Kebun plasma pola kemitraan

Post on 21-May-2015

13.462 views 15 download

Transcript of Kebun plasma pola kemitraan

KEBUN PLASMA POLA KEMITRAAN Oleh :

Plasma Division

Pola Kemitraan

Pola kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama pembangunan dan pengembangan perkebunan dengan menggunakan perkebunan besar sebagai inti yang membimbing perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma melalui lembaga koperasi dalam suatu sistem kerjasama yang saling menguntungkan, saling mengisi, utuh dan berkesinambungan.

PENDAHULUAN

1. Pola HIBAH

2. Pola BAGI HASIL

3. Pola KREDIT

Pola Kemitraan terdiri dari :

1. SISTEM PIR

2. SISTEM KKPA

3. SISTEM REVITALISASI PERKEBUNAN

4. SISTEM HUBUNGAN ABADI

SISTEM KEMITRAAN ADA BEBERAPA CARA :

LANDASAN HUKUM PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN :

•Peraturan Menteri Pertanian No.33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan Melalui Program Revitalisasi Perkebunan•Peraturan Menteri Keuangan no.117/PMK.06/2006 tentang Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan•Keputusan Menteri Pertanian No.490/Kpts/OT. 160/8/2006 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pelaksanaan Program Revitalisasi Perkebunan•Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan No.135/Kpts/RC.110/10/10 tentang Satuan Biaya Pembangunan Kebun Peserta Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2010/2011•Perjanjian Kerjasama Pendanaan antara Menteri Keuangan/Dirjen Perbendaharaan dengan lima(5) Bank Pelaksana (P.T. Bank Rakyat Indonesia, P.T. Bank Mandiri,P.T. BUKOPIN, P.T. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dan Pembangunan Daerah Sumatera Barat/Bank Nagari pada tanggal 20 Desember 2006.

KEMITRAAN USAHA PERKEBUNAN BERBENTUK :

Kerjasama penyediaan sarana produksi

Pengolahan dan pemasaran Produksi Transportasi

Syarat-syarat Kemitraan Usaha

Perkebunan1 . Para pihak menandatangani naskah perjanjian kerja sama kemitraan yang telah disepakati.

2. Para pihak paham dan mengerti tentang isi serta maksud naskah yang ditandatangani.

KETENTUAN UMUM

Program Revitalisasi Perkebunan adalah upaya

percepatan pembangunan perkebunan rakyat melalui

perluasan,peremajaan dan rehabilitasi tanaman

perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan

dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan atau tanpa

melibatkan perusahaan dibidang usaha perkebunan

sebagai mitra dalam pembangunan kebun,pengolahan

dan pemasaran hasil.

Syarat-syarat peserta Revitalisasi Perkebunan :

1. Pekebun/Petani : Penduduk setempat Tergabung dalam wadah koperasi Memiliki lahan usaha sehamparan dengan anggota

lainnya untuk dimitrakan

2. Perkebunan Besar Swasta (PBS) : Memiliki ijin usaha perkebunan Memiliki ijin lokasi Bersedia melakukan kerjasama kemitraan dengan

pekebun Mematuhi ketentuan pemerintah dan peraturan

lainnya yang berlaku

3. Koperasi PrimerMerupakan koperasi primer dan bukan koperasi karyawan. Sudah berbadan hukum lengkap dengan akte pendiriannya serta perubahannya.

4. Lahan Plasma

Luas adalah 2 Ha/KK dan paling luas 4 Ha/KK

Lahan tidak bermasalah atau okupasi oleh pihak lain

Lahan sudah memiliki perijinan-perijinan yang sah

Lahan berasal dari tanah petani, tanah ulayat/adat,

tanah negara termasuk hutan konversi serta tanah

lainnya yang dimungkinkan untuk pengembangan

perkebunan sesuai dengan peraturan perundangan-

undangan

Lahan merupakan tanah milik petani dan atau yang

akan menjadi milik petani

Kewajiban Petani Peserta Plasma :

a. Membayar biaya pengembangan perkebunan termasuk bunganya atas kredit yang diterima dan management fee sebesar 5%.

b. Menjual hasil kebun kepada mitra usaha sebagaimana yang disepakati

c. Mengelola kebun dalam satu management dengan mitra usaha (management satu atap)

d. Mengusahakan kebun dengan bimbingan dari mitra usaha dan atau instansi terkait.

Mitra Usaha Berkewajiban :

a. Memiliki perkebunan dan atau fasilitas pengolahan yang dapat menampung hasil perkebunan

b. Melaksanakan pengembangan perkebunan petani peserta, sesuai dengan petunjuk operasional dan standart teknis yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian Cq Direktur Jenderal Perkebunan

c. Bertindak sebagai avalis untuk pembiayaan pengembangan perkebunan

d. Mengikut sertakan pekebun secara aktif dalam proses pengembangan perkebunan.

e. Membina secara teknis dan management para pekebun agar mampu mengusahakan kebunnya baik masa pengembangan maupun selama tanaman menghasilkan serta memfasilitasi peremajaan tanaman.

f. Membeli hasil kebun dengan harga sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan atau kesepakatan bersama antara mitra usaha dan pekebun

g. Menyelenggarakan proses pelaksanaan dan pengembalian kredit pekebun.

Biaya Pengembangan Perkebunan :

Kredit program revitalisasi perkebunan diberikan dan dikelola perusahaan mitra dan atau koperasi perkebunan setelah disetujui oleh Bank.

Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan

Definisi

KPEN-RP adalah Kredit yang diberikan dalam rangka mendukung program pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati dan Program Revitalisasi Pertanian

Usaha yang Dibiayai

Perluasan, rehabilitasi, dan peremajaan tanaman kelapa sawit, karet dan kakao.

Jangka Waktu Proyek

2010, diusulkan diperpanjang s/d 2014.

Sumber Dana Bank Pelaksana 100%

Plafon Kredit Ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan

Suku Bunga Kredit

maksimal sebesar suku bunga penjaminan Bank (LPS) + 5%

Suku Bunga Petani/Peternak

1. kelapa sawit dan kakao: 7% p.a.,

2. karet 6% p.a.(ditinjau setiap 6 bln, atas dasar kesepakatan Pemerintah dan Bank Pelaksana)

Jangka Waktu Kredit

1. Kelapa sawit dan kakao 13 tahun, 

2. Karet 15 tahun

Peran Pemerintah

1. Bupati/Walikota cq Kepala Dinas Perkebunan : menunjuk calon petani peserta, mengusulkan calon mitra usaha melalui Gubernur

2. Dirjen Perkebunan : penunjukan mitra usaha

3. Kementerian Keuangan: penyediaan dana APBN untuk subsidi bunga , menunjuk Bank Pelaksana

Target Realisasi

Komitmen pendanaan oleh Bank : Rp 38,60 triliun

Daerah Realisasi

Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel,Babel, Lampung, Jabar, Kalbar, Kalteng,Kalsel,Kaltim,Sulut, Sulteng, Sulbar,Sulsel, Sultra, Maluku, Papua,Papua Barat

Bank Pelaksana

BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank Agroniaga, BII, Bank CIMB Niaga, Bank Artha Graha, Bank Mega, BPD Sumut, BPD Sumbar, BPD Sumsel, BPD Aceh, BPD Kaltim, BPD Papua, BPD Riau

Permasalahan

1. Permasalahan yang terkait dengan lahan, antara lain mengenai Rencana Tata Ruang dan Wilayah, kenaikan biaya sertifikasi lahan, lambatnya proses sertifikasi lahan, lahan sudah tumpang tindih dengan lahan masyarakat, lahan areal proyek dikuasai pihak lain.  

2. Bank Pelaksana belum dapat menyalurkan KPEN-RP yang belum memenuhi kelengkapan administrasi : penetapan peserta oleh Bupati; Rekomendasi calon perusahaan  mitra dari Bupati dan Gubernur; Perjanjian Kerjasama petani, koperasi, perusahaan Mitra; Perijinan,legalitas perusahaan, ijin lokasi lahan dan feasibility study. 

3. Lambatnya proses penetapan daftar nominatif petani

4. Kurangnya koordinasi dinas terkait dengan Bank Pelaksana

5. Masih kurangnya tenaga pendamping untuk membina petani plasma dan koperasinya.

6. Masih adanya sebagian masyarakat yang belum paham pola dan fungsi plasma sehingga mereka menolak kehadiran program plasma

Satuan Biaya Revitalisasi per Ha Perluasan Tanaman Karet Tahun 2011 Untuk Wilayah Provinsi Aceh adalah :

Rp. 43.346.000,-

(SK.DIRJENBUN no.135/Kpts/RC.110/10/11).

Perincian Biaya Revitalisasi :

Tahun ke- Jenis Pekerjaan Total

P.O. Pembukaan Lahan, penanaman, sertifikasi dan manajemen fee 5%.

Rp. 22.887.000,-

P.1. Pemeliharaan Tahun Pertama Rp. 4.332.000,-

P.2. Pemeliharaan Tahun ke Dua Rp. 3.514.000,-

P.3. Pemeliharaan Tahun ke Tiga Rp. 3.852.000,-

P.4. Pemeliharaan Tahun ke Empat Rp. 3.599.000.-

P.5. Pemeliharaan Tahun ke Lima Rp. 5.162.000,-

TOTAL INVESTASI Rp. 43.346.000,-

Analisis Perkiraan Pendapatan Petani Karet/Ha :

Description Total

Biaya Tanaman Rp. 39.678.000,-

Management Fee 5% + Sertifikasi Rp. 3.667.300,-

Bunga selama masa pembangunan = 6 % X Rp.43.346.000 X 6 th (grace periode) Bunga selama masa cicilan :Rp.43.346.000 X 11.98% x 9 th

Rp. 15.604.560,-

Rp. 46.735.657,-

Total Pinjaman Rp. 105.685.517,-

Besarnya cicilan/bulan selama 15 tahun Rp. 587.142,-

Produksi selama setahun/ha 1500 Kg Karet Kering (KK)

Harga rata-rata KK/kg Rp. 20.000,-

Pendapatan kotor/ha/bulan Rp. 2.500.000,-

Pendapatan bersih/ha/bulan Rp. 1.912.858--

WASSALAM , TERIMA KASIH

DAN SUKSES….!

Tumpangsari Karet dengan tanaman Palawija(Jagung dan

Kacang tanah)