Kelompok 2 tsunami

54
KELOMPOK 2 TSUNAMI

Transcript of Kelompok 2 tsunami

Page 1: Kelompok 2 tsunami

KELOMPOK 2

TSUNAMI

Page 2: Kelompok 2 tsunami

ANGGOTA

Page 3: Kelompok 2 tsunami

TSUNAMI

Berasal dari bahsa

jepang

Tsu harbour

Nami wave

• Sebutan lain

- Tidal Wave

- Seismic Sea Wave

Page 4: Kelompok 2 tsunami

Pengertian Tsunami

Tsunami adalah sederetan gelombang yang

terjadi pada air laut yang ditimbulkan oleh

gangguan yang mengakibatkan berubahnya

ketinggian permukaan air laut. Pada umunya

gelombang tsunami erat hubungannya dengan

daerah pesisir pantai.

Page 5: Kelompok 2 tsunami

Proses Tsunami

Page 6: Kelompok 2 tsunami

Penyebab Tsunami

Landslide(longsor

an bawah laut)

Letusan gunung

api bawah laut

Tumbukan meteor

Ledakan nuklir

Aktifitas Non Seismik Landslide

Page 7: Kelompok 2 tsunami

Penyebab Tsunami

Aktivitas Seismik

Gempa bumi

bawah laut

Adanya gempa

bumi dapat

menyebabkan

perubahan

pergerakan

lempeng di dasar

laut.

Page 8: Kelompok 2 tsunami

Syarat-syarat Terjadinya

Tsunami

Gempa bumi yang berpusat di tengah

laut dan dangkal (0 - 30 km)

Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-

kurangnya 6,5 Skala Richter dan dengan

pola sesar naik atau sesar turun

Page 9: Kelompok 2 tsunami

Ilustrasi Penyebab Tsunami

Page 10: Kelompok 2 tsunami

Hubungan Magnitude dengan

Kedalaman

Mm = 6,3 + 0,005 D (Lida (1970) )

Dimana :

Mm = magnitudo minimum atau ambang gempa

(skala Richter) yang berpotensi menimbulkan

tsunami

D = Kedalaman pusat gempa.

Page 11: Kelompok 2 tsunami

Kecepatan Gelombang Tsunami

Terhadap Kedalaman Laut

Page 12: Kelompok 2 tsunami

Hubungan Kecepatan dengan

Kedalaman

V = g. D

Dimana :

V = kecepatan gelombang

D = Kedalaman pusat gempa

Contoh

gravitasi di suatu tempat adalah g = 10m/det2 dan

kedalaman laut di tempat itu di ambil D = 500 m, maka

kecepatan gelombang tsunami di tengah laut kurang

lebih 250 km/jam.

Page 13: Kelompok 2 tsunami

Klasifikasi Tsunami

Amat Kecil ( 0 )

Kecil ( 1 )

Menengah ( 2 )

Besar ( 3 )

Amat Besar ( 4 ) ( Lida 1963)

Page 14: Kelompok 2 tsunami

Hubungan empiris antara magnitudo tsunami dengan magnitudo gempa bumi yang menimbulkannya diturunkan oleh Lida (1963) sebagai berikut :

m = 2,661 M – 16,44

Dimana :

m = magnitudo tsunami dalam skala Immamura.

M = magnitudo gempa bumi dalam Skala Richter.

Page 15: Kelompok 2 tsunami

Kejadian Tsunami yang Signifikan

di Indonesia

Page 16: Kelompok 2 tsunami

Mitigasi Tsunami

Mitigasi:

- Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat dihindarkan.

- Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta-benda” (FEMA, 2000).

- Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan individu.

Page 17: Kelompok 2 tsunami

Mitigasi Tsunami

Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang terancam, merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut. Ketiga langkah penting tersebut:

1) penilaian bahaya (hazard assessment),

2) peringatan (warning), dan

3) persiapan (preparedness) adalah unsur utama model mitigasi.

Unsur kunci lainnya yang tidak terlibat langsung dalam mitigasi tetapi sangat mendukung adalah penelitian yang terkait (tsunami-related research).

Page 18: Kelompok 2 tsunami

INATEWS

(INDONESIA TSUNAMI EARLY WARNING

SYSTEM)

sistem peringatan dini tsunami atas kerjasama

dengan lembaga-lembaga dalam dan luar

negeri

Page 19: Kelompok 2 tsunami

Segitiga Komponen InaTEWS

Page 20: Kelompok 2 tsunami

Konsep Segitiga Komponen

InaTEWS

komponen operasional

Menangani kegiatan-kegiatan pemantauan, pengolahan, analisa,

penyiapan dan disiminasi warning tsunami. Melaksanakan tanggap

darurat terhadap kejadian bencana dan mitigiasi melalui:

pendidikan dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat,

penyiapan tempat perlindungan, jalur penyelamatan, peta,

logistik, pelatihan lapangan dan lain-lain.

komponen mitigasi dan tanggap darurat

Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap

komponen 1 dan 2 besertapeningkatan kapasitas SDM.

Komponen Pembangunan Kapasitas

Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap

komponen 1 dan 2 beserta peningkatan kapasitas SDM

Page 21: Kelompok 2 tsunami

Desain InaTEWS

Page 22: Kelompok 2 tsunami

Komponen Operasional

InaTEWSA. Sistem Pemantauan

Pemantauan darat

Seismic (160 broadband seismometer, 500 accelerometer)

GPS (40)

Pemantauan muka laut

Buoys (22)

Tide Gauges (80)

B. Sistem Pengolahan

Seismic : 10 Regional Center (RC), 1 National Center (NC)

Lainnya : 1 Tide Gauges Center, 1 Buoys Center, 1 GPS Center

C. Telekomunikasi

Upstream (Pengumpulan Data)

Down stream (Diseminasi)

Page 23: Kelompok 2 tsunami

Alur Data InaTEWS

Page 24: Kelompok 2 tsunami

Jaringan Seismik (BMKG)

gempa -> gelombang seismik dipancarkan ke segala arah -> terekam oleh jaringan Seismometer -> Rekaman dikirim melaluiVSAT ke Pusat -> diproses & dianalisis -> dihasilkan informasisumber gempa bumi

Ketika parameter gempabumi memenuhi kriteria menimbulkantsunami maka warning tsunami akan dikeluarkan. Diharapkansinyal dari buoys akan datang dengan segera untuk digunakansebagai konfirmasi atau pernyataan warning selesai.

Jaringan Seismik telah didisain terdiri dari 160 broadband seismometer, 500 accelerometer dan akan dikelompokan kedalam 10 Regional Center.

Dengan jumlah sensor tersebut dan jarak tiap sensor ±100 km, makadalam 3 menit pertama sumber gempabumi yang terjadi di wilayahIndonesia dapat ditentukan lokasinya.

Page 25: Kelompok 2 tsunami

Stasiun Seismik

Page 26: Kelompok 2 tsunami

Jaringan GPS dan Tide Gauge

(Bakosurtanal)

Jaringan GPS sebagai bagian dari sistempemantauan darat dipasang di beberapa lokasibersama-sama dengan seismometer atau tide gauges atau tersendiri sesuai dengan kebutuhanjaringannya.

Tide gauge adalah perangkat untuk mengukurperubahan muka laut. Informasi yang dibutuhkanuntuk peringatan dini adalah pasang surut seketikasebelum terjadinya tsunami

Hingga sekarang 39 tide gauges telahterpasang dan datanya ditrasmit melalui VSAT IP dan GTS (real time).

Page 27: Kelompok 2 tsunami

Stasiun GPS

Page 28: Kelompok 2 tsunami

Jaringan Stasiun GPS

Page 29: Kelompok 2 tsunami

Stasiun Tide Gauge Sadeng

Page 30: Kelompok 2 tsunami

Jaringan Pasang Surut

Indonesia

Page 31: Kelompok 2 tsunami

Buoys (BPPT)

Dalam pengertian sederhana, Buoy adalah sebuahpelampung yang mengambang di permukaan lautsebagai perangkat untuk mendeteksi berbagai aktivuitasdi dasar laut.

Buoy yang dipasang di dekat sumber gempa dantsunami bekerja berdasarkan gelombang tsunami atauanomali elevasi muka air laut yang dideteksi oleh sensor

Data akan terkirim ke Pusat BPPT menggunakankomunikasi imarsat dan akan dikirimkan langsung keBMKG menggunakan VPN dan back up dengan VSAT IP. Dengan jalur komunikasi seperti ini diharapkandelay waktu akan terabaikan.

Page 32: Kelompok 2 tsunami

DART (Deep-Ocean

Assessment and Reporting of Tsunamis)

Paltform

Page 33: Kelompok 2 tsunami

Stasiun Buoy

Buoy di Merak Buoy G2 “Said

Jenie”

Page 34: Kelompok 2 tsunami

Jaringan Buoy di Indonesia

Page 35: Kelompok 2 tsunami

DSS (Decision Support System)

1. Perspektif Situasi

Memberikan gambaran dan rujukan situasi di area

bencana sekitar sumber gempa bumi.

Memberikan gambaran penjalaran tsunami diperoleh dari

database hasil modelling.

Menunggu data dari pemantau muka laut.

Page 36: Kelompok 2 tsunami
Page 37: Kelompok 2 tsunami

2. Perspektif Observasi;

Real Time : Seismik, GPS, Buoys, Tide Gauges

Diharapkan menerima informasi deformasi lempeng dan

tsunameter

Berdasarkan situasi disini,yang menampilkan kondisi

obervasi untuk menentukan tindakan selanjutnya, mulai

dari warning sampai akhir warning

Page 38: Kelompok 2 tsunami

3. Perspektif Keputusan;

Menawarkan jenis warning yang dibuat oleh

sistem untuk dievaluasi oleh petugas sebelum

dikirimkan

Hasil dari modeling tsunami dalam bentuk

peta penjalaran dan ketinggian tsunami

berdasarkan dampak yang kemungkinan

terjadi

Page 39: Kelompok 2 tsunami
Page 40: Kelompok 2 tsunami

Sistem Diseminasi

Pada dasarnya sistem disiminasi menjadi tugas institusi BMKG,

yang berkewajiban menyiapkan dan mengeluarkan “warning” yang

selanjutnya untuk didesiminasikan ke masyarakat.

Selanjutnya menjadi tanggung jawab berbagai institusi terkait untuk

menyampaikannya ke masyarakat yang daerahnya terancam.

Page 41: Kelompok 2 tsunami

“Five in One”

“Five in One” yang merupakan sistem yang dipakai

BMKG, sistem ini mempunyai kelebihan lain disamping

pengiriman otomatis serentak melalui lima moda, kelima

moda tersebut : aktivasi alarm, SMS, internet, website,

konversi teks suara.

Server penerima warning tsunami dapat bertindak

sebagai server disiminasi lagi untuk mengirimkan

warning tsunami ke alamat – alamat yang dituju.

Page 42: Kelompok 2 tsunami
Page 43: Kelompok 2 tsunami

Basis Data Tsunami

Tahapan dalam pembuatan basis data tsunami adalah sebagaiberikut :

1. Studi tentang gempabumi dan tsunami serta penyiapan databatimetri

2. Model sumber tsunami (Tsunami source model)

-Menghitung sumber tsunami berdasarkan tatanan tektonik

3. Penjalaran GelombangTsunami (Tsunami Propagation)

-Menghitung tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjang pantai

4. Pengembangan software untuk memanggil dan interpolasi basisdata tsunami untuk tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjangpantai.

-Software ini berguna untuk memilih 16 file yang akandiinterpolasikan untuk selanjutnya memberikan informasi untukperingatan dini tsunami.

5. Integrasi software tsunami database dengan Sistem InformasiGeografis (GIS)

Page 44: Kelompok 2 tsunami

Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan

SumberTsunami

Page 45: Kelompok 2 tsunami

Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan

SumberTsunami

Pembuatan skenario tsunami didasarkan pada informasi

parameter gempabumi meliputi kekuatan gempa,

orientasi patahan, luasan bidang patahan dan lain-lain.

Berdasarkan perhitungan empiris, makin besar kekuatan

gempa maka makin luas bidang patahan sumber

tsunami juga semakin luas

Page 46: Kelompok 2 tsunami

Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiap Siagaan

Masyarakat

Hal yang tidak kalah penting artinya adalah pendidikan dankesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bahayatsunami

Informasi warning tsunami yang diterima oleh institusiperantara seperti Pemda serta institusi terkait lainnya harussampai ke masyarakat kemudian masyarakat dapatmenindak lanjuti warning tersebut dengan upaya evakuasi.

Untuk itu diperlukan upaya pendidikan dan kesiapsiagaanmasyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami. berbagaikegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat berupasosialisasi, workshop, simulasi Tsunami, simulasi table topdan lain-lain

Institusi yang terlibat dalam rangka pendidikan masyarakat didaerah rawan tsunami baik dari dalam negeri maupuninternasional antara lain: Ristek, LIPI, BMG, Universitas, PMI,Pemda, LSM, Unesco, GTZ dan lain-lain.

Page 47: Kelompok 2 tsunami
Page 48: Kelompok 2 tsunami

Tahapan Peningkatan Kewaspadan dan Kesiapsiagaan

Masyarakat

1. Pelatihan para pejabat / petugas di lingkungan Pemerintah Daerah.

2. Pelatihan kepada wakil masyarakat

3. Penyiapan modul untuk pendidikan publik

4. Penyiapan peta dan jalur evakuasi

5. Penyiapan dan pemasangan rambu – rambu evakuasi tsunami

6. Simulasi sistem peringatan dini tsunami dan Tsunami Drill

7. Sosialisasi publik melalui media elektronik dan cetak

8. Latihan – latihan untuk anak-anak sekolah.

Page 49: Kelompok 2 tsunami
Page 50: Kelompok 2 tsunami
Page 51: Kelompok 2 tsunami

Kesiap Siagaan

1. Kenali Lingkungan;

- Tempat Tinggal, Jarak terhadap pantai,

- Lokasi yang tinggi (5-30 m dari permukaan laut)

- Jalur menuju tempat yang tinggi

2. Jika merasaka gempa kuat lebih dari 2 menit atau menyaksikan

air laut surut secara tiba-tiba, segera tinggalkan pantai

3. Laporkan keadaan tersebut ke instansi terkait; Lurah, Camat,

Polisi atau Koramil.

4. Selamatkan diri dan keluarga serta tetangga. Pimpin masyarakat

menuju tempat yang tinggi.

5. Dengarkan berita dari BMKG, Pemda, Kepolisian, TNI

(Koramil/Korem)

Page 52: Kelompok 2 tsunami

Beberapa sistem penanggulangan

dampak Tsunami

Pemberian sistim tanggul (dike) tepi pantaiuntuk bangunan tepi pantai yang bernilai pentingseperti pelabuhan.

Pada pantai teluk yang berbentuk kantong yang menyempit ke arah darat, jarak bangunan didarat dari garis pantai harus cukup jauh (lebihdari 200 meter) untuk mencegah amplifikasienergi dan ketinggian gelombang yang mencapai pantai dan dataran pantai.

Pembuatan tanggul pematang di dataran pantaiyang cukup tinggi, dan berlapis dengan jarakantar tanggul yang cukup lebar.

Page 53: Kelompok 2 tsunami

Beberapa sistem penanggulangan

dampak Tsunami

Membuat peta potensi terjadinya Tsunami (Tsunami´s map) yang merupakan pengembanganpeta/peta gempa Tektonik (jalur gempa Tektonik) diwilayah NKRI.

Mengidentifikasi kawasan yang paling rawanterhadap bencana tsunami.

Membuat peta microzoning.

Mengevaluasi, menetapkan, mensosialisasi danmerealisasi UU/PP tentang semapadan Pantai(200m dari garis pasang ; atau ditambah lebar).

Mengembangkan system pengelolaan kawasanpantai (Coastal zone Management System) : Zonabudidaya, zona perlindungan/penyangga.

Page 54: Kelompok 2 tsunami

SANKYUUU~