Post on 03-Jul-2015
KOMUNIKASI EFEKTIF
A. PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan kunci keberhasilan berinteraksi
dalam kehidupan. Bila komunikasi berjalan efektif, maka arus
informasi dalam dinamika kehidupan akan berjalan dengan lancar
sehingga dapat mempercepat proses penyelesaian suatu
kegiatan. Sebaliknya jika komunikasi terhambat, arus informasi
juga akan tersendat dan akibatnya akan membuat suatu kegiatan
juga terhambat penyelesaiannya.
B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan
mampu menerapkan strategi bekerjasama dalam kelompok
melalui komunikasi yang saling menguntungkan
1
C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan
mampu :
1. Menjelaskan teori dasar komunikasi
2. Menjelaskan komunikasi 2 arah yang efektif
3. Menerapkan komunikasi 2 arah yamg efektif.
4. Menjelaskan hambatan komunikasi dan keberhasilan
komunikasi
2
KOMUNIKASI
A. Pengertian komunikasi
Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan media dan cara penyampaian informasi
yang dipahami oleh kedua pihak, serta saling memiliki kesamaan
arti lewat transmisi pesan secara simbolik
3
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin,
yaitu cum sebuah kata depan yang berarti dengan atau bersama
dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu.
Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam
bahasa Inggris disebut communion, yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan atau hubungan.
Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja,
maka kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar-menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu
kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti memberitahukan
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Drs. Ig Wursanto (1994) dalam bukunya Etika Komunikasi
kantor menjelaskan bahwa komunikasi adalah seluruh proses
yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain.
4
Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan para ahli
bisa disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu kata yang
mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa
percakapan biasa, membujuk, mengajar dan negosiasi.
B. Unsur-unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsure yang
mutlak harus dipenuhi. Ketiga unsure tersebut merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh. Setiap munsur dalam komunikasi
itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan
komunikasi sangat ditentukan oleh semua unsure tersebut. Ketiga
unsure komunikasi itu ialah :
1. Komunikator / sender / pengirim
5
komunikator/sender adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataan kepada komunikan. Komunikator bisa perorangan,
kelompok atau organisasi pengirim berita.
komunikator dalam menyampaikan pesan/informasi/berita
harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa
yang akan disampaikan dan bagaimana cara
menyampaikannya.
Pesan/informasi yang dikirim dapat berupa perintah/instruksi,
saran, usul, permintaan, pengumuman, berita duka dan
sebagainya.
2. Komunikan / Receiver / Penerima
Komunikan/penerima adalah partner dari komunikator dalam
berkomunikasi. Ia berperan sebagai penerima pesan.
Tanggung jawab penerima pesan adalah :
a. Berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti dengan baik dan
benar akan poesan yang disampaikan.
6
b. Memberikan umpan balik untuk memastikan pada
pembicara bahwa pesan telah diterima dan dimengerti.
Dengan diterimanya umpan balik dari pihak komunikan, maka
akan terjadi komunikasi dua arah (two way flow of
communication).
3. Chanel / saluran / media
Chanel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi
pernyataan komunikator kepada komunikan. Atau jalan yang
dilalui oleh feed back komunikan kepada komunikator yang
digunakan oleh pengirim pesan. Pemilihan saluran/media
dalam komunikasi bergantung pada sifat berita yang akan
disampaikan
dalam praktek komunikasi, saluran/media tidak selalu
digunakan oleh komunikator. Artinya komunikasi dapat
dilakukan langsung tanpa media. proses komunikasi tersebut
7
disebut komunikasi langsung atau face to face / direct
communication.
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi mepunyai dua model yaitu model
linier dan model sirkuler.
1. Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari
dua garis lurus, di mana proses komunikasi berawal dari
komunikator dan berakhir pada komunikan.
cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak
komunikasi yaitu dengan menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
8
1. Who (siapa)
2. Says what (mengatakan apa)
3. In which (dengan saluran mana)
4. To whom (kepada siapa)
5. With hat effect (dengan efek seperti apa)
Proses ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Siapa mengatakan dengan saluran kepada dengan
apa yang mana siapa efek spt
apa
Komunikator isi media komunikan efek
pernyataan
2. Model Sirkuler
pada model sirkuler ditandai dengan adanya unsure feedback.
Dengan demikian, proses komunikasi tidak berawal dari satu
titik dan berakhir pada titik yang lain. jadi proses komunikasi
sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
9
Sender Chanel/Media Receiver
Meaning Encode Massage Decode meaning
Noise
Feedback
Pola komunikasi pribadi secara umum yang dimulai dari
tahap superficial (dasar) sampai ke tahap akrab (intim), dan
biasanya melalui jenjang berikut :
1. Tahap interaksi bidang kepribadian umum (public areas)
individu berusaha menghindari konflik, sedikit evaluasi diri,
hubungan disesuaikan dengan norma sosial pada situasi
tersebut.
2. Tahap pertukaran eksplorasi (exploratory exchange) mencakup
pengembangan kepribadian umum (public dan mulai membuka
10
aspek kepribadian khusus, mulai akrab, rileks dan mengarah
pada saling kenal.
3. tahap pertukaran informasi sosial efektif (effective interaction)
persahabatan akan akrab, hubungan mengarah romantis,
bebas, casual, banyak menggunakan kesadaran diri, masih
ada keengganan untuk membuka keintiman. Komunikasi
terfokus pada saling belajar dari satu sama lain.
4. Tahap hubungan stabil (stable exchange stage) keterbukaan
umum pribadi dalam semua tingkat, baik yang bersifat umum
maupun pribadi. Komunikasi verbal dan non verbal dalam
tahap ini berorieantasi lingkungan dan mulai memiliki tahap
emosi yang efektif terhadap lawan bicara.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran dan
hambatan dalam berkomunikasi :
1. Faktor pengetahuan
11
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka ia
makin banyak perbendaharaan kata yang dapat memberikan
dorongan bago yang bersangkutan untuk berbicara lebih
lancar.
2. Faktor pengalaman
makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin
menyebabkan seseorang terbiasa menghadapi sesuatu. Orang
yang sering menghadapi massa, sering berbicara di depan
umum akan lancar berbicara dalam keadaan apapun dan
dalam suasana seperti apapun.
3. Faktor inteligensia
Orang yang inteligensianya rendah biasanya kurang lancar
dalam berbicara karena kurang memiliki kekayaan
perbendaharaan kata dan bahasa yang baik.
4. Faktor kepribadian
12
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan,
biasanya kurang lancar berbicara.
5. Faktor biologi
Kelumpuhan organ berbicara dapat menyebabkan berbagai
kelainan.
KOMUNIKASI EFEKTIF
A.. Aspek Komunikasi Efektif
Sebelum mendefinisikan komunikasi efektif, kita perlu
merujuk terlebih dahulu kepada kata “efektif” itu sendiri. Secara
etimologis, kata efektif sering diartikan dengan mencapai sasaran
yang diinginkan ( producing desired result), bersifat
menyenangkan (having a pleasing effect), bersifat actual dan
nyata (actual and real). Dengan demikian komunikasi efektif dapat
13
diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver
sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator,
kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang
positif sesuai yang diharapkan. Jadi komunikasi efektif itu terjadi
apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai
dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator
dan komunikan).
B. Aspek-aspek komunikasi efektif
1. Kejelasan (Clarity) : bahasa maupun informasi yang
disampiakan harus jelas.
2. Ketepatan (accuracy) : bahasa dan informasi yang disampaikan
harus betul-betul akurat alias tepat. bahasa yang digunakan
14
harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus benar.
benar di sini berarti sesuai dengan apa yang sesungguhnya
ingin disampaikan. Bisa saja informasi yang ingin kita
sampaikan belum tentu kebenarannya, tetapi apa yang akan
kita sampaikan betul-betul apa yang memang kita ketahui.
Inilah yang dimaksud dengan akurasi.
3. Konteks (contex) : bahasa dan informasi yang disampaikan
harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana
komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan
informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak
tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
4. Alur (flow) : keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat
berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif.
5. Budaya (culture) : aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan
informasi, tetapi juga tatakrama atau etika.
15
C. Efektivitas komunikasi verbal dan nonverbal
Kualitas komunikasi verbal ditentukan oleh tonalitas suara
atau tinggi rendahnya dan lemah lembutnya suara, keras tidaknya
suara dan perubahan nada suara. tetapi tonalitas suara saja tidak
cukup, karena tonalitas suara bisa saja membuat komunikasi
verbal kurang hidup. Oleh karena itu, tonalitas suara sebaiknya
dibarengi dengan ekspresi atau raut muka yang sesuai.
Efektivitas komunikasi nonverbal dapat dibangun dengan
beberapa cara, antara lain :
1. Cara berpakaian
Cara berpakaian telah mengkomunikasikan siapa dan apa
status seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun
dalam waktu-waktu tertentu (pesta, rapat, kunjungan). jadi
pakailah pakaian yang tepat untuk suasana yang tepat pula.
2. Waktu
16
bagi sebagian orang, semestinya bagi kita semua waktu adalah
sesuatu yang sangat berarti. Dalam konteks organisasi, dimana
masing-masing mempunyai tugas yang harus diselesaikan,
berkomunikasilah dengan tepat. Artinya, dalam berkomunikasi
manfaatkan waktu sebaik--baiknya.
3. Tempat
Tempat sangat menentukan efektivitas komunikasi.
Selain ketiga aspek di atas, untuk membangun efektivitas
dalam komunikasi non verbal, kita perlu juga memahami fungsi-
fungsi yang menunjukkan ke-nonverbal-an komunikasi. Di
antaranya :
a. Repetition (pengulangan). Pengulangan pesan dri individu
dilakukan dengan verbal
b. Contradiction (pertentangan/penyangkalan). Penyangkalan
pesan yang dilakukan terhadap seseorang. Misalnya,
mengangkat bahu artinya tidak tahu, menggelengkan kepala
17
artinya tidak. pada momen tertentu, komunikasi non verbal
mungkin saja lebih akurat daripada komunikasi verbal.
c. Substitution (pengganti pesan). Misalnya seseorang
berkomunikasi dengan “fire in his eyes” (mendelik),
berkomunikasi dengan mengepalkan tangan, dan
sebagainya.
d. Complementing (melengkapi pesan verbal). Misalnya
mengatakan bagus sambil menunjukkan ibu jari,
mengatakan seseorang tidak waras dengan menunjuk
kening dengan jari telunjuk miring.
e. Accenting (penekanan). Penekanan di sini artinya
menggarisbawahi pesan verbal. Misalnya berbicara dengan
sangat pelan atau menekan kaki.
Pengirim pesan dapat secara terus menerus menggunakan
non verbal komunikasi untuk meningkatkan dampak dari verbal
komunikasi. Dalam menggunakan non verbal komunikasi harus
18
berhati-hati. Karena penggunaan non verbal komunikasi akan
mempunyai arti yang berbeda antara satu suku bangsa dengan
suku bangsa lainnya.
Perbedaan buadaya akan sangat mempengaruhi
keefektifan dalam berkomunikasi. Sebab komunikasi akan
efektif apabila ia dapat menguraikan nilai-nilai dasar, motivasi,
aspirasi dan asumsi-asumsi yang didasarkan pada geografi
atau letak suatu negara, fungsi dan tingkat sosial.
Perbedaan bahsa dapat menyebabkan hambatan dalam
komunikasi. Akan tetapi perbedaan budaya lebih menghambat
komunikasi dibandingkan dengan perbedaan bahasa.
Seperti telah dijelaskan di depan bahwa kualitas
komunikasi verbal ditentukan oleh tonalitas suara atau tinggi
rendahnya dan lemah lembutnya suara, keras tidaknya suara
saja tidak cukup karena tonalitas suara bisa saja membuat
komunikasi verbal kurang hidup. Oleh karena itu, tonalitas
19
suara sebaiknya dibarengi dengan ekspresi atau raut muka
yang sesuai.
Sebuah hasil survey menunjukkan bahwa dalam
komunikasi verbal, keberhasilan menyampaikan informasi 55 %
ditentukan oleh bahasa tubuh (body language), postur, isyarat
dan kontak mata, 38 % ditentukan oleh nada suara dan hanya
7 % saja yang ditentukan oleh kata-kata.
Pada perkembangan jaman sperti saat ini, komukasi pada
organisasi modern/organisasi yang maju menggunakan media
yang tersedia, misalnya video displau terminak, E-mail, net
camera dan voidce mail.
Keberhasilan komunikasi secara umum dapat dilihat dari
aspek ketercapaian tujuan komunikasi. Keberhasilan ini dapat
dinilai dari berbagai segi, meliputi :
20
1. Kepercayaan penerima pesan (komunikan terhadap
komunikator serta keterampilan komunikator berkomunikasi
(menyajikan isi komunikasi sesuai tingkat nalar komunikan.
2. Daya tarik pesan dan kesesuaian tentang isi pesan antara
komunikator dan komunikan.
3. Pemahaman yang sama tentang isi pesan antara
komunikator dan komunikan.
4. Kemampuan komunikan menafsirkan pesan, kesadaran dan
perhatian komunikan akan kebutuhannya atas pesan yang
diterima.
5. Setting komunikasi kondusif (nyaman, menyenangkan dan
menantang).
6. Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan
media yang sesuai dengan jenis indera penerima pesan
21
D. Strategi membangun komunikasi efektif
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menciptakan suatu komunikasi efektif.
1. Ketahui mitra bicara (audience). Kita harus sangat sadar
dengan siapa kita bicara. Apakah dengan orang tua, anak-
anak, laki-laki atau perempuan, status sosialnya seperti apa,
pangkat, jabatan dan sebagainya. Dengan mengetahui
audience kita, kita harus cerdik dalam memilih kata-kata yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau gagsan kita.
Bahasa yang dipakai harus sesuai dengan bahsa yang mudah
dipahami oleh audience kita. Pengetahuan mitra bicara kita pun
harus diperhatikan. Jadi dengan memperhatikan mitra bicara
kita akan dapat menyesuaikan diri dalam berkomunikasi
dengannya.
22
2. Ketahui tujuan. Tujuan kita dalam berkomunikasi akan sangat
menentukan cara kita menyampaikan informasi. Jadi kejelasan
tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui sebelum kita
berkomunikasi. Bila kita bermaksud sekedar menyampaikan
informasi, tentu komunikasi kita bersifat pengumuman. Tetapi
bila kita bermaksud membeli atau menjual barang, komunikasi
kita akan bersifat negosiasi. lain pula cara kita berkomunikasi
apabila tujuan kita untuk menghibur, membujuk atau mungkin
sekedar basa-basi.
3. Perhatikan konteks. Konteks di sini bisa berarti keadaan atau
lingkungan pada saat berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi
konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang
disampaikan. Formalitas dalam konteks tertentu juga dapat
mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. Dapat
dikatakan bahwa konteks sangat mempengaruhi makna
apapaun yang ingin disampaikan. Formalitas konteks tertentu
23
juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang.
Misalnya gaya komunikasi atasan dan bawahan di lingkungan
dunia kerja, bahkan komunikasi antar sesama atasan maupun
sesama bawahan pasti berbeda
4. Pelajari kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang
atau mayarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.
yang penting adalah pelaku komunikasi harus memahami kultur
mitra bicaranya hingga timbul saling pengertian dan
penyesuaian gaya berkomunikasi dapat terjadi.
5. Pahami bahasa. “Bahasa menunjukkan bangsa”. Artinya
bahasa dapat menjadi ciri khas atau identitas suatu bangsa.
berbicara identitas berarti berbicara harga diri atau
kebanggaan. Dengan memahami bahasa orang lain berarti
berusaha menghargai orang lain. tetapi memahami bahasa di
sini tidak berarti harus memahami semua bahasa yang dipakai
oleh mitra bicara kita. Untuk memperjelas pesan yang hendak
24
disampaikan dalam berkomunikasi, gunakanlah kalimat-kalimat
sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan
kompleks seringkali mengaburkan makna. Keterampilan dalam
menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan tepat dalam
berbahasa akan sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi
kita.
Referensi
1. A. Supratiknya, 98. Komunikasi Antar Pribadi (Tinjauan
Psikologis. Kanisius, Yogyakarta.
2. Anwar Arifin, 1988. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
25
3. Hafied Cangara, 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
4. Endang Lestari, 2003. Komunikasi Yang Efektif. LAN RI,
Jakarta.
26