Post on 22-Oct-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, oleh karena
itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk
mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan
penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara social ekonomis. Sarana
dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan
penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus
memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan.
Menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2006
sebanyak 24 % dari penyakit global disebabkan oleh segala jenis faktor
lingkungan yang dapat dicegah serta lebih dari 13 jutakematian tiap tahun
disebabkan faktor lingkungan yang dapat dicegah. Empat penyakit utama yang
disebabkan oleh lingkungan yang buruk adalah diare, infeksi Saluran Pernapasan
Bawah, berbagai jenis luka yang tidak intens, dan malaria.
Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara
negara berkembang. Menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia
ini setiap 15 detik, karena access pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini
menimbulkan masalah kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan
pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih penyebab utama kematian di
Indonesia.Kecenderungan ini juga semakin mendapatkan legitimasi seiring
dengan munculnya flu burung dan flu babi, duapenyakit yang sangat berkaitan
dengan sanitasi lingkungan.
Tujuan dari pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain:
1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.
2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum.
1
Ada beberapa jenis-jenis tempat umum, antara lain:
1.Hotel
2.Kolam renang
3. Pasar
4. Salon
5. Panti Pijat
6. Tempat wisata
7. Terminal
8. Tempat ibadah
Syarat-syarat dari sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum
2. Harus ada gedung dan tempat yang permanent
3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)
4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll)
Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum yaitu:
1. Aspek teknis/hukum (persyaratan H dan S, peraturan dan perundang-undangan
sanitasi).
2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat
istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi,dll
3. Aspek administrasi dan manegement, yang meliputi penguasaan pengetahuan
tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money, Method,
Material, dan Machine.
Ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
1. Penyediaan air minum (Water Supply)
2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal
meliputi sawage, refuse, dan excreta)
3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)
4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction)
5. Pengawasan fektor (Vektor Control)
6. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution)
7. Hygiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and Sanitation)
2
Kegiatan yang mendasari sanitasi tempat-tempat umum (STTU), yaitu:
1. Pemetaan (monitoring)
Pemetaan (monitoring) adalah meninjau atau memantau letak, jenis dan jumlah
tempat-tempat umum yang ada kemudian disalin kembali atau digambarkan
dalam bentuk peta sehingga mempermudah dalam menginspeksi tempat-tempat
umum tersebut.
2. Inspeksi sanitasi
Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempat-tempat
umum dengan mencari informasi kepada pemilik, penanggung jawab dengan
mewawancarai dan melihat langsung kondisi tempat umum untuk kemudian
diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan masih terdapat hal-hal
yang perlu mendapatkan pembenahan.
3. Penyuluhan
Penyuluhan terhadap masyarakat (edukasi) terutama untuk menyangkut
pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari
TTU.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk melakukan observasi sanitasi tempat-tempat umum di terminal
Bratang Surabaya.
2. Tujuan khusus
a. Untuk melakukan penilaian sanitasi tempat-tempat umum pada area
luar terminal Bratang Surabaya.
b. Untuk melakukan penilaian sanitasi tempat-tempat umum pada area
dalam terminal Bratang Surabaya.
c. Untuk melakukan penilaian sanitasi tempat-tempat umum pada fasilitas
sanitasi di terminal Bratang Surabaya.
d. Untuk melakukan penilaian sanitasi tempat-tempat umum pada fasilitas
lain di terminal Bratang Surabaya.
e. Untuk menilai keadaan sanitasi terminal Bratang Surabaya.
3
C. MANFAAT
1. Bagi Pihak Pengelola Terminal
a. Sebagai kontributor positif ataupun saran yang bersifat membangun
dalam perbaikan kembali pelaksanaan program sanitasi tempat-tempat
umum khususnya terminal.
b. Pihak terminal dapat melakukan diskusi dengan mahasiswa mengenai
perkembangan teori terbaru berkaitan dengan sanitasi tempat-tempat
umum khususnya terminal
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai suatu indikator positif dalam meningkatkan kualitas anak didik
(sumber daya manusia) yang berkualitas dalam mengaplikasiakan ilmu
yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja secara langsung di
lapangan dan melakukan pengawasan serta pengukuran terhadap sanitasi
tempat-tempat umum khususnya terminal.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga
munculnya penyakit dapat dihindari. Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi
adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor lingkungan untuk mencegah
timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan oleh faktor
lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal
(Depkes RI, 2002).
B. Sanitasi Tempat-tempat Umum
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya
penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan
lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum
dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih
guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit
dan gangguan kesehatan lainnya (Chandra, 2007).
Sanitasi tempat-tempat umum, merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya
segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh
masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya
segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara
dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi
persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat (Mukono, 2005).
C. Terminal
Terdapat beberapa terminologi tentang terminal. Berdasarkan Undang-
Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal
5
merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud
simpul jaringan transportasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1993 Tentang angkutan jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk
keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu
simpul jaringan transportasi.
D. Klasifikasi Terminal
Terminal pada dasarnya dapat digolongkan atau diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian, diantaranya:
a. Berdasarkan Banyaknya Lintasan Rute Yang Dilayani
1) Terminal Primer
Terminal bus primer didefinisikan sebagai terminal bus utama
yang mampu melayani lebih dari lima belas (15) lintasan rute ditinjau
dari sistem jaringan rute secara keseluruhan, maka lokasi primer ini
akan terletak di daerah pusat kota kegiatan. Kalaupun terminal bis
primer ini terletak dipinggir kota, maka terminal yang bersangkutan
tidak hanya melayani lintasan bus dalam kota tetapi juga lintasan bus
antar kota.
2) Terminal Sekunder
Terminal sekunder biasanya merupakan simpul jaringan rute
angkutan umum yang menghubungkan beberapa lintasan utama (truk
routers atau principle routes) dengan beberapa lintasan rute sekunder
atau lokal. Selanjutnya ditinjau dari jumlah lintasan rute yang dilayani
adalah sekitar lima sampai lima belas lintasan rute.
3) Terminal Bus Tersier
Terminal bus tersier merupakan terminal bus terkecil yang ada.
Biasanya jumlah lintasan rute yang dilayani di bawah lima, yaitu satu
6
lintasan utama dan dua atau lebih lintasan rute. Lintasan rute utama
yang dilayani biasanya merupakan lintasan rute yang menghubungkan
terminal dengan kota.
b. Tipe terminal penumpang
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995
tanggal 28 Juli 1995 tentang Terminal Transportasi jalan, terminal
penumpang terdiri dari:
Teminal penumpang tipe A : berfungsi melayani kendaraan umum
angkutan antar kota antar provinsi dan atau angkutan lintas batas
Negara, angkutan antar kota propinsi, angkatan kota dan angkutan
pedesaan.
Fasilitas terminal penumpang sesuai Keputusan Menteri
perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tanggal 28 Juli 1995 terdiri dari
fasilitas penunjang.
Fasilitas Utama :
- Jalur pemberangkatan kendaraan umum
- Jalur kedatangan kendaraan umum
- Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan,
termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat
kendaraan umum
- Bangunan kantor terminal
- Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar
- Menara pengawas
- Loket penjualan tiket - Rambu-rambu dan papan informasi, yang
sekurang-kurangnya memuat penunjuk jurusan, tarif dan jadwal
perjalanan.
- Pelataran parkir kendaraan pengantar dan atau taksi
7
Fasilitas penunjang terdiri dari :
- Kamar kecil/toilet, musholla, Kios/kantin , Ruang pengobatan,
Ruang informasi dan pengaduan, Telepon umum, Tempat
penitipan barang, Taman.
Lokasi terminal
- Terletak dalam jaringan trayek AKAP dan atau angkutan lintas
batas Negara
- Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimum IIIA
- Jarak antara dua terminal penumpang tipe A minimum 20 km
- Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha
- Mempunyai akses jalan masuk dan keluar ked an dari terminal
dengan jarak minimal 100 m
Instansi penetap terminal : Dirjen Perhubungan Darat setelah
mendengar pendapat Gubernur dan Kepala Kanwil Setempat.
c. Terminal penumpang tipe B
Terminal penumpang tipe B : melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar
kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
Fasilitas sama dengan terminal tipe A
- Lokasi terminal
- Terletak dalam jaringan trayek AKAP
- Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimum IIIB
- Jarak antara dua terminal penumpang tipe A dengan tipe B
minimum 15 km
- Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha
- Mempunyai akses jalan masuk dan jalan keluar ke dan dari
terminal dengan jarak minimal 50 m
Instansi penetap terminal : Gubernur setelah meendengar pendapat
dari Kepala Kanwil Departemen Perhubungan dan persetujuan Dirjen.
d. Terminal penumpang tipe C
Terminal penumpang tipe C melayani angkutan pedesaan.
Fasilitas terminal
8
- Jalur pemberangkatan kendaraan umum
- Jalur kedatangan kendaraan umum
- Bangunan kantor terminal
- Tempat tunggu penumpang atau pengantar
- Loket penjualan tiket
- Rambu-rambu dan papan informasi
Lokasi terminal
- Terletak dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek
pedesaan
- Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimum IIIC
- Luas lahan yang tersedia sesuai dengan permintaan angkutan
- Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari
terminal sesuai kebutuhan
Instansi penetap terminal : Bupati setelah mendengar pendapat dari
Kepala Kanwil Departemen Perhubungan dan persetujuan gubernur.
E. Fasilitas Terminal
Fasilitas sanitasi terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan
fasilitas pendukung, semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang
bisa disediakan. Fasilitas-faslitas tersebut antara lain (Menteri Pekerjaan Umum,
2010):
1. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk
di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.
2. Bangunan kantor terminal.
3. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.
4. Menara pengawas.
5. Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
6. Kamar kecil/toilet.
F. Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal
Secara garis besar persyaratan sanitasi terminal dikelompokkan menjadi 2
bagian besar, yaitu bagian luar terdiri dari tempat parkir, pembuangan sampah,
dan penerangan; dan bagian dalam terdiri dari gedung perkantoran, ruang tunggu,
jamban dan urinoir, tempat cuci tangan, pembuangan air hujan dan air kotor,
9
pemadam kebakaran, dan kotak P3K yang dikelompokkan menjadi kelompok
kecil, antara lain (Chandra, 2007):
1. Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian luar
a. Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian LuarTempat
Parkir
Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat
pemberhentian yang bersifat tidak sementara untuk melakukan
kegiatan pada suatu kurun waktu. Tujuan fasilitas parkir adalah
memberikan tempat istirahat kendaraan (Direktorat Perhubungan
Darat, 1998).
Persyaratan tempat parkir pada terminal (Chandra, 2007):
1) Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih.
2) Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain.
b. Pembuangan sampah
Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya.
Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang
digunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1) Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
2) Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
3) Ukuran sesuai sehingga mudah diangkat oleh satu orang.
c. Penerangan
Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi
pencahayaan alami yang sumbernya berasal dari sinar matahari, dan
pencahayaan buatan yang sangat diperlukan apabila posisi ruangan
sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami
tidak mencukupi (Prabu,2009). Intensitas cahaya di ruang kerja
perkantoran minimal 1000 Lux dalam rata-rata pengukuran 8 jam.
10
2. Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Dalam
a. Gedung Perkantoran
Syarat dari gedung perkantoran ini antara lain (Mukono,2005)
1. Lantai dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat dan tidak
meresap air.
2. Dinding dibuat dari bahan yang kuat dan tidak meresap air serta
tidak mudah terbakar.
3. Pintu dan jendela yang kuat, bagian luar diberi kawat kassa
(kecuali jika ada AC).
4. Penerangan harus cukup dan tidak silau.
5. Ventilasi harus cukup dan memenuhi persyaratan minimal (20%
dari luas lantai).
6. Disediakan telepon untuk komunikasi.
b. Ruang Tunggu
Persyaratan ruang tunggu terminal (Chandra, 2007)
1. Ruangan bersih.
2. Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk.
3. Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan.
4. Tersedia tempat sampah dan terbuat dari benda yang kedap air.
5. Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah
dibersihkan.
3. Jamban dan Urinoir (Pengolahan Kotoran Manusia)
Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun
cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004 adalah sebagai
berikut:
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering
b. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air
c. Tidak ada sampah berserakan
d. Rumah jamban dalam keadaan baik Lantai selalu bersih dan tidak
ada kotoran yang terlihat
f. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada
g. Tersedia alat pembersih
11
h. Bila ada yang rusak segera diperbaiki.
4. Pembuangan Air Hujan dan Air Kotor (Air Limbah)
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut (Chandra, 2007):
a. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air
minum.
b. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
c. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang
hidup di air dalam penggunaannya sehari-hari.
d. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
menyebabkan penyakit.
e. Tidak terbuka dan harus tertutup.
f. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.
12
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. LOKASI
Tempat : Terminal Bratang
Alamat : Jalan Bratang, Barata Jaya,Kecamatan Gubeng kota Surabaya
B. WAKTU
Pelaksanaan praktikum penilaian sanitasi tempat-tempat umum
dilakukan di terminal Bratang mulai pukul 09:00 - selesai.
C. METODE
Metode yang digunakan dalam melakukan penilaian sanitasi tempat-
tempat umum di terminal Bratang adalah metode observasi dan wawancara.
Metode observasiyang dilakukandengan melakukan pengamatan pada area
dalam maupunarea luar terminal dan mengisi formulir observasi yang telah
dibuat. Dan dengan metode wawancara dilakukan dengan mewawancarai
karyawan dan petugas yang ada di terminal Bratang.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Formulir observasi
2. Alat tulis
3. Meteran
13
E. LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum di Terminal
Bratang dilakukan dengan observasi dan penilaian.
Metode penilaian pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum terhadap
Terminal Bratang dinyatakan dengan kata “ya” atau “tidak”
Untuk dapat mengetahui keadaan sanitasi tempat-tempat umum perlu adanya
pelaksanaan penilaia. Agar keadaan sanitasi dapat dilakukan perhitungan hal-
hal yang perlu diketahui dalam pelaksanaan penilaian adalah :
1. Jumlah item yang diperiksa
2. Jumlah item yang bernilai “ya”
Untuk lebih jelasnya dalam menghitung keadaan sanitasi dapat
digunakan rumus berikut :
∑ ya
∑ itemx 100 %
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL OBSERVASI
Lembar Observasi
Analisa Sanitasi Lingkungan Terminal Kendaraan Bermotor
Nama Terminal : Terminal Bratang
Alamat : Jalan Bratang, Barata Jaya, Kecamatan Gubeng /
Kota Surabaya
Kriteria penilaian :
Memenuhi syarat : jika prosentase hasil penilaian adalah sebesar 75 % -
100 %
Cukup : jika prosentase hasil penilaian adalah sebesar 56 % - 74 %
Kurang : jika prosentase hasil penilaian adalah <55 %
No Variabel YaTida
kKetarangan
1 2 3 4 5I. Bagian luar ( Out Door )
1. Tempat parkir
a. Bersih (tidak terdapat sampah yang berserakan)
√
b. Tertata rapi √
c. Rata / tidak bergelombang
√
d. Kuat √
e. Kedapair √ Karena masih ada genangan air pada saat terjadi hujan
f. Tidak becek / tidak berdebu
√ Di tempat parkir terlihat ada genangan airnya dan masih menimbulkan bau yang tidak sedap
g. Tersedia tempat √
15
sampah setiap radius 10 meter
h. Ada jalur dan tanda √1 2 3 4 5
masuk dan keluar kendaraan yang jelas
Jumlah 6 2
Total skor ∑ ya
∑ itemx100 %=
68x 100 %
75%
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel tempat
parkir diperoleh hasil prosentase sebesar 75% dan termasuk dalam kategori
“MEMENUHI SYARAT”.
No Variabel YaTida
kKetarangan
1 2 3 4 52. Pembuangan sampah
a. Tersedia minimal1buah
tempat sampah dalam
keadaan baik pada setiap
radius 20 meter
√
b. Tempatsampahterbuatdaribahan
1) Kedapair √
2) Tidak mudah berkarat √ Terbuat dari bahan
yang mudah berkarat
contohnya terbuat
dari seng
3) Kuat √
4) Mudah dibersihkan √
5) Ringan √
c. Tempat sampah dilengkapi √ Tidak dilengkapi
16
penutup dengan tutup
d. Tersedia kontainer sebagai √
1 2 3 4 5
tempat pengumpulan sampah
sementara
Jumlah 6 2
Total skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
68x 100 %
75 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel tempat
pembungan sampah diperoleh hasil prosentase sebesar 75% dan termasuk dalam
kategori “MEMENUHI SYARAT”.
No Variabel Ya Tidak Ketarangan1 2 3 4 5
3. Tersedia penerangan cukup dan
tidak menyilaukan
√
Jumlah 1 0
Total skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
11x100 %
100 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel tempat
tersedianya penerangan cukup dan tidak menyilaukan diperoleh hasil prosentase
sebesar 100% dan termasuk dalam kategori “MEMENUHI SYARAT”.
No Variabel Ya Tidak Ketarangan1 2 3 4 5
II. Ruang Dalam ( In Door )
A. Ruang Tunggu
17
1. Ruang Tunggu
a.Ruangan bersih (tidak √
1 2 3 4 5
terdapat sampah yang
berserakan)
b.Tertata rapi √
c.Tempat duduk
kuat,bersih,bebas
serangga.
√
d.Tersedia tempat sampah √
e.Lantai terbuat dari bahan
1) Kuat √
2) Bersih √
3) Kedap air √
4) Rata √
5) Tidak licin √
6) Mudah dibersihkan √
Jumlah 0 10
Total Skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
010x100 %
0 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel ruang
tunggu diperoleh hasil prosentase sebesar 0% dan termasuk dalam kategori
“TIDAK MEMENUHI SYARAT”.
No Variabel Ya Tidak Ketarangan1 2 3 4 5
2. Jamban dan urinoir
18
a. Tersedia toilet dalam
keadaan
1 2 3 4 5
1) Bersih √ Toilet dalam keadaan yang kotor dan jarang dilakukan pembersihan secara rutin
2) Tidak berbau √ Bau pada toilet disebabkan karena keadaan toilet yang kurang bersih atau kotor
b. Jamban untuk pria
terpisah dengan jamban
untuk wanita
√
c. Toilet dihubungkan
dengan sistem
pengolahan air
limbah/IPAL (septik
tank)
√
d. Lantai jamban tidak
membahayakan pemakai
1) Bersih √ Terdapat kerak karena akibat jarang dilakukan pembersihan
2) Tidak licin √
3) Tidak retak √
e. Air selalu tersedia didalam
bak atau ember
√
f. Di sekeliling
jamban tidak ada
genangan air
√
g. Tersedia tempat
sampah yang
√ Tidak tersedia tempat sampah didalam kamar
19
tertutup mandi
h. Jumlah jamban
minimal 2 buah
untuk setiap 1-250
pengunjung
√
i. Urinoir bersih, tidak
berbau, dan memiliki
air pembersih yang
memadai.
√ Kotor karena jarang dibersihkan
j. Terminal dengan
kapasitas minimal
250 pengunjung harus
memiliki 1 urinoir
√
Jumlah 8 5
Total Skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
813x100 %
62 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel jamban
dan urinoir hasil prosentase sebesar 62% dan termasuk dalam kategori “CUKUP”.
No Variabel Ya Tidak Ketarangan1 2 3 4 5
3. Tempat cuci tangan
a.Tersedia tempat cuci
tangan untuk umum
√ Tidak tersedia tempat cuci tangan
b. Dilengkapi sabun dan
serbet
√ Tidak tersedia tempat cuci tangan sehingga tidak tersedia sabun dan serbet
20
Jumlah 0 2
1 2 3 4Total Skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
02x 100 %
0 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel tempat
cuci tangan hasil prosentase sebesar 0% dan termasuk dalam kategori “TIDAK
MEMENUHI SYARAT”.
No. Variabel Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
4. Pembuangan air hujan dan air
kotor
a. Memiliki sistem
pembuangan yang baik,
terhubung dengan saluran
umum atau septic tank
sendiri
√
Jumlah 1 0
Total Skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
11x100 %
100 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel
pembuangan air hujan dan air kotor diperoleh hasil prosentase sebesar 100% dan
termasuk dalam kategori “MEMENUHI SYARAT”.
21
No. Variabel Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
5. Pemadam kebakaran
a. Tersedia alat pemadam
kebakaran
√
Jumlah 1 0
Total Skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
11x100 %
100 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel
pemadam kebakaran diperoleh hasil prosentase sebesar 100% dan termasuk
dalam kategori “MEMENUHI SYARAT”.
No. Variabel Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
6. Kotak P3K
a. Tersedia kotak P3K
minimal 1 buah yang
berisis obat-obatan lengkap
untuk P3K
√
Jumlah 1 0
Total Jumlah
∑ ya
∑ itemx100 %=
11x100 %
100 %
22
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel kotak
P3K diperoleh hasil prosentase sebesar 100% dan termasuk dalam kategori
“MEMENUHI SYARAT”.
No. Variabel Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
7. Pengeras Suara
a. Terdapat alat pengeras
suara yang dapat
dipergunakan memberikan
informasi secara merata
√
Jumlah 1 0
Total Jumlah
∑ ya
∑ itemx100 %=
11x100 %
100 %
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel pengeras
suara diperoleh hasil prosentase sebesar 100% dan termasuk dalam kategori
“MEMENUHI SYARAT”
No. Variabel Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
B. Ruang Kantor
1. Ruang Kantor
a. Ventilasi minimal
20% dari luas lantai
√
23
b. Tersedia toilet √
c. Tersedia tempat cuci
tangan
√
d. Lantai dibuat dari bahan
1) Mudah dibersihkan √
2) Kuat √
3) Kedap air √
e. Dinding dibuat dari bahan
1) Kuat √
2) Kedap air √
3) Tidak mudah terbakar √
f. Tersedia telepon untuk
komunikasi
√
Jumlah 10 0
Total Skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
1010x100 %
100%
Dari hasil penilaian lembar observasi Analisis Sanitasi Lingkungan
Terminal Kendaraan Bermotor di terminal Bratang, berdasarkan variabel ruang
kantor diperoleh hasil prosentase sebesar 100% dan termasuk dalam kategori
“MEMENUHI SYARAT”.
24
Rekapitulasi Data
Analisa Sanitasi Lingkungan Terminal Kendaraan Bermotor
No Variabel Penilaian Total
Nilai
(%)
Keterangan
Iya Tidak
1. Tempat parkir 6 2 75 MS
2. Pembuangan
sampah
6 2 75 MS
3. Tersedia
penerangan cukup
dan tidak
menyilaukan
1 0 100 MS
4. Ruang Tunggu 0 10 0 TMS
5. Jamban dan
urinoir
8 5 62 Cukup
6. Tempat cuci
tangan
0 2 0 TMS
7. Pembuangan air
hujan dan air
kotor
1 0 100 MS
8. Pemadam
Kebakaran
1 0 100 MS
9. Kotak P3K 1 0 100 MS
10. Pengeras Suara 1 0 100 MS
11. Ruang Kantor 10 0 100 MS
Jumlah 35 21
Keterangan :
MS : Memenuhi syarat
25
TMS : Tidak memenuhi syarat
Terminal Bratang secara keseluruhan memperoleh nilai sebesar =
Total Skor
∑ ya
∑ itemx100 %=
3556x 100 %
= 62,5 %
Dari perhitung total skore terminal Bratang memperoleh nilai sebesar 62,5 %, dengan
kategori “CUKUP”
B. PEMBAHASAN
1. Bagian luar (out door area)
a. Dari hasil pengamatan pada variabel tempat parkir ada 2 komponen
yang belum memenuhi syarat yaitu yang pertama kedap air karena di
tempat parkir terminal Bratang ini tempat parkirnya tidak kedap air,
meski hujan sudah berhenti namun masih ada genangan air. Agar
tidak terjadi adanya genangan air, harus dibersihkan setelah terjadi
hujan, sehingga tidak menyebabkan adanya genangan. Yang kedua
tidak becek/tidak berdebu karena jika hujan pasti ada tempat yang
becek dan tidak bisa dihindari adanya debu di terminal Bratang ini.
Seharusnya untuk menghindari adanya becek harus dilakukan
pembersihan. Sedangkan komponen lainnya memenuhi syarat karena
tempat parkir nya bersih dalam artian tidak ada sampah berserakan,
rapi dalam memarkir kendaraan, konstruksi bangunan tempat parir
yang kuat, tersedia tempat sampah yang jaraknya kurang dari 10 meter,
dan di tempat parkir ini ada jalur dan tanda masuk dan keluar
kendaraan yang jelas dan bisa dimengerti oleh pemakai tempat parkir.
b. Dari hasil pengamatan pada variabel pembuangan sampah di terminal
Bratang telah tersedia tempat sampah yang kurang dari 20 meter dari
tempat satu dengan tempat satu yang lain, sehingga kedaaandi terminal
Bratang tidak terdapat tumpukan sampah. Tempat sampah di terminal
Bratang ini terbuat dari bahan yang kedap air, kuat, mudah
26
dibersihkan, ringan, namun ada tempat sampah yang mudah berkarat
karena terbuat dari besi seperti tong drum. Tempat sampah yang ada
di terminal Bratang tidak ada tutupnya, tempat sampah dalam keadaan
terbuka. Di terminal bratang ini juga terdapat container untuk
pengumpulan sampah sementara.
c. Pada variabel penerangan, untuk penerangannya sudah cukup dan
tidak menyilaukan bagi pengunjung maupun pengelola terminal.
2. Bagian dalam (indoor area)
b. Ruang tunggu
1) Dari hasil pengamatan pada variabel ruang tunggu, di terminal
Bratang terdapat ruang tunggu namun ruang tunggu yang ada tidak
difungsikan untuk tempat para penumpang menunggu kedatangan
bus, melainkan ruang tunggu digunakan sebagai tempat jualan
beberapa pedagang. Sehingga penumpang yang ada di terminal
Bratang langsung masuk pada bus yang ada. Jika bus belum ada
masih terlihat penumpang berlalu lalang di lingkungan terminal
Bratang .
2) Dari hasil pengamatan pada variabel jamban dan urinoir, masih
banyak komponen yang tidak memenuhi syarat. Toilet di terminal
ini tidak bersih dan berbau sampai didepan toilet. Toilet ini
langsung dihubungkan dengan system pengolahan air limbah
(septic tank). Jamban di terminal ini dipisah antara jamban untuk
pria dan wanita. Lantai di jamban ini juga tidak bersih namun tidak
licin dan tidak ada lantai yang retak. Air yang digunakan oleh
pengguna jamban selalu tersedia di dalam bak dan airnya lancar. Di
sekeliling jamban juga tidak ada genangan air, air kotor pun
mengalir dengan lancar. Didalam toilet tidak terdapat tempat
sampah. Tempat sampah yang ada di depan toilet ini tidak terdapat
tutup sehingga bisa menyebabkan banyak lalat yang menjadi
vektor penyakit. Jumlah jamban telah memenuhi syarat karena
mencukupi untuk pengunjung yaitu minimal 2 buah untuk 250
27
pengunjung. Urinoir kotor dan berbau, karena jarang untuk
dibersihkan
3) Dari hasil pengamatan pada variabel tempat cuci tangan tidak
memenuhi syarat, karena di terminal Bratang tidak tersedia
tempat cuci tangan.
4) Dari hasil pengamatan pada variabel pembuangan air hujan dan air
kotor telah memenuhi syarat karena pembuangan air kotor di
terminal Bratang telah memiliki sistem pembuangan yang baik,
lancar dan terhubung dengan saluran umum.
5) Dari hasil pengamatan pada variabel pemadam kebakaran telah
memenuhi syarat karena di terminal Bratang sudah tersedia alat
pemadam kebakaran dan pengelola terminal telah
mengoperasikannya jika terjadi kebakaran.
6) Dari hasil pengamatan pada variabel kotak P3K juga telah
memenuhi syarat karena di terminal Bratang sudah tersedia kotak
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan).
7) Dari hasil pengamatan pada variabel pengeras suara telah
memenuhi syarat karena di terminal ini terdapat pengeras suara
yang di gunakan untuk memberikan informasi secara merata.
Pengeras suara pada terminal Bratang terletak di dekat pos
penjagaan. Biasanya pengeras suara di gunakan untuk
memberitahu pengunjung tentang keberangkatan bus.
c. Ruang kantor
1) Pada variabel ruangan kantor semua komponen telah memenuhi
syarat karena di ruang kantor ini luas ventilasinya adalah 20% dari
luas lantai, telah tersedia toilet yang bersih, telah tersedia tempat
cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan pengering (serbet),
lantai di ruang kantor ini mudah dibersihkan, kuat, dan kedap air.
Dinding di ruangan ini dibuat dari bahan yang kuat, kedap air dan
tidak mudah terbakar. Komponen terakhir, di ruangan ini terdapat
telepon untuk komunikasi.
28
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi kondisi sanitasi yang dilakukan di terminal
Bratang, Surabaya dapat disimpulkan :
1. Pada variabel tempat parkir memperoleh presentase 75 % karena masih
terdapat beberapa variabel yang belum memenuhi syarat, seperti lantai
tidak kedap air, dan juga becek.
2. Pada variabel tempat sampah, memperoleh presentase 75 % karena tempat
sampah terbuat dari tong/drum sehingga mudah berkarat dan juga ada
tidak ada penutupnya.
3. Dari segi penerangan, sudah cukup baik sehingga mendapat presentase
100%.
4. Pada variabel ruang tunggu memperoleh presentase 0% karena di terminal
Bratang tidak terdapat ruang tunggu untuk penumpang.
5. Pada variabel jamban/urinoir, memperoleh presentase sebesar 62% karena
tidak bersih, masih terdapat bau, keadaan lantai jamban yang tidak bersih
serta tidak terdapat tempat sampah didalam kamar mandi, uriboir juga
terlihat masih kotor dan berbau karena jarang untuk dibersihkan.
6. Pada variabel cuci tangan memperoleh presentase 0 % karena disana tidak
terdapat tempat cuci tangan/wastafel
7. Pembuangan air hujan memperoleh presentase 100% karena telah
memenuhi syarat.
8. Pada kotak P3K juga telah tersedia dan memenuhi syarat sehingga
memperoleh skor 100%.
9. Pada variabel pemadam kebakaran memenuhi syarat dan memperoleh skor
100%.
10. Pada variabel alat pengeras suara telah memenuhi syarat sehingga
memperoleh presentase 100%.
29
11. Pada variable ruang kantor telah memenuhi syarat semua sehingga
memperoleh presentase 100%.
12. Dapat disimpulkan bahwa terminal Bratang merupakan terminal tipe B,
keadaan sanitasi tempat-tempat umum di terminal Bratang mendapatkan
kriteria cukup dengan total nilai 62,5%
B. SARAN
Keadaan sanitasi di terminal Bratang masih terdapat beberapa variabel
yang kurang, sehingga disarankan untuk meningkatkan keadaan sanitasinya
khususnya pada :
1. Lantai pada tempat parkir sebaiknya diperbaiki agar tidak terdapat
genangan air jika hujan sehingga becek.
2. Agar diperhatikan untuk tempat sampah yang tersedia sebaiknya diberi
penutup dan juga terbuat dari bahan plastic sehingga mudah dibersihkan
dan juga tidak mudah berkarat.
3. Menyediakan ruang tunggu bagi penumpang agar penumpang tidak
berserakan
4. Kegiatan untuk membersihkan toilet/jamban/ponten umum secara rutin
sehingga terlihat bersih, tidak berbau serta menyediakan tempat sampah
yang terdapat tutupnya.
5. Menyediakan wastafel/sarana cuci tangan untuk para
penumpang/pengunjung di terminal.
30