Post on 18-Mar-2019
1
KOMPOSISI PROKSIMAT, ASAM LEMAK, DAN
PERKEMBANGAN JARINGAN DAGING BABY FISH IKAN
NILA (Oreochromis niloticus) PADA BERBAGAI UMUR PANEN
SANTOSO DARMO ATMOJO
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Komposisi
Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging Baby Fish Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen” adalah karya saya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Santoso Darmo Atmojo
NIM C341000
5
ABSTRAK
SANTOSO DARMO ATMOJO. Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan
Perkembangan Jaringan Daging Baby Fish Nila (Oreochromis niloticus) pada
Berbagai Umur Panen. Dibimbing oleh AGOES M. JACOEB dan NURJANAH.
Baby fish nila banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat dalam
berbagai bentuk olahan, namun informasi komposisi kimia mengenai baby fish
nila segar masih sedikit. Tujuan penelitian ini adalah menentukan proksimat, asam
lemak dan analisis jaringan baby fish nila pada umur panen dua, tiga dan empat
minggu. Metode yang digunakan untuk analisis proksimat berdasarkan SNI, asam
lemak dengan menggunakan GC dan analisis jaringan menggunakan metode
fiksasi, dehidrasi, clearing, impregnasi, blocking, trimming, pemotongan serta
pewarnaan. Umur panen dua, tiga dan empat minggu berpengaruh nyata (P<0,05)
terhadap morfometrik, komposisi kimia dan asam lemak. Bobot, panjang total dan
tinggi badan meningkat secara signifikan (P<0,05) pada umur panen dua, tiga dan
empat minggu. Kadar air, protein dan lemak menurun secara signifikan (P<0,05)
pada umur panen dua, tiga dan empat minggu. Kadar abu dan karbohidrat
meningkat secara signifikan (P<0,05) pada umur panen dua, tiga dan empat
minggu. Baby fish nila mengandung total asam lemak pada umur panen dua, tiga,
dan empat minggu berturut- turut sebesar 99,13%; 75,36% dan 56,51%. Total
asam lemak menurun secara signifikan (P<0,05) pada umur panen dua, tiga dan
empat minggu.
Kata kunci : asam lemak, baby fish nila, jaringan, proksimat, umur panen.
ABSTRACT
SANTOSO DARMO ATMOJO. The Composition of Proximate, Fatty Acid, and
The Growth of Baby Fish Tilapias Tissue (Oreochromis niloticus) at Different
Harvesting Time. Supervised by AGOES M. JACOEB and NURJANAH.
Baby fish tilapias are mostly consumed by people of West Java in so many
food process; however, there is only few information about chemistry
composition of fresh baby fish tilapia. The purposes of this research are to
determine proximate, fatty acid and to analyze fresh baby fish nila’s tissue at the
harvesting time of two, three, and four weeks. The method that’s used to analyze
proximate based on SNI, fatty acid based on GC, and tissue analysis using
fixation, dehydration, clearing, impregnation, embedding, blocking, trimming,
cutting, and staining method. Harvesting time of two, three, and four weeks has a
significant effect (P<0.05) of morphometric, chemical composition, and fatty
acids content. Weight, total length, and height increased significantly (P<0.05) at
ranged of 2-4 weeks. Moisture, protein and lipid contents decreased significantly
(P<0.05). Ash and carbohydrate contents increased significantly (P<0.05) at
ranged of 2-4 weeks. Baby fish tilapias consist total fatty acids at harvesting time
of 2 weeks 99.13%, 3 weeks 75.36%, and 4 weeks 56.51%. Total fatty acids
decreased significantly (P<0.05) during 2-4 weeks.
Keywords : Baby fish tilapias, fatty acid, harvesting time, proximate, tissue
7
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
9
KOMPOSISI PROKSIMAT, ASAM LEMAK, DAN
PERKEMBANGAN JARINGAN DAGING BABY FISH IKAN
NILA (Oreochromis niloticus) PADA BERBAGAI UMUR PANEN
SANTOSO DARMO ATMOJO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
11
Judul Skripsi : Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan
Jaringan Daging Baby Fish Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
pada Berbagai Umur Panen
Nama : Santoso Darmo Atmojo
NIM : C34100050
Program Studi : Teknologi Hasil Perairan
Disetujui oleh
Dr Ir Agoes Mardiono Jacoeb, Dipl-Biol Prof Dr Ir Nurjanah, MS
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
13
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Penelitian ini dilaksanakan pada November 2013 hingga Januari 2014 dengan
judul “Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging
Baby Fish Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen”. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapat Gelar Sarjana di Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr Ir Agoes Mardiono Jacoeb Dipl-Biol selaku dosen pembimbing I,
atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis.
2. Prof Dr Ir Nurjanah, MS selaku dosen pembimbing II, atas segala
bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis.
3. Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi selaku dosen penguji sekaligus Ketua
Departemen Teknologi Hasil Perairan.
4. Staf dosen dan administrasi Departemen Teknologi Hasil Perairan.
5. Prof Dr Ir Muhammad Nuh, DEA selaku Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia periode 2009-2014 sekaligus
penggagas dan pemberi dana bantuan beasiswa BIDIKMISI.
6. Ketua dan staf administrasi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
7. Pengurus paguyuban beasiswa BIDIKMISI IPB yang banyak
menyumbangkan tenaga dan fikiran dalam hal administrasi.
8. Ayahanda Jamudi dan Ibunda Kamini tercinta, serta Kakak dan Adik,
yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
9. Bapak Prima yang telah memberikan bantuan menyediakan kolam dan
benih ikan dalam penyelesaian penelitian.
10. Tim baby fish 47, Arif Yanuar Ridwan, Bianca Benning, Laurensius
Sitanggang, Lia Maulina Angraeni, dan Siti Mayang Sari yang telah
memberikan dorongan dan motivasi dalam penyelesaian sekripsi.
11. Keluarga besar THP 47, THP 48, dan THP 49 atas segala bantuan, doa,
semangat, dan dukungan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dalam perbaikan skripsi ini. Demikian skripsi ini disusun, semoga
bermanfaat.
Bogor, 21 Juli 2014
Santoso Darmo Atmojo
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 1
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 2
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2
Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................... 2
Bahan dan Alat Penelitian ................................................................................... 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 3
Pengambilan dan preparasi sampel .................................................................. 3
Pengukuran morfometrik ................................................................................. 4
Analisis jaringan ( mengacu pada Angka et al. 1990) ..................................... 4
Analisis proksimat ........................................................................................... 5
Analisis asam lemak (AOAC 1995 butir 28.057) ............................................ 6
Analisis Data Morfometrik, Proksimat dan Asam Lemak .................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8
Morfometrik Ikan Nila ........................................................................................ 8
Komposisi Kimia Baby Fish Ikan Nila ............................................................... 8
Kadar air .......................................................................................................... 9
Kadar abu ......................................................................................................... 9
Kadar protein ................................................................................................... 9
Kadar lemak ................................................................................................... 10
Kadar karbohidrat .......................................................................................... 10
Komposisi Asam Lemak Baby Fish Ikan Nila .................................................. 10
Asam lemak jenuh (SAFA) ........................................................................... 12
Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) ....................................................... 12
Asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) ........................................................... 13
Deskripsi Jaringan Baby Fish Ikan Nila ............................................................ 13
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 15
Kesimpulan ........................................................................................................ 15
Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 19
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 28
ii
DAFTAR TABEL
1 Bobot dan morfometrik baby fish ikan nila dari berbagai umur panen ................ 8
2 Komposisi kimia ikan nila pada berbagai umur panen......................................... 9
3 Komposisi asam lemak baby fish ikan nila dalam berbagai umur panen ........... 11
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir metode penelitian ............................................................................ 3
2 Baby fish ikan nila ................................................................................................ 7
3 Penampang melintang otot baby fish ikan nila ................................................... 14
4 Penampang melintang pencernaan baby fish ikan nila ....................................... 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Contoh perhitungan analisis proksimat .............................................................. 20
2 Contoh perhitungan asam lemak umur dua minggu ........................................... 20
3 Hasil analisis statistik morfometrik .................................................................... 21
4 Hasil analisis statistik proksimat ........................................................................ 22
5 Hasil analisis statistik asam lemak ..................................................................... 24
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila (O. niloticus) merupakan salah satu komoditas budidaya ikan air
tawar yang memiliki potensi perikanan sangat besar untuk dikembangkan.
Produksi ikan nila di Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2012 cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2007 produksi ikan nila sebesar 206.906
ton dan tahun 2012 mencapai 648.375 ton dengan hasil panen tertinggi
dibandingkan dengan jenis ikan budidaya air tawar lainnya (DJPB KKP 2013).
Ikan nila umumnya dikonsumsi dalam ukuran dewasa, namun trend yang
berkembang di masyarakat Jawa Barat ikan nila banyak dikonsumsi dalam ukuran
kecil atau Juvenil yang biasa dikenal dengan nama baby fish ikan nila. Produk
baby fish banyak dijual di restoran sepanjang lintas Bogor-Bandung melalui
daerah Cianjur dalam bentuk baby fish goreng dan crispy. Produk olahan baby
fish nila menggunakan bahan baku ikan berukuran 3-5 cm. Lingen (1989)
menyampaikan bahwa ikan dalam tahap juvenil berukuran panjang berkisar antara
3-4,5.cm dengan umur kultur 18-25 hari. Jenis baby fish yang sering dikonsumsi
masyarakat contohnya ikan nila, ikan mas, dan ikan nilem.
Komposisi proksimat merupakan jumlah kandungan makro zat dalam suatu
bahan makanan (Darsudi et al. 2008). Analisis mengenai komposisi proksimat
suatu bahan penting untuk dilakukan karena dengan adanya informasi proksimat
suatu bahan, masyarakat dapat mengetahui komposisi-komposisi kimia dan
kandungan gizi yang terdapat pada bahan makanan tersebut.
Salah satu kandungan gizi yang terdapat pada baby fish ikan nila adalah
asam lemak. Asam lemak terbagi menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Asam lemak tidak jenuh yang banyak terdapat pada ikan adalah asam
linoleat (omega-6), linolenat (omega-3), eicosapentaenoic acid (EPA), dan
docosa-hexaenoic acid (DHA). Asam lemak ini banyak dibutuhkan oleh manusia
karena memiliki beberapa manfaat yakni mencegah dan mengobati penyakit
kardiovaskuler, perkembangan otak pada bayi, dan menurunkan kadar trigliserida
dalam darah (Osman et al. 2001).
Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi
yang sama untuk membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki
oleh vertebrata ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan
otot, dan jaringan saraf. Informasi mengenai komposisi proksimat, asam lemak
dan perkembangan jaringan baby fish ikan nila masih belum diketahui. Penelitian
mengenai komposisi proksimat, asam lemak, dan jaringan baby fish ikan nila
berdasarkan perbedaan umur panen masih belum ada, sehingga perlu dilakukan
penelitian mengenai komposisi proksimat, asam lemak dan perkembangan
jaringan daging baby fish ikan nila pada umur panen yang berbeda.
Tujuan Penelitian
Menentukan perbedaan komposisi proksimat, asam lemak, dan jaringan
daging baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga dan empat minggu.
2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komposisi
kimia, profil asam lemak dan perkembangan jaringan baby fish ikan nila pada
umur panen dua, tiga dan empat minggu.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan sampel, analisis proksimat
(air, abu, lemak, protein, karbohidrat), analisis jaringan, analisis asam lemak pada
baby fish ikan nila dan pengolahan data serta penulisan laporan.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksakan pada November 2013 sampai Januari 2014. Sampel
berasal dari tambak nila di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Preparasi bahan baku
dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku
Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis jaringan dilakukan di
Laboratorium Histologi, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Uji proksimat dan analisis asam lemak
dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pascapanen Pertanian, Cimanggu, Bogor.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah baby fish ikan nila
dengan umur panen 2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu yang berasal dari tambak
nila di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Bahan yang digunakan untuk analisis
proksimat meliputi aquades, H2SO4, NaOH 40%, HCl 0,1 N, H3BO4 2% , kertas
saring, kapas bebas lemak dan pelarut heksana. Bahan yang digunakan untuk
analisis jaringan meliputi larutan Formaldehida, Asam asetat glasial dan Alkohol
(FAA), etanol absolut, Tertier Butil Alkohol (TBA), minyak parafin, parafin,
xilol, hematoksilin, eosin, etanol, larutan seri Johansen. Bahan yang digunakan
untuk analisis asam lemak meliputi NaOH 0,5 N dalam metanol, boron triflorida
(BF3), NaCl jenuh, n-heksana, dan Na2SO4 anhidrat.
Alat-alat yang digunakan untuk preparasi bahan baku antara lain baskom,
pisau, talenan, kertas label, cool box, penggaris, timbangan digital, camera, dan
pensil. Alat yang digunakan untuk analisis proksimat adalah timbangan digital,
cawan porselen, oven, desikator, tanur, kompor listrik, bulb, pipet, tabung reaksi,
gelas erlenmeyer, tabung kjeldhal, tabung sokhlet, labu lemak, pemanas, destilat,
dan buret. Alat yang digunakan untuk analisis jaringan meliputi gelas
penyimpanan sampel, meja cetak, karton cetak, oven, mikrotom Yamato RV-240,
meja pemanas, gelas obyek, dan rak pewarna, sedangkan untuk proses
pengamatan digunakan mikroskop cahaya Olympus CX41 dan kamera mikroskop
Olympus DP21. Alat yang digunakan untuk analisis asam lemak meliputi
3
kromatografi gas Hitachi 263-50 GC, tabung reaksi 50 mL dan 125 mL, water
bath dan kondensor (panjang 20-30 cm).
Prosedur Penelitian
Penelitian diawali dengan survei ke lapangan untuk memperoleh informasi
tentang asal sampel dan cara pembudidayaan baby fish ikan nila umur dua, tiga
dan empat minggu. Dilanjutkan dengan pengukuran morfometrik (panjang total
dan tinggi badan) berat badan, analisis proksimat, analisis asam lemak dan analisis
jaringan. Diagram alir metode penelitian disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram alir metode penelitian ( = Awal/akhir; = Proses)
Pengambilan dan preparasi sampel
Benih ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini termasuk kedalam jenis
nila gift. Benih ikan nila berasal dari tambak nila Waduk Jatiluhur, Purwakarta.
Umur ikan nila mulai dihitung setelah kantung kuning telur pada benih habis.
Sebanyak 3500 ekor ikan nila umur dua minggu ditransportasi dari Waduk
Jatiluhur ke Bogor menggunakan kantong plastik dan diangkut menggunakan
mobil pick up pada malam hari. Benih ikan yang telah sampai di Bogor langsung
dipanen sebanyak 1700 ekor untuk umur dua minggu dan sisanya langsung
didederkan di kolam pendederan bapak Prima, Ciherang, Bogor. Selanjutnya
benih dipanen sesuai umur yang telah ditentukan yaitu tiga dan empat minggu
serta diangkut menggunakan kantong plastik. Sampel yang telah dipanen,
dilakukan pemberokan terlebih dahulu selama 24 jam di dalam aquarium sebelum
dilakukan preparasi. Pemberokan bertujuan untuk menghilangkan sisa makanan
dan feses didalam sistem pencernaan. Preparasi yang dilakukan yaitu dengan
memisahkan benda asing dan mencuci bersih baby fish ikan nila.
Baby fish ikan nila 2, 3, dan
4 minggu
Pengukuran berat
dan morfometrik Analisis
asam lemak
Analisis proksimat Analisis jaringan
Transportasi sistem basah
Preparasi sampel
4
Pengukuran morfometrik
Pengukuran ciri-ciri morfometrik dilakukan dengan mengambil sampel
secara acak sebanyak 30 ekor baby fish ikan nila. Pengukuran sampel meliputi
panjang total, tinggi badan dan berat ikan per ekor. Panjang total diukur dari ujung
bagian kepala sampai dengan ujung sirip ekor. Tinggi badan diukur dari jarak
tertinggi antara dorsal dan ventral. Pengkuran panjang total dan tinggi badan
dengan menggunakan penggaris dengan satuan minimum millimeter. Berat ikan
diukur menggunakan neraca digital.
Analisis jaringan (mengacu pada Angka et al. 1990)
Pengamatan jaringan daging baby fish ikan nila diawali dengan pembuatan
preparat dengan metode parafin. Tahap pembuatan preparat meliputi fiksasi,
dehidrasi, clearing, impregnasi, embedding, blocking, trimming, pemotongan
jaringan, pewarnaan, serta perekatan jaringan menggunakan mounting agent.
Fiksasi dilakukan dalam larutan Buffer Normal Formalin (BNF) 10%
selama lebih dari 36 jam, kemudian larutan fiksasi dibuang dan didehidrasi
melalui perendaman sampel pada suhu ruang dengan alkohol 70% selama 24 jam,
80% selama 2 jam, 90% selama 2 jam, 95% selama 2 jam, 95% selama 2 jam,
95% selama 2 jam, 100% selama 12 jam.
Proses clearing dimulai dari perendaman sampel dalam clearing agent.
Sampel direndam dalam alkohol:xilol (1:1) selama 30 menit yang dilanjutkan
dengan tahap impregnasi dan embedding. Tahap Impregnasi adalah perendaman
sampel ke dalam xilol:parafin (1:1) dalam gelas piala selama 45 menit.
Embedding adalah perendaman sampel di dalam parafin cair selama 45 menit.
Kedua proses ini berlangsung di dalam oven pada suhu 60 oC.
Sampel yang telah dilakukan embedding dalam parafin cair lalu dicetak
dengan parafin cair yang kemudian dibekukan. Proses ini membutuhkan cetakan
yang dapat dibuat dari kertas yang kaku, misal kertas kalender, dengan ukuran
2x2x2 cm3. Parafin cair dituangkan ke dalam cetakan hingga memenuhi sekitar
1/8 bagian cetakan dan dibiarkan hingga sedikit membeku. Sampel kemudian
disusun dalam cetakan dan dituangi parafin cair hingga terendam, serta dibiarkan
membeku dalam suhu ruang selama 24 jam. Setelah parafin beku dengan
sempurna, blok parafin dikeluarkan dari cetakan lalu dilakukan trimming
menggunakan silet.
Jaringan dipotong dengan mikrotom putar setebal 4 μm dan pita-pita parafin
direkatkan pada gelas obyek. Selanjutnya proses pewarnaan dilakukan
menggunakan hematoksilin dan eosin. Pewarnaan diawali dengan perendamaan
gelas obyek ke dalam xilol I dan xilol II masing-masing selama 2 menit,
dilanjutkan perendaman dalam alkohol absolut 100%, 95%, 90%, 80%, 70%, dan
50% masing-masing selama 2 menit. Setelah itu, obyek dibilas dengan akuades
selama 2 menit. Kemudian obyek dimasukkan ke dalam pewarna hematoksilin
selama 7 menit dan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kelebihan
zat warna yang tidak diserap. Obyek direndam kembali dalam pewarna eosin
selama 3 menit dan dicuci kembali dengan akuades. Preparat jaringan kemudian
direndam dalam alkohol 50%, 70%, 85%, 90%, 100%, 100%, xilol I, xilol II
masing-masing selama 2 menit.
Proses selanjutnya adalah penutupan gelas obyek dengan pemberian
mounting agent atau Canada Balsam pada gelas obyek, kemudian dikeringkan
selama 24 jam. Pengamatan preparat awetan dilakukan dengan mikroskop cahaya
5
Olympus CX41 dengan perbesaran hingga 400x. Proses pengambilan gambar
dilakukan dengan kamera Olympus DP21, gambar yang didapat kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Analisis proksimat
Analisis proksimat yang dilakukan terhadap sampel baby fish ikan nila
meliputi kadar air, abu, lemak, dan protein.
1) Analisis kadar air (SNI 1992-01-2891)
Tahap pertama yang dilakukan pada analisis kadar air adalah dengan
mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 oC selama 30 menit.
Cawan tersebut kemudian diletakkan ke dalam desikator selama 15 menit dan
dibiarkan sampai suhu ruang kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 2 g
ditimbang setelah terlebih dahulu dihaluskan dengan mortar. Cawan yang telah
diisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 3 jam. Cawan
beserta isinya kemudian didinginkan sampai suhu ruang dalam desikator (30
menit) kemudian ditimbang. Perhitungan kadar air dapat dilihat sebagai berikut:
Kadar air (%) = B-
B-
Keterangan :
A = berat cawan kosong (g)
B = berat cawan dengan sampel awal (g)
C = berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan (g)
2) Analisis kadar abu (SNI 1992-01-2891)
Analisis kadar abu yaitu untuk mengetahui jumlah bahan anorganik yang
terdapat pada suatu bahan terkait dengan mineral dari bahan yang dianalisis.
Cawan pengabuan dibersihkan dan dikeringkan di dalam oven selama satu jam
pada suhu 105 oC, kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator dan
ditimbang. Sampel yang telah ditimbang sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam
cawan pengabuan dan dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap
lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600 oC
selama satu jam, didinginkan sampai suhu ruang kemudian ditimbang hingga
didapatkan berat yang konstan. Kadar abu ditentukan dengan rumus:
Kadar abu (%) = -
B-
Keterangan :
A = berat cawan abu porselen kosong (g)
B = berat cawan abu dengan sampel (g)
C = berat cawan abu porselen dengan sampel setelah dikeringkan (g)
3) Analisis kadar protein (SNI 1992-01-2891)
Analisis protein, dilakukan untuk mengetahui kandungan protein kasar
(crude protein) pada suatu bahan. Tahap analisis protein terdiri dari tiga tahap,
yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran kadar protein dilakukan dengan
metode mikro kjeldahl. Sampel ditimbang sebanyak 1 g, kemudian dimasukkan ke
dalam labu kjeldahl 100 mL, lalu ditambah 0,25 g selenium dan 3 mL H2SO4
pekat. Contoh didestruksi pada suhu 410 oC selama kurang lebih 1 jam sampai
larutan jernih lalu didinginkan pada suhu ruang. Setelah itu, ke dalam labu
kjeldahl ditambahkan 50 mL akuades dan 20 mL NaOH 40%, kemudian
6
didestilasi dengan suhu destilator 100 oC. Hasil destilasi ditampung dalam labu
Erlenmeyer 125 mL yang berisi campuran 10 mL asam borat (H3BO3) 2% dan 2
tetes indikator bromcherosol green-methyl red yang berwarna merah muda.
Setelah volume destilat mencapai 40 mL dan berwarna hijau kebiruan, maka
proses destilasi dihentikan. Destilat lalu dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko
dianalisis seperti contoh. Dengan metode ini diperoleh kadar nitrogen total yang
dihitung. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N (%) = (S-B) x N HCl x 14 x 100%
W x 1.000
Keterangan:
S = Volume titran sampel (mL)
B = Volume titran blanko (mL)
W = Bobot sampel kering (mg)
% Kadar Protein: % Nitrogen x faktor konversi
Keterangan : Protein mengandung rata-rata 16% nitrogen.
Faktor konversi =
,
4) Kadar lemak (SNI 1992-01-2891)
Sebanyak 2 g sampel disebar di atas kapas yang beralas kertas saring dan
digulung membentuk thimble, kemudian dimasukkan ke dalam labu soxhlet.
Sampel diekstraksi selama 6 jam dengan pelarut lemak berupa heksan sebanyak
150 mL. Lemak yang terekstrak dikeringkan dalam oven pada suhu 100 oC
selama 1 jam. Kadar lemak dihitung dengan rumus:
Kadar lemak (%) = -
Keterangan:
W1 = Bobot sampel (g)
W2 = Bobot labu (g)
W3 = Bobot labu + lemak (g)
Analisis asam lemak (AOAC 1995 butir 28.057)
Metode analisis yang digunakan memiliki prinsip memisahkan asam lemak
(gliserida dan pospolipida) dengan cara penyabunan dan akan esterifikasi dengan
adanya BF3 sebagai katalis. Senyawa yang tidak tersabunkan tidak dipisahkan dan
akan menggangu hasil analisis. Hasil analisis akan terekam dalam suatu lembaran
yang terhubung dengan rekorder dan ditunjukan melalui beberapa puncak pada
waktu retensi tertentu sesuai dengan karakter masing-masing asam lemak.
Analisis asam lemak dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap ekstraksi, metilasi,
dan identifikasi dengan kromatografi gas.
a. Ekstraksi asam lemak
Tahap pertama dilakukan ekstraksi soxletasi untuk asam lemak, dan
ditimbang sebanyak 200 mg lemak dalam bentuk minyak.
b. Pembentukan metil ester (metilasi)
Lemak dalam bentuk minyak yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam
tabung 10 mL, ditambah 2-5 mL NaOH 0,5 N kemudian ditutup rapat dan
direfluks selama 20 menit menggunakan water bath pada suhu 80 oC.
Tabung lalu diangkat dan dibiarkan sampai dingin pada suhu ruang.
7
Sebanyak 2-5 mL BF3 ditambahkan, kemudian dipanaskan kembali
selama 20 menit dan dinginkan pada suhu ruang. NaCl 2 mL ditambahkan
dan 2 mL heksana sambil dikocok. Pisahkan lapisan heksana yang berada
di lapisan atas dan masukan kedalam botol eppendorf dengan ditambahkan
0,1 g Na-sulfat, dibiarkan sampai 15 menit. Fase cair dipisahkan dan
selanjutnya diinjeksikan kedalam kromatografi gas.
c. Identifikasi asam lemak dilakukan dengan menginjeksikan metil ester pada
alat kromatografi gas dengan kondisi alat sebagai berikut :
Merk : Hitachi 263-50 GC
Detektor : FID (Flame Ionization Detector)
Jenis kolom : Dietilen Glikol Sukcianat (DEGS)
Panjang kolom : 30 m
Suhu awal : 150 oC
Suhu akhir : 180 oC
Suhu injektor : 200 oC
Suhu detektor : 250 oC
Suhu terprogram : 150-180 oC/ 5
oC/menit
Kenaikan : 5 oC/ menit
Gas pembawa : N2 dan H2
Kecepatan alir : 20-50 mL/ menit
Prinsip analisis komposisi asam lemak dengan kromatografi gas adalah
dengan mengubah komponen asam lemak menjadi senyawa volatil metil ester
yang akan dideteksi oleh detektor ionisasi nyala api (FID) dalam bentuk
kromatogram. Jenis dan jumlah asam lemak yang ada pada contoh dapat
diidentifikasi dengan membandingkan peak kromatogram contoh dengan peak
kromatogram asam lemak standar yag telah diketahui jenis dan konsentrasinya,
kemudian dihitung kadar asam lemaknya. Kadar asam lemak dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
sam lemak konsentrasi puncak sampel
konsentrasi total asam lemak
Analisis Data Morfometrik, Proksimat dan Asam Lemak
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Analisis menggunakan pola faktorial dengan satu faktor yaitu perlakuan
perbedaan umur panen 2, 3, dan 4 minggu. Analisis morfometik menggunakan 30
ulangan, sedangkan analisis proksimat dan analisis asam lemak menggunakan 3
ulangan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis data ANOVA
microsoft excel dan perangkat lunak Statistical Package for Social Science
(SPSS) 15. Model matematika rancangan acak lengkap pola faktorial menurut
Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut:
Yij μ + τi + εij
Keterangan :
Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
μ = Rataan umum populasi.
τi = pengaruh perlakuan ke-i.
εij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfometrik Ikan Nila
Baby fish ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini pada saat dipanen
berumur dua minggu, tiga minggu, dan empat minggu. Baby fish ikan nila dari
ketiga umur panen memiliki perubahan bobot dan perkembangan ciri-ciri
morfomrtrik. Karakteristik baby fish ikan nila dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Baby fish ikan nila pada umur panen : (a) 2 minggu, (b) 3 minggu,
(c) 4 minggu.
Hasil pengukuran bobot dan ciri morfometrik baby fish ikan nila
menggunakan sampel yang diambil secara acak sebanyak 30 ekor disajikan dalam
Tabel 1.
Tabel 1 Bobot dan morfometrik baby fish ikan nila dari berbagai umur panen
Parameter Umur panen
2 minggu 3 minggu 4 minggu
Bobot (g) 0,16 ± 0,03a 0,49 ± 0,10
b 3,11 ± 0,54
c
Panjang total (cm) 1,95 ± 0,20a 3,02 ± 0,20
b 4,80 ± 0,18
c
Tinggi badan(cm) 0,44 ± 0,11a 0,88 ± 0,11
b 1,09 ± 0,10
c
Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya
perbedaan nyata (P<0,05).
Tabel 2 menunjukkan bobot baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga
dan empat minggu berturut-turut sebesar 0,16 g, 0,49 g dan 3,11 g. Bobot baby
fish ikan nila selalu meningkat pada setiap pemanenan, begitu juga dengan
panjang total dan tinggi badan ukuran selalu bertambah pada setiap umur
panennya. Perbedaan bobot, panjang total, dan tinggi badan baby fish ikan nila
dipengaruhi oleh pertumbuhan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi genetik, umur, ukuran, jenis
kelamin, kebiasaan makan dan faktor biologis lainnya, sedangkan faktor eksternal
meliputi habitat, musim, suhu perairan, jenis makanan dan faktor lingkungan
lainnya (Metusalach 2007).
Komposisi Kimia Baby Fish Ikan Nila
Komposisi kimia suatu bahan dapat diketahui dengan analisis proksimat.
Komposis kimia baby fish ikan nila meliputi kadar air, abu, protein dan lemak
serta komposis karbohidrat yang dihitung secara by difference. Analisis dilakukan
a c b
9
pada ikan nila utuh dengan umur panen dua, tiga, dan empat minggu. Hasil
analisis statistik proksimat pada Tabel 3 menunjukkan ketiga umur panen saling
berbeda secara signifikan terhadap kandungan kadar air, abu, protein, lemak, dan
karbohidrat (P<0,05). Komposisi kimia ikan nila pada berbagai umur panen
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Komposisi kimia baby fish ikan nila pada berbagai umur panen
Komposisi
kimia
Umur panen 30
hari *
Nila
Dewasa
** 2 minggu
(%bb)
3 minggu
(%bb)
4 minggu
(%bb)
Kadar air 81,83 ± 0,21a 80,79 ± 0,15
b 80,65 ± 0,25
b 79,12 80,08
Kadar abu 1,48 ± 0,06a 2,49 ± 0,01
b 2,60 ± 0,07
b 1,25 0,69
Kadar protein 13,92 ± 0,06a 13,79 ± 0,01
a 13,30 ± 0,18
b 17,20 17,94
Kadar lemak 2,41 ± 0,06a 2,30 ± 0,07
a 1,97 ± 0,05
b 1,15 1,04
Karbohdrat 0,29 ± 0,09a 0,63 ± 0,21
b 1,47 ± 0,07
c 1,28 0,25
Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan
nyata (P<0,05); ** Chaijan (2011); * Justi et al. (2003).
Kadar air
Tabel 2 menunjukkan kadar air baby fish nila pada ketiga umur panen saling
berbeda (P<0.05), dua minggu sebesar 81,83%, tiga minggu sebesar 80,79% dan
empat minggu sebesar 80,65%. Kadar air umur empat minggu berbeda nyata dari
umur dua dan tiga minggu. Perbedaan ini tidak terlalu tinggi dengan hasil
penelitian Justi et al. (2003) yang menunjukkan kadar air ikan nila umur 30 hari
sebesar 79,12% dan Chaijan (2011) sebesar 80,08%. Sanchez et al. (2012)
menyatakan kadar air pada ikan nila berkisar 72-80%. Tingginya kadar air pada
daging disebabkan oleh kemampuan bahan untuk mengikat air yang disebut water
holding capacity (WHC). Hal ini menunjukkan ikan nila merupakan bahan pangan
yang bersifat mudah rusak (high perishable food). Kandungan air dalam bahan
makanan ikut menentukan daya terima, kesegaran dan daya simpan bahan tersebut
(Winarno 2008).
Kadar abu
Tabel 2 menunjukkan kadar abu baby fish nila pada ketiga umur panen
saling berbeda (P<0,05), dua minggu sebesar 1,48%, tiga minggu sebesar 2,49%
dan empat minggu sebesar 2,60%. Pada umur empat minggu berbeda nyata dari
umur dua dan tiga minggu. Hasil ini cenderung lebih besar dibandingkan yang
dilakukan oleh Chaijan (2011) yaitu sebesar 0,69%. Hal ini diduga karena dalam
umur 2-4 minggu terjadinya pembentukan tulang dan didukung oleh hasil riset
Rasmussen dan Ostenfeld (2000) yang menyatakan bahwa kadar abu yang tinggi
pada baby fish disebabkan oleh adanya laju pertumbuhan tulang yang cepat,
sedangkan pada ikan dewasa pertumbuhan jaringan lain terjadi lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan tulang.
Kadar protein
Kadar protein baby fish nila pada ketiga umur panen saling berbeda
(P<0,05), Tabel 2 menunjukkan kadar protein pada ketiga umur panen berturut-
turut sebesar 13,92%, 13,79% dan 13,30%. Pada umur empat minggu kadar
protein berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu. Hasil ini lebih rendah
dibandingkan dengan yang didapatkan oleh Justi et al. (2003), yakni sebesar
17,20%. Menurut Ramseyer (2002) kandungan protein sebagian besar ikan
10
meningkat secara perlahan, atau kurang lebih tetap dengan meningkatnya berat
tubuh ikan.
Terjadinya penurunan kadar protein pada baby fish ikan nila diduga
dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. Pramono et al. (2007)
menyatakan bahwa kandungan protein sangat dipengaruhi oleh jenis ikan, umur,
ukuran ikan, kualitas protein pakan, kecernaan pakan dan kondisi lingkungan. Hal
ini juga terkait dengan tahap perkembangan seksual dan kondisi makan
(El.Serafy.et al. 2005).
Kadar lemak
Kadar lemak pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0,05). Pada umur
empat minggu kadar lemak berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu. Tabel 2
menunjukkan kadar lemak ikan berumur panen dua, tiga dan empat minggu
berturut-turut sebesar 2,41%; 2,30% dan 1,97%. Hasil ini tidak berbeda jauh
dengan hasil Chaijan (2011) yakni sebesar 1,04%. Terjadinya penurunan kadar
lemak pada baby fish ikan nila dari umur panen dua minggu hingga empat minggu
diduga karena proses pertumbuhan memanfaatkan energi dari lemak lebih besar
sehingga mengurangi jumlah lemak yang tersimpan dalam tubuh.
Rendahnya kandungan lemak baby fish ikan nila juga kemungkinan
disebabkan oleh organ otot dan hati yang belum terbentuk sempurna. Sheridan
(1988) memaparkan bahwa lokasi penyimpanan lemak utama dalam tubuh ikan
adalah otot dan hati, ada juga yang tersimpan sebagai lemak mesentrik.
Kandungan lemak dalam otot ikan sangat bervariasi, hal ini sangat bergantung
pada spesies, umur, pemijahan, pakan dan tipe otot (Gehring et al. 2009).
Kadar karbohidrat
Kadar karbohidrat diperoleh dari hasil perhitungan secara by difference,
sehingga nilai yang didapat merupakan proporsi dari hasil pengurangan
keseluruhan proksimat. Tabel 2 menunjukkan kadar karbohidrat baby fish nila
pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0,05), umur dua minggu sebesar
0,29%, tiga minggu sebesar 0,63%, dan empat minggu sebesar 1,47%. Pada umur
empat minggu kadar karbohidrat berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu.
Kadar karbohidrat baby fish ikan nila dalam penelitian ini menunjukkan
peningkatan dari setiap umur panennya. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil
penelitian Justi et al. (2003) yang sebesar 1,28%.
Perbedaan nilai karbohidrat diduga akibat perkembangan otot ikan pada
setiap umur panen. Ikan dewasa cenderung memiliki kadar karbohidrat yang lebih
tinggi dari juvenil ikan. Karbohidrat ditemukan pada ikan dalam bentuk glikogen
otot, semakin dewasa ikan, semakin banyak glikogen yang terkandung dalam otot
ikan, karena jaringan otot semakin membesar (Santos et al. 2012).
Komposisi Asam Lemak Baby Fish Ikan Nila
Asam lemak baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan empat
minggu mengandung 8 jenis asam lemak yang terdiri atas 4 jenis asam lemak
jenuh (Saturated Fatty Acid/SAFA), 1 jenis asam lemak tak jenuh tunggal
(Monounsaturated Fatty Acid/MUFA), dan 3 jenis asam lemak tak jenuh jamak
(Polyunsaturated Fatty Acid/PUFA). Hasil analisis statistik asam lemak
menunjukkan ketiga umur panen saling berbeda nyata secara signifikan terhadap
11
kandungan asam lemak (P<0,05). Contoh perhitungan analisis asam lemak
disajikan pada Lampiran 2. Hasil analisis komposisi asam lemak baby fish ikan
nila disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan adanya asam lemak yang tidak teridentifikasi yakni
pada umur panen dua minggu sebesar 0,87%, tiga minggu sebesar 24,64%, dan
empat minggu sebesar 43,49%. Hal ini diduga dipengaruhi oleh metode soxhlet
yang digunakan untuk ekstraksi lemak. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Ozogul et al. (2012) terhadap penggunaan beberapa metode ekstraksi lemak biota
laut menunjukkan bahwa metode Soxhlet kurang efisien dalam mengekstraksi
lemak baik polar maupun non-polar, serta kurang mampu mencegah kehilangan
PUFA akibat oksidasi dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya, misal
metode Bligh dan Dyer.
Tabel 3 Komposisi asam lemak baby fish ikan nila pada berbagai umur panen
Asam lemak Umur panen 30
hari *
Nila
dewasa
** 2 minggu
(%)
3 minggu
(%)
4 minggu
(%)
SAFA
Laurat (C12:0) 1,16 ± 0,20a 0,32 ± 0,06
b - - 0,3
Miristat (C14:0) 1,37 ± 0,15a 3,86 ± 0,44
b 1,93 ± 0,09
c 0,70 4,4
Palmitat (C16:0) 39,62 ± 0,70a 28,35 ± 0,48
b 16,82 ± 0,78
c 16,60 25,9
Stearate (C18:0) 1,57 ±0,02a 2,47 ± 0,22
b 3,24 ± 0,48
c 6,98 10,7
Total SAFA 43,72 ± 1,07a 35,00 ± 1,20
b 21,99 ± 1,35
c 24,28 41,3
MUFA
Oleat (C18:1n9) 44,48 ± 0,38a 23,64 ± 2,22
b 19,16 ± 1,11
c 23,20 22,5
Total MUFA 44,48 ± 0,38a 23,64 ± 2,22
b 19,16 ± 1,11
c 23,20 22,5
PUFA
Linoleat (C18:2n6) 8,34 ± 0,11a 11,86 ± 0,51
b 6,78 ± 0,41
c 30,80 4,7
Lilnolenat (C18:3n3) 1,73 ± 0,06a 3,84 ± 0,18
b 1,36 ± 0,12
c 1,04 1,0
Arakidonat (C20:4n6) 0,86 ± 0,03a 1,02 ± 0,41
b 7,22 ± 0,36
b 3,02 4,1
Total PUFA 10,93 ± 0,02a 16,72 ± 1,10
b 15,36 ± 0,89
c 34,86 9,8
Total asam lemak 99,13 ± 1,66a 75,36 ± 4,53
b 56,51 ± 0,89
c 82,34 73,6
Tidak teridentifikasi 0,87 24,64 43,49 Keterangan : huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya
perbedaan nyata (P<0,05); ** De Castro et al. (2007), *Justi et al. (2003);.
Total asam lemak pada umur panen tiga minggu sebesar 75,36% dan
hasilnya tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian De Castro et al. (2007) sebesar
73,6%. Jika total asam lemak setiap umur panen baby fish ikan nila hasilnya
dibandingkan, maka total asam lemak menunjukkan hasil yang menurun pada tiap
umur panennya. Hasil umur panen dua minggu memiliki total asam lemak
99,13%, tiga minggu 75,36%, dan empat minggu 56,51%. Penurunan total asam
lemak pada tiap umur panen diduga karena lemak dipakai untuk pertumbuhan dan
jenis makanan yang dikonsumsi serta dipengaruhi oleh organ dalam yang belum
sempurna. Mokoginta et al. (2003) menyatakan bahwa ikan membutuhkan asam
lemak n6 dan n3 sebagai asam lemak esensial dalam pakannya untuk
menghasilkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi, selain itu
menurut Muhamad dan Mohamad (2012) bahwa perbedaan kandungan asam
lemak pada ikan dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. De Castro et al.
12
(2007) menyatakan faktor utama yang mempengaruhi asam lemak ikan ialah suhu
air, waktu pemanenan, salinitas, dan tipe pakan.
Asam lemak jenuh (SAFA)
Asam lemak jenuh yang terdeteksi pada baby fish ikan nila ada 4 jenis yaitu
laurat, miristat, palmitat dan stearat. Tabel 3 menunjukkan total SAFA pada ketiga
umur panen saling berbeda (P<0,05), dua minggu sebesar 43,72%, tiga minggu
sebesar 23,64% dan empat minggu sebesar 21,99%. Total SAFA pada umur panen
4 minggu berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu.
Hasil analisis asam lemak miristat (C14:0) pada baby fish ikan nila pada
umur panen dua, tiga dan empat minggu berturut-turut sebesar 1,37%; 3,86%; dan
1,93%; hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nila umur 30 hari hasil
penelitian Justi et al. (2003) yang sebesar 0,70% dan lebih kecil jika dibandingkan
dengan ikan nila dewasa hasil penelitian De Castro et al. (2007) yang sebesar
4,4%. Menurut O’Keefe ( ) asam miristat pada daging ikan jumlahnya sedikit
dengan kisaran 1-2%. Asam miristat dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
sampo, krim, kosmetik dan flavor makanan.
Asam palmitat (C16:0) merupakan asam lemak jenuh tunggal dengan kadar
tertinggi, baik dalam umur panen dua, tiga, dan empat minggu. Hasil uji asam
palmitat berturut-turut 39,62%; 28,35%; dan 16,82%; namun kadar asam palmitat
selalu menurun dari tiap minggunya. Penelitian Justi et al. (2003) menunjukkan
hasil pada umur panen 30 hari sebesar 16,60%, maka umur panen 4 minggu
hasilnya lebih tinggi. Tingginya asam palmitat pada baby fish ikan nila sesuai
dengan pendapat Osman et al. (2001) yang menyatakan palmitat merupakan asam
lemak jenuh yang paling banyak terdapat pada minyak ikan dengan kadar 15-50%
dari dari seluruh asam lemak yang ada.
Kandungan asam lemak jenuh stearat (C18:0) pada baby fish ikan nila pada
umur panen dua, tiga, dan empat minggu berturut-turut sebesar 1,57%; 2,47%;
dan 3,24%. Stearat kandungannya selalu meningkat, namun jika dibandingkan
dengan hasil penelitian De Castro et al. (2007) yang sebesar 10,7%, maka hasil
stearat baby fish ikan nila lebih rendah.
Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA)
Asam lemak tak jenuh tunggal yang terdeteksi pada baby fish ikan nila yaitu
asam oleat (C18:1n9). Tabel 3 menunjukkan asam oleat pada ketiga umur panen
saling berbeda (P<0,05), umur dua minggu sebesar 44,48%, tiga minggu sebesar
23,64% dan empat minggu sebesar 19,16%. Kandungan asam oleat umur empat
minggu berbeda nyata dari umur panen dua dan tiga minggu. Oleat adalah salah
satu MUFA yang memiliki nilai tertinggi diantara asam lemak lainnya yang
terdeteksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ozugul dan Ozugul (2007) yang
menyatakan asam oleat merupakan asam lemak paling banyak dalam asam lemak
jenuh tunggal yaitu 52-79% dari total asam lemak tak jenuh tunggal. Kandungan oleat dari setiap umur panen baby fish ikan nila cenderung
menurun. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian De Castro et al. (2007) pada
ikan nila dewasa, maka oleat baby fish ikan nila pada umur panen empat minggu
hasilnya tidak berbeda jauh. Penurunan asam oleat pada setiap umur panen diduga
karena dipakai sebagai energi dan untuk pertumbuhan. Menurut Mokoginta et al.
(2003) bahwa ikan membutuhkan asam lemak n6 dan n3 sebagai asam lemak
esensial dalam pakannya untuk menghasilkan pertumbuhan dan tingkat
13
kelangsungan hidup yang tinggi. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh yang
paling umum dan merupakan prekursor untuk produksi sebagian besar PUFA.
Asam oleat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi, sebagai zat antioksidan
untuk menghambat kanker, menurunkan kadar kolesterol dan media pelarut
vitamin A, D, E, dan K. Kekurangan asam oleat dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pada penglihatan, menurunnya daya ingat serta gangguan pertumbuhan
sel otak pada janin dan bayi (Peddyawati 2008).
Asam lemak tak jenuh jamak (PUFA)
Asam lemak tak jenuh jamak yang terdeteksi pada baby fish ikan nila yaitu
linoleat, linolenat, dan arakidonat. Tabel 3 menunjukkan total PUFA pada ketiga
umur panen saling berbeda (P<0,05), dua minggu sebesar 10,93%, tiga minggu
sebesar 16,72% dan empat minggu sebesar 15,36%. Pada umur panen empat
minggu total PUFA berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu. Kandungan
linoleat pada umur panen dua, tiga dan empat minggu berturut-turut sebesar
8,34%; 11,86%; dan 6,78%. Hasil tersebut lebih tinggi dibanding penelitian De
Casto et al. (2007) yang sebesar 4,7%. Asam lemak tak jenuh linoleat adalah asam
tidak jenuh ikatan majemuk yang esensial untuk tubuh. Asam linoleat merupakan
asam lemak tidak jenuh yang tidak bisa disintesis oleh tubuh, oleh sebab itu perlu
diberikan dari luar melalui makanan. Asam linoleat dalam tubuh berperan dalam
pertumbuhan, pemeliharaan membran sel, pengaturan metabolisme kolesterol dan
menurunkan tekanan darah. Defisiensi asam linoleat dapat menyebabkan
kemampuan reproduksi menurun, gangguan pertumbuhan dan rentan terhadap
infeksi (Iskandar et al. 2010).
Kandungan linolenat baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan
empat minggu berturut-turut sebesar 1,73%; 3,84%; 1,36% dan cenderung tidak
berbeda jauh dibanding hasil penelitian Justi et al. (2003) yang sebesar 1,04%
maka perbedaannya tidak terlalu jauh. Menurut Ozugul dan Ozugul (2007)
keragaman komposisi asam lemak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
spesies, ketersediaan pakan, umur, habitat, dan ukuran.
Kandungan asam arakidonat pada baby fish ikan nila pada umur panen dua,
tiga, dan empat minggu berturut-turut sebesar 0,86%; 1,02%; dan 7,22%.
Arakidonat pada setiap umur panen mengalami peningkatan dan cenderung lebih
tinggi jika dibandingkan dengan hasil penelitian De Casto et al. (2007) yang
sebesar 4,1%, maka kandungan arakidonat pada baby fish ikan nila lebih tinggi.
Asam linolenat dan arakidonat dalam tubuh berfungsi untuk mengurangi
kekentalan darah tanpa efek yang signifikan pada trombosit atau pembekuan, dan
keduanya memiliki efek positif pada lipid darah, dan konsisten pada pengurangan
konsentrasi trigliserida (Udani dan Barry 2013).
Deskripsi Jaringan Baby Fish Ikan Nila
Secara umum potongan melintang tubuh ikan bagian posterior tersusun atas
epidermis, miomer, motom, dan corpus vertebrate. Hasil pengamatan jaringan
otot baby fish ikan nila umur panen dua, tiga, dan empat minggu disajikan pada
Gambar 3. Gambar 3A menunjukkan jaringan tulang belakang dan otot baby fish
ikan nila umur panen dua minggu yang memperlihatkan neural, centrum, sel-sel
bervakuola, dan miomer. Gambar 3B menunjukkan jaringan otot baby fish ikan
nila berumur tiga Minggu, terlihat bahwa miomer di daerah pheri-pheri tersusun
14
rapat dan kearah dalam semakin merenggang. Mioseptum berupa lapisan tipis dan
hanya sebagian kecil bisa diidentifikasi. Sebagian miomer di daerah dalam
mengalami degradasi dan terjadi jarak antara mioseptum dan miomer.
Gambar 3 Penampang melintang otot baby fish ikan nila dengan perbesaran
masing-masing 400x pada umur panen : (A) dua minggu, (B) tiga
minggu, (C) empat minggu (a. Miomer; b. Mioseptum; c. Neural; d. Sel
bervakuola; e. Centrum; f. Epidermis; g. Pembuluh kapiler)
Miomer belum tumbuh secara sempurna, berukuran kecil serta
kemungkinan besar terjadi pelepasan sebagian besar air dan protein dalam proses
dehidrasi. Sedangkan pada umur empat minggu (Gambar 3C) miomer tampak
berukuran lebih besar, kompak dan tidak mudah terdegradasi, pembuluh kapiler
sudah berkembang serta jarak antara miomer dan mioseptum sudah mengecil.
Jarak yang jelas pada miomer umur dua minggu menyebabkan kemampuan
miomer untuk mengikat air berkurang. Lonergan (2012) menyatakan kandungan
air pada otot mayoritas berada pada struktur miofibril. Johnston et al. (2011)
menyatakan setiap blok-blok miotom dibatasi oleh mioseptum. Ketebalan
mioseptum bervariasi sepanjang tubuh, disektiar kulit mioseptum lebih tebal.
Jumlah dan ukuran miotom bervariasi tergantung pada filogeni, ontogeni,
morfologi tubuh, dan gaya bergerak ikan tersebut.
Gambar 4A dan 4C menunjukkan jaringan intestin baby fish ikan nila umur
panen dua minggu memperlihatkan adanya villi, sel mukus, vilous core, dan
dinding usus. Goblet cell pada umur dua minggu sudah terlihat jelas, namun sel
enterosit belum teridentifikasi. Goblet cell merupakan bagian dari sel epitel
pencernaan dan terdiferensiasi seiring bertambahnya umur (Wallace et al. 2005)
Bagian hipaksial terlihat peritoneal cavity, peritoneum, otot hipaksial, dan
epidermis. Kuperman et al. (1994) menyatakan umumnya epitelium pada usus
terdiri atas enterosit dan sel goblet. Sel mukosa pada pencernaan memiliki
peranan penting dalam digestif, resorptif dan proses metabolisme.
A c
d
e
a
b
B
f
b
a
C
g
a
15
Gambar 4 Penampang melintang pencernaan baby fish ikan nila pada berbagai
umur panen : (a) umur dua minggu perbesaran 400x (b) dua minggu
perbesaran 100x, (c) empat minggu perbesaran 400x (a. Sel mucus; b.
Vilous core; c. Villi; d. Sel enterosit; e.peritonium; f. Peritoneal cavity;
g. Otot hipaksial, h. Epidermis)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Umur panen dua, tiga, dan empat minggu berpengaruh nyata terhadap
komposisi proksimat, asam lemak, dan perkembangan jaringan daging baby fish
ikan nila. Baby fish ikan nila mengandung 8 jenis asam lemak yang terdiri atas
4.jenis SAFA, 1 MUFA dan 3 PUFA. Asam lemak mengalami penurunan secara
signifikan seiring dengan bertambahnya umur panen. Jaringan daging baby fish
ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan empat minggu cenderung mengalami
perkembangan membentuk sususan yang lebih kompak seiring dengan
bertambahnya umur panen.
Saran
Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan analisis parameter
morfometrik yang lain selain panjang dan tinggi serta analisis jaringan organ lain
pada baby fish ikan nila. pengamatan analisis jaringan organ lain pada baby fish
ikan nila diusahakan lebih detail terhadap perubahan jaringan dengan
menggunakan mikroskop TEM. Selain itu, perbaikan metode derivatisasi perlu
dilakukan agar diperoleh komposisi asam lemak yang lebih pasti.
dinding
c
a
b
A
f
e
g
h
B
C
d
b
a
16
DAFTAR PUSTAKA
Angka SL, Mokoginta I, Hamid H. 1990. Anatomi dan Histologi Banding
beberapa Ikan Air Tawar yang Dibudidayakan di Indonesia. Bogor (ID):
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Institut Pertanian Bogor. hlm 17-27.
[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Method of
Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington,
Virginia, (US): Association of Official Analytical Chemist, Inc.
Chaijan M. 2011. Physicochemical changes of tilapia (Oreochromis niloticus)
muscle during salting. Food Chemistry 129: 1201–1210.
Darsudi, NPA Arsini, NPA Kenak. 2008. Analisis kandungan proksimat bahan
baku dan pakan buatan/pelet untuk kepiting bakau (Scylla paramamosa).
Buletin Teknologi Literatur Akuakultur 7(1):45-41.
De Castro FAF, Sant’ana HMP, Campos FM, Costa NMB, Silva MTC, Salaro
AL, Francheschini SCC. (2007). Fatty acid composition of three freshwater
fishes under different strorage and cooking process. Food Chemistry 103 :
1080-190.
[DJPB Kementrian Kelautan dan Perikanan] Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya. 2013. Statistik menakar target ikan air tawar tahun 2013
[internet]. [diacu 2014 Maret 27]. Tersedia dari :
http:www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=847.
El-Serafy S, Ibrahim SA, Mahmoud SA. 2005. Biochemical and histopathological
studies on the muscles of the nile tilapia (Oreochromis niloticus) in Egypt.
J. Aquat. Biol. & Fish. 9(1): 81-96.
Gehring, CK, Davenport PM, Jaczynzki J. 2009. Functional and nutritional
quality of protein and lipid recovered from fish processing by-products and
underutilized aquatic species using isoelectric solubilization/precipitation.
Current Nutrition & Food Science. 5: 17 – 39.
Iskandar Y, Surilaga S, Musfiroh I. 2010. Penentuan kadar asam linoleat pada
tempe secara kromatografi gas. Jurnal Farmasi. 3 (2): 15-20.
Johnston IA, Bower NI, Macqueen DJ. 2011. Growth and regulation of myotomal
muscle mass in teleost fish. The Journal of Experimental Biology. 214:
1617-1628.
Justi KC, Hayashi C, Visentainer JV, de Souza NE, Matsushita M. (2003). The
influence of feed supply time on the fatty acid profile of nile tilapia
(Oreochromis niloticus) fed on a diet enriched with n-3 fatty acids. Food
Chemisty 80 : 489-493.
Kuperman BI, Kuzmina VV.1994. The ultrastructure of the intestinal ephitelium
in fishes with different types of feeding. Journal of Fish Biology. 44: 181-
193.
Lingen Z. 1989. Chapter 4 rearing of fry and fingerling [internet]. [diunduh 2014
Juli 15]. Tersedia dari :
http://www.fao.org/docrep/field/003/ac264e/AC264E04.htm#ch4.
Lonergan EH. 2012. Water holding capacity of fresh meat. American Meat
Science Association Fact Sheet: 1-8.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
SAS dan Minitab Jilid I Edisi Kedua. Bogor (ID): IPB Press. Hlm 63-72.
17
Metusalach. 2007. Pengaruh fase bulan dan ukuran tubuh terhadap rendemen,
kadar protein, air dan abu daging kepiting rajungan, Portunus spp. Jurnal
Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin 17(3):233-239.
Mokoginta, Jusadi G, Pelawi TL. 2003. Pengaruh pemberian Daphnia sp. Yang di
perkaya dengan sumber lemak yang berbeda terhadap kelangsungan hidup
dan pertumbuhan larva ikan nila, Oreochromis niloticus. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 2(1) : &-11.
Muhamad NA, Mohamad J. 2012. Fatty acids composition of selected Malaysian
fishes. Sains Malaysiana 41(1): 81–94.
O’Keefe SF. . Nomenclature dan classification of lipids. Di dalam: Akoh CC
dan Min DB, editor. Food Lipids: Chemistry, Nutrition, and Biotechnology.
Ed ke-2. New York (US): Marcel Dekker, Inc.
Osman H, Suriah AR, Law EC. 2001. Fatty acid composition and cholesterol
content of selected marine fish in Malaysian water. Food Chemistry. 75: 55-
60.
Ozogul Y, Simsek A, Balikci E, Kenar M. 2012. The effects of extraction
methods on the contents of fatty acids, especially EPA and DHA in marine
lipids. Int J Food Sci Nutr. 63(3): 326-31.
Ozugul Y, Ozugul F. 2007. Fatty acid profiles of commercially important fish
species from the mediterranean, agean dan black seas. Food Chemistry. Vol.
100 (4): 1634-1638.
Peddyawati E. 2008. Lemak, kawan yang bisa jadi lawan [internet]. [diunduh
2014 Maret 27]. Tersedia dari : http:// benih.net/lemak-kawan-yang-bisa-
jadi-lawan.
Pramono TB, Sanjayasari D, Soedibya PHT. 2007. Optimasi pakan dengan level
protein dan energi protein untuk pertumbuhan calon induk ikan
senggaringan (Mystus nigriceps). Jurnal PROTEIN 15(2): 153-157.
Ramseyer LJ. 2002. Predicting whole-fish nitrogen content from fish wet weight
using regression analysis.N.Am. J.Aquac. 64: 195–204.
Rasmussen RS, Ostenfeld TH. 2000. Effect of growth rate on quality traits and
feed utilisation of rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) and brook trout
(Salvelinus fontinalis). Aquaculture. 184:327-337.
Sanchez FH, Morales MEA. 2012. Nutritional richness and importance of the
consumption of tilapia in the Papaloapan Region. Rev. electrón. vet.13(6):
1-12.
Santos VB, Martins TR, Freitas FT. 2012. Body composition of nile tilapias
(Oreochromis niloticus) in different length classes. Ci. Anim. Bras. Goiânia.
13(4): 396-405.
Sheridan MA. 1988. Lipid dynamics in fish : Aspects of absorption,
transportation, deposition and mobilization. Comp. Biochem. Physiol. 90B
(4): 679 – 690.
[SNI] Standar Nasional Indonesia.1992. SNI 01-2891-1992: Cara Uji Makanan
dan Minuman. Jakarta (ID): Dewan Standardisasi Nasional.
Udani K, Barry WR. 2013. High potency fish oil supplement improves omega-3
fatty acid status in health adults: an open-label study using a web-based,
virtual platform. Nutrition Journal. Vol. 12: 1-2.
Wallace KN, Akhter S, smith EM, lorent K, Pack M. 2005. Intestinal growth and
differentiation in zebrafish. Mechanisms of Development. 122: 157-173.
20
Lampiran 1Contoh perhitungan analisis proksimat
Kadar air umur panen 2 minggu
% Kadar air ulangan 1 = ( 4,44- 4, 4)
, 4- 4, 4 = 81,91%
Kadar abu umur panen 3 minggu
% Kadar abu = Berat abu
Berat sampel
% Kadar abu ulangan 1 = ( , - , )
,44 = 2,48%
Kadar lemak umur panen 4 minggu
% Kadar lemak = -
% Kadar abu ulangan 1 = ( , - , )
, = 2,01%
Kadar protein umur panen 2 minggu
% Nitrogen = N 4
w
% Nitrogen ulangan 1 = , 4
, = 2,2258%
% Kadar protein = % Nitrogen x 6,25
= 2,2258 x 6,25
= 13,91%
Lampiran 2 Contoh perhitungan asam lemak umur dua minggu
Konsentrasi total asam lemak = total sampel – pengotor
= 100 – (64,4918 + 31,6665)
=3,8417
= 1,38%
21
Lampiran 3 Hasil analisis statistik morfometrik
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Sig.
Bobot Antar Kelompok 156,923 2 78,461 776,460 0,000
Dalam Kelompok 8,791 87 0,101
Jumlah 165,714 89
Panjang Antar Kelompok 124,929 2 62,464 1691,729 0,000
Dalam Kelompok 3,212 87 0,037
Jumlah 128,141 89
Tinggi Antar Kelompok 6,488 2 3,244 290,967 0,000
Dalam Kelompok 0,970 87 0,011
Jumlah 7,458 89
Bobot
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
2 minggu 30 0,1570
3 minggu 30 0,4923
4 minggu 30 3,1107
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a = 30,000.
Panjang
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
2 minggu 30 1,9467
3 minggu 30 3,0200
4 minggu 30 4,8033
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 30,000.
Tinggi
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
2 minggu 30 0,4433
3 minggu 30 0,8833
4 minggu 30 1,0867
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 30,000.
22
Lampiran 4 Hasil analisis statistik proksimat
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadarat Tengah F Sig.
Kadar air Antar Kelompok 2,496 2 1,248 29,870 0,001
Dalam Kelompok 0,251 6 0,042
Jumlah 2,747 8
Kadar abu Antar Kelompok 1,977 2 0,988 141,420 0,000
Dalam Kelompok 0,042 6 0,007
Jumlah 2,019 8
Kadar lemak Antar Kelompok 0,305 2 0,153 40,052 0,000
Dalam Kelompok 0,023 6 0,004
Jumlah 0,328 8
Kadar protein Antar Kelompok 0,630 2 0,315 25,097 0,001
Dalam Kelompok 0,075 6 0,013
Jumlah 0,705 8
Kadar karbohidrat Antar Kelompok 2,230 2 1,115 58,121 0,000
Dalam Kelompok 0,115 6 0,019
Jumlah 2,345 8
Kadar air
Duncan
perlakuan N Besar alfa = 0,05
1 2 1
4 minggu 3 80,6543
3 minggu 3 80,7907
2 minggu 3 81,8334
Sig. 0,445 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
Kadar abu
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 1
2 minggu 3 1,5537
3 minggu 3 2,4918
4 minggu 3 2,5957
Sig. 1,000 0,179
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
23
Kadar lemak
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 1
4 minggu 3 1,9733
3 minggu 3 2,3000
2 minggu 3 2,4059
Sig. 1,000 0,080
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
Kadar protein
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 1
4 minggu 3 13,3032
3 minggu 3 13,7907
2 minggu 3 13,9167
Sig. 1.000 0,218
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
Kadar karbohidrat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
2 minggu 3 0,2905
3 minggu 3 0,6268
4 minggu 3 1,4735
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
24
Lampiran 5 Hasil analisis statistik asam lemak
ANOVA
Jumlah Kuadarat Derajat Bebas Kuadrat tengah F Sig.
Total asam lemak Antar Kelompok 2731,278 2 1365,639 1567,598 0,000
Dalam Kelompok 5,227 6 0,871
Jumlah 2736,505 8
Laurat Antar Kelompok 2,137 2 1,068 74,949 0,000
Dalam Kelompok 0,086 6 0,014
Jumlah 2,222 8
Miristat Antar Kelompok 10,211 2 5,106 68,996 0,000
Dalam Kelompok 0,444 6 0,074
Jumlah 10,655 8
Palmitat Antar Kelompok 779,568 2 389,784 882,220 0,000
Dalam Kelompok 2,651 6 0,442
Jumlah 782,219 8
Stearart Antar Kelompok 4,225 2 2,113 22,883 0,002
Dalam Kelompok 0,554 6 0,092
Jumlah 4,779 8
Oleat Antar kelompok 1095,190 2 547,595 259,866 0,000
Dalam Kelompok 12,643 6 2,107
Jumlah 1107,834 8
Linoleat Antar Kelompok 40,503 2 20,251 137,869 0,000
Dalam Kelompok 0,881 6 0,147
Jumlah 41,384 8
Linolenat Antar Kelompok 10,732 2 5,366 316,476 0,000
Dalam Kelompok 0,102 6 0,017
Jumlah 10,834 8
Arakidonat Antar Kelompok 79,083 2 39,541 389,442 0,000
Dalam kelompok 0,609 6 0,102
Jumlah 79,692 8
Total SAFA Antar Kelompok 716,043 2 358,021 725,817 0,000
Dalam Kelompok 2,960 6 0,493
Jumlah 719,002 8
Total MUFA Antar kelompok 1095,190 2 547,595 259,866 0,000
Within Groups 12,643 6 2,107
Total 1107,834 8
Total PUFA Between Groups 55,040 2 27,520 145,710 0,000
Dalam Kelompok 1,133 6 0,189
Jumlah 56,173 8
25
Total asam lemak
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 56,5267
3 minggu 3 75,3533
2 minggu 3 99,1033
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
laurat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 0,0000
3 minggu 3 0,3233
2 minggu 3 1,1567
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
miristat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
2 minggu 3 1,3667
4 minggu 3 1,9367
3 minggu 3 3,8567
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
palmitat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 16,8200
3 minggu 3 28,3533
2 minggu 3 39,6167
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
26
stearat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
2 minggu 3 1,5667
3 minggu 3 2,4700
4 minggu 3 3,2433
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Uses Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
oleat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 19,1667
3 minggu 3 23,6367
2 minggu 3 44,4800
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
linoleat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 6,7800
2 minggu 3 8,3433
3 minggu 3 11,8533
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
linolenat
Duncan
Perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 1,3633
2 minggu 3 1,7267
3 minggu 3 3,8400
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
27
arakidonat
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 1
2 minggu 3 0,8567
3 minggu 3 1,0167
4 minggu 3 7,2233
Sig. 0,561 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama= 3,000.
total SAFA
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 21,9967
3 minggu 3 35,0033
2 minggu 3 43,7033
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
total MUFA
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
4 minggu 3 19,1667
3 minggu 3 23,6367
2 minggu 3 44,4800
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
total PUFA
Duncan
perlakuan
N Besar alfa = 0,05
1 2 3 1
2 minggu 3 10,9267
4 minggu 3 15,3633
3 minggu 3 16,7167
Sig. 1,000 1,000 1,000
Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan.
a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.
28
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Santoso Darmo Atmojo. Penulis dilahirkan di
Cirebon, 19 Agustus 1991 sebagai anak kesembilan dari sepuluh bersaudara dari
pasangan Bapak Jamudi dan Ibu Kamini. Penulis memulai jenjang pendidikan
formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Panguragan Wetan, Kabupaten Cirebon pada
tahun 1998 dan lulus tahun 2004, kemudian penulis melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Arjawinangun, Kabupaten Cirebon dan lulus
pada tahun 2007. Penulis menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2
Cirebon dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan sekaligus
sebagai penerima beasiswa BIDIKMISI 2010-2014.
Penulis selama menjalani pendidikan akademik di IPB pernah aktif sebagai
anggota divisi kesekretariatan Himpunan Mahasiswa Hasil Perikanan
(HIMASILKAN) periode 2011-2012. Penulis menerima penghargaan juara 1
kompetisi mancingmania PORIKAN 2012, Peraih 3 proposal PKM-P didanai
Dikti 2013-2014, finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-26 (PIMNAS
XXVI) Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) 2013 dan finalis riset Tanoto
Foundantion 2013.