Post on 03-Aug-2015
IGD dan ICU
ICU merupakan bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf dan perlengkapan
yang khusus untuk menngobservasi, memberikan perawatan dan terapi pada pasien penyakit
akut, cedera atau keadaan yang aktual maupun potensial mengancam nyawa dengan
prognosis yang ragu-ragu yang masih bisa disembuhkan. Sedangkan, IGD merupakan bagian
dari rumah sakit dengan organisasi multidisiplin, multiprofesi dan terintegrasi yang
memberikan pertolongan respon cepat dan penanganan yang tepat serta melakukan tindakan
life saving pada pasien gawat darurat.
IGD dan ICU merupakan dua bagian terpisah yang terdapat di Rumah Sakit. Fasilitas
yang ada di IGD, harus menjamin efektivitas dan efisiensi pelayanan gawat darurat dalam
waktu 24 jam dan dalam seminggu secara terus menerus. Pasien yang datang di IGD, dalam
kondisi yang terancam nyawanya atau dalam keadaan darurat sehingga memerlukan
pertolongan yang cepat dan tepat paling lama 5 menit setelah sampai di IGD. Pelayanan
minimal di IGD meliputi diagnosis, penanganan permasalahan pada ABC (Airway,
Breathing, Circulation) dan bisa melakukan stabilisasi serta evaluasi. Dokter umum dan
perawat terlatih harus selalu ada ditempat selama 24 jam untuk menangani pelayanan darurat
yang masuk ke ruang UGD. Sedangkan, ICU merupakan tempat yang memiliki kekhususan
sendiri dalam RS yang menangani pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi
penyakit lain. Selain itu, ICU menyediakan sarana prasarana dan peralatan khusus yang
dapat menunjang fungsi vital pasien. Penanganan di ICU berfokus pada bidang life support
atau organ support pada pasien kritis yang membutuhkan monitoring intensif.
Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa persamaan antara ICU dan IGD diantaranya
adalah keduanya memakai pendekatan multidisiplin dari berbagai profesi yang bekerja sama
untuk melakukan intervensi. Petugas medis yang bertugas di ICU dan IGD harus memiliki
kemampuan ACLS (Advance Cardiac Life Support). Pasien yang ditangani di IGD dan ICU
merupakan pasien kritis, baik yang disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya ataupun
disebabkan oleh kecelakaan.
Pelayanan ICU dibagi dalam beberapa klasifikasi yaitu primer, sekunder, tersier
sedangkan klasifikasi pelayanan IGD terdiri dari pelayanan IGD level I, level II, level III, dan
level IV. Tenaga yang terlibat dalam pelayanan ICU terdiri dari tenaga dokter intensivis,
dokter spesialis dan dokter yang telah mengikuti pelatihan ICU dan perawat terlatih ICU.
Sedangkan tenaga yang terlibat di IGD yaitu dokter subspesialis, dokter spesialis, dokter
PPDS, dokter umum, perawat kepala S1 atau D3 dan perawat yang mengikuti pelatihan
Emergency Nursing.
Sarana, prasarana dan peralatan di ICU meliputi area pasien, area kerja, lingkungan,
ruang isolasi, ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih, ruang tempat pembuangan alat
atau bahan kotor, ruang tunggu keluarga pasien, laboratorium. Untuk peralatan di ICU jumlah
dan macamnya bervariasi tergantung tipe, ukuran dan fungsi ICU sesuai standar, terdapat
prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat, ada peralatan dasar, peralatan lain
(misal: hemodialisa, dll.) serta ada protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan
paramedik perlu tersedia untuk penggunan alat dan langkah mengatasi jika alat malfungsi.
Persyaratan fisik bangunan dan sarana (ruang penerimaan, ruang tindakan, ruang operasi,
ruang observasi, ruang khusus. Fasilitas atau prasarana medis terdiri dari ruang triase, ruang
tindakan. Dan perbedaan yang paling penting adalah di pelayanan ICU memiliki kriteria
pasien masuk, kriteria pasien keluar dan rujukan.