Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

21
RENCANA ANTISIPASI BENCANA AKIBAT TSUNAMI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015 KELOMPOK 1: CINTIA RISMA YULIANI DIAN ANDINI DINNY DWI CAHYANTI SHINTA WIDYANINGRUM TAUFIK NURDIANSYAH

description

ppt tsunami

Transcript of Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

Page 1: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

RENCANA ANTISIPASI BENCANA AKIBAT TSUNAMI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015

KELOMPOK 1:

CINTIA RISMA YULIANI 

DIAN ANDINI 

DINNY DWI CAHYANTI 

SHINTA WIDYANINGRUM

TAUFIK NURDIANSYAH

Page 2: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

LATAR BELAKANG• Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak

lautan “tsu” berarti lautan, “nami” berarti gelombang ombak. Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi (BNPB No.8 Tahun 2011).

• Tsunami bisa mempunyai panjang gelombang sampai 200 km, dengan kecepatan bisa mencapai 800 km/jam. Di tengah lautan, tinggi gelombang tsunami hanya 0,25-0,50 meter, namun tinggi gelombang tersebut bisa naik pada saat mencapai pantai yang dangkal, teluk, atau muara sungai. Oleh karena itu tsunami dapat mempunyai daya hancur yang sangat luar biasa pada wilayah pesisir (National Geographic, 2003; Discovery Channel, 2005; Bachtiar, 2004; Canahar,2005).

• Berdasarkan penelitian dan pengalaman kejadian bencana, wilayah Kota Banda Aceh termasuk kawasan yang rawan terhadap gempa bumi dan tsunami karena diapit oleh pertemuan dua lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia, serta patahan Sumatera/Semangko (Subandono dan Budiman dalam Profil Bappeda Banda Aceh, 2009).

Page 3: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

• Masalah kesehatan yang ditakutkan pasca bencana tsunami yaitu buruknya sanitasi lingkungan dan ancaman faktor resiko penyakit serta ancaman penyakit potensial wabah. Penanganan jenazah lebih dari 100.000 mengalami kendala yang besar, demikian juga penanganan banyaknya tumpukan sisa bangunan yang hancur dan lumpur di bekas pusat permukiman penduduk, terganggunya transportasi, kesulitan sarana perumahan, dan kesulitan mendapatkan air bersih. Oleh karenanya, kemungkinan munculnya berbagai penyakit potensial wabah seperti malaria, DBD, diare, ISPA, thypus, campak dan lain-lain perlu diantisipasi.

• Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu disusun suatu rencana antisipasi bencana akibat tsunami di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2015 dalam bidang kesehatan lingkungan. Perencanaan antisipasi ini harus dilakukan secara terpadu, menyeluruh serta melibatkan seluruh stakeholder baik lintas program maupun lintas sektor.

Page 4: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

TUJUAN• Tujuan Umum

Tersusunnya Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami Dalam Bidang Kesehatan Lingkungan Di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.

• Tujuan Khusus– Tersusunya Program Manajemen Umum Antisipasi Bencana Tsunami Di Kota

Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.– Tersusunya Pengadaan Pangan Dan Pemeliharaan Gizi Antisipasi Bencana

Tsunami Di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.– Tersusunnya Penyediaan Air Bersih dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan

Antisipasi Bencana Tsunami Di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.

– Tersusunnya Pengendalian Penyakit Menular Antisipasi Bencana Tsunami Di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.

– Tersusunnya Pengendalian Manajemen Korban Luka dan/atau Cedera Antisipasi Bencana Tsunami Di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.

– Tersusunnya Pengorganisasian Fasilitas Pelayanan Kesehatan Antisipasi Bencana Tsunami Di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.

– Tersusunnya Langkah-Langkah Penanggulangan Bencana Akibat Tsunami Dalam Bidang Kesehatan Lingkungan Pada Tahapan Pra, Saat Dan Pasca Bencana Di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2015.

Page 5: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

RENCANA KEGIATAN PROGRAM MANAJEMEN UMUM

1. Identifikasi Masalah Kesehatan

•Masalah kesehatan masyarakat (terutama didaerah pengungsian) yang benar-benar dapat teridentifikasi dalam assessment ini adalah:

•Jumlah korban yang sangat banyak, baik yang meninggal, yang mengalami luka-luka dan yang mengalami depresi memerlukan pertolongan kesehatan dengan segera.

•Sistem kesehatan lumpuh disebabkan rusaknya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta banyaknya tenaga kesehatan yang hilang, meninggal dan mengalami depresi;

•Penanganan korban bencana tidak optimal. Banyak anggota masyarakat termasuk pengungsi yang tinggal di lokasi pengungsian sulit memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

•Jenis dan distribusi obat secara logistik yang tak sesuai dengan keadaan dan jenis penyakit tiap posko kesehatan dan areanya. Pendistribusian obat dan logistik baik ke posko kesehatan maupun ke unit kesehatan di banda aceh dan sekitarnya akan kurang sistematis dan kurang jelas mekanismenya.

•Terbatasnya air bersih dan buruknya sanitasi lingkungan. Tempat-tempat pengungsian tidak memenuhi syarat kesehatan, misalnya kekurangan air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana mandi, cuci dan kakus.

Page 6: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

• Ketahanan pangan dan gizi menurun. Sebagai akibat ketersediaan dan distribusi bahan makanan yang kurang merata dan banyaknya titik pengungsi menyebabkan meningkatnya resiko kekurangan gizi, sakit dan kematian pada kelompok rentan yaitu bayi, balita, ibu hamil dan usia lanjut.

• Kemungkinan timbulnya penyakit menular. Kondisi lingkungan yang buruk diikuti dengan kekurangan gizi dapat menyebabkan berjangkitnya berbagai penyakit menular, misalnya campak, diare, malaria dan infeksi pernapasan akut

Page 7: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

2. Identifikasi Hambatan Dalam Keadaan Darurat

Adanya ancaman dari GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang memanfaatkan kejadian bencana tsunami oleh pemberontak GAM untuk menyebarkan issu-issu tsunami akan datang kembali dan akan menimbulkan kebingungan dan kepanikan bagi masyarakat Aceh. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kecelakaan dan trauma psikologis.

Page 8: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

3. PENENTUAN PRIORITASPrioritas akan diberikan untuk melindungi dan membantu

anggota masyarakat korban bencana yang paling rentan, khususnya anak-anak dan janda, penyandang cacat, mereka yang telah kehilangan rumah dan harta-benda, masyarakat miskin, dan mereka yang telah kehilangan pencari nafkah utama dalam keluarga.

Page 9: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

4. PENENTUAN OBJEKTIF DAN STRATEGIKebijakan dan strategi kesehatan.

Berdasarkan permasalahan pokok kesehatan tersebut kebijakan prioritas yang harus ditempuh dan strategi-strategi yang akan dijalankan dalam melaksanakan kebijakan adalah.

(1) Penyelamatan korban bencana yang masih hidup, melalui strategi:

a. Pelayanan kesehatan darurat.

b. Pelayanan kesehatan bagi korban yang mengalami trauma.

(2) Pemulihan sistem kesehatan, dengan strategi:

a. Mobilisasi tenaga kesehatan dari daerah lain.

b. Menempatkan tenaga kesehatan dengan sistem kontrak

c. Merekrut tenaga kesehatan baru

d. Melatih tenaga kesehatan

e. Merehabilitasi dan membangun prasarana dan sarana pelayanan kesehatan yang

rusak

f. Memulihkan fungsi fasilitas pelayanan kesehatan

Page 10: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

(3) Pencegahan terjadinya wabah penyakit, melalui strategi:

a. Melakukan penilaian kebutuhan cepat (rapid health assessment)

b. Melakukan imunisasi, vector control, disinfeksi, dan penyediaan air minum

c. Memperkuat survailans epidemiologi

(4) Pencegahan kekurangan gizi, melalui strategi:

a. Memberikan bantuan makanan bagi bayi, balita dan ibu hamil.

b. Memberikan paket pertolongan gizi seperti vitamin A, tablet besi, syrup besi

c. Memberikan penyuluhan gizi

d. Memperkuat survailans gizi.

Page 11: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGADAAN PANGAN DAN PEMELIHARAAN GIZI

Dalam pengelolaan makanan dan minuman pada bencana (untuk konsumsi orang banyak), harus memperhatikan kaedah hygiene sanitasi makanan dan minuman (HSMM), untuk menghindari terjadinya penyakit bawaan makanan termasuk diare, disentri, korela, hepatitis A dan tifoid, atau keracunan makanan dan minuman, berdasarkan pedoman WHO Ensuring food safety in the aftermath of natural disasters antara lain yaitu:

semua bahan makanan dan makanan yang akan didistribusikan harus sesuai untuk konsumsi manusia baik dari segi gizi dan budaya;

makanan yang akan didistribusikan sebaiknya dalam bentuk kering dan penerima mengetahui cara menyiapkan makanan;

stok harus dicek secara teratur dan pisahkan stok yang rusak;

petugas yang menyiapkan makanan harus terlatih dalam higiene dan prinsip menyiapkan makanan secara aman;

petugas yang menyiapkan makanan sebaiknya tidak sedang sakit dengan gejala berikut : sakit kuning, diare, muntah, demam, nyeri tenggorok (dengan demam), lesi kulit terinfeksi atau keluarnya discharge dari telinga, mata atau hidung;

petugas kebersihan harus terlatih dalam menjaga dapur umum dan area sekitarnya tetap bersih; air dan sabun disediakan untuk kebersihan personal;

makanan harus disimpan dalam wadah yang melindungi dari tikus, serangga atau hewan lainnya;

daerah yang terkena banjir, makanan yang masih utuh harus dipindahkan ke tempat kering;

buanglah makanan kaleng yang rusak, atau bocor; periksa semua makanan kering dari kerusakan fisik, tumbuhnya jamur dari sayuran, buah dan sereal kering;

air bersih untuk menyiapkan makanan; dan sarana cuci tangan dan alat makan harus disiapkan.

Page 12: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN PENYELENGGARAAN SANITASI LINGKUNGANPada situasi bencana dan pengungsian umumnya sulit memperoleh air bersih yang sudah memenuhi persyaratan, oleh karena itu apabila air yang tersedia tidak memenuhi syarat, baik dari segi fisik maupun bakteriologis, perlu dilakukan:

•Buang atau singkirkan bahan pencemar;

•Lakukan penjernihan air secara cepat apabila tingkat kekeruhan air yang ada cukup tinggi;

•Lakukan desinfeksi terhadap air yang ada dengan menggunakan bahan bahan desinfektan untuk air;

•Periksa kadar sisa klor bilamana air dikirim dari PDAM;

•Lakukan pemeriksaan kualitas air secara berkala pada titik‐titik distribusi.

Page 13: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

PENGADAAN PERUMAHAN BAGI KORBAN BENCANA• Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 tentang Penanganan Permasalahan Hukum Dalam Rangka Pelaksanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada pasal 12 ayat 2 menyatakan Pengadaan tanah untuk relokasi perumahan korban bencana gempa bumi dan tsunami dilakukan melalui tata cara dan mekanisme musyawarah bersama antara masyarakat, pemerintah daerah, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, serta instansi terkait lainnya di daerah.

Page 14: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN MANAJEMEN KORBAN LUKA/CEDERA

• Pentahapan medical care

Menggunakan modul aplikasi EMCIS. Setelah terjadi bencana, bantuan medis merupakan bantuan yang sangat penting mengingat banyaknya korban yang akhirnya meninggal akibat terlambat mendapatkan pertolongan. bantuan medis sering kali sulit didatangkan karena kerusakan infrastruktur ke daerah yang terkena bencana. Dengan keterbatasan infrastruktur transportasi, hal ini tentu saja sulit untuk dilakukan. Di sinilah arti penting dari aplikasi EMCIS.

Page 15: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami
Page 16: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

• Fungsi utama aplikasi itu adalah memudahkan diagnosis, perawatan, pengawasan, dan akses terhadap tenaga ahli dan informasi pasien tanpa tergantung pada keterbatasan jarak atau lingkungan.

Page 17: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGORGANISASIAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATANPada saat terjadi bencana perlu adanya mobilisasi SDM

kesehatan yang tergabung dalam suatu Tim Penanggulangan Krisis yang meliputi:

1) Tim Reaksi Cepat/TRC;

2) Tim Penilaian Cepat/TPC (RHA team);

3) Tim Bantuan Kesehatan.

Page 18: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

1. TRC terdiri dari :

a) pelayanan medik;

1. dokter umum

2. dokter spesialis bedah/orthopedi

3. dokter spesialis anestesi

4. perawat mahir (perawat bedah, gadar)

5. tenaga Disaster Victims Identification (DVI)

6. apoteker/tenaga teknis kefarmasian

7. sopir ambulans

b) surveilans epidemiolog/sanitarian;

c) petugas komunikasi;

d) petugas logistik

Page 19: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

2. Tim Peniaian Cepat (RHA team)

minimal terdiri dari:

a) dokter umum

b) epidemiolog

c) sanitarian

3) Tim Bantuan Kesehatan

Tim yang diberangkatkan berdasarkan rekomendasi Tim RHA untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan peralatan yang lebih memadai, minimal terdiri dari:

a) dokter umum dan spesialis

b) apoteker dan tenaga teknis kefarmasian

c) perawat

d) perawat Mahir

e) bidan

f) sanitarian

g) ahli gizi

h) tenaga surveilans

i) entomolog

Page 20: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR1. Strategi pengendalian penyakit menular utama

•Strategi dalam rangka menurunkan risiko munculnya KLB penyakit menular akibat gelombang tsunami antara lain:

•Surveilans penyakit menular dan faktor risiko lingkungan

•Penyuluhan yang lebih intensif pada para penghuni barak agar kuman tidak sampai menyebar

•Pemeriksaan kimia dan mikroorganisme air dan kaporisasi

•Fogging focus dengan penyemprotan terhadap serangga (lalat dan nyamuk).

•Desinfeksi pada bekas tempat penimbunan sementara jenazah sebelum dimakamkan.

•Desinfeksi pada sarana pembuangan kotoran

•Perbaikan kualitas air dan kaporisasi

•Perbaikan pembuangan sampah dengan membagikan kantong sampah

•Peningkatan kampanye campak pada kelompok rentan bersama NGO yang diintegrasikan dengan kampanye program gizi.

•Imunisasi balita, terutama untuk pencegahan campak

•Pemantapan sistem survailans pasca bencana, pemberantasan penyakit potensial wabah (diare, ISPA, Campak, Malaria, DBD) dan dapat diteruskan terhadap penyakit menular lain, seperti TB Paru, PSM, dan lain-lain. Serta survey epidemiologi faktor risiko bersama WHO dan NGO. penyakit menular potensial wabah.

Page 21: Rencana Antisipasi Bencana Akibat Tsunami

PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN BERDASARKAN TAHAPAN BENCANA TSUNAMI

A. Sebelum Terjadi Tsunami

- memasang peralatan sistem peringatan dini di wilayah-wilayah laut yang berpotensi mengalami tsunami

- melakukan pemetaan tingkat kerawanan bencana tsunami dan mensosialisasikannya kepada masyarakat

- sosialisasi peristiwa bencana tsunami kepada masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah rawan bencana tsunami

- menentukan jalur-jalur dan tempat evakuasi bagi penduduk yang tinggal di wilayah-wilayah rawan tsunami

- menanam dan memelihara hutan, khususnya hutan mangrove di sepanjang pantai untuk menahan untuk menahan laju ombak. 

B. Pada Saat Terjadinya Tsunami

- memberikan tanda peringatan dan informasi untuk memandu penduduk mencapai tempat yang aman

- mengerahkan tim penyelamat beserta peralatan pendukung untuk membantu penduduk mencapai tempat evakuasi.

- memantau perkembangan keadaan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya.

C. Setelah Terjadi Tsunami

- mencari korban untuk dievakuasi ke tempat aman

- memberikan pertolongan bagi para korban bencana

-menyiapkan tenda-tenda darurat untuk menampung para korban bencana

-memberikan bantuan makanan dan obat-obatan

-mengidentifikasi kerusakan yang terjadi

-memperbaiki sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan.