Post on 25-Jun-2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak ada usaha guru yang lebih baik selain usaha untuk selalu meningkatkan
mutu tes yang disusunnya. Namun, hal ini tidak dilaksanakan karena kecenderungan
seseorang untuk beranggapan bahwa hasil karyanya adalah yang terbaik atau
setidak-tidaknya sudah cukup baik.
Guru yang sudah banyak pengalaman mengajar dan menyusun soal-soal tes, juga
masih sukar menyadari bahwa tesnya masih belum sempurna. Oleh karen itu, cara
yang paling baik adalah secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh siswa.
Apabila keadaan setelah hasil tes dianalisis tidak seperti yang diharapkan dalam
kurva normal, maka tentu ada “apa-apa” dengan soal tesnya. Apabila hampir seluruh
siswa memperoleh skor jelek, berarti bahwa tes yang disusun mungkin terlalu sukar.
Sebaliknya, jika seluruh siswa memperoleh skor baik, dapat diartikan bahwa tesnya
terlalu mudah. Tentu saja interprestasi terhadap soal tes akan lain seandainya tes itu
sudah disusun sebaik-baiknya sehingga memenuhi persyaratan sebagai tes.
Di dalam ini, akan dibahas tentang konsep dasar analisis butir soal dalam bentuk
uraian, sehingga apabila guru memperoleh keterangan tentang hasil tes, akan
membantu guru dalam mengadakan penilaian secara objektif terhadap tes yang
disusun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar analisis butir soal?
2. Bagaimanakah cara menganalisis butir soal uraian?
1
II. PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Analisis Butir Soal
1. Pengertian Analisis Butir Soal
Dalam kamus bahasa Indonesia, analisis berarti penyelidikan dan penguraian
terhadap suatu masalah untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya atau
proses pemecahan masalah yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya
(Daryanto, 1997 : 40)
Jadi, menurut penulis analisis butir soal adalah suatu kegiatan yang
menyelidiki dan menguraikan soal-soal guna untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan atau permasalahan dalam soal-soal yang akan diujikan.
Sedangkan, menurut Nitko dalam Perangkat Penilaian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP SMA (2008), mengatakan bahwa analisis butir soal
adalah suatu proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari
jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian.
2. Tujuan Analisis Butir Soal
Menurut Anastasi dan Urbina dalam Perangkat Penilaian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP SMA (2008), analisis butir soal memiliki tujuan, yaitu
untuk mengindentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam
pembelajaran.
Sedangkan menurut Aiken dalam Perangkat Penilaian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP SMA (2008), tujuan analisis butir soal adalah :
a. Untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh sola yang
bermutu sebelum soal digunakan.
b. Membantu mengingkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang
tidak efektif,
c. Mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah atau
belum memahami materi yang telah diajarkan.
3. Manfaat Analisis Butir Soal
Jika kita melihat tujuan analisis butir soal menurut Anastasi dan Urbina,
maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah :
a. Dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang
digunakan.2
b. Sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang
disiapkan guru untuk siswa di kelas.
c. Mendukung penulisan butir soal yang efektif
d. Secara materi dapat memperbaiki tes di kelas.
e. Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas.
Sementara itu, Nitko dalam Perangkat Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP SMA (2008), mengatakan manfaat lainnya dari analisis butir soal
sebagai berikut :
a. Menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagai dasar
untuk bahan diskusi di kelas.
c. Memberi masukan kepada guru tentang kesulitan sisw
d. Memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan
kurikulum
e. Merevisi materi yang dinilai atau diukur.
f. Meningkatkan keterampilan penulisan soal.
Sedangkan Linn dan Gronlund dalam Perangkat Penilaian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP SMA (2008), menyatakan bahwa kegunaan analisis butir
soal bukan hanya terbatas untuk peningkatan butir soal, tetapi ada beberapa hal,
yaitu bahwa data analissi butir soal bermanfaat sebagai :
a. Diskusi kelas efisien tentang hasil tes.
b. Untuk kerja remedial.
c. Untuk peningkatan secara umum pembelajaran di kelas, dan
d. Untuk peningkatan keterampilan pada konstruksi tes.
Dari berbagai uraian di atas dapat kita simpulkan, bahwa manfaat dari
analisis butir soal adalah :
a. Untuk menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi
penggunaannya.
b. Untuk meningkatkan mutu butir soal.
c. Memberikan informasi kepada peserta didik dan guru tentang
kemampuan peserta didik seperti tabel di bawah ini.
3
Tabel 2.1
Keterangan :
1 = soal yang dijawab benar
0 = soal yang dijawab salah
Soal disusun dari soal yang paling mudah sampai dengan soal yang paling sukar
# Disusun dari skor yang paling tinggi sampai dengan skor paling rendah.
Dari data di atas dapat memberikan informasi kepada guru atau
pengawas tentang materi soal dan juga dapat memperbaikinya dengan
menggunakan 10 (sepuluh) pertanyaan intropeksi diri atau penilaian diri
sebagai berikut
4
DATA KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
NOMOR SOAL*NAMA SISWA
Tabel 2.2
Keterangan : Secara jujur berilah tanda ( ) pada kolom YA dan TIDAK
B. Cara-Cara Menganalisis Butir Soal
Dalam melaksanakan analisis butir soal, dapat digunakan dua macam cara, yaitu :
1. Analisis butir soal secara kualitatif, dan
2. Analisis butir soal secara kuantitatif.
1. Analisis butir soal secara kualitatif
a. Pengertian
Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif mencakup
pertimbangan validitas isi dan konstruk atau ditelaah dari segi materi,
konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya.
5
PENILAIAN DIRI
NO ASPEK YANG DITANYAKAN
Serta dalam pelaksanaannya berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis,
perbuatan, dan sikap), dan biasanya dilaksanakan sebelum soal diujikan atau
digunakan.
Dalam melakukan penelaahan butir soal, penelaah perlu
mempersiapkan bahan-bahan penunjang seperti :
1) Kisi-kisi tes,
2) Kurikulum yang digunakan,
3) Buku sumber, dan
4) Kamus Bahasa Indonesia.
b. Teknik Analisis Secara Kualitatif
Di dalam penggunaannya, ada dua macam teknik yang dapat digunakan
untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, yaitu :
1) Teknik Moderator
Yang merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu
orang sebagai penengah.
2) Teknik Panel
Merupakan suatu teknik yang setiap soalnya ditelaah berdasarkan
kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi,
konstruksi, bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban/pedoman
penskorannya yang dilakukan oleh beberapa penelaah.
c. Prosedur Analisis Secara Kualitatif
Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format
penelaahan soal akan sangat membantu dan mempermudah prosedur
pelaksanaannya. Format ini digunakan sebagai dasar untuk menganalisis
setiap butir soal baik itu dalam bentuk uraian, pilihan ganda, tes perbuatan
dan instrumen non-tes.
Dalam menggunakan format penelaahan soal, penelaah harus
memperhatikan petunjuk pengisian formatnya, sebagai berikut
1) Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua krtieria yang tertera
di dalam format!
6
2) Berilah tanda cek ( ) jika soal yang ditelaah sudah sesuai dengan
kriteria.
3) Berilah tanda silang ( X ) jika soal yang ditelaah tidak sesuai denga
kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada
teks soal dan perbaikannya.
Tabel 2.3
FORMAT PENELAAHAN BUTIR SOAL BENTUK URAIAN
Mata Pelajaran : ……………………………………………………..Kelas / semester : ……………………………………………………..Penelaah : ……………………………………………………..
No Aspek yang ditelaahNomor Soal
1 2 3 4 5 6 7
A. Materi1
2
3
4
B. Konstruksi5
6 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7 Ada pedoman penskorannya8
C. Bahasa/Budaya9 Rumusan kalimat soal komunikatif
10 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku11
12 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
13
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk uraian)
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
Rumusan soal tidak mengandung kata / ungkapan yang dapat menyinggun perasaan siswa
7
O,00sukar
1,00mudah
2. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif
Penelaahan soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal
didasarkan pada data empirik dari butir soal yang telah diujikan.
Analisis butir soal secara kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir
soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis butir soal
secara kuantitatif, yaitu :
a. Pendekatan Klasik
Pedekatan secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui
informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal
yang bersangkutan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik
adalah setiap butir soal ditelaah dari segi :
1) Tingkat kesukaran butir soal,
2) Daya pembeda butir soal, dan
3) Penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif).
1) Tingkat Kesukaran (TK)
Tingkat kesukaran adlah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks.
Tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyaakan dalam bentuk
proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks
tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin
mudah soal itu.
Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap
nomor soal dan pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta
didik pada butir yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir
soal itu.
8
Bila dikaitkan dengan tujuan tes, tingkat kesukaran butir soal
memiliki fungsi sebagai berikut
a) Untuk ujian semester digunakan butir soal yang memiliki
tingkat kesukaran sedang,
b) Untuk tes seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran tinggi atau sulit.
c) Untuk keperluan diagnostik digunakan butir soal yang memiliki
tingkat kesukaran rendah atau mudah.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dalam bentuk uraian
digunakan rumus berikut ini.
Mean= Jumlah skor siswa peserta tes padasuatu soalJumlah Pesertadidik yangmengikuti tes
Tingkat Kesulitan= MeanSkormaksimum yangditetapkan
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, tingkat
kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
0,00 – 0,30 soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 soal tergolong mudah
Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 (dua) kegunaan, yaitu
a) Bagi guru
Kegunaan bagi guru adalah
- Sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang
dan memberi masukan kepada siswa tentang hasil belajar
mereka.
- Memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau
mencurigai terhdap butir soal yang bias.
b) Bagi pengujian dan pengajaran9
-1,00Daya pembeda negatif
0,00Daya pembeda rendah
+1,00Daya pembeda tinggi (positif)
Kegunaan tingkat kesukaran bagi pengujian dan pengajaran
adalah
- Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang
- Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada
kurikulum sekolah
- Memberi masukan kepada siswa
- Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias
- Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal
2) Daya Pembeda (DP)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara warga belajar / siswa yang telah menguasai materi
yang ditanyakan dan warga belajar / siswa yang tidak / kurang / belum
menguasai materi yang ditanyakan.
Daya pembeda memiliki manfaat sebagai berikut :
a) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data
empiriknya.
b) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soaldapat
mendeteksi / membedakan kemampuan siswa.
Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan
dalam bentuk proporsi yang berkisar antara -1,00 - +1,00
Untuk mengetahui daya pembeda soal berbentuk uraian dapat
menggunakan rumus berikut ini
DP=Meankelompok atas−Meankelompok bawahSkormaksimum soal
Hasil dari perhitungan daya pembeda dengan menggunakan rumus
di atas, dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dengan
klasifikasi sebagai berikut :10
0,04 – 1,00 soal diterima baik
0,30 – 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 – 0,29 soal diperbaiki
0,19 – 0,00 soal tidak dipakai / dibuang
Disamping rumus di atas, untuk mengetahui daya pembeda soal
dalam bentuk uraian dapat dipergunakan rumus Korelasi Point Biseral
(r pbis) dan Korelasi Biseral (r bis) seperti sebagai berikut.
rpbis= X b−X sSD
√ pqdanrbis=Y b−Y sSD
.nb .ns
un√n2−nKeterangan :
Xb, Yb adalah rata-rata skor warga belajar / siswa yang menjawab benar
Xs, Ys adalah rata-rata skor warga belajar / siswa yang menjawab salah
SDt adlah simpangan baku skor total
nb dan n, adalah jumlah siswa yang menjawab benar dan jumlah siswa yang
menjawab salah, serta nb + n, = n
p adalah proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa
q adalah I – p
u adalah ordinat kurva normal.
rpbis merupakan korelasi produck moment antara skor dikotomus
dan pengukuran kriterion, sedangkan rbis merupakan korelasi product
moment antara variabel latent distribusi normal berdasarkan
dikotomus benar-salah dan pengukuran kriterion.
Korelasi point biseral memiliki kelebihan :
a) Memberikan refleksi konstribusi soal secara sesungguhnya
terhadap fungsi tes.
b) Sederhana dan langsung berhubungan dengan statistik tes.
c) Tidak pernah mempunyai value 1,00 karena hanya variabel-
variabel dengan distribusi bentuk yang sama yang dapat
berkorelasi secara tepat, dan variabel kontinyu (kriterion) dan
skor dikotonius tidak mempunyai bentuk yang sama.
Korelasi biseral memiliki kelebihan :
11
a) Cenderung lebih stabil dari sampel ke sampel
b) Penilaian lebih akurat tentang bagaimana soal dapat
diharapkan untuk membedakan pada beberapa perbedaan
point di skala abilitas.
c) Value rbis yang sederhana lebih langsung berhubungan
dengan indikator diskriminasi ICC.
Contoh menghitung korelasi point biseral
Tabel 2.4
Jumlah siswa yang menjawab benar = 13
Jumlah siswa yang menjawab salah = 17
Jumlah siswa keseluruhan = 30
Rata-rata siswa yang menjawab benar = 192 : 13 = 14.7692
Rata-rata siswa yang menjawab salah = 200 : 17 = 11.7647
Rata-rata skor siswa keseluruhan = (192+200) : 32 = 13.0667
Jumlah skor keseluruhan = 3.0954
Jumlah skor keseluruhan = 392
12
DAFTAR SKOR SISWA SOAL NOMOR 5
Nomor siswa yang menjawab benar
Jumlah skor keseluruhan
rpbis= X b−X sSD
√ pq
rpbis=14.7692−11.76473.0954 √ 1330 . 1730
rpbis=3.00453.0954
√ (0.433333 ) (0.566666 )
= (0.9706338) (0.4955355)
= 0.4809835
= 0.48 (artinya butir soal nomor 5 diterima baik)
b. Pendekatan Modern
Analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan
menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal.
Teori ini menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan
antara peluang menjawab benar suatu skala dengan kemampuan siswa.
1) Kelebihan Analisis IRT
Analisis dengan metode IRT memiliki kelebihan, yaitu
a) IRT tidak berdasarkan grup dependent.
b) Skor siswa dideskripsikan bukan test dependent.
c) Menekankan pada tingkat butir soal bukan tes.
d) IRT tidak memerlukan pararel tes untuk menentukan reliabilitas
tes.
e) IRT suatu model yang memerlukan suatu pengukuran
ketepatan untuk setiap skor tingkat kemampuan.
IRT memiliki empat macam model, yaitu :
a) Model satu parameter (model Rasch)
b) Model dua parameter
c) Model tiga parameter
d) Model empat parameter
Contoh kurva ciri soal model satu parameter (model Rasch)
Peluang menjawab benar
13
1,00
0,90
0,50
Kemampuan siswa
2) Kalibrasi Butir Soal dan Pengukuran Kemampuan Orang
Kalibrasi butir soal dan pengukuran kemampuan orang merupakan
proses estimasi parameter pada model respon butir. Proses
mengestimasi kemampuan orang dinamakan pengukuran, sedangkan
proses mengestimasi parameter tingkat kesukaran butir soal dinamakan
kalibrasi. Jadi kalibrasi soal merupakan proses penyamaan skala soal
yang didasarkan pada tingkat kesukaran butir soal dan tingkat
kemampuan siswa.
Proses estimasi dapat dilakukan dengan tangan atau komputer. Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengkalibrasi butir dan
mengukur kemampuan orang dengan tangan seperti berikut ini :
a) Menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir soal ke
dalam tabel.
b) Mengedit data
c) Menghitung distribusi skor soal
d) Menghitung distribusi skor peserta didik
e) Menghitung faktor ekspansi kemampuan peserta didik dan
kesukaran butir soal.
f) Menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar butir
soal.
g) Menghitung tingkat kemampuan dan kesalah standar siswa.
14
1,00
0,90
0,50
-3 -2 -1 -0,52 0 0,87 1 1,28
h) Menghitung probabilitas atau peluang menjawab benar setiap
butir soal dengan rumus sebagai berikut pada model satu
parameter :
Pi (0 )= e IX¿bi
1+¿eD (0−bi )atauPi (0 )= 11+¿eD(E−bi)¿
¿
Estimasi data yang lebih teliti dan akurat hasilnya adalah
menggunakan komputer seperti menggunakan Bigsteps. Di dalam
program ini, estimasi data dapat menggunakan metode Appoximation
Maximun Likelihood (PROX) dan Unconditional Maximum Likelihood
(UCON).
Dalam menganalisis data secara kuantitatif guru dapat menggunakan
kalkulator atau komputer.
a. Analisis Butir Soal Uraian dengan Kalkulator
Analisis butir soal dengan kalkulator maksudnya adalah penelahaan
butir soal secara kuantitatif yang penghitungannya menggunakan bantuan
kalkulator.
Kalkulator yang digunakan di dalam menganalisis data adalah kalkulator
scientifics atau kalkulator statistik, misalnya seperti CASIO fx – 3600P.
Ada 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis butir soal
uraian dengan menggunakan kalkulator statistik:
1) Pembersihan data
2) Fungsi SD
3) Fungsi LR
1) Pembersihan Data
Sebelum kalkulator digunakan untuk menganalisis data, sebaiknya
kalkulator dibersihkan dahulu dari data-data yang berada di dalam
kalkulator, agar hasil analisis tidak terganggu dengan data-data atau
angka yang ada di dalam kalkulator.
15
Cara pembersihannya adalah tekan tombol ON, INV, AC. Apabila
belum bersih, tekanlah tombol MR, M+. Apabila masih belum bersih,
tekanlah tombol MODE, . , INV, AC.
2) Fungsi SD
Fungsi SD merupakan perhitungan yang berhubungan dengan
standard deviasi. Sebelum memulai memasukkan data, munculkanlah
kata SD pada layar kalkulator. Caranya adalah tekan tombol MODE, 3.
Setelah di layar kalkulator muncul SD, maka langkah selanjutnya adalah
memulai memasukkan data.
Kemudian masukan skor siswa, contoh : 55, 54, 51, 55, 53; tidak
perlu memasukkan “nomor atau nama siswa” seperti berikut:
Tabel 2.5
Hasilnya adalah seperti berikut ini:
Tabel 2.6
Menghitung Tekan Tombol Tampak di layar kalkulator
SD sampel INV, 3 1.67332SD populasi INV, 2 1.496662Mean INV, 1 53.6Jumlah data K OUT, 3 5Jumlah skor K OUT, 2 268Jumlah kuadrat skor K OUT, 1 14376
3) Fungsi LR
Fungsi LR merupakan perhitungan yang berhubungan dengan Linier
Regression. Sebelum memulai memasukkan data, munculkanlah kata LR
pada layar kalkulator. Caranya adalah dengan menekan tombol MODE,
2. Setelah di layar kalkulator muncul LR, maka langkah selanjutnya
adalah memulai memasukkan data. Masukan hanya skor siswa (tidak
perlu memasukkan “nomor/nama siswa”) seperti berikut:
16
NO SISWA SKOR X
1 A 552 B 543 C 551
Tabel 2.7
No Siswa Skor X Tekan tombol Skor Y Tekan tombol
1 A 55 [(…… 75 RUN2 B 52 [(…… 60 RUN3 C 54 [(…… 66 RUN4 D 53 [(…… 80 RUN5 E 53 [(…… 85 RUN6 F 54 [(…… 70 RUN
(Tampak di layar kalkulator 70.)
Hasilnya adalah sebagai berikut ini
Tabel 2.8
Menghitung Tekan Tombol Tampak di layar kalkulator
Mean X INV, 1 53.5SD sampel X INV, 3 1.0488088SD populasi X INV, 2 0.9574271Mean Y INV, 4 72.66666SD sampel Y INV, 6 9.201449SD populasi Y INV, 5 8.399735Korelasi XY INV, 9 0.165793A Constant in regression INV, 7 -5.1515B Regression coefficients INV, 8 1.4545Y K OUT, 6 23334XY K OUT, 1 17179
K OUT, 2 321ZX K OUT, 3 6Tn K OUT, 4 32106
K OUT, 5 436
SX1
VYb. Analisis Butir Soal Uraian dengan Komputer
Analisis butir soal dengan komputer maskudnya adalah penelaahan
butir secara kuantitatif yang penghitunggnya menggunakan bantuan
program komputer. Analisis data dengan menggunakan komputer tingkat
keakuratannya lebih tinggi dibandingkan dengan cara manual atau
menggunakan kalkulator. Program komputer yang digunakan untuk
menganalisis data, modelnya bermacam-macam tergantung tujuan dan
maksud analisis yang diperlukan diantaranya; EXCEL, SPSS, ITEMAN,
RASCAL, ASCAL, dan BILOG.
17
1) ITEMAN
ITEMAN merupakan program komputer yang digunakan untuk
menganalisis butir soal secara klasik. Program ini satu paket dengan
MicroCAT yang dikembangkan oleh Assessment Systems Corporation.
Program ini digunakan untuk :
a) Menganalisis data file (format ASCII) jawaban butir soal yang
dihasilkan melalui manual entry data atau dari mesin scanner,
b) Menskor dan menganalisis data soal pilihan ganda dan skala
Likert untuk 30.000 siswa dan 250 butir soal,
c) Menganalisis sebuah tes yang terdiri dari 10 skala (subtes) dan
memberikan informasi tentang validitas setiap butir (daya
pembeda, tingkat kesukaran, proporsi, jawaban pada setiap
option, reliabilitas (KR-20/Alpha), standar error of
measuremen, mean, variance, standar deviasi, skew, kurtosis
untuk jumlah skor pada jawaban benar, skor minimum dan
maksimum, skor median, dan frekuensi distributor.
2) Excel
Excel merupakan sebuah program pengolah data yang biasa
dinamakan “spreadsheet”. Karena dapat mengolah data yang berupa
angka ataupun lainnya. Di program excel tidak semua program statistik
ada, karena itu harus didesain secara manual.
Ada dua cara untuk mengolah data dengan EXCEL, yaitu :
a) Melalui program bantu khusus perhitungan statistik.
b) Melalui fungsi statistik yang terdapat di dalam excel.
3) SPSS (Statistical Program for Social Science)
SPSS merupakan program statistik digunakan untuk menganalisis
data, seperti uji validitas butir atau reliabilitas tes, di samping itu,
program ini dapat digunakan untuk analisis data kuantitatif secara
umum, misalnya uji normalitas, homogenitas, dan linearitas data.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
18
Dalam hal evaluasi peran analisis butir soal sangatlah penting, karena dari soal-soal
yang telah dianalisis, kekurangan-kekurangan dari soal yang akan atau sudah diujikan bisa
diperbaiki, sehingga butir-butir soal tes yang akan atau sudah diberikan oleh guru bisa
berjalan optimal, dan ke depannya menjadi lebih baik.
Dan bagi guru ataupun calon guru, sekiranya dapat memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan analisis butir soal, sehingga soal-soal yang kita berikan kepada siswa bisa
dipahami dan dimengerti dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA19
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP SMA. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo.
20