KONSEP TRADISI NUSANTARAhandriyo-tvf.dosen.isi-ska.ac.id/files/2020/04/3... · Mencerminkan...

Post on 30-Jul-2020

13 views 0 download

Transcript of KONSEP TRADISI NUSANTARAhandriyo-tvf.dosen.isi-ska.ac.id/files/2020/04/3... · Mencerminkan...

MATERI 3

Prof. Dr. DharsonoMS.n

KONSEP

TRADISI NUSANTARA

Pascasarjana ISI Surakarta

2020

Simbol sebagai

ekspresi kultural

Simbol sebagai

ekspresi personal

Struktur terencana

Mencerminkan hubungan mikro-

meta-makrokosmos

Mencari Kesempurnaan

(Ngudi Kasampurnan)

Struktur terbentuk

Muncul karakteristik

Sugesti alamImaginasi

Mencerminkan hubungan antar

individu secara logica

Filsafat Modern Filsafat Nusantara

Mencari Kejeniusan

(Ngudi Kawaskitan )

Simbol sebagai ekspresi

personal yang kultural

Sarjana/Seniman yang punya wawasan modern dengan sentuhan budaya nasantara

Pencapaian karakter

Kedalaman KreatifitasKetajaman Kreatifitas

Mencerminkan hubungan mikro-meta-

makrokosmos

Mencari Kesempurnaan

sejati

Sugesti alamSeni sebagai Simbol ekspresi kultural

Berlainan dengan kebanyakan pemikiran barat, disini tidak kita dapatkan pertentangan

antara filsafat dengan pengetahuan tentang Tuhan. Justru didapatkan pada filsafat

Nusantara (Jawa) bahwa kearifan tertinggi, yang merupakan puncak filsafat adalah

pengetahuan tentang Tuhan, tentang Yang Mutlak dan hubungan-Nya dengan manusia.

Maka kita sebut “Filsafat Mistika” (Mystical Philosophy)

Kearifan tertinggi, yang merupakan

puncak filsafat adalah pengetahuan

tentang Tuhan

Filsafat Mistika

Konsep Estetika Nusantara

dilandasi

filsatat mistika, mempertanyakan tentang perjalanan hidup manusia dalam

pencarian untuk mecapai kasampurnan sejati

“Filsafat Mistika” (Mystical Philosophy)

Bertindak, berprilaku, bekerja dan berkarya.

merupakan pengabdian dharma kepada

TuhanNya.

Karya seni tradisi

(Karya keindahan)Filsafat seni

nusantara

Seni sebagai ekspresi

masyarakat

Seniman terikat oleh lingkungan dimana dia hidup (alam semesta dan

lingkungannya) itulah mengapa simbol (bentuk , pola, motif) yang muncul

merupakan sugesti alam

Berkarya merupakan pengabdian dharma kepada

Tuhannya sesuai dengan ajaran budayanya

ESTETIK

SENI TRADISI TIMUR

Simbol yang lahir merupakan bentuk keindahan sekaligus ajaran

Seni adalah tontonan dan tuntunan

POLA

Motif utama

Motif Pendukung

Motif Isian(isen)

merupakan bahasa metafora

(simbol) yang mengandung

ajaran (falsafah)

merupakan motif untuk

memperindah bentuk/pola

merupakan motif untuk

memperindah motif

Ajaran kebudayaan nusantara tentang seni

adalah sebagai keindahan dan sekaligus ajaran

BENTUK

6

Bentuk adalah pengulangan pola, dan pola terdiri dari motif,

dan motif ada motif utama, motih pendukung dan motif isian

PENDEKATAN ESTETIKA

(SENI TRADISI)

KONSEP SENI SEBAGAI TUNTUNAN

DAN TONTONAN (Seni sebagai

ajaran/filosofis dan sekaligus

mengandung rasa keindahan)

Tampak pada simbol utama

(bahasa metafora)mengadung

filosafis atau ajaran

Motif utama : mengandung

filosofis/ajaran

Motif Selingan: memperindah

bentuk/pola

Motif isian: memperindah

motif

Contoh : batik sawat riweuh (indramayu)

PENDEKATAN AESTETIKA ARKEOLOGI

MOTIF SAKRAL:

memberikan simbol pemujaan terhadah Roh

nenek moyang atau Dewa tertentu

MOTIF SEMI SAKRAL:

menggambarkan Status

MOTIF PROFAN : Penghias

Di Minangkabau terdapat ajaran “alam terkambang jadi guru

Secara adaptif seni berorientasi pada sugesti alam

(alam semesta dan lingkungannya)

Ornamen (gerga) motif yang terlukis pada rumah adad batak

Karo merupakan adaptasi alam (sugesti alam), lihat ornamennya

Ornamen megalitikum pada Waruga

Waruga adalah tempat

menyimpan jenasah

(Kuburan). Hiasan yang

dikenakan merupakan motif

megalitikumPertanyaannya: bagaimana

makna gambar atau motif-

motif tersebut dan bagaimana

hiasan rumah adad Dayak

Kalimantan

taritravel@yahoo.com

Rumah adat dayak kalimantan

Rujukan:Gustami, SP, (1989), “Konsep Gunungan dalam Seni Budaya Jawa Manifestasinya di Bidang Seni Ornamen”:

Sebuah Studi Pendahuluan, Penelitian Yogyakarta: Balai Penelitian Institut Seni Indonesia.

Poerbatjaraka Dr.R.Ng. (Lesya) : Arjunawiwaha, Tekst en Vertaling. Martinus Nijhoff, ‘S Gravenhage, 1926

Hadiwijono, Harun, (tt), Kebatinan Jawa dalam Abad 19, Jakarta, BPK Mulya.

James L. Cristian: “Philosophy, an Introduction to the art of wondering”, Reinehart Press, San Fransisco, 1973

.Jessup, Helen Ibitson, (1990), Court Arts of Indonesia, New York, The Asia Society Galleries.

Jose an Miriam Arguelles (1972), Mandala, Boelder and London: Shambala.

Kawindrosusanto, Koeswadji, (1956), “Gunungan” Majalah Sana Budaya, Th.1No.2 Maret.

Mulder, Niel (1984), Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional, Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press.

Sayid, R.M. (tth), Bab Tosan Aji Prabote Jengkap, Surakarta: Perpustakaan Mangkunegaran.

Simuh, (1988), Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita, Suatu Studi terhadap Wirit Hidayat Jati ,

Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Simuh, (1996), Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa., Yogyakarta, yayasan Bentang

Budaya.

Subagyo, Rahmat, (1981), Agama Asli Indonesia, Jakarta, Sinar Harapan dan Yayasan Cipta Loka Caraka.

Sumardjo, Jakob, TTh, Memahami Seni. Bandung, Diktat Kuliah PascaSajana ITB (tidak diterbitkan).

Thomas Drysdale (1978). Katalog Pameran empat Seniman Pop, School of Fine Art. New York; University.

Triguna, Ida Bagus Gede Yudha, (1997), “Mobilitas Kelas, Konflik dan Penafsiran Kembali Simbolisme

Masyarakat Bali, Desertasi Doktor, Bandung, PPs Universitas Padjadjaran.

Wiryamartana, I. Kuntara, 1990. Arjunawiwaha: Tranformasi Teks Jawa Kuna lewat Tanggapan dan

Penciptaan di Lingkungan Sastra Jawa, Yogyakarta, Duta Wacana University Press.