Post on 01-Dec-2015
1
BAB I
DASAR TEORI
Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m², rata-rata tebal
kulit 1-2 mm, paling tebal (6 mm) ada ditelapak tangan dan kaki paling tipis (0,5
mm) ada di penis. Kulit di bagian atas terdiri dari tiga lapisan pokok yaitu :
epidermis, dermis atau korium dan jaringan subkutan atau subkutis.
Kulit terbagi atas 3 (tiga) lapisan pokok yaitu :
a. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu : lapisan basal atau stratum
germinativum yang berfungsi membentuk lapisan disebelah atasnya,
lapisan malpighi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum
granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi
keras dan kering serta umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin)
dan lapisan tanduk atau stratum korneum.
b. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan diatas
jaringan subkutan. Penyusun utama dermis adalah jaringan penyokong
yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna
kuning. Serat kuning bersifat lentur/elastis sehingga kulit dapat
mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis
membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan
dengan pembuluh darah yang membawa makanan dan oksigen, selain itu
berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal rambut terdapat
otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut
mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat
timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian
dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
2
c. Jaringan Subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang
langsung dibawah dermis, yang berfungsi untuk penyeka panas, bantalan
terhadap trauma dan tempat penumpukan energi.
Selain sebagai indera peraba, kulit juga berfungsi sebagai indera perasa.
Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit. Fungsi
indera perasa yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan
menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat
mekanisme ini di integrasikan.
Golongan pertama adalah paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa
primitive atau rasa-rasa vital seperti rasa raba, tekan, sakit, dingin dan panas.
Saraf aferen dan rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron-unterneuron yang
bersinaps lagi dengan motorneuron-motorneuron dari medulla spinalis dan
sentrum atasan (thalamus dan korteks serebri) melalui traktus spino-talamikus.
Golongan kedua adalah gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-
rasa yang sangat dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan,
diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekerasan,
diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan
impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis kea rah
sensoris di dalam korteks serebri, setelah diintegrasikan seperlunya pada pusat-
pusat dibawahnya.
Selain itu, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor
untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk
tekanan, ujunganya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain :
1. Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
a. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu)
3
b. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan)
c. Kemoreseptor (peka terhadap kimiawi)
d. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik)
2. Berdasarkan sumber rangsangan :
a. Elektroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons
terhadap rangsangan eksterna atau luar.
b. Propioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan
terutama berhubungan dengan system musculoskeletal.
c. Interoreseptor, terletak pada visera atau alat dalam dan pembuluh
darah.
3. Berdasarkan morfologi
a. Badan terakhir yang bebas atau terbuka (tanpa kapsul) yang tak
berhubungan dengan tipe sel lainnya.
b. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsure
bukan saraf disamping saraf badan akhir saraf.
4
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 DATA PENGAMATAN
2.3.1. Paleo-sensibilitas
2.3.1.1 Rasa Panas dan Dingin
Nama orang coba : Anindya Roshida
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
A. Jari Tangan
Lokasi Uraian Rasa
Ka ( dingin ) Dingin, Kaku
Ki ( panas ) Panas, Sakit
Ka - Ki ( normal ) kanan terasa kaku dan tangan kiri terasa sakit
(cekit-cekit)
B. Punggung Tangan
Lokasi Uraian Rasa
Kondisi kering Biasa
Basahi alkohol Terasa sangat dingin
Olesi alkohol Terasa dingin
5
2.3.1.2 Reaksi – Reaksi di Kulit
Nama orang coba : Puspandaru Nur I.
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Telapak Tangan
Lengan Bawah
Kuduk
6
Pipi
No Perlakuan
Jumlah Reseptor Rasa-rasa
Kulit
Tel
apak
Tan
gan
Len
gan
Tan
gan
Kuduk
Pip
i 1. Nyeri 2 3 2 3
2. Tekan 2 3 3 3
3. Suhu dingin 4 4 4 2
4. Suhu panas 2 5 3 4
2.3.2. Neo-sensibilitas
2.3.2.1.Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan
Nama orang coba : Bimasakti Wahyu
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Lokasi Taruh Titik Tekan dan Tunjuk
I (mm) II (mm) III (mm) Rerata
Ujung Jari 5 4 2 3,67
7
Telapak
Tangan 4 6 5 5
Lengan
Bawah 4 14 10 9,33
Lengan Atas 15 8 19 14
Pipi 4 10 6 6,66
Kuduk 4 7 15 8,66
2.3.2.1 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan
Nama orang coba : Haris Mega Prasetyo
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No Perlakuan
Dari kecil ke besar Dari besar kek kecil
Jarak dua titik
Rerata
Jarak dua titik
Rerata (mm) (mm)
I II III I II III
1 Telapak
Tangan 4 10 10 8 6 10 6 8
2 Lengan
Bawah 14 20 16 16,67 8 16 24 19,3
3 Lengan Atas 10 8 10 9,33 6 10 10 8,67
4 Pipi 6 4 4 4,67 6 8 2 5,33
5 Kuduk 4 4 6 4,67 4 4 4 4
6 Bibir 4 4 2 3,33 2 2 2 2
7 Lidah 4 4 4 4 2 2 2 2,67
8 Depan Telinga 6 4 4 4,67 4 4 4 5,33
8
B. Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan
No Perlakuan
Dari kecil ke besar Dari besar kek kecil
Jarak dua titik
Rerata
Jarak dua titik
Rerata (mm) (mm)
I II III I II III
1 Telapak
Tangan 10 8 10 9,33 6 8 6 6,63
2 Lengan
Bawah 16 18 18 17,33 16 14 10 13,33
3 Lengan Atas 10 8 6 8 8 4 2 4,67
4 Pipi 6 4 2 4 4 4 4 4
5 Kuduk 6 4 4 4,67 4 4 6 4,67
6 Bibir 4 4 4 4 2 2 4 2,67
7 Lidah 2 2 2 2 2 4 4 3,33
8 Depan Telinga 6 8 6 6,63 6 4 2 4
2.3.3. Deskriminasi Kekuatan Rangsangan Hukum Weber-Fechner
Nama orang coba : Laura Willy
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. Beban Awal (g) Ulangan (mm) Rerata
I II III
1 Beban Awal 5 g + + + +
2 Beban Awal 10 g + + + +
3 Beban Awal 50 g + + - +
4 Beban Awal 100 g + - - -
5 Beban Awal 200 g + + + +
9
Hubungan antara Beban Awal terhadap Beban yang Dirasakan
Nilai Benar pada Diskriminasi Kekasaran, Ukuran dan Bentuk
Nama orang coba : Affian Hudatama Putra
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
2.3.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
No Kekasaran
Kertas
Gosok
Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
I II III I II III I II III I II III
1. 0 - - - - - - - - - - - - - - - -
2. 1 - - - - - - + - - - - - - - + -
3. 2 + + + + + - + + - - + + + + + +
4. 3 + + + + + + + + - + + + + + + +
140
120
100
80
60
40
20
0
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
10
2.3.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
No Kekasaran
Kertas
Gosok
Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
I II III I II III I II III I II III
1. Persegi + - + + - + - - - - - - - - - -
2. P. Panjang + + + + + + + + + - + + - + + +
3. Segitiga + + + + - + + + + + + + + + + +
4. Lingkaran + + + + + + + + + + - + + + + +
11
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap indera rasa kulit.
Pengamatan yang pertama adalah rasa panas dan dingin. Pada pengamatan
tersebut kita memasukkan jari telunjuk kanan ke dalam air es dan jari telunjuk kiri
ke dalam air hangat.Saat jari telunjuk dimasukkan timbul rasa-rasa seperti panas,
dingin, sakit, dsb. Pada air es, jari telunjuk terasa dingin serta kaku yang
disebabkan karena adanya pengurangan kalor pada jari telunjuk kanan sedangkan
pada air hangat, jari telunjuk semakin lama terasa semakin panas dan sakit yang
disebabkan karena adanya penambahan kalor pada jari telunjuk tersebut. Hal itu
menunjukkan bahwa dalam kulit terdapat berbagai macam reseptor sesuai dengan
fungsinya sebagai termoreseptor, untuk mendeteksi rasa panas disebut Ruffini dan
untuk mendeteksi rasa dingin disebut Krause. Adanya rasa kaku (tekanan) pada
jari telunjuk kanan menunjukkan adanya reseptor Paccini dan rasa sakit
menunjukkan adanya reseptor Free Nerve Ending.
Selain itu dilakukan juga pengamatan terhadap punggung tangan yang
diolesi atau dibasahi dengan alkohol lalu meniup punggung tangan tersebut.
Namun, sebelum diberi alkohol punggung tangan ditiup terlebih dahulu. Saat
tidak diberi alkohol punggung tangan terasa biasa. Lalu setelah diolesi alkohol
dan ditiup, punggung tangan terasa dingin bahkan terasa lebih dingin saat dibasahi
dengan alkohol. Setiap zat yang menguap membutuhkan energi untuk mengubah
wujudnya dari cair menjadi gas. Sebagai contoh, memanaskan air terus-menerus
akan mengubah wujud air dari cair menjadi gas. Panas dari api akan mengubah air
menjadi uap air. Hal tersebut berlaku juga terhadap alkohol. Sebagaimana
diketahui, titik uap alkohol sangat rendah yang artinya dibutuhkan hanya sedikit
panas untuk mengubah bentuk cair alkohol menjadi uap. Ketika alkohol
diteteskan di lengan, panas tubuh sudah cukup untuk mengubah wujudnya.
Dengan demikian panas dari tubuh mengalir ke alkohol. Sewaktu aliran panas dari
tubuh terjadi, di saat itulah kulit terasa dingin.
12
Pengamatan yang kedua adalah reaksi-reaksi yang timbul di kulit. Rasa
panas, dingin, raba, tekan, dan nyeri dihantarkan oleh serat-serat saraf yang
terpisah, yang menghubungkan titik-titik di kulit. Kepadatan titik-titik rasa
(reseptor) untuk rasa-rasa diatas, pada berbagai tempat dikulit tidak sama.
Percobaan ini dilakukan di telapak tangan, lengan bawah, kuduk, dan pipi.
Masing-masing tempat tersebut memiliki reseptor nyeri, tekan, suhu dingin,, dan
suhu panas namun letaknya berbeda-beda. Di bagian telapak tangan mayoritas
terdapat reseptor suhu dingin. Pada bagian lengan bawah banyak terdapat suhu
panas. Di bagian kuduk sama dengan dibagian telapak tangan yaitu reseptor suhu
dingin dan di bagian pipi banyak terdapat suhu panas.
Pengamatan yang ketiga adalah neosensibilitas lokalisasi rasa tekan. Pada
percobaan kali ini pertama-tama mata orang coba ditutup kemudian tekan ujung
jari dengan kuat menggunakan ujung pensil. Lalu orang coba menunjukkan
dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang tersebut. Dan dilakukan
pengukuran antara titik tunjuk dalam mm. Percobaan ini dilakukan di beberapa
daerah yaitu telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, dan kuduk. Reseptor taktil
(reseptor rasa tekan) adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap
perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan
menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat
saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan
informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki
kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Dikriminasi titik
adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua
ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam
kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi.
Pengamatan yang keempat adalah diskriminasi rasa tekan dua titik
simultan dan dua titik berurutan. Pada percobaan ini mata orang coba ditutup,
kemudian tekan kedua ujung jari dengan jangka secara serentak. Pertama-tama,
kita mengambil jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang coba belum dapat
membedakan dua titik, setelah itu kita memperbesar jarak ujung jangka setiap
2mm sampai dapat dibedakan dua titik oleh orang coba. Percobaan seperti diatas
13
dilakukan kembali namun bedanya ditekan pada kedua ujung jamgka secara
berturut-turut (successif). Dalam praktikum ini bagian yang terbesar ambang
diskriminasi rasa tekan yaitu pada lengan bawah dan yang terkecil adalah bibir.
Menurut toeri, yang terbesar harusnya adalah kuduk. Perbedaan hasil tersebut
disebabkan karena adanya ketidakakuratan dalam melakukan pengukuran dan
kesalahan dalam pengamat.
Selain itu, dilakukan pula pengamatan neosensibilitas diskriminasi
kekuatan rangsangan-Hukum Weber Fechner. Menurut Weber stimulus yang
berbeda yang perbedaan itu dapat diamati oleh individu atau subjek
disebut Dufference Limen (DL). Weber membuat formulasi yang
terkenal denganhokum weber yaitu:“Didalam memperbandingkan dua
objek, perbedaan itu dapat diamati bila ditambah stimulus telah mencapai
perbandingan yang tertentu terhadap standarnya”. A t a s d a s a r f o r m u l a s i
W e b e r d a n a t a s p r i n s i p y a n g d i k e m u k a k a n n y a m a k a
F e c h n e r berpendapat bahwa:“Bila stimulus bertanbah dengan suatu
perbandingan yang tetap, maka pengamatan yang ditimbulkan bertanbah dengan
tambahan yang sama”. Dari persamaan keduanya ini dikenal dengan
hokum Weber-Fechner atau sering pula disebutdengan hukum Fechner.
Percobaan yang terakhir adalah kemampuan diskriminasi kekerasan dan
bentuk. Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga
bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Kepaekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat
antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan
sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis
cuneatus. Implus taktil kasar dihantarkan melalui tractus spinothalamicus
anterior. Reseptor taktil kasar paling dirasakan pada saat menggunakan kertas
gosok nomor 3. Sedangkan reseptor taktil halus pada kertas gosok nomor 0. Selain
itu, pada diskriminasi bentuk, lebih mudah mengidentifikasi bentuk lingkaran
daripada persegi, karena lingkaran memiliki bentuk yang paling berbeda dari
bentuk yang lain. Sensasi raba, umunya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam
14
kulit atau di dalam jaringan tepat dibawah kulit. Semakin berbeda suatu benda
maka kutil juga dapat membedakannya dan semakin kasar permukaan suatu
benda, kulit dapat merasakan rabaan yang ditimbulkan.
15
BAB IV
KESIMPULAN
Kulit merupakan indera peraba. Di dalam kulit terdapat berbagai macam
resptor yang dapat menimbulkan rasa nyeri, tekanan, sakit, panas ataupun dingin.
Selain itu, kulit juga dapat merasakan kasar atau halusnya suatu benda dan bentuk
dari benda tersebut. Reseptor kulit dapat berupa mekanoreseptor, termoreseptor,
reseptor nyeri, dan kemoresptor. Mekanoreseptor berkaitan dengan indera peraba
dan kinestesi. Termoresptor berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi
panas dan dingin, reseptor nyeri berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit
dan kemoreseptor mendeteksi rasa asam, basa dan garam. Semua reseptor tersebut
berhubungan dengan sistem saraf dan otak sehingga kita dapat mengetahui apa
yang kita rasakan dan melakukan respon dari apa yang dirasakan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Seksi Laboratorium Psikologi Faal, 2001, Petunjuk Praktikum Psikologi Faal,
Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.
Anonim . ( 2010 ). Lima Alat Indera. http://organisasi.org/. 21 Maret 2010. 22.00.
drg. Suhartini, M. Biotech, dkk. 2012.Petunjuk Praktikum Fisiologi Blok Sistem
Tubuh III Edisi II.Laboratorium Fisiologi Fakultas kedokteran Gigi Univ.
Jember.
Arisworo, Djoko.Sutresna, Nana.Yusa.2006. IPA Terpadu (Biologi, Kimia,
Fisika). Grafindo Media Pratama:Jakarta.