanSeperti diungkapkan di depan bahwa

perairan umum yang llrasnya sekitar 2,5 juta hadi Sumatera Selatan, sangat dipengarLrhi olehmusim, juga tekanan pertumbuhan penduduk-yang berkorelasi dengan intensitas penangkapandan gangguan lingkungan- serta kegiatanekonomi yang membuang limbah ke daerahaliran sungai. Gangguan seperti yang tersebutterdahulu secara simultan rneni mbulkan peluangdan hambatan sepertidi bawah ini.

Peluang untuk pengembanlan budidayaperikanan di perairan umum, antaralain:l. Peluang dari kondisi alamiah ialah air yang

berlimpah di musim hujan merupakanmedia yang luas untuk budidaya. Selain inrbenih alami masih tersedi4 meskipun sudahmengalami - penguftngan, dapatd iman faatkan untuk budidaya"

2. Dari segi ekonomi memberi peluang bagipemasaftn ikan perairan umum terutama

Page 12: Budidaya ikan perairan sumsel

L

ikan sungai yang digunakan sebagai bahanbaku empek-empek makanan khasPalembang seperti Belid4 Putalq dan Gabus.Juga adanya kebutuhan indushi terhadapkomoditi perikanan )ang semakinmeningkat dan meluas, antara lain untukmakanan olahan, obat-obafan dan kosmetik.

3. Kebijakan pemerintah khususnya otonomides4 membuka peluang pengaturan yanglebih baik untuk berusaha di bidangperikanan sebagai sumber pendapaian desa

4. Dari sisi. teknologi di bidang budidayaperikanan yang terus berkernbang akanmemberi peluang pengembangan usahayang efektif dan efi sien.

Hambatan dalarn pengembanganbudidaya perikanan di perairan umum antara lainadalah1 . Hanbatan secara alamiah adalah antara lain

a- Fluktuasi air antara musim hujan dankemarau yang cukup tinggi. Pengaruhpasang surut yang cukup besar. Secarakhusus terdapat mna rawan di DASMusi sekitar Palembang, karenaakumulasi lirnbah bagian dasar yangterbawa arus pasang dan limbah bagiantengah dan atas terbawa air sungai darihulu, temduk atau terkocok pada waktumusim kemarau, sehinggamenyebabkan kematian ikan secaramasal dan mendadak terutama padamusim kernamu panjang,Penurunan kualitas air akibat penurunankualitas lingkungan yang terjadi akibdrnusim, misalnya antara lain (i) airbangai atau air bangar yaitu air keruhyang pekat pada awal musim hujan,yang membawa material yang rnasihdalarn proses penguraian dari sekitarsungai masuk ke badan sungai, yangsering rnenyebabkan ikan rnati secaramasal, (ii) ikan beraroma lurnpur akibatblooming algae di lingkungan perairanterutana musim kemarau, yang akanmempengaruhi cita rasa ikan,Benih-benih darijenis ikan yang disukairnasyamkat dari perairan Llmum,biasanya rnerniliki tingkat survival

PERKE MBANGAN KEGIA TANIM. Nosyiruddin Arsy adl

rendah dan dengan perhrmbuhan yanglambatpul4

d. Benih ilcn diperoleh dari perairanumum cztra penanganan dalampenanglopannya kurang dikuasai,sehingga sering ditemukan tingkatkematian yang tinggi pedlapenampungan benih atau awalpenebaran di kolam atau kerambajaringapung(KJA),

e. Masih banyaknya hama seperti berang-berang yang dapat mengganggubudiday4

f Ombak atau gelornbang yangditimbulkan oleh transportasi sungaimenggoncang sangkar di pinggir sungaidan membuat ikan budidaya stress.

Akibat kebijakan tata ruang yang belummanta-p, te{adi tumpang tindih pemakaianlahan untuk berbagai keperluan baik yangsinergis maupun antagonis dengan budidayaperikanan.Lemahnya panegakan hukum yang antaralain menyebabkan tindakan perusahaan diwilayah spawning ground ikan-ikan tertentu-baik karena penambangan pasir dan koralmaupun pembabatan hutan bakau dandaerah hulu DAS- dapat merugikansumberdaya perikanan. Selain air keruhyang dapat mengganggu kan dalarn KJA.Penggalian lanah untuk perkolaman disekitar lahan lebak, yang dapatmernbangunkan "macan tidur" yaitu pirityang sangat merugikan usaha budidaya ikan.Rantai pernasaran benih dan hasil budidayabelum menjamin kelangsungan usaha- Saatawal musim penghujan benih banyaktenedia tetapi kebutuhan benih belummendesak. Bersamaan dengan itu harga ikanhasil tangkapar masih dibawah harga ikanbudiday4 sehingga benih ini kurangmendapat perfiatian.

Kekuatan dan KelemahanKekuatan dalam pengembangan budidaya

perikanan di perairan umum adalah:

4.

5.

1 1I J

Page 13: Budidaya ikan perairan sumsel

l .

Jurnal llntu-ilmu Periktnan dnn Budirluyrt Peninrn lJuni 20051, Vol. 3, No. I:63-76

Masyarakat peraimr umum memiliki ikatanbatin yang kuat dengan pemiran sekitamyayang menjadi sumber kehidupan sejak lama.Masyarakat perairan umum khusllsnya diKabupaten OKI, OI, Mub4 Banyuasin,yang masih menyelenggarakan lelang lebaklebung, telah memaharni perlunyapengaturan dalam pengelolaan perairanurnum untuk perikanan, yang dapatdikembangkan agar lebih baik lagi.Pengolahan pasm panen produlsi perikanan,berupa ikan asin, ikan salai, kerupu(kempelang dan empek-erlpek telah dikenaldan dikuasai masyarakat secara luas.

usaha perikanan budidaya yang mampumenghasilkan produk yang berdaya saing tinggi,menguntungkan, berkeadilan dan berkelanj utan.Untnk merealisasikan rnisi ini, maka polapembangunan perikanan budidaya seyogyanyaberdasarkan:l. Potensi dan kesesuaian wilayah untuk

komoditas budidaya2. Kemampuan dan aspirasi masyarakat

setempat dalam mengadopsi danmenerapkan teknologi bud idaya

3. Pendekatan sistem bisnis perikananbr-rdidaya secara terpadu

Selanjutnya dikemukakan pula Lrahwauntuk rnencapai makud tersebut perludisarankan program yang terdiri atas:l. Pengembangan perikanan budidaya

berbasis wilayah dan kornoditas unggulan2. Penerapan teknologi budidaya sesuai

dengan daya dukung lingkungan dankesiapan masyarakat setempat dalamrnengadopsi teknologi tenebut.

3. Revitalisasi sentra wilayah produkipertambakan udang:' Menentukan lokasi pertarnbakan

yang masih dapat direvitalisasi.Tambak yang karena salah lokasi,desain konstruki, dan keterbatasansarana dan p?saftma sehingga takdapat direvitalisasi sebaiknya ditanarnmangrove.

. Tambak yang masih dapatdiselarnatkan, segera diperbaiki.

. Pengembangan teknologi closesiystem atau sistem tertutup untuktambak intensif dan open system atausistem terbuka untuk tambaktraciisional dan semi intensif.

. Perlindungan kawasan industribudidaya melalui implementasi tataruang berbasis Daerah Aliran Sungaiyang harus ditetapkan dalam bentukperaturan daerah, seperti yangdisarankan Nikolsky ( I 963).

4. Penguatan dan pengembangan teknologibudidaya

4.

Adapun kelernahan yang masih dihadapiadalah;l. Tingkat pengetahuan dan keterarnpilan

teknis budidaya di perairan umum belumsepenuhnya dikuasai untul< mencapaiprodul<tifitas tinggi dan efisien.

2. Masih rendahnya tingkat pengetahuan danketerampilan manajemen pengelolaanusahaMasih terbatasnya akes terhadap teknologiyang dapat mendukung pengembanganusaha perikanan, seperti teknologipenangkapan, teknologi budidaya.Masih terbatasnya akses terhadap infonnasiseperti infonnasi pasar, jenis pennintaanpasar terhadap produk tefientu, peh-rangekspordan lainiain.Di tingkat masyarakat, skala usahaumumnya kecil dan tersebar sehingga sulituntuk mendapatkan bantuan pemodalanAkibat terbatasnya lapangan keqia dankesadaran lingkungan, rnaka sebagai matapencarian altematif masyarakat seringmencari ikan dengan cara terlamng, sepeftistroom atau bahan beracun,, yang tentu sajadapat berakibat pada usaha budidaya diperaimn umum yang ada disekitamya-

PEMBANGUNAN BUDIDAYAPERIKANAN YANG DIHARAPKAN

Menurut Dahuri (2002) sosok perikananbudidaya yang hendak diwujudkan adalah sistem

14

6.

F*:i{:,fnrsr;:li:

;I"!::#:r*$,dt*E

I

Page 14: Budidaya ikan perairan sumsel

E

7.

Penguatan dan pengembangan kapasitaspanca usaha budidaya perikanan, yangterdiri dari:' Pembenihan. Pakan. Pengendalian hama dan penyakit. Manajemen kualitas air dan tanah. Pond engineering dan lry-oul

perkolaman6. Pembangunan pmsaruta saluran irigasi

dan drainasePenerapan sistem bisnis perikananbudidaya secara terpaduBerkaitan dengan program

pengembangan perikanan budidaya berbasiswilayah dan kolnoditas unggulan sefta penempanteknologi budidaya seperti di atas,pelakanaannya di wilayah Sumatera Selatanrnasih rnenrerlukan pembenahan yang meliputibiologi, teknis dan sosial. Pekerjaan besar inimenjadi tanggung jawab banyak pihak yaitupemerintah, lembaga penelitian, perguruantinggi, swast4 dan masyarakat. Prioritas utamaadalah memanfaatkan benih lokal yang telahdiperbaiki genny4 sehingga pertumbuhannyacepat dengan daya adaptasi lingkungan yanglebih baik.

PENUTUP

I. Budidaya ikan di perairan umum diSurnatera Selatan telah berkembang denganbaik, tetapi belurn memanfaatkarsurnberdaya ikan yang ada secaa optirnal.

2. Pemilihan pond engeneering yang sesuaihendaknya mengacu pada hasil pemetaantata guna lahan dan penemuan-penemuanterbaru yang lebih produtif dan ekonomisDengan demilcian jenis pond engeneringirntLrk budidaya perlu terus disempumakandisamping mengembangkan teknologi(terrnasuk bio-teknologi) agar ikan-ikanyang dipelihara yang berasal dari perairanumum dapat dipacu pertumbuhannya-

PERKEMBANGAN KEGIATANIM. Nnsliruddin ArwadJ

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1987. The Feasibility Snrdy ard DetailedDesign on Tidal Swamp AquaculareDevelopment Projec{ in Karang Agung SouttrSumaiera Republic of Indonesi4 Ministry ofPublic Worts, Directorate General of WaterResousces Development. Jakarta

ArifuL Zainal dan Ordara- 1981. Purgelolaan Perikanandi Perairan Lubuk tampam. Seminar PerikananPerairan Umum. Jakarta 19-21 Agustus 1981.Badan Penelitian dan Penpmbangan Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan PerikananJakarta

Ars1a4 M.N., 1980. Pemeliharaan Ikan Tambakan (H.temmincki, CV) di Kolam Swrgki Kertapati,Palembang. tnkakarya Nasional TeknologiTepat Guna bagi Pengembangan PerikananBudidaya Air Tawar, Cisarua Bogor 2&31Januari 1980. BPPP. Jakada-

AryaC M.N., 1980. Piara Ikan dalam KumnganTrubusNo.l26, Mei 1980.

Alslxad, M.N., 1981. Peranan Hukum Adat dalamPengelolaan Perikanan Perairan Umum. SeminarPerikanar Perairan UmunL Jakarta l9-2 | AgustLs1981. Pustitbang Perikanan, BPPP Deptan.Jakarta

Asnawi, S., 1983. Pemeliharaan Ikan dalam KerambaPT Gramedia Jakarta-

Dahuri,K. 2002. Pa,ndigna Baru PembangunanIndonesa Berbasis Kelautan. Orasi Ilrniah GuruBesar Tetap Bidang Pengelolaan SumberdayaPesisir dan t autan. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan. trB. Bogor.

Husnatr. A.K. Gaffar dan S.N. Aida. lD2. PemanfaatanLahan Ralla urtuk Budidala Ikan dan UsahaPengembangan Perikanan. Temu Karya IlmiahPengkalian Potensi dan Prospk PengembanganPerikanan Perairan Umum Sumbagsel,Palembang 12-13 Pebruari 1992. SubBalitkanwar. BLP. Palembang.

Jamandre, T.J and Rabanal, H.R. 1975. EngineeringAspects of Brakish Water Aquiaculture in SouthChina Sea Region. Work Plan Implementation.Soth China Sea Fisheries Development andCoordinating Programme. FAO. Manila-

Nainggolarl C., Wawan Setiawan, AMul Mukohir, danZulkifli Muin. 2002. Studi PengelolaanKomoditas Elapor Hasil Perikanan Sumaten&latzul Prosiding Seminar PemantapanPenrbangunan Sektor Kelautan dan PerikananSuratera &lataq Palembang 17 lanuan 2002.Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Selatar.Palernbans.

t

j

t )

Page 15: Budidaya ikan perairan sumsel

Fl

Jurnal llmu-ilmu Peril;anan dan Buditkrlta pernirun lJuni 2005J, Vol. j, No. I:63_76

Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. AcaderricPress. London ant New York.

Ondwu 1992. Pemanfaatan dan Pengelolaat perikananPerairan Umum. Temu Karya Ilrniah perikananPerairan Umum, Palembang 12-13 Febnrari1992. Pusat Penelitian dan perrgerrrbanganPerikanan. Badan Penelitian dan penger.nbangarrPertanian. Departemen Pertanian.

Samuel darr Yosmaniar, 1992. peratan Tr.ulbr"rh-turnbuhan Air di Perairan Lebak Lebung terhaclapPerikanan. Temu Karya Ihniah pengkaiianPotensi dan Prospek Pengembangan perikanzurPerairan Umum Surnbagsel, palembang 12-13Pebruari 19q2. Pusat penelitian danPengembangan Perikanan BPPP. Deptan..lakana"

Schuster. W.H. 1950. Pemeliharaan lkzut clalamPererrpargan di Djawa (Terjernalrat).Kementerian Pertanian.Pengurnurnan No. 2 dariUnuan Perikanan Darat.

Tirn IPB. 1976. Laporan Survei Daerah Banjir clanRawa-rarva (Daerah Flood Way) Proiek IrigasiWay.lepara Lampung. IPB. Bogor.

TLrmbull, D.A., 1979. Cage and Pen Culture of Fish.Intemational Wrkslrop on Pen and Cage CLrltLrrcof Fish. ll-12 February 1979, TigbaLran, lloitqPhilippines.

Wardoyo, S.T.H., 1975. Pengelolaan l(vralitas Air(Water Qmlrty Management). proyekPeningkaran/Pengembangan Pergunran Tinggi.IPB. Bogor.

76