Post on 04-Jul-2015
KELOMPOK 2
TSUNAMI
ANGGOTA
TSUNAMI
Berasal dari bahsa
jepang
Tsu harbour
Nami wave
• Sebutan lain
- Tidal Wave
- Seismic Sea Wave
Pengertian Tsunami
Tsunami adalah sederetan gelombang yang
terjadi pada air laut yang ditimbulkan oleh
gangguan yang mengakibatkan berubahnya
ketinggian permukaan air laut. Pada umunya
gelombang tsunami erat hubungannya dengan
daerah pesisir pantai.
Proses Tsunami
Penyebab Tsunami
Landslide(longsor
an bawah laut)
Letusan gunung
api bawah laut
Tumbukan meteor
Ledakan nuklir
Aktifitas Non Seismik Landslide
Penyebab Tsunami
Aktivitas Seismik
Gempa bumi
bawah laut
Adanya gempa
bumi dapat
menyebabkan
perubahan
pergerakan
lempeng di dasar
laut.
Syarat-syarat Terjadinya
Tsunami
Gempa bumi yang berpusat di tengah
laut dan dangkal (0 - 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-
kurangnya 6,5 Skala Richter dan dengan
pola sesar naik atau sesar turun
Ilustrasi Penyebab Tsunami
Hubungan Magnitude dengan
Kedalaman
Mm = 6,3 + 0,005 D (Lida (1970) )
Dimana :
Mm = magnitudo minimum atau ambang gempa
(skala Richter) yang berpotensi menimbulkan
tsunami
D = Kedalaman pusat gempa.
Kecepatan Gelombang Tsunami
Terhadap Kedalaman Laut
Hubungan Kecepatan dengan
Kedalaman
V = g. D
Dimana :
V = kecepatan gelombang
D = Kedalaman pusat gempa
Contoh
gravitasi di suatu tempat adalah g = 10m/det2 dan
kedalaman laut di tempat itu di ambil D = 500 m, maka
kecepatan gelombang tsunami di tengah laut kurang
lebih 250 km/jam.
Klasifikasi Tsunami
Amat Kecil ( 0 )
Kecil ( 1 )
Menengah ( 2 )
Besar ( 3 )
Amat Besar ( 4 ) ( Lida 1963)
Hubungan empiris antara magnitudo tsunami dengan magnitudo gempa bumi yang menimbulkannya diturunkan oleh Lida (1963) sebagai berikut :
m = 2,661 M – 16,44
Dimana :
m = magnitudo tsunami dalam skala Immamura.
M = magnitudo gempa bumi dalam Skala Richter.
Kejadian Tsunami yang Signifikan
di Indonesia
Mitigasi Tsunami
Mitigasi:
- Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat dihindarkan.
- Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta-benda” (FEMA, 2000).
- Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan individu.
Mitigasi Tsunami
Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang terancam, merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut. Ketiga langkah penting tersebut:
1) penilaian bahaya (hazard assessment),
2) peringatan (warning), dan
3) persiapan (preparedness) adalah unsur utama model mitigasi.
Unsur kunci lainnya yang tidak terlibat langsung dalam mitigasi tetapi sangat mendukung adalah penelitian yang terkait (tsunami-related research).
INATEWS
(INDONESIA TSUNAMI EARLY WARNING
SYSTEM)
sistem peringatan dini tsunami atas kerjasama
dengan lembaga-lembaga dalam dan luar
negeri
Segitiga Komponen InaTEWS
Konsep Segitiga Komponen
InaTEWS
komponen operasional
Menangani kegiatan-kegiatan pemantauan, pengolahan, analisa,
penyiapan dan disiminasi warning tsunami. Melaksanakan tanggap
darurat terhadap kejadian bencana dan mitigiasi melalui:
pendidikan dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat,
penyiapan tempat perlindungan, jalur penyelamatan, peta,
logistik, pelatihan lapangan dan lain-lain.
komponen mitigasi dan tanggap darurat
Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap
komponen 1 dan 2 besertapeningkatan kapasitas SDM.
Komponen Pembangunan Kapasitas
Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap
komponen 1 dan 2 beserta peningkatan kapasitas SDM
Desain InaTEWS
Komponen Operasional
InaTEWSA. Sistem Pemantauan
Pemantauan darat
Seismic (160 broadband seismometer, 500 accelerometer)
GPS (40)
Pemantauan muka laut
Buoys (22)
Tide Gauges (80)
B. Sistem Pengolahan
Seismic : 10 Regional Center (RC), 1 National Center (NC)
Lainnya : 1 Tide Gauges Center, 1 Buoys Center, 1 GPS Center
C. Telekomunikasi
Upstream (Pengumpulan Data)
Down stream (Diseminasi)
Alur Data InaTEWS
Jaringan Seismik (BMKG)
gempa -> gelombang seismik dipancarkan ke segala arah -> terekam oleh jaringan Seismometer -> Rekaman dikirim melaluiVSAT ke Pusat -> diproses & dianalisis -> dihasilkan informasisumber gempa bumi
Ketika parameter gempabumi memenuhi kriteria menimbulkantsunami maka warning tsunami akan dikeluarkan. Diharapkansinyal dari buoys akan datang dengan segera untuk digunakansebagai konfirmasi atau pernyataan warning selesai.
Jaringan Seismik telah didisain terdiri dari 160 broadband seismometer, 500 accelerometer dan akan dikelompokan kedalam 10 Regional Center.
Dengan jumlah sensor tersebut dan jarak tiap sensor ±100 km, makadalam 3 menit pertama sumber gempabumi yang terjadi di wilayahIndonesia dapat ditentukan lokasinya.
Stasiun Seismik
Jaringan GPS dan Tide Gauge
(Bakosurtanal)
Jaringan GPS sebagai bagian dari sistempemantauan darat dipasang di beberapa lokasibersama-sama dengan seismometer atau tide gauges atau tersendiri sesuai dengan kebutuhanjaringannya.
Tide gauge adalah perangkat untuk mengukurperubahan muka laut. Informasi yang dibutuhkanuntuk peringatan dini adalah pasang surut seketikasebelum terjadinya tsunami
Hingga sekarang 39 tide gauges telahterpasang dan datanya ditrasmit melalui VSAT IP dan GTS (real time).
Stasiun GPS
Jaringan Stasiun GPS
Stasiun Tide Gauge Sadeng
Jaringan Pasang Surut
Indonesia
Buoys (BPPT)
Dalam pengertian sederhana, Buoy adalah sebuahpelampung yang mengambang di permukaan lautsebagai perangkat untuk mendeteksi berbagai aktivuitasdi dasar laut.
Buoy yang dipasang di dekat sumber gempa dantsunami bekerja berdasarkan gelombang tsunami atauanomali elevasi muka air laut yang dideteksi oleh sensor
Data akan terkirim ke Pusat BPPT menggunakankomunikasi imarsat dan akan dikirimkan langsung keBMKG menggunakan VPN dan back up dengan VSAT IP. Dengan jalur komunikasi seperti ini diharapkandelay waktu akan terabaikan.
DART (Deep-Ocean
Assessment and Reporting of Tsunamis)
Paltform
Stasiun Buoy
Buoy di Merak Buoy G2 “Said
Jenie”
Jaringan Buoy di Indonesia
DSS (Decision Support System)
1. Perspektif Situasi
Memberikan gambaran dan rujukan situasi di area
bencana sekitar sumber gempa bumi.
Memberikan gambaran penjalaran tsunami diperoleh dari
database hasil modelling.
Menunggu data dari pemantau muka laut.
2. Perspektif Observasi;
Real Time : Seismik, GPS, Buoys, Tide Gauges
Diharapkan menerima informasi deformasi lempeng dan
tsunameter
Berdasarkan situasi disini,yang menampilkan kondisi
obervasi untuk menentukan tindakan selanjutnya, mulai
dari warning sampai akhir warning
3. Perspektif Keputusan;
Menawarkan jenis warning yang dibuat oleh
sistem untuk dievaluasi oleh petugas sebelum
dikirimkan
Hasil dari modeling tsunami dalam bentuk
peta penjalaran dan ketinggian tsunami
berdasarkan dampak yang kemungkinan
terjadi
Sistem Diseminasi
Pada dasarnya sistem disiminasi menjadi tugas institusi BMKG,
yang berkewajiban menyiapkan dan mengeluarkan “warning” yang
selanjutnya untuk didesiminasikan ke masyarakat.
Selanjutnya menjadi tanggung jawab berbagai institusi terkait untuk
menyampaikannya ke masyarakat yang daerahnya terancam.
“Five in One”
“Five in One” yang merupakan sistem yang dipakai
BMKG, sistem ini mempunyai kelebihan lain disamping
pengiriman otomatis serentak melalui lima moda, kelima
moda tersebut : aktivasi alarm, SMS, internet, website,
konversi teks suara.
Server penerima warning tsunami dapat bertindak
sebagai server disiminasi lagi untuk mengirimkan
warning tsunami ke alamat – alamat yang dituju.
Basis Data Tsunami
Tahapan dalam pembuatan basis data tsunami adalah sebagaiberikut :
1. Studi tentang gempabumi dan tsunami serta penyiapan databatimetri
2. Model sumber tsunami (Tsunami source model)
-Menghitung sumber tsunami berdasarkan tatanan tektonik
3. Penjalaran GelombangTsunami (Tsunami Propagation)
-Menghitung tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjang pantai
4. Pengembangan software untuk memanggil dan interpolasi basisdata tsunami untuk tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjangpantai.
-Software ini berguna untuk memilih 16 file yang akandiinterpolasikan untuk selanjutnya memberikan informasi untukperingatan dini tsunami.
5. Integrasi software tsunami database dengan Sistem InformasiGeografis (GIS)
Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan
SumberTsunami
Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan
SumberTsunami
Pembuatan skenario tsunami didasarkan pada informasi
parameter gempabumi meliputi kekuatan gempa,
orientasi patahan, luasan bidang patahan dan lain-lain.
Berdasarkan perhitungan empiris, makin besar kekuatan
gempa maka makin luas bidang patahan sumber
tsunami juga semakin luas
Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiap Siagaan
Masyarakat
Hal yang tidak kalah penting artinya adalah pendidikan dankesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bahayatsunami
Informasi warning tsunami yang diterima oleh institusiperantara seperti Pemda serta institusi terkait lainnya harussampai ke masyarakat kemudian masyarakat dapatmenindak lanjuti warning tersebut dengan upaya evakuasi.
Untuk itu diperlukan upaya pendidikan dan kesiapsiagaanmasyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami. berbagaikegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat berupasosialisasi, workshop, simulasi Tsunami, simulasi table topdan lain-lain
Institusi yang terlibat dalam rangka pendidikan masyarakat didaerah rawan tsunami baik dari dalam negeri maupuninternasional antara lain: Ristek, LIPI, BMG, Universitas, PMI,Pemda, LSM, Unesco, GTZ dan lain-lain.
Tahapan Peningkatan Kewaspadan dan Kesiapsiagaan
Masyarakat
1. Pelatihan para pejabat / petugas di lingkungan Pemerintah Daerah.
2. Pelatihan kepada wakil masyarakat
3. Penyiapan modul untuk pendidikan publik
4. Penyiapan peta dan jalur evakuasi
5. Penyiapan dan pemasangan rambu – rambu evakuasi tsunami
6. Simulasi sistem peringatan dini tsunami dan Tsunami Drill
7. Sosialisasi publik melalui media elektronik dan cetak
8. Latihan – latihan untuk anak-anak sekolah.
Kesiap Siagaan
1. Kenali Lingkungan;
- Tempat Tinggal, Jarak terhadap pantai,
- Lokasi yang tinggi (5-30 m dari permukaan laut)
- Jalur menuju tempat yang tinggi
2. Jika merasaka gempa kuat lebih dari 2 menit atau menyaksikan
air laut surut secara tiba-tiba, segera tinggalkan pantai
3. Laporkan keadaan tersebut ke instansi terkait; Lurah, Camat,
Polisi atau Koramil.
4. Selamatkan diri dan keluarga serta tetangga. Pimpin masyarakat
menuju tempat yang tinggi.
5. Dengarkan berita dari BMKG, Pemda, Kepolisian, TNI
(Koramil/Korem)
Beberapa sistem penanggulangan
dampak Tsunami
Pemberian sistim tanggul (dike) tepi pantaiuntuk bangunan tepi pantai yang bernilai pentingseperti pelabuhan.
Pada pantai teluk yang berbentuk kantong yang menyempit ke arah darat, jarak bangunan didarat dari garis pantai harus cukup jauh (lebihdari 200 meter) untuk mencegah amplifikasienergi dan ketinggian gelombang yang mencapai pantai dan dataran pantai.
Pembuatan tanggul pematang di dataran pantaiyang cukup tinggi, dan berlapis dengan jarakantar tanggul yang cukup lebar.
Beberapa sistem penanggulangan
dampak Tsunami
Membuat peta potensi terjadinya Tsunami (Tsunami´s map) yang merupakan pengembanganpeta/peta gempa Tektonik (jalur gempa Tektonik) diwilayah NKRI.
Mengidentifikasi kawasan yang paling rawanterhadap bencana tsunami.
Membuat peta microzoning.
Mengevaluasi, menetapkan, mensosialisasi danmerealisasi UU/PP tentang semapadan Pantai(200m dari garis pasang ; atau ditambah lebar).
Mengembangkan system pengelolaan kawasanpantai (Coastal zone Management System) : Zonabudidaya, zona perlindungan/penyangga.
SANKYUUU~