Post on 19-Oct-2020
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU, ASUPAN ENERGI, ZAT BESI
DAN ZINC DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
PERIODE 2010 – 2018 DI PROVINSI SUMATERA
BARAT TAHUN 2019
(META-ANALISIS)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Gizi
STIKes Perintis
Oleh :
EVI ANGGRAENI
NIM : 1513211009
PROGRAM STUDI SARJANA GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERINTIS PADANG
2019
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU, ASUPAN ENERGI, ZAT BESI
DAN ZINC DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU
HAMILPERIODE 2010 – 2018 DI PROVINSI SUMATERA
BARAT TAHUN 2019
(META-ANALISIS)
Oleh:
EVI ANGGRAENI
NIM : 1513211009
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilakukan seminar dihadapan Tim
Penguji Skripsi Program S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padamg.
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Wilda Laila, SKM, M.Biomed Erina masri, SKM, M.Biomed
NIK :1321117108310061 NIP : 198202072004012005
Padang, Agustus 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Program Studi S-1 Gizi
Ketua Prodi S-1 Gizi,
Widia Dara, SP, MP
NIK : 1341101026897020
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU, ASUPAN ENERGI, ZAT BESI DAN
ZINC DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL PERIODE 2010-
2018 DI PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2019
(META-ANALISIS)
Yang di persiapkan dan dipertahankan oleh :
EVI ANGGRAENI
NIM : 1513211009
Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada tanggal, 07 Agustus 2019
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Wilda Laila, SKM, M.Biomed) (Erina Masri, SKM, M.Biomed)
Penguji
Ketua Prodi S-1 Gizi
(Widia Dara, SP, MP)
Bacalah dengan menyebut nama tuhan mu Dia yang telah menciptakan manusia dengan segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa ynag tidak diketahuinya (QS : Al-
‘Alaq 1-5) “Dan sesungghunya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi
tujuh lautan sesudah itu, maka belum habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Lukman : 27)
Sembah sujud serta piji dan syukurku pada-Mu Allah SWT.
Tuhan semesta alam yang menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat sempurna. Taburan cinta, kasih saying, rahmat dan hidayah-Mu telah memberikanku semagai manusia yang berfikir, berilmu, kekuatan, semangat pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu pengetahuan serta cinta yang pasti ada disetiap ummat-Mu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan. Solawat dan salam selalu kullimpahkan kehadirat Rosulullah Muhammad SAW.
Seizinmu kuberhasil melewati satu rintangan untuk sebuah keberhasilan. Namun kutahu keberhasilan
bukanlah akhir dari sebuah perjuanganku, tapi awal dari sebuah harapan dan cita-cita. Jalan didepanku masih panjang, masih jauh perjalanku, Untuk menggapai masa depan yang cerah, Tuk bisa
membahagiakan orang-orang yang kucintai. Ada beberapa orang yang tidak bisa lagi diragukan lagi ketulusan cintanya dan tidak akan pernah melepaskan cinta mereka untuk kita yaitu keluarga terutama
orang tua. Teristimewa Bapak ku (Meji) dan Mamak ku (Sri Winansih) tercinta, tersayang, terkasih dan terhormat..
Kupersembahkan sebuah kado kecil yang kudapatkan dari bangku kuliahku yang memiliki sejuta makna, sejuta cerita, sejuta kenangan, dan perjalanan untuk mendapatkan masa depan yang kuinginkan atas restu dan dukungan yang kalian berikan. Terimakasih untuk tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa disetiap sujudmu, pelukan disetiap kesedihanku, dukungan, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan sehingga aku selalu kuat menjalani semua rintangan yang ada didepanku.
Mamak,,, Bapak,,, terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu walaupun tak sebanding dengan semua pengorbananmu untuk hidupku.. Engkau rela
berpanas-panasan, kehujanan diladang hanya untuk membahagiakan anak perempuanmu ini… kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga
segalanya..maafkanlah anak perempuanmu ini Bapak Mamak yang masih saja merengek, menyusahkan
dan juga tingkah laku yang tidak selayaknya diperlihatkan yang membuat hati dan perasaan Bapak dan Mamak terluka bahkan teriris perih…
Ku bermohon dalam sujudku pada-Mu ya Allah,, ya Rahman,, ya Rahim… terimakasih telah Kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku, membimbingku dengan baik,, Ampunilah dosa-dosa orang tuaku, bukakanlah pintu rahmat, hidayat, rezeki bagi mereka ya Allah, maafkanlah segala kekhilafan mereka, jadikanlah mereka ummat yang selalu bersyukur dan menjalankan perintah-Mu.. Ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat api nerakamu ya Allah..amiin ya robal alamin.. Kepada dua sodara bro masku (alex Afridani) dan adek bandotku (Rio Tri Anggara) Bro,, anak perempuan bapak mamak kita ini yang syantik sendiri akhirnya wisuda juga kan (^ ,^) makasih buat masku atas dukungannya, doa, support, dan juga transferan duitnya,, walau aku udah wisuda sering-sering kasih juga gak papakan aku terima kok.. hehehhe buat keponakan bulek (afnan) yang selalu membuat kelucuan yang bisa menghilangkan lelah dengan kelucuan natural yang dia buat.. bulek sayang Afnan.. Dan buat adek ku bandot (Rio) jangan bandel-bandel lagi,,jangan bikin jengkel,, yang kadang kurang nurut kalau disuruh mbaknya. Inget,,, udah gede harus bisa milih mau kuiah dimana jangan ngikut kayak masnya yang gak mau kuliah.. oke bro.!!!
… I LOVE YOU ALL :*..
Teruntuk grup yang tidak pernah sepi “SIAP DIHALALIN” Hidup terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan dan orang lain.. tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat bahkan sudah seperti keluarga Triot (Tria Widiya Sari, S.Gz) dan cinto (Peni Okta Sari) kalian berdua yang selalu mendengarkan semua
kekesalan, kerecehan, kebencian, kecintaan, kebahagian ku serta kehibahan-keghibahan yang kita ciptakan. Terimakasih buat kalian yang selalu ada disetiap langkahku..buat Dia Putri Ariska S.Gz
teman pertama masuk kuliah dan juga teman satu rumah yang selalu merawat kalau aku sakit,, yang kadang ada kesalah pahaman antara kita tapi bisa kita selesaikan dengan ketawa.. buat dinuik (Dina
Safari S.Gz) yang melangkah lebih maju untuk dihalalin yang sebenarnya aku gak terima… hehehhe becanda semoga menjadi keluarga bahagia dunia akhirat.. buat umi (Dian Selistio, S.Gz) orang yang
tertutup dan selalu menceramahi kami dengan dengan agama yang sering kami abaikan.. tapi kami perduli.. Dan terakhir untuk cikuik (Siska Satu Miranda, S.Gz) orang Padang asli, orang yang selalu nurut,, tidak pernah berontak,, diajak sana yaa sana di ajak sini yaa sini.. Tanpa kalian semua temanku aku tak berarti,, tanpamu teman aku bukan siapa-siapa yang takkan jadi apa-apa.. terima kasih buat kalian semua yang telah mengajariku arti semua keluarga.. semoga kita bisa bertemu dan berkumpul
dikemudian kelak dengan membawa cerita dan bahagia masing-masing.. … love you,, miss you then, now and forever :*…
Untuk teman sejawat sodara seperjuangan (S1Gizi 2015)
Terimakasih teman yang berbeda pendapat,, pengalaman masing-masing kita bisa kita jadikan satu seperti keluarga.. Penantian yang kita nanti dan juga telah berjuang bersama dititik yang kita idamkan pada saat kita pertama kali masuk kuliah,, suka,, duka,, selisih paham,, dan yang kita rasakan bisa diselesaikan seperti
keluarga..
Teruntuk masa depanku,, calon imam di setiap sholatku.. Engkau yang selalu aku sebut dalam doa dan sujudku,, aku yakin kamu juga lagi berjuang disana,, semoga kamu yang terbaik buat aku dan yang bisa ngertiin aku,, dan bisa menerima aku dan keluargaku,, walaupun masih ditutupi dengan kelamnya masa
lalu,, aku yakin dan percaya kita pasti akan dipertemukan dalam sebuah ikatan yang sudah di ridhoi-Nya.. percayalah,,, jodohmu akan datang diwaktu yang tepat, tidak akan terlambat apalagi sampai salah alamat..
(^ ,^)
“dosen Pembimbing dan dosen pembimbing” Pembimbing 1 (ibu Wilda Laila, M.Biomed) dan pembimbing 2 (ibu Erina Masri, M.Biomed)
teima kasih kepada ibuk yang telah membimbing dengan rasa ikhlas dan sabar dalam menghadapi sekalahan yang terdapat pada tiap-tiap paragraph skripsi saya. Yang selalu memberikan masukan yang tidak terbayar oleh apapun. Dosen penguji (bapak Syarial, M.Biomed) terimakasih banyak pak dalam setiap pertanyaan dan masukan yang bapak berikan yang membuat saya belajar dari kesalahan. Walaupun pada saat diuji keringat dingin bercucuran, kaki yang tak sanggup lagi menopang badan yang ketakutan, dan pada akhirnya gelar S.Gz dapat saya sandang yang tentunya sangat berguna untuk masa depan saya.. Untuk para dosen program studi S1 Gizi terimakasih atas ilmu yang beliau berikan kepada kami hingga kami bisa menerapkan dalam diri sendiri,, keluarga,, dan orang sekitar.. terimakasih juga buat dedikasihnya yang sedemikian besar bagi kampus dan dunia kependidikan. “Kesabaran dalam hidup sangat dibutuhkan dalam menghadapi segala cobaan,, dua teknik yang selalu aku
pelajari,, teknik pengendalian diri agar tidak ada keluhan,, dan teknik pendewasaan diri dalam menerima buah dari hasil kesabaran agar tidak terjadi kekufuran”
“tak bisa hidup sendiri jika ingin mencapai keberhasilan,, bantuan orang lain sangat dibutuhkan walau terkadang dalam bentuk yang semu”
Astaghfirullah atas segala cobaan,, alhamdulillah ku tuturkan atas segala nikmat yang Allah berikan,,, dan semua yang ku persembahkan dipenuhi rasa bahagia,, haru dan dengan penuh perasaan ku akhiri dengan
mengucap “Alhamdulillahirobbil’alamin”
Hanya sebuah karya kecil ini yang dapat saya persembahkan kepada kalian semua..terimakasih ku ucapkan. Atas segala kesalahan dan kekurangan,kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta maaf tercurah.. skripsi ini ku persembahkan..
By : Evi Anggraeni, S.Gz
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama Lengkap : Evi Anggraeni
NIM : 1513211009
Tempat Tanggal Lahir : Telin Berasap, 12 Januari 1997
Nama Pembimbing Akademik : Wilda Laila, SKM, M.Biomed
Nama Pembimbing I : Wilda Laila, SKM, M.Biomed
Nama Pembimbing II : Erina Masri, SKM, M.Biomed
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
usulan skripsi saya berjudul :
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU, ASUPAN ENERGI, ZAT BESI DAN
ZINC DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
PERIODE 2010 – 2018 DI PROVINSI SUMATERA
BARAT TAHUN 2019
(META-ANALISIS)
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah di terapkan. Demikianlah surat pernyataan ini saya
buat dengan sebenar-benarnya.
Padang, Agustus 2019
Evi Anggraeni
1513211009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Evi Anggraeni
NIM : 1513211009
Tempat/ Tanggal Lahir : Telun Berasap, 12 Januari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Email : evianggraeni1997@gmail.com
Alamat : Desa Lubuk Batang Kecamatan Gunung Tujuh,
Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
Nama Orang Tua
Ayah : Mesji
Ibu : Sri Winansih
Alamat Orang Tua : Desa Lubuk Batang Kecamatan Gunung Tujuh,
Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 250 Kerinci (Tamat Tahun 2009)
2. SMPN 25 Kerinci (Tamat Tahun 2012)
3. SMAN 7 Kerinci (Tamat Tahun 2015)
4. S-1 Gizi STIKes Perintis Padang (Tamat Tahun 2019)
KEGIATAN PBL DAN PKL
1. PBL (Table Manner) di Hotel Novotel, Bukit Tinggi
2. PBL di Aerofood ACS Catering, Tanggerang
3. PBL di Rumah Sakit Muhammadiyah, Bandung
4. PBL di PT. Yakult, Sukabumi
5. PBL di Poltekkes Kemenkes Denpasar, Bali
6. PKL di Rumah Sakit H. Hnafie Muaro Bungo
7. PKL di Hotel Grand Inna Muara dan Pangeran Beach, Padang
8. PKL di AA Catering, Padang
9. PMPKL di Jorong Kubang Tungkek, Nagari Guguak 8 Koto, Kabupaten 50 Koto,
Payakumbuh
PROGRAM STUDI GIZI STIKES PERINTIS
SKRIPSI, AGUSTUS 2019
EVI ANGGRAENI
NIM : 1513211009
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU, ASUPAN ENERGI, ZAT BESI DAN
ZINC DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PROVINSI
SUMATERA BARAT PERIODE 2010 – 2018 PADA TAHUN 2019 (META-
ANALISIS)
x + VII BAB + 73 Halaman + 7 Tabel + 4 Gambar + 6 Lampiran.
ABSTRAK
Anemia merupakan kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia pada ibu hamil
sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko
keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat bayi lahir rendah. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu, asupan energi, zat besi dan zinc
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Provinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis. Dilakukan sejak bulan
Desember 2018 – Juli 2019. Ruang lingkup penelitian ini meliputi povinsi Sumatra
Barat dengan tahun publikasi artikel dari tahun 2010 – 2018.
Dari hasil penelitian ini terdapat 15 artikel yang teridentifikasi dan masuk
kedalam meta-analisis. Hasil analisis menggunakan random effect model dan fixed
effect model hubungan pengetahuan gizi ibu dengan kejadian anemia ibu hamil
diperoleh pooled OR 2,79, asupan energi dengan kejadian anemia ibu hamil diperoleh
pooled OR 2,58, zat besi dengan kejadian anemia diperoleh pooled OR 2,58, dan zinc
dengan kejadian anemia ibu hamil diperoleh pooled OR 1,89. Hasil meta-analisis
menunjukkan variabel pengetahuan gizi ibu dan asupan energi dan zat besi
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, sedangkan asupan zinc tidak
terdapat hubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
pengetahuan gizi ibu, asupan energi dan zat besi berhubungan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di Provinsi Sumatra Barat. Diharapkan pada dinas kesehatan
untuk meningkatkan upaya edukasi terkait dengan anemia pada ibu hamil atau pada
kelas parenting yang dilakukan dipelayanan kesehatan.
Kata kunci : Meta-Analisis, Asupan Energi, Zat Besi, Zinc, Kejadian Anemia,
Pengetahuan Gizi Ibu.
Sumber Literatur : 81 kepustakaan (2001- 2018)
PROGRAM STUDY NUTRITION
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE HEALTHY PADANG
SKRIPSI, AUGUST 2019
EVI ANGGRAENI
NIM 1513211009
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE OF MOTHER NUTRITION, ENERGY
INTAKE, IRON AND ZINC WITH THE EVENT OF ANEMIA IN PREGNANT
MOTHERS IN WEST SUMATERA PROVINCE, PERIOD 2010 - 2018 IN 2019
(META-ANALYSIS)
x + VII CHAPTER + 73 Pages + 7 Tables + 4 Pictures + 6 Appendices.
ABSTRACT
Anemia is a condition where the number and size of red blood cells or hemoglobin
concentrations are below the normal limit value, as a result it can interfere with the blood's
capacity to carry oxygen around the body. Anemia in pregnant women is strongly associated
with maternal and infant mortality and morbidity, including the risk of miscarriage, stillbirth,
prematurity and low birth weight. This research is intended to determine the relationship of
maternal nutrition knowledge, energy intake, iron and zinc with the incidence of anemia in
pregnant women in West Sumatra Province.
This research uses a meta-analysis method. Conducted from December 2018 - July
2019. The scope of this study covers the province of West Sumatra with the year of
publication of articles from 2010 - 2018.
From the results of this study there were 15 articles that were identified and
entered into a meta-analysis. The results of the analysis used a random effect model and fixed
effect model of the relationship of maternal nutrition knowledge with the incidence of anemia
in pregnant women obtained pooled OR 2.79, energy intake with anemia incidence of
pregnant women obtained pooled OR 2.58, iron with anemia incidence obtained pooled OR
2, 58, and zinc with the incidence of anemia in pregnant women obtained pooled OR 1.89.
The results of the meta-analysis showed that the variables of maternal nutritional knowledge
and energy and iron intake were related to the incidence of anemia in pregnant women, while
zinc intake was not related to the incidence of anemia in pregnant women.
The conclusions in this study indicate that there is a relationship between maternal
nutrition knowledge, energy intake and iron associated with the incidence of anemia in
pregnant women in West Sumatra Province. It is expected that the health department will
increase educational efforts related to anemia in pregnant women or in parenting classes
conducted in health services.
Keywords : Meta-Analysis, Energy Intake, Iron, Mothers Nutrition
Knowledge, The incident Anemia, Zinc
Literature Sources: 81 libraries (2001- 2018)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “skripsi” ini dengan
judul “Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu, Asupan Energi, Zat Besi dan Zinc
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di Provinsi Sumatera Barat Periode
2010 – 2018 Pada Tahun 2019”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh dukungan baik moril
maupun materil dari berbagai pihak. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Yendrizal Jafri S.Kp M. Biomed selaku ketua STIKes perintis padang.
2. Ibu Widia Dara, MP selaku Ketua Program Studi S-1 gizi stikes perintis
padang.
3. Ibu Wilda Laila, M.Biomed selaku pembimbing I yang telah mengarahkan
dan memberikan masukan dengan penuh kesabaran serta motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
4. Ibu Erina Masri, M.Biomed selaku pembimbing II yang telah mengarahkan
dan memberikan masukan dengan penuh kesabaran serta motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Bapak Dr. Syahrial, M.Biomed selaku dosen penguji.
6. Dosen beserta staf prodi S-1 gizi yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
ii
7. Teristimewa kepada ayah dan ibu yang ada selalu memberikan semangat dan
do’a yang tulus untuk penulis, serta seluruh keluarga tercinta.
8. Teman-teman seperjuangan S-1 gizi stikes perintis padang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini.
Padang, 07 Agustus 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
1.4.1 Bagi Profesi ......................................................................................... 4
1.4.2 Bagi Institusi ....................................................................................... 4
1.4.3 Bagi Masyarakat ................................................................................. 4
1.5 Ruang Lingkup ........................................................................................... 5
iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia ........................................................................................................ 6
2.1.1 Defenisi Anemia ................................................................................. 6
2.1.2 Diagnosa Anemia ................................................................................ 7
2.1.3 Etioligi................................................................................................. 8
2.1.4 Klasifikasi Anemia.............................................................................. 8
2.1.5 Tanda Dan Gelaja Anemia .................................................................. 9
2.1.6 Cara Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Rematri WUS ........ 10
2.2 Pengetahuan Gizi Ibu .................................................................................. 11
2.2.1 Defenisi Pengetahuan Gizi Ibu ........................................................... 11
2.2.2 Tingkat Pengetahuan ........................................................................... 12
2.2.3 Katagori Pengetahuan ......................................................................... 13
2.3 Asupan Energi ............................................................................................ 14
2.3.1 Defenisi Asupan Energi ...................................................................... 14
2.3.2 Sumber Energi .................................................................................... 14
2.3.3 Kebutuhan Energi ............................................................................... 15
2.4 Zat Besi ....................................................................................................... 17
2.4.1 Defenisi Zat Besi................................................................................. 17
2.4.2 Sumber Zat Besi .................................................................................. 17
2.4.3 Kebutuhan Zat Besi............................................................................. 18
2.5 Seng (Zinc) ................................................................................................. 20
v
2.5.1 Defenisi Seng (Zinc ............................................................................ 20
2.5.2 Sumber Seng (Zinc) ............................................................................ 20
2.5.3 Kebutuhan Seng (Zinc) ....................................................................... 21
2.6 Desain Studi Meta-Analisis ........................................................................ 23
2.6.1 Defenisi Meta-Analisis ....................................................................... 23
2.6.2 Tujuan Mea-Analisis ........................................................................... 23
2.6.3 Alur Meta-Analisis.............................................................................. 24
2.6.4 Kelebihan Dan Keterbatasan Meta-Analisis ....................................... 26
2.7 Penelitian Terkait ........................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori ........................................................................................... 31
3.2 Kerangka Konsep ....................................................................................... 32
3.3 Defenisi Operasional .................................................................................. 32
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 34
4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................... 34
4.3 Sumber Informasi ....................................................................................... 35
4.4 Analisa Data ............................................................................................... 35
4.5 Uji Sensitifitas ............................................................................................ 40
4.6 Seleksi Studi ............................................................................................... 41
4.7 Pengumpulan Data ...................................................................................... 41
4.7.1 Data Primer ......................................................................................... 41
vi
4.7.2 Data Sekunder ..................................................................................... 42
BAB V HASIL
5.1 Selesi Studi ................................................................................................. 43
5.2 Telaah Sistematis ........................................................................................ 44
5.3 Meta-Analisis .............................................................................................. 48
5.3.1 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil ............................................................................................ 48
5.3.2 Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil........................................................................................................ 49
5.3.3 Hubungan Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ......... 51
5.3.4 Hubungan Zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ............... 52
5.4 Uji Sensitifitas ............................................................................................ 53
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 56
6.2 Seleksi Studi ......................................................................................................... 56
6.3 Telaah Sistematis ................................................................................................. 57
6.4 Meta Analisis ....................................................................................................... 59
6.4.1 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil ............................................................................................ 59
6.4.2 Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil................................................................................................... 62
6.4.3 Hubungan Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ......... 64
vii
6.4.4 Hubungan Zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ............... 67
6.4 Uji Sensitivitas ............................................................................................ 69
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan ................................................................................................. 71
7.2 Saran ........................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Anemia Menurut Kwlompok Umur...................................... 7
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Energi Dalam Sehari ................................................ ..16
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Zat Besi (Fe) Dalam Sehari ......................................... 19
Tabel 2.4 Angka Kecukupan Seng (Zinc) Dalam Sehari ........................................... 22
Tabel 4.1 Seach Term Pencarian Literature ............................................................... 35
Tabel 5.1 Overview Penelitian Yang Ditelaah Sistematis .......................................... 45
Tabel 5.2 Perbedaan Pooled Odda Rtio Estimate Antara Fixed Random Effect Model
Dan Random Effect Model ......................................................................... 55
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Foret Plot Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil ..................................................................................... 48
Gambar 5.2 Foret Plot Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil ................................................................................................ 50
Gambar 5.3 Foret Plot Hubungan Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil ....................................................................................................... 51
Gambar 5.4 Foret Plot Hubungan Zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil 52
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 tabel karakteristik artikel
Lampiran 2 semi tabel masing – masing variabel
Lampiran 3 hasil analisis
Lampiran 4 surat izin penelitian
Lampiran 5 surat pengambilan data
Lampiran 6 surat izin penelitian perpustakaan Unand
Lampiran 7 data ibu hamil anemia
Lampiran 8 lembar konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia merupakan kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia merupakan
indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada ibu hamil
sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko
keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat bayi lahir rendah (WHO, 2014).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin di bawah
11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada trimester 2, nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena
hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Saifuddin, 2015).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2012, melaporkan bahwa
prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia berkisar rata-rata 41,8% (Desi,2015).
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia sebesar 48,2% (WHO, 2012). Proporsi
anemia ibu hamil pada tahun 2013 sebanyak 37,1 %, pada tahun 2018 mengalami
peningkatan sebanyak 48,9 % (RISKESDAS 2018). Berdasarkan Hasil Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2018, didapatkan proporsi anemia ibu hamil berdasarkan
umur 15 – 24 tahun sebanyak 84,6 %, umur 25 -34 tahun sebanyak 33,7 %, umur
35 – 44 tahun sebanyak 33,6 % dan pada umur 45 – 54 tahun sebanyak 24 % .
Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Padang pada Ta
2
hun 2017 prevelensi anemia ibu hamil sebanyak 1309 orang tersebar di
berbagai kabupaten/kota. sedangkan proporsi anemia ibu hamil terbanyakp terjadi
di kecamatan Koto Tangah Puskesmas Anak Air sebanyak 184 atau (14%) Bumil
sedangkan nilai terendah terjadi di Kecamatan Koto Tangah Puskesmas Ikur Koto
sebanyak 8 atau (0,6%).
Anemia menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang dan
berhubungan dengan meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, persalinan
prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah dan efek merugikan lainnya.
Meskipun hanya 15 % dari ibu hamil di negara maju yang mengalami anemia,
namun prevalensi anemia di negara berkembang relatif tinggi yaitu 33% sampai
75% (Irianti dkk, 2014). Hasil penelitian Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia
menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 50-63%
(soleh N, 2015). Banyak penyebab yang mengakibatkan ibu hamil mengalami
anemia salah satunya pengetahuan ibu itu sendiri mengenai anemia. Menurut
penelitian Soraya 2015, menyatakan bahwa terdapat 28 orang (40,6%) yang
termasuk dalam kelompok responden yang memiliki pengetahuan tentang anemia.
Sedangkan 32 orang responden (46,4%) memiliki pengetahuan cukup, dan
responden dalam kelompok pengetahuan kurang ada 9 orang (13,0%).
Selain tingkat pengetahuan, asupan saat hamil juga dapat menyebabkan
anemia kehamilan. Distribusi wanita prakonsepsi berdasarkan asupan zat gizi
makro dan mikro di Kecamatan Ujung Tanah dan Kecamatan Biringkanaya
menunjukkan sebagian besar memiliki asupan dengan kategori kurang yaitu
Energi (60,9%), Zat Besi (98,4%), Vitamin C (84,4%), Vitamin A (56,2%),
3
Vitamin B6 (82,8%), dan Asam Folat (98,4%). Sementara untuk kategori cukup
yaitu Protein (82,8%) dan Vitamin B12 (71,9%) (Kurniati dkk, 2016).
Asupan zink yang adekuat dapat mencegah terjadinya anemia dikarenakan
peranan zink dalam metabolisme zat besi. Zink membantu sintesis protein
pengangkut zat besi (transferin) serta meningkatkan kadar hemoglobin. Penelitian
Sofi Zakiah (2007) menunjukan bahwa defisiensi asupan zink merupakan faktor
risiko terjadinya anemia.
Penelitian yang berkaitan mengenai anemia pada ibu hamil dan berbagai
hubungan nya telah banyak dilakukan. Namun sering kali penelitian dengan kasus
yang sama dan dengan penggunan metode yang sama tetapi hasilnya berbeda. Ileh
karena itu dilakukannya studi meta-analisis untuk menggabungkan dua atau lebih
hasil penelitian yang dapat digabung sehingga didapat data baru yang bersifat
kuantitatif.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan pengetahuan gizi ibu, asupan energi, zat besi, dan zinc
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di provinsi Sumatera Barat pada periode
2010 – 2018.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujian penelitian ini untuk melakukan meta-analisis pada hasil –
hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan gizi ibu, asupan energi,
4
zat besi dan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Provinsi
Sumatera Barat
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui telaah sistematis penelitian publikasi tentang hubungan
pengetahuan gizi ibu, asupan energi, zat besi dan zinc dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di provinsi Sumatera Barat.
2. Untuk mengetahui estimasi efek gabungan pengetahuan gizi ibu, asupan
energi, zat besi dan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
provinsi Sumatera Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Profesi
Merupakan pengalaman dan wacana proses untuk menambah wawasan bagi
peneliti dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kejadian anemia
pada ibu hamil.
b. Bagi Instansi
Sebagai bahan informasi dan bacaan buat perpustakaan STIKes Perintis
Padang dan instansi terkait lainnya dalam mengarahkan kebijaksanaan
perbaikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil yang
mengalami anemia.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan bacaan dan pengetahuan tersendiri bagi masyarakat yang
telah mengetahui anemia pada ibu hamil dan dapat mencegah atau
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat.
5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cakupan wilayah provinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini akan membahas tentang hubungan pengetahuan gizi ibu, asupan
energi, zat besi dan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil di provinsi
Sumatera Barat dengan mengkaji penelitian berupa skripsi, thesis, disertasi dan
jurnal yang telah dipublikasikan dalam kurun waktu tahun 2010 – 2018.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode meta-analisis. Proses
analisis dalam penelitian ini menggunakan RevMan 5.3 untuk melihat
penggabungan secara sistematis antara variabel independen dan variabel
dependen dalam penelitian ini. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kejadian anemia dan variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan
gizi ibu, asupan energi, zat besi dan zinc.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Defenisi Anemia
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah
dalam darah. (WHO,2015). National Institute of Health (NIH) Amerika 2011
menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah
merah yang cukup (Fikawati, 2017). Anemia pada ibu hamil adalah kondisi
dimana menurunnya kadar hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang
(Suhartiningsih, 2017). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena
kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20 %
sampai dengan 89 % dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9 –
10 gr % disebut anemia ringan. Hb 7 – 8 gr % disebut anemia sedang. Hb < 7 gr
% disebut anemia berat (Manuaba, 2010).
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan
keperluan akan zat - zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam
darah dan sumsum tulang belakang. Sebagian besar anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi (Soebroto, 2009). Hal itu disebabkan karena dalam
kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan
7
dalam darah dan sumsum tulang. Dalam kehamilan darah bertambah banyak
(hipervolemia), akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. (Wikjosastro,
2010)
2.1.2 Diagnosis Anemia
Penegakkan diagnosis anemia dilakukan dengan pemeriksaaan laboratorium kadar
hemoglobin/Hb dalam darah dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin(WHO,
2001). Hal ini sesuai dengan Permenkes Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. Rematri dan WUS menderita anemia bila kadar
hemoglobin darah menunjukkan nilai kurang dari 12 g/dL.
T
a
b
e
l
2
.
1
k
l
asifikasi anemia menurut kelompok umur.
Populasi Non Anemia
(g/dL)
Anemia (g/dL)
Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5 – 11 tahun 11,5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12 – 14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Perempuan tidak
hamil (≥ 15 tahun)
12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki – laki ≥ 15tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8,0
8
Sumber : WHO, 2011
2.1.3 Etiologi Anemia
Anemia memiliki berbagai macam penyebab. Beberapa penyebab umum
timbulnya anemia pada ibu hamil yaitu kurang gizi atau tidak adekuatnya intake
besi (malnutrisi) yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kadar besi
saat kehamilan, malabsorsi besi, pendarahan uterus dan menorrhagi (Octavia,
2016).
2.1.4 Klasifikasi Anemia
a. Anemia fisiologis
Anemia pada kehamilan dapat merupakan suatu proses fisiologis.
Perubahan volume plasma pada awal kehamilan belum signifikan . Terjadi
peningkatan volume plasma sebesar 40-60% pada trimester II dan sel darah
merah sebesar 20-25% dan mencapai puncaknya pada trimester III dan
meningkat pada akhir kehamilan sebanyak 1000 ml (Nursaputri, 2015).
Perubahan hematologi saat kehamilan bertujuan untuk menunjang proses
pembentukan plasenta (Department of Health South Australia, 2016)
b. Anemia Defisiensi Besi
Zat besi adalah zat yang berfungsi untuk mengikat oksigen lalu
disebarkan ke seluruh tubuh. Penyebab anemia pada kehamilan yang paling
sering yaitu defisiensi zat besi. Ini disebabkan karena adanya penurunan
jumlah hemoglobin dalam sel darah merah (hipokromik) dan ukuran sel
darah merah yang mengecil secara abnormal (mikrositik) sehingga terjadi
9
penurunan kapasitas darah dalam mengedarkan oksigen ke seluruh sel dan
jaringan tubuh (Prakash, 2015). Kebutuhan zat besi selama kehamilan tiga
kali lebih besar yakni mencapai 600 mg dibanding orang normal yang dan
untuk janindibutuhkan sekitar 300 mg (Department of Health South
Australia, 2016)
2.1.5 Tanda Dan Gejala Anemia
1. Anemia Ringan
Biasanya anemia ringan tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun,
jika anemia secara terus menerus (kronik), tubuh dapat beradaptasi dan
mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak aada gejala apapun
sampai anemia menjadi berat (proverawati,2011)
2. Anemia Sedang
Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya
pengiriman oksigen kesetiap jaringan dalam tubh, anemia dapat
menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Gelaja anemia mungkin termasuk
kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak nafas, ringan dan tampak
pucat (Atikah, 2011).
3. Anemia Berat
Beberapa tanda yang mungkin menunjukan anemia berat pada seseorang,
seperti perubahan warna tinja, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah,
frekuensi nafas cepat, pucat atau kulit dingin, pusing dan nyeri dada
(Proverawati,2011)
10
2.1.6 Cara Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Rematri dan
WUS
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan dengan memberikan
asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan
hemoglobin. Upaya yang dapat dilakukan adalah (Kemenkes 2016) :
a. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi
seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama sumber pangan hewani
yang kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG. Selain itu
juga perlu meningkatkan sumber pangan nabati yang kaya zat besi (besi non-heme),
walaupun penyerapannya lebih rendah dibanding dengan hewani. Makanan yang kaya
sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari
nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan. Untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dari sumber nabati perlu mengonsumsi buah-buahan yang
mengandung vitamin C, seperti jeruk, jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh
zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
b. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat gizi kedalam
pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan tersebut. Penambahan zat gizi
dilakukan pada industri pangan, untuk itu disarankan membaca label kemasan untuk
11
mengetahui apakah bahan makanan tersebut sudah difortifikasi dengan zat besi.
Makanan yang sudah difortifikasi di Indonesia antara lain tepung terigu, beras, minyak
goreng, mentega, dan beberapa snack . Zat besi dan vitamin mineral lain juga
dapat ditambahkan dalam makanan yang disajikan di rumah tangga dengan
bubuk tabur gizi atau dikenal juga dengan Multiple Micronutrient Powder.
c. Suplementasi zat besi
Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak mencukupi kebutuhan terhadap
zat besi, perlu didapat dari suplementasi zat besi. Pemberian suplementasi
zat besi secara rutin selama jangka waktu tertentu bertujuan untuk
meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk
meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh.
2.2 Pengetahuan Gizi Ibu
2.2.1 Defenisi Pengetahuan Gizi Ibu
Pengetahuan gizi adalah hasil dari pengindraan melalui panca indra
manusia seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa dari perabaan.
Pengindraan ini terjadi setelah melakukan suatu objek tertentu yaitu gizi. Namun
sebagian besar pengetahuan yang didapat seseorang diperoleh dari pendengaran
dan penglihatan (Notoatmodjo, 2003). Semakin luas pengetahuan ibu hamil
mengenai gizi dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenis makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan
kesehatan ibu hamil.
12
Menurut Notoatmodjo (2003), dikatakan bahwa perilaku didasari oleh
pengetahuan akan lebih permanen dianut oleh seseorang dibanding dengan
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki
seseorang sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan dalam mengurus
rumah tangga untuk upaya penanggulangan status gizi kurangPengetahuan
merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.
Pengetahuan yang dimiliki oleh sang ibu akan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan
pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang memenuhi
kebutuhan dirinya dan juga bayinya, sebaliknya bila pengetahuan ibu kurang
maka ada kemungkinan besar kebutuhan untuk dirinya dan bayi tidak terpenuhi
dengan tepat. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa
ngidam, dimana perut tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan.
Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan
yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga
bayinya (Atika dkk, 2009).
Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah bahwa
tingkat pengetahuan seorang ibu juga menjadi unsur penting yang mempengaruhi
terjadinya anemia. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik diharapkan
pengetahuan/informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik dan ibu
dapat memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi sehingga kebutuhan nutrisi
bisa terpenuhi dan terhindar dari anemia pada saaat hamil.
2.2.2 Tingkat Pengetahuan
13
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara luas.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Diharapkan dengan
14
pengetahuan ibu hamil yang baik maka ibu dapat memberikan tindakan yang
positif khususnya dalam pemenuhan gizi ibu hamil.
2.3 Asupan Energi
2.3.1defenisi Asupan Energi
Energi diperlukan untuk kelangsungan proses-proses didalam tubuh seperti
proses peredaran dan sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan, pencernaan,
proses fisiologis lainnya untuk bergerak atau melalukan pekerjaan fisik. Energi
dalam tubuh dapat timbul karena adanya pembakaran karbohidrat, protein, dan
lemak (Karta, 2003). Kebutuhan energi ditentukan oleh metabolisme basal, umur,
aktifitas fisik dan Specific Dynamic Action (SDA). Kebutuhan energi terbesar pada
umumnya diperlukan untuk metabolisme basal (Almatsier, 200).
2.3.2 Sumber Energi
Energi yang ditambahkan umumnya berasal dari zat gizi makro, yaitu
karbohidrat. Jika asupan karbohidrat tubuh kurang, maka sumber energi yang akan
digunakan adalah protein, dan apabila asupan karbohidrat berlebih, maka
karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan energi.
Protein adalah zat utama untuk pertumbuhan tubuh. Bahkan Enzim, Hormon, dan
darah di tubuh kita terdiri dari protein. dan lemak berfungsi di berbagai hal, salah
15
satunya sebagai cadangan energi terbesar tubuh. Tambahan energi bisa didapat
dari nasi, roti, mie, jagung, ubi, kentang, ikan, susu, ayam, tahu, tempe dan
sebagainya (Fikawati, dkk, 2015).
2.3.3 Kebutuhan Asupan Energi
Energi dibutuhkan tubuh yang pertama untuk memelihara fungsi dasar tubuh
yang disebut metabolisme dasar sebesar 60-70 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan energi untuk metabolisme basal adalah kebutuhan energi minimum
dalam keadaan istirahat total, tetapi dalam lingkungan suhu yang nyaman dan
suasana tenang. Energi juga diperlukan untu fungsi tubuh lain seperti mencerna,
mengolah, menyerap, serta bergerak, berjalan, bekerja dan beraktivitas lainnya
(Soekirman, 2000).
Ibu hamil membutuhkan asupan energi yang tinggi karena adanya
peningkatan metabolisme basal. Jika asupan energi tidak seimbang, maka tubuh
akan menggunakan cadangan lemak. Bila cadangan lemak digunakan terus
menerus dan habis, maka akan terjadi perubahan biokimia dengan cara
menggunakan protein yang ada di hati dan otot untuk diubah menjadi energi.
Penelitian Ernawati (2006) yang dilakukan di Semarang menunjukan ada
hubungan yang bermakna antara tingkat komsumsi energi dengan status gizi. Hal
16
ini didukung dengan adanya penurunan status gizi disebabkan karena kurangnnya
jumlah makanan yang dikomsumsi baik secara kualitas maupun kuantitas
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Energi (AKE) dalam sehari.
Kelompok
Umur
Energi
(Kal)
Perempuan :
10-12 tahun 2.000
13-15 tahun 2.125
16-18 tahun 2.125
19-29 tahun 2.250
30-49 tahun 2.150
50-64 tahun 1.900
65-80 tahun 1.550
17
>80 tahun 1.425
+ Bumil :
Trimester 1 +180
Trimester 2 +300
Trimester 3 +300
Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013
2.4 Zat Besi (Fe)
2.4.1 Defenisi Zat Besi (Fe)
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini
terutama diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis
Hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan
eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi),
protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Depkes, 2001). Seorang
ibu yang dalam masa kehamilannya telah menderita kekurangan zat besi tidak
dapat memberi cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah yang cukup
18
untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu dari
ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak mengandung zat besi
karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia (Siregar,
2000).
2.4.2 Sumber Besi (Fe)
Pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai
ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam serealia dan kacang-kacangan
mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi dalam sebagian besar
sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam
mempunyai ketersediaan biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi
makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber besi berasal dari hewan
dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu sumber
absorbsi. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi di dalam
makanan, dinamakan juga ketersediaan biologik (bioavability). Menu makanan
di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, daging/ayam/ikan, kacang-kacangan,
serta sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C (Ningrum, 2009).
2.4.3 Kebutuhan Zat Bezi (Fe)
Zat besi (Fe) adalah bagian penting dari hemoglobin, mioglobin, dan
enzim, namun zat ini tergolong essensial sehingga harus disuplaidari makanan.
Kebutuhan zat besi (Fe) untuk ibu hamil juga mengalami peningkatan untuk
pertumbuhan janin. Zat besi akan disimpan oleh janin dihati selama bulan
pertama sampai dengan bulan keenam kehidupannya untuk ibu hamil pada
trimester ketiga harus meningkatkan zat besi untuk kepentingan kadar HB
19
dalam darah untuk transfer pada plasenta, janin, dan persiapan kelahiran.
Kebutuhan Fe selama kehamilan enam minggu/1.000 Kal (Adriani M dkk,
2012).
Ibu lebih memilih untuk konsumsi sumber zat besi dari non-heme dimana
ibu cenderung mengonsumsi sumber lauk nabati dibandingan sumber lauk
hewani yang menjadi sumber besi heme. Besi heme rata-rata dikonsumsi 10%
perhari tetapi memilki daya serap yang sangat tinggi. Sekitar 25% besi heme
mampu diserap oleh tubuh. Sedangkan besi non-heme rata-rata dikonsumsi
sekitar 90% tetapi hanya 17% yang mampu diserap oleh tubuh. Pemberian
makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita anemia dan
berasal dari keluarga miskin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun
besar peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik. Pada
ibu hamil yang menderita anemia dan dari keluarga miskin kemungkinan masih
membutuhkan intervensi tambahan agar dapat menurunkan prevalensi anemia
sampai ke tingkat yang paling rendah (kusumawati I dkk, 2016).
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Zat Besi dalam sehari.
Kelompok
umur
Zat Besi
(Kal)
Perempuan :
10-12 tahun 20
20
13-15 tahun 26
16-18 tahun 26
19-29 tahun 26
30-49 tahun 26
50-64 tahun 12
65-80 tahun 12
>80 tahun 12
+ Bumil :
Trimester 1 +0
Trimester 2 +9
Trimester 3 +13
Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013
2.5 Seng (Zinc)
2.5.1 Defenisi Seng (Zinc)
21
Zinc adalah mineral penting yang terdapat pada hampir setiap sel. Zinc
menstimulasi aktifitas kurang lebih 100 enzim, yaitu substansi yang
mendukung reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh. Zinc diperlukan juga untuk
mendukung sistem pertahanan tubuh yang baik, untuk penyembuhan luka,
membantu kemampuan indera perasa dan penciuman, dan diperlukan untuk
sintesis DNA. Zinc juga berguna untuk pertumbuhan tubuh yang normal dan
perkembangan manusia mulai dari masa kehamilan, anak-anak dan dewasa.
Tubuh mengandung 2-2,5 gram zinc yang tersebar hampir diseluruh
tubuh, diantaranya di hati, otot, kuku, dan rambut. Dalam cairan tubuh, zinc
merupakan cairan intraseluler. Zinc di dalam plasma hanya 0,1% dari seluruh
zinc yang terdapat didalam tubuh (Almatsier, 2006).
2.5.2 Sumber Seng (Zinc)
Kecukupan asupan zinc selama kehamilan untuk memenuhi peningkatan
tuntutan fisiologis dipengaruhi oleh makanan dan penyerapan zinc dan atau
ekskresi zinc endogen. Sumber zinc baik bagi ibu hamil seperti daging merah,
kerang, dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik. Seng juga dapat
diperoleh dari ikan, kepiting, susu, produk olahan gandum, dan ragi.
Pengaturan penyerapan zinc di usus dan ekskresi endogen merupakan sarana
utama untuk mempertahankan homeostasis zinc pada berbagai tingkat asupan
zinc (King, dkk.,2015).
22
Bayi yang lahir dari ibu yang mendapat suplemen zinc secara signifikan
lebih berat dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak
mengkonsumsi zinc, dengan perbedaan yang terbesar ketika suplementasi
dimulai pada trimester ketiga kehamilan. Usia kehamilan pada kelompok zinc
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa zinc, tetapi perbedaan
signifikan secara statistik bila suplemen diberikan lebih dari 3 bulan (39,4 ±
0,1 minggu pada kelompok zinc dan 38,5 ± 0,3 minggu tanpa zinc (Dewi dkk,
2015).
Dalam populasi dengan tingkat asupan zinc yang biasa rendah,
pengaturan zinc endogen dianggap lebih kritis dalam pemeliharaan homeostasis
zinc dibandingkan dengan perubahan penyerapan zinc, tetapi ada keterbatasan
dari mekanisme adaptasi ini terutama dalam kondisi asupan zinc yang sangat
rendah dan berlangsung lama atau kronis (Krebs, 2003). Kebutuhan dalam
jumlah kecil dalam makanan yang setiap hari untuk kesehatan tubuh sekitar 90
% zinc dalam tubuh ditemukan dalam tulang dan otot.
2.5.3 Kebutuhan Seng (Zinc)
Kebutuhan tubuh akan zinc bervariasi, tergantung dari usia, jenis kelamin,
biologis zinc dari makanan dan keadaan fisiologi tertentu seperti kehamilan dan
menyusui. Zinc merupakan jenis mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah mikro. Untuk anak usia 10-12 tahun, angka kebutuhan zinc yang
dianjurkan untuk laki-laki adalah 14 mg/ hari , sedangkan untuk perempuan
adalah 13 mg/ hari (Permenkes RI, 2013).
23
Tabel 2.4 angka kecukupan seng (zinc) dalam sehari.
Kelompok
umur
Zinc (Kal)
Perempuan :
10-12 tahun 13
13-15 tahun 16
16-18 tahun 14
19-29 tahun 10
30-49 tahun 10
50-64 tahun 10
65-80 tahun 10
>80 tahun 10
+ Bumil :
Trimester 1 +2
Trimester 2 +4
Trimester 3 +10
Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013
24
2.6 Desain Studi Meta – Analisis
2.6.1 Defenisi Meta – Analisis
Dalam literature kedokteran artikel yang menggabungkan berbagai hasil
dari studi orisinal disebut dengan literature review. Artikel jenis ini bersifat
naratif dan tidak dibuat secara sistematis, dalam arti penelusuran dan
pemilihan aritikel yang akan digabung tidak dilakukan dengan kriteria yang
telah ditetapkan, kurang melakukan telaah kritis dan evaluasi sistematis
kepada kualitas artikel sehingga dapat menyimpulkan bias akibat dari
overview. Maka penulis hanya memilih artikel yang mendukung
pendapatnya saja dan tidak memilih sumber alain yang bertentangan.
Systematic review merupakan analisis statistika yang dilakukan secara
tidak formal, sedangan analisis statistika yang dilakukan secara formal
disebut dengan meta-analisis. Meta-analisis yaitu suatu teknik statistika yang
menggabungan dua atau lebih hasil dari penelitian yang dapat digabungan,
sehingga didapatkan data baru yang bersifat kuantitatif. (Ningrea, 2016)
2.6.2 Tujuan Meta-Analisis
Tujuan dari meta-analisis pada umumnya tidak berbeda dengan jenis
penelitian klinis analitik, yaitu : (Ningrea, 2016)
1. Untuk mendapatkan estimasi effect size, adalah kekuatan hubungan atau
besarnya perbedaan antar – variabel.
25
2. Melakukan inferensi dari data sampel ke populasi, baik menggunakan uji
hipotesis (nilai p) ataupun estimasi (interval kepercayaan).
3. Melakukan control terhadap variabel yang pontensial yang bersifat sebagai
factor perancu (counfounding) supaya tidak mengganggu kemaknaan
statistic dari hubungan atau perbedaan yang ditemukan.
2.6.3 Alur Meta – Analisis
Meta – analisis merupakan metode penelitian tersendiri dan termasuk
dalam desain studi observasional retrospektif. Subjek meta – analisis
adalah hsil penelitian yang relevan dan akan disertakan dalam meta-
analisis. Secara ringkas, meta-analisis dapat dilakukan beberapa langkag
sebagai berikut : (Ningrea, 2016)
1. Identifikasi Sudi
Penelusuran (searching) bahan studi dilakukan dengan cara
memasukan kata kunci yang sudah ditetapkan pada database yang akan
digunakan seperti PubMad, google scholar, repository dll. Hal ini sangat
mempengaruhi jumlah dan jenis pustaka yang didapatkan. Oleh karena itu,
spesifikasi database stategi pencarian, periode waktu, dan kata kunci
(seach terms) yang digunakan harus sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Seleksi Studi
Artikel yang telah terkumpul diteliti satu persatu. Tahap tertama dalam
seleksi studi adalah memastikan bahwa semua artikel telah sesuai dengan
kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Penyaringan (scrinning) dapat
26
dilakukan dengan cara review terhadap judul artikel tersebut. Selanjutnya,
artikel dengan judul yang berpotensi relevan akan di review abstraknya.
Artikel yang sudah review abstraknya dan berpotensi relevan, akan di
review dalam bentuk full text. Setelah melakukan review maka akan
tersisa beberapa artikel yang akan masuk kedalam tahap telaah sistematis.
3. Abstraksi Data
Setelah melakukan seleksi studi, semua penelitian yang sudah relevan
akan ditelaah sistematis dan beberapa variabelnya akan diambil (abstraksi).
Informasi yang diambil setiap penelitian akan dikelompokkna kedalam
tabel dengan format nama peneliti, lokasi studi, waktu peneliti, jumlah
sampel, jumlah kasus, desain studi, factor resiko, cara pengukuran factor
resiko, outcome dan komentar.
4. Analisis Data
Bagian terpenting dalam meta-analisis adalah penggabungan dari
berbagai penelitian. Penggabungan dari berbagai penelitian dengan jumlah
subjek dan kualitas yang berbeda tidak dapat diperlakukan sama, penelitian
dengan jumlah yang banyak dan kualitas lebih baik maka akan
mendapatkan bobot yang lebih besar. Selain itu, penelitian dengan outcome
berupa data nominal dikotom, maka penggabungan hasil dinyatakan dalam
bentik odds, insiden, odd rasio atau resiko relatife.
Mengingat besar sampel berbeda pada setiap penelitian, peneliti harus
melakukan uji heterogenitas. Hasil uji heterogenitas akan menentukan
model analisis dalam menghitung efek gabungan. Fixed efeect model
27
digunakan untuk antar peneliti homogen (nilai p heterogenitas >0,05 atau I²
kecil) dan random effect model digunakan untuk antar peneliti heterogen
(nilai p heterogenitas <0.05 atau I² besar). Selanjutnya, analisis data
dilakukan mendapatkan nilai pooled relative risk estimate dengan
mengguakan metode Mentel-Haenzel (fixed effect model) dan metode
DerSimonia-Laird (random effect model) serta disajikan dalam bentuk
forest plot.
2.6.4 Kelebihan dan Keterbatasan Meta-Analisis
1. Kelebihan
1) Medorong pemikirna sistematis tentang metode, kategorisasi, populasi,
intervensi, outcome dan cara untuk memadukan berbagai bukti.
Metode ini mengensimasi besarnya efek statistika (odds ratio atau
resiko relatif) dan kemaknaan nya.
2) Menggabungkan data dari berbagai studi sehingga meningkatkan
kemampuan generalisasi dan power statistic.
3) Jumlah individu bertambah banyak dalam meta-analisis sehingga
memberikan interpretasi data dengan kepercayaan yang lebih besar.
4) Jumlah sabjek yang memungkinkan untuk menganalisis sub-grub yang
tidak dapat dilakukan pada penelitian aslinya.
5) Hasil meta-analisis memberi petunjuk penelitian lebih lanjut, termasuk
besar sampel yang diperlukan. (Ningrea, 2016)
2. Keterbatasan
28
1) Bias publikasi merupakan masalah yang dihadapi dalam melakukan
meta-analisis. Metode ini hanya mencakup penelitian yang
dipubikasikan, sementaraitu penelitian yang hasilnya negative biasnya
tidak dipublikasikan sehingga memungkinkan tidak menggambarkan
keadaan yang sebenarnya.
2) Besar sampel dalam meta-analisis sangakt dibatasi dengan studi
relevan yang ada.
3) Peneliti harus mengikuti metode, kualitas dan kelengkapan data yang
dipakai oleh peneliti sebelumnya untuk menilai hasil studi. (Ningrea,
2016)
2.7 Penelitian Terkait
N
o.
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1
.
Melorys
Lestari
Purwaningtyas ,
Galuh Nita
Prameswari
(2017)
Faktor Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil
Tidak ada hubungan antara
pendapatan, pengetahuan,
pendidikan, usia, tingkat kecukupan
zat besi, protein, vitamin C, paritas,
kebiasaan minum teh dengan
kejadian anemia ibu hamil, ada
hubungan status gizi dengan
kejadian anemia ibu hamil.
29
2
.
Nur
Solehah,
Ristiana Eka
Ariningtyas
(2014)
Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Anemia Di
Puskesmas Godean Ii
Kabupaten Sleman
Hasil penelitian menunjukkan
tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang anemia di Puskesmas
Godean II pada kategori baik
sebanyak 13 responden (23,6%),
kategori cukup 34 responden
(61,8%), dan kategori kurang
sebanyak 8 responden (14,6%).
3
.
Putri Aulia
Azra, Bunga Ch
Rosha (2015)
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Status Anemia Ibu
Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Air
Dingin Kecamatan
Koto Tangah, Kota
Padang
Sebesar 69,4 persen ibu hamil
mengalami anemia. Uji chi square
menunjukkan hubungan bermakna
antara umur kehamilan,
suplementasi tablet besi, dan
konsumsi (protein, lemak, vitamin
c, dan zat besi) terhadap status
anemia pada ibu hamil.
4. Nur
Khasanah
(2003)
Hubungan status
protein, besi, seng,
vitamin A, folat dan
anthropometru ibu
hamil trimester II
Ibu hamil yang anemia 19
responden (39,6%) dan anemia
tidak merupakan factor resiko
BBLR. Tingkat pendidikan rendah,
sepersepuluh responden tidak lulus
30
dengan BBLR sekolah dasar. Ibu hamil defesiensi
ZN 27 responden (56,3%) dan
status Zn tidak merupakan factor
resiko terhadap BBLR. Ibu hamil
defesiensi vitamin A 7 responden
(14,6%) dan status vitamin A tidak
merupakan faktor resiko terhadap
BBLR
5
.
Safarina
Nora (2012)
Hubungan
Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Anemia
Defisiensi Besi Dengan
Kepatuhan Dalam
Mengkonsumsi Tablet
Zat Besi Di Bidan
Praktek Swasta Cut
Maryamah Tringgadeng
Tahun 2012
Dari 16 responden yang
berpengetahuan baik ada 10
responden (62,5%) yang patuh
dalam mengkonusumsi tablet Fe
dan hanya 6 responden (37,5%)
yang kurang patuh dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Ada
hubungan antara pengetahuan ibu
dengan kepatuhan dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe p=0,001
(p<0,05). ada Hubungan
Pengetahuan IBu hamil Tentang
Anemia Defisiensi Besi Dengan
Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi
31
Tablet Zat Besi di Bidan Praktek
Swasta Cut Maryamah
Trienggadeng Tahun 2012
6
.
Rizqi
Ariyani (2016)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Trimester Iii
Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo
Sebanyak 60% responden
menderita anemia. Sebanyak 60%
responden tidak patuh
mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak
86,7% ibu hamil berada di
kelompok umur tidak beresiko. Ada
hubungan antara kepatuhan
konsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia
32
BAB III
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka teori
Gambar 3.1 : kerangka teori
Sumber : istianti 2000, dan arisman 2004
Anemia pada
kehamilan
Faktor dasar :
- Social ekonomi
- Pengetahuan
- Pendidikan
- budaya
Faktor lingkungan :
- Pola konsumsi zat
besi
- Asupan energi
- Asupan zinc
- Penyebab infeksi
- perdarahan
Faktor tidak langsung :
- Kunjungan antenatal
care (ANC)
- Paritas
- Umur
- Dukungan suami
33
3.2 Kerangka konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
3.3 Defenisi Operasional
N
o.
Varia
bel
Defenisi
Operasional
Cara
Ukur
PR/OR Skala
Ukur
1
.
Anemia
pada Ibu
Hamil
Kondisi ibu
hamil dengan
hb <11 gr%
(Arisman,
2007)
Telaah
artikel
PR Rasio
2
.
Pengetahu
an gizi ibu
Kemampuan
yang dimiliki
oleh seorang
ibu untuk
memahami
sebuah
informasi
Telaa
h artikel
PR Rasio
Pengetahuan gizi ibu
Asupan energi
Zat besi
Kejadian Anemia pada
ibu hamil
Zinc
34
tentang gizi
melalui
inderanya
3
.
Asupan
energi
Rata- rata
asupan
makanan
yang
mengandun g
zat besi
(Almatsier,
2011
Telaah
artikel
PR Rasio
4
.
Asupan
zat besi
Rata- rata
asupan
makanan
yang
mengandun g
zat besi
(Almatsier,
2011
Telaah
artikel
PR Rasio
5
.
Asupan
zinc
Rata- rata
asupan
makanan
yang
mengandun g
zat besi
(Almatsier,
2011
Telaah
artikel
PR Rasio
35
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi meta-analisis. Meta-analisis adalah suatu
telaah sistematik yang menggukan teknik statistika untuk menggabungkan dua
atau lebih hasil suatu penelitian sehingga didapatkan suatu data baru yang
bersifat kuantitatif. Meta-analisis dipandang sebagai studi observasional
retrospektif, dalam arti peneliti hanya melakukan rekapitulasi data tanpa
memanipulasi eksprimental.
4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Desember 2018 – Juli 2019. Sumber data dari
penelitian ini adalah literature atau hasil penelitian skripsi, thesis, disertai jurnal
yang sudah terpublikasi secara online dan dengan kunjungan ke
perpustakandengan cakupan wilayah dalam penelitian tersebut di Sumatera
Barat. Dalam penelitian ini artikel yang diambil dengan batasan dari tahun 2010
– 2018. Pengumpulan sumber data literature dalam penelitian ini di lakukan di
internet melalui database scholar, database scholer unand dan kunjunagn
perpustakaan. Dalam penelitian ini kontak dengan peneliti atau penelusuran
secara manual tidak dilakukan.
36
Tabel 4.1 seach term pencarian literature
Seach terms pencarian literature hubungan pengetahuan gizi ibu, asupan
energi, zat besi dan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil di kota padang
1
.
Kata kunci anemia
pada ibu hamil
Ibu Hamil, Anemia,
2
.
Kata kunci asupan
gizi
Asupan Energi, Zat Besi, Zinc
3
.
Kata kunci
pengetahuan gizi
Pengetahuan, Anemia,
4
.
Kata kunci desain Case control, cross sectional
4.3 Sumber Informasi
Sumber informasi yang didapat dalam penelitian ini adalah sumber-sumber
literatur dari penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang
membahas tentang anemia pada ibu hamil dan faktor penyebabnya.
4.4 analisa data
Setelah melakukan seleksi studi, semua penelitian yang sudah relevan akan
ditelaah sistematis dan beberapa variabelnya akan diambil (abstraksi).
Penggabungan hasil dari berbagai pnelitian merupakan bagian paling
37
menentukan dalam meta-analisis. Penelitian yang berbeda besar sampel dan
kualitasnya tidak bisa di beri perlakuan yang sama. Penelitian yang memiliki
kualitas lebih tinggi mendapat bobot yang lebih besar (Nindrea,2016).
Analisis data menggunakan fixed effect model atau random effect model.
Software yang digunakan dalam melakukan meta-analisis adalah Review
Manager 5.3 (RevMan 5.3). langkah – langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan meta-analisis adalah :
1. Hitung ukuran statistic dalam masing – masing penelitian. Ukuran statistic
tergantung pada substansi penelitian. Ukuran statisktik antara lain selisih
rerata, odds ration, resiko relative, korelasi, dan berbagai ukuran statistic
lainnya. Symbol matematis untuk ukuran statitik adalh Y.
Rumus :
Y = In (OR) atau ∆y = y1 – y2
IK = y ± Z∝ x SE
2. Hitung fariabel masing – masing pnelitian. Setiap peneliti memiliki fariasi
yang berbanding terbalik dengan standar erornya. Standar eror sendiri
berbanding terbalik dengan jumlah sabjek dan berbanding lurus dengan
simpang baku. Symbol matematis variasi masing – masing penelitian adalah
V.
Rumus :
V = SE²
38
3. Hutung bobot masing –masing penelitian. Bobot masing – masing penelitian
berbanding terbalik dengan variasinya. Bobot dihitung dengan nilai absolut
(W) dan persentasi (W%).
Rumus :
W = 1/V
W% = W/ΣW x 100%
4. Hitung variasi antar penelitian
Parameter variasi antarpenelitian adalah Q, I², dan T². nilai Q adalah
variasi dalam nilai yang terstandarisasi. Kombinasi nilai Q dan degree of
freedom (df) merupakan uji heterogenitas yang digunakan untuk menguji
variasi antapenelitian secara statistic. Nilai I² adalah variasi antarpenelitian
dalam satuan persentasi (antara 0-100%). Sementaraitu, niali T² adalah
variasi antarpenelitian dalam satuan metrik sesuai dengan ukuran statistic
yang sedang dihitung.
Rumus :
𝑄 = 𝛴𝑊𝑌2 − (𝛴𝑊𝑌)²
𝛴𝑊
I² = (𝑄−𝐷𝐹)
𝑄
r² = (𝑄−𝐷𝐹)
𝐶
c = ΣW - 𝛴𝑊²
𝛴𝑊
39
5. Menganalisis variasi antarvariabel. Analisis terhadap variasi anatapeneliti
ditujukan untuk menentukan apakah antarpenelitian heterogen atau
homogen. Antarpenelitian dikatakan homogeny apabila nilai p pada uji
heterogenitas lebih besar dari pada 0,05 atau nilai I² dan T² kecil.
Konsekuensinya, jika antarpenelitian homogeny model untuk menghitung
efek gabungan adalah fired effect model. Sebaliknya, apabila anatr
penelitian heterogen, model utnuk menghitung efek gabungan adalah
random effect model.
6. Hitung efek gabungan dengan fixed effect model.efek gabungan pada fixed
effect model dapat dihitung dengan memanfaatkan informasi bobot tiap
penelitian (W) dan ukuran efek (Y) setiap penelitian. Symbol efek
gabungan adalah EG.
Rumus :
IK = EG ± Z𝛼 x SE
EG =𝛴𝑊𝑌
𝛴𝑊
SE = 1
√𝛴𝑊
7. Hitung variasi total penelitian,
Bila model yang harus dipilih adalah random effect model, kita terlebih
dahulu harus menghitung variasi total. Variasi total adalah penjumlahan
variasi masing – masing penelitian (V) dengan variasi antarpenelitian (T²).
symbol variasi total adalah Vt.
Rumus :
40
Vt = V + T²
8. Hitung bobot masing – masing penelitian.
Bobot pada langkah ini tidak sama dengan pada nomor 3. Bobot pada
nomor 3 (W) adalah bobot masing – masing penelitian yang tidak
memperhitungkan variasi antarpenelitian (T²). sementara itu bobot pada
langkah ini adalah bobot yang memperhitungkan variasi antarpenelitian
(T²) selain variasi masing – masing penelitian (V). dengan kata lain bobot
yang memperhitungkan variasi total. Untuk membedakannya, symbol
bobot yang memperhitungan variasi total adalah Wt sementara dalam
persentasinya Wt%.
Rumus :
Wt = 1
𝑉𝑡
Wt% = 𝑊𝑡
𝛴𝑊𝑡 x 100%
9. Hitung efek gabungan pada random effect model.
Efek gabungan pada random effect model sekarang sudah dapat
dihitung karena informasi bobot tiap penelitian (Wt) dan ukuran efek (Y)
setiap penelitian sudah tersedia. Symbol efek gabungan pada random
effect model adalah EGr.
Rumus :
EGr = 𝛴𝑊𝑡 𝑌
𝛴𝑊𝑡
IK = EGr ± Z𝛼 x SE
41
SE = 1
√𝛴𝑊𝑡
4.5 Uji Sensitivitas
Uji sensitivitas dilakuakn untuk membuktikan apakah hasil meta-analisis
relative stabil terhadap perubahan. Uji sensitivitas dapat dilakukan dengan cara
: (Nindrea,2016).
1. Membandingkan hasil bila dianalisis menggunakan fixed effect model
dengan hasil yang dianalisis dengan random effect model. Bila hasilnya
sama atau hamper sama, dapat disimpulkan bahwa variasi antar peneliti
tidak begitu berarti pada set data tersebut.
2. Menilai peran kualitas metodologi penelitian terhadap hasil yang diperoleh.
Untuk penelitian observasional. Misalnya, eksposur dan outcome tercatat
dengan baik, outcome utama diukur secara objektif, dan keterangan tentang
confounding tersedia. Dengan memberi nilai pada penelitian, akan terdapat
penelitian dengan nilai yang rendah. Bila penelitian yang bernilai rendah
dilekuarkan dalam analisis, dan hasil yang dipeoleh tidak banyak berubah,
berarti hasil keseluruhan tidak dipengaruhi oleh penelitian yang berkualitas
kurang baik tersebut.
42
3. Mengidentifikasi adanya publication bias. Bila memang ada bias publikasi,
penelitian dengan subjek paling banyak akan emberikan effect size yang
paling kecil. Bila hal ini terjadi, maka penelitian dengan subjek sedikit
tidak diikut sertakan dalam analisis. Bila hasilnya akhirnya tetap sama atau
identic, berarti bias pubikasi tidak berperan cukup besar dalam meta-
analisis.
4. Seleksi Studi
Studi yang di ikutsetakan dalam meta-analisis penelitian ini harus diseleksi
terlebih dahulu berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas
4.4.1 Kriteria Inklusi
1. Artikel tentang hubungan salah satu variabel independen dari penelitian
ini dengan variabel dependent dalam penelitian ini.
2. Artikel dengan batas waktu dari tahun 2015- 2018.
3. Artikel yang menggunakan Bahasa Indonesia.
4. Penelitian berada di Sumatera Barat.
5. Artikel yang didapat secara online.
4.4.2 Kriteria Ekslusi
1. Artikel dalam bahasa Inggris.
2. Penelitian tidak berada di Sumatera Barat.
3. Artikel yang tidak tersedia dalam full teks.
43
4.5 Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu sumber
primer dan sumber sekunder.
4.5.1 Data Primer
Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari
responden. Responden merupakan orang yang bersedia dimintai keterangan
tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat berupa tulisan
atau lisan (Arijunto, 2002). Yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini adalah hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti
terdahulu yang berisikan ibu hamil yang mengalami anemia. Data diperoleh
dari study literature jurnal – jurnal yang sudah terdokumentasi dan di
publikasikan dan juga mengunjungi perpustakaan Unand dan perpustakaan
Perintis.
4.5.2 Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh oleh peneliti sebagai pendukung
penelitian didapatkan dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2017, Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2017. Data yang
diambil berupa gambaran ibu hamil anemia.
44
BAB V
HASIL
5.1 Seleksi Studi
Penelusuran literature melalui 2 database yaitu google scholer dan scholar
unand dan juga kunjungan perpustakaan unand dan perpustakaan perintis.
Penelusuran literature dibatasi pada artikel berbahasa Indonesia dengan tahun
publikasi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2018. Total keseluruhan artikel
yang telah diidentifikasi melalui database tersebut adalah 473 artikel.
Tahap selanjutnya dari 473 artikel dilakukan penyaringan berdasarkan
review abstrak. Tujuan untuk melihat apakah masing – masing artikel telah
sesuai dengan variabel independent dan fariabel dependen peneliti. Dalam proses
penyaringan berdasarkan abstrak kelengkapan dari artikel juga diseleksi dan
dilakukan eksklusi pada artikel yang tidak tersedia dalam full text. Selain itu
proses eksklusi juga dilakukan pada artikel yang tidak dapat diakses. Sebanyak
64 artikel di inklusi berdasarkan review abstrak dan sebanyak 373 artikel yang
dieksklusi.
Tahap selanjutnya dari 64 artikel tersebut dilakukan penyaringan kembali
berdasarkan desain studi peneliti. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil
artikel dengan desain studi cross sectional dan case control. Dalam tahap ini
sebanyak 64 artikel di inklusi berdasarkan desain studi dan sebanyak 28 artikel
dieksklusi.
45
Tahap berikutnya 64 artikel dilakukan penyaringan kembali berdasarkan
lokasi penelitiann dan duplikasi artikel. Dalam tahap ini penelitia berada
diwilayah penelitian yang berbeda dengan peneliti akan dieksklusi, begitu juga
dengan artikel yang bersifat duplikasi. Sebanyak 38 artikel dieksklusi
berdasarkan lokasi penelitian dan duplikasi artikel. Sehingga terdapat 15 artikel
yang dimasukkan kedalam systematic review.
5.2 Telaah Sistematis
Sebanyak 15 artikel penelitian yang simasukkan kedalam systematic
review. Lima belas penelitian tersebut terdiri dari 10 artikel jurnal dan 5 artikel
berupa skripsi. Seluruh penelitian yang msuk ke dalam systematic review
menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian – penelitian tersebut
dieksklusi kedalam tabel yang berisi informasi nama peneliti, lokasi penelitian,
tahun penelitian, desain penelitian, jumlah sampel penelitian, defenisi hubungan
anemia, cara pengukuran, dan outcome. Rangkuman peneliti – peneliti tersebut
terdapat pada tabel 5.1 sebagai berikut :
46
Tabel 5.1 Overview Penelitian Yang Ditelaah Sistematis
No. Nama
Peneliti
Tahun
Peneliti
Metode
Penelitian
Wilayah Peneliti Jumlah
Kasus
Variabel
Independent
Defenisi
Variabel
Independent
PR/OR
1. Sari 2018 Cross
Sectional
Puskesmas
Seberang Kota
Padang
35 Pengetahuan - Baik
- Kurang
- kucup
1,86 (0,43 – 7,98)
2. Fitria 2018 Cross
Sectional
Puskesmas
Kabupaten Agam
30 - Pengetahuan - Baik
- Kurang
- Cukup
0,81 (0,71 – 3,86)
3. Ramadini 2015 Cross
Sectional
Puskesmas Lubuk
Buaya Kota
Padang
93 - Pengetahuan
- Asupan
energi
- Baik
- Kurang
- Cukup
3,04 (1,29 – 7,15)
4. Murni Et
Al
2016 Cross
Sectional
Payakumbuh
Barat
66 - Pengetahuan
- Asupan energi
- Baik
- Kurang
- Cukup
0,44 (0,08 – 2,35)
5. Horis 2012 Cross
Sectional
Puskesmas
Bungus
50 - Pengetahuan
- Zat Besi
- Baik
- Kurang
- Cukup
2,80 (0,31 – 25,26)
6. Haryani 2018 Cross Air Dingin Kota - Zat Besi - Baik 1,96 (0,46 – 8,42)
47
Sectional Padang - Kuranp
- Cukup
7. Astuti 2016 cross
sectional
Kelurahan
sawahan kota
padang
51 Asupan energi - Baik
- Kuranp
- Cukup
0,65 (0,21 – 1,98)
8. Aureliya 2016 cross
sectional
Puskesmas lubuk
alung, padang
pariaman
30 Tablet Fe - Baik
- Kurang
- Cukup
12,14 (1,19 –
23,62)
9. Febrianti 2016 Cross
Sectional
Puskesmas
Ambacang Kota
Padang
42 Tablet Fe - Baik
- Kurang
- Cukup
3,50 (0,81 – 15,16)
10. Juwita 2015 Cross
Sectional
Puskesmas
Sikijang
Kabupaten
Palalawan
70 Tablet Fe - Baik
- Kurang
- Cukup
1,91 (0,36 – 10,26)
11. Hammadah 2016 Cross
Sectional
Puskesmas Lubuk
Buaya Kota
Padang
58 Zat Besi - Baik
- Kurang
- Cukup
0,63 (0,21 – 1,88)
12. Sumantri 2015 Cross
Sectional
Puskesmas 75 Tablet Fe - Baik
- Kurang
3,47 (1,20 – 10,01)
48
- Cukup
13. Lesvi 2014 Cross
Sectional
Air Dingin Kota
Padang
44 Asupan Fe - Baik
- Kurang
- Cukup
0,84 (0,20 – 3,55)
14. Nurhidayati 2013 Cross
Sectional
Lubuk kalangan
kota padang
86 zinc - Baik
- Kurang
Cukup
6,58 (1,93 – 22,47)
15. Utama 2016 Case Control Puskesmas
Ambacang
62 Zinc - Baik
- Kurang
- Cukup
2,77 (1,12 – 6,87)
49
5.3 Meta-Analisiss
Analisis dilakukan untuk mendapatkan nilai pooled odds ratio estimate
dengan menggunakan metode Mentel – Haenszel untuk model analisis fixed
effect model dan metode DerSimonian-Laind untuk analisis random effect model.
Jika variasi antar variabel bersifat homogen atau nilai p heterogeny besar dari
0,05 model analisis yang digunakan adalah fixed effect model. Sementara apabila
variasi antar variabel bersifat heterogen atau nilai p heterogeny kecil dari 0,05
maka model analisis yang digunakan adalah random effect model.
5.3.1 Hubungan Pengetahan Gizi Ibu Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Jumlah artikel yang digabungkan dalam menganalisis hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah sebanyak 5
penelitian. Kelima artikel penelitian tersebut merupakan penelitian dengan
desain cross sectional. Penelitian yang digabungkan adalah Fitria tahun 2018,
Horis tahun 2012, Murni tahun 2016, Ramadini tahun 2015 dan Sari tahun
2018. Berikut adalah hasil hubungan meta-analisis hubungan pengetahuan gizi
ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil :
Gambar 5.1 foret plot hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
50
Keterangan :
: Persegi biru menggambarkan bobot masing – masing studi
: Diamod hitam menggambarkan pooled OR
: Garis horizontal menggambarkan 95% CI
Gambar 5.1 diatas menunjukan variasi antar penelitian adalah homogen.
Hal ini dibuktikan dari nilai p pada uji heterogeneity besar dari 0,05 yaitu p =
0,39 dan nilai I² yang kecil yaitu 3%. Sehingga dalam analisis ini menggunakan
fixed random model sudah tepat.
Forest plot di atas menunjukan bahwa pooled odds ratio yang diperoleh
sebesar 2,79 (95% CI 1,66 – 4,74). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengetahuan gizi ibu yang kurang memiliki resiko 2,79 lebih besar untuk
mengalami kejadian anemia pada ibu hamil. Terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil
di buktikan oleh p < 0,05 yaitu p = 0,00002.
5.3.2 Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Jumlah artikel yang digabungkan dalam menganalisis hubungan asupan
energi dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah sebanyak 3 penelitian.
Ketiga artikel penelitian tersebut merupakan penelitian dengan desain cross
sectional. Penelitian yang digabungkan adalah Astuti tahun 2016, Murni 2016,
51
dan Ramadini 2015. Berikut adalah hasil hubungan meta-analisis hubungan
asupan energi dengan kejadian anemia pada ibu hamil :
Gambar 5.2 foret plot hubungan asupan energi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.
Keterangan :
: Persegi biru menggambarkan bobot masing – masing studi
: Diamod hitam menggambarkan pooled OR
: Garis horizontal menggambarkan 95% CI
Gambar 5.2 diatas menunjukan variasi antar penelitian adalah homogen.
Hal ini dibuktikan dari nilai p pada uji heterogeneity besar dari 0,05 yaitu p =
0,72 dan nilai I² yang kecil yaitu 0%. Sehingga dalam analisis ini menggunakan
fixed random model sudah tepat.
Forest plot di atas menunjukan bahwa pooled odds ratio yang diperoleh
sebesar 2,56 (95% CI 1,35 – 4,86). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
asupan energi yang kurang memiliki resiko 2,56 lebih besar untuk mengalami
kejadian anemia pada ibu hamil. Terdapat hubungan yang signifikan antara
52
asupan energi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di buktikan oleh p < 0,05
yaitu p = 0,004.
5.3.3 Hubungan zat besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Jumlah artikel yang digabungkan dalam menganalisis hubungan zat besi
dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah sebanyak 8 penelitian.
Kedelapam artikel penelitian tersebut merupakan penelitian dengan desain
cross sectional. Penelitian yang digabungkan adalah Aurelia tahun 2016,
Febrianti tahun 2016, Hammadah tahun 2016, Haryani tagun 2018, Horis tahun
2012, Juwita tahun 2015, Lesvi tahun 2014 dan Sumantri tahun 2015. Berikut
adalah hasil hubungan meta-analisis hubungan asupan energi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil :
Gambar 5.3 foret plot hubungan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Keterangan :
: Persegi biru menggambarkan bobot masing – masing studi
: Diamod hitam menggambarkan pooled OR
53
: Garis horizontal menggambarkan 95% CI
Gambar 5.3 diatas menunjukan variasi antar penelitian adalah homogen.
Hal ini dibuktikan dari nilai p pada uji heterogeneity besar dari 0,05 yaitu p =
0,21 dan nilai I² yang kecil yaitu 27%. Sehingga dalam analisis ini
menggunakan fixed random model sudah tepat.
Forest plot di atas menunjukan bahwa pooled odds ratio yang diperoleh
sebesar 1,89 (95% CI 1,16 – 3,06). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
zat besi (Fe) yang kurang memiliki resiko 1,89 lebih besar untuk mengalami
kejadian anemia pada ibu hamil. Terdapat hubungan yang signifikan antara zat
besi (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di buktikan oleh p < 0,05
yaitu p = 0,010.
5.3.4 Hubungan zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Jumlah artikel yang digabungkan dalam menganalisis hubungan zinc
dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah sebanyak 2 penelitian.
Penelitian yang digabungkan adalah Nurhidayati tahun 2013 menggunkan
desain cross sectional dan Utama tahun 2016 menggunakan desain case control
. Berikut adalah hasil hubungan meta-analisis hubungan zinc dengan kejadian
anemia pada ibu hamil :
54
Gambar 5.4 foret plot hubungan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Keterangan :
: Persegi biru menggambarkan bobot masing – masing studi
: Diamod hitam menggambarkan pooled OR
: Garis horizontal menggambarkan 95% CI
Gambar 5.4 diatas menunjukan variasi antar penelitian adalah homogen.
Hal ini dibuktikan dari nilai p pada uji heterogeneity lebih kecil dari 0,05 yaitu
p = 0,004 dan nilai I² yang besar yaitu 88%. Sehingga dalam analisis ini
menggunakan random effect model sudah tepat.
Forest plot di atas menunjukan bahwa pooled odds ratio yang diperoleh
sebesar 0,80 (95% CI 0,70 – 8,67). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
zinc yang kurang tidak memiliki resiko 0,80 lebih besar untuk mengalami
kejadian anemia pada ibu hamil. Terdapat hubungan yang signifikan antara zinc
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di buktikan oleh p > 0,05 yaitu p =
0,86.
55
5. 4 Uji Sensitivitas
Uji sensitivitas digunakan untuk mengidentifikasi heterogenesis, menafsirkan
efek kualitas penelitian serta membuktikan hasil meta-analisis relative stabil. Uji
sensitivitas yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan pooled odss
ratio fixed effect model dan random effect model. Uji sensitivitas yang dilakukan
sangat terbatas hal ini dikarenakan jumlah studi ang sedikit. Membandingkan
antara hasil fixed effect model dan random effect model dapat didihat pada tabel
sebagai berikut
Tabel 5.1 Perbandingan Pooled Odds Ratio Estimate AntaraFixed Random Effext
Model Dan Random Effect Model
No Variabel Penelitian n Fixed Effect Model Homoge
neity (P
value)
Random Effect Model
OR 95% CI OR 95%
1. Hubungan Pengetahan
Gizi Ibu Dengan
Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil
5 2,79 1,64 – 4,74 0,39 2,80 1,73 – 4,81
2. Hubungan Asupan
Energi Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil
3 2,56 1,35 – 4,86 0,75 2,53 1,43 – 4,94
3. Hubungan zat besi
Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil
8 1,89 1,16 – 3,06 0,21 1,94 1,35 – 3,59
4. Hubungan zinc Dengan
Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil
2 0,68 0,33 – 1,38 0,29 0,80 0,07 – 8,67
56
Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa hasil analisis
menggunakan fixed effect model atau random effect model menghasilkan pooled
adds ratio yang berbeda. Pada hubungan pengetahuan gizi ibu dengan kejadian
anemia pada ibu hamil memiliki variasi antar penelitian bersifat homogeny,
artinya tidak ada variasi antar penelitian yang terdapat antara hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hal ini dibuktikan
dari nilai p uji heterogeneity lebih besar dari 0,05 yaitu p = 0,39. Sehingga hasil
pooled OR fixed effext model dan random effect model sedikit lebih besar di
bandingkan dengan fixed effect model, serta terjadi perluasan pada confident
interval random effect model.
Pada hubungan asupan energi dengan kejadian anemia pada ibu hamil
memiliki variasi antar penelitian yang bersifat homogeny, artinya ada variasi antar
penelitian yang terdapat antara hubungan asupan energi degan kejadian anemia
pada ibu hamil. Hal ini dibuktikan dari niali p ujihomogeneity lebih kecil dari 0,05
yaitu p = 0,01. Sehingga hasil pooled OR fixed effext model dan random effect
model begitu berbeda. berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat bahawa terjadi
peningkatan nilai pooled OR fixed effect model ke random effect model dan terjadi
perluasan pada confident interval semakin melebar.
Pada hubungan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil memiliki
variasi antar penelitian bersifat homogeny, artinya tidak ada variasi antar
penelitian yang terdapat antara hubungan zat besi dengan kejadian anemia pada
57
ibu hamil. Hal ini dibuktikan dari nilai p uji heterogeneity lebih besar dari 0,05
yaitu p = 0,21. Sehingga hasil pooled OR fixed effext model dan random effect
model sedikit lebih besar di bandingkan dengan fixed effect model, serta terjadi
perluasan pada confident interval random effect model.
Pada hubungan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil memiliki
variasi antar penelitian bersifat homogeny, artinya adanya variasi antar penelitian
yang terdapat antara hubungan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hal
ini dibuktikan dari nilai p uji heterogeneity lebih kecil dari 0,05 yaitu p = 0,04.
Sehingga hasil pooled OR fixed effext model dan random effect model yang
berbeda.
58
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Dengan penelitian ini
tidak dilakukan kontak langsung dengan peneliti sehingga mengakibatkan adanya
beberapa artikel yang tidak dapat dianalisis. Kecilnya batasan wilayah dan waktu
yang ditentukan juga mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan penelitian ini.
Selain keterbatasan wilayah dan waktu penelitian, jumlah artikel yang sedikit yang
didapatkan juga mengakibatkan ketrbatasan dalam melakukan uji sensitivitas.
Kecilnya batasan wilayah yang di tentukan mengakibatkan database yang dapat
digunakan dalam proses penelusuran artikel menjadi terbatas.
6.2 Seleksi Studi
Pada proses seleksi studi peneliti mendapatkan beberapa kendala. Adanya
keterbatasan dalam pencarian literatur yang hanya terbatas pada satu wilayah
provinsi yang sesuai dengan lokasi penelitian yang dilakukan peneliti berlokasi di
provinsi Sumatera Barat kota Padang. Hal tersebut menyebabkan keterbatasan
dalam mengumpulkan artikel penelitian yang relevan. Sehingga database yang
akan diakses untuk pencarian menjadi terbatas, dalam proses pencarian literatur
untuk penelitian peneliti hanya terdapat pada perpustaan yang ada di unand,
perpustakaan perintis, dan database secara online seperti google scholer dan
scholar unand.
59
Penelusuran artikel dilakukan dengan memasukkan kata kunci, hubungan
pengetahuan gizi ibu, asupan energi, zat besi dan zinc dengan kejadian anemia
pada ibu hamil OR pengetahuan gizi ibu terhadapt kejadian anemia pada ibu hamil
OR kejadian anemia pada ibu hamil OR hubungan zat besi dengan anemia pada
ibu hamil OR hubungan asupan energi dengan anemia pada ibu hamil OR
hubungan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil OR penyebab anemia pada
ibu hamil OR anemia pada ibu hamil dan cross sectional OR case control.
Artikel yang memiliki abstrak yang berpotensi relevan akan direview untuk
melihat desain penelitian dari masing – masing artikel. Hal ini dikarenakan desain
studi dalam penelitian ini dibatasi pada desain cross sectional dan case control.
Salah satu alasan dilakukan pembatasan disain studi hanya padacross sectional dan
case control supaya artikel yang didapatkan memiliki data yang dibutuhkan saat
menginput data di RevMan. Selain itu desain cross sectional dan case control
merupakan desain yang umum digunakan untuk penelitian terhadap kejadian
anemia pada ibu hamil sehinga peluang untuk mendapatkan artikel yang relevan
tidak sedikit.
6.3 Telaah Sistematis
Sebanyak 15 artikel penelitian yan dimasukkan ke dalam systematic review.
Dalam satu artikel penelitian terdapat dua fariabel yang bisa di teliti. Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Ramadini (2015) meneliti penetahuan dan asupan
energi, Murni et al (2016) meneliti pengetahuan dan asupan energi, Horis (2012)
60
meneliti pengetahuan dan zat besi. Selebihnya melakukan dengan satu variabel
yang termasuk dalam penelitian peneliti.
Jumlah artikel yang meneliti hubungan pengetahuan gizi ibu dengan
kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak 5 artikel. Kelima artikel tersebut
menggunakan desan studi croos sectional. Penelitian yang digabungkan adalah
penelitian Fitria (2018), Horis (2012), Murni (2016), Ramadini (2015), dan Sari
(2018).
Jumlah artikel yang meneliti hubunagn asupan energi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil sebanyak 3 artikel. Ketiga artikel penelitian tersebut
gigabungkan untuk menganalisis hubungan asupan energi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil dengan menggunakan meta-analisis.artikel penelitian yang
digabungkan adalah Astuti (2016), Murni (2016), dan Ramadini (2015). Ketiga
artikel tersebut menggunakan desain studi cross sectional.
Jumlah artikel yang meneliti hubungan zat besi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil sebanyak 8 artikel. Kedelapan artikel tersebut menggunakan desan
studi croos sectional. Artikel penelitian tersebut akan digabungan pada meta-
analisis. Penelitan dari Aurelia (2016), Febrianti (2016), Hammadah (2016,
Haryani (2018), Horis (2012), Juwita (2015), Lesvi (2014), dan penelitian dari
Sumatri (2015).
Artikel hubungan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak 2
artikel. Artikel tersebut menggunakan desain studi cross sectional dan case
61
control. Kedua artikel tersebut digabungkan untuk menganalisis hubungan zinc
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Artikel penelitian yang digabungkan
adalah penelitian dari Nurhidayati (2013) dan penelitian dari Utama (2016).
Artikel tersebut dianalisis menggunakan meta-analisis.
6.4 Meta-Analisis
6.4.1 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil
Lima penelitian digabungkan kedalam meta-analisis hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian –
penelitian tersebut keseluruhan menggunakan desain studi cross sectional.
Penelitian diantaranya adalah penelitian Fitria (2018) yang berada di Puskesmas
Kabupaten Agam dengan hasil OR 0,81 (0,17 – 3,86). Penelitian dari Horis
(2012) yang mewakili wilayah kerja puskesmas Bungus dengan hasil OR 6,15
(1,43 – 11,93), penelitian Murni (2016) yang bertemat di Payakumbuh Barat
dengan hasil OR 3,69 (1,14 – 11,93), penelitian yang dilakukan oleh Ramadini
(2015) dengan wilayah penelitian Puskesmas Lubuk Buaya kota Padang dengan
hasil OR 3,04 (1,29 – 7,15) dan penelitian dari Sari (2018) yang mewakili
wilayah kerja puskesmas Seberang Kota Padang dengan hasil OR 1,86 (0,43 –
7,98).
Berdasarkan gambar 5.1 dapat diketahui bahwa variasi antar penelitian
dalam hubungan pengetahuan gizi ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil
62
bersifat homogen dengan p heterogenitas >0,05 yaitu 0,39 artinya tidak
terdapat variasi antara penelitian dalam hubungan pengetahuan gizi ibu dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p<0,05 yaitu 0,0002 dengan hasil pooled OR sebanyak 2,79.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan gizi ibu yang kurang memiliki
resiko 2,79 kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang
memiliki pengetahuan gizi yang baik.
Pengetahuan gizi pada ibu hamil yang kurang bisa menyebabkan ibu
menderita anemia pada saat hamil. Hal ini juga menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan berhubungan dengan kejadian anemia dimana semakin rendah
pengetahuan ibu hamil maka semakin besar peluang ibu untuk mengalami
anemia. Sebaliknya, bila tinggi pengetahuan ibu hamil maka semakin rendah
kemungkinan untuk menderita anemia.
Dengan pengetahuan yang rendah, seorang ibu hamil beresiko menderita
anemia, karena ketidaktahuan ibu mengenai anemia menghambat proses
pencegahan anemia pada ibu hamil itu sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian dari Dafroyati (2012) yang menunjukkan bahwa 50% ibu hamil yang
menderita anemia berpengetahuan rendah, 39% ibu hamil berpengetahuan
cukup dan 11% ibu hamil berpengetahuan tinggi.
Menurut analisa peneliti bahwa tingkat pengetahuan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi dalam kejadian anemia. Untuk itu perlu di
63
tingkatkan lagi pengetahuan ibu hamil terkait kesehatan khususnya anemia.
Karena prilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada
prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tingginya tingkat anemia pada
ibu hamil disebabkan oleh pengetahuan ibu hamil yang rendah penurunan
tingkat anemia pada ibu hamil. Rendahnya pengetahuan ternyata membuat
responden menjadi kurang mewaspadai atau kurang kesadaran dalam mencegah
terjadinya anemia. Ini terjadi karena responden tidak tahu cara untuk
menghindari anemia, seperti seharusnya mengkonsumsi tablet Fe untuk
mencegah anemia.
Pengetahuan gizi yang kurang mempengaruhi caramemilih bahan
makanan yang banyak mengandung sumber zat besi yang tinggi dengan harga
yang terjangkau sekaligus mempengaruhi caramemilih bahan makanan sebagai
penghambat dan pemacu penyerapan zat besi sehingga tidak banyak zat besi
yang terbuang (Majid, 2005).Pengetahuan ibu hamil tentang anemia mayoritas
kurang. Menurut Cahyonoputra (2009), Informasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek (immadiate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini
dan kepercayaan orang.
Pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya gizi selama kehamilannya
merupakan faktor yang menyebabkan perilaku ibu hamil dalam menerapkan
64
makanan yang bergizi selama kehamilannya. Oleh karena itu seseorang dengan
pengetahuan rendah akan sulit berespon atau mencoba sesuatu yang baru karena
dibayangi rasa takut salah dan pengetahuan yang rendah juga merupakan faktor
penghambat untuk menerima suatu motivasi termasuk dalam bidang kesehatan.
penelitian Salmariantity (2012) yang menyatakan bahwa prevalensi ibu
hamil yang mengalami anemia dengan pengetahuan kurang sebanyak 48
responden (66,7%) dan pengetahuan baik sebanyak 24 responden (33,3%).
Pengetahuan gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi
pangan. Semakin banyak pengetahuan tentang gizi dan kesehatan, maka akan
semakin beragam pula jenis makanan yang dikonsumsi, sehingga dapat dapat
memenuhi kecukupan gizi, mempertahankan kesehatan individu dan
menghindari anemia.
6.4.2 Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Dalam meta-analisis hubungan asupan energi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil terdapat tiga penelitian yang digabungkan. Penelitian –
penelitian tersebut adalah penelitian dari Astuti (2016) yang berada di
kelurahan Sawahan kota Padang dengan hasil OR 2,85 (0,67 – 12,15) dengan
desain penelitian cross sectional, penelitian dari Murni (2016) yang mewakili
Payakumbuh Barat dengan desain penelitian cross sectional dengan hasil OR
3,58 (1,10 – 11,36), dan selanjutnya penelitian dari Ramadini (2015) penelitian
yang berada di wilayah kerja puskesmas Lubuk Buaya Padang dengan hasil OR
1,96 (0,78 – 4,90) dengan menggunakan desain penelitian cross sectional.
65
Berdasarkan gambar pada 5.2 dapat diketahui bahwa variasi antar
penelitian yang meneliti hubungan asupan energi dengan kejadian anemia pada
ibu hamil bersifat homogen dengan p homogenitas >0,05 yaitu 0,72 artinya
tidak adanya variasi antar penelitian dalam hubngan asupan energi dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan
asupan energi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p<0,05
yaitu 0,004 dan hasil dari pooled OR sebesar 2,56. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa asupan energi yang kurang lebih beresiko 2,56 kali mengalami kejadian
anemia di bandingkan dengan asupan energi yang baik atau yang tercukupi.
Tingkat kecukupan energi secara statistik bermakna menurunkan risiko
terjadinya anemia pada ibu hamil. Konsumsi energi pada kelompok anemia
lebih rendah dibandingkan kebutuhan energi ibu hamil per hari sesuai AKG
Kekurangan konsumsi energi dapat meningkatkan risiko anemia karena
pemecahan protein untuk energi mengakibatkan ketidakseimbangan dalam
tubuh, sehingga pembentukan hemoglobin tidak optimal (Setyaningsih, 2015).
Energi yang ditambahkan umumnya berasal dari zat gizi makro, yaitu
karbohidrat. Jika asupan karbohidrat tubuh kurang, maka sumber energi yang
akan digunakan adalah protein, dan apabila asupan karbohidrat berlebih, maka
karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan energi.
Protein adalah zat utama untuk pertumbuhan tubuh. Bahkan Enzim, Hormon,
dan darah di tubuh kita terdiri dari protein. dan lemak berfungsi di berbagai hal,
salah satunya sebagai cadangan energi terbesar tubuh. Tambahan energi bisa
66
didapat dari nasi, roti, mie, jagung, ubi, kentang, ikan, susu, ayam, tahu, tempe
dan sebagainya (Fikawati, dkk, 2015).
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.Peningkatan
energi dan zat gizi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu.Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.Bagi ibu hamil,
pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang sering kali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi
dan kalsium (Adriani, 2012).
Penelitian dari Lisa et al (2013) menunjukkan bahwa sebagian besar
responden sudah memenuhi angka kecukupan gizi (90-119%) dimana
berdasarkan hasil penelitian yang didapat sebesar (69,7%) responden yang
memenuhi angka kecukupan zat gizi dan (30,3%) memiliki asupan energi yang
defisit sedang. Rata-rata asupan energi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Wenang Kota Manado yaitu ±1800-2500 Ka. Rata-rata responden yang asupan
gizi makronya kurang, mengalami masalah dalam masa kehamilan.
6.4.3 Hubungan Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Meta-analisis hubungan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil
terdapat delapan penelitian yang terkait. Penelitian – penelitian tersebut
67
menggunakan desain studi cross sectional seperti penelitian dari Aurelia (2016)
berada di Puskesmas Lubuk Alung dengan hasil OR 12,14 (1,19 – 23,62),
penelitian dari Febrianti (2016) bertempat di Puskesmas Ambacang kota
Padang dengan nilai OR 3,50 (0,81 – 15,16), penelitian dari Hammadah (2016)
diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya kota Padang dengan hasil OR 0,63
(0,21 – 1,88), penelitian dari Haryani (2018) penelitian dilakukan di Air Dingin
kota Padang dengan hasil OR 1,96 (0,46 – 8,42), penelitian dari Horis (2012)
mewakili puskesmas Bungus dengan hasil nilai OR 2,80 (0,31 – 25,26),
penelitian dari Juwita (2015) dilakukan di Puskesmas Sikijang Kabupaten
Silalawang dengan hasil nilai OR 1,91 (0,36 – 10,26), selanjutnya penelitian
dari Lesvi (2014) penelitian dilakukan di Air Dingin kota Padang dengan hasil
OR 0,84 (0,20 – 3,55), dan yang terakhir penelitian dari Sumantri (2015) yang
mewakili wilayah kerja Puskesmas Kemalaraja dengan hasil OR 3,46 (1,20 –
10,01).
Berdasarkan gambar pada 5.3 dapat diketahui bahwa variasi antar
penelitian yang meneliti hubungan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil bersifat homogen dengan p homogenitas >0,05 yaitu 0,21 artinya tidak
adanya variasi antar penelitian dalam hubngan zat besi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil. Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan zat besi dengan
kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p<0,05 yaitu 0,010 dan hasil dari
pooled OR sebesar 1,89. Hal ini dapat disimpulkan bahwa zat besi yang kurang
68
lebih beresiko 1,89 kali mengalami kejadian anemia di bandingkan dengan zat
besi yang baik atau yang tercukupi.
Ibu hamil sangat memerlukan konsumsi zat besi atau tablet Fe, karena
tablet Fe (table besi) adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia
gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Di samping itu kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.Tablet Fe sangat penting
bagi kesehatan ibu hamil, diantaranya: mencegah terjadinya anemia defisiensi
besi, mencegah terjadinya perdarahan pada saat persalinan dan dapat
meningkatkan asupan nutrisi bagi janin.
Anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil dihubungkan dengan asupan
makanan yang rendah kandungan zat besi. Untuk para ibu hamil perlu
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi Fe.Seperti: daging merah,
hati, sayuran hijau, kacang-kacangan dan mengkonsumsi cukup vitamin c juga
penting, dimana vitamin c dapat membantu dalam penyerapan Fe itu sendiri
(Rukiah dkk, 2014).Dampak anemia dalam kehamilan adalah dapat terjadi
keguguran. Dampak anemia dalam persalinan adalah kelahiran premature,
inertia uteri, atonia uteri, partus lama, perdarahan atonis dan kelahiran dengan
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dengan kondisi bayi yang lemah.
Penelitian Utomo (2015) menunjukkan 18 (36%) responden memiliki
asupan zat besi kurang dari AKG dan semua menderita anemia. Rata-rata
konsumsi zat besi responden dari makanan sebesar 11,4 mg dan dari tablet besi
69
sebesar 48,7 mg. Asupan zat besi yang berasal dari makanan lebih kecil
dibanding AKG sebesar 29,10%. Hal ini menunjukkan asupan zat besi ibu
hamil sangat kurang dari AKG. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan
bermakna antara asupan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil
(p=0,001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang asupan zat
besinya kurang mempunyai risiko 3,2 kali untuk menderita anemia.
6.3.4 Hubungan Zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Terdapat dua peneliti yang digabungkan kedalam meta-analisis hubungan
zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian – penelitian tersebut
adalah penelitian dari Nurhidayati (2013) yang berada diwilayah Lubuk
Kalangan kota Padang dengan Hasil OR 2,78 (0,79 – 9,75) dengan desain
penelitian cros sectional, dan penelitian dari Utama (2016) yang berada di
Puskesmas Ambacang dengan menggunakan desain penelitian case control
dengan hasil OR 0,25 (0,09 – 0,70).
Berdasarkan gambar pada 5.4 dapat diketahui bahwa variasi antar
penelitian yang meneliti hubungan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil
bersifat homogen dengan p homogenitas <0,05 yaitu 0,004 artinya adanya
variasi antar penelitian dalam hubungan zinc dengan kejadian anemia pada ibu
hamil. Berdasarkan hasil analisis tidak terdapatnya hubungan zinc dengan
kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p>0,05 yaitu 0,86 dan hasil dari
70
pooled OR sebesar 0,80. Hal ini dapat disimpulkan bahwa zinc yang kurang
tidak beresiko 0,80 kali mengalami kejadian anemia di bandingkan dengan zat
besi yang baik.
Kurangnya asupan zinc pada ibu hamil tidak berpengaruh terhadap
kejadian anemia pada ibu hamil. Zinc termasuk mineral yang penting dikonsumsi
oleh ibu. Diet rendah zinc akan meningkatkan risiko janin lahir prematur, berat
badan lahir rendah dan cacat bawaan.Zat besi dan zink merupakan dua zat gizi
yang essensial yang harus terpenuhi selama periode kehamilan, persoalannya
kemudian ialah kedua zat gizi tersebut memiliki karakteristik yang unik.
Keunikan tersebut disebabkan karena absorbsi zat besi dan zink bersifat
antagonis satu sama lain terutama bila ditemukan dengan konsentrasi yang
tinggi. Rata-rata zink akan diabsorbsi sekitar 20%-40% dari asupan makanan
dan akan meningkat bila kadar zink pada makanan rendah (Linder, 2006).
Bahan makanan sumber zinc diantaranya bayam, kepiting, jamur, kacang-
kacangan, tiram, kuning telur, biji-bijian dan daging merah. Zinc di dalam
makanan hewani, seperti daging, ikan, kerang lebih mudah diserap daripada
yang terdapat di dalam makanan nabati seperti serealia. Serat dan asam fitat
dalam makanan nabati menghambat ketersediaan biologis zinc. (Almatsier, 2
011)
Penelitian Wildayani (2018) menyatakan bahwa didapatkan ibu hamil
yang diberikan tablet besi dan zink rata-rata selisih (delta) kadar zink serum
lebih tinggi (0,261 µmol/L) dibandingkan dengan ibu hamil yang mendapatkan
71
tablet besi saja (-0,004). Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,587, p > 0,05,
artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara selisih kadar zink serum
ibu hamil antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.
Zink merupakan salah satu mikronutrien yang sangat essensial bagi tubuh
manusia. Absorpsi zink dipengaruhi oleh status zink dalam tubuh. Bila lebih
banyak zink yang dibutuhkan, maka lebih banyak pula zink yang diserap oleh
tubuh. Zink juga berperan sebagai bagian dari enzim karbonik anhidrase
esensial yang terdapat dalam sel darah merah serta diperlukan untuk aktifitas
enzim dismutase superoksida yang berfungsi melindungi permukaan sel darah
merah dari kerusakan (Linder, 2006). Namun untuk kejadian anemia pada ibu
hamil zinc tidak masuk berperan didalamnya.
Penelitian hasan et al (2012) menyatakan bahwa kadar seng dalam serum
digunakan untuk menentukan status seng. Batas kadar seng normal adalah 65
mg/l. Dari hasil penelitian didapatkan seluruh responden memiliki kadar seng <
65 mg/l dan sebesar 39.1 % yang anemia. Pada saat dilakukan independent t
test untuk melihat perbedaan rerata antara kadar seng responden anemia (0.95
mg/l) dan tidak anemia (1.12 mg/l) hasilnya tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna dengan nilai p = 0.185.
6.4 Uji Sensitivitas
Uji sensitivitas yan dapat dilakukan pada penelitian ini yaitu dilakukan
dengan fixed effect model dan random effect model. Hasil pooled OR pada
72
fariabel pengetahuan gizi ibu, asupan energi, zat besi dan zinc memiliki hasil
pooler OR yang cukup besar. Hal ini dapat diartikan bahwa variasi anatr
penelitian besar.
Penilaian kualitas sangat penting dilakukan dalam telaah artikel. Namun
pada penelitian ini penelitian kualitas tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan
sampai saat sekarang ini belum terdapat rancangan yang cocok atau standar baku
yang dapat digunakan untuk menilai kualitas artikel. Karena pemberian nilai
pada artikel penelitian bersifat subjektif artinya penelitian tidak lepas dari
pandangan dan pertimbangan peneliti.
Publication bias juga merupakan salah satu uji sensitivitas dalam meta-
analisis. Namun dalam penelitian ini identifikasi terhadap Publication bias tidak
dilakukan. Hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah studi yang dimsakukan
kedalam meta-analisis masing –masing variabel, sehingga tidak memungkinkan
untuk melihat Publication bias.
Funnel plot merupakan grafik yang dapat digunakan untuk melihat
keberadaan bias publikasi. Dalam mendeteksi bias publikasi dengan baik pada
funnel plot jumlah penelitian yang dimasukkan kedalam meta-analisis untuk
masing – masing variabel tidak boleh kurang dari 10 penelitian. Sementara itu
penelitian yang paling sedikit yang dimasukkan kedalam masing – masing
variabel sebanyak 2 penelitian, sedangkan penelitian yang paling banyak
dimasukkan kedalam masing – masing variabel sebanyak 8 penelitian. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini tidak bisa dilakukan bias publikasi.
73
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Terdapat 15 srtudi penelitian yang dimasukkan kedalam systematic review
dengan desain cross sectional dan case control. Dari 15 artikel tersebut
keseluruhan dimasukkan kedalam meta-analisis
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan gizi ibu
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana diperoleh hasil estimasi efek
2,79. Pada hubungan asupan energi dengan kejadian anemia pada ibu hamil
diperoleh hasil estimasi efek 2,56. Pada hubungan zat besi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil estimasi efek 1,89. Sedangkan pada hubungan zinc
dengan kejadian anemia pada ibu hamil estimasi efek sebesar 3,86.
7.2 Saran
Diharapkan bagi penelitian selanjutnyandapat memperluas ruang lingkup
penelitian seperti di antarprovinsi, negara – negara yang cakupan anemia pada ibu
hamil masih banyak atau negara yang cakupan anemia pada ibu hamil yang sudah
tidak terjadi lagi. Selain itu diharapkan memperluas tahun studi literatur sehingga
dapat membantu mendapatkan jumlah artikel yang lebih banyak dan relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani et al.(2012).Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.Edisi Pertama. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
AKG. 2013. Permenkes RI NO 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan bagi bangsa Indonesia. Menteri Kesehatan RI. Jakarta.
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arisman, MB, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Ariyani R. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester Iii Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo. Jurnal kesehatan masyarakat. Volume 5(2)
Astuti D. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Kelurahan Kota Padang. Ners Jurnal Keperawatan,Volume 10, No.3
Aurelia H (2017). Hubungan Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Puskesmas Lubuk Alung, Padang
Pariaman. Jurnal Ilmiah Keperawatan. Vol 3(1)
Azra PA. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah, Kota
Padang. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badanlitbangkes
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta.
Cahyonoputra. (2009). Konsep Pengetahuan. Diakses tanggal 03 Agustus 2018
<http://cahyono.blogspo t/konsep-pengetahuan.html>
Dafroyati Y.(2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Sikumana Kota Kupang Tahun 2012. Poltekkes
Kemenkes Kupang. Jurnalinfo Kesehatan, Volume11, Nomor 2
Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, 2010. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2001
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2014 Depkes. Buku Pedoman
Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Jakarta:
Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, dan Tim Penggerak PKK Pusat;
2001
Department of Health South Australia, 2016 diakses tanggal 15 Juli 2019,
<file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/16127.1+Dept+Health+Ageing
+Annual+Report-FINAL+03112016.pdf>
Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah.
Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Depkes RI. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia
2001-2010. Jakarta:
Deupree, J. P., Broome, E. M., & Jukkala, A. M. Health Literacy and Fever
Management in a Community Based Intervention. Diakses pada tanggal 15. Juli
2019,<http://www.gcu.ac.uk/care/issuesarchive/issue2volume1/health-
literacyand-fever-management-in-a-community-based-intervention-vol2-
iss11434.pdf>
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.
Febrianti R. (2017). Hubungan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Dipuskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2016. Menara Ilmu :
Vol 9(1)
Fikawati S, Syafiq A, Karima K. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.2015. P. 53-117.
Fitria En (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tablet Fe Dengan
Kejadian Anemia. Stikes Ceria Buana. Jurnal Endurance. Vol. 3(1)
Hammadah. (2016). Hubungan Asupan Gizi Dengan Kejadian Anemia Padaa Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.
Haryani D. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Asupan Fe Dengan Kepatuhan
Dalam Mengonsumsi Tablet Fe Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Air Dingin Kota Padang. Studi D3 Gizi
Hasan et al.(2012). Status Zat Gizi Mikro (Besi, Asam Folat Dan Seng) Dan
Kerusakan Dna Pada Anemia Ibu Hamil Di Kecamatan Bontonompo Dan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa Tahun 2012. Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Horis Y. (2012). Factor – Factor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Gizi
Besi Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Bungus Padang Tahun 2012.
Sarjana Gizi
Irianti, B dkk. (2014), Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Edisi Pertama, Sagung
Seto, Jakarta, Indonesia.
Juwita R. (2015). Hubungan Tingkat Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Fe Dan
Dengan Kejadian Anemia Dan Factor Yang Mempengaruhinya Diwilayah
Kerja Puskesmas Sikijang Kabupaten Palalawan.
Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan (Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan). Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
Depkes. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Indonesia; 2003.
Kemenkes RI. Menteri Kesehatan RI, 2014. PERMENKES No. 5 Tahun 2014
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
Khasanah N. (2003). Hubungan Status Protein, Besi, Seng, Vitamin A, Folat Dan
Anthropometru Ibu Hamil Trimester II Dengan BBLR. Program Pasca
Sarjana. Universitas Diponegoro Semarang
King, L. A. (2012). Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif Buku 2. Jakarta:
Salemba Humanika.
Kurniati dkk. (2016). Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
Wanita Prakonsepsi Di Kecamatan Ujung Tanah Dan Kecamatan Biringkanaya
Kota Makassar. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
Lesvi I. (2014). Hubungan Asupan Fe Dan Zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester Iii Dipuskesmas Air Dingin Kota Padang. Ners Jurnal
Keperawatan,Volume 12 (3)
Lisa et al.(2013). Hubungan Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care Dan Ketaatan
Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Wenang Kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam
Ratulangi Manado
Madiyanti DA dkk. (2015) Faktor-Faktor Terjadinya Anemia Pada Ibu Primigravida
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Lampung. Jurnal Keperawatan.
Volume 6 (2)
Majid, N. 2005. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia
Dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Puskesmas Klaten Utara. Fakultas
Keokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
Mardiah R. (2014). Hubungan Status Gizi, Asupan Tablet Fed An Asupan Makanan
Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
Pariaman Kota Pariaman Tahun 2014. Sarjana Gizi
Murni D Et Al. (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia, Status
Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Di Payakumbuh Barat.
Nindrea Rd. (2016). Pengantar Langkah – Langkah Praktis Studi Meta Analisis.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Nora S. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi
Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Bidan Praktek
Swasta Cut Maryamah Tringgadeng Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Nora S. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi
Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Bidan Praktek
Swasta Cut Maryamah Tringgadeng Tahun 2012. Stikes U’Budiyah Banda
Aceh. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
2011. Gizi Sembang dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Octavia DR, (2016). Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Risk Factors
Related to Anemia in Pregnant Women. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol.
2(2)
Pritania Astari dkk. (2018). Anemia pada ibu hamil peserta Program 1000 Hari
Pertama Kehidupan di Agats, Asmat, Papua: Prevalensi dan analisis faktor
risiko. Journal of Community Empowerment for Healt, Volume 1(1)
Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Muha Medika. Yogyakarta
Purwaningtyas ML. (2017). Faktor Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. HIGEIA 1 (3)
<http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia>
Purwaningtyas. (2017). Faktor Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Higeia 1 (3)
Ramadini I. (2015). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2015.Ners
Jurnal Keperawatan,Volume 12, No.2
Riskesdas 2018 di akses tanggal 14 Juli 2019,<file:///C:/Users/ASUS/
Downloads/Documents/ Hasil%20Riskesdas%202018.pdf>
Rukiyah, Yeyeh A. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal care). Jakarta: Trans
Info Media; 2014.
Saifuddin, Abdul Bari. 2015. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.Edisi Ke-4
Cetakan Ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Salmarantity.(2012). Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2012. Universitas Indonesia.
Sari Mm. (2018). Factor – Factor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Dipuskesmas Seberang Kota Padang. Diploma Thesis, Universitas
Andalas.
Setyaningsih et al. (2015). Konsumsi Besi Folat, Tingkat Kecukupan Energi dan Zat
Besi Berhubungan dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Kabupaten Jember.
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
Soebroto, I. 2009. Cara Mudah Mengatasi Anemia. Bangkit. Yogyakarta
Solehah N. (2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Di
Puskesmas Godean II Kabupaten Sleman. Karya Tulis Ilmiah. Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta
Soraya MN. (2015) Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil
Dengan Kepatuhan Dalam Mengonsumsi Tablet Fe diPuskesmas Keling II
Kabupaten Jepara. Pendidikan Kedokteran.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta Depkes RI, 2013.
Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi, Jakarta:
Sulistyoningsih, H, 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Graha Ilmu.
Yogyakarta Worthington-Robert BS, Williams SR, editors. 2000.
Sutiana. Efek Pemberian Tablet Besi, Kapsul Zink dan Edukasi Gizi Terhadap Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil di Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan. 2012.
(Tesis), Universitas Hasanuddin Makassar.
Utama W. (2016). Hubungan Pola Konsumsi, Factor Pemicu Dan Penghambat
Penyerapan Zat Gizi Zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Tahun 2016. Diploma Thesis, Universitas
Andalas.
Utomo et al.(2015). Rendahnya asupan zat besi dan kepatuhan mengonsumsi tablet
besi berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas I Kembaran, Banyumas. JURNAL GIZI DAN DIETETIK
INDONESIA Vol. 3, No. 1, Januari 2015: 41-50
WHO (World Health Organitation). 2001. Di akses tanggal 16 Juli 2019.
http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2001/pr60/en/index1.html
WHO, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Depkes RI, Jakarta.
WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2014.
WHO. World Health Statistics 2015: World Health Organization; 2015.
Wildayani D et al. (2018). Pengaruh Pemberian Tablet Zink dan Besi terhadap Kadar
Hemoglobin dan Feritin pada Ibu Hamil Anemia Defisiensi Besi. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 4)
World Health Organization. The global prevalence of anaemia in 2011. Diakses
tanggal 14 Juli 2019,<http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/177094/1/
9789241564960_eng.pdf?ua=1>
World Health Organization. The global prevalence of anaemia in 2016. Diakses
tanggal 15 Juli 2019, <http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/177094/1/
9789241564960_ eng.pdf?ua=1>
Yuliantini H et al. (2004). Hubungan Antara Konsumsi Energi dan Protein dengan
Status Gizi Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas I Sukoharjo. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia 2004; 1(2): 80–89.
Lampiran 1
Tabel Karakteristik Artikel
No. Nama
Peneliti
Tahun
Peneliti
Variabel independem
Pengetahuan
Gizi Ibu
Asupan
Energi
Zat besi Zinc
1. Sari 2018 √
2. Fitria 2018 √
3. Ramadini 2015 √ √
4. Murni Et
Al
2016 √ √
5. Horis 2012 √ √
6. Haryani 2018 √
7. Astuti 2016 √
8. Aureliya 2016 √
9. Febrianti 2016 √
10. Juwita 2015 √
11. Hammadah 2016 √
12. Sumantri 2015 √
13. Lesvi 2014 √
14. Nurhidayati 2013 √
15. Utama 2016 √
lampiran 3
Hasil Analisis
1. Hubungan Pengetahan Gizi Ibu Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil
a. Menggunakan fixed effect model
b. Menggunakan random effect model
2. Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
a. Menggunakan fixed effect model
b. Menggunakan random effect model
3. Hubungan zat besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
a. Menggunakan fixed effect model
b. Menggunakan random effect model
4. Hubungan zinc Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
a. Menggunakan fixed effect model
b. Menggunakan random effect model
Study or Subgroup
Nurhidayati (2013)
Utama (2016)
Total (95% CI)
Total events
Heterogeneity: Chi² = 8.48, df = 1 (P = 0.004); I² = 88%
Test for overall effect: Z = 1.07 (P = 0.29)
Events
25
27
52
Total
29
47
76
Events
27
33
60
Total
39
39
78
Weight
17.1%
82.9%
100.0%
M-H, Fixed, 95% CI
2.78 [0.79, 9.75]
0.25 [0.09, 0.70]
0.68 [0.33, 1.38]
Kasus Kontrol Odds Ratio Odds Ratio
M-H, Fixed, 95% CI
0.01 0.1 1 10 100
Favours [kasus] Favours [Kontrol]