Knalpot Plasma

27
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini topik utama yang selalu hangat untuk didiskusikan adalah mengenai isu perubahan lingkungan global seperti misalnya: penipisan lapisan ozon, penumpukan unsur CO2 di atmosfir, hujan asam, perubahan iklim global, pencemaran lingkungan dan proses penggundulan hutan dan lain-lain Komposisi kimiawi dari atmosfer sedang mengalami perubahan sejalan dengan penambahan gas rumah kaca – terutama karbon dioksida, metan dan asam nitrat. Kasiat menyaring panas dari gas tersebut tidak berfungsi. Energi dari matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasipermukaan bumi; sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atomsfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F/15°C. Tetapi permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrai gas rumah kaca pada atmosfer bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada atmosfer bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15%. Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi. (Srikandi Fardiaz, 1995 ) Para ilmuwan mulai menyelidiki penyebab global warming atau pemanasan global yang terjadi sejak akhir abad 18. Sebagian besar ahli berkesimpulan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi penyebab utama meningkatnya pemanasan global yang seringkali dikenal dengan efek rumah kaca. Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui suatu proses yang kompleks yang berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel- partikel yang ada di atmosfer. Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas rumah kaca. (http://id.wikipedia .org/wiki/Pemanasan _global)

Transcript of Knalpot Plasma

Page 1: Knalpot Plasma

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini topik utama yang selalu hangat untuk didiskusikan adalah mengenai isu

perubahan lingkungan global seperti misalnya: penipisan lapisan ozon, penumpukan

unsur CO2 di atmosfir, hujan asam, perubahan iklim global, pencemaran lingkungan

dan proses penggundulan hutan dan lain-lain

Komposisi kimiawi dari atmosfer sedang mengalami perubahan sejalan dengan

penambahan gas rumah kaca – terutama karbon dioksida, metan dan asam nitrat. Kasiat

menyaring panas dari gas tersebut tidak berfungsi. Energi dari matahari memacu cuaca

dan iklim bumi serta memanasipermukaan bumi; sebaliknya bumi mengembalikan

energi tersebut ke angkasa.

Gas rumah kaca pada atomsfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring

sejumlah energi yang dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek

rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan

kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca

menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F/15°C.

Tetapi permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrai gas rumah kaca pada

atmosfer bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada

atmosfer bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi

asam nitrat bertambah 15%. Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan

menjaring panas pada atmosfer bumi. (Srikandi Fardiaz, 1995 )

Para ilmuwan mulai menyelidiki penyebab global warming atau pemanasan global yang

terjadi sejak akhir abad 18. Sebagian besar ahli berkesimpulan bahwa kegiatan

manusialah yang menjadi penyebab utama meningkatnya pemanasan global yang

seringkali dikenal dengan efek rumah kaca. Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui

suatu proses yang kompleks yang berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel-

partikel yang ada di atmosfer. Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas

rumah kaca. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan _global)

Page 2: Knalpot Plasma

2

2

Kegiatan manusia yang menimbulkan pemanasan global adalah pembakaran minyak

bumi, batu bara, dan gas alam dan pembukaan lahan. Sebagian besar pembakaran

berasal dari asap mobil, pabrik, dan pembangkit tenaga listrik. Pembakaran minyak fosil

ini menghasilkan carbon dioxide (CO2), yakni gas rumah kaca yang menghambat

radiasi panas ke angkasa ruang. Pohon-pohon dan berbagai tanaman menyerap CO2 cari

udara selama proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Pembukaan lahan

dengan menebangi pohon-pohon ikut meningkatkan jumlah CO2 karena menurunkan

penyerapan CO2, dan dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan

jumlah CO2.

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang

berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta

kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian , dan peternakan. Aktivitas

manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung

menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas

Rumah Kaca secara global

Efek Rumah Kaca memegang peran penting dalam kelangsungan hidup manusia di

Bumi. Tanpa adanya efek tersebut, Bumi akan terlalu dingin untuk ditempati. Namun

sebaliknya, apabila efek tersebut terlalu kuat, Bumi akan menjadi lebih hangat dari

semestinya dan akan timbul masalah baru bagi kehidupan manusia, tumbuhan, dan

binatang. Untuk itu perlu suatu solusi didalam mengurangi Gas rumah kaca agar

pemanasan global dapat di kurangi bahkan di cegah

Kendaran bermotor merupakan salah satu penyumbang gas CO2 terbesar , sehingga

perlu dilakukan cara megatasi masalah gas buangan dari kendaraan bermotor agar tidak

merusak lingkungan terutama menyebabkan pemanasan global, salah satu caranya yaitu

dengan mengubah gas CO2 menjadi bentuk senyawa lainnya yang lebih ramah

lingkungan.

Page 3: Knalpot Plasma

3

3

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan bebrapa permasalahan:

1. Langkah apa yang harus ditempuh untuk menanggulangi pemanasan global?

2. seberapa efektifkah Knalpot Antipolusi Berteknologi Plasma dalam

penggulangan dampak pemanasana global?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:

1. Mengetahui sebab dan akibat dari pemanasan global

2. Mengetahui proses terjadinya pemanasan global

3. Mengetahui Langkah yang dapat ditempuh untuk menggulangi pemanasan

global

4. Mengetahui keefektifan Knalpot Antipolusi Berteknologi Plasma dalam

penanggulangan penyebab pemanasan global oleh kendaraan bermotor ?

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penaganan

penyebab global warning atau pemanasan global oleh kendaraan bermotor

Page 4: Knalpot Plasma

4

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Terjadinya Pemanasan Global

Pemanasan Global adalah suatu istilah yang menunjukan adanya kenaikan rata-rata

temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan iklim. Bumi yang lebih

hangat dapat menyebabkan perubahan siklus hujan, kenaikkan permukaan air laut, dan

beragam dampak pada tanaman, kehidupan liar, dan manusia. Ketika para ahli ilmu

pengetahuan berbicara mengenai permasalahan perubahan iklim, yang menjadi pusat

perhatian adalah pemanasan global yang disebabkan ulah manusia.

Mungkin sulit untuk dibayangkan bagaimana manusia dapat menyebabkan perubahan

pada iklim di Bumi. Namun, para ahli sepakat bahwa ulah manusialah yang memacu

besarnya jumlah gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfir dan menyebabkan Bumi

menjadi lebih panas. .( Fardiaz, S. 1992 )

Dahulu, semua perubahan iklim berjalan secara alami. Tetapi dengan adanya Revolusi

Industri, manusia mulai mengubah iklim dan lingkungan tempatnya hidup melalui

tindakan-tindakan agrikultural dan industri. Revolusi Industri adalah saat dimana

manusia mulai menggunakan mesin untuk mempermudah hidupnya. Revolusi ini

dimulai sekitar 200 tahun lalu dan mengubah gaya hidup manusia. Sebelumnya,

manusia hanya melepas sedikit gas ke atmosfir, namun saat ini dengan \'bantuan\'

pertumbuhan penduduk, pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan, manusia

mempengaruhi perubahan komposisi gas di atmosfir.

Gas rumah kaca adalah gas-gas diatmosfer yang menyerap gelombang panjang seperti

infra merah yang bermanfaat bagi kehidupan dibumi dalam kadar yang proporsional

untuk meningkatkan temperatur, tetapi dalam jumlah berlebih berakibat buruk dan

menjadi bencana kehidupan. Menurut Anderson ( 1996 ) akibat efek rumah kaca yang

ditimbulkan menyebabkan fungsi ekologi akan berubah yang disebabkan oleh

peningkatan panas global.

Page 5: Knalpot Plasma

5

5

Konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer pada saat ini telah hampir dua kali

konsentrasinya di masa pra-industri. Konvensi Perubahan Iklim serta rangkaian COP-

nya telah membahas berbagai upaya untuk menekan dampak negatif yang akan timbul.

Upaya mitigasi termasuk pemanfaatan sektor kehutanan merupakan langkah awal

dalam upaya ini ( Nirarita . 1995 )

Karbon dioksida (CO2) merupakan gas terpenting dalam meningkatan efek rumah

kaca. Tahun 1994, 83% peningkatan radiasi gas rumah kaca disebabkan oleh gas ini,

15 % oleh Methane dan sisanya N2O, Nox dan CO (State Ministry of Environment,

1999).

Tabel 1. Emisi Gas Rumah Kaca Equipalen - CO2 Berdasarkan Waktu Horizon 100

tahun Penggunaan Potensi Pemanasan Global 1994)

Gas Emisi (Gg) Peotensi

Pemanasan

Global

Equivalen

CO2 (Gg)

Prosentase Total

Equivalen Emisi

CO2

CO2

CH4

N2O

CF4

C2F6

CO

NO2

748,607.31

6,409.08

61.11

0.31

0.03

3,544.73

110.03

1

21

310

500

9200

-

-

748,607

134,591

18,944

2,015

276

-

-

82.77

14.88

2.09

0.22

0.03

Total 904,433 100

Sumber : http://tumoutou.net/702_05123/sabilal_fahri.htm

Sementara sumber emisi terbesar di Indonesia berasal dari kegiatan kehutanan,

terutama deforestasi dan perubahan fungsi lahan Tabel 2. Dari Tabel 1 tersebut,

Page 6: Knalpot Plasma

6

6

diketahui jumlah emisi CO2 terbesar disebabkan oleh deforestasi dan konversi lahan

(74%), diikuti konsumsi energi (23%) dan proses industri (3%). Namun secara ekologis

hutan dan perkebunan juga mempunyai potensi dan fungsi ekologis menurunkan kadar

CO2 atau rosot, sink pada saat melakukan aktivitas fotosintesis. Pohon dan tetumbuhan

menyerap CO2 dan menghasilkan oksigen ( Kiswoyo dkk.1993)

Tabel 2. Sumber Emisi CO2 di Indonesia Tahun 1994

Sumber Emisi

A. Seluruh Energi 170,016.31

1. Industri Energi & Trarnsformasi

2. Industri

3. Transpor

4. Rumah tangga dan komersial skala

kecil

5. Lain-lain

50,702.2

50,014.38

47,047.16

22,252.17

2,038.17

B. Kehutanan & Perubahan Peruntukan

Lahan

559,471.00

1. HTI dan Perkebunan

2. Deforestasi & Konversi lahan

3. Beban Pemanfaatan lahan

4. Lain-lain

198,994.00

303,237.00

57,240.00

Total 748,607.31

Sumber : http://tumoutou.net/702_05123/sabilal_fahri.htm

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang

berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta

kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian , dan peternakan. Aktivitas

manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung

menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas

Rumah Kaca secara global

Page 7: Knalpot Plasma

7

7

2.1.1 Produksi Gas-gas Rumah Kaca (GRK)

Produksi Gas Rumah Kaca yang melampaaui ambang batas, akan membawa efek

domino yang sangat panjang, hal ini memaksa seluruh mahluk hidup untuk beradaptasi

baik organisme yang hidup didaratan, lautan, dan atmosfer. Berikut ini adalah

alur(rentetan) dampak kelebihan Gas Rumah Kaca(GRK):

Diagram alur dampak Kelebihan GRK

DAMPAK TAHAP I: Kenaikan suhu bumi (Global

Warming)

DAMPAK TAHAP II: 1. Evaporasi yang tinggi

2. Curah hujan yang tinggi

3. Iklim yang tidak beraturan

4. Curah yang tidak terprediksikan

PENYEBAB:

1. produksi Gas Rumah Kaca(Emisi) yang melampaui

ambang batas: CO2 (Karbon dioksida),

CH4 (Metan)

N2O (nitrous Oksida),

HFCS (Hydrofluorocarbons)

PFCS (perfluorocarbons)

SF6 (Sulphur hexafluoride)

DAMPAK TAHAP III: 1. Banjir

2. Longsor

3. Musim tanam dan Musim panen yang tidak pasti

4. Gangguan transportasi

5. Tumbuhnya bakteri, mold, spora dan mahluk hidup baru

6. Punahnya flor dan fauna yang tidak mampu beradaptasi

7. Kenaikan muka air laut

DAMPAK TAHAP IV: 1. kelaparan

2. krisis air bersih

3. pendemik penyakit

4. konflik sosial

Page 8: Knalpot Plasma

8

8

2.1.2 Ketidakseimbangan Alam dan Ekosistem

Ketidakseimbangan Alam dan Ekosistem disebabkan oleh:

1. Produksi Gas Rumah Kaca (Emisi) yang melampaui ambang batas, seperti:

- CO2 (Karbon dioksida) - CH4 (Metan)

- N2O (nitrous Oksida) - HFCS (Hydrofluorocarbons)

- PFCS (perfluorocarbons) - SF6 (Sulphur hexafluoride)

2. Penebangan hutan dan perusakan ekosistem

Sumber-sumber emisi karbondioksida dan karbonmonoksida secara global

dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bata):

� 36% dari industri energi seperti: pembangkit listrik/ kilang minyak, dll

� 27% dari sektor transportasi

� 21% dari sektor Industri

� 15%dari sektor rumah tangga dan jasa

Sejak era revolusi industri mulai tahun 1850 sampai sekarang, peningkatan produksi

Gas Rumah Kaca (GRK) sangat besar, selain mengeluarkan limbah GRK industri juga

mengeluarkan limbah cair dimana keduanya akan merusak lingkungan.

Sektor industri manufaktur, industri minyak dan gas adalah motor perekonomian

terbesar dan penyerap lapangan pekerjaan yang sangat besar, tetapi penyumbang GRK

terbesar, sehingga manusia dihadapkan masalah “apakah mengutamakan ekonomi atau

ekosistem”

gambar 1. sektor industri

merupakan penyumbang gas rumah

kaca . Sumber : badan PAM – BI

Page 9: Knalpot Plasma

9

9

Gambar 2 negara – negara penyumbang

gas rumah kaca terbesar didunia. Sumber :

badan PAM – BI

Negara-negara industri seperti USA, Eropa Barat, China, Russia,India,Jepang adalah

Produsen CO2 terbesar di dunia. Dampak produksi GRK oleh Negara-negara industri

akan meningkatkan CO2 secara global termasuk di Indonesia. (biro PAM- BI)

2.1.3 Perusakan ekosistem

Hutan berperan penting dalam menjaga kestabilan iklim global. Secara kimiawi,

vegetasi hutan akan menyerap gas karbon (CO2) via proses fotosintesis. Jika hutan

terganggu maka siklus CO2 dan O2 di atmosfer akan terganggu. Umumnya karbon

tersimpan dalam biomasa vegetasi, nekromasa (baik diatas permukaan dan dalam tanah)

dan bahan organik tanah di dalam ekosistem hutan. Tidak terkendalinya gas CO2 di

atmosfer, bersama-sama dengan uap air, gas CFCs, metana dan gas-gas rumah kaca

lainnya, berpotensi meningkatkan suhu atmosfir bumi ( pemanasan global ) yang dapat

menimbulkan perubahan iklim (Syafei dan Taufik K . 1994)

Sebenarnya dalam sejarah bumi, perubahan iklim merupakan proses alamiah. Namun

tidak biasa adalah perubahan terjadi cepat pada dua ratus tahun terakhir. Majalah

National Geographic edisi September 2004 menunjukan fakta yang mengerikan. Suhu

bumi tercatat dari sekitar tahun 1000 relatif stabil hingga tahun awal 1800 an. Seiring

dengan naiknya kadar CO2 di atmosfer, suhu bumi mulai tampak mendaki tajam tanpa

ada kecenderungan menurun sedikitpun sejak sekitar tahun 1860an hingga akhir-akhir

ini. Peningkatan paling tajam terjadi sejak tahun 1950. Kenapa demikian? Salah satu

faktornya adalah perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan rusaknya hutan selain

faktor pertumbuhan penduduk dan konsumsi energi fosil yang besar-besaran.

Menilik laporan Food and Agriculuture Organization (FAO) tahun 2007 tentang kondisi

hutan di dunia terlihat dengan jelas bahwa luas hutan di dunia saat ini mencapai angka

dibawah 4 milyar hektar, dimana 30 persen menutupi lahan daratan di dunia. Pada

luasan itu telah terjadi rata – rata deforestasi 13 juta/ha/tahun pada waktu yang sama

Page 10: Knalpot Plasma

10

10

pembangunan hutan tanaman dan ekspansi terhadap hutan alam mempunyai signifikansi

kuat terhadap penurunan luasan hutan. Pada sekitar tahun 1990 sampai dengan 2005,

dunia telah kehilangan 3 persen dari total luas areal hutan yang ada dengan rata – rata

penurunan 0,2 persen per tahun. Dari tahun 2000–2005 menunjukkan bahwa rata-rata

bersih pengurangan berkorelasi dengan aktivitas pembangunan. Pada periode yang

sama, 57 negara dilaporkan mengalami peningkatan luasan hutannya dan 83 negara

dilaporkan penurunan luasan hutan (termasuk 36 negara dengan laju terbesarnya lebih

dari 1 persen per tahun).

Kerusakan hutan turut berkontribusi terhadap cadangan karbon. Cadangan

karbon didalam biomassa hutan pada tingkat global berkurang mencapai angka 5,5

persen pada kurung waktu 1990 – 2005. secara umum trend cadangan karbon mengikuti

kecenderungan luasan areal hutan dan ketersediaan sumberdaya hutan. Cadangan

karbon di dunia meningkat d daerah Eropa dan Amerika Utara dan menurun di wilayah

tropika (FAO, 2007). Hutan tropika menyumbang emisi CO2 sebesar 1,6 milyar ton per

tahun. Seperti dilansir oleh Stem Review (Koran Tempo, 24 Oktober 2007), bahwa

deforestasi di negara-negara berkembang (umumnya wilayah tropika) menyumbang

emisi CO2 sekitar 20 persen dari emisi global. Dari total emisi gas rumah kaca, 18

persen berasal dari sektor kehutanan, yang 75 persennya berasal dari negara

berkembang termasuk Indonesia. Kota Jakarta menduduki kualitas udara terburuk ketiga

di dunia, kedua di Asia dan nomor satu di Indonesia. Umumnya kerusakan hutan di

Indonesia disebabkan oleh illegal logging, legal logging dan kebakaran hutan, Berikut

ini beberapa gambar contoh perusakan ekosistem yang berakibat pada

ketidakseimbangan lingkungan.

Gambar 3 contoh perusakan ekosistem

oleh ilegal loging

Sumber : badan PAM – BI

Page 11: Knalpot Plasma

11

11

2.1.4 Penipisan Lapisan Ozon

Fungsi ozonosfer (O3) adalah menyerap radiasi ultraviolet dari matahari berupa

energi foton 0,001 µm- 0,315 µm- yang tergolong dalam gelombang pendek. Energi

foton ini mempunyai energi panas yang cukup besar dan mampu memusnahkan

orgenisme yang hidup dibumi.

Gambar 4 penampang ,melintang dan ketinggian

lapisan ozon.

Proses penipisan lapisan ozon

Cl (g) + O2 ----� ClO (g) + O2

ClO (g) + O (g) …Cl(g) + O2(g)

Akibat dari penipisan ozon maka intensitas radiasi ultraviolet kepermukaan bumi

(troposfer) meningkat

2.1.5 Kenaikan Suhu Bumi

Gambar 5 . Proses pemanasan Global

Gambar skema kenaikan suhu bumi

Page 12: Knalpot Plasma

12

12

2.2.Dampak Pemanasan Global Terhadap Lingkungan Hidup

Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon.

sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi manusia dari akibat Pemansan

Global. Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa

polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan

ozon dan Pemanasan Global. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih

banyak radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi.

Namun, meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan

Global, melainkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh

manusia, dan menurunnya hasil panen.Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh

chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini negara-negara industri sudah tidak memproduksi dan

menggunakan CFC lagi. Dan, dalam waktu dekat, CFC akan benar -benar dihapus di

seluruh dunia. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca

dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi dibanding karbondioksida

sehingga dampak akumulasi CFC di atmosfer mempercepat laju Pemanasan Global.

CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad -abad. Artinya,

kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung

dalam waktu sangat lama.

2.2.1 Perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim

Dampak yang paling dekat dari pemanasan global adalah keadaan iklim dan

cuaca yang sangat ekstrim. Iklim dan cuaca ekstrim diakibatkan oleh perbedaan suhu

dan tekanan antara suatu tempat dengan tempat yang lain dalam waktu yang singkat

yang dipacu oleh kenaikan suhu dan ketidakseimbangan alam. Salah satu fenomena

cuaca yang ekstrim adalah peristiwa badai ( Hurricane)

2.2.2 Peningkatan curah hujan dan Banjir

Pemanasan yang tinggi akan mengakibatkan penguapan (evapotranspirasi) yang

tinggi, yang kemungkinan akan menimbulkan curah hujan yang tinggi.Dari gambar

dibawah ini terlihat peningkatan luas daerah banjir Jakarta dari tahun 1996 ke tahun

Page 13: Knalpot Plasma

13

13

2002.Pada banjir Jakarta tahun 2007 menenggelamkan sekitar 78% dari seluruh luas

Jakarta

Gambar 6 luas daerah banjir Jakarta dari tahun 1996 ke tahun 2002.(sumber:Citra

Ikonos)

2.2.3 Punahnya Flora dan Fauna

Kemampuan beradaptasi manusia, hewan dan tumbuhan mempunyai

keterbatasan untuk mengimbangi perubahan iklim dan curah serta ketidakseimbangan

ekosistem. Hewan dan tumbuhan menjadi mahluk hidup yang sulit menghindari efek

pemanasan global karena kemampuan beradaptasinya lebih lemah dibanding dengan

manusia.

2.2.4 Timbulnya Penyakit Baru dan Wabah Penyakit

Bakteri dan mikroorganisme yang baru akan bermunculan, hal ini akan

menimbulkan ancaman penyakit baru bagi manusia , seperti kondisis saat ini banyak

sekali timbul jenis penyakit baru , seperti flu burung dan tidak menutup kemungkinan

penyebab timbulnya flu burung dapat bersaal dari dampak pemanasan global. Dimana

virus flu burung beradaptasi dari unggas ke manusia karena perubahan iklim dan

ekosistem

2.2.5 Degradasi Tanah dan Penggurunan

Penggurunan hutan akan mengakibatkan banjir dan pergeseran tanah, baik

melalui abrasi dan erosi yang kemudian tanah akan mengalami degradasi dan

pergurunan.Degradasi tanah adalah kawasan / areal tanah yang tidak mampu

menumbuhkan organisme, kemudian berubah menjadi gurun

Page 14: Knalpot Plasma

14

14

2.2.6 Kenaikan muka air laut (sea level rise)

Kenaikan muka laut disebabkan oleh tingginya curah hujan dan pencairan es,

seperti yang digambar dibawah ini:

Gambar 7 . Kenaikan muka laut (sumber :

badan PAM-BI)

2.2 Dampak Pemanasan Global Terhadap Sosial Ekonomi

2.3.1 Gangguan produktivitas pertanian dan perimbangan pangan

Iklim mempengaruhi produksi pangan, oleh karena itu penerapan klimatologi pada

pertanian sangat penting mengingat setiap jenis tanaman pada setiap tingkatan

pertumbuhan memerlukan kondisi iklim yang berbeda-beda. Penerapan klimatologi

harus mampu memprediksikan iklim dan cuaca, sehingga diketahui masa tanam dan

masa panen dengan tepat.(Campbell. 2003)

Periode masa tanaman dan panen sangat dipengaruhi oleh iklim, parameter-

parameter iklim dan yang harus diperhitungkan adalah:

- Kelembaban tanah - Kelembaban udara

- Suhu tanah, suhu udara, - Intensitas cahaya

-Curah hujan - Arah dan kecepatan angin serta Evapotranspirasi.

2.3.2 Gangguan tranportasi

Perubahan cuaca merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keselamatan

transportasi, khususnya transportasi udara dan transpotrasi laut. Unsur-unsur cuaca yang

menentukan dalam transportasi adalah:

- Kabut - Awan

Page 15: Knalpot Plasma

15

15

- Jarak pandang - Turbulensi udara

- Arah dan kecepatan angina

2.3.3 Perubahan fungsi lahan

Pembalakan liar, pembakaran hutan, perubahan fungsi lahan dari pertanian atau

hutan menjadi kawasan industri dan permukiman merupakan faktor yang mempercepat

kenaikan suhu bumi. (Odum.1993)

Pemanfaatan ruang yang tidak mengindahkan Rencana Tata Ruang dan

Ekosistem pada gilirannya akan berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan

lingkungan, seperti yang digambarkan dibawah ini.

gambar 8. Perubahan fumgsi lahan dari

kawasan hutan lindung menjadi kawasan

perumahan (sumber : badan PAM-BI)

2.3 Dampak Pemanasan Global Terhadap Politik dan HANKAM

2.4.1 Potensi konflik batas wilayah

Kenaikan muka air laut akan mengakibatkan bergesernya garis pantai, dan

perubahan wilayah dan daerah yang berpotensi pada perebutan dan sengketa territorial

antar Negara tetangga yang berbatasan dengan laut . misalnya negara indonesia dengan

singapura, timor leste, dan malaysia .

berikut contoh gambar pergeseran garis pantai dari akibat perubahan tinggi permukaaan

air laut

gambar 9 pergeseran garis pantai akibat

perubahan tinggi muka air laut. (sumber :

badan PAM-BI)

Page 16: Knalpot Plasma

16

16

Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan meningkat 1.5 – 4.5 derajat Celcius, jika

pendekatan yang digunakan “melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa”

(waitand see, and do nothing)!

Adapun secara garis besar dampak pemanasan global sebagai berikut :

- Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati

- Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir

- Mencairnya es dan glasier di kutub

- Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena

kekeringan yang berkepanjangan

- Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun

2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.

- Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral

bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia

- Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan

- Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru

karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)

- Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus

Pengungsian

2.5 Sekilas Tentang Plasma

Plasma adalah dikategorikan sebagai zat ke empat selain zat padat, cair dan gas. Zat

plasma ini ditemukan tahun 1928 oleh Irving Langmuir (1881-1957) dalam

eksperimennya melalui lampu tungsten filament. Plasma ini dibuat dengan

memanfaatkan tegangan listrik, yaitu melalui dua elektrode yang diberi tegangan 10 kV,

sifat konduktor pada udara akan timbul yang secara bersamaan arus listrik mulai

mengalir fenomena ini disebut electrical breakdown.

Mengalirnya arus listrik menunjukkan adanya ionisasi yang mengakibatkan

terbentuknya ion dan elektron pada udara diantara dua elektrode. Tersebut. Semakin

besar tegangan yang diberikan pada elektrode semakin banyak, ion dan elektron yang

terbentuk. Aksi reaksi yang ditimbulkan oleh ion dan elektron dalam jumlah yang

banyak menimbulkan kondisi udara diantara dua elektrode menjadi netral., inilah yang

Page 17: Knalpot Plasma

17

17

disebut plasma. Singkat kata bahwa plasma adalah sekumpulan dari elektron bebas, ion

dan atom bebas. (http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=1881)

Dewasa ini pemanfaatan teknologi plasma sudah banyak dipakai dalam berbagai bidang

industri seperti industri elektronika, material, kimia dan obat-obatan juga. mulai

dimanfaatkan juga untuk mengolah limbah cair dan gas. Keberhasilan pengembangan

yang dilakukan para peneliti telah mampu menunjukkan kemampuan secara nasional

yang juga menarik keikutsertaan swasta dalam skala industri

Gambar 10. alat teknologi plasma pada

kendaraan bermotor

Sumber : http://www. plasmatechnology.com

Page 18: Knalpot Plasma

18

18

BAB III

METODE PENULISAN

Penulisan karya tulis mahasiswa ini disusun berdasarkan telaah pustaka dari literatur-

literatur yang sesuai dengan topik penulisan. Literatur-literatur yang digunakan

merupakan literature-literatur yang bersifat primer (journal) dan sekunder (text

book).Berdasarkan penulusuran literatur ini kemudian diperoleh data yang bersifat

primer dan sekunder.

Tulisan ini juga menggunakan metode kualitatif dengan menampilkan data deskriptif

berupa kata-kata yang bersifat rasional. Prosedur pemecahan masalah dilakukan

berdasarkan pada permasalahan yang ada di sekitar kita dan permasalahan global.

Permasalahan yang menjadi dasar dalam penulisan karya tulis ilmiah ini timbul setelah

diketahui bahwa pemanasan global sangat merugikan bagi makhluk hidup dimana

banyak sekali dampak buruk yang ditimbulkan oleh pemanasan global .

Usaha pemecahan masalah penanganan pemanasan global dilakukan dengan cara

mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Melalui telaah

pustaka kemudian dijabarkan dalam bentuk karya tulis yang logis, dinamis, objektif dan

realistis yang merupakan pemikiran kritis mahasiswa berdasarkan pandangan kritis

terhadap situasi dan kondisi yang berkembang saat ini sehingga diperoleh kesimpulan

tentang pemecahan masalah yang terjadi secara keseluruhan.

Page 19: Knalpot Plasma

19

19

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Gas Buangan Kendaraan Bermotor terhadap Pemanasan Global

Para ahli sudah setuju bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh bertambahnya jumlah

gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang

seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan

menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas

Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi bagi kehidupan manusia, kendaraan

bermotor seperti saat ini sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil sebagai suplai

energi menghidupkan mesinnya. Pembakaran dengan menggunkan bahan bakar fosil

akan mengakibatkan pencemaran lingkungan mulai kandungan logam berat yang

terdapat dalam gas buangan sampai gas CO dan CO2.

Gas Rumah Kaca (GRK) sebagian besar disebabkan oleh karbon dioksida (CO2),

sebenarnya tanpa gas rumah kaca ini, panas akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-

rata Bumi dapat menjadi 60ºF (33ºC) lebih dingin. Sebenarnya fungsi gas rumah kaca

adalah sebagai penjaga hangatnya Bumi, namun seiring dengan perkembangan zaman

yang dimulai sejak revolusi industri, pertambahan gas rumah kaca sangatlah banyak

sehingga bumi menjadi semakin panas yang kemudian jika dibiarkan akan

mengakibatkan pemanasan global.

Ada beberapa gas diatmosfir yang berfungsi sebagai \'penangkap\' energi panas

matahari. Yang termasuk diantaranya adalah : Karbon Dioksida (CO2), Nitro-Oksida

(NO2), dan Metana (CH4), adapun sebagai komponen terbesar dari gas rumah kaca

yaitu CO2 memiliki peningkatan terus jumlahnya diatmosfer. Ini dapat dilihat dari

grafik berikut.

Gambar 11 grafik hasil

pengukuran konsentrasi CO2 di

Mauna Loa (sumber :

http://jakarta.usembassy.gov/ptp/ud

arakt2.html )

Page 20: Knalpot Plasma

20

20

Penggunaan kendaraan bermotor menyebabkan lebih banyak polusi udara dari pada

kegiatan lain apapun, menimbulkan hampir separo oksida nitrogen yang diakibatkan

ulah manusia, dua pertiga karbon monoksida, dan separo hidrokarbon di kota-kota

industri, di samping hampir seluruh timah di udara di negara-negara berkembang.

Pencemaran udara di kota besar di Indonesia sudah tidak terelakkan lagi akibat terus

membengkaknya jumlah kendaraan bermotor. Berdasarkan data di Kementerian Negara

Lingkungan Hidup tahun 2003, kendaraan bermotor menyumbang 70 persen polusi

udara, terutama gas karbon monoksida. Angkutan darat berperan memberi kontribusi

pencemaran dengan komposisi sulfur dioksida (SO2) sebanyak 78,32 persen, nitrogen

dioksida (NO2) 29,18 persen, hidrokarbon (HC) 62,62 persen, karbon monoksida (CO)

sebanyak 85,78 persen, dan debu 6,9 persen.

Di sebagian besar negara berkembang, sumber pembangkit tenaga pemanas

menimbulkan sampai dua pertiga emisi sulfur dioksida, dan antara sepertiga sampai

setengah emisi total polutan udara yang lain. Jadi, dua prioritas utama bagi program

pengendalian pencemaran adalah kendaraan bermotor dan sumber pembangkit tenaga,

walaupun di beberapa negara berkembang pusat perhatian utama adalah pengendalian

pencemaran yang timbul dari penggunaan batubara murah yang banyak digunakan

untuk memasak dan alat pemanas rumah tangga.

Pada kota-kota yang sarana transportasi utamanya masih sepeda dan jalan kaki, hampir

tidak mungkin memerangi pencemaran udara tanpa "menyerang" pipa knalpot sepeda

motor/skuter, mobil, truk, dan bus. Bahkan di kota-kota yang masih "didominasi" oleh

sepeda, jumlah mobil kini semakin meningkatDan menurut proyeksi terbaru, jumlah

kendaraan di dunia akan berlipat dua dalam 40 tahun mendatang, sampai kira-kira satu

miliar. Kebanyakan pertambahan ini akan terjadi di negara-negara berkembang, yang

permintaan untuk mobilnya diperkirakan meningkat 200 persen di akhir abad ini;

dengan demikian sangat memperburuk masalah pencemaran saat ini, terutama di

perkotaan.

Pilihan lain adalah "mengoksigenasi" bahan bakar tersebut dengan menambahkan

alkohol. "Gasohol" (bensin dan alkohol) semacam itu terbakar lebih sempurna, dan

dengan demikian menurunkan emisi karbon monoksida. Bahan bakar diesel dengan

Page 21: Knalpot Plasma

21

21

tingkat sulfur yang diturunkan mengeluarkan sulfur dioksida dan polutan lain yang lebih

sedikit. Jenis-jenis bahan bakar hasil formulasi ulang dapat secara sendiri-sendiri

menurunkan tingkat emisi sampai 30 persen, seperti yang terjadi di bagian Timur Laut

AS ketika pertama kali diwajibkan di akhir 1980-an.

Hal yang sangat penting saat ini adalah dalam mengembangkan dan menerapkan

teknologi yang dapat mengurangi emisi CO2. Mengurangi emisi dari

sumbernya,meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dalam proses manufaktur

dan keseluruhan operasi serta menciptakan produk yang mempunyai kemampuan lebih

baik dengan konsumsi energi yang lebih rendah menjadi sesuatu yang semakin esensial

dalam praktik bisnis saat ini, terlebih dengan naiknya biaya penggunaan energi dan

biaya dampak yang ditimbulkan oleh meningkatnya emisi CO2 itu sendiri.

4.2 Knalpot Antipolusi Berteknologi Plasma

Teknologi plasma yang digunakan dalam knalpot terdiri dari beragam campuran ion,

elektron positif dan negatif, serta elektron radikal. Unsur plasma secara alami juga

muncul dalam wujud halilintar.

Secara teknis, knalpot antipolusi

ditempatkan sebuah reaktor plasma di

dalam knalpot kendaraan bermotor, baik

sepeda motor maupun mobil. Reaktor ini

akan mengubah fase gas menjadi fase

plasma . Plasma sendiri mengandung

banyak ion radikal bebas di dalam reaktor

Gambar 12. pemasangan alat knalpot plasma pada sepeda motor

sumber : http://www.plasmatechnology.com

plasma yang dalam waktu singkat akan saling bereaksi. Hasil reaksi inilah yang

kemudian berubah menjadi senyawa baru yang netral dan aerosol padat berbentuk debu

Agar dapat bekerja secara baik, reaktor plasma membutuhkan sumber tenaga

pembangkit berupa energi listrik. Pada awalnya, sumber tenaga pembangkit diambilkan

Page 22: Knalpot Plasma

22

22

dari sebuah sumber pembangkit (generator) yang bergantung pada tegangan listrik PLN.

Namun pada perkembangannya, saat ini telah berhasil ditemukan sebuah desain

generator plasma dari generator pengapian mobil yang termodifikasi dan disebut

sebagai generator bergerak.

Sumber energi reaktor plasma pada kendaraan bermotor berasal dari aki. Peranti

tambahannya berupa dinamo yang bisa diletakkan di bawah jok untuk kendaraan jenis

sepeda motor. Berdasarkan hasil uji coba di laboratorium yang dilakukan oleh Dr.

Muhammad Nur, DEA, Kepala Pusat Pengembangan dan Penerapan Teknologi LPM,

Universitas Diponegoro(dalam/budimanlai.wordpress.com/2006) unsur polutan atau gas

emisi yang dikeluarkan kendaraan dapat dinetralisasi hingga mencapai 100 persen.

Plasma merupakan gas yang terionisasi dan kemudian ada yang menjadi radikal bebas

maupun atom yang secara fisis telah tereksistasi. Sehingga ketika gas tersebut keluar

dari reaktor sudah menjadi sesuatu yang baru dan tak lagi bersifat polutan, yaitu debu

halus padatan aerosol yang menjadi amonium karbonat dan amonium sulfat. Knalpot ini

mampu mengubah polutan atau gas emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor

menjadi senyawa baru yang netral dan tidak berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

aerosol sifatnya berlawanan dengan gas rumah kaca Aerosol bersifat mendinginkan

atmosfer. Aerosol adalah partikel halus berukuran 0,001 ?m-10 ?m (mikron).

Aerosol dalam proses-proses iklim berperan sebagai inti kondensasi (inti pengembunan)

dalam pembentukan butir air di dalam awan. Tidak setiap aerosol berfungsi sebagai inti

kondensasi. Aerosol dengan ukuran jari-jari 0,2 mm sampai dengan 10 mm yang

berperan sebagai inti kondensasi. Tanpa adanya inti kondensasi di atmosfer, butir air

hujan akan sulit terbentuk di dalam awan.

Senyawa sufat termasuk ke dalam golongan aerosol. Partikel aerosol sulfat akan

menghamburkan, memantulkan, mengubah, dan sedikit menyerap radiasi gelombang

pendek matahari. Adanya aerosol sulfat akan mengubah gaya radiasi sebesar -0,3

sampai -0,9 W/m2 melalui pengaruh langsung dan oleh pengaruh tidak langsung -1,3

W/m2. Tanda minus artinya aerosol sulfat akan memantulkan radiasi gelombang pendek

dari matahari sehingga akan bersifat mendinginkan atmosfer. Pemantulan radiasi surya

Page 23: Knalpot Plasma

23

23

oleh aerosol sulfat mengakibatkan awan berkembang menjadi matang, lalu jenuh dan

turun sebagai hujan

4.3 Mekanisme Pengurangan Emisi CO2

Cara kerja dari knalpot plasma sebenarnya

simpel sekali . Berbagai gas buangan cukup

disalurkan pada knalpot plasma yaitu ketika gas-

gas emisi dari kendaraan bermotor dilewatkan

dalam sistem reaktor, semuanya dibangkitkan

menjadi plasma.

Gas – gas tersebut

Gambar 13 : cara kerja knalpot plasma (sumber : http://www.plasmatechnology.com )

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan analisis spektroskopi, sejumlah senyawa

baru yang terbentuk dari reactor plasma adalah Amonium Sulfat dan Amonium

Karbonat.

Reaktor plasma itu merupakan suatu sistem yang dapat mengubah fase gas menjadi fase

plasma. Setelah diproses dalam knalpot berteknologi plasma, Karbon dioksida dapat

dinetralisasi hingga 86,5 persen, gas karbon monoksida (CO) dapat menyusut hingga

88,9 persen dan gas hidrokarbon (HC)

dapat menyusut 97,37 persen dengan

perputaran mesin mencapai 2.200 rpm.

Sedangkan gas nitrogen dioksida dapat

dinetralisasi hingga 76,19 persen pada

putaran mesin 4.600 rpm.

Gambar 14 : Ilustrasi menurut bagan mekanisme redshift medan elektrik dari muatan

bebas di dalam plasma yang intergalactic.

sumber : http://www.plasmatechnology.com

Page 24: Knalpot Plasma

24

24

Ionisasi plasma akan mereduksi sejumlah

kandungan polutan dalam gas buangan

kendaraan itu. Dalam kondisi ini berbagai

unsur yang ada menjadi tidak stabil

sehingga akan saling bereaksi membentuk

senyawa baru.

Gambar 15 : Pembentukan plasma (sumber

http://www. plasmatechnology.com)

Saat keluar dari knalpot, asap buangan sudah netral yang berbentuk aerosol yang tidak

lagi polutan karena gas-gas polutan tadi sudah berubah menjadi sesuatu yang lain. Sifat

polutannya secara umum berkurang hingga 90% (Muhammad Nur. 2006 )

sistem pereduksian gas emisi berteknologi plasma, selain dapat digunakan untuk

pengendalian polusi gas buang kendaraan bermotor, juga bisa digunakan pada

pengendalian polusi dari asap cerobong pabrik. Langkah inovatif paling menonjol

adalah terintegrasinya reaktor plasma dalam knalpot kendaraan bermotor roda dua dan

roda empat secara ringkas.

Page 25: Knalpot Plasma

25

25

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. penyebab pemanasan global adalah peningkatan Gas Rumah Kaca

(GRK),perusakan ekosistem.

2. Dampak dari pemanasan global adalah Musnahnya berbagai jenis

keanekaragaman hayati,Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai,

angin topan, dan banjir, Mencairnya es dan glasier di kutub,serta Kenaikan

permukaan laut

3. Proses pemanasan global diakibatkan banyaknya gas rumah kaca yang berada di

atmosfer, gas rumah kaca menyebabkan cahaya matahari yang berada

dibawahnya tidak dapat dipantulkan keangkasa ,tetapi terus berada di bawahnya

menyinari bumi secara berulang – ulang sehingga panas bumi meningkat.

4. Dengan knalpot berteknologi plasma, Karbon dioksida dapat dinetralisasi hingga

86,5 %, gas karbon monoksida (CO) dapat menyusut hingga 88,9 % dan gas

hidrokarbon (HC) dapat menyusut 97,37 % dengan perputaran mesin mencapai

2.200 rpm. Sedangkan gas nitrogen dioksida dapat dinetralisasi hingga 76,19 %

pada putaran mesin 4.600 rpm..

5.2 Saran

1. Jangan melakukan perusakan ekositem agar keseimbangan alam tetap terjaga

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai knalpot plasma untuk

mengembangkan pengetahuan didalam mencegah pemanasan global.

3. Penciptaan knalpot plasma antipolusi sangat penting mengingat pencemaran

udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor dan pabrik dari waktu ke

waktu terus meningkat, sehingga dengan knalpot plasma ini diharapkan potensi

kesehatan manusia dan lingkungan dapat terjaga .

Page 26: Knalpot Plasma

26

26

DAFTAR PUSTAKA

Anderson . 1996 . Observation on the Ecologi of Peat Swam Forest in Sumatra and

Kalimantan . Bandung: ITB Pres

Campbell Neil and Lawrence. 2003. Biologi .edisi kelima.jilid 3.Jakarta : Erlangga

Connell W. Dess dan Miller J. Gregory. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran.

Jakarta :UI Press

Emil Salim. 2002. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Jpicclimatechang@yahoo

.com

Fahri .___.http://tumoutou.net/702_05123/sabilal_fahri.htm

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta

Gunawan Soeratmo, F. 1988. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press

Handoko. 1995. Klimatologi Dasar; Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur-

unsur Iklim. Edisi kedua. Pustaka Jaya. Jakarta

Howard Cincotta. 2005. Mutu Udara Kota . Tim penerjemah IKIP Malang

.http://egamarjuki.wordpress.com/feed/

Kiswoyo dkk. 1993. Pendidikan Lingkungan Hidup . Jakarta: Depdikbud

Lilik Slamet . 2007 .Global Warming atau Global Cooling.http/www. Pikiran Rakyat

.com

Muhammad Nur. 2006 . Knalpot Plasma Antipolusi . http/ budimanlai. wordpress.

com/2006/11/10/knalpot-plasma-antipolusi/

Odum . 1993. Dasar – dasar Ekologi . Yogyakarta. UGM-Press

Otto Soemarwoto, 1990. Analisis Dampak Lingkungan, Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press

Srikandi Fardiaz.1995. Polusi Air & Udara.Yogyakarta : Kanisius

Syafei dan Taufik Kaurrahman . 1994. Pengantar Pendidikan Ekologi. Bandung : ITB

Pres

Tim. 2005 .Pemanasan Global dan Dampaknya. Jakarta : Direktorat Logistik dan

Pengamanan Biro Pengamanan Bank Indonesia

Wisnu Arya Wardhana.1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi

Ofset.

Page 27: Knalpot Plasma

27

27

.-------------.2007. Solusi Transportasi : Knalpot Antipolusi Berteknologi Plasma

http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=1881

------------.2006. Membangun Rumah Dari Polusi Udara

http://jakarta.usembassy.gov/ptp/udarakt2.html