Kuliah Prakt Virus B

Post on 20-Jan-2016

38 views 0 download

description

jahDjAD

Transcript of Kuliah Prakt Virus B

Dept. MikrobiologiFK UKRIDA

METODE DIAGNOSTIK INFEKSI VIRUS

Uji diagnostik infeksi virus terdiri atas:1.Deteksi langsung2.Deteksi tidak langsung (isolasi virus)3.Serologi

Deteksi langsung:Untukmelihat adanya partikel virus, antigen virusatau asam nukleat virus.

Deteksi tidak langsung:Spesimen dikultur dalam biakan sel, telur atau hewan percobaan untuk membiakkan virus (isolasi virus).

Uji serologi:Diagnosa serologi dapat dilakukan dengan mendeteksi kenaikan titer antibodi antara infeksi masa akut dankonvalesen (≥ 4 kali) atau deteksi antibodi IgM.

1. Pemeriksaan langsung spesimen

a. Menggunakan mikroskop elektronb. Menggunakan mikroskop cahaya

badan inklusi.c. Deteksi antigen

Imunofluoresen, ELISAd. Teknik molekuler

deteksi langsung genom virus

1.1 Deteksi antigen dari spesimen langsung dengan uji imunofluoresens.Mis.- Aspirasi nasofaring untuk virus RSV, INFLUENZAE- Deteksi HSV dan VZV dari kerokan kulit

1.2. Teknik molekuler Deteksi asam nukleatPolymerase Chain Reaction (PCR)

Hasil PCR HSV yang berasal dari 2 sampel corneal scrapings

2. Pemeriksaan tidak langsung spesimen

a. Biakan sel melihat CPEb. Biakan pada telur berembrio pocksc. Biakan pada hewan percobaan

timbulnya penyakit atau kematian

2. INDIRECT EXAMINATION Biakan pada sel

Types of cell cultures:1. Primary cells

Sel yang diperoleh dari jaringan yang segar.Sel ini hanya dapat dipasasse satu atau dua kali.

2. Semi-continous cells Human embryonic kidney, skin fibroblasts. Sel ini berasal dari embrio dan dapat dipasase sampai 50 kali.

3. Continous cells HeLa, Vero.Sel ini immortal berasal dari sel tumor dan dapatdipasase berkali-kali.

Monolayer sel normal HeLa

CPE Measles-syncytia cell

Cytopathogenic Effect pada sel

Biakan sel dengan IFA

3. Uji Serologi

Deteksi kenaikan titer antibodi antaramasa akut dengan konvalesen, atau deteksi IgM pada infeksi primer.

Ada beberapa cara:a. Complement fixation tests (CFT)b. Haemagglutination inhibition test (HI)c. Immunofluorescence technique (IF)d. Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA)e. Western Blot (WB)

3. UJI SEROLOGI

1.1.

Masa akut

Masa konvales

1/20 1/40 1/80 1/160

1.2.ELISA

DIAGNOSIS INFEKSI VIRUS SIMPLEX

Deteksi langsung (Mikroskopik): NSP (Nasopharyngeal Secretions)

CPE HSV- multinucleated cell

Deteksi langsung dengan Uji PCR HSV: Sampel dari corneal scraping

Hasil PCR HSV dari 2 sampel corneal scrapings

Deteksi tidak langsung:Identifikasi pertumbuhan virus pada biakan sel fibroblast

dengan melihat adanya Cytopathic Effect (CPE).

Fibroblast (spindle-shaped cells) become rounded when infected with HSV.

CPE HSV – Giant cell multinucleated

UJI IMMUNOFLUORESENSI HSV1 & HSV 2

Biakan sel yang diinfeksi dengan virus HSV, kemudian dilakukan uji immunofluoresensi,masing-masing dengan antibodi HSV1 dan antibodi HSV2. Sel yang terinfeksi virusterlihat berfluoresensi.

HSV1 HSV2

UJI SEROLOGI DETEKSI IgM anti HSV

DIAGNOSIS MEASLES VIRUS

Biakan sel yang telah diinokulasi dengan virus measles, diwarnai dengan teknik immunofluoresen terlihat sel giant multinukleus (syncytia cell) berfluoresensi hijau

DIAGNOSIS VIRUS VARICELLA

Biakan sel yang telah diinokulasi dengan virus Varicella, kemudian diwarnai terlihat sel giant multinukleus dan adanya badan inklusi intranukleus.

CPE – VZV (Varicella Zooster Virus)

Biakan sel yang telah diinokulasi dengan virus Varicella, kemudian diwarnai terlihat sel giant multinukleus dan adanya badan inklusi intranukleus.

DIAGNOSIS RSV(Respiratory Syncytial Virus)

DIAGNOSIS RSV

Deteksi antigen RSV langsung dari sekresi nasofaringdengan uji immunofluoresen

RAPID TEST UNTUK DETEKSI RSV(IMUNOKROMATOGRAFI)

Sampel : aspirasi /swab nasofaring, hidung

Inkubasi 15 menit

S1S2

S3

Hasil : Sampel 1 = NEGATIFSampel 2 = POSITIFSampel 3 = NEGATIF

DETEKSI INFEKSI HIV

Dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

1. Langsung: biakan virus dari darah, isolasi virus dari sample, umumnya menggunakan mikroskop elektron dan deteksi gen virus. Yang paling sering digunakan adalah PCR (Polymerase Chain Reaction).

2. Tidak Langsung: dengan melihat respons zat anti yang spesifik, misalnya dengan tes ELISA, Western Blot, Immunofluoren Assay (IFA)

Pemeriksaan Elisa

Prosedur :• Antigen HIV direkatkan pada sumur microplate• Inkubasi serum atau plasma yang akan diperiksa dengan

antigen tersebut selama 30 menit sampai 2 jam, lalu cuci• Bila positif IgG (Immunoglobulin G) yg menempel pada biji2 /

sumur microplate, maka akan terjadi reaksi pengikatan antigen-antibodi ; antibodi anti-IgG sudah diberi label dengan enzim alkali fosfatase, horseradish peroxidase

• Akan berwarna bila ditambah dengan suatu substrat

Kendala pada test ELISA yg perlu diperhatikan :

Pemeriksaan ELISA hanya mendeteksi antibodi, bukan antigen (akhir-akhir ini sudah ditemukan test ELISA untuk antigen). Oleh karena itu test uji baru akan positif bila penderita telah mengalami serokonversi yang lamanya 2- 3 bulan sejak terinfeksi HIV, bahkan ada yang 5 bulan atau lebih (pada keadaan immunocompromised)..

Pemeriksaan ELISA hanya terhadap antigen jenis IgG. Penderita AIDS pada taraf permulaan hanya mengandung IgM, sehingga tidak akan terdeteksi. Perubahan dari IgM ke IgG membutuhkan waktu sampai 41 minggu.

Pemeriksaan Western Blot

Prosedur : HIV murni letakan pada pada poliakrilamid

gel yg diberi arus elektroforesis sehingga terurai menurut berat protein yang berbeda-beda

Pindahkan ke Nitrocellulosa dan inkubasi dg serum penderita

Antibodi HIV dideteksi dg memberikan antibodi anti-human yg sudah dikonjugasi dg enzim yg memberikan warna bila diberi suatu substrat

Test ini dilakukan bersama dengan suatu kontrol positif dan negatif

Western Blot

• Gambaran band dari bermacam-macam protein envelope dan core dapat mengidentifikasi macam antigen HIV. Antibodi terhadap protein core HIV (gag) misalnya p24 dan protein precursor (p25) timbul pada stadium awal kemudian menurun.

• Antibodi terhadap envelope (env) penghasil gen (gp160) dan precursor-nya (gp120) dan protein transmembran (gp4l) selalu ditemukan pada penderita AIDS pada stadium apa saja

• Beberapa protein lainnya yang sering ditemukan adalah: p3 I, p51, p66, p14, p27, lebih jarang ditemukan p23, p15, p9, p7. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bila serum mengandung antibodi HIV yang lengkap maka Western blot akan memberi gambaran profil berbagai macam band protein dari HIV antigen cetakannya

Definisi hasil pemeriksaan Western Blot menurut profit dari band protein dapat bermacam-macam, pada

umumnya adalah :

1) Positif :a. Envelope : gp4l, gpl20, gp160 b. Salah satu dari band : p15, p17, p24, p31, gp4l,

p51, p55, p66.

2) Negatif : Bila tidak ditemukan band protein.

Ket.1. Kontrol positif2. Kontrol negatifA. NegatifB. IndeterminateC.Positif

Hasil uji Western-Blot

3) Indeterminate Bila ditemukan band protein yang tidak

sesuai dengan profil positif. Hasil indeterminate .diberikan setelah ditest secara duplo dan penderita diberitahu untuk diulang setelah 2 -3 bulan. Hal ini mungkin karena infeksi masih terlalu dini sehingga yang ditemukan hanya sebagian dari core antigen (p17, p24, p55).

Uji Rapid Test HIV