Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

28
MAKALAH ILMU KEBUMIAN GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI KELOMPOK 8 : 1. EMA ROSIANI (4001414004) 2. ANELLA M P (4001414012) 3. LISKA YULIANA (4001414017) 4. AIDA RAGIL N P (4001414035) JURUSAN IPA TERPADU

Transcript of Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Page 1: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

MAKALAH ILMU KEBUMIAN

GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

KELOMPOK 8 :

1. EMA ROSIANI (4001414004)

2. ANELLA M P (4001414012)

3. LISKA YULIANA (4001414017)

4. AIDA RAGIL N P (4001414035)

JURUSAN IPA TERPADU

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat, rahmat dan

ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GempaBumi, Tsunami, dan

GunungBerapi”. Makalah ini kami tulis dalam rangka memenuhi tugas akhir semester gasal mata

kuliah ilmu kebumian.

Tak Ada Gading Yang Tak Retak Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah

ini masih ada kekurangan. Oleh Karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya memotivasi

penulis agar tercapainya kesempurnaan makalah ini. Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan

atau kekurangan kata-kata dalam penulisan makalah ini. Semoga penulisan makalah inidapat

bermanfaat bagi pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai

segala usaha kita. Amin.

Semarang, 16 Desember 2014

                         Penulis

Page 3: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………. 1

B. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………... 3

C. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 4

A. GEMPA BUMI………………………………………………………………. 4

B. TSUNAMI…………………………………………………………………… 9

C. GUNUNG BERAPI…………………………………………………………. 12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………. 16

A. KESIMPULAN……………………………………………………………… 16

B. SARAN……………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 17

Page 4: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Bencana alam selalu menyisikan duka dan kerugian bagi masyarakat, termasuk

kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Bencana alam yang terjadi tidak sepenuhnya

menjadi otoritas Tuhan, tetapi terdapat juga bencana-bencana alam yang disebabkan oleh ulah

manusia. Manusia membakar hutan, membuat hutan beton diatas resapan air, hutan ditebang

dan digunduli secara tidak terkendali, ekosistem laut musnah dengan cara di bom, adalah

contoh serentetan perilaku manusia yang dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam.

Salah satu bencana alam yang disebabkan perilaku buruk manusia terhadap alam

adalah bencana gema bumi (seisme). Bencana alam gempa bumi ini biasanya terjadi tiba-tiba

dan sulit diprediksi atau diramalkan sebelumnya. Tiba-tiba bumi bergetar dengan skala ringan

sampai skala besar. Gempa bumi terjadi karena lempengan dan patahan bumi biasanya

mengalami pergeseran (gempa tektonik) atau disebabkan adanya letusan atau tenaga dari

dalam bumi (magma) yang menggetarkan permukaan bumi (gempa vulkanik).

Wilayah indonesia termasuk salah satu wilayah didunia yang paling rentan terjadinya

gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir, kita mengetahui terjadinya berbagai genpa bumi

yang melanda berbagai daerah di indonesia, seperti di Niasm Sumatra Barat, Yogyakarta dan

Jawa Barat bagian selatan (Tasikmalaya, Ciamis, Cianjur, Sukabumi)

SedangkanTsunami (bahasa Jepang: tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara

harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan

oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut

tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi

bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat

merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap

terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat

merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.

Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang

tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan

gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah

Page 5: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk

hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena

Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran

gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.

Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan

genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan

tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai

penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami

penyebab tsunami.

 Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai

"gelombang laut seismik".

Selanjutnya yaitu gunung berapi  atau gunung api secara umum adalah istilah yang

dapat didefinisikan sebagai suatu system saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair

atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai

ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat

meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena

pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur.

Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan

gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu,Ggrobogan,Jawa Tengah yang popular

sebagai bleduk kuwu.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung

berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi

tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun

sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya

dari pada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat

atau telah mati.

Page 6: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu

Kebumian, ditujukan agar mahasiswa pada umumnya dan penulis khususnya, dapat

memahami konsep dan materi mengenai gempa bumi, tsunami dan gunung berapi sehingga

dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupansehari-hari.

1.3 RumusanMasalah

1. Bagaimana proses terjadinyagempabumi?

2. Bagaimana upaya untuk pencegahan serta penanggulangan gempabumi?

3. Apa penyebab dari bencana tsunami?

4. Gejala apa saja yang muncul sebelum tsunami terjadi?

5. Apa saja tipe atau macam-macam gunung berapi?

6. Bagaimana proses terjadinya peletusan gunung berapi?

7. Apa saja tanda-tanda terjadinya gunung berapi meletus?

BAB II

PEMBAHASAN

1. Gempa Bumi

Page 7: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Pengertian Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi pada permukaan bumi

akibat dari pelepasan energy dari dalam secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik.

Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakkan kerak/lempeng bumi. Bencana alam

gempa bumi terjadi secara tiba-tiba, berbeda dengan bencana alam lainnya, seperti banjir

misalnya, ada hujan deras dulu baru bias banjir. Indonesia sering dilanda gempa, diantaranya

disebabkan karena Indonesia banyak gunung berapi.

Macam-macam gempa bumi:

Gempa Tektonisme

Keaneka-ragaman muka bumi sangat dipengaruhi oleh adanya gerakan di kerak/dasar

bumi, gerakan mendatar ataupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan itu menyebabkan

terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru disebut struktur diastropik.

Struktur diastropik adalah perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru pada muka

bumi. Bentuk struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

Berikut keterangan bentuk tersebut ;

a. Pelengkungan: lapisan kulit bumi yang awalnya mendatar jika mendapat tekanan

vertikal , maka akibatnya membentuk struktur melengkung. Lengkungan yang

mengarah ke atas disebut juga dengan kubah (dome) dan yang mengarah ke bawah

yang disebut juga dengan basin.

b. Lipatan: lipatan adalah akibat dari tekanan arah mendatar pada kulit bumi. Sementara

punggung lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.

c. Patahan: patahan terjadi karena tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal

maupun vertikal di kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan ini adalah daerah yang

rawan gempa karena daerah tersebut rapuh. Patahan disebut juga dengan sesar.

d. Retakan: retakan terjadi disebabkan karena gaya regangan yang menyebabkan batuan

menjadi retak.

Gempa Vulkanisme

Vulkanisme adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan bumi.

Magma tersebut keluar ke permukaan bumi pada umumnya melalui retakan batuan,

patahan, dan pipa kepundan pada gunung berapi. Jika magma yang berusaha untuk

keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Dan jika

Page 8: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang

sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.

Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk dari muka bumi diantaranya :

a. Kawah, lubang yang menyerupai mangkuk di puncak gunung berapi,

b. Kaldera, hasil dari letusan gunung berapi yang berbentuk seperti kawah tetapi

ukurannya jauh lebih besar. Oleh karena itu pada sebuah kaldera dapat terbentuk

danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung berapi corong kecil,

c. Berbagai bentuk gunung berapi.

Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut :

1. Retas (sill), magma yang sudah membeku yang berada di antara dua lapisan batuan di

dalam bumi berupa batuan beku.

2. Lakolit, bentuk cembung mengarah ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang

menekan ke atas di antara dua buah lapisan batuan sedimen.

3. Gang atau korok, bentukan yang tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara

vertikal atau miring yang berasal dari magma yang sudah membeku ketika berusaha

menerobos batuan sedimen.

4. Batholit, magma yang sudah membeku yang berada jauh di dalam bumi.

Seisme

Bila tumpukan energi di daerah penujaman sangat besar, energi itu akan mampu

menggoyangkan atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera yang berada

di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut dengan gempa bumi. Kemudian gejala

ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan oleh pergeseran kerak bumi tersebut bisa

besar maupun kecil. Besar atau kecilnya kerusakan di permukaan bumi disebabkan oleh

besar atau kecilnya kekuatangempa tersebut.

Hal yang Berkaitan dengan Gempa Bumi :

Gempa bumi - terjadi karena ada faktor, penyebab, proses dan akibatnya ; Klasifikasi,

Pengukuran, dan Kekuatan gempa. Berikut duopelangi mencoba menguraikannya ;

Page 9: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Magnitude

A.    Klasifikasi Gempa

Gempa bumi tergolong jadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi

diklasifikasikan menjadi.

1. Gempa tektonik: gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer

kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan tersebut akan menghasilkan getaran.

Getaran inilah yang merambat sampai ke permukaan bumi.

2. Gempa vulkanik: gempa yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Gempa ini

hanya dapat dirasakan di sekitar gunung berapi sebelum terjadi letusan, pada saat

letusan, dan beberapa saat setelah letusan.

3. Gempa runtuhan atau longsoran: gempa ini terjadi akibat daerah kosong di bawah

lahan yang mengalami runtuh. Getaran dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya

dirasakan di daerah sekitar yang runtuh.

Menurut bentuk episentrumnya, jenis gempa ada dua :

1)      Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.

2)      Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.

Menurut kedalaman hiposentrumnya;

1. Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter melebihi 300 km di bawah permukaan

bumi.

Page 10: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

2. Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter yang berada antara 60-300 km di

bawah permukaan bumi.

3. Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter yang kurang dari 60 km.

Menurut jaraknya, gempa dibagi menjadi tiga;

1)      Gempa sangat jauh: jarak episentrumnya diatas 10.000 km.

2)      Gempa jauh: jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.

3)      Gempa lokal: jarak episentrumnya kurang 10.000 km.

Menurut lokasinya, jenis gempa dibagi jadi dua:

1. Gempa daratan: episentrumnya terjadi di daratan.

2. Gempa lautan: episentrumnya terjadi di dasar laut. Gempa jenis inilah yang

menimbulkan terjadinya tsunami.

Pengukuran Gempa Bumi

Getaran gempa yang berasal dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah.

Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga

terjadi rambatan getaran di permukaan bumi berbenuk gelombang panjang. Maka menurut

pengukuran gelombangnya, maka jenisnya bisa dibagi :

1. Gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di

permukaan bumi yang mempunyai kecepatan4-7 km per detik.

2. Gelombang sekunder (S): merupakan gelombang transversal yang merambat di

permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik.

3. Gelombang panjang (L): gelombang dengan kecepatan lebih lambat

Kekuatan Gempa

Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang terjadi. Ada

beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain:

Skala Omari, Skala Richter , Skala Cancani, dan Skala Mercalli. Tapi untuk saat ini pada

umumnya menggunakan Skala Richter.

Page 11: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Pencegahan dan penanggulangan gempa bumi

A. Upaya penanggulangan sebelum terjadi gempa:

1. Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.

2. Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil

terhadap guncangan.

3. Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat

tidak digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan

gangguan sanitasi.

4. Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat akibat

guncangan dan dipastikan sekering berfungsi dengan baik.

B. Upaya penanggulangan saat terjadi gempa:

1. Jika berada di dalam bangunan: usahakan tetap tenang dan tidak panic, gunakan

pintu dan tangga darurat untuk keluar dan jangan menggunakan lift atau elevator,

jangan berlindung di bawah jembatan, jalan laying, ataupun benda-benda yang

menggantung tapi berlindunglah di bawah meja yang kokoh, dan jangan dulu

masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa

lama.

2. Jika berada di luar bangunan: carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah

pohon atau di tempat dekat tiang/gardu listrik, dan jika getaran gempa kuat,

ambillah posisi duduk daripada berdiri.

3. Jika sedang mengemudikan kendaraan; hentikan perjalanan dan segera menepi,

jangan memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan laying, atau

persimpangan jalan, dan jangan segera melanjutkan perjalanan sebelum dipastikan

tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama.

C. Upaya penanggulangan setelah terjadi gempa:

1. Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau

mengalami luka-lukaa.

Page 12: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

2. Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai

pertolongan pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat.

3. Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi

pemerintah.

4. Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda darurat di

halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan.

5. Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah Anda, jika terdapat puing-puing

segera dibersihkan.

2. Tsunami

Terminologi

Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang.

Tsunami sering terjadi di Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah

terjadi.

Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-

tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas

peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini

dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang

tinggi.

Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke

daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama,

sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun

pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki

kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak

hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak

merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.

Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak

ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam

Page 13: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia,

bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat

Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa

Sigulai, emong berarti tsunami.

Penyebab terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar

air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.

Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah

beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung

Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara

tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini

mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi

gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,

dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai

pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak

daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm

hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai

puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan

merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus

meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak

terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan

gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan

tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga

Page 14: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan

benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup

besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami

Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)

Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Tanda-tanda sebelum terjadinya tsunami

Terjadinya gerakan gempa di daerah pantai memiliki potensi terjadinya tsunami

Ketika bencana gelombang tsunami datang akan terdengar suara gemuruh kereta

Terjadinya penyurutan air laut atau pantai yang tidak wajar secara cepat terjadi

Terdengar suara menggelegar yang disebabkan oleh air yang menghantam dasar laut

Awan dilangit yang berbentuk seperti angin tornado, pohon dan lain - lainya yang akan

berubah sebelum gempa terjadi di sebabkan karena adanya gelombang elektro magnetis

dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut menelan daya listrik di

awan

Lampu neon yang tetap menyala walaupun tidak ada aliran listrik di sebabkan gelembang

elektro magnetis yang akan menyebabkan gempa dan juga tsunami

Hewan yang ada disekitar bertingkah laku aneh, berlarian, gelisah karena insting hewan

sangat tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektro magnetis yang terjadi

Air gelombang tsunami tidak datang sekali saja, ada juga gelombang tsunami yang datang

secara berkala karena belum stabilnya pergeseran dan rotasi bumi sehingga diharapkan

lebih waspada untuk tetap berada ditempat yang aman sampai beberapa hari

3. GunungApi

Pengertian dan Jenis Gunung Api

Page 15: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Gunung api adalah gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk di sekitar

pusat erupsi atau gunung yang terbentuk dari erupsi magma. Gunung api tidak dijumpai di

semua tempat. Gunung api hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu, yaitu pada jalur

punggungan tengah samudera, pada jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi, dan pada

titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, di benua maupun di samudera (hot

spot). Sebagian besar gunung api yang aktif di dunia berada di pertemuan lempeng tektonik

dan muncul di daerah-daerah yang berada di dalam di Larutan Pasifik yang disebut "cincin

gunung api" (ring of fire).

Gunung api juga terbentuk di kedalaman laut di punggungan tengah samudera. Di sepanjang

pegunungan di tengah lautan, lapisan kerak bumi menjadi tipis dan lemah. Magma yang

muncul keluar kemudian membentuk barisan gunung api. Tetapi, tidak semua gunung api

terbentuk pada pertemuan lempeng. Pulau Komodo di Flores NTT adalah contoh salah satu

pula vulkanis yang ada di Indonesia. Pulau vulkanis merupakan puncak dari gunung api yang

terletak di dasar samudera.

Jenis-jenis gunung api dibagi berdasarkan: aktivitas, proses terjadi, dan tipe letusan.

Berdasarkan aktivitasnya, jenis gunung api antara lain:

Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa,

dan letusan.

Page 16: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun

1600.

Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian

beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.

Jenis gunung api berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, antara lain:

Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang

kemudian membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan

berupa benda padat/effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.

Gunung api kerucut/srato, yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai.

Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena

letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan

lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di

Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.

Gunung api perisai/tameng, berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan yang keluar

dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak ada letusan dan membentuk lereng yang

sangat landai dengan kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api perisai/tameng

antara lain Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.

Jenis gunung api berdasarkan tipe letusan, antara lain:

Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava ke udara mencapai ketinggian 200

meter, mudah bergerak dan mengalir secara bebas.

Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter dengan pijaran seperti kembang

api.

Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.

Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk volcano disertai awan panas yang

padat.

Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling merusak karena magma yang meletus

dari bagian lereng gunung yang lemah.

St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang disertai longsoran besar dan awan panas

yang bisa menutupi area yang luas.

Page 17: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan vulkanian tetapi kekuatan letusannya

lebih besar.

Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan ketinggian

letusan yang mencapai >500 km.

Ciri-ciri Gunung Berapi Akan Meletus

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain

1. Suhu di sekitar gunung naik.

2. Mata air menjadi kering

3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

4. Tumbuhan di sekitar gunung layu

5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil Letusan Gunung Berapi:  

a. Gas vulkanik 

Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon

monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02),

dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia. 

b. Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke

permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan

lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk

bermacam-macam batuan.

c. Lahar 

Page 18: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar

sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

d. Hujan Abu

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena

sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer

jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

e. Awan panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat

batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C.

Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala,

lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Page 19: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Gempa bumi merupakan getaran atau goncangan pada permukaan bumi yang terjadi akibat

pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam bumi.

2. Gempa bumi di bagi mejadi 2, yaitu gempa bumi tektonisme dan vulkanisme

3. Tsunami merupakan gelombang besar yang di sebabkan oleh gempa yang berada di sekitar

pantai

4. Gunung berapi merupakan gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi yang

menumpuk .

5. Hasil letusan gunung berapi adalah gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas, lahar,

hujan abu, awan panas .

Saran

Sebaiknya sebelum membuat makalah harus memiliki materi yang lengkap untuk di paparkan.

Dengan memahami apa itu gempa bumi, tsunami dan gunung berapi diharapkan pembaca dapat

mengantisipasi bencana alam tersebut.

Page 20: Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

DAFTAR PUSTAKA

http://www.duopelangi.com/2013/02/pengertian-dan-macam-macam-pada-gempa.html

http://oiqbalbale.blogspot.com/2013/03/cara-penanggulangan-gempa-bumi-dan.html

http://www.kolombloggratis.org/2013/08/tanda-tanda-akan-terjadi-

tsunami.html#ixzz3M6ywMNBY

http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami

http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-dan-jenis-gunung-api.html#_