Post on 29-Jan-2016
description
6. Jelaskan tentang penataksanaan awal dan lanjutan pada masing-masing kasus di skenario!
Jawab :
Penatalaksanaan awal pasien
Pasien Status PasienPenanganan Awal
Airway Breathing Circulation Disability Exposure
Pasien A Pria (35th) tampak
sianosis, takipnea,
bernafas suara crowing,
luka bakar(bula dan
eritem) di
wajah,leher,dada dan
terdapat jelaga di
hidung.
Di beri label merah
(prioritas utama)
Masalah pada Airway
Merupakan penanganan
paling awal yang
dilakukan.
Memeriksa jalan napas
adakah sumbatan atau
tidak, dan membersihkan
jelaga di hidung.
Suara napas pasien
crowing maka dilakukan
back blow sebanyak 5
kali, dengan memukul
menggunakan telapak
tangan daerah diantara
tulang scapula di
punggung hingga pasien
bisa bernapas bernapas
normal.
Jika jalan naps masinh
terganggu dapat
Membuka pakaian
pasien, lalu
memperhatikan
dinding dada dan
pergerakannya
simetris atau tidak.
Memastikan
frekuensi napas
pasien normal
memeriksa denyut
nadi pakah teraba
atau tidak, lemah
atau tidak.
Memeriksa
kesadaran (GCS)
dengan AVPU
(alert, respond to
vocal
stimulation ,
respond to
painfull,
unresponsive)
Memeriksa
bagian tubuh
lainnya pasien
melihat adakah
cedera dan luka
di daerah lain dan
menyelimuti
untuk mencegah
terjadinya
hipotermi.
dilakukan crychoitomi.
Pasien B Laki-laki (30th)
mengeluh sesak napas.
Dada terhempas aspal
dan terdapat luka bakar
di bagian aspal.
Di beri label merah
(prioritas utama)
Masalah pada
Breathing
Tidak adanya sumbatan
pada jalan napas, dan
dipastikan airway aman.
Merupan panangan
yang paling utama.
Penilaian yaitu
inspeksi : dinilai
kesimetrisan dinding
dada, dilihat apakah
trakea deviasi atau
tidak, dan adakah
pernapasan
paradoksal.
Palpasi: adakah
krepitasi atau tidak.
Perkusi: hipersonor
atau redup.
Menentukan apakah
pasien mengalami
pneumothorak, atau
hemothorak.
Lakukan dekompresi.
memeriksa denyut
nadi pakah teraba
atau tidak, lemah
atau tidak.
Jika pasien
mengalami
hemothorak maka
lakukan resusitasi
cairan.
Pemeriksaan GCS
dengan AVPU
(alert, respond to
vocal
stimulation ,
respond to
painfull,
unresponsive)
Memeriksa
bagian tubuh
lainnya pasien
melihat adakah
cedera dan luka
di daerah lain dan
menyelimuti
untuk mencegah
terjadinya
hipotermi.
Pasien C Laki—laki (17th)
berjalan dengan pincang
dan kaki terbakar.
Memeriksa dan
memastikan jalan napas
aman.
Memeriksa
pernapasan, dinding
dada dan frekuensi
Memeriksa
adakah hipotensi
dan nadi yang
Memeriksa
apakah kedua
kaki pasien dapat
Merupakan
penanganan yang
utama.
Di beri label hijau
(prioritas ketiga)
Masalah pada
exposure/environment
napas. melemah atau
tidak.
digerakkan. Periksa kondisi
luka bakar (luas
dan derajat luka)
Bersihkan luka
dan jika luka
bakar dalam maka
lakukan
debridement.
Pasien D Laki-laki (50th) merintih,
dengan celana basah
dengan genangan darah.
Di beri label merah
(prioritas utama)
Masalah pada
circulation ( C )
Memeriksa dan
memastikan jalan napas
aman.
Memeriksa
pernapasan, dinding
dada dan frekuensi
napas.
Merupakan
penanganan yang
didahulukan.
Periksa tensi dan
denyut nadi
pasien (hipotensi,
dan takikardi)
Buka celana
pasien, periksa
apakah luka di
femur atau pelvis.
Balut tekan luka
dengan kasa
bersih,pasang
bidai.
Pasien dicurigai
pemeriksaan GCS Memeriksa
bagian tubuh
lainnya pasien
melihat adakah
cedera dan luka
di daerah lain dan
menyelimuti
untuk mencegah
terjadinya
hipotermi.
mengalami
shock, maka di
lakukan resusitasi
cairan
(darah/cairan
koloid).
Pasien E Tampak telungkup
dengan luka bakar di
sekujur tubuh, kepala
mengerluarkan darah
segar dan tidak sadar.
Di beri label putih
Jika tenaga penolong
cukup maka dapat kita
tangani segera, namun
jika terbatas sulit karena
prioritas keselamatan
atau hidupnya sangat
kecil.
Memeriksa jalan napas
pasien, adakah hambatan
atau tidak dan
memastikannya aman.
Memeriksa frekuensi
pernapasan, jika <
12 x/mnt maka
dilakukan pemberian
napas buatan mouth
to mouth atau
melakukan RJP
(resusitasi jantung
paru).
Jika ada oksigen
pasang oksigen
dengan sungkup.
Memeriksa
bagian kepala
yang mengalami
luka lalu lakukan
balut tekan.
Melakukan
resusitasi cairan.
Periksa pupil
pasien adakah
reflek atau tidak.
pasien mengalami
koma, dengan
GCS 3-8.
Memeriksa
bagian tubuh
lainnya pasien
melihat adakah
cedera dan luka
di daerah lain dan
menyelimuti
untuk mencegah
terjadinya
hipotermi.
Penatalaksanaan lanjutan pasien
Pasien Status Pasien Penanganan Lanjutan
Pasien
A
Pria (35th) tampak sianosis,
takipnea, bernafas suara crowing,
luka bakar (bula dan eritem) di
wajah, leher, dada dan terdapat
jelaga di hidung.
Di beri label merah (prioritas
utama)
Masalah pada Airway
Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap
dilakukan
Pemberian bronkodilator dapat dilakukan untuk mencegan resiko edema dan
obstruksi jalan napas akibat cedera inhalasi luka bakar di wajah, leher dan dada
Berikan resusitasi cairan
Pasang catheter pantau prod urin
Obat analgetik juga bisa diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin
terjadi
Untuk perawatan luka bakar :
- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika
- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)
- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :
Silvaden, Burnazine, Dermazine dll
- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas
• Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian
• ATS / Toxoid
• Pasang catheter pantau prod urin
• NGT(Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik
Pasien B Laki-laki (30th) mengeluh sesak Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap
napas. Dada terhempas aspal dan
terdapat luka bakar di bagian aspal.
Di beri label merah (prioritas
utama)
Masalah pada Breathing
dilakukan
Perlu dipertimbangkan dilakukannya dekompresi dan pemasangan WSD apabila
terdapat kemungkinan tension pneumotorak dan hematotorak.
Pemberian medika mentosa berupa analgetik dapat dilakukan untuk mengurangi
rasa nyeri
Atau dapat dilakukan infiltrasi pada dada bila terjadi flail chest
Atau bisa juga blok intercostal untuk menghilangkan nyeri
Berikan resusitasi cairan
Untuk perawatan luka bakar :
- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika
- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)
- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :
Silvaden, Burnazine, Dermazine dll
- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas
Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian
ATS / Toxoid
Pasang catheter pantau prod urin
NGT (Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik
Pasien C Laki—laki (17th) berjalan dengan Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap
pincang dan kaki terbakar.
Di beri label hijau (prioritas ketiga)
Masalah pada
exposure/environment
dilakukan
Obat analgetik juga bisa diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin
terjadi
Berikan resusitasi cairan segera sesuai dengan derajat dan luas luka bakar
Untuk perawatan luka bakar :
- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika
- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)
- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :
Silvaden, Burnazine, Dermazine dll
- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas
Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian
ATS / Toxoid
Pasang catheter pantau prod urin
NGT(Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik
Pasien D Laki-laki (50th) merintih, dengan
celana basah dengan genangan
darah.
Di beri label merah (prioritas
utama)
Masalah pada circulation ( C )
Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap
dilakukan
Berikan resusitasi cairan untuk mengatasi perdarahan
Pasang catheter pantau prod urin
Setelah sumber perdarahan ditemukan, hentikan perdarahan dan balut tekan
dilakukan
Bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan sinar x untuk pelvis dan tulang
panjang, untuk melihat kemungkinan adanya fraktur dan jenis fraktur
Bila terdapat fraktur, lakukan tatalaksana sesuai kondisi fraktur, misalnya ORIF
atau OREF
Jika ada kemungkinan infeksi, pertimbangkan pemberian antibiotik
Pasien E Tampak telungkup dengan luka
bakar di sekujur tubuh, kepala
mengerluarkan darah segar dan
tidak sadar.
Di beri label hitam
Jika tenaga penolong cukup maka
dapat kita tangani segera, namun
jika terbatas sulit karena prioritas
keselamatan atau hidupnya sangat
kecil.
Tindakan ABC, mempertahankan jalan nafas dan mempertahankan perfusi tetap
dilakukan
Setelah sumber perdarahan ditemukan, hentikan perdarahan dan balut tekan
dilakukan
Berikan resusitasi cairan segera sesuai dengan derajat dan luas luka bakar
Untuk perawatan luka bakar :
- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika
- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)
- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh :
Silvaden, Burnazine, Dermazine dll
- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas
Pasang catheter pantau prod urin
Secondary Survey
Hanya dilakukan apabila ABC pasien sudah stabil
Apabila saat secondary survey kondisi pasien kembali memburuk, maka lakukan lagi Primary Survey
Semua hasil pemeriksaan harus dicatat dengan baik
Prosedur pemeriksaan head-to-toe examination, dengan perhatian utama :
a. Pemeriksaan kepala
Kelainan kulit kepala dan leher
Cedera jaringan lunak periorbital
Telinga bagian luar dan membrana timpani
b. Pemeriksaan leher
Luka tembus leher
Deviasi trakhea
Emfisema subkutan
Vena yang mengembang
c. Pemeriksaan neurologis
Penilaian otak dan GCS
Penilaian raba dan sensasi reflek
Penilaian medula spinalis dan fungsi motorik
d. Pemeriksaan dada
Clavicula dan semua tulang iga
Suara napas dan jantung
Pemantauan dengan EKG bila tersedia
e. Pemeriksaan abdomen
Luka tembus abdomen yang memerlukan tindakan bedah
Pemasangan NGT pada pasien trauma tumpul abdomen yang memenuhi indikasi
Pasang kateter kandung kemih jika tidak ada ruptur uretra
Rectal toucher
f. Pemeriksaan pelvis dan ekstremitas
Cari lokasi fraktur pada pasien yang memiliki kecurigaan adanya fraktur, tapi jangan sampai memperparah keadaan
Cari denyut nadi di daerah perifer trauma
Cari luka memar dan cedera lain
g. Pemeriksaan sinar-x bila memungkinkan untuk :
Dada dan ke-7 ruas tulang leher
Pelvis dan tulang panjang
Tulang kepala untuk melihat trauma kepala dengan deficit neurologis fokal
Foto daerah lain secara selektif.