Post on 18-Feb-2016
description
KONFLIK TERTUTUP DAN INTEGRASI
Konflik atau pertentangan mempunyai hubungan erat dengan proses integrasi.
Hubungan ini disebabkan karena proses integrasi adalah sekaligus suatu proses disorganisasi
dan disintegrasi. Makin tinggi konflik atu pertentangan intra kelompok makin besar gaya
sentripetalnya, makin kecil derajat integrasi kelompok. Konflik atau pertentangan mengenal
beberapa fase, yaitu fase disorganisasi dan fase disintegrasi. Karena suatu kelompok sosial
selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka pertentangan akan berkisar pada penyesuaian
diri ataupun penolakan dari faktor-faktor sosial tersebut.
Disorganisasi sebagai taraf kehidupan sosial yang mendahului disintegrasi mungkin
terjadi karena karena umpan terjadi perbedaan faham tentang tujuan kelompok sosialnya,
tentang norma-norma sosialnya, tentang tindakan dalam masyarakat, apabila sanksi terhadap
perubahan ataupun perbedaan terhadap sistem norma,system tindakan ataupun system
tindakan kelompok tidak ketat, maka dengan sendirinya langkah pertama menuju ke
disintegrasi telah terjadi. Dengan demikian maka disorganisasi terjadi apabila perbedaan atau
jarak antara tujuan sosial dan pelaksanaan terlalu besar.
Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau
kelompok yang terlibat konflik. Contohnya: ketidakpuasan kelompok masyarakat minoritas
terhadap hasil pemilihan kepala desa.
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integrasion” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi
Integrasi sebagai salah satu proses dan hasil kehidupan sosial merupakan alat yang
bertujuan untuk mengadakan suatu keadaan kebudayaan yang homogen. Apabila
homogenitas tercapai maka kelangsungan hidup kelompok banyak-sedikit terjamin. integrasi
berhasil apabila : a). Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan
satu sama lain. b).apabila tercapai semacam konsensus mengenai norma-norma nilai-nilai
sosial. c).apabila norma-norma cukup lama adalah “tetap” atau konsisten atau tidak berubah-
ubah
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga
konflik bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa dalam ruangg dan waktu, dimana
saja dan kapan saja. Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin “con” yang
berarti bersama den “fligere” yang berarti beraturan atau tabrakan
Dengan demikian konflik dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan,
keinginann, pendapat dan lain-lain. Yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih.
Didalam internasional Encyclopaedia of the social Vol diuraikan mengenai pengertian
konflik dari aspek antropologi yakni ditimbulkan sebagai akibat persaingan antara paling
tidak dua pihak, dimana tiap pihak dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok
kekerabatan, satu komunitas atau mungkin satu lapisan kelas sosial pendukung ideologi
tertentu, satu organisasi politik, satu suku bangsa atau satu pemeluk agama tertentu.
Demikian pihak-pihak yang dapat terlibat dalam konflik meliputi banyak macam benyuk dan
ukurannya. Selain itu dapata pula dipahami bahwa pengertian konflik secara antropologi
tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan secara bersama-sama dengan pengertian konflik
menurut aspek-aspek lain yang semuanya itu turut ambil bagian dalam memunculkan konflik
sosial dalam kehidupan kolektif manusia (chang 2001).
B. Macam-macam integrasi dan konflik sosial
Macam-macam integrasi sosial :1[6]
a) Integrasi keluarga
Didalam kehidupan keluarga terdapat anggota-anggota keluarga yang antara
anggota satu dan lainya memiliki peranan dan fungsi. Integrasi keluarga akan tercapai jika
antar-anggota keluarga satu dan lainya menjalankan kedudukan, peranatau fungsinya
sebagaimana mestinya. Apabila antar-anggota keluarga sudah tidak lagi memerankan
peranannya sesuai dengan kedudukannya, maka keluarga tersebut sudah dianggap tidak
terintegrasi lagi.
b) Integrasi kekerabatan
Yang dimaksud dengan kekerabatan adalah hubungan sosial yang diikat oleh
pertalian darah dan hubungan perkawinan sehingga menghasilkan nilai-nilai, norma-norma,
kedudukan serta peranan sosial yang diakui dan ditaati bersama oleh seluruh anggota
kekerabatan yang ada. Integarsi antar-anggota kekerabtan akan terjadi jika masing-masing
anggota kerabat yang ada mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku didalam
sistem kekerabatan tersebut.
c) Integrasi asosiasi (perkumpulan)
Asosiasi adalah satuan sosial yang ditandai oleh adanya kesamaan
kepentingan, atau dengan lain perkata dapat dikatakan bahwa asosiasi merupakan
1
perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan minat, tujuan,
kepentingan, dan kegemaran.
d) Integrasi masyarakat
J.P gillin dan J.L gillin dalam bukunya Cultural Sosiology mendefinisikan
masyarakat sebagai “the largest grouping in which common customs, traditions, attitudes, dan
felling of unity are operative”. Berangkat dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
masyarakat adalah : (1) sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu, (2) bertempat
tinggal dalam waktu yang relatif lama, (3) terdapat tata aturan hidup seperti adat, kebiasaan,
sikap, dan perasaan kesatuan, (4) rasa identitas di antara para warganya. integrasi masyarakat
akan tercapai jika kehidupan masyarakat tersebut telah terpenuhi semua unsur-unsur yang
tadi begitupun sebaliknya jika salah satu unsur tidak terpenuhi maka keadaan masyarakat
tersebut tidak terintegrasi lagi.
e) Integrasi suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial
lainya karena memiliki ciri-ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asl-usul dan
tempat asal kebudayaan. Dalam beberapa kepustakaan sosiologi ditekankan bahwa suku
bangsa merupakan kesatuan penduduk yang memiliki ciri-ciri : (1) secara tertutup
berkembang biak dalam kelompoknya, (2) memiliki nila-nilai dasar yang termanifestasikan
dalam kebudayaan, (3) mewujudkan arena komunikasi dan interaksi, dan (4) setiap anggota
mengenali dirinya serta dikenal oleh lainya sebagai satu bagian dari kategori yang dapat
dibedakan dengan kategori lainnya.
f) Integrasi bangsa
Yang disebut bangsa adalah kelompok manusia yang heterogen sifatnya
tetapi memiliki kehendak yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat
permanen. Ernest renan lebih menekankan bahwa bangsa terbentuk dari orang orang yang
mempunyai latar belakang sejarah, pengalaman sejarah, dan perjuangan serta hasrat untuk
bersatu.
Macam-macam konflik sosial :2[7]
a. Konflik gender
Istilah gender buka merucuk pada aspek jenis kelamin dimana laki-laki
ditunjukan dengan identitas diri dan dimana laki-laki memiliki alat kelamin yang berbeda
dengan perempuan, akan tetapi gender akan lebih berorientasi pada aspek sosiokultural.
Gender lebih memperhatikan pada aspek status dan peranan manusia dilihat dari jenis
2
kelamin. Disalam struktur masyarakat tradisional istilah gender tidak memunculkan persoalan
yang berpangkal tolak pada status dan peranan. Artinya status antara laki-laki dan perempuan
slalu diposisikan dalam kelompok inferior diterimanya sebagai adikodrati. Akan tetapi
didalam struktur masyarakat modern istilah gender menjadi permasalahan yang cukup
penting, terutama isu-isu emansipasi yang diluncurkan oleh kaum perempuan menjadi
pembahasan yang penting didalam kehidupan sosial.
b. Konflik sosial dan antar suku
Istilah ras sering kali di identikkan dengan perbedaan warna kulit manusia,
diantaranya ada sebagian kelompok manusia yang berkulit putih, sawo matang, dan hitam.
Selain konflik rasial ada pula konflik antar etnis yang berdampak pada lenyapnya suatu
negara Yugoslafia sebagai salah satu negara dikawasan eropa timur yang hancur pada dekade
90-an mengalami kehancuran akibat pertentangan antar etnis. Kini Yugoslafia tinggal catatan
sejarah, negara tersebut terpecah belah menjadi tiga negara atas dasar etnis, yaitu etnis serbia,
etnis muslim bosnia, dan croatia. Selain itu berbagai peristiwa dramatis di negeri kita akhir-
akhir ini banyak konflik antar etnis yang setiap saat jika tidak ditangani secara bijak tidak
menutup kemungkinan akan berdampak disintegrasi bangsa.
c. Konflik antar umat agama
Agama tidak cukup dipahami sebagai metode hubungan penyembahan
manusia kepada tuhan serta seperangkat tata aturan kemanusiaan atas dasar tuntutan kitab
suci. Akan tetapi, perbedaan keyakinan dan atribut-atribut justru berdampak pada segmentasi
kelompok-kelompok sosial yang berdiri sendiri. Secara sosiologis, agama selain dapat
dijadikan sebagai alat perekat solidaritas sosial, tetapi juga bisa menjadi pemicu disintegrasi
sosial. Perbedaan keyakinan penganut agama yang meyakini kebenaran ajaran agamanya, dan
menganggap keyakinan agama lain sesat telah menjadi pemicu konflik antar-penganut
agama. Bahkan didalam agama itu sendiri juga terdapat segmentasi sektarian yang meiliki
perbedaan mulai dari perbedaan dari kulit luar ajaran agama ini hingga perbedaan secara
substansial.
d. Konflik antar golongan
Konflik anatar golongan diantaranya dipicu oleh oleh satu golongan tertentu
memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain untuk melakukan perbuatan yang
dikehendaki oleh golongan tersebut. Adapun dipihak lain, golongan merasa terampas
kebebasannya hingga melakukan perlawanan yang tidak pernah tercapai kesepakatan
dianatara golongan tersebut.
e. Konflik kepentingan
Didalam dunia politik : tiada lawan yang abadi dan tiada pula kawan abadi,
kecuali kepentingan abadi. Dengan demikian, konflik kepentingan identik dengan konflik
politik. Realitas politik selalu diwarnai oleh dua kelompok yang memiliki kepentingan yang
saling berbenturan. Berbenturan tersebut dipicu oleh gejala satu pihak ingin merebut
kekuasaan dan wewenang di dalam masyarakat. Di pihak lain terdapat kelompok yang
berusaha mempertahankan dan mengembangkan kekuasaan dan kewenangan yang sudah ada
ditangan mereka.
f. Konflik antarpribadi
Konflik antarindividu adalah konflik sosial yang melibatkan individu
didalam konflik tersebut. Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan atau pertentangan atau
juga ketidakcocokan antara individu satu dengan individu lainya.
g. Konflik antarkelas
Konflik yang terjadi anatarkelas sosial biasanya konflik yang bersifat vertikal
: yaitu konflik antara kelas sosial atas dan kelas sosial bawah. Konflik ini terjadi karena
kepentingan yang berbeda antara dua golongan atau kelas sosial yang ada.
h. Konflik antarnegara/bangsa
Konflik antarnegara adalah konflik yang terjadi antara dua negara atau lebih.
Mereka memiliki perbedaan tujuan negara dan berupaya memaksakan kehendak negaranya
kepada negara lain. Konflik antarnegara biasanya dipicu oleh faktor ideologi dan perbatasan
negara. Konflik ideologi ini memicu adanya konflik antarkawasan.
C. Faktor-faktor pengintegrasian sosial
Munurut Prof. Dr. Ramlan Surbakti, ada lima faktor yang dapat
mempengaruhi kelompok masyarakat terintegrasi dalam komunitas bersama. Faktor faktor ini
diantaranya :3[8]
1. Primodial
Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan,
kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa dan istiadat.
2. Sakral
3
Yang dimaksud sakral dalam konsep ini adalah ikatan-ikatan religius yang dipercayai sebagai
hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak karena dipercayai sebagai wahyu ilahiyah.
Keyakinan masyarakat yang bersifat sakral terwujud dalam agama dan kepercayaan kepada
hal-hal yang bersifat supranatural.
3. Tokoh
Integrasi bisa tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat seorang atau beberapa
tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati karena kepemimpinannya yang bersifat
karismatik.
4. Bhineka tunggal ika
Bhineka tunggal ika dilihat sebagai pemersatu suatu bangsa yang majemuk untuk mencapai
integritas suatu bangsa. Dalam konsep ini biasanya bangsa di dalam suatu negara terdiri atas
kelompok-kelompok atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan yang tersegmentasi ke
dalam kelompok-kelompok yang antara kelompok satu dan lainnya tidak saling melengkapi
akan tetapi justru lebih bersifat kompetitif.
5. Perkembangan ekonomi
Perkembangan ekonomi melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan yang
mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem ekonomi, yaitu menghasilkan barang
dan jasa.
6. Homogenitas kelompok
Kemajemukan sosial selalu mengisi setiap lini kehidupan sosial hanya tiap-tiap kehidupan
sosial akan memiliki intensitas (tingkat tinggi dan rendah) yang berbeda-beda. Integrasi antar
kemajemukan sosial ini akan tercapai jika antar elemen pembentuk struktur sosial tersebut
berusaha membentuk integritas sosial dengan menekankan kesadaran untuk mengurangi
intensitas perbedaan masing-masing elemen sosial tersebut.
7. Besar kecilnya kelompok
Jika kehidupan sosial relativ kecil, maka akan mudah mencapai integrasi sosial dibandingkan
dengan kelompok yang memiliki intensitas perbedaanya lebih besar.
8. Mobilitas sosiogeografis
Mobilitas sosial artinya perpindahan manusia dari tempat yang satu ke tempat yang lain
dengan berbagai latar belakang tujuan. Pada umumnya mobilitas sosial di indonesia di
dominasi oleh tingginya tingakat urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah
pedesaan ke daerah perkotaan.
9. Efektifitas dan efesiensi komunikasi
Cepat lambatnya integrasi sosial akan sangat dipegaruhi oleh tingkat efektivitas dan efesiensi
komunikasi sosial, sebab komunikasi merupakan salah satu prasyarat terjadinya interaksi,
sedangkan interaksi merupakan prasyarat terjadinya integrasi maupun konflik sosial.
D. Faktor faktor konflik sosial
Menurut Turner ada beberapa faktor yang memicu terjadinya konflik sosial,
diantaranya :4[9]
1. Ketidakmerataan distribusi sumber daya yang sangat terbatas di dalam masyarakat.
2. Ditariknya kembali legitimasi pengusa politik oleh masyarakat kelas bawah.
3. Adanya pandangan bahwa konflik merupakan cara untuk mewujudkan kepentingan.
4. Sedikitnya saluran untuk menampung keluhan-keluhan masyarakat kelah bawah serta
lambatnya mobilitas sosial atas.
5. Melemahnya kekuasaan negara yang disertai dengan mobilitas masyarakat bawah oleh elite.
6. Kelompok masyarakat kelas bawah menerima ideologi radikal.
4