Post on 01-Jan-2016
description
Journal Reading
Oleh : Dita Rahmita (030.08.085)
Pembimbing : dr. Sri Primawati Indraswari Sp. KK
“Keberhasilan Sukralfat Topikal Dibandingkan Zink Oksida Topikal pada Dermatitis Popok: Uji
Coba Secara Acak, Studi Double Blind ”
ABSTRAK
Ruam popok adalah sesuatu
yang umum terjadi tetapi tidak
mengan-cam
kehidupan selama
masa bayi.
Untuk pengoba-
tannya disaranka
n menggun
akan modalita
s yang berbeda.
Sukralfat bertindak sebagai
penghalang fisik
terhadap iritasi dan
memiliki aktivitas
antibakteri.
Laporan menjanji-
kan tentang
efek sukralfat topikal pada
epitelisasi luka +
sifat bakterio-
statik
mendorong
melaksana-kan
percobaan mengevalu
asi perananny
a : agen topikal
pengobatan
dermatitis popok &
membanding-kan
keberhasilan-nya
dengan zink oksida
topikal.
LATAR BELAKANG
ABSTRAK
Uji klinis secara acak double blind dilakukandi rumah sakit Shariati (April 2008 -September 2009).
Semua pasien secara acak diobati topikal dengansukralfat (N = 25) atau zink oksida (N = 21) selama 7 hari.
METODE
Sukralfat & zink oksida telah diformulasikan sebagai 20%
salep dengan bahan pengisi yang sama.
Skor tingkat keparahan popok didapatkan sebelum pengobatan dan pada hari
3, 5, 7.
ABSTRAKHASIL
46 bayi (54,3% perempuan & 45,7% laki-laki) usia rata-rata 4,4 ± 6,5 bulan
masuk dalam penelitian.
Usia rata-rata,jenis kelamin, frekuensi
ganti popok/hari & tingkat keparahan
ruam popok ≠ perbedaan statistik yang signifikan
antara keduakelompok.
Sukralfat 20% salep signifikan unggul dalampenyembuhan dermatitis popok pada hari ke 5, 7 & menunjukkan waktu penyembuhan yang signifikan > pendek(3.24 + / -2.02 hari) dibandingkan zink oksida 20% salep(5.42 + / -2.39 hari).
ABSTRAK
Kesimpulan :Sejak sukralfat dalam formulasi topikal bertindak sebagai penghalang fisik dengan keamanan terbukti & tidak ada absorpsi mencolok dapat digunakan sebagai pengobatan potensial untuk dermatitis popok.
Pendahuluan
Dilaporkan bahwa kejadian & onset usia bervariasidi seluruh dunia hal ini terkait : perbedaan dalam penggunaan popok, toilet training, kebersihan & praktek mengasuh anak di berbagai negara.
Dermatitis popok : salah satu gangguan kulit paling umum terjadi selama masa bayi. Meski tidak mengancam nyawa, tetapi dapat mempengaruhi kualitas kehidupan anak-anak & orang tuanya.
Pendahuluan
Etiologi yang tepat dari dermatitis popok belum diketahui.
Interaksi banyak faktor pemicu :
peningkatan hidrasi kulit, terpapar iritan
kimia, & gesekan popok memberikan kontribusi terhadap
patogenesis dermatitis popok iritan
Peningkatan hidrasi kulit didapatkan di area popok karena area ini merupakan lingkungan lembab yang tersumbat.
Kulit di bawah popok yang basah
meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan friksional
oleh popokyang merusak fungsi
penghalang kulit normal
Penghalang kulit yang berubah ini kemudian memungkinkan peningkatan perembesan iritan kimia & mikroorganisme.
iritan kimia utama pada area popok berasal dari aksi sinergis urin & bakteri fekal yang menghasilkan enzim urease berinteraksi dengan urin meningkatkan nilai pH kulit di bawah popok.
Nilai pH yang tinggi mengaktifkan enzim fekal (protease & lipase) yang secara langsung mengiritasi & merusak kulit Menyebabkan erupsi kulit inflamasi.
Setelah kulit di bawah popok mengalami inflamasimikroorganisme (terutama Candida albicans) mampu menginvasi & berkoloniseringkali memperburuk tingkat keparahan dermatitis popok.
Pendahuluan
PendahuluanManifestasi klinis dari dermatitis popok iritan berkisar
dari eritema asimptomatis – painful scaling papules & erosi
superfisial.
Dermatitis popok iritan biasanya terjadi di permukaan
kulit cembung yang terkena kontak langsung dengan popok.
Lokasi ini termasuk bokong, perut bagian bawah, genitalia,
& paha atas).Lipatan kulit (daerah tidak kontak langsung dengan popok)
biasanya terhindar.Cara paling efektif mengobati dermatitis popok iritan :
mengeliminasi kontak kulit langsung dengan urin & feses
(misalnya dengan menghentikan / membatasi
penggunaan popok).
Disarankan pengobatannya menggunakan modalitas yang
berbeda : kortikosteroid topikal, zink oksida & preparat
anti jamur topikal.
Sukralfat : sintetik tidak larut air, sulfat disakarida terkonjugasi garam Aluminium.
Dikembangkan pada awal 1980-an sebagai agen mukoprotektif efektif oral untuk pengobatan ulkus lambung & duodenum.
Sukralfat juga bertindak sebagai penghalang fisik terhadap iritan & memiliki aktivitas antibakteri.
Obat ini melekat pada protein epitetikal di lokasi ulkusHal ini kemudian membentuk lapisan pelindung terhadap lingkungan.
Sukralfat meningkatkan faktor pertumbuhan epidermal & faktor pertumbuhan fibroblas dasar yang berkonsentrasi dalam luka.
Pendahuluan
PendahuluanSetelah kerja awal dengan
sukralfat topikal dalam penanganan peristomal resisten & ekskoriasi perineum, berbagai peneliti mencoba obat ini pada stomatitis, penyembuhan ulkus dekubitus & luka bakar derajat
dua & tiga.
Aplikasi topikal dari sukralfat telah dilaporkan bermanfaat
dalam penanganan dermatitis popok iritan yang berat/
rekalsitran.
Satu-satunya efek samping yang umum : sembelit. Namun, juga dilaporkan efek samping pasien
dengan toksisitas aluminium
Laporan yang menjanjikan tentang efek sukralfat topikal pada epitelisasi luka beserta sifat bakteriostatiknya membawa peneliti melaksanakan percobaan mengevaluasi peranannya sebagai agen topikal pada pengobatan dermatitis popok & membandingkan keberhasilannya dengan zink oksida topikal pada pengobatan dermatitis popok.
Pendahuluan
• Penelitian ini adalah uji klinis secara acak double blind.
Disain Peneliti
an
• 46 pasien bayi rawat inap yang dirawat di RS Shariati dari April 2008 -September 2009
Populasi Peneliti
an
Pasien dan Metode
Metode
Sukralfat & zink oksida yang diformulasikan sebagai salep 20%
dengan bahan pengisi yang sama & setelah lulus semua tes yang diperlukan (stabilitas, pH, homogenitas & uji
mikrobial), dua formulasi diberi kode
& dibagikan untuk digunakan
Informed consent diperoleh dari orang
tua seperti yang diperintahkan oleh
komite etik. Semua pasien secara acak diobati topikal
dengan sukralfat topikal (N=25) atau zink oksida (N=21)
selama 7 hari.
Nilai skor keparahan ruam popok diperoleh sebelum pengobatan
& pada hari 3, 5, 7
Pasien dan Metode
Kriteria eksklusi
• Dermatitis infeksi sekunder• Penggunaan setiap suntikan
atau steroid oral• Sensitivitas sebelumnya
pada zink oksida• Setiap penggunaan topikal
dalam 2 minggu sebelumnya• riwayat dermatitis atopik,
kandidiasis atau dermatitis seboroik.
Metode
Data demografi pasien : usia, jenis kelamin, berat badan, frekuensi ganti popok & tingkat keparahan ruam popok semua dicatat
Variabel kontinyu yang dilaporkan sebagai nilai mean & standar deviasi sementara itu variabel kontinyu dari perbandingan jenis kelamin dilakukan dengan menggunakan independent sample t-tes.
Untuk perbandingan keberhasilan sukralfat topikal pada pengobatan ruam popok, digunakan non parametric Wilcoxon signed rank test. Analisis data dilakukan dengan SPSS versi 16 & p-value <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Sebanyak 46 bayi memasuki studi (usia rata-rata 4,4 ± 6,5 bulan). Sekitar 54,3%
perempuan & 45,7% laki-laki.
Umur, sex, tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga & frekuensi mengganti
popok tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan ruam popok.
Nilai rerata usia, jenis kelamin, frekuensi ganti popok (per hari) & tingkat keparahan
ruam popok tidak menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik antara kedua
kelompok.Setelah penghentian studi & pengkodean, ditemukan : ada perbedaan signifikan pada
tingkat keparahan ruam popok setelah pengobatan pada hari 3, 5, 7 pada kelompok
sukralfat (P value = 0,001). Tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat keparahan ruam popok setelah aplikasi zink oksida pada hari 3, 5, 7 (P value=0,81 , 0,72 , & 0,86 berurutan).
Hasil
Disimpulkan bahwa sukralfat
salep 20% secara signifikan
> unggul pada penyembuhan
dermatitis popok pada hari ke 5 & 7(P<0,005 & 0,01
berurutan) dibandingkan dengan zink
oksida salep 20% .
Keunggulan ini tidak diamati pada hari 3 (P value = 0,72).
Penyembuhan lengkap juga
terlihat setelah 3.24 ± 2,02 hari pada sukralfat & 5.42 ± 2.39 hari
pada zink oksidamenunju
kkan waktu penyembuhan >
singkat yang signifikan (P
value = 0,002).
Tolerabilitas sangat baik pada kedua kelompok & tidak ada efek buruk dilaporkan
pada masing-masing
kelompok.
Hasil
Ruam popok : kondisi umum namun tidak
mengan-cam
kehidupan selama
masa bayi.
Tujuan ideal : terapi jangka
pendek& efektif dengan sedikit
efek samping
Zink oksida :
-dikategori
kan & disetujui
untuk pengobata
n ruam popok
- merupakan bahan paling umum pada
produk ruam popok yang dijual bebas.
Zink oksida juga
meningkat-kan
penyembu-han kulit & telah
digunakan sebagai
krim pengha-
lang
Sukralfat : agen
sitoprotektif, obat
gastrointesti-nal oral
yang terutama
diindikasikan untuk
pengobatan ulkus
duodenum aktif, refluks
gastroesopha-geal & stres ulkus.
DISKUSI
DISKUSI
• Sukralfat : obat anti ulkus umum, merupakan garam dasar sukrosa oktasulfat
• Telah terbukti bertindak sebagai penghalang mekanis karena interaksi elektrostatik yang kuat dari obat dengan protein di lokasi ulkus.
• Sukralfat juga memiliki aktivitas antibakteri & struktural mirip heparin dengan sifat antigen
• Ketiga tindakan ini akan menjelaskan tindakan penyembuhan pada dermatitis erosif
ulserasi vagina sebelumnya telah dirawat dengan sukses dengan cairan pencuci vagina 10% suspensi sukralfat 2 kali sehari.
Sukralfat disiapkan baik sebagai bubuk atau sebagai emolien & diaplikasikan setiap 4-6 jam, telah digunakan untuk mengelola peristomal resisten & ekskoriasi perineum.
Baru-baru ini, suspensi sukralfat berhasil digunakan dalam pengobatan ulserasi oral & kelamin pada penyakit Behcet.
Penelitian sekarang ini menunjukkan : sukralfat topikal salep 20% bisa menyembuhkan dermatitis popok dalam waktu singkat dibandingkan zink oksida yang telah digunakan untuk pengobatan masalah ini untuk waktu yang lama.
DISKUSI
Dalam sebuah studi yang dilakukan Banati: sukralfat
mempromosikan epitelisasi cepat pada luka bakar
derajat kedua dengan efek samping minimal
disarankan sebagai agen topikal efektif pada
perawatan luka bakar.
Tumino mengevaluasi efektivitas, keamanan &
tolerabilitas sukralfat topikal dalam penyembuhan ulkus
vena tungkai kronis (50 pasien dengan doubleblind,
terkontrol plasebo, studi acak).Sebuah peningkatan
signifikan dicapai kelompok pasien diobati sukralfat
berkaitan dengan peradangan jaringan lokal, nyeri, sensasi terbakar &
ukuran ulkus disimpulkan : sukralfat adalah terapi
efektif untuk ulkus vena kronis.
DISKUSI
Lyon menyelidiki efektivitas sukralfat topikal dalam penanganan periostomal dermatosis pada dewasa menggunakan desain penelitian terbuka.
Sukralfat topikal memberikan hasil aman, murah & intervensi terapi yang efektif, khususnya : pasien dengan output tinggi atau stoma pendek.
8 dari 9 pasien dengan erosi fekal/urin pengobatan topikal sukralfat harian terkait dengan penyembuhan dalam waktu 4 minggu.
DISKUSI
Dalam penelitia
n double-blind,
terkon-trol
secara acak, Gupta
dkk memban-dingkan aplikasi topikal
sukralfat &
plasebo.
Pada 6 minggu follow-
up, penyem-
buhan luka
lengkap dicapai
37 pasien (95%)
kelompok
sukralfat & 27
pasien (73%)
kelompok
plasebo.
Plasebo mengan-
dung petrole-um jelly
(P = 0,009)
Hasil penelitia
n ini menambah-kan
dukungan untuk
bukti bahwa
sukralfat topikal adalah metode
yang aman, efektif untuk
penyembu-han & penyedia
an analgesia selama
perawatan luka.
Pasien yang
menja-lani
fistulo-tomi anal
bisa menda-patkan keun-
tungan dari
penggu-naan
topikal sukral-
fat.
DISKUSI
Iraji secara khusus
membanding-kan
efektivitas topikal
sukralfat 4% dengan krim hidrokortison topikal setiap
2 minggu pada
pengobatan ruam popok - penyembuha
n total.
> 50% perbaikan tercatat
pada 90-96% &
penyembuh-an parsial (20-25%
perbaikan) pada seluruh
pasien.
Penelitian ini : sukralfat
topikal merupakan
terapi intervensi efektif &
murah untuk dermatitis
popok dengan
keberhasilan = topikal
krim hidrokortison
.
Lamanya penelitian : 8
minggu & pasien
dievaluasi.
DISKUSI
Waktu penyembuhan lengkap kelompok sukralfat dalam studi ini jauh > singkat dari penelitian yang dilakukan Iraji.
Mungkin disebabkan oleh penggunaan sukralfat 4% . Dalam penelitian diterapkan sukralfat salep 20% & semua pasien dirawat di RS (memastikan menerima penuh terapi & untuk mengikuti waktu penyembuhan dengan cermat).
Waktu penyembuhan lengkap kelompok sukralfat signifikan > pendek dari kelompok zink oksida sukralfat tampaknya > efektif dari zink oksida pada pengobatan ruam popok.
Sejak sukralfat dalam formulasi topikal bertindak sebagai penghalang fisik dengan keamanan terbukti & tidak ada absorpsi mencolok digunakan sebagai pengobatan potensial pada dermatitis popok.
DISKUSI
1. Singalavanija S, Frieden IJ. Diaper dermatitis. Pediatr Rev 1995;16:142-7.2. Lentz SS, Barrett RJ, Homesley HD. Topical sucralfate in the treatment of vaginal
ulceration. Obstet Gynecol 1993; 81:869-71.3. Hayashi AH, Lau HY, Gillis DA. Topical sucralfate: effective therapy for the
management of resistant peristomal and perineal excoriation. J Pediatric Surg 1991; 26:1279-81.
4. Boiko S. Treatment of diaper dermatitis. Dermatol Clin 1999;17: 235-40.5. Wolf R, Wolf D, Tüzün B, Tüzün Y. Diaper dermatitis. Clin Dermatol 2000; 18:657-60.6. Berg RW, Buckingham KW, Stewart RL. Etiologic factors in diaper dermatitis: the role
of urine. Pediatr Dermatol 1986; 3:102-6.7. Buckingham KW, Berg RW. Etiologic factors in diaper dermatitis: the role of feces.
Pediatr Dermatol 1986; 3:107-12.8. Atherton DJ. A review of the pathophysiology, prevention and treatment of irritant
diaper dermatitis. Curr Med Res Opin 2004; 20:645-9.9. Kazaks EL, Lane AT. Diaper dermatitis. Pediatr Clin North Am 2000;47:909-19.10. Candelli M, Carloni E, Armuzzi A, et al. Role of sucralfate in gasterointestinal disease.
Panminerva Med 2000;42:55- 9.
REFERENSI
11. McEvoy GK, Snow EK, Miller J, Kester L, Welsh OH (Eds). AHFS drug information 2008. Bethesta: American Society of Health System; 2008.
12. Burch RM, MC Millan BA. Sucralfate induces proliferation of dermal fibroblast and keratinocytes in culture and granulation tissue formation in full thickness skin wounds. Agents Actions 1991; 34:229-31.
13. Banati A, Chowdhury SR, Mazumder S. Topical use of sucralfate cream in second and third degree burns. Burns 2001; 27: 465-9.
14. Chiara S, Nobile MT, Vincenti M, et al. Sucralfate in the treatment of chemotherapy-induced stomatitis: a doubleblind, placebo-controlled pilot study. Anticancer Res 2001; 21:3707-10.
15. Markham T, Kennedy F, Collins P. Topical sucralfate for erosive irritant diaper dermatitis. Arch Dermatol 2000; 136:1199-200.
16. Alpsoy E, Er H, Durusoy C, Yilmaz E. The use of sucralfate suspension in the treatment of oral and genital ulceration of Behçet disease: a randomized, placebo-controlled, double-blind study.Arch Dermatol 1999;135:529-32.
17. Tumino G, Masuelli L, Bei R, et al. Topical treatment of chronic venous ulcers with sucralfate: a placebo controlled andomized study. Int J Mol Med 2008; 22:17-23.
18. Lyon CC, Stapleton M, Smith AJ, et al. Topical sucralfate in the management of peristomal skin disease: an open study. Clin Exp Dermatol 2000; 25:584-8.
19. Gupta PJ, Heda PS, Shrirao SA, Kalaskar SS. Topical sucralfate treatment of anal fistulotomy wounds: a randomized placebo-controlled trial. Dis Colon Rectum 2011; 54:699-704.
20. Iraji F, Kiyani A, Rezazadeh M. Topical sucralfate versus hydrocortisone cream in the management of diaperdermatitis: a randomized, double blind clinical trial. Indian J Dermatol 2004; 49: 181-3.
REFERENSI