Hubungan Terapeutik Dokter

Post on 29-Dec-2015

64 views 0 download

description

Forensic

Transcript of Hubungan Terapeutik Dokter

HUBUNGAN TERAPEUTIK DOKTER - PASIEN

Berti Nelwan

• Perjanjian antara dokter dengan pasien, berupa hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak.

• Transaksi untuk menentukan atau upaya mencari terapi paling tepat bagi pasien oleh dokter

• Objek perjanjian bukan kesembuhan pasien melainkan upaya yang tepat untuk kesembuhan pasien

• Berlaku dalam Kitab UU Hukum Perdata• Pasien datang => memeriksa kesehatan• Perjanjian terapeutik. 1320 KUHPerdata:

- Adanya kesepakatan dari mereka yang saling mengikatkan dirinya

- Adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatan

- Mengenai sesuatu hal tertentu- Suatu sebab yang diperbolehkan

Hukum Perikatan

• Inspanningverbintenis– Perjanjian upaya, kedua pihak berjanji berdaya

upaya secara maksimal mewujudkan apa yang diperjanjikan

• Resultaatverbintenis– Perjanjian bahwa pihak yang berjanji akan

memberikan resultaat yaitu hasil yang nyata sesuai dengan apa yang diperjanjikan

Hubungan Hukum

• Confidensiality: Pasien bersedia memberikan persetujuan tindakan medik (informed consent)

• Zaakwaarneming: dokter langsung melakukan tindakan medik => dalam kasus kegawatdaruratan (pasal 1354 KHUPerdata).

Hak Pasien• Perawatan• Menolak cara perawatan tertentu• Memilih tenaga kesehatan dan RS• Informasi• Menolak perawatan tanpa izin• Rasa aman• Pembatasan terhadap pengaturan kebebasan perawatan• Mengakhiri perjanjian perawatan• 24 a day visitor rights• Menggugat atau menuntut• Bantuan hukum• Menasehatkan mengenai percobaan oleh tenaga kesehtan

atau ahlinya

Kewajiban Pasien

• Memberikan informasi• Melaksanakan nasehat dokter• Berterus terang apabila timbul sengketa

medik• Memberikan imbalan jasa• Memberikan ganti rugi apabila tindakannya

merugikan dokter, tenaga kesehatan atau RS

Hak Dokter

• Memperoleh informasi yang selengkapnya dan sejujurnya bagi kepentingan pasien

• Imbalan jasa• Iktikad baik dalam melaksanakan transaksi

terapeutik• Membela diri terhadap tuntutan atau gugatan

pasien• Memperoleh informed consent

Kewajiban Dokter

• Kodeki, SK Menkes RI No.34/1983:– Kewajiban umum– Kewajiban terhadap penderita– Kewajiban terhadap teman sejawatnya– Kewajiban terhadap diri sendiri

Tanggung Gugat Hukum

• 1239 KUHPerdata: penyimpangan dari perjanjian => wanprestasi (ingkar janji atau cedera janji

• 1365, 1366 KUHPerdata: merugikan pasien dan perbuatan melawan hukum walau tanpa hubungan kontraktual => kompensasi materil dan immateril

Lord Chief Justice, 1893

• Di dalam setiap profesi dokterberlaku

norma etikanorma hukum

PENGERTIAN

• Malpractice is mistreatment of a disease or injury through ignorance, carelessness or criminal intent (Sanbar)– Criminal malpractice– Civil malpractice– Ethical malpractice

World Medical Association (1992)

• Medical malpractice involves the physician’s failure to conform to the standard of care for treatment of the patient’s condition, or lack of skill , negligence in providing care to the patient, which is direct cause of an injury to patient

KELALAIAN

• Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atautidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan orang lain yang sekualifikasi pada suatukeadaan dan situasi yang sama(budi sampurna )

• Yang dimaksud dengan kelalaian disini adalahsikap kekurang hati-hati, yaitu– tidak melakukan apa yang seseorang

dengan sikap hati-hati melakukannyadengan wajar, atau

– sebaliknya melakukan apa yang seseorangdengan sikap hati-hati tidak akanmelakukannya dalam situasi tersebut.

– Kelalaian diartikan pula dengan melakukantindakan kedokteran dibawah standarpelayanan medik.

“De minimis noncurat lex,” • Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau

kejahatan, jika kelalaian itu tidak sampaimembawa kerugian atau cedera kepada oranglain dan orang itu dapat menerimanya.

• Prinsip hukum yang berarti hukum tidakmencampuri hal-hal yang dianggap sepele.

• Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugianmateri, mencelakakan bahkan merenggut nyawaorang lain, maka ini diklasifikasikan sebagaikelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminil.

Tolak ukur culpa lata adalah:

1. Bertentangan dengan hukum2. Akibatnya dapat dibayangkan3. Akibatnya dapat dihindarkan4. Perbuatannya dapat dipersalahkan

Jadi malpraktek medik merupakan kelalaian yang berat dan pelayanan kedokteran di bawah standar.

WANPRESTASI

1. Tidak melakukan apa yang disepakati untuk dilakukan

2. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat

3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang diperjanjikan

4. Melakukan sesuatu yang menurut hakikat perjanjian tidak boleh dilakukan

YURIDICAL MALPRACTICE

Dibagi 3 kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar, yakni

Criminal malpractice,Civil malpractice danAdministrative malpractice.

1. Criminal malpractice

• Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalamkategori criminal malpractice manakalaperbuatan tersebut memenuhi rumusan delikpidana yakni :

a. Perbuatan tersebut (positive act maupunnegative act) merupakan perbuatantercela.

b. Dilakukan dengan sikap batin yang salah(mens rea) yang berupa kesengajaan(intensional), kecerobohan (reklessness) atau kealpaan (negligence).

• Criminal malpractice yang bersifat sengaja(intensional) misalnya melakukan euthanasia (pasal 344 KUHP), membuka rahasia jabatan(pasal 332 KUHP), membuat surat keteranganpalsu (pasal 263 KUHP), melakukan aborsi tanpaindikasi medis pasal 299 KUHP).

• Criminal malpractice yang bersifat ceroboh(recklessness) misalnya melakukan tindakanmedis tanpa persetujuan pasien informedconsent.

• Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati mengakibatkanluka, cacat atau meninggalnya pasien, ketinggalanklem dalam perut pasien saat melakukan operasi.

• Pertanggung jawaban didepan hukum padacriminal malpractice adalah bersifatindividual/personal dan oleh sebab itu tidakdapat dialihkan kepada orang lain atau kepadarumah sakit/sarana kesehatan.

Pembuktian Pidana

1. Ada kewajiban yang timbul karena adanya perjanjian

2. Ada pelanggaran terhadap kewajiban (SOP, SPM atau norma lainnya)

3. Ada penyebab. Hubungan sebab akibat => akibat perbuatan dokter merugikan pasien

4. Timbul kerugian.

2. Civil malpractice

• Seorang tenaga kesehatan akan disebutmelakukan civil malpractice apabila tidakmelaksanakan kewajiban atau tidakmemberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji).

Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikancivil malpractice antara lain:

a. Tidak melakukan apa yang menurutkesepakatannya wajib dilakukan.

b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannyawajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya.

c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannyawajib dilakukan tetapi tidak sempurna.

d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannyatidak seharusnya dilakukan.

• Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dandapat pula dialihkan pihak lain berdasarkanprinciple of vicarius liability.

• Dengan prinsip ini maka rumahsakit/sarana kesehatan dapat bertanggunggugat atas kesalahan yang dilakukankaryawannya (tenaga kesehatan) selamatenaga kesehatan tersebut dalam rangkamelaksanakan tugas kewajibannya.

3. Administrative malpractice

• Dokter tersebut telah melanggar hukumadministrasi.

• Perlu diketahui bahwa dalam melakukan police power, pemerintah mempunyai kewenanganmenerbitkan berbagai ketentuan di bidangkesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi dokteruntuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja, SuratIjin Praktek), batas kewenangan serta kewajibandokter.

• Apabila aturan tersebut dilanggar maka dokter yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukumadministrasi.

Pembuktian malpraktek

• apakah benar telah terjadi kelalaian dokter dalammenerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ukurannya adalah lazim dipergunakan diwilayahtersebut.

• Apakah akibat yang tidak diinginkan tersebut terjadibukan merupakan resiko yang melekat terhadap suatutindakan medis tersebut (risk of treatment) karenaperikatan dalam transaksi teraputik antara tenagakesehatan dengan pasien adalah perikatan/perjanjianjenis daya upaya (inspaning verbintenis) dan bukanperjanjian/perjanjian akan hasil (resultaat verbintenis).

Dalam hal dokter didakwa telah melakukan ciminalmalpractice, harus dibuktikan apakah perbuatan tersebuttelah memenuhi unsur tidak pidanya yakni :

a. Apakah perbuatan (positif act ataunegatif act) merupakan perbuatanyang tercela

b. Apakah perbuatan tersebut dilakukandengan sikap batin (mens rea) yang salah (sengaja, ceroboh atau adanyakealpaan).

Sikap Dasar Moral: Beneficience, Non Maleficence, Autonomy, Justice

BUKTI MALPRAKTEK

• Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien• Dokter telah melanggar standar pelayanan medik

yang lazim dipergunakan• Penggugat telah menderita kerugian yang dapat

dimintakan ganti ruginya• Secara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan

dibawah standar

Pembuktian civil malpractice

1. Cara langsung

Oleh Taylor kelalaian memakai tolok ukur adanya 4 D yakni :a. Duty (kewajiban)Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokterharuslah bertindak berdasarkan

1) Adanya indikasi medis2) Bertindak secara hati-hati dan teliti3) Bekerja sesuai standar profesi4) Sudah ada informed consent.

b. Dereliction of Duty (penyimpangan darikewajiban)

Jika seorang dokter melakukan penyimpangandari apa yang seharusnya atau tidakmelakukan apa yang seharusnya dilakukanmenurut standard profesinya, maka doktertersebut dapat dipersalahkan.

c. Direct Causation (penyebab langsung)

d. Damage (kerugian)Dokter untuk dapat dipersalahkan haruslah adahubungan kausal (langsung) antara penyebab(causal) dan kerugian (damage) yang dideritaoleh karenanya dan tidak ada peristiwa atautindakan sela diantaranya, dan hal ini haruslahdibuktikan dengan jelas. Hasil (outcome) negatif tidak dapat sebagai dasarmenyalahkan dokter. Sebagai adagium dalamilmu pengetahuan hukum, maka pembuktiannyaadanya kesalahan dibebankan/harus diberikanoleh si penggugat (pasien).

2. Cara tidak langsung

Pasien mengajukan fakta-fakta yang diderita olehnyasebagai hasil layanan (doktrin res ipsa loquitur).

Kriteria res ipsa loquitur:a. Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila

pelayanan tidak lalaib. Fakta itu terjadi memang berada dalam

tanggung jawab dokterc. Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari

pasien dengan perkataan lain tidak adacontributory negligence.

tanggung gugat dalam transaksi teraputik1. Contractual liability

Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidakdipenuhinya kewajiban dari hubungan kontraktual yang sudah disepakati.

Di lapangan pengobatan, kewajiban yang harusdilaksanakan adalah daya upaya maksimal, bukankeberhasilan, karena health care provider baik tenagakesehatan maupun rumah sakit hanya bertanggungjawab atas pelayanan kesehatan yang tidak sesuaistandar profesi/standar pelayanan.

2. Vicarius liability

Vicarius liability atau respondeat superior ialahtanggung gugat yang timbul atas kesalahan yang dibuat oleh dokter yang ada dalam tanggungjawabnya (sub ordinate), misalnya rumah sakitakan bertanggung gugat atas kerugian pasienyang diakibatkan kelalaian dokter sebagaikaryawannya.

3. Liability in tort

Liability in tort adalah tanggung gugat atas perbuatanmelawan hukum (onrechtmatige daad). Perbuatanmelawan hukum tidak terbatas hanya perbuatan yang melawan hukum, kewajiban hukum baik terhadap dirisendiri maupun terhadap orang lain, akan tetapitermasuk juga yang berlawanan dengan kesusilaanatau berlawanan dengan ketelitian yang patutdilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain (Hogeraad 31 Januari 1919).

TERIMA KASIH