Hak Memilih Mati

21
ASSALAMUALAIKUM WARROHMATULLOHIWABAROKATUH

description

hak memilih mati

Transcript of Hak Memilih Mati

Page 1: Hak Memilih Mati

ASSALAMUALAIKUM WARROHMATULLOHIWABAROKATUH

Page 2: Hak Memilih Mati

Kelompok :4

Heru badrussalam Irsal fauzan muhsin

Indri dwi nurul Putri intan permatasari

Yoga aditya

Page 3: Hak Memilih Mati

Sejak lahir, manusia telah mempunyai hak asasi yang harus dijunjung tinggi dan diakui semua orang. Hak ini lebih penting dari hak seorang penguasa atau raja. Hak asasi berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, diberikan kepada manusia. Akan tetapi, hak asasi sering kali dilanggar manusia untuk mempertahankan hak pribadinya. Sebanarnya apa sih hak asasi manusia (HAM) itu? Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan membahas tuntas mengenai Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM). Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Hak Asasi Manusia (HAM) mucul dari keyakinan manusia itu sendiri bahwasanya semua manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan adalah sama dan sederajat. Manusia dilahirkan bebas dan memiliki martabat serta hak-hak yang sama. Atas dasar itulah manusia harus diperlakukan secara sama adil dan beradab. HAM bersifat universal, artinya berlaku untuk semua manusia tanpa mebeda-bedakannya berdasarkan atas ras, agama, suku dan bangsa (etnis).

Page 4: Hak Memilih Mati

Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. Adapun beberapa definisi Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:

1. UU No. 39 Tahun 1999Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

2. David Beetham dan Kevin BoyleMenurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia. 

Page 5: Hak Memilih Mati

Menurut Robert (1995) beberapa hak pasien yang penting adalah:

a. Hak memberikan persetujuan (consent)

b. Hak untuk memilih matic. Hak perlindungan bagi orang yang

tidak berdaya. d. Hak pasien dalam penelitian

Page 6: Hak Memilih Mati

Problematika

Hak untuk memilih matiKeputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis yang dibuat oleh dokter, salah satu kriteria adalah mati otak atau brain death. Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang dengan hak untuk mempertahankan hidup.

Permasalahan muncul ketika pasien dalam keadaan kritis dan tak mampu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya, misal dalam keadaan koma. Dalam keadaan ini pasien hanya mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan peralatan mekanik.

Page 7: Hak Memilih Mati

Lanj...

Merupakan hak bagi seseorang untuk mengakhiri hidupnya tetapi di sisi lain menjadi kewajiban bagi para medis untuk lebih mementingkan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan.

Page 8: Hak Memilih Mati

Dalam pasal 9, bab II Kode Etik Kedokteran Indonesia tentang kewajiban dokter kepada pasien, disebutkan bahwa seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Ini berarti bahwa menurut kode etik kedokteran, dokter tidak diperbolehkan mengakhiri hidup seorang yang sakit meskipun menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh lagi. Tetapi apabila pasien sudah dipastikan mengalami kematian batang otak atau kehilangan fungsi otaknya sama sekali, maka pasien tersebut secara keseluruhan telah mati walaupun jantungnya masih berdenyut. Penghentian tindakan terapeutik harus diputuskan oleh dokter yang berpengalaman

Page 9: Hak Memilih Mati

Hak untuk mati juga bertolak belakang denganUU N.o 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran pasal 53 ayat 2 bahwa :(2)Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;

Penjabaran ayat 2:Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.

Page 10: Hak Memilih Mati

Berbicara mengenai hak mati tidak lepas dari taisir al-maut atau eutanasia.

Eutanasia merupakan tindakan memudahkan kematian dengan sengaja tanpa merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan baik dengan cara positif atau negatif.

Page 11: Hak Memilih Mati

EUTHANASIA AKTIF

Euthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif oleh dokter untuk mengakhiri hidup seorang (pasien) yang dilakukan secara medis. Biasanya dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang bekerja cepat dan mematikan. Euthanasia aktif terbagi menjadi dua golongana.   Euthanasia aktif langsung, yaitu cara pengakhiran kehidupan

melalui tindakan medis yang diperhitungkan akan langsung mengakhiri hidup pasien. Misalnya dengan memberi tablet sianida atau suntikan zat yang segera mematikan

b.   Euthanasia aktif tidak langsung, yang menunjukkan bahwa tindakan medis yang dilakukan tidak akan langsung mengakhiri hidup pasien, tetapi diketahui bahwa risiko tindakan tersebut dapat mengakhiri hidup pasien. Misalnya, mencabut oksigen atau alat bantu kehidupan

Page 12: Hak Memilih Mati

EUTHANASIA PASIF

Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia, sehingga pasien diperkirakan akan meninggal setelah tindakan pertolongan dihentikan.

Page 13: Hak Memilih Mati

 EUTHANASIA VOLUNTER

Euthanasia jenis ini adalah Penghentian tindakan pengobatan atau mempercepat kematian atas permintaan sendiri.

Page 14: Hak Memilih Mati

Euthanasia involunter

Euthanasia involunter adalah jenis euthanasia yang dilakukan pada pasien dalam keadaan tidak sadar yang tidak mungkin untuk menyampaikan keinginannya. Dalam hal ini dianggap famili pasien yang bertanggung jawab atas penghentian bantuan pengobatan

Page 15: Hak Memilih Mati

Pasal-pasal yang berkenaan dengan Euthanasia

Pasal-pasal yang berkenaan dengan Euthanasia- Pasal 344 KUHP

barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Untuk euthanasia aktif maupun pasif tanpa permintaan, beberapa pasal dibawah ini perlu diketahui oleh dokter.- Pasal 338 KUHP

barang siapa dngan sengaja menhilangkan jiwa orang lain, dihukum karena makar mati, dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun.

- Pasal 340 KUHPBarang siapa yang dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, di hukum, karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau pejara selama-lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Page 16: Hak Memilih Mati

Pasal 359Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.

Selanjutnya juga dikemukakan sebuah ketentuan hukum yang mengingatkan kalangan kesehatan untuk berhati-hati menghadapi kasus euthanasia.- Pasal 345Barang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun penjara.

Berdasarkan penjelasan pandangan hukum terhadap tindakan euthanasia dalam skenario ini, maka dokter dan keluarga yang memberikan izin dalam pelaksanaan tindakan tersebut dapat dijeratkan dengan pasal 345 KUHP dengan acaman penjara selama-lamanya empat tahun penjara.

Page 17: Hak Memilih Mati

Sejarah pandadangan medis tentang eutanasia

Profesi tenaga medis sudah sejak lama menentang euthanasia sebab profesi kedokteran adalah untuk menyembuhkan dan bukan untuk mematikan. Profesi medis adalah untuk merawat kehidupan dan bukan untuk merusak kehidupan. Sumpah Hipokrates jelas-jelas menolaknya, “Saya tidak akan memberikan racun yang mematikan ataupun memberikan saran mengenai hal ini kepada mereka yang memintanya.” Sumpah ini kemudian menjadi dasar sumpah seluruh dokter di dunia, termasuk di Indonesia.

Page 18: Hak Memilih Mati

Euthanasia menurut Agama Islam.

Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu ar-rahma atau taysir al-maut Syariah Islam mengharamkan euthanasia aktif, karena termasuk dalam kategori pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‘amad) walaupun niatnya baik yaitu untuk meringankan penderitaan pasien. Hukumnya tetap haram, walaupun atas permintaan pasien sendiri atau keluarganya.

Hukum euthanasia pasif dalam arti menghentikan pengobatan pada pasien – setelah matinya atau rusaknya organ otak—hukumnya boleh (jaiz) dan tidak haram bagi dokter. Euthanasia dalam keadaan aktif maupun dalam keadaan pasif, menurut fatwa MUI, tidak diperkenankan karena berarti melakukan pembunuhan atau menghilangkan nyawa orang lain.

Page 19: Hak Memilih Mati

Tantangan hak pasien

Di sebagian negara melegalkan untuk memilih mati tapi dari sudut UU dan agama yang berlaku di indonesia merupakan hal yang tidak di perbolehkan.

Perawat harus meyakinkan baik pasien ataupun keluarga pasien bahwa kita harus berusaha untuk mengobati pasien semaksimal mungkin.

Paramedis harus bekerja seoptimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa pasien

Di sebagian kasus ada pasien yang lebih memilih untuk menghentikan pengobatan karena alasan biaya maupun alasan yang lainya yang berkaitan tentang pengobatan yang di jalani.

Adalagi pasien yang memilih menghentikan pengobatan karena beranggapan pengobatan yang di jalani sia sia tidak akan merubah keadaan.

Page 20: Hak Memilih Mati

KESIMPULAN

Menurut robert merupakan salah satu hak pasien untuk memilih mati,tetapi menurut UU yang berlaku di indonesia dan menurut agama islam memilih mati merupakan tindakan yang tidak di perbolehkan karena tindakan tersebut merupakan tindakan keputus asaan atas penyakit yang di derita.

Page 21: Hak Memilih Mati

Wassalamualaikum warahmatullahiwabarrokatuh