Post on 08-Jul-2015
description
Investasi Sosial
Melalui UEP Lanjut
Usia
ENDIH HERAWANDIH
Hotel Equator, Surabaya-Jatim, 18-21 Oktober 2012
Sosialisasi Pedoman Investasi Sosial/UEP Lansia
Direktorat Rehabilitasi Sosial
Direktorat Jenderal Pelayanan Sosial
Kementrian Sosial RI
Falsafah Dasar Membangun Investasi
Sosial untuk Lansia
1. Lansia, bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki hakuntuk memperoleh pelayanan dalam segala aspekkehidupan:
Anggapan bahwa lansia tidak perlu dibantu karena hanyamenjalani sisa hidup adalah kesalahan besar
Lansia bukanlah beban bagi pemerintah atau masyarakatkarena menjadi lansia itu adalah fitrah dan bagian dariproses kehidupan
Kita semua berasal dari lansia, dan kita semua akanmenjadi lansia jika melewati umur di atas 60 tahun.
Memberikan kesempatan dan melayani lansia untukmemperoleh penghidupan yang layak adalah menjadikewajiban seluruh masyarakat.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 2
Falsafah Dasar Membangun Investasi Sosial
untuk Lansia
2. Sebagian besar penduduk lanjut usia berada dalam kondisiyang kurang beruntung, karena:
a. Tidak memiliki akses dan kesempatan untuk memenuhikebutuhan hidup layak secara mandiri.
Finansial
Ekonomi
Fisik-biologis
Psikis
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 3
Falsafah Dasar Membangun Investasi Sosial
untuk Lansia
b. Disisi lain keluarga miskin dimana kelompok lanjut usiaberada, tidak memiliki kemampuan untuk:
Memenuhi kebutuhan pemeliharaan kesehatan untukmempertahankan kekuatan bio-fisik di sisa umurnya
Memenuhi kebutuhan rekreasional untukmempertahankan kondisi psikis
Memenuhi kebutuhan pangan sesuai kondisi umur danbio-fisik lansia
Pengetahuan, pemahaman dan akses untukmemperoleh manfaat dari program yang telah diberikanpemerintah
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 4
Falsafah Dasar Membangun Investasi Sosial
untuk Lansia
c. Berada dalam kondisi geografis yang tersebar danmembutuhkan upaya yang lebih besar bagi lansiauntuk melakukan aktivitas dan mobilisasi
d. Kondisi infrastruktur sebagian besar belum ramahlansia.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 5
Falsafah Dasar Membangun Investasi Sosial
untuk Lansia
3. Pemerintah telah menyediakan berbagai bentuk bantuanuntuk lansiamasih banyak lansia yang belum tersentuhprogram khusus lansia (jumlahnya menjadi semakin banyakseiring dengan perubahan struktur penduduk)
4. Belum tersedia data jumlah lansia, secara spesifik menurut:
kelompok pendapatan, kemudahan pelayanan, akses ke berbagai kebutuhan, pada tingkat desa/kelurahan, untuk mempermudah
penyusunan rencana program dan kegiatan.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 6
Falsafah Dasar Membangun Investasi Sosial
untuk Lansia
Terdapat Potensi di Masyarakat
5. Sebagian besar masyarakat secara tradisional telah melakukanpelayanan kepada lansia, atas dasar kasih sayang dan rasa memiliki kewajiban untuk melayani orang tua mereka dansebagai penghormatan terhadap orang yang telah berjasasemasa hidupnya.
6. Terdapat kelompok atau lembaga yang telah secara aktifmemberikan pelayanan kepada lansia atas biaya sendiri atausumbangan dari donor dan atau bantuan pemerintah.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 7
Falsafah Dasar Membangun Investasi Sosial
untuk Lansia
Namun demikian,
7. Meskipun telah banyak program dan kegiatan, masihterdapat kelompok lansia yang tidak tercakup kedalamsemua program pemerintah, pelayanan tradisionalmasyarakat, kelompok atau lembaga swastamasihmemerlukan sentuhan dari pemerintah, pihakswasta, kelompok atau lembaga peduli lansia, atauswadaya dan swadana oleh masyarakat.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 8
Lansia dan Investasi Sosial
(Keterbatasan sumberdaya dan
Sumberdana)
Pemerintah (cq. Ditjen Pelayanan Sosial, Kementerian Sosial) telah melakukan upaya nyata untuk memberikan pelayanankepada lansia.
Keterbatasan sumberdaya dan sumberdana memerlukan perandari pelbagai pihak untuk memperkuat dan memperluaspelayanan yang telah dikembangkan pemerintah.
Pemerintah telah bertindak sebagai inisiator dan motivator bagipihak lain untuk membangun program dan kegiatan pelayananbagi lansia.
Dari inisiasi dan motivasi yang telah dibangun pemerintahdiharapkan terbentuk semangat untuk membangun pelayananbagi lansia dari para investor sosial
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 9
Lansia dan Investasi Sosial
(Keterlibatan Berbagai Pihak)
Keterlibatan dan peran pihak lembaga/kelompok non pemerintah dan masyarakat, akan:
a. Meringankan beban anggaran
b. Meningkatkan rasa memiliki program
Semakin meluasnya pelaku pelayanan kepada lansiasemakin tinggi rasa memiliki
Rasa memiliki yang semakin tinggi timbul upaya-upayaperluasan program dan kegiatan peran pemerintahsemakin kecil karena beberapa program dan kegiatan sudahdiambil alih oleh pihak yang peduli terhadap lansia.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 10
Lansia dan Investasi Sosial
(Peran Pemerintah)
Setelah terjadi penurunan peran pemerintah, makapemerintah akan lebih banyak berfungsi sebagai:
Fasilitator
Dinamisator
Montoring dan evaluasi
Penyeimbang
Katalisator
Motivator bagi para pelaku pelayanan sosial
Promotor
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 11
Lansia dan Investasi Sosial
(Tujuan Pelayanan Lansia)
Banyaknya jumlah penduduk lanjut usia, maka diperlukan biaya yang sangat besar untuk melayani seluruh lansia.
Karena tujuan pelayanan pada lansia adalah memberikan kesempatan kepada lansia untuk menikmati kesejahteraan di hari tuanya, maka manfaat dan dampak langsung yang diperoleh dari seluruh program dan kegiatan adalah bukan dalam bentuk manfaat dan dampak finansial atau ekonomi.
Prinsip pelayanan pada lansia harus ditekankan sebagai bentuk penghormatan kepada Warga Negara Senior dan jangan dianggap sebagai beban yang memberatkan.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 12
Lansia dan Investasi Sosial
(Manfaat dan Dampak)
Manfaat langsung yang diperoleh lansia (sebagai penerimamanfaat) : manfaat social-ekonomi yang bersifat kualitatif.
Karena manfaat yang diperoleh bersifat kualitatif, makapengukuran manfaat finansial dan ekonomi secarakuantitatif hanya diperoleh setelah mengkuantifikasi nilaimanfaat kualitatif.
Dampak tidak langsung dari semua program pelayananpada lanjut usia dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 13
Lansia dan Investasi Sosial
(Contoh Bentuk Investasi Sosial)
Karena manfaat dan dampak kegiatan dan program pelayanan terhadap lanjut usia lebih bersifat non financial dan non-ekonomi, maka
seluruh investasi yang telah dikeluarkan oleh semua pihak merupakan investasi sosial.
Sebagai contoh, kegiatan pemberian bantuan kepada usaha ekonomi produktif, adalah salahsatu bentuk investasi social yang telah ditanamkan oleh pemerintah.
Dari sinilah timbulnya kesadaran dan terminology mengenai investasi social.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 14
Lansia dan Investasi Sosial
(UEP)
Bentuk bantuan yang diberikan tidak secara langsungmenghasilkan keuntungan dalam bentuk financial.
Disisi lain, pemberian bantuan kepada UEP Lansia lebihbanyak ditujukan untuk:
1) Meningkatkan kualitas psikis,
2) Mempertahankan/memperbaiki kondisi kesehatan,
3) Meningkatkan interaksi social antar lansia dalam suatukelompok di satu wilayah kecil tempat tinggal mereka,
4) Memperbaiki/meningkatkan komunikasi antar generasi.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 15
Lansia dan Investasi Sosial
(Kebutuhan Lansia)
Penetapan tujuan tersebut bukanlah tanpa dasar, mengingatdi sisa hidupnya lansia hanya memerlukan;:
1. pengakuan atas eksistensinya,
2. mempertahankan kondisi bio-fisik dan kesehatan secaraumum,
3. menjaga stabilitas emosi agar kondisi psikisnya tetapstabil.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 16
Lansia dan Investasi Sosial
Ukuran financial dan ekonomi bukanlah merupakan tujuan dan manfaat utama dalam sebuah investasi social.
Pada saat penetapan indicator keberhasil program dan kegiatan harus dengan tegas ditentukan:
1. Tujuan, 2. Sasaran, 3. Manfaat dan dampak yang diharapkan.
Apabila dalam perjalanannya menghasilkan manfaat dan dampak financial dan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung, maka investasi social yang dilakukan telah menghasilkan manfaat financial dan ekonomi sebagai manfaat tambahan (incremental benefit).
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 17
Lansia dan Investasi Sosial
Timbulnya gerakan investasi social yang semakin meluas sejak dicanangkannya berbagai program dan kegiatan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap kaum marginal, maka terminology investasi social mulai menjadi trend di dunia.
Adanya trend tersebut, maka investasi social mulai menjadi harapan yang membesarkan hati bagi orang atau kelompok orang yang memang tidak memiliki akses atau orang-orang yang kurang beruntung.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 18
Lansia dan Investasi Sosial
Bertitik tolak dari kecenderungan global yang ada, investasi social telah menjadi wahana untukmembangun kepedulian masyarakat secara umum(civil society) agar lebih banyak berperan dalam;
1) perencanaan,
2) implementasi,
3) pembiayaan,
4) monitoring,
5) evaluasi dan
6) pengembangan program dan kegiatan yang lebihberorientasi pada manfaat social.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 19
Lansia dan Investasi Sosial
(Kemitraan)
Keterlibatan yang lebih besar tentunya sangat diharapkan dari pengusaha besar dan menengah yang bertindak sebagai mitra pemerintah atau sebagai social investor secara langsung.
Tentunya keterlibatan sebagai mitra pemerintah harus mengacu pada peraturan mengenai pembiayaan program yang telah diatur tersendiri.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 20
Lansia dan Investasi Sosial
(Partisipasi Masyarakat)
Keterlibatan masyarakat umum secara langsung dalam investasi social secara tradisional sebenarnya telah berlangsung lama di Negara kita.
Budaya gotong-royong dan musyawarah dalam merencanakan, membangun, dan mengembangkan kegiatan yang bersifat social dan pembangunan infrastruktur.
Namun demikian datangnya budaya baru dalam bentuk proyek telah berhasil menggerus sebagian besar akar budaya kita.
Kini gotong royong dan musyawarah telah mulai ditinggalkan karena dianggap tidak modern.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 21
Lansia dan Investasi Sosial
Masyarakat lebih menyukai kegiatan yang berbau uang sehingga pada saat dipromosikannya investasi social, seolah-olah merupakan budaya asing yang modern dan kita menjadi terasing di negeri kita sendiri.
Padahal bangsa kita sendiri telah memiliki konsep investasi social yang dikembangkan secara tradisional.
Memang benar, bahwa budaya lelhur yang telah lama tertanam tersebut mulai pudar karena pengaruh konsep pemikiran kapitalis yang menilai segala-galanya dengan ukuran financial.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 22
Lansia dan Investasi Sosial
Upaya membangkitkan kembali budaya leluhur
dalam bentuk investasi social akan lebih bermakna
jika kita semua memahami kembali budaya leluhur
yang sangat bermanfaat tersebut.
Sebagai contoh, pelayanan kepada lanjut usia
akan terasa lebih bermakna jika dilakukan di dalam
keluarga sendiri.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 23
Lansia dan Investasi Sosial
Kegiatan yang dilaksanakan oleh keluarga sendiri tersebut akan membuat Negara lebih leluasa dalam pengelolaan dan pengalokasian anggaran karena sebagian besar telah dilakukan secara langsung dan mandiri oleh masyarakat.
Demikian juga halnya dengan pengembangan UEP bagi lansia akan lebih besar pengaruh dan dampaknya apabila direncanakan, dibiayai, dilaksanakan dan dikembangkan oleh masyarakat secara mandiri.
Pemerintah akan lebih banyak memberikan bantuan sebagai stimulant atau pemicu.
Selanjutnya pengembangan kegiatan dan program dilaksanakan oleh masyarakat.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 24
Formulasi Implementasi Investasi
Sosial
Diperlukan formulasi yang tepat untuk mempermudah kegiatan dan program investasi social bagi lanjut usia yang dibiayai oleh pemerintah.
Pada bagian berikut akan disajikan proses pelaksanaan program dan kegiatan usaha ekonomi produktif (UEP) bagi lansia sebagai salahsatu bentuk investasi social.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 25
I. Struktur Implementasi Program
Bantuan UEP Lansia
a. Pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah sangat erat hubungannya dengan:
Keterbukaan dan transparansi
Akuntabilitas public
Kedayagunaan anggaran (efisiensi)
Ketepatgunaan penggunan anggaran (efficacy)
Menghasilkan manfaat ekonomis yang positif
Menghasilkan dampak dan pengaruh ganda yang positif
Keberlangsungan program dan kegiatan oleh masyarkat (sustainability)
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 26
I. Struktur Implementasi Program
Bantuan UEP Lansia
Setidaknya ketujuh syarat tersebut di atas dipenuhi
sebagai indicator keberhasilan suatu kegiatan/program.
Bagaimana mengetahui program atau kegiatan yang
dilaksanakan akan berhasil memenuhi criteria
tersebut?
◦ Ukuran keberhasilan hanya dapat diketahui jika telah disusun
indicator dan parameter keberhasilan program.
◦ Indikator dan parameter tersebut harus disepakati bersama oleh
seluruh stakeholder yang terlibat secara langsung dan tidak
langsung dengan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
◦ Tanpa adanya kesepakatan, mustahil akan dapat dilakukan
pengukuran tingkat keberhasilan.
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 27
Struktur Implementasi Program Bantuan
UEP Lansia
Kesepakatan mengenai indicator dan parameter
keberhasilan program harus dituangkan dalam sebuah
dokumen tertulis.
Dalam dokumen tersebut harus secara eksplisit
mencantumkan seluruh kesepakatan yang nantinya akan
digunakan sebagai acuan pada saat
implementasi, monitoring, evaluasi, review dan perbaikan
perencanaan program.
Seluruh stakeholder yang terlibat secara langsung dan
tidak langsung harus menjaga komitmen kesepakatan
agar pelaksanaan program dan kegiatan akan selalu
berada dalam koridor teknis, administrative dan politis
yang sesuai dengan peraturan dan perundang-udangan
yang berlaku.
Pemeriksaan program dan kegiatan akan dapat dilakukan
dengan mudah oleh pemeriksa karena telah tersedia10/18/2012 Endih H, Okt 2012 28
b.Apa yang harus Disepakati pada
saat Penyusunan Rencana
Program? 1. Tujuan
◦ Apakah tujuan pokok dari diberikannya bantuan kepada lansia sebagai investasi social?
◦ Bagaimana cara mencapai tujuan tersebut?
2. Sasaran Program (program goals)
◦ Apa yang akan dicapai dengan pelaksanaan program,
◦ Hal ini berhubungan erat dengan strategi, kebijakan dan visi-misi kementerian social dan dinas yang mengelola kegiatan
◦ Bagaimana arah yang hendak dituju oleh program/kegiatan
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 29
3. Sasaran Penerima Manfaat (Target Beneficiaries)
a. Kriteria siapa sajakah yang berhak memperoleh bantuan program/kegiatan?
Kriteria fisik, psikis, social-ekonomi, kesehatan dan keberdayaan lansia yang berhak menerima bantuan
Kondisi dan kapasitas social ekonomi rumah tangga lansia
Kemungkinan lansia untuk bersosialisasi dan beraktivitas.
Pola permukiman/tempat tinggal lansia
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 30
b. Bagaimana Syarat Teknis dan Administrative CalonPenerima Manfaat/Penerima Bantuan?
1. Apakah penerima bantuan harus tergabungdalam kelompok yang sudah ada atau dibentukkelompok baru
2. Apakah harus ada system dan mekanismekesekretariatan?
3. Apakah harus ada laporan rutin kepada pemberibantuan?
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 31
c. Bagaimana cara seleksi calon penerima manfaat?
Pertimbangan apa yang mendasari seleksi lansia?
Siapa yang berhak menentukan lansia yang terpilih?
Bagaimana menetapkan penerima manfaat?
d. Berapa cakupan jumlah yang harus dipenuhi menuruttahun anggaran dan lokasi penerima manfaat.
Berapa jumlah lansia yang berhak menerima bantuandalam satuprovinsi, kabupaten, kota, kecamatan, desa, kelurahan?
Bagaimana sebaran populasi lansia penerima manfaatdalam satu kelompok, apakah tersebar dalam area yang luas sehingga sulit untuk melakukan kegiatan rutin?
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 32
4. Pendamping dan Pendampingan
◦ Berapa jumlah pendamping yang diperlukan
dalam satu wilayah administrative?
◦ Bagaimana cakupan wilayah kerjanya?
◦ Bagaimana criteria dan syarat administrative dan
teknis calon pendamping
◦ Bagaimanakah seleksi calon pendamping
◦ Apa saja tugas, kewajiban dan hak pendamping?
◦ Bagaimana metode pendampingannya?
◦ Bentuk pelatihan apa yang diperlukan
pendamping?
◦ Bagaimana tata waktu
pemilihan, penunjukan, inisiasi, periode
kerja, terminasi tugas pendampingan?10/18/2012 Endih H, Okt 2012 33
5. Pengelola Program Kegiatan
a. Siapa yang menjadi responsible agency (lembaga penanggungjawab kegiatan dilapangan)
1) Apakah lansia/kelompok lansia sebagaipenerima manfaat sekaligus sebagaipenanggungjawab kegiatan
2) Apakah lembaga penanggungjawabpihak di luar organisasi lansia?
3) Apakah sebuah lembaga ditunjuk menjadipenanggungjawab kegiatan lapangan?
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 34
5. Pengelola Program Kegiatan
b. Siapa yang bertanggungjawab sebagaipengelola dana bantuan?
Apakah lansia/kelompok lansia?
Apakah ada lembaga khusus yang ditunjuksecara formal?
Apakah dilakukan oleh sebuah lembagaindependen yang memang memiliki kepedulianterhadap pelayanan lansia?
Apakah diintegrasikan denganprogram/kegiatan lain yang memang sudahberjalan di lokasi dimana lansia/kelompoklansia berada?
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 35
5. Pengelola Program Kegiatan
c. Sehubungan dengan pertanggungjawaban penggunaananggaran, siapa yang bertanggungjawab dalamimpelementasi program dan kegiatan disisi pemerintah(executing agency)? Dari mana sumberdananya?
1) Penyiapan program/kegiatan
2) Publikasi dan KIE kegiatan dan program investasi social melalui UEP Lansia
3) Sosialisasi dan diseminasi informasi program dankegiatan investasi social kepada lansia
4) Pengumpulan data calon penerima manfaat
5) Inventarisasi dan identifikasi calon penerima manfaat
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 36
5. Pengelola Program Kegiatan --
lanjutan
6) Inventarisasi dan identifikasi calon penerima manfaat
7) Analisis kebutuhan calon penerima manfaat
8) Penyiapan social
9) Seleksi calon penerima manfaat berdasarkan criteria yang telah ditetapkan
10) Penetapan calon penerima manfaat definitive
11) Pengusulan calon penerima manfaat
12) Seleksi calon pendamping
13) Penetapan pendamping
14) Pelatihan pendamping
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 37
5. Pengelola Program Kegiatan --
lanjutan
15) Penetapan criteria dan syarat kelompok
16) Pembentukan kelompok atau penguatan kelompokyang sudah ada
17) Realisasi penyaluran bantuan UEP
18) Pembinaan dan pendampingan
19) Monitoring dan Evaluasi
20) Pelaporan
21) Review dan feedback
22) Perbaikan program
23) Keberlanjutan program
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 38
6. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan
1) Penyiapan program dan kegiatan
2) Publikasi dan KIE kegiatan dan program investasi social melalui UEP Lansia
3) Sosialisasi dan diseminasi informasi program dan kegiatan investasi social kepada lansia
4) Pengumpulan data calon penerima manfaat
5) Inventarisasi dan identifikasi calon penerima manfaat
6) Analisis kebutuhan calon penerima manfaat
7) Penyiapan social
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 39
6. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan --
lanjutan
8) Seleksi calon penerima manfaat berdasarkan criteria yang telah ditetapkan
9) Penetapan calon penerima manfaat definitive
10) Pengusulan calon penerima manfaat
11) Seleksi calon pendamping
12) Penetapan pendamping
13) Pelatihan pendamping
14) Penetapan criteria dan syarat kelompok
15) Pembentukan kelompok atau penguatan kelompokyang sudah ada
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 40
6. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan--
lanjutan
16. Realisasi penyaluran bantuan UEP
17. Pembinaan dan pendampingan
18. Monitoring dan Evaluasi
19. Pelaporan
20. Review dan feedback
21. Perbaikan program
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 41
7. Manfaat dan Dampak
1) Manfaat UEP terhadap lansia
meningkatkan kualitas psikis melalui ,
mempertahankan/memperbaiki kondisi
kesehatan,
meningkatkan interaksi social antar lansia
dalam suatu kelompok di satu wilayah
kecil tempat tinggal mereka, dan
memperbaiki/meningkatkan komunikasi
antar generasi dalam satu kegiatan
kelompok
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 42
7. Manfaat dan Dampak
2) Dampak UEP terhadap keluarga lansia
Menyediakan sarana untuk melakukan
kegiatan ekonomi alternative yang
bersifat produktif
Menjalin keharmonisan antar generasi
dalam satu keluarga dan komunitas
lansia
Menyediakan kemungkinan modal
bergulir apabila UEP telah
menghasilkan manfaat financial atau
ekonomi.10/18/2012 Endih H, Okt 2012 43
7. Manfaat dan Dampak
3). Dampak UEP terhadap
lingkungannya
Mendorong timbulnya aksi peduli dan
kemungkinan pemberian bantuan oleh
investor social karena terjadinya
keberhasilan.
Mendorong warga sekitar untuk
berpartisipasi dalam mendukung
keberhasilan kegiatan.
Disinilah peran pendamping dalam
memperluas progam dan kegiatan agar
menjadi gerakan local untuk
membangun kepedulian terhadap lansia.10/18/2012 Endih H, Okt 2012 44
8. Keberlanjutan Program
a. Siapakah yang bertanggungjawab terhadapkeberlanjutan program/kegiatan, apakahpemerintah, lansia penerima manfaat, lembaga yang telah ditunjuk sebagai pengelola, atau private social investor?
b. Bagaimana bentuk dan formulasi keberlanjutanprogram dan kegiatan
c. Bagaimana criteria keberlanjutan program/ kegiatan
a. Dari segi teknis
b. Dari segi organisasi
c. Dari segi manfaat dan dampak
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 45
8. Keberlanjutan Program--lanjutan
d) Bagaimana mereplikasi program kepadamasyarakat yang lebih luas dari dana yang telahdikeluarkan pemerintah
Apakah melibatkan private social investor
Apakah replikasi dilakukan oleh lansia denganfasilitasi pemerintahpusat, provinsi, kabupaten/kota
Apakah dibentuk panitia perluasanprogram/kegiatan dan diintegrasikan denganprogram/kegiatan lain yang sudah ada atauberkembang?
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 46
3. Proses Penyiapan dan
Perencanaan Program/Kegiatan
a. Proses penyiapan dan perencanaan
program merupakan kunci dari
keberhasilan program.
b. Investasi social bersifat unik karena
memungkinkan pihak non pemerintah
untuk membiayai program/kegiatan
yang selama ini dilaksanakan dan dibiayai
oleh pemerintah
c. Perencanaan yang benar harus memenuhi
criteria yang sudah diuraikan dalam ruang
lingkup kegiatan di atas.10/18/2012 Endih H, Okt 2012 47
d.Perencanaan yang Baik
Memiliki baku mutu (quality standard) yang telah disepakati
dan dipahami oleh semua pihak.
Dokumen perencanaan tersedia dalam bentuk yang baku
dan mudah dipahami oleh semua pihak.
Perencanaan yang telah memenuhi seluruh criteria dan
dapat diimplementasikan dengan mudah oleh semua pihak
yang terkait.
Mempermudah setiap pelaksana dan pengelola sehingga
program dapat dikembangkan dengan cakupan wilayah
yang lebih luas atau penerima manfaat yang lebih banyak.
Menyediakan instrument yang lengkap untuk proses
teknis, manajerial dan adminsitratif sehingga memudahkan
dalam review, monitoring dan evaluasi.
Memberikan ruang bagi akuntabilitas public dan
keterbukaan sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan
mudah tanpa harus melakukan pemeriksaan yang
komprehensif/.10/18/2012 Endih H, Okt 2012 48
e. Komponen Penyusun
Perencanaan
1. Issue dan Permasalahan Strategis
2. Visi-misi Kementerian Sosial
3. Strategi Kementerian Sosial Menyangkut Program
4. Strategi Pembangunan Wilayah (Prov/Kab/Kota)
5. Kabijakan Pembangunan Wilayah (Prov/Kab/Kota)
6. Usulan Program Indikatif
7. Deskripsi Kegiatan
8. Dasar Pertimbangan Strategis
9. Tujuan
10. Sasaran
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 49
e. Komponen Penyusun Perencanaan--
lanjutan11. Keluaran yang Diharapkan12. Perkiraan Manfaat13. Perkiraan Dampak14. Lokasi Spesifik pelaksanaan kegiatan15. Volume kegiatan16. Satuan kegiatan17. Rencana anggaran dan alokasi biaya18. Sumber pembiayaan
Pemerintah pusat
Pemerintah provinsi
Pemerintah kabupaten/kota
Social investor
Masyarakat
Lansia mandiri yang berkemampuan financial
Kelompok UEP lansia yang telah berhasil dan berkembang
19. Instansi penanggungjawab20. Pengelola dana bantuan di lapangan21. Pengelola kegiatan di lapangan
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 50
e. Komponen Penyusun
Perencanaan--lanjutan
Seluruh proses perencanaan seharusnya dituangkan
dalam sebuah dokumen perencanaan yang telah dipahami
dan disepakati oleh seluruh stakeholder.
◦ Karena penyusunan dokumen perencanaan sangat erat
kaitannya dengan anggaran dan pemeriksaan, maka
diperlukan persetujuan dari legislative.
◦ Karena perlunya dukungan politis dari legislative, maka
diperlukan keterlibatan legislative pada saat penyusunan
perencanaan.
◦ Komponen penyusun perencanaan seterusnya
dituangkan dalam logical framework untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan.
Alur
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, review
dan feedback program/kegiatan investasi social melalui
UEP dapat dilihat pada gambar 1.10/18/2012 Endih H, Okt 2012 51
10/18/2012 Endih H, Okt 2012 52
DANA PENDUKUNG
SUMBER: APBD
ATAU SUMBER LAIN
INTEGRASI
DENGAN
PROGRAM LAIN
KETERKAITAN
DENGAN
STAKEHOLDER
LAIN
SELEKSI
LANSIA
SASARAN
KONDISI FISIK &
PSIKIS LANSIA
SASARAN
POSISI LOKASI
DAN SEBARAN
TEMPAT
TINGGALKEMAMPUAN TEKNIS
DAN PENGALAMAN
USAHA
KESESUAIAN
JENIS USAHA
BUKU PETUNJUK
TEKNIS & PROSEDUR
OPERASIONAL
PELAKSANAAN
USAHA
DANA PENDUKUNG SUMBER:
PRIVATE SOCIAL INVESTOR
CHARITY, DONATION
CSR, CE, CD
DIRECT ASSISTANCE
KETERLIBATAN
KELUARGA
BIMBINGAN
TEKNIS
USAHA
KESESUAIAN JENIS
BANTUAN
POTENSI
PEMBELI DAN
PASAR
EFISIENSI
USAHA
NILAI NOMINAL
SKALA USAHA
SEBARAN POPULASI
DAN DOMISILI
LANSIA
BIAYA
PENDAMPINGAN, M
ONITORING
&EVALUASI
MONITORING
&EVALUASI
PENILAIAN KEBERHASILAN PROGRAM
KEBERLANJUTAN
PROGRAM
KEUNTUNGAN
USAHA
KOMITMEN
PENDAMPINGKOMITMEN
PENERIMA MANFAAT
KOMITMEN INSTITUSI
PELAKSANA
KOMITMEN INSTITUSI
TERKAIT
PENYIAPAN IEC
PENYIAPAN SOSIAL DAN PERENCANAN
PENYUSUNAN LOGFRAME KESEPAHAMAN LOGFRAME
PENYIAPAN SDM PERSETUJUAN SDM
PENYIAPAN PROGRAM KETERLIBATAN DLM PERSIAPAN
PENGAJUAN ANGGARAN PERSETUJUAN ANGGARAN
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
BIMBINGAN & PELATIHAN LANSIA
PENETAPAN CALON PENERIMA
PENILAIAN CALON PENERIMA
SELEKSI CALON PENERIMA
PENGUSULAN CALON PENERIMA
IDENTIFIKASI & INVENTARISASI CALON PENERIMA
SOSIALISASI & DISEMINASI PROGRAM KEPADA LANSIA
PENETAPAN DAN PELATIHAN PENDAMPING
SELEKSI DAN PENERIMAAN PENDAMPING
SOSIALISASI PROGRAM KEPADA PUBLIC
TINGKAT
KEBERHASILAN
PROGRAM
TERMINASI
PROGRAM
PENYIAPAN
PROGRAM
BARU
REVISI DAN PERBAIKAN
PROGRAM YANG SUDAH
ADA
Terimakasih
Endih Herawandih
endihherawandih@gmail.com
08129535659
10/18/2012 Endih H, Okt 2012
53