Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

12
17 Potensi Bencana Tsunami ... (Sunarto dan Marfai) POTENSI BENCANA TSUNAMI DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA STUDI KASUS DESA SUMBERAGUNG BANYUWANGI JAWA TIMUR Tsunami Hazard and Communnity Preparadness Case Study Sumberagung Village Banyuwangi East Java Sunarto dan Muh Aris Marfai Fakultas Geografi UGM, Bulaksumur 55281, Yogyakarta E-mail: [email protected] ABSTRACT This research aims to, 1) identify the physical condition and vulnerability due to tsunami at Pancer, Sumberagung Banyuwangi and 2) identify the awareness program done by community to reduce the risk and impact due to tsunami. Field observation and analysis of morphology, topography and physical characteristic of the coastal area of Pancer has been done in this research. Interview with key person and stakholders has been conducted in order to understand the awareness system and program done by the community. Descriptive analysis has been used to describe the research result. From the topographical point of view, study area consist of lowland and hilly area. Lowland area is dominated by settlement and paddy field, meanwhile the hilly area is mainly for forest and dry farming system. Lowland area is the most vulnerable area for inundation due to tsunami. Coastal community has knowledge on tsunami hazard. Many program has been implemented to strengthen the community capacity and awareness, such as campaign, workshop for evacuation route identification, and evacuation simulation. Keywords : Banyuwangi, Sumberagung Village, coastal area, community awareness, tsunami ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk, 1) melakukan identifikasi kondisi fisik kawasan Pancer Desa Sumberagung Banyuwangi terhadap potensi bahaya tsunami, dan 2) melakukan identifikasi kesiap-siagaan yang dilaksanakan masyarakat untuk pengurangan risiko di masa mendatang. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan dan pengamatan terhadap morfologi, topografi kawasan dan karakteristik fisik kawasan pesisir. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesiap-siagaan yang telah dilakukan oleh masyarakat. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menguraikan dan mendeskripsikan hasil penelitian. Dilihat dari topografi kawasan, Pantai Pancer Desa Sumberagung terdiri dari dua morfologi, yaitu daerah dataran dan perbukitan. Daerah dataran digunakan untuk permukiman dan sawah, sementara kawasan perbukitan untuk hutan dan tegalan. Daerah dataran merupakan kawasan yang paling rawan terhadap bahaya genangan akibat tsunami. Masyarakat di daerah penelitian mempunyai pengetahuan terhadap bahaya tsunami. Berbagai bentuk sosialisasi, workshop dan simulasi pernah dilakukan di daerah penelitian sebagai bentuk kesiap-siagaan menghadap bencana. Kata kunci: Banyuwangi, Desa Sumberagung, kawasan pesisir, kesiapsiagaan masyarakat, tsunami

Transcript of Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

Page 1: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

17Potensi Bencana Tsunami ... (Sunarto dan Marfai)

POTENSI BENCANA TSUNAMI DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKATMENGHADAPI BENCANA

STUDI KASUS DESA SUMBERAGUNG BANYUWANGI JAWA TIMURTsunami Hazard and Communnity Preparadness

Case Study Sumberagung Village Banyuwangi East Java

Sunarto dan Muh Aris MarfaiFakultas Geografi UGM, Bulaksumur 55281, Yogyakarta

E-mail: [email protected]

ABSTRACTThis research aims to, 1) identify the physical condition and vulnerability due to tsunami at Pancer,Sumberagung Banyuwangi and 2) identify the awareness program done by community to reduce the riskand impact due to tsunami. Field observation and analysis of morphology, topography and physicalcharacteristic of the coastal area of Pancer has been done in this research. Interview with key person andstakholders has been conducted in order to understand the awareness system and program done by thecommunity. Descriptive analysis has been used to describe the research result. From the topographicalpoint of view, study area consist of lowland and hilly area. Lowland area is dominated by settlementand paddy field, meanwhile the hilly area is mainly for forest and dry farming system. Lowland area isthe most vulnerable area for inundation due to tsunami. Coastal community has knowledge on tsunamihazard. Many program has been implemented to strengthen the community capacity and awareness, suchas campaign, workshop for evacuation route identification, and evacuation simulation.

Keywords : Banyuwangi, Sumberagung Village, coastal area, community awareness, tsunami

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk, 1) melakukan identifikasi kondisi fisik kawasan Pancer Desa SumberagungBanyuwangi terhadap potensi bahaya tsunami, dan 2) melakukan identifikasi kesiap-siagaan yangdilaksanakan masyarakat untuk pengurangan risiko di masa mendatang. Metode yang digunakan adalahobservasi lapangan dan pengamatan terhadap morfologi, topografi kawasan dan karakteristik fisik kawasanpesisir. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesiap-siagaan yang telah dilakukan oleh masyarakat.Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menguraikan dan mendeskripsikan hasil penelitian.Dilihat dari topografi kawasan, Pantai Pancer Desa Sumberagung terdiri dari dua morfologi, yaitu daerahdataran dan perbukitan. Daerah dataran digunakan untuk permukiman dan sawah, sementara kawasanperbukitan untuk hutan dan tegalan. Daerah dataran merupakan kawasan yang paling rawan terhadapbahaya genangan akibat tsunami. Masyarakat di daerah penelitian mempunyai pengetahuan terhadapbahaya tsunami. Berbagai bentuk sosialisasi, workshop dan simulasi pernah dilakukan di daerah penelitiansebagai bentuk kesiap-siagaan menghadap bencana.

Kata kunci: Banyuwangi, Desa Sumberagung, kawasan pesisir, kesiapsiagaan masyarakat,tsunami

Page 2: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

Forum Geografi, Vol. 26, No. 1, Juli 2012: 17 - 2818

PENDAHULUAN

Sebagai negara yang terletak di pertemuanlempeng Eurasian, India-Australian, Pacificplates Indonesia mempunyai kerawanantinggi terhadap bencana tsunami (Lavignedkk 2006, 2007; Marfai dkk 2008a, Marfaidkk 2009). Daerah yang rawan terhadapancaman bencana tsunami meliputisepanjang pantai barat Sumatera, pantaiselatan Jawa terus ke timur sampai ke Balidan ke utara meliputi kawasan pesisirPapua dan Sulawesi. Kejadian bencana tsu-nami yang paling besar dalam kurun waktu20 tahun terakhir terjadi di Aceh danSumatra Utara pada Bulan Desember 2004.Lebih dari 200.000 orang meninggal duniadan lebih dari 500.000 lainnya harusdievakuasi (Lavigne dkk 2006). Kemudiankejadian tsunami di kawasan pesisir selatanPulau Jawa pada tanggal 17 Juli 2006 yangmengakibatkan korban lebih dari 730orang meninggal dunia.

Di Pulau Jawa, daerah yang paling rawanbencana tsunami adalah wilayah kepesisir-an bagian Selatan. Wilayah kepesisiranbagian Selatan Pulau Jawa merupakanwilayah rawan bencana tsunami dikarena-kan wilayah ini merupakan wilayah yangberhadapan langsung dengan SamuderaHindia yang dalam hal ini merupakan zonapertemuan antara lempeng tektonik Eur-asian dan Indian-Australian. Wilayahkepesisiran di bagian Selatan yangmembentang dari Provinsi Jawa Barat,Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Yogyakartadan Provinsi Jawa Timur mempunyaikerawanan terhadap bencana tsunami.Beberapa daerah telah mengalami bencanatsunami, seperti daerah Pangandaran,Cilacap, Kebumen dan Banyuwangi. Tsu-nami yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2006di selatan Jawa merupakan salah satukejadian tsunami yang membawa bencanabesar. Gempa yang terjadi dengan titik

pusat berkisar 225 km dari PantaiPangandaran (9.222°S-107.320°E) telahmengakibatkan tsunami di wilayahkepesisiran bagian Selatan Pulau Jawa(Lavigne dkk 2007). Sebagian besarkelurahan dan desa di sepanjang ProvinsiJawa Tengah mengalami dampak darikejadian tersebut. Paling tidak 95 desa dankelurahan pesisir yang terletak diKabupaten Cilacap, Kebumen danPurworejo mengalami dampak kerusakan.Di Kabupaten Cilacap tercatat sebanyak142 orang meninggal, 57 orang hilang dan7 orang luka-luka. Di Kabupaten Kebumenkorban meninggal sebanyak 12 orang, 46orang dinyatakan hilang dan 27 orang luka-luka serta sebanyak 1.388 orang dievakuasi(Kementerian PU, 2007). Kejadian tsunamidi Pengandaran menghasilkan ketinggiangelombang tsunami 4,2 sampai 8,6 mLavigne dkk (2007).

Salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timuryang pernah terlanda bencana tsunamiadalah wilayah kepesisiran bagian SelatanKabupaten Banyuwangi. Kejadian tsunamipada Tahun 1994 mengakibatkankerusakan parah di daerah sepanjang PantaiPancer Desa Sumberagung Banyuwangi.Menurut data Badan Litbang DepartemenPekerjaan Umum, yang dikutip olehPrasetyo (2008) kejadian tsunami Tahun1994 di wilayah kepesisiran bagian SelatanJawa Timur telah mengakibatkan korbanmeninggal dunia sebanyak 377 jiwa,mengakibatkan orang hilang sebanyak 15jiwa, orang yang mengalami luka-lukasebanyak 789 orang. Sementara itukerusakan fisik rumah mencapai 992rumah dengan kategori rusak ringan hinggarusak berat dan mengakibatkan hilangnyaperahu nelayan di sepanjang pantai selatansebanyak 340 buah. Secara lebih detildiuraikan juga oleh Prasetyo (2008) bahwaterdapat berbagai variasi tinggi gelombangdan jarak jangkau tsunami ke darat, antara

Page 3: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

19Potensi Bencana Tsunami ... (Sunarto dan Marfai)

lain tinggi gelombang 6,9 meter denganjarak jangkau ke pantai mencapai 300meter terdapat di kawasan Grajagan,sedangkan di Lampon tinggi gelombangmencapai 11 meter dengan jarak jangkauke arah daratan sepanjang 300 meter.Sementara itu di kawasan pesisir Pancertinggi gelombang mencapai 11 meterdengan jarak jangkau sepanjang 300 meterke arah daratan, di Rajegwesi tinggigelombang mencapai 14 meter denganjarak jangkau 150 meter.

Pengetahuan tentang kondisi fisik kawasanpesisir sangat diperlukan, terutama untukmemberikan pemahaman pada masyarakatdan meningkatkan kesiap-siagaan (aware-ness) dari masyarakat lokal di kawasanrawan bencana (Marfai dkk 2008b; Marfaidan Khasanah 2009, Marfai 2011a).Pengetahuan dan pemahaman tentangkondisi fisik sosial dan budaya suatukawasan yang rawan terhadap bencana tsu-nami akan memberikan kontribusiinformasi dan pengetahuan dalamkaitannya dengan perencanaan pengurang-an risiko bencana. Pengetahuan danpemahaman tentang kondisi fisik suatuwilayah dapat dikaji dan dipelajari melaluiinterpretasi data geo-spasial, dalam hal inimisalnya data peta rupa bumi, citra satelitdan lain sebagainya (Marfai dan Sekaranom2012). Disamping dapat dipakai untukanalisis kerentanan (Hizbaron, et al., 2010),Pemahaman kondisi fisik dapat digunakanuntuk perencanaan program kesiapsiagaan,misalnya memberikan kontribusi padapenentuan jalur evakuasi, perhitungan nilaikerugian dan lain sebagainya.

Kesiapsiagaan masyarakat lokal di kawasanrawan bencana selain dengan pemahamankondisi fisik lingkungan juga dapatditingkatkan dengan melakukan sosialisasibencana dan program gladi lapang. Programgladi lapang dapat meliputi sistemevakuasi, sistem monitoring, deteksi dini,

perhitungan risiko dan lain sebagainya (TimPusat Studi Bencana Universitas GadjahMada, 2009). Oleh karena itu, makadiperlukan suatu kajian tentang kesiap-siagaan masyarakat lokal di kawasan rawanbencana tsunami agar dapat disusun suatuprogram menajemen bencana yang tepatdalam rangka pengurangan risiko bencana.Berdasarkan hal tersebut, maka penelitianini dilakukan untuk: 1) Mengidentifikasikondisi fisik kawasan pesisir DesaSumberagung banyuwangi dalam kaitannyadengan potensi bahaya tsunami dan 2)Mengidentifikasi kesiapsiagaan masyarakatkawasan pesisir dalam menghadapibencana tsunami.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan me-manfaatkan data geo-spasial berupa dataPeta Rupabumi Indonesia (RBI) dan datapenginderaan jauh. Daerah penelitianmeliputi kawasan pesisir Pancer, DesaSumberagung Banyuwangi. Interpretasikondisi fisik dan morfologi kawasandilakukan secara visual terhadap data geo-spasial tersebut. Analisis dilakukan secaraspasial dan deskriptif terhadap hasilinterpretasi. Wilayah rawan genangan tsu-nami dibatasi berdasarkan hasil analisis digi-tal elevation model dengan ketinggianmaksimum 50 meter dari permukaan laut.Sementara itu identifikasi kesiap-siagaandilakukan dengan studi laporan terdahulu,wawancara dan evaluasi terhadappelaksanaan gladi lapang sistem evakuasiyang pernah dilakukan sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Fisik, potensi bencanatsunami dan dampaknya di Pantai Pancer

Secara geografis, Kabupaten Banyuwangi

Page 4: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

Forum Geografi, Vol. 26, No. 1, Juli 2012: 17 - 2820

terletak di ujung timur Pulau Jawa yangtepatnya berada di koordinat antara 7o34’-8o46’ LS dan 113o53’ – 114o38’ BujurTimur. Menurut Banyuwangi dalam angka(2008) luas kabupaten yang mencapai5.782,50 km2 secara topografi memilikidaerah dengan ketinggian bervariasi dari 0hingga lebih dari 2000 m dpl. Umumnyadaerah bagian selatan, barat, dan utaramerupakan daerah pegunungan. Sementaradaerah dataran terbentang dari bagianselatan hingga utara. Berdasarkan peng-gunaan lahannya Kabupaten Banyuwangiterdiri dari 31,72% merupakan kawasanhutan, sisanya digunakan antara lain untukpermukiman, sawah, ladang, dan tambak.Cukup banyaknya DAS dan curah hujanyang memadai di sana membuat kondisitanah subur untuk pertanian. Selain itusepanjang garis pantai yang mencapai175,8 km merupakan daerah potensiperikanan laut.

Pantai Pancer, Desa Sumberagung,Banyuwangi merupakan daerah rawangempa. Kejadian gempa yang terjadi dilautan lepas di dekat perairan PantaiPancer, Desa Sumberagung dapatmenimbulkan potensi kejadian tsunami.Pada Tahun 2007 telah terjadi beberapa kaligempa bumi. Misalnya gempa bumi sebesar4,9 pada Skala Richter di barat lautBanyuwangi, Jawa Timur pada 10 Septem-ber 2007 dini hari.

Pantai Pancer Desa Sumberagung merupa-kan daerah yang sangat strategis karenaberada di kawasan dengan topografi datar.Daerah ini secara geomorfologi berada didaerah teluk dengan topografi disekitarnyayang berbukit. Pertumbuhan permukimanterkonsentrasi pada daerah dengan topo-grafi datar di kawasan teluk. Permukimanjuga berada pada beting gisik yang relatifdatar dan merupakan daerah terbukasehingga sangat rentan terhadap hembasangelombang tsunami. Morfologi beting gisik

berada pada jarak antara 200 m -300 m daripantai. Elevasi permukaan di kawasanteluk berkisar 2-3 m. Ke arah darat, permuka-an tanah cenderung lebih rendah membentukbentuklahan rawa belakang. Topografikawasan teluk Pancer secara umum terdiridari dua unit morfologi yang berbeda, yaitudataran dengan elevasi 0-50 m dan perbukit-an dengan elevasi lebih dari 50 m (Gambar 1).

Pantai Pancer merupakan daerah yang rawanterhadap tsunami karena mempunyaitopografi datar dan berada pada daerahteluk. Gelombang tsunami yang datang dariarah teluk Pancamaya akan diakumulasi-kan di daerah dengan topografi datar ini.Sementara itu pemanfaatan lahan padadataran rendah tersebut sebagian merupa-kan kawasan permukiman. Berbagaibentuk penggunaan lahan lainnya di daerahini antara lain adalah sawah irigasi, hutan,tegalan, semak, permukiman, gisik danlahan kosong (Gambar 2).

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahuibahwa daerah penelitian mempunyaibentuk penggunaan lahan yang kompleks(multi fungsi). Menurut Marfai (2011a)kebanyakan kawasan pesisir dicirikandengan pemanfaatan lahan yang dinamisdan kompleks. Penggunaan lahan yangkompleks tersebut merupakan salah satufaktor mengapa di kawasan pesisirkerupakan kawasan yang rawan terhadapkejadian bencana. Penggunaan lahan yangkompleks tersebut juga dapat mengakibat-kan terjadinya degradasi lingkungan (Marfai2005), seperti terjadinya pencemaran,kerusakan kawasan, memicu meningkatnyaerosi (Marfai 2011). Dalam perkembangan-nya di masa yang akan datang dan denganmelihat trend pertumbuhan permukimanserta penggunaan lahan lainnya di daerahpenelitian, permasalahan lingkungan yangtelah disebutkan diatas dapat saja terjadidan merupakan ancaman bagi pelaksanaanpembangunan.

Page 5: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

21Potensi Bencana Tsunami ... (Sunarto dan Marfai)

Dengan menggunakan analisis modelelevasi, seperti pemanfaatan garis konturdan tit ik ketinggian, kawasan rawangenangan akibat bencana dapatdiidentifikasi. Marfai (2006) mengenalkananalisis elevasi medan untuk pemetaanbencana. Data elevasi medan dalambentuk digital elevation model (DEM) jugadapat dimanfaatkan untuk melakukanpemetaan genangan di kawasan pesisir(Marfai dkk 2012). Dalam penelitian inianalisis elevasi medan digunakan untukmengidentifikasi kawasan genangan akibattsunami. Dalam hal ini identifikasikawasan rawan genangan tsunami

dilakukan dengan menggunakan threshold(ambang batasan) ketinggian 50 mberdasarkan peta RBI daerah penelitian.Kawasan rawan bencana tersebutdisajikan pada Gambar 3.

Kesiapsiagaan Masyarakat dalamMenghadapi Bencana

Berangkat dari tingginya t ingkatkerawanan bencana yang dihadapi olehmasyarakat yang bertempat tinggal dikawasan pesisir, menjadi penting untukmelihat bagaimana masyarakat yang ada disana melakukan persiapan dan kesiap-siagaan menghadapi potensi bencana. Di

Sumber: hasil analisis

Gambar 1. Peta Daerah Penelitian dengan Digital Elevation Model

Page 6: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

Forum Geografi, Vol. 26, No. 1, Juli 2012: 17 - 2822

Sumber: hasil analisis

Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan Daerah Penelitian

Page 7: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

23Potensi Bencana Tsunami ... (Sunarto dan Marfai)

Sumber: hasil analisis

Gambar 3. Peta Daerah Rawan Penggenangan Akibat Tsunami

Page 8: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

Forum Geografi, Vol. 26, No. 1, Juli 2012: 17 - 2824

tingkat Kabupaten Banyuwangi, kesiap-siagaan menghadapi bencana telahdilakukan dengan dicerminkan oleh unit-unit pemerintahan yang khusus menanganikebencanaan. Dengan kondisi daerahpesisir yang rawan terhadap bencana tsu-nami dan dengan mempertimbangkanberbagai potensi bencana alam lainnya,Pemerintah Banyuwangi mendorongpenanganan dan penanggulangan bencanayang melibatkan segenap aparat pemerintahsetempat dan masyarakat terkait melaluiditerbitkannya dokumen berupa PROTAPPB di Kabupaten Banyuwangi. Secarakelembagaan, upaya penanganan danpenanggulangan bencana di KabupatenBanyuwangi dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu yang ditetapkanberdasarkan Surat Keputusan Bupati.Adapun lembaga tersebut BerdasarkanSurat Keputusan Bupati No 188/368/KEP/429.012/2007 dibentuk SatuanPelaksana Penanganan Bencana (SATLAKPB) yang bertugas melaksanakan kegiatanpenanganan bencana yang mencakupkegiatan pencegahan, penjinakan, kesiap-siagaan, penyelamatan, rehabilitasi, danrekonstruksi.

Selain dibentuk satlak, dibentuk pula UnitOperasi PB di masing-masing Kecamatandan satuan Linmas Tingkat Desa/Kelurahan. Unit yang lain yaitu Hansip/Linmas Desa/kelurahan juga mempunyaitugas: menyusun potensi hansip/linmasdalam regu-regu pelaksana menur utkebutuhan desa/kelurahan, dan mengerah-kan potensi hansip/linmas dalampenanganan bencana yang terjadi diwilayahnya baik sebelum, pada saat, dansesuai dan sesudah terjadi bencana (TimPusat Studi Bencana Universitas GadjahMada, 2009).

Selain itu, berdasarkan Surat KeputusanBupati No 188.184/Kep/429.012/2008dibentuk Tim Investigasi Bencana untuk

Kabupaten Banyuwangi (Gambar 4).Adapun tugas dari tim tersebut yaitu (1)menghimpun laporan terjadinya bencanayang masuk dari wilayah yang tertimpabencana, (2) melakukan tinjau lapang/mendata jumlah korban bencana dengantim teknis terkait dan mengkalkulasiperkiraan jumlah kerugian dan jumlahkebutuhan rehabilitasi serta rencanapenempatan kembali korban bencana, (3)memberikan bantuan dan melaksanakanrehabilitasi dan atau rekonstruksipermukiman, fasilitas sosial serta fasilitasumum di daerah bencana; (4) menerimadan menyalurkan bantuan bagi para korbanyang tertimpa bencana; (5) melaksanakantugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupatisepanjang pelaksanaan tugas tim dimaksudserta mendorong terciptanya situasi dankondisi bagi kelancaran pemerintahan danpembangunan; dan (6) bertanggung jawabdan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnyakepada Bupati Banyuwangi.

Sementara itu untuk kawasan Desa Sumber-agung, terutama di wilayah Pantai Pancer,masyarakat lokal telah mendapatkanpengetahuan dan pelatihan tentang tsunamidan pengurangan risiko bencana. Salah satupelatihan yang dilakukan adalah kegiatandari Kementerian sosial dengan Pusat StudiBencana Universitas Gadjah Mada Tahun2009. Kegiatan yang dilakukan oleh timkementerian Sosial dan Pusat Studi BencanaUniversitas Gadjah Mada Tahun 2009merupakan salah satu bentuk kegiatankomprehensif untuk pendampinganmasyarakat lokal dalam pengurangan risikobencana. Pen-dampingan tersebut diawalidengan kegiatan sosialisasi tentang ke-bencanaan, pembentukan kader tangguhbencana, workshop evakuasi dan pengurang-an risiko bencana (Gambar 5) serta simulasievakuasi. Dalam kegiatan simulasievakuasi melibatkan seluruh komponenterkait seperti PMI, Rumah Sakit, Militer,

Page 9: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

25Potensi Bencana Tsunami ... (Sunarto dan Marfai)

SEKRETARIS

PELAKSANA HARIAN

SEKRETARIS PELAKSANA HARIAN

Unsur Kantor Terkait

Unsur TNI / Pol ri

SAR Daerah

PMI

Unsur Organisasi Profesi

Tokoh Masyarakat & Pakar

LSM

ANGGOTA

KETUA

WAKIL KETUA 1

WAKIL KETUA II

Sumber: hasil analisisGambar 4. Struktur Tim Investigasi Bencana Kabupaten Banyuwangi

(Tim Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada, 2009)

Sumber: hasil analisis

Gambar 5. Kegiatan Workshop untuk Penentuan Rute Evakuasi (Koleksi Marfai 2009)

Page 10: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

Forum Geografi, Vol. 26, No. 1, Juli 2012: 17 - 2826

DAFTAR PUSTAKA

Banyuwangi dalam angka (2008). Profil Kabupaten Banyuwangi. Pemerintah Daerah kabupatenBanyuwangi.

Kepolisian, Pemerintah Kecamatan,Perguruan tinggi, dan masyarakat se-tempat. Lebih dari 300 peserta mengikutikegiatan tersebut (Tim Pusat StudiBencana Universitas Gadjah Mada, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kawasan pesisir Desa Sumberagung,Kabupaten Banyuwangi, khususnya pantaiPancer merupakan kawasan rawan bencanatsunami. Kejadian tsunami Tahun 1994mengakibatkan kerugian yang besar secaramaterial dan immaterial. Morfologi didaerah penelitian secara umum merupakankawasan dataran dan daerah perbukitan.Dataran pantai dimanfaatkan untukpermukiman dan persawahan, sementaradaerah perbukitan digunakan untuk tegalandan hutan. Morfologi pantai berupa telukdan terdapat dataran yang rendah merupa-kan kawasan yang sangat rawan terhadapdampak bencana tsunami. Dengan meilihatketinggian daerah berdasarkan garis konturpada peta RBI dapat dilihat bahwa sebagiankawasan daerah penelitian sangat rawanterhadap genangan akibat tsunami.

Masyarakat di daerah penelitian mem-punyai pengetahuan tentang kebencanaan.Berbagai bentuk kesiap-siagaan masyarakatdalam menghadapi bencana terlihat antaralain dengan dibentuknya tim investigasibencana dan terdapat berbagai bentukkegiatan terkait manajemen kebencanaan.Kegiatan sosialisasi, workshop penyusunanrute evakuasi dan simulasi evakuasimerupakan bentuk-bentuk kegiatan dalamrangka kesiap-siagaan menghadapi

bencana yang terdapat di daerah penelitian.

Identifikasi potensi kerawanan tsunamiyang dilakukan di daerah penelitian masihmerupakan identifikasi awal. Perlu dilaku-kan penelitian yang lebih detil untukmeningkatkan akurasi dalam identifikasidan pemetaan kawasan rawan genanganakibat tsunami. Hal tersebut dapat dilaku-kan melalui pengembangan pemodelanberbasis raster dalam sistem informasigeografis. Sementara itu, bentuk kesiap-siagaan yang telah ada di masyarakat perluterus dipertahankan dan dikembangkandengan dukungan dan pendampingan daripemerintah kabupaten. Instansi badanpenanggulangan bencana daerah (BPBD)tingkat kabupaten mempunyai peranpenting untuk meningkatkan kewaspadaandan kesiap-siagaan masyarakat dalammenghadapi bencana.

UCAPAN TERIMA KASIH

Sebagian penelitian ini mendapatkan dukung-an dari program kegiatan sosialisasi bencanayang dilaksanakan oleh Kementerian Sosialdan Pusat Studi Bencana UGM. Penelitianini juga mendapatkan dukungan dari Bea-siswa Unggulan Program PengembanganDoktor (BU-P2D) 2011-2012, BiroPerencanaan dan Kerjasama Luar Negeri(BPKLN) Kementerian Pendidikan danKebudayaan. Terima kasih disampaikankepada Ahmad Cahyadi, Andung Bayu S.,dan Bachtiar Wahyu Mutaqin yangmembantu menyiapkan data-geospasial danbeberapa referensi, serta kepada revieweryang telah memberikan masukan untukpenyempurnaan tulisan ini.

Page 11: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

27Potensi Bencana Tsunami ... (Sunarto dan Marfai)

Hizbaron, D. R., D.S. Hadmoko, G. Samodra, S.A. Dalimunthe, dan J. Sartohadi (2007)Tinjauan Kerentanan, Risiko dan Zonasi Rawan Bahaya Rockfall di Kulonprogo,Yogyakarta, Forum Geografi. Vol. 24 (2). pp. 119 - 136.

Kementerian Pekerjaan Umum (2007). Database Bencana Alam. www.sda.pu.go.id. Accessed13-11-2007

Lavigne F, Paris R, Wassmer P, Gomez C, Brunstein D, Grancher D, Vautier F, SartohadiJ, Setiawan A, Syahnan, Gunawan T, Fachrizal, Waluyo B, Mardiatno D, Widagdo A,Cahyadi R, Lespinasse N, Mahieu L (2006). Learning from a major disaster (BandaAceh, December 26th, 2004): a methodology to calibrate simulation codes for tsunamiinundation models, Zeitschrift für Geomorphologie, 2006, N.F., Suppl.-vol. 146, 253 - 265.

Lavigne F, Gomez C, Gifo M, Wassmer P, Hoebreck C, Mardiatno D, Priyono J, Paris R(2007) Field Observations of the 17 July 2006 Tsunami in Java, Natural Hazard andEarth System Science. 7(1): 177 - 183

Marfai MA (2005). Moralitas Lingkungan, Refleksi Kritis Atas Krisis Lingkungan Berkelanjutan.Kreasi Wacana dan Wahana Hijau Yogyakarta

Marfai MA (2006). Analisis Neighbourhood operations dalam Sistem Informasi Geografisberbasis raster dan aplikasinya, Seminar National Aplikasi teknologi informasi, , 17 Juni2006, hal 7-12, Yogyakarta Indonesia http://snati.informatika.web.id

Marfai MA (2011a). Impact of coastal inundation to ecology and agricultural land use, Casein Central Java Indonesia. International Journal of Quaestiones Geographicae,Pages 19-32.DOI 10.2478/v10117-011-0024-y 30(3): 19-32.

Marfai MA (2011b). The hazard of coastal Erosion in Central Java Indonesia: an Overview.GEOGRAFIA, Malaysia Journal of Society and Space 7 issue 3 (1 - 9) 1, ISSN 2180-2491

Marfai MA dan Khasanah T (2009). Kerawanan dan kemampuan adaptasi masyarakat pesisirterhadap bahaya banjir genangan dan tsunami. Laporan Penelitian. Hibah PenelitianBencana dan Budaya. CRCS. Sekolah Pasca Sarjana UGM.

Marfai MA, Sekaranom AB (2012). Sistem Informasi Geografis dan Peranannya untuk AnalisisBahaya Banjir. Proceeding Seminar National Pemanfaatan Teknologi SIG Dan PJ untukAnalisis Kebencanaan Berbasis Pengurangan Risiko . Fakultas Geografi UniversitasMuhammadiyah Press. ISBN: 978-979-636-137-3

Marfai MA, King L, Singh LP, Mardiatno D, Sartohadi J, Sri Hadmoko D, Dewi A (2008a)Natural hazards in Central Java Province, Indonesia: an overview. Environmental Geology.56: 335-351, doi 10.1007/s00254-007-1169-9

Marfai MA, King L, Sartohadi J, Sudrajat S, Budiani SR, Yulianto F (2008b). The impact oftidal flooding on a coastal community in Semarang, Indonesia. Environmentalist, 28:237-248

Page 12: Fg-2-Potensi Bencana Tsunami

Forum Geografi, Vol. 26, No. 1, Juli 2012: 17 - 2828

Marfai, MA, Putri RF, Mardiatno D, Sartohadi J (2009). Potential Loss Estimation OfAgricultural Production Due To Tsunami Hazard. Proceeding International CoastalConference, Nagoya, 23-25 February 2009. Pp 15-21.

Marfai MA. Pratomoatmojo NA, Hidayatullah T, Nirwansyah AW, Gomareuzzaman (2012).Coastal Vulnerability Based on Shorelines Changes and Flood Tides. (Case Study : Pekalongan).Cahaya Press. ISSN: 978-620-19549-4-2

Prasetyo K (2008). Aksiologis Pendidikan Geografi dalam Penanggulangan Bencana (Belajardari Peristiwa Bencana Tsunami di Pantai Selatan Jawa Timur Tahun 1994). DalamRini Rachmawati, Andri Kurniawan, Erlis Saputra dan Raditya Jati (eds) 2008. ProceedingFilsafat Sains Geografi, 12 Juli 2008. Fakultas Geografi UGM.

Tim Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (2009). Laporan Hasil Sosialisasi Bencanadi Kabupaten Banyuwangi. Kerjasama Kementerian Sosial dan Tim Pusat Studi Bencana(PSBA) Universitas Gadjah Mada.