Post on 11-Dec-2015
description
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari
kegiatan komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi
berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah
komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal
balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa
sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam
programprogram yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang
hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat
ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang
lebih baik.
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling
komplek yang diciptakan tuhan YME.Sebagai mahluk hidup,
tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses
makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang
tidak lagi bermanfaat bagi tubuh manusia itu sendiri.Proses
pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa dinamakan
proses pencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di
dalam tubuh manusia.Sedangkan proses pengeluaran
kotoran tersebut dinamakan eliminasi.
B.TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah mempelajari tentang
komunikasi dan eliminasi dalam asuhan keperawatan pada
1
tahap pengkajian tindakan keperawatan dan evaluasi pada
pola eleminasi.
C.RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian komunikasi?
b. Bagaimana proses komunikasi?
c. Apa fungsi Komunikasi?
d. Apa pengertian eliminasi?
e. Bagaimana fisiologi dalam eliminasi?
f. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi?
g. Bagaiman tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan
eliminasi?
h. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan saat menangani
pasien dalam eliminasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
I. KOMUNIKASI
A. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris
“communication”), secara epistemologis atau menurut asal katanya
adalah daribahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis. Kata communis memiliki makana “berbagi”
atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminilogis
merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini
adalah manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut
dijelaskan secara efektif oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi
sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell
dalam karyannya, The Structure and Function of Communication in
Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai
berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What
Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui saluran apa?)
Komunikan (kepada siapa?)
Efek (efek apa?)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana
prosese komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode)
pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada
pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
3
B. Proses Komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19)
membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambing sebagai media. Lambing sebagai media
primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa),
dan pesan nonverbal. Komunikasi berlangsung apabila terjadi
kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan.
Prosesnya sebagai berikut,pertama komunikator menyandi
(encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini
berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya
ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti
oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan
(decode) pesan dari komunikator. Iniberarti komunikan
menafsirkan lambing yang mengandung perasaan dan pikiran
komunikator. Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994)
menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan
yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka
acuan (frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan
pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm juga
menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila
bidang pengalaman komunikator sama dengan dengan bidang
pengalaman komunikan. Sebagai contoh: si A seorang
mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan
valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan lancaraapabila
pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang
juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal
4
tersebut dengan si C yang yang seorang pemuda desa tamatan
SD tentunya proseskomunikasi tidak akan berjalan lancar.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambing sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua
komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat
yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon fax,
radiao, majalah, dll merupakan media yang sering digunakan
dalan komunikasi.
C. Fungsi Komunikasi
William I. Loren Anderson (dalam Deddy Mulyadi,2005:5-30
mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi 4, yaitu:
1. Sebagai komunikasi social
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan
hidup, untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tegangan
dan tekanan, antara lain lain lewat komunikasi yang bersifat
menghibur danb memupuk hubungan dengan orang lain.
Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan
mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Melalui
komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai
siapa kita, namun bagaiaman kita merasakan siapa kita. George
Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mngistilahkan
significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-
orang di sekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam
membentuk konsep diri kita. Richard Dewey dan W.J Humber
5
(19969) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan
mereka kita punya ikatan emosional.Dari merekalah
perlahanlahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu,
terdapat juga yang disebut reference group yaitu kelompok yang
secara emosioanal mengikat kita, dan berpengaruh terhadap
pembentukan konsep diri kita. Dengan ini, orang akan
mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri dengan ciri-ciri
kelompok.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan peerasaan-perasaan
(emosi) kita. Perasan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan
melalaui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,
simpati, gembira, sedih, takut dapat disampaikan lewat kata-kata,
namun bisa disampaiakn lebih ekspresif lewat perilaku nonverbal.
Misalnya ibu menunjukan rasa kasih sayangnya dengan membelai
kepala anaknya.
3. Sebagai komunikasi ritual
Komunikasi ritual biasanya dapat terlihat pada suatu komunitas
yang melakukan upacara-upacara yang disebut oleh para
antropolog sebagai rites of passage, seperti upacara kelahiran,
upacara pernikahan, siraman, dan lain-lain.dalam acara tersebut
orang-orang biasanya mengucapkan kata-kata atau perilaku-
perilaku simbolik.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum,
yaitu: menginformasikajn, mengajar,mendorong, mengubah sikap,
menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrument,
komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan
membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan
hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi esbagai instrument
untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan
6
jangka pendek maupun jangka panjang. Berkenaan dengan fungsi
komuniasi ini, seorang ahali bernama Harold D Laswell
memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
Pengawasan lingkungan yaitu epnyingkapan ancaman dan
kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.
Menghubungkan bagian-bagian penting yang tak
terpisahkan bagi masyarakat untuk menanggapi lingkungan
Menurunkan warisan social dari generasi ke generasi
II. ELIMINASI
A. Pengertian Eliminasi
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan,
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik
berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan
atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja
yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem
pencernaan (Dianawuri, 2009).
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.
B. Fisiologi Dalam Eliminasi
1. Fisiologi Defekasi
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang
yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan
membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari.
Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya
7
bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai
lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di
dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan
dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum
mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum,
serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi
perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal
bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma
dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya
berakhir (Pearce, 2002).
2. Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi
urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses
ini terjadi dari dua langkah utama yaitu:Kandung kemih secara
progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah
kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung
kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi antara lain:
1. Umur
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga
pengontrolannya. Anak-anak tidak mampu mengontrol
eliminasinya sampai sistem neuromuskular berkembang,
biasanya antara umur 2-3 tahun. Orang dewasa juga mengalami
perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses
pengosongan lambung. Diantaranya adalah atony
(berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos
colon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan
8
mengerasnya (mengering) feses, dan menurunnya tonus dari
otot-otot perut yang juga menurunkan tekanan selama proses
pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga
mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani
yang dapat berdampak pada proses defekasi.
2. Diet
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi
feses. Cukupnya selulosa, serat pada makanan, penting untuk
memperbesar volume feses. Makanan tertentu pada beberapa
orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini
berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa bagian
jalur dari pengairan feses. Makan yang teratur mempengaruhi
defekasi. Makan yang tidak teratur dapat mengganggu
keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu
yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu,
respon fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan pola
aktivitas peristaltik di colon.
3. Cairan
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika
pemasukan cairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth:
urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh
melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat
di sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering
dari normal, menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi
berkurangnya pemasukan cairanmemperlambat perjalanan
chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan
reabsorbsi cairan dari chyme.
4. Tonus Otot
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting
untuk defekasi.
9
Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi
pergerakan chyme sepanjang colon. Otot-otot yang lemah
sering tidak efektif pada peningkatan tekanan intraabdominal
selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-
otot yang lemah merupakan akibat dari berkurangnya latihan
(exercise), imobilitas atau gangguan fungsi syaraf.
5. Faktor Psikologi
Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi
defekasi. Penyakit-penyakit tertentu termasuk
diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi
mempunyai komponen psikologi. Diketahui juga
bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah
dapat meningkatkan aktivitas peristaltik dan
frekuensi diare. Ditambah lagi orang yang depresi
bisa memperlambat motilitas intestinal, yang
berdampak pada konstipasi.
6. Gaya Hidup
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada
beberapa cara. Pelathan buang air besar pada
waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi
pada waktu yang teratur, seperti setiap hari
setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada
pola defekasi yang ireguler. Ketersediaan dari
fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan
kebutuhan akan privacy juga mempengaruhi pola
eliminasi feses. Klien yang berbagi satu ruangan
dengan orang lain pada suatu rumah sakit
mungkin tidak ingin menggunakan bedpan karena
privacy dan kegelisahan akan baunya.
7. Obat- obatan
10
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat
berpengeruh terhadap eliminasi yang normal.
Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti
dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan
diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan
codein, menyebabkan konstipasi.Beberapa obat
secara langsung mempengaruhi eliminasi.
Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas
usus dan memudahkan eliminasi feses. Obat-
obatan ini melunakkan feses, mempermudah
defekasi. Obat-obatan tertentu seperti
dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan
aktivitas peristaltik
dan kadang-kadang digunakan untuk
mengobati diare.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Miksi:
1. Jumlah air yang diminum Semakin banyak air
yang diminum jumlah urin semakin banyak.
Apabila banyak air yang diminum, akibatnya
penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga
pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air
kencing akan terlihat bening dan encer.
Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum,
akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan
banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air
kencing berwarna lebih kuning .
2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah
Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak
konsumsi garam maka pengeluaran urin semakin
banyak.
11
3. Konsentrasi hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering
mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi pada orang
yang menderita kencing manis.
4. Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung
air, maka ADH akan banyak disekresikan ke
dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat
sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya
sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak
mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke
dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air
berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan
encer dan jumlahnya banyak.
5. Suhu Lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan
berusaha untuk menjaga
suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang
mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih
banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya
ginjal.
Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya
samakin banyak, maka pengeluaran air kencing
pun banyak.
6. Gejolak Emosi dan Stres
Jika seseorang mengalami stress, biasanya
tekanan darahnya akan meningkat sehingga
banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada
saat berada dalam kondisi emosi, maka kandung
12
kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka
timbullah hasrat ingin buang air kecil.
7. Minum Alkohol dan Cafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon
antidiuretika. Seseorang yang banyak minum
alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya
akan meningkat.
D. Tindakan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar):
a. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
b. Membantu pasien buang air besar dengan pispot
c. Memberikan huknah rendah
d. Memberikan huknah tinggi
e. Memberikan gliserin
f. Mengeluarkan feses dengan jari
Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi
dengan:
a. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi
b. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi
c. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti
sayuran, buah-buahan, nasi; mempertahankan minum 2 -3 liter/hari
d. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien
e. Positioning
E. Hal-hal yang Perlu diperhatikan Saat Menangani Pasien dalam
Eliminasi
a. Privacy
Privacy selama defekasi sangat penting untuk kebanyakan orang.
Perawat seharusnya menyediakan waktu sebanyak mungkin seperti
kepada klien yang perlu menyendiri untuk defeksi. Pada beberapa
klien yang mengalami kelemahan, perawat mungkin perlu
13
menyediakan air atau alat kebersihan seperti tissue dan tetap
berada dalam jangkauan pembicaraan dengan klien.
b. Waktu
Klien seharusnya dianjurkan untuk defeksi ketika merasa ingin
defekasi. Untuk menegakkan keteraturan eliminasi alvi, klien dan
perawat dapat berdiskusi ketika terjadi peristaltik normal dan
menyediakan waktu untuk defekasi. Aktivitas lain seperti mandi
dan ambulasi seharusnya tidak menyita waktu untuk defekasi.
c. Nutrisi dan Cairan
Untuk mengatur defekasi normal diperlukan diet,
tergantung jenis feses klien yang terjadi, frekuensi defekasi dan
jenis makanan yang dirasakan klien dapat membantu defekasi
normal. klien untuk minum cairan hangat dan jus buah, juga
masukkan serat dalam diet.
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau
perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti
oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan
14
dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan lambing yang
mengandung perasaan dan pikiran komunikator.
Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine
(kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
Organ yang berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih
dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses
berkemih. Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria
(kandung kemih). Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah
diet, asupan, respon keinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang
dan stress psikologi.
B. SARAN
1. Komunikasi harus terjadi kesamaan makna atau topik pembicaraan yang
sesuai.
2. Seorang perawat harus dapat menjaga privasi pasien, waktu serta
memberikan cairan serta nutrisi untuk pasien
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karyahttp://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32098225/eliminasi-libre.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1427502164&Sign
ature=amLPKyFq24UCgPFM8fL90CRqIMA%3D. Diakses 29 April 2015.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf . Diakses 29 April 2015.
15
Role Play
Para Tokoh :
1. Perawat : Danti
2. Keluarga Pasien : Istika
3. Pasien : Sirli
Sabtu pagi di bangsal kamboja. Seorang perawat sedang melewati
lorong bangsal kamboja. Tiba-tiba di salah satu kamar pasien terdengar
panggilan dari pihak keluarga, yang adiknya mengalami patah tulang.
16
Istika : “Pagi sus, adik saya hari ini ingin buang air besar dengan
suster, apakah suster bisa membantunya ?”
Danti : “Pagi juga, baiklah saya akan membantu adik anda dalam
buang air besar”
Istika : “Baik kalau begitu cepat ke ruangan adik saya sus”
Danti : “Baik mbak”
(sesampainya di kamar 404 bangsal kamboja)
Danti : “Selamat pagi dik, saya perawat danti yang bertugas dari
jam 07.00-14.00. disini saya akan membantu adik dalam
buang air besar, bisa dimulai sekarang dik? saya akan
bantu dalam berjalan ya ?”
Sirli : “baik sus, terima kasih”
Danti : “Baik dik, sekarang adik sudah bisa buang air besar kalau
sudah selesai adik bisa panggil saya, saya tunggu diluar ya
?”
Sirli : “Terimakasih sus”
(3 menit kemudian)
Sirli : “Suster ini saya sudah selesai”
Danti : “Baik dik saya bantu bersihkan ya “
Danti : “Adik ini sudah selesai, mari saya bantu menuju tempat
tidur”
Sirli : “Baik sus terima kasih”
Danti : “Dik sekarang adik sudah berada di tempat tidur, apakah
sekarang adik sudah merasa nyaman ?”
Sirli : “Sudah sus”
Danti : “Alhamdulillah, sebelum saya kembali apakah ada yang
ingin adik tanyakan?”
Sirli : “Tidak sus, trima kasih”
Danti : “Baik dik, saya juga ingin mengingatkan sebentar lagi
waktunya minum obat, obatnya bisa diminum ya dik,
supaya adik lekas sembuh.”
17
Sirli : “Baik sus, terima kasih akan saya minum obatnya”
Danti : “Bagus dik saya yakin dengan ini adik bisa cepat sembuh,
saya permisi dulu ya, Assalamu’alaikum”
Sirli&Istika : “Wa’alaikumsalam, trimakasih sus”
--Tamat--
18