Post on 10-Aug-2015
description
Genesa Endapan Porfiri
Alterasi hidrotermal sangat luas baik untuk ukuran cebakan dan berada di
sekitar urat-urat dan rekahan. Pada beberapa cebakan porfiri, zona alterasi pada
cebakan terdiri dari bagian dalam zona potasik dicirikan oleh biotite dan / atau K-
feldspar (± amphibole ± magnetit ± anhydrite) dan zona luar alterasi propilitik
yang terdiri dari kuarsa, klorit, epidote, kalsit, dan lokal albite berasosiasi dengan
pirit. Zona alterasi filik (kuarsa + sericite + pirit) dan alterasi argillik (kuarsa + illite
+ kaolinit ± pirit ± smectite ± montmorillonite ± kalsit) bisa menjadi zona antara
zona potasik dan propilitik, bisa juga tak beraturan dan tabular, zona yang lebih
muda menindih alterasi dan kumpulan mineral yang lebih tua (misalnya,
Ladolam; Moyle et al., 1990).
Zona sulfida ekonomis sangat erat berkaitan dengan alterasi potasik,
seperti ditunjukkan oleh Carson dan Jambor (1974) pada sejumlah cebakan
porfiri Cu dan Cu-Mo. Alterasi sodic (utamanya albite sekunder) berasosiasi
alterasi potasik pada beberapa cebakan porfiri Cu-Au seperti pada Copper
Mountain dan Ajax, British Columbia (Preto, 1972; Barr et al., 1976; Ross et al.,
1995).
Sebagian alterasi albitik tumpang tindih dengan alterasi potasik dan Cu di
bagian utara cebakan Ingerbelle di Copper Mountain; pada cebakan Ajax, Cu
kadar tinggi terbentuk dekat, tapi bukan di dalam, batuan alterasi albitik yang
intens. Eaton dan Setterfield (1993) menunjukkan bahwa cebakan porfiri Cu
Nasivi 3 porphyry di tengah-tengah kaldera shoshonitik Tavua bersebelahan
dengan tambang epitermal Emperor Au di Fiji, berisi albitik, inti Cu berada di
sekitar tepian alterasi propilitik dan menempati alterasi filik yang lebih muda.
Alterasi sodic-calcic (oligoclase + kuarsa + sphene + apatit ± actinolite ± epidote)
yang berada di bagian bawah zona di bawah alterasi seperti potasik pada
cebakan porfiri Cu Yerington dan Ann-Mason, Nevada (Carten, 1986; Dilles dan
Einaudi, 1992).
Alterasi mineralogi dikontrol oleh sebagian komposisi batuan induk. Pada
batuan yang mafic dengan besi dan magnesium yang signifikan, biotite,
hornblende adalah mineral alterasi yang dominan pada zona alterasi potasik,
sedangkan K.feldsfar dominan di batuan yang lebih felsic. Pada batuan yang
karbonatan, mineral calc-silikat seperti garnet dan diopside berlimpah.
Alterasi mineralogi juga dikontrol oleh sistem komposisi mineralisasi. Pada
lingkungan yang lebih oksida, mineral seperti pirit, magnetit (± bijih besi) dan
anhydrite sangat umum, sedangkan pyrrhotite hadir dalam lingkungan yang
kurang oksida. Sistem kaya-fluorine seperti yang berhubungan dengan banyak
cebakan porfiri Sn dan W Mo, beberapa cebakan porfiri Mo, umumnya
mengandung mineral-mineral pembawa fluorine sebagai bagian dari kumpulan
alterasi.
Pada Mount Pleasant, sebagai contoh, alterasi potasik jarang dan laterasi
utama berasosiasi dengan cebakan W-Mo yang terdiri dari kuarsa, topaz, fluorit
dan sericite, dan di sekitar alterasi propilitik terdiri dari klorit + sericite (Kooiman
et al., 1986). Seperti halnya alterasi pada cebakan Sn kadar rendah di Australia
(misalnya, Ardlethan) nilai kadar keluar dari zona tengah kuarsa + topaz ke zona
klorit ± sericite dan karbonat (Scott, 1981). Siems (1989) berpendapat bahwa
alterasi lithium silicate (mis. mica kaya-lithium dan tourmaline) yang menyertai
Sn, W dan Mo pada beberapa granit yang terkait dengan cebakan, adalah
analogi perubahan potasik pada cebakan porfiri Cu dan Au.
Alterasi pilik tidak hadir pada semua cebakan porfiri. Pada banyak cebakan
dimana mereka hadir, bagaimanapun alterasi pilik berada di atas kumpulan
alterasi potasik awal (Carson dan Jambor, 1979). Pada Chuquicamata di Chili,
misalnya, zona yang intens alterasi pilik meluas sampai ke dalam inti cebakan
dan menindih alterasi potasik awal dan sejumlah kecil asosiasi sulfida Cu dengan
kadar Cu rendah. Zona plik ini mengandung kadar lebih tinggi daripada rata-rata
kadar Cu dan berasosiasi dengan arsen-pembawa Cu dan Molybdenite.
Endapan porfiri adalah suatu endapan primer (hipogen) yang berukuran
relatif besar dengan kadar rendah sampai medium, Pada umumnya dikontrol
oleh struktur geologi, Secara spasial dan genetik berhubungan dengan intrusi
porfiritik felsik sampai dengan intermediet.
1. Sub-tipe endapan porfiri
a) Endapan Porfiri Cu (± Au, Mo, Ag, Re, PGE)
b) Endapan Porfiri Cu-Mo (± Au, Ag)
c) Endapan Porfiri Cu-Mo-Au (± Ag)
d) Endapan Porfiri Cu-Au (± Ag, Mo)
e) Endapan Porfiri Mo (± W, Sn)
f) Endapan Porfiri Sn (± W, Mo, Ag, Bi, Cu, Zn, In)
2. Jenis mineral
a) Porfiri tembaga
b) Chalcopyrite, Pyrite, Chalcocite, Bornite, Molybdenite, Galena,
Magnetite, Gold, Copper
c) Porfiri timah Arsenopyrite, Frankeite, Pyrrhotite, Sphalerite,
Chalcopyrite, Galena, Stannite,FluoriteTetrahedrite-Tennantite,
Sheelite
3. Tipe alterasi
a) Porfiri tembaga
- Propylitic
- Argillic
- Phyllic/Sericitization
- Potassic
b) Porfiri timah
- Propylitic
- Argillic
- Phyllic/Sericitization
- Tourmalinization
4. Zona Alterasi
Sisi terdalam (inner zone)
Umumnya zona potassic yang dicirikan oleh kehadiran biotite and/or K-
feldspar (± amphibole ± magnetite ± anhydrite).
Sisi terluar (outer zone)
Umumnya merupakan propylitic alteration yang mengandung quartz, chlorite,
epidote, calcite and, locally, albite berasosiasi dengan pyrite. Zona-zona
phyllic alteration (quartz +sericite + pyrite) dan argillic alteration (quartz + illite
+ pyrite ± kaolinite ±smectite ± montmorillonite ± calcite) dapat terbentuk
sebagai zona-zona yang erletak diantara zona potassic and propyli.
GambarZona Alterasi Endapan Porfiri
Yang dimaksud placer adalah endapan bahan galian atau batuan yang
telah mengalami proses pelapukan dan transportasi kemudian terendapkan
ditempat yang lebih rendah. Endapan placer termasuk endapan sekunder dan
endapan ini terdiri dari endapan eluvial dan alluvial. Endapan bijih aluvial dibagi
menjadi dua :
1) Endapan Bijih Kaksa ( Timah )
Terjadi akibat proses erosi selektif dimana mineral yang berat ( kasiterit )
terendapkan sedangkan mineral yang ringan terbawa jauh. Endapan ini dicirikan
lokasi terdapatnya dilembah - lembah dan di atas bed rock serta butirannya tidak
semua besar atau kasar.
2) Endapan bijih Meincan
Terjadi akibat adanya proses erosi kembali terhadap bentuk morfologi dari
bijih yang tadinya tersebar luas. Ciri-ciri endapan ini yaitu terdapat dilembah
endapannya tipis dan butirannya hampir bulat.
Perlu kita ketahui perbedaan pengertian antara placer dan aluvial yaitu
perbedaan mengenai terjadinya pengendapan bahan galian, akan tetapi di
Indonesia sebagian besar dari placer itu berupa aluvial sehingga tambang placer
tersebut juga kita namakan tambang aluvial
Menurut bentuk dan tempat pengendapannya placer dapat digolongkan
menjadi :
a. Residual Placer
Sering pula disebut eluvial karena terbentuk langsung diatas batuan
induknya atau sedikit pada lerengnya, batuannya kasar dan tepinya masih jelas
kasar.
b. Hill Silk Placer
Terjadinya pada tebing-tebing lembah dan cirinya masih kasar.
c. Creet Placer
Endapan ini terdapat di sungai-sungai kecil di bukit merupakan endapan
yang dangkal dan letaknya sejajar dengan permukaan aliran air, bentuknya
sudah agak bulat.
d. Bech Placer
Terdapat pada teras - teras sungai dalam bentuk halus dan agak berongga.
e. River Bar Placer
Terdapat di samping atau tepat di muka muara sungai bentuknya halus
sekali.
f. Gravel Plain Placer
Terdapat pada daerah pantai yaitu pada daerah pasang surut air laut.
g. Beach Placer
Terbentuk oleh aliran gelombang air laut biasa terdapat pada lereng-lereng
pasir pantai dan tak jauh dari daratan.
Di Indonesia sendiri endapan placernya masih tergolong muda karena saat
diketemukan kebanyakan tidak lebih dari lima puluh meter. Sehingga masih bisa
diusahakan dengan system tambang terbuka.
Disini kita akan membicarakan tambang timah di pulau bangka yang
merupakan termasuk tambang bahan galian sekunder jenis alluvial yang mineral
utamanya adalah mineral kasiterit ( SnO2 ) dan mineral pengikutnya antara lain
kwarsa, pirit, sircon, kalkopirit, dll. Sistem penambangan yang digunakan yaitu
dengan metode tambang semprot atau Hidraulickin system.