komunikasi

27
i

description

komunikasi dalam keperawatan

Transcript of komunikasi

Page 1: komunikasi

i

Page 2: komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari

kegiatan komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi

berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah

komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal

balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa

sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa

mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari

pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam

programprogram yang bertujuan memperbaiki derajat

kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang

hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat

ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang

lebih baik.

Manusia merupakan mahluk hidup yang paling

komplek yang diciptakan tuhan YME.Sebagai mahluk hidup,

tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses

makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang

tidak lagi bermanfaat bagi tubuh manusia itu sendiri.Proses

pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa dinamakan

proses pencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di

dalam tubuh manusia.Sedangkan proses pengeluaran

kotoran tersebut dinamakan eliminasi.

B.TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah mempelajari tentang

komunikasi dan eliminasi dalam asuhan keperawatan pada

1

Page 3: komunikasi

tahap pengkajian tindakan keperawatan dan evaluasi pada

pola eleminasi.

C.RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian komunikasi?

b. Bagaimana proses komunikasi?

c. Apa fungsi Komunikasi?

d. Apa pengertian eliminasi?

e. Bagaimana fisiologi dalam eliminasi?

f. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi?

g. Bagaiman tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan

eliminasi?

h. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan saat menangani

pasien dalam eliminasi?

2

Page 4: komunikasi

BAB II

PEMBAHASAN

I. KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris

“communication”), secara epistemologis atau menurut asal katanya

adalah daribahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber

pada kata communis. Kata communis memiliki makana “berbagi”

atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk

kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminilogis

merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini

adalah manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut

dijelaskan secara efektif oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi

sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell

dalam karyannya, The Structure and Function of Communication in

Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai

berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What

Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi

lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

Komunikator (siapa yang mengatakan?)

Pesan (mengatakan apa?)

Media (melalui saluran apa?)

Komunikan (kepada siapa?)

Efek (efek apa?)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana

prosese komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode)

pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada

pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

3

Page 5: komunikasi

B. Proses Komunikasi

Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19)

membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambing sebagai media. Lambing sebagai media

primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa),

dan pesan nonverbal. Komunikasi berlangsung apabila terjadi

kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan.

Prosesnya sebagai berikut,pertama komunikator menyandi

(encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini

berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya

ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti

oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan

(decode) pesan dari komunikator. Iniberarti komunikan

menafsirkan lambing yang mengandung perasaan dan pikiran

komunikator. Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994)

menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan

yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka

acuan (frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan

pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm juga

menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila

bidang pengalaman komunikator sama dengan dengan bidang

pengalaman komunikan. Sebagai contoh: si A seorang

mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan

valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.

Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan lancaraapabila

pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang

juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal

4

Page 6: komunikasi

tersebut dengan si C yang yang seorang pemuda desa tamatan

SD tentunya proseskomunikasi tidak akan berjalan lancar.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah

memakai lambing sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua

komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat

yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon fax,

radiao, majalah, dll merupakan media yang sering digunakan

dalan komunikasi.

C. Fungsi Komunikasi

William I. Loren Anderson (dalam Deddy Mulyadi,2005:5-30

mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi 4, yaitu:

1. Sebagai komunikasi social

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk

membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan

hidup, untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tegangan

dan tekanan, antara lain lain lewat komunikasi yang bersifat

menghibur danb memupuk hubungan dengan orang lain.

Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan

mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat

informasi yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Melalui

komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai

siapa kita, namun bagaiaman kita merasakan siapa kita. George

Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mngistilahkan

significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-

orang di sekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam

membentuk konsep diri kita. Richard Dewey dan W.J Humber

5

Page 7: komunikasi

(19969) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan

mereka kita punya ikatan emosional.Dari merekalah

perlahanlahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu,

terdapat juga yang disebut reference group yaitu kelompok yang

secara emosioanal mengikat kita, dan berpengaruh terhadap

pembentukan konsep diri kita. Dengan ini, orang akan

mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri dengan ciri-ciri

kelompok.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan peerasaan-perasaan

(emosi) kita. Perasan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan

melalaui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,

simpati, gembira, sedih, takut dapat disampaikan lewat kata-kata,

namun bisa disampaiakn lebih ekspresif lewat perilaku nonverbal.

Misalnya ibu menunjukan rasa kasih sayangnya dengan membelai

kepala anaknya.

3. Sebagai komunikasi ritual

Komunikasi ritual biasanya dapat terlihat pada suatu komunitas

yang melakukan upacara-upacara yang disebut oleh para

antropolog sebagai rites of passage, seperti upacara kelahiran,

upacara pernikahan, siraman, dan lain-lain.dalam acara tersebut

orang-orang biasanya mengucapkan kata-kata atau perilaku-

perilaku simbolik.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum,

yaitu: menginformasikajn, mengajar,mendorong, mengubah sikap,

menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrument,

komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan

membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan

hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi esbagai instrument

untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan

6

Page 8: komunikasi

jangka pendek maupun jangka panjang. Berkenaan dengan fungsi

komuniasi ini, seorang ahali bernama Harold D Laswell

memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

Pengawasan lingkungan yaitu epnyingkapan ancaman dan

kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.

Menghubungkan bagian-bagian penting yang tak

terpisahkan bagi masyarakat untuk menanggapi lingkungan

Menurunkan warisan social dari generasi ke generasi

II. ELIMINASI

A. Pengertian Eliminasi

Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,

penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan,

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik

berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia digolongkan

menjadi 2 macam, yaitu:

1. Defekasi

Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan

atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja

yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem

pencernaan (Dianawuri, 2009).

2. Miksi

Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila

kandung kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.

B. Fisiologi Dalam Eliminasi

1. Fisiologi Defekasi

Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang

yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan

membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari.

Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya

7

Page 9: komunikasi

bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai

lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di

dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan

dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum

mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum,

serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi

perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal

bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma

dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya

berakhir (Pearce, 2002).

2. Fisiologi Miksi

Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi

urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses

ini terjadi dari dua langkah utama yaitu:Kandung kemih secara

progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat

diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah

kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi

(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung

kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan

kesadaran akan keinginan untuk berkemih.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi antara lain:

1. Umur

Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga

pengontrolannya. Anak-anak tidak mampu mengontrol

eliminasinya sampai sistem neuromuskular berkembang,

biasanya antara umur 2-3 tahun. Orang dewasa juga mengalami

perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses

pengosongan lambung. Diantaranya adalah atony

(berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos

colon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan

8

Page 10: komunikasi

mengerasnya (mengering) feses, dan menurunnya tonus dari

otot-otot perut yang juga menurunkan tekanan selama proses

pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga

mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani

yang dapat berdampak pada proses defekasi.

2. Diet

Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi

feses. Cukupnya selulosa, serat pada makanan, penting untuk

memperbesar volume feses. Makanan tertentu pada beberapa

orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini

berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa bagian

jalur dari pengairan feses. Makan yang teratur mempengaruhi

defekasi. Makan yang tidak teratur dapat mengganggu

keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu

yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu,

respon fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan pola

aktivitas peristaltik di colon.

3. Cairan

Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika

pemasukan cairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth:

urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh

melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat

di sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering

dari normal, menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi

berkurangnya pemasukan cairanmemperlambat perjalanan

chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan

reabsorbsi cairan dari chyme.

4. Tonus Otot

Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting

untuk defekasi.

9

Page 11: komunikasi

Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi

pergerakan chyme sepanjang colon. Otot-otot yang lemah

sering tidak efektif pada peningkatan tekanan intraabdominal

selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-

otot yang lemah merupakan akibat dari berkurangnya latihan

(exercise), imobilitas atau gangguan fungsi syaraf.

5. Faktor Psikologi

Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi

defekasi. Penyakit-penyakit tertentu termasuk

diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi

mempunyai komponen psikologi. Diketahui juga

bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah

dapat meningkatkan aktivitas peristaltik dan

frekuensi diare. Ditambah lagi orang yang depresi

bisa memperlambat motilitas intestinal, yang

berdampak pada konstipasi.

6. Gaya Hidup

Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada

beberapa cara. Pelathan buang air besar pada

waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi

pada waktu yang teratur, seperti setiap hari

setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada

pola defekasi yang ireguler. Ketersediaan dari

fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan

kebutuhan akan privacy juga mempengaruhi pola

eliminasi feses. Klien yang berbagi satu ruangan

dengan orang lain pada suatu rumah sakit

mungkin tidak ingin menggunakan bedpan karena

privacy dan kegelisahan akan baunya.

7. Obat- obatan

10

Page 12: komunikasi

Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat

berpengeruh terhadap eliminasi yang normal.

Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti

dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan

diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan

codein, menyebabkan konstipasi.Beberapa obat

secara langsung mempengaruhi eliminasi.

Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas

usus dan memudahkan eliminasi feses. Obat-

obatan ini melunakkan feses, mempermudah

defekasi. Obat-obatan tertentu seperti

dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan

aktivitas peristaltik

dan kadang-kadang digunakan untuk

mengobati diare.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Miksi:

1. Jumlah air yang diminum Semakin banyak air

yang diminum jumlah urin semakin banyak.

Apabila banyak air yang diminum, akibatnya

penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga

pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air

kencing akan terlihat bening dan encer.

Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum,

akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan

banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air

kencing berwarna lebih kuning .

2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah

Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak

konsumsi garam maka pengeluaran urin semakin

banyak.

11

Page 13: komunikasi

3. Konsentrasi hormon insulin

Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering

mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi pada orang

yang menderita kencing manis.

4. Hormon antidiuretik (ADH)

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis

bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung

air, maka ADH akan banyak disekresikan ke

dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat

sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya

sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak

mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke

dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air

berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan

encer dan jumlahnya banyak.

5. Suhu Lingkungan

Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan

berusaha untuk menjaga

suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang

mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih

banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya

ginjal.

Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya

samakin banyak, maka pengeluaran air kencing

pun banyak.

6. Gejolak Emosi dan Stres

Jika seseorang mengalami stress, biasanya

tekanan darahnya akan meningkat sehingga

banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada

saat berada dalam kondisi emosi, maka kandung

12

Page 14: komunikasi

kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka

timbullah hasrat ingin buang air kecil.

7. Minum Alkohol dan Cafein

Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon

antidiuretika. Seseorang yang banyak minum

alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya

akan meningkat.

D. Tindakan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar):

a. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan

b. Membantu pasien buang air besar dengan pispot

c. Memberikan huknah rendah

d. Memberikan huknah tinggi

e. Memberikan gliserin

f. Mengeluarkan feses dengan jari

Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi

dengan:

a. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi

b. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi

c. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti

sayuran, buah-buahan, nasi; mempertahankan minum 2 -3 liter/hari

d. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien

e. Positioning

E. Hal-hal yang Perlu diperhatikan Saat Menangani Pasien dalam

Eliminasi

a. Privacy

Privacy selama defekasi sangat penting untuk kebanyakan orang.

Perawat seharusnya menyediakan waktu sebanyak mungkin seperti

kepada klien yang perlu menyendiri untuk defeksi. Pada beberapa

klien yang mengalami kelemahan, perawat mungkin perlu

13

Page 15: komunikasi

menyediakan air atau alat kebersihan seperti tissue dan tetap

berada dalam jangkauan pembicaraan dengan klien.

b. Waktu

Klien seharusnya dianjurkan untuk defeksi ketika merasa ingin

defekasi. Untuk menegakkan keteraturan eliminasi alvi, klien dan

perawat dapat berdiskusi ketika terjadi peristaltik normal dan

menyediakan waktu untuk defekasi. Aktivitas lain seperti mandi

dan ambulasi seharusnya tidak menyita waktu untuk defekasi.

c. Nutrisi dan Cairan

Untuk mengatur defekasi normal diperlukan diet,

tergantung jenis feses klien yang terjadi, frekuensi defekasi dan

jenis makanan yang dirasakan klien dapat membantu defekasi

normal. klien untuk minum cairan hangat dan jus buah, juga

masukkan serat dalam diet.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam

pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama

komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada

komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau

perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti

oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan

14

Page 16: komunikasi

dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan lambing yang

mengandung perasaan dan pikiran komunikator.

Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine

(kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).

Organ yang berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih

dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses

berkemih. Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria

(kandung kemih). Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah

diet, asupan, respon keinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang

dan stress psikologi.

B. SARAN

1. Komunikasi harus terjadi kesamaan makna atau topik pembicaraan yang

sesuai.

2. Seorang perawat harus dapat menjaga privasi pasien, waktu serta

memberikan cairan serta nutrisi untuk pasien

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karyahttp://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32098225/eliminasi-libre.pdf?

AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1427502164&Sign

ature=amLPKyFq24UCgPFM8fL90CRqIMA%3D. Diakses 29 April 2015.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-

RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf . Diakses 29 April 2015.

15

Page 17: komunikasi

Role Play

Para Tokoh :

1. Perawat : Danti

2. Keluarga Pasien : Istika

3. Pasien : Sirli

Sabtu pagi di bangsal kamboja. Seorang perawat sedang melewati

lorong bangsal kamboja. Tiba-tiba di salah satu kamar pasien terdengar

panggilan dari pihak keluarga, yang adiknya mengalami patah tulang.

16

Page 18: komunikasi

Istika : “Pagi sus, adik saya hari ini ingin buang air besar dengan

suster, apakah suster bisa membantunya ?”

Danti : “Pagi juga, baiklah saya akan membantu adik anda dalam

buang air besar”

Istika : “Baik kalau begitu cepat ke ruangan adik saya sus”

Danti : “Baik mbak”

(sesampainya di kamar 404 bangsal kamboja)

Danti : “Selamat pagi dik, saya perawat danti yang bertugas dari

jam 07.00-14.00. disini saya akan membantu adik dalam

buang air besar, bisa dimulai sekarang dik? saya akan

bantu dalam berjalan ya ?”

Sirli : “baik sus, terima kasih”

Danti : “Baik dik, sekarang adik sudah bisa buang air besar kalau

sudah selesai adik bisa panggil saya, saya tunggu diluar ya

?”

Sirli : “Terimakasih sus”

(3 menit kemudian)

Sirli : “Suster ini saya sudah selesai”

Danti : “Baik dik saya bantu bersihkan ya “

Danti : “Adik ini sudah selesai, mari saya bantu menuju tempat

tidur”

Sirli : “Baik sus terima kasih”

Danti : “Dik sekarang adik sudah berada di tempat tidur, apakah

sekarang adik sudah merasa nyaman ?”

Sirli : “Sudah sus”

Danti : “Alhamdulillah, sebelum saya kembali apakah ada yang

ingin adik tanyakan?”

Sirli : “Tidak sus, trima kasih”

Danti : “Baik dik, saya juga ingin mengingatkan sebentar lagi

waktunya minum obat, obatnya bisa diminum ya dik,

supaya adik lekas sembuh.”

17

Page 19: komunikasi

Sirli : “Baik sus, terima kasih akan saya minum obatnya”

Danti : “Bagus dik saya yakin dengan ini adik bisa cepat sembuh,

saya permisi dulu ya, Assalamu’alaikum”

Sirli&Istika : “Wa’alaikumsalam, trimakasih sus”

--Tamat--

18