case mati KLL.doc

47
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________ LAPORAN KASUS MATI KECELAKAAN LALU LINTAS Disusun oleh: PUSPITA DEWI KUSUMA 2007730097 Pembimbing: dr. Budi Suhendar, SpF KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS Sukanto Periode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Transcript of case mati KLL.doc

Page 1: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

LAPORAN KASUS MATI

KECELAKAAN LALU LINTAS

Disusun oleh:

PUSPITA DEWI KUSUMA

2007730097

Pembimbing: dr. Budi Suhendar, SpF

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

FAKULTAS KEDOKTERAN MUHAMMADIYAH

JAKARTA

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 2: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT R. SAID

SUKANTO

2012

RESUME KASUS

Pada hari Senin tanggal 7 Mei 2012 pukul 14.15 WIB telah diterima

mayat seorang laki-laki dengan surat permintaan pemeriksaan mayat tersebut dari

Kepolisian Negara Republik Indonesia Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur

dengan Nomor Polisi 07/VR/V/2012/ljt di bagian Forensik Rumah Sakit Pusat

Kepolisian R.S. Sukanto. Jenazah tersebut ditemukan oleh polisi pada Senin, 7

Mei 2012 pukul 11.00 WIB di Jl. Mayjen sutoyo dipindahkan ke RSCM jakarta

dalam keadaan meninggal dunia diduga sebagai selaku korban kecelakaan lalu

lintas. Pada saat dibawa ke instalasi forensik, tidak ada label identitas mayat.

Pada hari Senin tanggal 7 Mei 2012 pukul 14.15 WIB bertempat diruang

otopsi Instalansi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Pusat Kepolisian R.S

Sukanto, telah dilakukan pemeriksaan luar jenasah pada mayat. Dari hasil

pemeriksaan luar dibuat visum et repertum demi kepentingan peradilan.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 3: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

DAFTAR ISI

RESUME KASUS …………………………………………………… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………… 2

ILUSTRASI KASUS …………………………………………………… 3

VISUM ET REPERTUM …………………………………………… 4

KESIMPULAN …………………………………………………… 9

TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………… 10

PEMBAHASAN …………………………………………………… 24

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 25

LAMPIRAN SURAT PERMINTAAN VISUM ……………………… 26

LAMPIRAN FOTO …………………........................................…. 27

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 4: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

ILUSTRASI KASUS

Hari / Tanggal Pemeriksaan : Senin, 7 Mei 2012

Waktu Pemeriksaan : Pkl. 14.15 WIB

Tempat Pemeriksaan : Ruang Otopsi Instalasi Kedokteran Forensik RS

Bhayangkara Tk I Raden Said Sukanto

IDENTITAS PASIEN / KORBAN

Nama : Edwin Septia

Tempat / Tanggal Lahir : 21 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Tasikmalaya As. Situ dukun 2/1 no.40 Jawa barat

Jenazah diterima di Rumah Sakit R.S. Sukanto pada tanggal 7 Mei 2012

Repertum dari Polri Daerah Merto Jaya, Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta

Timur dengan Nomor Polisi 07/VR/V/2012/ljt.

Jenazah tersebut ditemukan oleh polisi pada Senin, 7 Mei 2012 pukul

11.00 WIB di RT di Jl. Mayjen sutoyo dipindahkan ke RSCM jakarta dalam

keadaan meninggal dunia diduga sebagai selaku korban kecelakaan lalu lintas lalu

dibawa ke rumah sakit pada hari Senin, 7 April 2012 pukul 14.15.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 5: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Visum et Repertum

INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGALRUMKIT PUSPOL RS. SUKANTO

JI. Raya Bogor Kramat Jati Jakarta Timur 13510, Telpon : 021-8093288 Nomor : 032/V/2012/ML Jakarta, 7 Mei 2012 Perihal : Hasil Pemeriksaan Jenazah atas nama

EDWIN SEPTIALampiran : -

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Yang bertanda tangan di bawah ini, PUSPITA DEWI KUSUMA dokter muda pada Bagian Instalasi Forensik dan Medikolegal Rumkit Puspol RS. Sukanto Kramat Jati Jakarta Pusat, atas permintaan tertulis dari Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur, dengan nomor 07/VR/V/2012/ljt tertanggal tujuh mei tahun dua ribu dua belas, dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal tujuh mei dua ribu dua belas, empat belas titik lima belas Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di ruang bedah jenazah Rumkit Puspol RS. Sukanto Kramat Jati telah melakukan pemeriksaan luar jenazah terhadap korban dengan nomor registrasi No. 032/V/2012/ML yang menurut surat tersebut memiliki identitas sebagai berikut:---------------------------------------------------------

Nama : EDWIN SEPTIA---------------------------------------------Jenis kelamin : Laki-laki-----------------------------------------------------------Umur : 21 tahun------------------------------------------------------------Pekerjaan : -----------------------------------------------------------------Alamat : Tasikmalaya As. Situ dukun 2/1 no.40 Jawa barat ----------

-----------------------------------HASIL PEMERIKSAAN-----------------------------

PEMERIKSAAN LUAR1. Tidak terdapat label yang terikat pada samping mayat-------------------------2. Tutup/bungkus mayat : -----------------------------------------------------------

3. Perhiasan mayat : --------------------------------------------------------------------

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 6: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

4. Pakaian mayat : ----------------------------------------------------------------------a. Jaket berlengan panjang berbahan dasar parasut berwarna dasar

biru dongker dengan plat disisi samping kanan-kiri berwarna merah, dengan list sisi kanan-kiri berwarna putih. Pada bagian tengah depan terdapat resleting yang berjalam sepanjang jaket, berbahan plastik berwana hitam, panjangnya enam puluh delapan sentimeter. Di bagian kiri atas depan terdapat tulisan berwarna putih yang sudah pudar. Pada bagian kerah bagian dalam terdpat merek berwarna merah dengan tulisan berwarna putih bertuliskan “GUNXNO” dengan ukuran L. Pada bagian kiri bawah terdapat dua buah lubangnberbentuk bulat dengan diameter satu sentimeter yang dilapisi cincin logam berwarna perak, dari bagian dalam keluar tali yang menyambung berwarna hitam, kedua tali tersebut terikat pengikat tali berbahan plastik berwarna hitam berbentuk lonjong, pada sisi dalam jaket, terdapat rembesan darah berwarna merah terang yang tersebar hampir pada seluruh sisi jaket.-----------

b. Kemeja lengan pendek, berbahan katun berwarna dasar biru muda dengan garis kotak-kotak dengan panjang nol koma lima sentimeter, warna garis biru tua. Pada bagian tengah depan terdapat tujuh buah kancing berwarna putih bening berbentuk bulat, diameter satu sentimeter bertuliskan “Arrow” jarak dari masing-masing kancing sembilan sentimeter. Pada bagian kerah dalam terdapat merek berwarna putih berbentuk persegi panjang berukuran empat kali satu koma lima sentimeter yang bertuliskan “ARROW ” berwarna hitam dan gambar anak panah berwarna emas, dibawahnya terdapat nomor ukuran baju 15. pada bagian bawahnya terdapat tempelan berbentuk persegi panjang berwarna putih bertuliskan “Premium collection” dengan ukuran empat kali nol koma lima sentimeter. Pada keseluruhan kemeja, terdapat resapan darah warna merah.--------------------------------------------

c. Celana panjang berbahan jeans warna biru tua, dengan dua buah kantong disisi samping kanan dan kiri, masing-masing berukuran duabelas kali delapan sentimeter dan dua buah kantong pada bagian belakang atas masing-masing berukuran duabelas kali delapan sentimeter. Pada kantong depan sebelah kiri, ditemukan selembar uang lima ribu rupiah dengan nomor seri “ZRC508928” dan sebuah botol parfum dengan label brgambar bunga warna merah dengan tulisan “shadia” dengan tutup botol warna emas. Pada kantong depan kanan, terdapat selembar uang dua puluh ribu rupiah dengan nomor seri “YFJ195684”, selembar uang seribu rupiah dengan nomor seri “T10070815” dan sebuah bungkusan berwarna hitam berbahan plastik dengan tulisan “tissue super magic man” berwarna putih dan bergambar wanita mengenakan baju merah. Pada bagian depan celana panjang terdapat resleting berbahan besi berwarna kuning keemasan dengan panjang sembilan sentimeter. Diatas terdapatnya terdapat satu buah kancing berbahan logam berwarna perak dengan tulisan “BOSS”

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 7: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

berwarna kuning, dengan diameter satu koma lima sentimeter. Pada sisi dalam belakang tepat di tengah terdapat merk berbentuk persegi panjang berwarna hitam bertuliskan “ Boss jeans wear PRIVILAGE” berwarna putih dan merah dengan ukuran sembilan kali dua sentimeter. Pada sisi dalam depan kiri terdapat label berwarna putih bertuliskan “Boss jeans wear” dengan ukuran 32. pada sisi dalam bagian atas sebelah belakang terdapat bercak-bercak darah berwarna gelap. ----------------------------------------

d. Celana dalam, berbahan katun, berwarna abu-abu, pada bagian depan luar terdapat merk berwarna hitam berbentuk persegi panjang dengan ukuran empat kali dua sentimeter dengan tulisan “Scorlines london” dengan ukuran M. ----------------------------------

e. Sepasang kaos kaki berbahan katun berwarna hitam dengan motif garis-garis sejajar berwarna hitam dengan panjam tiga puluh sentimeter, diameter lubang tiga belas sentimeter ---------------------

f. Sepasang sepatu berwarna hitam berbahan sintetik pada bagian atas terdapat tali yang berwarna hitam. Pada bagian sisi luar terdapat tulisan “PRECISE” abu-abu tua. Di bagian dalam terdapat label merk berwarna putih berukuran tiga kali dua sentimeter dengan tulisan PRECISE OZONE ukuran 8.----------------------------------

g. Sebuah ikat pinggang berbahan kulit berwarna hitam dengan ukuran seratus sepuluh kali tiga koma lima sentimeter pada salah satu sisi terdapat kepala ikat pinggang berbahan logam berbentuk persegi panjang berukuran 6x4cm dengan tulisan LEVIS.----------

h. Sepasang sarung tangan berwarna hitam berbahan ssintetik, pada sisi belakang terdapat tulisan “New Maestro” berwarna putih. ------

5. Benda disamping mayat : a. Satu buah telepon genggam berwarna hitam berbentuk persegi

panjang dengan ukuran sembilan kali empat sentimeter. Dengan list warna perak mengelilingi sisi depan. Pada bagian belakang terdapat chasing berwarna hitam yang bila dibuka ditemukan tulisan “SAMSUNG” berwarna putih pada sisi belakang atas telepon terdapat kamera diameter satu sentimeter dan tercolok sebuah kabel earphone berwarna hitam dengan panjang sembilan puluh sentimeter. -------------------------------------------------------

6. Kaku mayat tidak ada -----------------------------------------------------------7. Lebam mayat punggung, berwarna merah kebiruan, hilang dengan

penekanan -----------------------------------------------------------------------8. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia/Mongoloid, berumur

dua puluh sampai dua puluh lima tahun, sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus lima puluh tiga sentimeter. Berat badan sekitar lima puluh lima hingga enam puluh kilogram --------------------------------------------------

9. Identitas khusus.----------------------------------------------------------------------A. Pada dagu kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan depan, satu

koma lima sentimeter dibawah sudut bibir terdapat tahi lalat berbentuk

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 8: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

tidak beraturan, berwarna hitam, tidak berambut, ukuran satu koma lima kali satu sentimeter ------------------------------------------------------

10. Rambut kepala berwarna hitam, lurus, lebat, panjang dua sentimeter.-------Alis mata berwarna hitam, tumbuh lurus, lebat, satu sentimeter.-----------Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, lebat, panjang nol koma tujuh sentimeter.-------------------------------------------------------------------------Kumis tercukur.------------------------------------------------------------------Jenggot tercukur.----------------------------------------------------------------

11. Mata kanan tebuka, delapan milimeter, selaput bening jernih, teleng mata hitam bulat dengan diameter lima milimeter. Tirai mata berwarna coklat. Selaput bola mata berwarna pucat terdapat darah. Selaput kelopak mata berwarna pucat.-----------------------------------------------------------------Mata kiri terbuka, lima milimeter, selaput bening mata jernih, teleng mata hitam bulat dengan diameter lima milimeter. Tirai mata berwarna coklat. Selaput bola mata berwarna pucat. Selaput kelopak mata berwarna pucat.--

12. Hidung simetris mancung-----------------------------------------------------------Telinga simetris dan cuping telinga menggantung------------------------------Mulut terbuka sepuluh milimeter. Lidah tidak terjulur-------------------------

13. Gigi-geligi sejumlah dua puluh tujuh.-----------------------------------------

Ø 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 Ø Ø Ø 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 Ø

Keterangan : Ø tidak ada14. Dari lubang mulut tidak keluar cairan -------------------------------------------

Dari lubang hidung keluar cairan berwarna merah, kental---------------------Dari lubang telinga kanan dan kiri keluar cairan keluar cairan berwarna merah, kental -------------------------------------------------------------------Dari lubang kemaluan keluar cairan berwarna bening--------------------------Dari lubang pelepasan tidak keluar cairan----------------------------------------

15. Luka-luka:-----------------------------------------------------------------------------1. Pada dahi kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, empat

koma lima sentimeter diatas sudut kanan alis mata terdapat luka terbuka tepi tidak rata berbentuk lonjong, sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar tulang tengkorak yang patah tidak rata, bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang tiga sentimeter. ------------------------------------------------------------------

2. Pada dahi kanan dua koma lima dari garis pertengahan depan, tiga sentimeter diatas alismata terdapat luka terbuka tepi tidak rata, sudut tumpul-tumpul berbentuk lonjong dasar tulang tengkorak yang patah tidak rata bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang dua sentimeter. -----------------------------------------------------------------------

3. Pada kepala bagian kanan tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, delapan sentimeter diatas lubang telinga terdapat luka terbuka tepi tidak rata berbentuk lonjong dengan sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar tulang tengkorak yang patah tidak rata bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang dua koma lima sentimeter. ------------------------------------------------------------------

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 9: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

4. Pada kepala bagian kanan empat belas sentimeter dari garis pertengahan depan, enam sentimeter diatas lubang telinga terdapat luka terbuka dangkal tepi tidak rata bentuk tidak beraturan, sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar jaringan kulit, ukuran nol koma empat kali nol koma dua sentimeter. Dikelilingi luka lecet bentuk tidak beraturan warna kemerahan ukuran tujuh koma lima kali nol koma enam sentimeter.-------------------------------------------------

5. Pada pelipis kanan enam sentimeter dari garis pertengahan depan, sejajar sudut mata luar terdapat luka terbuka tepi tidak rata berbentuk lonjong sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar jaringan bawah kulit bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang dua koma lima sentimeter.--------------------------------------------------

6. Pada dahi kanan satu koma lima sentimeter dari garis pertengahan depan, satu koma lima sentimeter diatas sudut mata pada daerah seluas tujuh kali tujuh sentimeter terdapat beberapa luka lecet bentuk tidak beraturan dengan ukuran terbesar empat kali tiga sentimeter dan ukuran terkecil nol koma empat kali nol koma tujuh sentimeter. -------

7. Pada pipi kanan lima sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter dibawah alis mata pada daerah seluas empat kali enam sentimeter terdapat beberapa luka lecet bentuk tidak beraturan, batas tegas berwarna merah keunguan dengan ukuran terbesar lima kali tiga sentimeter dan ukuran terkecil satu kali nol koma enam sentimeter. Pada tengah luka lecet terbesar terdapat luka terbuka dangkal tepi tidak rata berbentuk tidak beraturan sudut tumpul-tumpul dasar jaringan bawah kulit, terdapat jembatan jaringan ukuran satu kali nol koma lima sentimeter.-------------------------------------------------------------------

8. Pada leher kanan depan lima sentimeter dari garis pertengahan depan, sejajar rawan gondok pada daerah seluas delapan kali tiga sentimeter terdapat beberapa luka memar bentuk tidak beraturan berwarna merah keunguan dengan ukuran terbesar empat kali satu koma lima sentimeter dan ukuran terkecil satu kali satu sentimeter. –---------------

9. Pada dada kanan atas sembilan sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter diatas puting susu pada daerah seluas dua puluh dua kali sembilan belas terdapat beberapa luka lecet bentuk tidak beraturan berwarna merah keunguan dengan ukuran terbesar empat kali tiga sentimeter, ukuran terkecil satu kali satu sentimeter . -----------

10. Pada dada kanan atas dua puluh sentimeter dari garis pertengahan depan, lima sentimeter dibawah lipat ketiak terdapat luka memar bentuk tidak beraturan batas tidak tegas warna keunguan berukuran enam belas kali lima belas sentimeter. ---------------------------------------

11. Pada perut kanan bawah sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, sejajar taju usus depan terdapat luka lecet berbentuk tidak beraturan berwarna merah kehitaman dengan ukuran tiga kali satu sentimeter. Dikelilingi luka memar bentuk tidak beraturan batas tidak tegas berwarna keunguan dengan ukuran empat kali empat sentimeter. ------------------------------------------------------------------------------

12. Pada lengan kanan atas sisi depan pada daerah seluas lima belas kali empat sentimeter terdapat beberapa luka lecet berwarna kemerahan

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 10: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

bentuk tidak beraturan dengan ukuran terbesar lima kali tiga sentimeter, ukuran terkecil satu kali nol koma lima sentimeter. ---------

13. Pada telapak tangan kanan tepat pada pergelangan tangan kanan terdapat luka memar bentuk tidak beraturan berbatas tegas berwarna biru kemerahan berukuran tujuh kali empat sentimeter. -------------------

14. Pada telapak tangan kiri dua sentimeter dibawah pergelangan tangan kiri terdapat luka memaw berbentuk tidak beraturan berwarna kebiruan berbatas tidak tegas berukuran lima kali tiga sentimeter. ----------------

16. Patah tulang :-------------------------------------------------------------------------1. Teraba patah tulang pada kepala bagian depan dan belakang. ------------2. Teraba patah tulang pada lengan kanan bawah. ----------------------------

17. Lain- lain : golongan darah O. ------------------------------------------------

KESIMPULAN :• Pada pemeriksaan mayat laki – laki, usia dua puluh sampai dua puluh lima

tahun, golongan darah O, pada pemeriksaan luar didapatkan luka terbuka pada daerah muka dan kepala kanan, luka memar pada dada dan tangan, luka lecet pada wajah dan dada. Terdapat patah tulang kepala dan lengan kanan. Perlukaan tersebut disebabkan oleh kekerasan tumpul. Perkiraan waktu kematian dua belas jam sebelum waktu pemeriksaan. Sebab kematian belum dapat dipastikan karena tidak dilakukan pemeriksaan bedah mayat. --------------------------------------------------------------------

Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya sebaik-baiknya mengingat sumpah jabatan sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Dokter tersebut di atas,

Puspita Dewi Kusuma, S.Ked

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 11: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

TINJAUAN PUSTAKA

I. TANATOLOGI

Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari cara kematian korban dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Ada 3 manfaat tanatologi, yaitu :

1) Menetapkan hidup atau matinya korban.

2) Memperkirakan lama kematian korban.

3) Menentukan wajar atau tidak wajarnya kematian korban.

Ada 3 sistem yang berperan dalam siklus oksigen dan membantu kita

mendeteksi hidup matinya seseorang, yaitu :

1) Sistem saraf, terutama medulla oblongata sebagai pusat vital.

2) Sistem kardiovaskuler, yaitu jantung sebagai pemompa darah dan denyut

nadi sebagai transpor oksigen.

3) Sistem pernapasan (respiratorius sistem), terutama paru-paru sebagai

tempat pertukaran oksigen (oxygen exchange).

Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu:

Mati somatis terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang

kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular, dan sistem

pernapasan, yang menetap (ireversibel).

Mati suri (suspended animation, apparent death) adalah terhentinya

ketiga sistem kehidupan diatas yang ditentukan dengan alat kedokteran

sederhana. Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan

bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi.

Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul

beberapa saat setelah kematian somatis. Daya tahan hidup masing-masing

organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga terjadinya kematian seluler

pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan.

Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel

kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 12: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan

alat.

Mati otak adalah bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal

intrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan

diketahuinya mati otak maka dapat dikatakan seseorang secara

keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat

dihentikan.

A. Tanda kematian tidak pasti

1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi,

palpasi, auskultasi).

2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak

teraba.

3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya,

karena mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak

kebiruan.

4. Tonus otot menghilang dan relaksasi.

5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit

setelah kematian. Segmen-segmen tersebut bergerak ke arah tepi

retina dan kemudian menetap.

6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit

yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air.

B. Tanda pasti kematian

1. Lebam mayat (Livor mortis)

Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat

terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi), mengisi vena dan

venula, membentuk bercak warna merah ungu (livide) pada bagian

terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.

Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang

berasal dari endotel pembuluh darah. Lebam mayat biasanya mulai

tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya bertambah

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 13: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.Sebelum waktu

ini, lebam mayat masih hilang pada penekanan dan dapat berpindah

jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan

sempurna apabila penekanan atau perubahan posisi tubuh dilakukan

pada 6 jam pertama setelah mati klinis. Tetapi, walaupun setelah 24

jam, darah masih tetap cukup cair sehingga sejumlah darah masih

dapat mengalir dan membentuk lebam mayat di tempat terendah

yang baru. Kadang-kadang dijumpai bercak perdarahan berwarna

biru kehitaman akibat pecahnya pembuluh darah. Menetapnya lebam

mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah

cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi.Selain itu kekakuan otot-

otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut.

Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian;

memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam berwarna merah

terang pada keracunan CO atau CN. Keracunan sianida memiliki ciri

khas tertentu, yaitu warna lebam mayat merah kebiruan yang

disebabkan terjadi bendungan dan sianosis. Lebam mayat yang

berwarna merah kecoklatan pada methemoglobinemia dan warna

kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal. Kematian

yang disebabkan sepsis dimana Clostridium perfrigens sebagai agen

infeksi, bercak berwarna pucat keabuan terkadang dapat terlihat pada

kulit, walaupun hal ini tidak timbul pada lebam. Selain lebam mayat

dapat digunakan untuk mengetahui perubahan posisi mayat yang

dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang menetap, dan

memperkirakan saat kematian.

Apabila pada mayat terlentang yang telah timbul lebam mayat

belum menetap dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup, maka

setelah beberapa saat akan terbentuk lebam mayat baru di daerah

dada dan perut.

Lebam mayat yang belum menetap atau masih hilang pada

penekanan menunjukkan saat kematian kurang dari 8-12 jam

sebelum saat pemeriksaan.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 14: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam

pembuluh darah, maka keadaan ini digunakan untuk

membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi).

Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram

dengan air, maka warna merah darah akan hilang atau pudar pada

lebam mayat, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang.

2. Kaku mayat (rigor mortis)

Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena

metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan

cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. Energi ini

digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih

terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila

cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk

lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.

Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku

mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari

bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal). Teori

lama menyebutkan bahwa kaku mayat ini menjalar kraniokaudal.

Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap,

dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam

urutan yang sama. Kaku mayat umumnya tidak disertai pemendekan

serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada

dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi

pemendekan otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku

mayat adalah:

a. Pada orang kurus dan bayi, kaku mayat lebih cepat timbul dan

cepat pula menghilang.

b. Suhu tubuh dan suhu lingkungan yang meningkat mempercepat

timbulnya kaku mayat.

c. Pada orang dengan gizi buruk, kaku mayat cepat terjadi.

d. Adanya aktivitas fisik sebelum mati mempercepat timbulnya

kaku mayat.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 15: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Kaku mayat dipergunakan untuk menunjukkan tanda pasti kematian

dan memperkirakan saat kematian. Terdapat kekakuan pada mayat

yang menyerupai kaku mayat :

Cadaveric spasm (instantaneuous rigor), adalah bentuk

kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap.

Cadaveric spasm sesungguhnya merupakan kaku mayat yang

timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh

relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan

glikogen “dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis

karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum

meninggal. Cadaveric spasm ini jarang dijumpai, tetapi sering

terjadi dalam masa perang. Kepentingan medikolegalnya adalah

menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Misalnya, tangan

yang menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasus

tenggelam, tangan yang menggenggam senjata pada kasus

bunuh diri.

Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein

otot oleh panas. Otot-otot berwarna merah muda, kaku, tetapi

rapuh (mudah robek). Keadaan ini dapat dijumpai pada korban

mati terbakar. Pada heat stiffening serabut-serabut ototnya

memendek sehingga menimbulkan fleksi leher, siku, paha, dan

lutut, membentuk sikap petinju (pugilistic attitude). Perubahan

sikap ini tidak memberikan arti tertentu bagi sikap semasa

hidup, intravitalitas, penyebab atau cara kematian.

Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin,

sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi,

pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot, sehingga bila

sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga

sendi.

3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)

Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari

suatu benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi,

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 16: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

konduksi, evaporasi, dan konveksi. Kecepatan penurunan suhu

dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban udara, bentuk

tubuh, posisi tubuh, dan pakaian. Selain itu suhu saat mati perlu

diketahui untuk perhitungan perkiraan saat kematian. Penurunan

suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu keliling yang rendah,

lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,

posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada

umumnya orang tua serta anak kecil.

4. Pembusukan (decomposition, putrefaction)

Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat

autolisis dan kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan

jaringan yang terjadi dalam keadaan steril. Autolisis timbul akibat

kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya

dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.

Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam

tubuh segera masuk ke jaringan. Darah merupakan media terbaik

bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh. Sebagian besar bakteri

berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii.

Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2S dan

HCN, serta asam amino dan asam lemak.

Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa

warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang

isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat

dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya

sulfmethemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan

menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busuk pun mulai

tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar

dan berwarna hijau kehitaman. Selanjutnya kulit ari akan terkelupas

atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk.

Pembentukan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung

dan usus, akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan

kemerahan dari mulut dan hidung. Gas yang terdapat di dalam

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 17: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan terabanya derik

(krepitasi). Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh yang

menyeluruh, tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan

jaringan longgar, seperti skrotum dan payudara. Tubuh berada dalam

sikap seperti petinju (pugilistic attittude), yaitu kedua lengan dan

tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat terkumpulnya gas

pembusukan di dalam rongga sendi.

Selanjutnya rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah

terlepas, wajah menggembung dan berwarna ungu kehijauan,

kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah

membengkak, dan sering terjulur diantara gigi. Keadaan seperti ini

sangat berbeda dengan wajah asli korban, sehingga tidak dapat lagi

dikenali oleh keluarga.

Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas

pembusukan nyata, yaitu kira-kira 36–48 jam pasca mati. Kumpulan

telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pasca mati, di alis

mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantara bibir. Telur lalat

tersebut kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam.

Dengan identifikasi spesies lalat dan mengukur panjang larva, maka

dapat diketahui usia larva tersebut, yang dapat dipergunakan untuk

memperkirakan saat mati, dengan asumsi bahwa lalat biasa

secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal.

Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan

kecepatan yang berbeda. Perubahan warna terjadi pada lambung

terutama di daerah fundus, usus menjadi ungu kecoklatan. Mukosa

saluran napas menjadi kemerahan, endokardium dan intima

pembuluh darah juga kemerahan akibat hemolisis darah. Difusi

empedu dari kandung empedu mengakibatkan warna coklat

kehijauan di jaringan sekitarnya. Otak melunak, hati menjadi

berongga seperti spons, limpa melunak dan mudah robek. Kemudian

alat dalam akan mengerut. Prostat dan uterus non gravid merupakan

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 18: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

organ padat yang paling lama bertahan terhadap perubahan

pembusukan.

Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling optimal

(26,5 oC – suhu normal tubuh), kelembaban dan udara yang cukup,

banyak bateri pembusuk, tubuh gemuk atau menderita penyakit

infeksi dan sepsis. Media tempat mayat terdapat juga berperan.

Mayat yang terdapat di udara akan lebih cepat membusuk

dibandingkan dengan yang terdapat dalam air atau dalam tanah.

Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang berada dalam

tanah : air : udara adalah 8 : 2 : 1. Bayi baru lahir umumnya lebih

lambat membusuk karena hanya memiliki sedikit bakteri dalam

tubuhnya dan hilangnya panas tubuh yang cepat pada bayi akan

menghambat pertumbuhan bakteri.

5. Adiposera (lilin mayat)

Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,

lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan

lunak tubuh pasca mati. Dulu disebut sebagai saponifikasi, tetapi

istilah adiposera lebih disukai karena menunjukkan sifat-sifat

diantara lemak dan lilin.

Adiposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh

yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi

sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur

dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang

termumifikasi (Mant dan Furbank, 1957) dan kristal-kristal sferis

dengan gambaran radial (Evans, 1962). Adiposera terapung di air,

bila dipanaskan mencair dan terbakar dengan nyala kuning, larut di

dalam alkohol panas dan eter.

Adiposera dapat terbentuk di sembarang lemak tubuh, bahkan

di dalam hati, tetapi lemak superfisil yang pertama kali terkena.

Biasanya perubahan terbentuk bercak, dapat terlihat di pipi,

payudara atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas. Jarang seluruh

lemak tubuh berubah menjadi adiposera.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 19: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh

dapat bertahan hingga bertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat

dan perkiraan sebab kematian masih dimungkinkan.

Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera

adalah kelembaban dan lemak tubuh yang cukup, sedangkan yang

menghambat adalah air yang mengalir yang membuang elektrolit.

Udara yang dingin menghambat pembentukan, sedangkan suhu yang

hangat akan mempercepat. Invasi bakteri endogen ke dalam jaringan

pasca mati juga akan mempercepat pembentukannya.

Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena

derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah. Lemak segar

hanya mengandung kira-kira 0,5 % asam lemak, tetapi dalam waktu

4 minggu pasca mati dapat naik menjadi 20 % dan setelah 12

minggu menjadi 70 % atau lebih. Pada saat ini adiposera menjadi

jelas secara makroskopik sebagai bahan berwarna putih kelabu yang

menggantikan atau menginfiltrasi bagian-bagian lunak tubuh. Pada

stadium awal pembentukannya sebelum makroskopik jelas,

adiposera paling baik dideteksi dengan analisis asam palmitat.

6. Mummifikasi

Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan

yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang

selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah

menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan tidak

membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan

yang kering.Mummifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban

rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi, dan waktu

yang lama (12 – 14 minggu).Mummifikasi jarang dijumpai pada

cuaca yang normal.

C. Perkiraan saat kematian

Selain perubahan pada mayat tersebut di atas, beberapa perubahan lain

dapat digunakan untuk memperkirakan saat mati.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 20: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

1. Perubahan pada mata. Bila mata terbuka pada atmosfer yang kering,

sklera di kiri-kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam

beberapa jam berbentuk segitiga dengan dasar di tepi kornea (traches

noires sclerotiques). Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis.

Kekeruhan yang terjadi pada lapis terluar dapat dihilangkan dengan

meneteskan air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih

dalam tidak dapat dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan yang

menetap ini terjadi sejak kira-kira 6 jam pasca mati. Baik dalam

keadaan mata tertutup maupun terbuka, kornea menjadi keruh kira-

kira 10 – 12 jam pasca mati dan dalam beberapa jam saja fundus

tidak tampak jelas.

Setelah kematian tekanan bola mata menurun, memungkinkan

distorsi pupil pada penekanan bola mata. Tidak ada hubungan antara

diameter pupil dengan lamanya mati. Perubahan pada retina dapat

menunjukkan saat kematian hingga 15 jam pasca mati. Hingga 30

menit pasca mati tampak kekeruhan makula dan mulai memucatnya

diskus optikus. Kemudian hingga 1 jam pasca mati, makula lebih

pucat dan tepinya tidak tajam lagi. Selama 2 jam pertama pasca mati,

retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadi kuning. Warna kuning

juga tampak disekitar makula yang menjadi lebih gelap. Pada saat itu

pola vaskular koroid yang tampak sebagai bercak-bercak dengan

latar belakang merah dengan pola segmentasi yang jelas, tetapi pada

kira-kira 3 jam pasca mati menjadi kabur dan setelah 5 jam menjadi

homogen dan lebih pucat. Pada kira-kira 6 jam pasca mati, batas

diskus kabur dan hanya pembuluh-pembuluh besar yang mengalami

segmentasi yang dapat dilihat dengan latar belakang kuning kelabu.

Dalam waktu 7 – 10 jam pasca mati akan mencapai tepi retina dan

batas diskus akan sangat kabur. Pada 12 jam pasca mati diskus hanya

dapat dikenali dengan adanya konvergensi beberapa segmen

pembuluh darah yang tersisa. Pada 15 jam pasca mati tidak

ditemukan lagi gambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya

makula saja yang tampak berwarna coklat gelap.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 21: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

2. Perubahan dalam lambung. Kecepatan pengosongan lambung sangat

bervariasi, sehingga tidak dapat digunakan untuk memberikan

petunjuk pasti waktu antara makan terakhir dan saat mati. Namun

keadaan lambung dan isinya mungkin membantu dalam membuat

keputusan. Ditemukannya makanan tertentu dalam isi lambung dapat

digunakan untuk menyimpulkan bahwa korban sebelum meninggal

telah makan makanan tersebut.

3. Perubahan rambut. Dengan mengingat bahwa kecepatan tumbuh

rambut rata-rata 0,4 mm/hari, panjang rambut kumis dan jenggot

dapat dipergunakan untuk memperkirakan saat kematian. Cara ini

hanya dapat digunakan bagi pria yang mempunyai kebiasaan

mencukur kumis atau jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia

mencukur.

4. Pertumbuhan kuku. Sejalan dengan hal rambut tersebut di atas,

pertumbuhan kuku yang diperkirakan sekitar 0,1 mm per hari dapat

digunakan untuk memperkirakan saat kematian bila dapat diketahui

saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku.

5. Perubahan dalam cairan serebrospinal. Kadar nitrogen asam amino

kurang dari 14 mg% menunjukkan kematian belum lewat 10 jam,

kadar nitrogen non-protein kurang dari 80 mg% menunjukkan

kematian belum 24 jam, kadar kreatin kurang dari 5 mg% dan 10 mg

% masing-masing menunjukkan kematian belum mencapai 10 jam

dan 30 jam.

6. Dalam cairan vitreus terjadi peningkatan kadar kalium yang cukup

akurat untuk memperkirakan saat kematian antara 24 – 100 jam

pasca mati.

7. Kadar semua komponen darah berubah setelah kematian, sehingga

analisis darah pasca mati tidak memberikan gambaran konsentrasi

zat-zat tersebut semasa hidupnya. Perubahan tersebut diakibatkan

oleh aktivitas enzim dan bakteri, serta gangguan permeabilitas dari

sel yang telah mati. Selain itu gangguan fungsi tubuh selama proses

kematian dapat menimbulkan perubahan dalam darah bahkan

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 22: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

sebelum kematian itu terjadi. Hingga saat ini belum ditemukan

perubahan dalam darah yang dapat digunakan untuk memperkirakan

saat mati dengan lebih tepat.

8. Reaksi supravital, yaitu reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis

yang masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang

hidup. Beberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat yang masih

segar, misalnya rangsang listrik masih dapat menimbulkan kontraksi

otot mayat hingga 90 – 120 menit pasca mati dan mengakibatkan

sekresi kelenjar keringat sampai 60 – 90 menit pasca mati,

sedangkan trauma masih dapat menimbulkan perdarahan bawah kulit

sampai 1 jam pasca mati.

II. PERLUKAAN AKIBAT KEKERASAN TUMPUL

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas

kekerasan yang bersifat mekanik, fisika dan kimia. Kekerasan akibat benda

tumpul berdasarkan sifatnya termasuk kedalam kekerasan yang bersifat

mekanik. Luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul dapat berupa luka

memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka terbuka

atau luka robek (vulnus laseratum).

a. Luka Memar

Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah

dalam jaringan bawah kulit (kutis) karena pecahnya pembuluh darah

kapiler dan vena akibat kekerasan benda tumpul sewaktu seseorang

masih hidup. Apabila kekerasan benda tumpul terjadi pada jaringan ikat

longgar, seperti pada daerah leher, daerah mata atau pada orang yang

sudah lanjut usia, maka luka memar yang terjadi kadang seringkali tidak

sebanding dengan kekerasan yang terjadi, dalam arti seringkali lebih

luas; adanya jaringan ikat longgar tersebut memungkinkan berpindahnya

memar ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi.

Luka memar kadang kala memberi petunjuk tentang bentuk benda

penyebabnya. Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan

informasi mengenai bentuk dari benda tumpul ialah apa yang dikenal

dengan istilah ”perdarahan tepi” (marginal haemorrhages).

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 23: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Letak, bentuk, dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan

jenis jaringan, usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan

pembuluh darah dan penyakit.

Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan

warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah kemudian berubah

menjadi ungu atau hitam, setelah empat sampai lima hari akan berwarna

hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam waktu tujuh

sampai sepuluh hari, dan akhirnya menghilang dalam empat belas

sampai lima belas hari. Perubahan warna tersebut berlangsung mulai

dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai

faktor yang mempengaruhinya.

b. Luka Lecet

Luka lecet adalah luka yang superfisial, luka ini terjadi akibat cedera

pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki

permukaan kasar atau runcing. Luka lecet memiliki ciri-ciri bentuk luka

tidak teratur, tepi luka tidak rata, kadang-kadang ditemui sedikit

perdarahan, permukaan tertutup oleh krusta, warna kecoklatan merah,

pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang

masih ditutupi oleh epitel dan reaksi jaringan (inflamasi).

Luka Lecet

Sesuai mekanisme terjadinya, luka lecet dibedakan dalam 3 jenis:

Luka lecet gores (scratch)

Luka ini terjadi akibat oleh benda runcing yang menggeser lapisan

permukaan kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua ujungnya

dapat ditentukan arah kekerasan datang.

Luka lecet serut (graze) / geser (friction abrasion)

Luka lecet serut merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah

persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan

ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel. Sedangkan luka lecet

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 24: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

geser merupakan luka lecet yang disebabkan karena tekanan linear pada

kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat

serta pada korban pecut.

Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)

Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak

lurus terhadap permukaan kulit. Karena kulit adalah jaringan yang

lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk

permukaan benda tumpul tersebut, namun terkadang dapat sama dengan

bentuk permukaan benda tumpul tersebut. Kulit pada luka lecet tekan

tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna yang lebih gelap

dari sekitarnya. Penyembuhan pada luka lecet (abrasi) terdiri dari empat

tahap, yaitu:

1) pembentukkan scab,

2) regenerasi epitel dan penutupan luka,

3) granulasi subepitelial dan hiperplasia epitel,

4) regresi epitel dan jaringan granulasi.

c. Luka Terbuka atau Luka Robek

Luka terbuka adalah luka yang disebabkan karena adanya

persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu

merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan dibawahnya. Ciri-ciri dari

luka terbuka adalah bentuk luka tidak beraturan, tepi atau dinding

luka tidak rata, tebing luka tidak rata, bila ditautkan tidak merapat

karena terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan

kedua tepi luka, akar rambut tampak hancur atau tercabut, disekitar

luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 25: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

PEMBAHASAN

Pada hari Rabu tanggal 25 April 2012 pukul 11.00 WIB telah diterima

mayat seorang laki-laki dengan pembungkus mayat berupa kantong mayat

dengan surat permintaan pemeriksaan mayat tersebut dari Kepolisian Negara

Republik Indonesia Resor Depok Sektor Pancoran Mas dengan Nomor Polisi

B/31/VER/IV/2012/Sek.Panc Mas di bagian Forensik Rumah Sakit Pusat

Kepolisian R.S. Sukanto. Jenazah tersebut ditemukan oleh polisi pada Rabu, 25

April 2012 pukul 06.30 WIB di RT 01/011 Kel. Depok Kec. Pancoran Mas Kota

Depok dalam keadaan meninggal dunia diduga akibat terjatuh dari kereta api.

Dengan adanya SPV berarti syarat untuk pembuatan VER telah terpenuhi sesuai

dengan pasal 133 KUHAP dan mewajibkan dokter untuk memberikan bantuan

kepada pihak penyidik sesuai pasal 179 ayat 1 KUHAP

Pada mayat dilakukan pemeriksaan luar jenazah berdasarkan SPV.

Identitas korban sudah terlampir pada SPV. Berdasarkan pemeriksaan luar

didapatkan adanya luka terbuka di bagian kepala, luka lecet pada bagian wajah,

anggota gerak, dan punggung, serta luka memar pada daerah wajah dan perut.

Ditemukan patah tulang pada daerah kepala, iga, dan kaki. Perlukaan tersebut

disebabkan oleh kekerasan tumpul. Sebab dan mekanisme kematian belum dapat

ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam. Perkiraan waktu

kematian…

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 26: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

1) Ilmu kedokteran Forensik, Edisi Pertama.1997.Bagian Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2) Budiyanto, Arif. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian

Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

3) Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa

Aksara, 1997; p.131-168.

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 27: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

LAMPIRAN

Surat Permintaan Visum:

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 28: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Foto-foto:

Pakaian mayat

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 29: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Luka-luka

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 30: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012

Page 31: case mati KLL.doc

Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012