Post on 04-Feb-2018
1
INOVASI, AGAR ORGANISASI TIDAK MATI oleh Perdhana Ari Sudewo
Inovasi adalah fungsi spesifik dalam perjalanan organisasi, baik organisasi bisnis
maupun organisasi yang bergerak dalam pelayanan publik. Inovasi adalah alat bagi organisasi
atau individu dalam menciptakan sumber daya baru untuk meningkatkan kinerja atau
menghasilkan suatu produk. Inovasi juga dapat diartikan sebagai upaya memberi peningkatan
potensi sumber daya yang sudah ada untuk menghasilkan suatu peningkatkan kinerja atau
menghasilkan suatu produk. Peter F. Drucker, seorang ahli manajemen mendefinisikan inovasi
sebagai usaha untuk menciptakan perubahan yang bertujuan dan fokus pada suatu potensi
ekonomi dan sosial organisasi. Definisi lain terkait inovasi organisasi disampaikan oleh
Damanpour (1991) yang menyampaikan bahwa inovasi organisasi adalah sebuah adopsi
gagasan atau perilaku baru dalam organisasi seperti produk dan jasa baru, teknologi baru,
struktur dan sistem administrasi baru atau perencanaan dan program baru dalam organisasi.
Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, inovasi mulai digalakkan dalam pelaksanaan
pemerintahan, khususnya dalam melakukan pelayanan publik. Untuk mendorong pelaksanaan
inovasi dalam pelayanan publik, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan
Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) mewajibkan setiap Kementerian/Lembaga untuk
melakukan inovasi melalui program One Agency One Innovation Kemen PANRB juga
mengadakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2014/2015 bagi
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah Provinsi/Kab/Kota. Kompetisi tersebut diikuti oleh
1.189 inovator dari Seluruh Indonesia. Target dari pelaksanaan kompetisi tersebut adalah
untuk melihat pemahaman di unit pelayanan publik.
Untuk mendukung pelaksanaan inovasi, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi calon
maupun pimpinan unit organisasi di lingkungan instansi pemerintah berubah pola dan
kurikulumnya. Seperti telah diketahui bersama bahwa inovasi akan menghasilkan perubahan,
maka mulai tahun 2014 setiap peserta Diklat Kepemimpinan wajib membuat suatu inovasi
dalam bentuk proyek perubahan. Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan Diklat adalah
menghasilkan pemimpin-pemimpin perubahan yang akan melakukan inovasi di instansi
masing-masing untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban manusia
dewasa ini menyebabkan inovasi menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap
organisasi. Pasca dicanangkan reformasi birokrasi dalam sistem pemerintahan Republik
Indonesia tahun 1998, tuntutan dan ekspektasi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik
semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan setiap instansi pemerintah harus
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Untuk mendukung peningkatan pelayanan publik
tersebut, inovasi menjadi sebuah keharusan bagi setiap instansi pemerintah.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap organisasi yang sukses bertahan puluhan
tahun, faktor utama kesuksesan tersebut ternyata tidak disebabkan oleh jenis kepribadian dari
para pemimpin organisasi tersebut, tetapi karena adanya komitmen untuk menerapkan inovasi
secara sistematis (Drucker, 1985). Inovasi merupakan komponen strategis di banyak organisasi
untuk menanggapi kecepatan perubahan teknologi yang tidak dapat diprediksi, perkembangan
ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat atau stakeholders.
2
Dibutuhkan orang-orang yang inovatif sebagai inovator untuk melakukan sebuah
inovasi. Inovatif adalah suatu kemampuan manusia dalam mendayagunakan pikiran dan
sumber daya yang ada disekelilingnya untuk menghasilkan suatu karya baru yang orisinil, serta
bermanfaat bagi banyak orang. Selain inovatif, ide atau kegiatan inovasi membutuhkan
kreatifitas dari inovatornya. Kreatifitas seringkali diartikan sebagai kemampuan berpikir atau
melakukan tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan terhadap sebuah kondisi atau
permasalahan secara cerdas, berbeda (out of the box), tidak umum, orisinil, serta membawa
hasil yang tepat dan bermanfaat. Pengertian orisinil adalah ide atau kegiatan inovasi tersebut
belum pernah dilakukan oleh orang lain, tetapi sumber ide inovasi dapat bersumber dari ilmu,
pengetahuan, pengalaman dari inovator, orang lain, atau kegiatan yang sudah pernah
dilaksanakan sebelumnya.
Inovasi adalah sesuatu yang sederhana, bersifat konseptual, mudah dipahami dan bukan
sesuatu yang rumit dan genius. Karena inovasi bersifat konseptual dan mudah dipahami,
seorang inovator sebaiknya pergi keluar, melihat, bertanya, dan mendengarkan sebelum
menyusun ide atau merencanakan kegiatan inovasi. Agar efektif, inovasi harus sederhana,
dimulai dari hal-hal yang kecil dan fokus. Inovasi dapat berasal dari pengamatan buah yang
jatuh yang dilakukan oleh Newton sampai kemudian menghasilkan teori gravitasi. Inovasi juga
dapat berupa dari ide untuk memasukkan air mineral dalam botol kemudian dijual secara
umum yang sampai saat ini menginspirasi penjualan minuman dalam botol lainnya. Inovasi
harus fokus, sebaiknya hanya melakukan satu hal kegiatan inovasi, jika tidak hanya akan
membuat orang lain bingung. Jarang seorang inovator yang berhasil dalam inovasi bekerja lebih
pada satu bidang pekerjaan.
Memang benar bahwa tidak ada jaminan sebuah ide atau kegiatan inovasi akan berhasil
dan berkontribusi terhadap kesuksesan dan peningkatan kinerja organisasi. Kegiatan inovasi
dapat berhasil, atau berakhir biasa-biasa saja kalau tidak ingin dibilang gagal, tetapi kita tidak
pernah tahu apakah inovasi tersebut berhasil atau gagal sebelum inovasi tersebut dilaksanakan.
Untuk meminimalisir kegagalan, perencanaan kegiatan inovasi harus dilakukan dengan baik
dan sistematis. Agar hasil inovasi dapat dimanfaatkan dan inovatif, tujuan inovasi
diformulasikan agar hasil kegiatan inovasi harus menjadi patokan standar dalam ukuran kinerja
baru. Tujuan tersebut tidak harus sesuatu hal besar yang akan mengubah organisasi dalam
waktu yang singkat, tetapi terkadang cukup dengan sesuatu hal yang sangat sederhana, seperti
yang telah dibahas sebelumnya. Gagasan yang besar untuk mengubah organisasi dalam waktu
yang singkat biasanya justru tidak akan berhasil. Inovasi membutuhkan proses dan waktu
untuk mencapai tujuannya.
Karena tidak ada jaminan keberhasilan, maka kegiatan inovasi membutuhkan komitmen
dari inovatornya dan pimpinan tertinggi organisasi. Hasil inovasi yang dapat berhasil, tetapi
juga dapat gagal tersebut membutuhkan peran kepemimpinan dan manajemen dalam inovasi.
Komitmen kepemimpinan diperlukan karena pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan
inovasi berbeda dengan yang bukan inovasi. Manajemen inovasi dibutuhkan karena inovasi
organisasi bisa saja dilakukan lebih dari satu orang pegawai dengan lebih dari satu buah ide
inovasi sehingga agar tujuan organisasi dapat tercapai, inovasi harus dikelola dengan baik
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dibutuhkan perhitungan manajemen
yang matang dan keberanian mengambil resiko saat memutuskan keputusan terkait dengan
inovasi.
3
Dalam melakukan inovasi, tidak ada salahnya kita memperhatikan prinsip inovasi yang
disampaikan Peter F. Drucker yaitu inovasi harus yang terarah dan sistematis. Inovasi dilakukan
dengan mempertimbangkan area yang berbeda, sumber-sumber yang berbeda, kepentingan
yang berbeda, dan waktu yang berbeda sesuai dengan konteks dan ruang lingkup inovasi yang
dilakukan. Inovasi yang sistematis diawali dengan analisis semua sumber peluang dan langkah-
langkah sederhana sebelum ke langkah-langkah kompleks. Inovasi juga harus efektif, sederhana
dan terfokus. Agar efektif, sederhana dan fokus, inovasi lebih baik dimulai dari hal-hal yang
kecil.
Dalam inovasi, terkadang dibutuhkan bakat, kecerdikan, dan pengetahuan dari
inovatornya. Saat kegiatan inovasi sudah dipersiapkan dan direncanakan, maka yang
dibutuhkan adalah ketekunan dan kerja keras serta fokus pada tujuan inovasi. Jika tidak ada
ketekunan, kegigihan dan komitmen, maka tidak akan muncul bakat, kecerdikan dan
pengetahuan. Walaupun dibutuhkan kecerdikan dan pengetahuan, untuk menjadi inovatif tidak
harus menjadi orang yang paling cerdas dan paling banyak pengetahuannya. Hanya dibutuhkan
niat dan komitmen dari seorang innovator untuk terus belajar dan bekerja keras dalam
mewujudkan sebuah inovasi.
Menyusun suatu inovasi dapat dibaratkan dengan mencari pengetahuan baru.
Pengetahuan adalah produk dari epistomologi, yaitu sebuah usaha sadar manusia melalui
proses berfikir (akal) dan pemanfaatan panca indera untuk mendapatkan pengetahuan
tersebut. Untuk menyusun inovasi atau mencari pengetahuan baru terdapat proses berfikir
yang dialami oleh inovator. Dalam berfikir terdapat proses mental yang terjadi di otak, yaitu
aktifitas mengevaluasi, menghubungkan, membandingkan, dan mengorganisasikan pengalaman
atau informasi baru yang diperoleh dengan informasi atau simbol-simbol yang disimpan dalam
ingatan jangka panjang (long term memory) seseorang. Proses mental tersebut dalam rangka
untuk menghasilkan informasi atau pengetahuan baru. Hasil dari proses berfikir seseorang
sangat dipengaruhi oleh informasi atau pengetahuan yang disimpan dalam long term memory
seseorang. Terlepa