Post on 02-Jul-2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan Semesta Alam yang telah
melimpahkan taufik dan rahmatNya sehingga penulis berhasil menyusun makalah ini dengan
baik. Adapun judul dalam makalah ini adalah Komunikasi Efektif .
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada beberapa pihak yang telah membantu dan memberikan
dorongan serta motivasi agar penelitian ini dapat berhasil.
Penulis juga mengharapkan saran dan kritik demikian perbaikan makalah ini, karena
penulis merasa bahwa makalah ini jauh dari kesempurnan baik dari segi penulisan maupun isi
dari makalah ini. Dengan harapan makalah ini juga bisa bermanfaat bagi semua pembaca
makalah ini.
Surakarta, April 2011
Penulis,
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. 2
BAB I KOMUNIKASI EFEKTIF
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 3
B. Pembatasan Masalah …………………………………………………….. 3
C. Tujuan Penulisan Makalah ………………………………………………. 4
D. Sistematika Penulisan …………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Pemimpin …………………………………………………….... 5
B. Tujuan Dan Unsur – Unsur Komunikasi ……………………………….. 6
C. Fungsi – Fungsi Komunikasi …………………………………………... 7
D. Efektifitas Proses Komunikasi Dalam Manajemen Pendidikan ……….. 9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 13
B. Saran – Saran ………………………………………………………….. 14
2
BAB I
KOMUNIKASI EFEKTIF
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan
orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa
manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses
komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok
pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil
apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal terjadi
dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses
komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai
unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun
oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.
B. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
3
a. Pengertian Komunikasi
b. Tujuan dan unsure-unsur komunikasi
c. Fungsi-fungsi komunikasi
d. Efektivitas proses komunikasi dalam menajemen pendidikan.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan
ini diarahkan untuk :
a. Untuk mengetahui arti komunikasi
b. Untuk mengetahui tujuan dan unsure-unsur komunikasi
c. Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi
d. Untuk mengetahui efektivitas proses komunikasi dalam manajemen pendidikan
D. Sistematika Penulisan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematika
penulisannya meliputi bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan, bab II diibahas tentang
pengertian komunikasi, tujuan dan unsure-unsur komunikasi komunikasi, fungsi-fungsi
komunikasi, dan efektivitas proses komunikasi dalam manajemen pendidikan, dan bab III
merupakan bab terakhir dalam penulisan makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pemimpin
Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi
komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna mengemuakakan
bahwa “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan,
pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses
interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.
Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap hubungan antara
orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi dengan maksud untuk
mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau berita maupun yang sifatnya
berkaitan dengan pribadi dalam mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada
orang lain.
Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio Donosepoetro mengartikan
“Rhetoric dengan komunikasi, yang artinya sebagai segala usaha dan kemampuan seseorang
untuk persuasi.
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan sebagai usaha yang dilakukan
oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya untuk berkomunikasi
terhadap orang lain di dalam menyampaikan tujuan yang diinginkan. Dengan demikian
5
bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi
sikap dan perbuatan orang-orang yang menjadi lawan bicara atau lawan untuk
berkomunikasi.
B. Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-
orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang
ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi
sebagai berikut :
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi
tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1. Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah
kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
6
2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam
kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide
yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita
itu ditujukan.
4. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5. Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak
penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi
itu di dalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber
yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan
disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau
media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu
keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan
mengalami hambatan.
C. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi
mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi
komunikasi adalah :
1. Fungsi informasi
7
2. Fungsi komando akan perintah
3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4. Fungsi integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui
komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada
bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau
pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana
kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan
tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan
dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan
bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari
pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa
berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan
dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di
mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa
sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas
dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi
dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat
8
dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok
merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling
memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
D. Efektivitas Proses Komunikasi dalam Manajemen Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk
mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau
gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar komunikasi berjalan efektif,
komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah,
ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi
hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk
menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi
ada beberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu
ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu.
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai
dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai
dengan maksud komunikasi.
9
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat
penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar
menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau
tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian
yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara
formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara
formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa
“Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan,
penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar
laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang
diperindah atau dibiaskan.
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-
pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann
ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal
atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.
Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya
mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai
penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah komunikasi
yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau
10
informasi secara pribadi. Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan
pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi
dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal,
memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang
baik.
Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal,
ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap
organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada
putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama.
Dalam kegitan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan
pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu manajemen
pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai
dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara
komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala
sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan
dalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya
dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu
hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat
segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses
komunikasi dapat berlangsung.
11
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu
komunikasi aktif dan komunikasi pasit. Komunikasi aktif merupakan suatu proses
komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan
antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara
keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan
informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan
tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik
dari proses komunikasi.
12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan,
pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses
interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada
tujuan komunikasi, yaitu :
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi. Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur
komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada satu maksud atau tujuan,
adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi,
dan harus ada penerima berita.
13
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa
fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi
dan penyaluran, dan fungsi integrasi.
Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal
maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari
setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh
setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin.
Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi
maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting
yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan
yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya,
sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana
gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan
komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok
dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi
komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
B. Saran-Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang
berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut:
14
1. Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi,
dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan,
sehingga dapat efektif dan efisien.
2. Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau
informasi.
3. Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan
komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya
tujuan yang telah diteapkan.
15