Post on 20-Jan-2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia mendapatkan oksigen melalui proses bernapas yang disebut respirasi, proses bernapas tersebut terdiri dari inhalasi dan ekspirasi. Kebutuhan oksigen menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberi tahukan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan pemasangan kannul dan masker bagi penderita gangguan pola pernapasan.
Pemasanagan kannul dan masker memerlukan tahapan-tahapan yang sesuai dengan prosedur, karena jika terjadi sebuah kesalahan maka akan menimbulkan resiko yang fatal. Untuk mencegah terjadinya kesalahan tersebut, seorang perawat harus memperhatikan kehati-hatian, ketepatan dan ketelitian dalam melakukan tindakan keperawatan.
1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari pembahasan pemberian oksigen, nasal
kanul dan masker adalah sebagai berilkut :a. Apa pengertian dari oksigen, nasal cannula dan masker ?b.Apa tujuan dari pemberian oksigen nasal kanul dan masker ?c. Apa Indikasi dan kontra indikasi dari pemberian oksigen nasal kanul dan
masker?d.Bagaimana cara pemasangan nasal kanul dan masker dalam pemberian
oksigen?
1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah yang berjudul pemberian oksigen, nasal kannul, dan masker adalah sebagai berikut :
a. Untuk memahami oksigen nasal kanul dan masker.b. Untuk memahami tujuan dari pemberian oksigen nasal kanul dan masker.c. Untuk memahami indikasi dan kontra indikasi pemberian oksigen nasal
kanul dan masker.d. Untuk mengetahui cara pemasangan nasal kanul dan masker.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 OksigenOksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel
dalam tubuh melalui sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler (peredaran darah). Dalam keadaan normal, proses oksigenasi terjadi tanpa disertai pemikiran serius mengenai apa yang terjadi. Namun, ketika tubuh kekurangan oksigen seseorang dapat segera merasakan efeknya. Dengan kata lain, anda tidak membutuhkan oksigen sampai sumur anda mengering (Bennita W.Vaughans)
2.1.2 Nasal Cannula Nasal Cannula adalah sebuah alat plastic yang sekali pakai, dibuang dengan kedua cabang menonjol untuk dimasukan kedalam lubang hidung. Alat ini diletakkan dengan sebuah tali yang melingkari kepala yang dapat mulur sebelum zat asam dialirkan kedalam alat tersebut, zat asam digelembungkan melalui alat pelembab yang berisi air destilasi. Metode pengaturan ini dilakukan dibadan-badan kesehatan dan rumah-rumah. ( Wolff, Weitzel dan Fuerst ).
2.1.3 MaskerMasker wajah yang menutupi hidung dan mulut klien dapat
digunakan untuk inhalasi oksigen. Bagian ekshalasi pada kedua sisi masker memungkinkan dikeluarkannya karbon dioksida yang dihembuskan. ( Kozier, Erb, Berman dan Snyder, 2004 ).
Beragam masker oksigen yang digunakan:a. Masker wajah sederhana mengalirkan oksigen dengan konsentrasi dari
40% sampai 60% pada volume aliran masing-masing sebesar 5 sampai 8 L/mnt.
b. Masker partial rebreather mengalirkan oksigen dengan konsentrasi 60% sampai 90% pada volume aliran masing-masing 6 sampai 10L/mnt. Kantung reservoir oksigen yang terhubung memungkinkan klien mengambil nafas kembali sekitar 1/3 dari udara yang dihembuskan bersamaan dengan oksigen. Dengan demian, kantung rebreather partial tidak boleh mengempis secara total selama inspirasi tujuannya untuk menghingdari karbon dioksida.
3
c. Masker nonrebreather mengalirkan oksigen dengan konsentrasi tertinggi hingga 95% sampai 100% dengan cara selalu intubasi atau ventilasi mekanis, pada volume aliran 10 sampai 15 L/mnt. Untuk mencegah terbentuknya karbon dioksida, kantung nonrebreather tidak boleh mengempis secara total selama inspirasi.
d. Masker venturi mengalirkan oksigen dengan konsentrasi bervariasi dari
24% sampai 40% atau 50% pada aliran bervolume 4 sampai 10L/mnt.
Masker venturi memiliki selang berukuran besar dan jet adapter yang
diberi kode warna yang berespon terhadap konsentrasi oksigen dan
volume aliran yang tepat. Misalnya, adapter biru mengalirkan oksigen
berkonsentrasi 24% pada aliran 4L/mnt dan adapter hijau mengalirkan
berkonsentrasi 35% pada aliran 8L/ mnt.
Memberikan oksigen dengan masker sama dengan memberikan
oksigen dengan kanula.
2.2 Tujuana. Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi
dan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi, 2008:68)
b. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal.
c. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.(Aryani, 2009:54)
d. Tujuan dari nasal kanul itu sendiri adalah untuk memenui kebutuhan oksigen dalam tubuh karena mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen.
2.3 Indikasi dan Kontra indikasia. Indikasi
Terapi oksigen diberikan pada klien dengan:
1. Gagal nafas
Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal
O2 dan CO2 di dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan
CO2 sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme
tubuh.
2. Gangguan jantung (gagal jantung)
4
Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan
oksigen.
3. Kelumpuhan alat pernafasan
Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi
secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2.
4. Perubahan pola napas.
Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan
bernapas, misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi
kebiru-biruan pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen), apnea
(tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat
dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea
(pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari
24x/menit (Tarwoto&Wartonah, 2010:35)
5. Keadaan gawat (misalnya: koma)
Pada kadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan
sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan
oksigenasi.
6. Trauma paru
Paru-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan
mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.
7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar
Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua
kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.
8. Post operasi
Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari
obat bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel
tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.
9. Keracunan karbon monoksida
5
Keberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup
karena akan menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin
dalam darah. (Aryani, 2009:53)
b. Kontraindikasi
Tidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian
jenis dan jumlah aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus
berikut ini
1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai
bernafas spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non
rebreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal
ini dikarenakan jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat
mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95%
2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah
3. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.
(Aryani, 2009:53)
2.4 Penatalaksanaan
a. Nasal kanulPenggunaan oksigen melalui Nasal Kanul, Flow meter terhubung kedalam suplai oksigen Humidifier dengan air suling steril. Implementasi tindakan:1. Membawa peralatan yang diperlukan, letakan di samping tempat tidur
atau meja overbed.2. Membersihkan tangan dan memakai APD.3. Mengidentifikasi pasien.4. Tutup tirai disekitar tempat tidur dan menutup pintu kamar jika
mungkin.5. Menjelaskan apa yang akan anda lakukan dan alasan untuk
melakukannya kepada pasien. Meninjau tindakan pencegahan keamanan yang diperlukan ketika oksigen digunakan. Beri tanda "tidak merokok" di daerah tersebut.
6
6. Menghubungkan kanula nasal untuk set up oksigen dengan humidifikasi.
7. Penggunaan peralatan menyesuaikan laju aliran seperti yang diperintahkan. periksa oksigen yang mengalir keluar dari kanul. Menempatkan kanul dalam lubang hidung pasien. Menempatkan selang oksigen di samping telinga dengan nyaman . Secara bergantian, pipa dapat ditempatkan di sekitar kepala pasien, dengan pengaturan di bagian belakang atau dasar kepala. Menempatkan kain kassa di telinga bawah pipa yang diperlukan. Menyesuaikan fit dari cannula yang diperlukan. Tali pengikat harus nyaman tetapi tidak ketat terhadap kulit.
8. Atur pasien untuk bernapas melalui hidung, dengan mulut tertutup. 9. Menilai kembali status pernapasan pasien, termasuk tingkat
pernapasan, usaha, dan suara paru-paru. Perhatikan tanda-tanda gangguan pernapasan, seperti tachypnea,, penggunaan otot aksesori, atau dyspnea.
10. Lepaskan APD, jika sudah tidak digunakan. 11. Mengenakan sarung tangan bersih. Keluarkan dan bersihkan kanula
dan memeriksa alat tersebut setidaknya setiap 8 jam, atau sesuai dengan rekomendasi.
b. MaskerPenggunaan oksigen melalui Masker, Flow meter terhubung kedalam suplai oksigen Humidifier dengan air suling steril. Implementasi tindakan:1. Bawa peralatan yang diperlukan letakan di samping tempat tidur atau
meja overbed.2. Membersihkan tangan dan memakai APD.3. Identifikasi pasien.4. Tutup tirai di sekitar tempat tidur dan menutup pintu ke kamar.5. Jelaskan apa yang akan anda lakukan dan alasan untuk melakukannya
kepada pasien. Tinjau tindakan pencegahan keamanan yang diperlukan ketika oksigen digunakan. Tempatkan tanda "No Smoking" di daerah yang tepat.
6. Pasang masker ke sumber oksigen (dengan humidifikasi jika sesuai , untuk masker khusus). Mulai aliran oksigen pada tingkat yang ditentukan. Untuk masker dengan reservoir, pastikan oksigen siap mengisi kantong sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya .
7. Posisikan masker ke hidung dan mulut pasien. Sesuaikan tali elastis sehingga masker nyaman di gunakan. Sesuaikan kecepatan aliran dengan tingkat yang ditentukan
8. Jika pasien melapor ada iritasi atau kemerahan, gunakan kain kassa di bawah tali elastis pada titik-titik luka untuk mengurangi iritasi pada telinga dan kulit kepala .
9. Menilai kembali status pernapasan pasien , termasuk tingkat pernapasan , usaha, dan suara paru-paru . Perhatikan tanda-tanda
7
gangguan pernapasan , seperti tachypnea , napas cuping hidung , penggunaan otot aksesori , atau dyspnea .
10. keringkan kulit setiap 2 sampai 3 jam jika oksigen berjalan terus menerus . Jangan gunakan bedak di sekitar masker
11. Lepas APD dan bersihkan tangan.
8
BAB III
PENUTUP
2.5 Kesimpulan
Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel dalam tubuh melalui sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler (peredaran darah).Nasal Cannula adalah sebuah alat plastic yang sekali pakai, dibuang dengan kedua cabang menonjol untuk dimasukan kedalam lubang hidung.Masker wajah yang menutupi hidung dan mulut klien dapat digunakan untuk inhalasi oksigen. Bagian ekshalasi pada kedua sisi masker memungkinkan dikeluarkannya karbon dioksida yang dihembuskan. Pemasangan nasal kanul dan oksigen diberikan hanya untuk pasien yang tidak dapat bernafas dengan baik. Oleh karena itu perawat harus mengetahui prosedur pemasangan nasal kanul dan masker dengan cara yang tepat dan benar.
2.6 Saran dan Kritik
Penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk lebih memajukan dalam pembuatan makalah ini.