Post on 11-Mar-2019
GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA
TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR
TAHUN 2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh
MEGA PERTIWI
NIM: 1111104000048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OFJAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2015
Mega Pertiwi, NIM: 1111104000048
Primigravida’s Knowledge around Newborn Care In Puskesmas CiputatTimur Working Area Year 2015
Xvi + 83 pages + 8 tables + 2 images + 4 attachment
ABSTRACT
Nowadays, most of the deaths of children in Indonesia occurred during thenewborn (neonatal), not the first month age after birth. It has been influenced bythe mother’s knowledge about newborn care. Infants are at high risk of havinghealth problems if the mothers has low maternal knowledge than those who havehigh maternal knowledge. Neonatal mortality rate in 2012 in the world and inIndonesia are 21 and 19 neonatal deaths per 1,000 live births respectively. Thepurpose of this study was to identify primigravid’s knowledge about newborn carein puskesmas Ciputat Timur Working Area. This research is descriptivequantitative conducted at 32 primigravida in May-June 2015. The data wascollected using a questionnaire and FGD. The results showed that the majority ofprimigravida have insufficient knowledge about newborn care at 56.3%. Theresults of this study in accordance with the FGD that the majority of women donot understand about newborn care, that is about care of umbilical cord, babymassage, exclusive breastfeeding, and immunization. It is recommended thathealth professionals should conduct a health education to increase the knowledgeof primigravida, so that they can caring their babies maximally thus improve theirhealth.
Keyword : knowledge, Newborn Care, Primigravida
Reference : 73 (years 2004-2015)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
Skripsi, Juli 2015
Mega Pertiwi, NIM : 1111104000048
Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahirdi Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
xvi + 83 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 6 lampiran
ABSTRAK
Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa barulahir (neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini dipengaruhi olehpengetahuan yang dimiliki oleh ibu dalam merawat bayinya. Pengetahuan ibuyang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibuyang memiliki pengetahuan yang tinggi. Angka kematian neonatal tahun 2012 didunia dan di Indonesia adalah 21 kematian neonatal dan 19 kematian neonatal per1.000 kelahiran hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasipengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerjapuskesmas Ciputat Timur tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitiandeksriptif kuantitatif yang dilakukan pada 32 ibu primigravida pada bulan Mei-Juni 2015. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan FGD. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki pengetahuan yangkurang tentang perawatan bayi baru lahir sebesar 56,3%. Hasil penelitian inisesuai dengan hasil FGD bahwa mayoritas ibu belum memahami tentangperawatan bayi baru lahir, yaitu tentang perawatan tali pusat, pijat bayi, ASIeksklusif, dan imunisasi. Peneliti menyarankan agar tenaga kesehatan dapatmengadakan suatu promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibuprimigravida agar ibu primigravida dapat merawat anaknya dengan maksimal dandapat meningkatkan derajat kesehatan bayi.
Kata kunci : Pengetahuan, Perawatan Bayi Baru Lahir, Primigravida
Referensi : 73 (Tahun 2004-2015)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : MEGA PERTIWI
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 23 Februari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Mataram 1 Rt. 02 Rw. 01 Kel. KemasRindo Kec. Kertapati di belakang SMA N 9Palembang - Sumatera Selatan
HP : +6285268132674 dan +628888932427
E-mail : thywhie_02@yahoo.co.id dan
` alfarisimega@gmail.com
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. TK YWKA 1998-19992. Sekolah Dasar Negeri 219 Palembang 1999-20053. Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Palembang 2005-20084. Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang 2008-20115. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-sekarang
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,karunia dan cahaya ilmu-Nya, serta shalawat dan salam semoga selalu tercurahkankepada Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW, sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan Primigravidatentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas CiputatTimur Tahun 2015”.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagaipihak, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karenaitu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalammenyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikankepada:
1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran danIlmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,MSc, selaku ketua Program Studi dan IbuErnawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku sekretaris Program Studi IlmuKeperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
3. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku pembimbing akademikyang selalu memberikan nasehat dan motivasi selama proses pendidikan diProgram Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah.
4. Bapak Karyadi, S.Kep, M.Kep, Ph.D selaku pembimbing 1 dan Ibu PuspitaPalupi, S.Kep.,M.Kep,Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing 2 yang telahmeluangkan waktu serta dengan sabar memberikan bimbingan, saran, dankritikan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telahmemberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama 4 tahun, sertaseluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah.
6. Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pendidikan ProvinsiSumatera Selatan dan staf pengurus Program Beasiswa “Santri Jadi Dokter”yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Program StudiIlmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
7. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Yasruddin dan Ibunda Tumini yang telahmendidik, menasehati, mendo’akan keberhasilan penulis, serta mendukungbaik moril maupun materil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.Serta kakak dan adikku tersayang, kakak Hendi, kakak Redi, adik Celvin danadik Lussy yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
x
8. Teman-teman PSIK 2011, sahabat Santri Jadi Dokter Sum-Sel angkatan2009-2014, dan sahabat-sahabat terbaikku Manda, Wiwi, Dina, Suci, Ita,Cima yang telah memberikan inspirasi, memberikan masukkan, menghibur,dan terkhusus untuk Salman Alfarisi yang selalu ada dalam senang maupunsusah, mendukung, memberi semangat, dan memberikan masukkan selamapenulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapatdisebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.
Penulis berdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatbalasan dari Allah SWT. Penulis berterima kasih jika terdapat saran atau masukanatau kritikan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat dan menambahwawasan pembaca pada umumnya.
Jakarta, Juli 2015
Mega Pertiwi
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ii
ABSTRACT ....................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan ....................................................................................... 8B. Primigravida ...................................................................................... 11C. Kelas Antenatal .................................................................................. 13D. Kehamilan .......................................................................................... 14E. Perawatan Bayi Baru Lahir ................................................................ 19F. Penelitian Terkait ............................................................................... 40G. Kerangka Teori .................................................................................. 42
xii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep .............................................................................. 43B. Definisi Operasional .......................................................................... 44
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................... 48B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 48C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 49D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 50E. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 51F. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 53G. Pengolahan Data ................................................................................ 58H. Analisa Data ...................................................................................... 60I. Etika Penelitian .................................................................................. 60J. Penyajian Data ................................................................................... 61
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................................... 62B. Hasil Analisis Univariat .................................................................... 63
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat .............................................................................. 70B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 80
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 82B. Saran .................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
UNICEF : United Nations Children’s Fund
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
ASI : Air Susu Ibu
PERINASIA : Perkumpulan Perinatologi Indonesia
WHO : World Health Organization
BBL : Bayi Baru Lahir
UIN : Universitas Islam Negeri
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
HIV : Human Immunodeficiency Virus
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
KB : Keluarga Berencana
hCG : Human Chorionic Gonadotropin
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
TBC : Tuberculosis
BCG : Bacillus Calmette Guerin
DPT : Diphteria, Pertussis, Tetanus
Hib : Haemophillus influenza tipe b
HPV : Human Papilloma Virus
Vaksin Td : Vaksin Tetanus Difteri
Vaksin DT : Vaksin Difteri Tetanus
FGD : Focus Group Discussion
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
RSA UGM : Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Jadwal Imunisasi 403.1 Definisi Operasional 445.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
Perawatan Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas CiputatTimur Mei 2015
64
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentangMemandikan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat TimurMei 2015
65
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentangPijat Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
66
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentangASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei2015
67
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentangImunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
68
5.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentangPerawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas CiputatTimur Mei 2015
69
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori 423.1 Kerangka Konsep 43
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Perizinan Izin Penelitian
Lampiran 2. Permohonan menjadi Responden Penelitian
Lampiran 3. Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Pedoman FGD
Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Univariat
Lampiran 7. Rekapitulasi Jawaban Responden
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya untuk menciptakan hidup sehat harus dimulai sejak bayi karena
pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
menentukan pertumbuhan dan perkembangan di masa dewasa (Siswanto,
2009). Ibu harus melakukan perawatan bayi yang benar dan tepat agar
terciptanya hidup yang sehat pada bayi mereka, karena ibu merupakan
pengasuh utama bagi bayi mereka dalam memenuhi perkembangan fisik,
sosial, emosional, dan kognitif yang sehat pada bayi mereka (Bloomfield dkk,
2005; Mashal dkk, 2008). Ibu harus memiliki inisiatif dalam merawat dan
menyelesaikan masalah yang terjadi pada bayi mereka (Bloomfield dkk,
2005). Hal ini harus didasari oleh pengetahuan ibu yang baik (Nursalam dkk,
2005).
Sebagian ibu belum memahami cara perawatan bayi baru lahir, karena
pengetahuan dan pengalaman ibu yang rendah (Nursalam dkk, 2005). Hal ini
membuat ibu menjadi takut, cemas, dan bingung pada perasaan dan
keyakinannya dalam merawat bayi mereka, terutama pada anak pertama
karena ketidaktahuan mereka akan cara merawat bayi yang benar (Missal,
2013; Nursalam dkk, 2005). Hal ini lah yang membuat anak pertama sering
disebut sebagai experimental child (Rahmi, 2008 dalam Wulanningrum &
Irdawati, 2011).
2
Jika keadaan ini berlanjut terus-menerus akan mempengaruhi kesehatan
bayi mereka (Nursalam dkk, 2005). Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
UNICEF (2012) bahwa pengetahuan ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi
masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pengetahuan
yang tinggi. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh pendidikan ibu, dimana
berdasarkan data UNICEF (2012) bahwa selama tahun 1998-2007 angka
kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang tidak berpendidikan adalah 73
per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi pada anak-anak
dari ibu yang berpendidikan menengah atau lebih tinggi adalah 24 per 1.000
kelahiran hidup. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada bayinya
adalah kesulitan pemberian makan bayi sampai gangguan nutrisi, infeksi pada
bayi, dan masalah kesehatan lainnya (Wong dkk, 2009). Masalah kesehatan
yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan bayi rentan terhadap kematian
(Meadow & Newell, 2009).
Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa
baru lahir (neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran (UNICEF,
2012). Angka kematian neonatus tahun 2012 di seluruh dunia adalah 21
kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian
neonatal tahun 2012 di Indonesia adalah 19 kematian neonatal per 1.000
kelahiran hidup (KEMENKES, 2014; UNICEF, 2014). Kematian pada
neonatal biasanya diawali dari penyakit yang diderita anak tersebut yang
sebenarnya masih bisa ditanggulangi (Meadow & Newell, 2009). Oleh karena
itu, ibu harus merawat dan memperhatikan bayinya dengan benar, agar tidak
merusak kelangsungan hidup bayi secara keseluruhan (Thairu & Pelto, 2008).
3
Ibu harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan pengetahuan
dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, karena kemampuan ibu dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengetahuan ibu sejak
awal, jika ibu tidak memiliki pengetahuan yang baik maka ibu akan
mengalami kesulitan dalam menjalankan peran baru sebagai ibu (Friedman
dkk, 2013). Kemampuan ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir juga
dipengaruhi oleh latar belakang budaya ibu tersebut, karena biasanya banyak
mitos dari budaya tertentu yang tidak sesuai dengan cara merawat bayi baru
lahir yang tepat, serta informasi juga didapatkan terutama dari orang tuanya
(Bobak dkk, 2005; Friedman dkk, 2013).
Orang tua dan mertua sering memberikan nasihat dan bimbingan serta
bantuan dalam merawat bayi mereka (Missal, 2013). Hal ini bertujuan agar
pengetahuan ibu dapat meningkat untuk mencegah sakit pada bayi baru lahir
(Missal, 2013). Cara orang tua dan mertua dalam mengajarkan ibu biasanya
sesuai dengan cara mereka merawat anaknya dahulu, hal ini yang membuat
ibu melakukan kesalahan yang sama yang dilakukan orang tua dan mertua
mereka (Wong dkk, 2009). Pada saat ibu menyadari bahwa perawatan yang
dilakukan menurut orang tuanya adalah salah dan menimbulkan dampak
masalah kesehatan pada anaknya barulah ibu mengubah perilakunya menjadi
perilaku yang lebih baik dalam merawat bayi baru lahir (Bobak dkk, 2005;
Wong dkk, 2009).
Pada saat menimbulkan dampak kesehatan pada bayinya, ibu baru
meningkatkan pengetahuan tentang cara merawat bayi yang tepat dan benar
(Friedman dkk, 2013). Ketika pengetahuan ibu sudah bertambah maka ibu
4
akan merasa lebih percaya diri dan merasa lebih nyaman untuk melakukan
perawatan pada bayi baru lahir (French, 2007; Missal, 2013). Pengetahuan
ibu terhadap kesehatan bayi baru lahir menjadi lebih baik, karena telah
terpapar pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan (Adam dkk, 2014).
Pengetahuan ibu dapat meningkatkan kualitas perawatan bayi baru lahir dan
dapat mencegah terjadinya sakit pada bayi mereka (Diana, 2006).
Bayi sangat rentan terserang penyakit karena belum memiliki daya
imun yang sempurna, oleh karena itu orang tua harus memperhatikan cara
perawatan bayi baru lahir secara tepat dan komprehensif (Putra, 2012).
Penyakit yang diderita bayi yang paling umum disebabkan oleh bakteri dan
virus yang bisa datang dari perawatan bayi yang kurang tepat (Putra, 2012).
Oleh karena itu, ibu harus menjaga kebersihan bayinya secara keseluruhan
untuk mencegah penyakit dengan memandikan bayi dan melakukan
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir agar bakter atau virus tidak masuk
ke tubuh bayi melalui tali pusat bayi.
Selain personal hygiene, ibu wajib melakukan imunisasi pada bayinya
untuk meningkatkan daya imun bayi tersebut dan imunisasi juga merupakan
program wajib yang dilakukan di Indonesia yang telah dijelaskan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi (KEMENKES, 2013). Daya imun tubuh bayi harus tetap dijaga
oleh ibu dan ibu juga harus memberikan nutrisi yang cukup untuk bayinya
karena nutrisi sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh bayi (Putra, 2012).
5
Nutrisi yang tepat untuk bayi adalah ASI eksklusif, karena kandungan
nutrisi yang ada di dalam ASI sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan bayi
tersebut (Putra, 2012). Perawatan-perawatan bayi baru lahir tersebut juga
harus didukung dengan melakukan pijat bayi agar tubuh bayi menjadi lebih
rileks dan efektif untuk meningkatkan waktu istirahat bayi (Putra, 2012).
Oleh karena itu, perawatan bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga
kondisi bayi dan berdasarkan penjelasan tersebut perawatan bayi baru lahir
yang akan diteliti adalah tentang memandikan bayi, perawatan tali pusat, ASI
eksklusif, Imunisasi, dan pijat bayi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam terkait gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi
baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Ibu primigravida biasanya mengalami kesulitan dalam melakukan
perawatan bayi baru lahir, karena ibu tidak dipersiapkan pengetahuannya
sejak masa kehamilan, selain itu ibu juga dipengaruhi oleh mitos di
masyarakat yang tidak sesuai dengan cara merawat bayi baru lahir yang tepat
(Bobak, 2005; Friedman, 2013). Pengetahuan ibu yang rendah tentang
perawatan bayi baru lahir membuat ibu menjadi takut, cemas, dan bingung
pada perasaan dan keyakinannya dalam merawat bayi mereka, terutama pada
anak pertama (Missal, 2013). Menurut UNICEF (2014) bahwa pengetahuan
ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari
pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Hal ini lah yang mendasari
6
peneliti ingin meneliti terkait “Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang
Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur
Tahun 2015”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari perumusan masalah.
Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan
primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja
Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan tali
pusat
b. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang memandikan bayi
c. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang pijat bayi
d. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang ASI eksklusif
e. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang imunisasi
f. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi
baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang kesehatan serta dapat menjadi data tentang
perawatan bayi baru lahir.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk tenaga
kesehatan tentang pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru
lahir. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
melakukan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan
referensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengetahuan primigravida
tentang perawatan bayi baru lahir.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan
primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas
Ciputat Timur tahun 2015. Penelitian ini dilakukan bulan April sampai bulan
Juni 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode
pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan pedoman FGD.
Subjek yang diteliti adalah primigravida di wilayah kelurahan Rempoa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca
indra (indra pengelihatan dan pendengaran) yang dilakukan seseorang
terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan informasi dan keterampilan
(Hidayat, 2008). Menurut Notoatmodjo (2007) dan Sunaryo (2004) bahwa
pengetahuan terdiri dari enam tingkatan, yaitu;
1. Tahu (know), merupakan mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2. Memahami (comprehension), merupakan kemampuan untuk
mendeskriptifkan dan menginterpretasikan secara jelas tentang materi
yang diketahui.
3. Aplikasi (aplication), merupakan kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada kondisi sebenarnya.
4. Analisis (analysis), merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi ke
dalam komponen-komponen yang saling berkaitan.
5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation), merupakan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi.
9
Pengetahuan atau ranah kognitif akan membentuk tindakan
seseorang/overt behaviour (Notoatmodjo, 2007; Sunaryo, 2004). Tindakan
tersebut berhubungan dengan tindakan dalam berperilaku terkait perilaku
kesehatan. Ibu hamil harus memiliki pengetahuan yang baik, salah satunya
adalah pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir. Tindakan perawatan
bayi baru lahir yang dilakukan ibu merupakan salah satu perilaku kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku kesehatan menurut beberapa teori, antara lain:
1. Teori Lawrence Green
Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2007) menganalisis perilaku
manusia dari tingkatan kesehatan yang dipengaruhi oleh dua faktor
pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar
perilaku (non-behaviour causes). Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk dari tiga faktor, yaitu:
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terbentuk dari
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan
sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terbentuk dari
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-
alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terbentuk dari
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku kesehatan.
10
Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut:
B = f (PF, EF, RF)
Keterangan:
B = Behaviour RF = Reinforcing factors
PF = Predisposing factors f = fungsi
EF = Enabling factors
2. Teori World Health Organization (WHO)
Menurut WHO (1984, dalam Notoadmodjo, 2007) menganalisis
bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku adalah:
a. Pengetahuan, dipengaruhi oleh pengalaman sendiri atau pengalaman
ornag lain.
b. Kepercayaan, diperoleh dari orang tu, kakek, atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu.
c. Sikap, diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang
paling dekat. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka pada suatu
objek.
d. Orang penting sebagai referensi, orang yang dianggap penting maka
akan dicontoh perkataan dan perbuatannya.
e. Sumber-sumber daya, mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan
sebagainya yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
11
f. Kebudayaan, adalah suatu pola hidup (way of life) yang dihasilkan
dari perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-
sumber di dalam masyarakat.
Teori ini digambarkan sebagai berikut:
B = f (TF, PR, R, C)
Keterangan:
B = Behaviour TF = Thoughts and feeling R = Resources
f =fungsi PR = Personal Reference C = Culture
B. Primigravida
Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya
(Dorland, 2012). Ibu hamil harus mempersiapkan diri dengan pengetahuan
yang baik tentang kesehatan, pengetahuan bagaimana mempersiapkan
menjadi ibu dan menghadapi kehamilan agar dirinya dan janinnya tetap sehat
(Siswanto, 2010). Hal pertama dalam proses menjadi orang tua adalah
melakukan perawatan bayi yang dipengaruhi oleh pengalaman dan
pengetahuan ibu tentang perawatan anak, dimana orang tua harus belajar
untuk melakukan tugas ini agar tidak terjadi kesalahan dalam merawat anak
(Bobak dkk, 2005). Perubahan peran yang dialami wanita ketika kehamilan
membutuhkan penguasaan tugas-tugas perkembangan tertentu yaitu
menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur kembali
hubungan antara ibu dan anak perempuan serta antara dirinya dan
12
pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir, dan
menyiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Bobak dkk,
2005).
Selama kehamilan, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang
terjadi pada tiap trimester menurut Varney (2007) yaitu:
1. Trimester Pertama
Trimester ini sering dianggap sebagai periode penyesuian diri,
yaitu penyesuian diri dalam menerima kenyataan bahwa dirinya sedang
hamil.
2. Trimester Kedua
Trimester ini sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yaitu periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.
3. Trimester Ketiga
Trimester ini sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita sudah menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
kehadiran bayinya. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir
kapan pun. Pada trimester ini adalah waktu persiapan dalam menanti
bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus
pada bayi yang akan segera dilahirkan.
13
C. Kelas Antenatal
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok dengan
umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular, dan akte kehamilan (Walyani, 2014). Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil
tetapi tetap mengutamakan materi pokok sesuai dengan usia kehamilan ibu
hamil (Walyani, 2014).
Menurut Walyani (2014), pengetahuan yang harus dimiliki ibu hamil
pada tiap trimester yaitu sebagai berikut:
1. Trimester I, yaitu tentang kehamilan (apa itu kehamilan, perubahan tubuh
ibu selama kehamilan, apa saja yang perlu dilakukan ibu, pengaturan gizi
termasuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia) dan
tentang perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan,
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
2. Trimester II, yaitu tentang persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda
bahaya pada persalinan, proses persalinan, inisiasi menyusui dini) dan
tentang perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
14
menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas,tanda-tanda
bahaya nifas, KB postpartum).
3. Trimester III, yaitu tentang perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi
baru lahir/BBL, pemberian vitamin K injeksi pada BBL, tanda bahaya
BBL, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada
BBL), tentang penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak, tentang penyakit menular (infeksi menular
seksual, informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan dan penanganan malaria
pada ibu hamil), dan tentang akte kelahiran.
D. Kehamilan
Kehamilan adalah keadaaan mengandung embrio atau fetus yang
bertumbuh di dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dengan spermatozoon
(Dorland, 2012). Menurut Bobak dkk (2005), kehamilan berlangsung sekitar
40 minggu dan dibagi menjadi tiga periode tiga bulan atau tiga trimester,
yaitu:
1. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13.
2. Trimester kedua adalah periode minggu ke-14 sampai ke-26.
3. Trimester ketiga adalah periode minggu ke-27 sampai kelahiran cukup
bulan (38 sampai 40 minggu).
Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh
yang cepat dan nyata (Bobak dkk, 2005). Beberapa perubahan fisiologis yang
timbul selama kehamilan dikenal sebagai tanda kehamilan (Bobak dkk,
15
2005). Ada beberapa kategori tanda kehamilan menurut Bobak dkk
(2005),yaitu:
1. Presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), yaitu amenore, keletihan,
nyeri payudara, pembesaran payudara, morning sickness, quickening.
2. Kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi oleh pemeriksa), yaitu
tanda Hegar, ballottement, tes kehamilan, tanda Goodell.
3. Positif, yaitu sonografi, bunyi jantung janin, pemeriksaan melihat dan
merasakan gerakan janin.
Kehamilan menyebabkan terjadi perubahan umum, seluruh sistem
tubuh wanita hamil akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh
plasenta, dapat memicu perubahan hormonal yang mengendalikannya
sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu (Manuaba dkk, 2007).
Menurut Bobak dkk (2005) dan Manuaba dkk (2007) bahwa adaptasi
fisiologis pada kehamilan normal yang terjadi pada setiap sistem ibu, yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu hipertrofi
(pembesaran) atau dilatasi ringan pada jantung; peningkatan volume
darah dan curah jantung; titik impuls maksimum (point of maximum
impuls/PMI) pada apeks bergeser ke atas dan lateral sekitar 1 sampai 1,5
cm; bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar; S3 lebih jelas
terdengar setelah minggu ke-20 gestasi; murmur ejeksi sistolik tingkat II
dapat terdengar di atas daerah pulmonal; denyut jantung ibu meningkat
16
perlahan pada usia kehamilan 14 sampai 20 minggu mencapai 10 sampai
15 kali per menit dan menetap sampai aterm.
2. Sistem Pernapasan
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu
kebutuhan oksigen ibu meningkat; ligamen pada kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat; panjang paru-paru berkurang;
diameter transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan
lingkaran kerangka iga meningkat 5 sampai 7 cm; sudut tulang kosta
melebar dari 630 menjadi 1030; tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm
selama masa hamil; peningkatan vaskularisasi pada traktus pernapasan
atas; volume tidal meningkat sekitar 30-40%; inspiratory reserve volume
makin meningkat; hiperventilasi akibat progesteron yang dapat
meningkatkan sensitivitas terhadap CO2; P/CO2 ibu lebih rendah
daripada janin; P/O2 janin rendah tetapi afinitas hemoglobin fetus tinggi;
kapasitas total paru turun sekitar 5%.
3. Sistem Ginjal
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi
pembesaran pada ganjil; pelvis ginjal dan ureter kanan lebih melebar
daripada pelvis ginjal dan ureter kiri sehingga aliran urin kurang lancar;
endotel hiperemis karena meningkatnya progesteron; peristaltik
berkurang sehingga sulit buang air kecil; dinding otot polos ureter
mengalami hiperplasia, hipertrofi, dan relaksasi tonus otot;w sering
terdapat residu urin karena sfingter vesika urinaria sulit terbuka penuh;
lebih sering berkemih karena vesika urinaria tertarik ke atas mengikuti
17
besarnya uterus; peredaran darah menuju ginjal meningkat 20%; laju
filtrasi glomerular dan aliran plasma ginjal meningkat sampai 50%;
terjadi glukosuria karena reabsorpsi glukosa di tubulus terganggu.
4. Sistem Integumen
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu
peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal; hiperpigmentasi
(kloasma gravidarum, striae gravidarum, linea nigra, dan terjadi pada
areola, puting susu, aksila, dan vulva); pertumbuhan rambut dan kuku
mengalami percepatan; percepatan aktivitas kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea; peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor; terjadi
angioma atau telangiektasis (vascular spiders) tetapi pada orang
indonesia sulit terlihat karena warna kulit sawo matang.
5. Sistem Muskuloskeletal
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu
peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul menjadi miring ke
depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan
pada akhir kehamilan yang membutuhkan penyesuaian-ulang
(realignment) kurvatura spinalis; kurva lumbosakrum harus semakin
melengkung dan di daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura untuk
mempertahankan keseimbangan; relaksasi ringan dan peningkatan
mobilitas sendi panggul; otot dinding perut meregang dan akhirnya
kehilangan sedikit tonus.
18
6. Sistem Neurologi
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu kompresi
saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus; lordosis
dorsolumbarn menyebabkan nyeri; edema yang melibatkan saraf perifer
dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome pada trimester akhir
kehamilan; akroestesia akibat posisi bahu yang membungkuk; nyeri
kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan pingsan (sinkop); hipokalsemia
yang menyebabkan masalah neuromuskular seperti kram otot atau tetani.
7. Sistem Gastrointestinal
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu gusi
yang mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat; perubahan
pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah dapat
menyebabkan nausea dan/atau vomitus pada trimester pertama;
peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot
polos menurun; kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan
tonus otot selama hamil.
8. Sistem Reproduksi
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi
pertumbuhan uterus bersamaan dengan perkembangan janin yang
menyebabkan terjadi perubahan berat, bentuk, dan posisi; peningkatan
aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti
panggul; perlunakan istmus menyebabkan antefleksi uterus berlebihan
selama tiga bulan pertama kehamilan; hipertrofi ekstensif (pembesaran)
ligamentum teres-uteri mempertahankan posisi uterus; peningkatan
19
vaskularisasi pada organ reproduksi; pH sekresi vagina menjadi lebih
asam (dari 4 menjadi 6,5); struktur eksterna vulva membesar; cairan
mukoid pada serviks berlebihan; payudara terasa penuh, peningkatan
sensitivitas, rasa berat pada payudara; puting susu dan areola menjadi
lebih berpigmen; pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran
payudara meningkat secara progresif.
9. Sistem Endokrin
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi
pembesaran moderat kelenjar tiroid; konsumsi oksigen dan BMR
meningkat; kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan;
kadar parathormon plasma meningkat pada trimester kedua; pada awal
kehamilan pankreas menurunkan produksi insulin tetapi pada trimester
selanjutnya kadar insulin meningkat; plasenta secara progresif
memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (misalnya human
placental lactogen/hPL, estrogen, dan progesteron); produksi kortisol
oleh kelenjar adrenal juga meningkat; prolaktin serum mulai meningkat
secara progresif pada awal kehamilan sampai aterm.
E. Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan bayi adalah tindakan yang dilakukan untuk merawat dan
menjaga kesehatan bayi, serta memenuhi kebutuhan dasar bayi (Gupte, 2004).
Perawatan bayi baru lahir terdiri dari ASI eksklusif, perawatan mata,
perawatan kulit, memandikan bayi, pijat bayi, perawatan tali pusat, menjaga
kehangatan bayi, pakaian bayi, imunisasi, perawatan bayi secara umum,
20
observasi bayi (Datta, 2007). Berikut ini adalah perawatan bayi baru lahir
yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan salah satu praktik perawatan bayi
baru lahir yang penting yang direkomendasikan oleh WHO untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas di antara bayi di Dunia (Opara
dkk, 2012). Perawatan tali pusat bertujuan untuk memberikan perawatan
tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya
infeksi (Hidayat, 2009). Tali pusat bayi dibersihan minimal dua kali
sehari dengan menggunakan sedikit sabun dan air hangat (Murray dkk,
2006). Prinsip perawatan tali pusat yang harus diperhatikan adalah tidak
meletakkan apapun pada daerah sekitar tali pusat; menjaga agar daerah
sekitar tali pusat bayi tetap kering dan bersih; jika tali pusat bayi kotor,
cuci dengan air matang dan sabun secara hati-hati dan keringkan dengan
kain bersih; dan jika terdapat tanda infeksi tali pusat, segera bawa ke
pelayanan kesehatan (Sodikin, 2009). Tanda tali pusat terinfeksi adalah
jika tali pusat mengeluarkan nanah atau darah, dan jika tali pusat
mengalami inflamasi seperti kemerahan, bengkak, dan panas jika
disentuh (Murray dkk, 2006). Menurut Bobak dkk (2005), Hidayat
(2009), Leveno dkk (2012), dan Sodikin (2009) langkah-langkah ibu
dalam melakukan perawatan pada tali pusat adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat
1) Kain kassa
2) Cotton bud/kapas lidi
21
3) Air bersih dan sabun
b. Tindakan
1) Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum melakukan perawatan
tali pusat
2) Bersihkan daerah sekeliling pangkal tali pusat atau tempat tali
pusat menyatu dengan kulit sampai ke ujung tali pusat dengan
menggunakan kassa atau cotton bud yang telah dicelupkan
dengan air hangat atau air sabun atau sesuai instruksi dokter
3) Bilas dan keringkan dengan kasa
4) Pertahankan tali pusat tetap terbuka, agar tali pusat lebih cepat
kering dan lebih mudah lepas jika terpajan dengan udara
5) Jika tali pusat ditutup akan menyebabkan tali pusat lembab, dan
menyebabkan resiko tinggi infeksi
6) Jika terpaksa harus ditutup, tutup dan ikat tali pusat secara
longgar dengan kasa steril
7) Jika tali pusat terkena feses atau urin, cuci bersih dengan sabun
dan air, kemudian keringkan
8) Cuci tangan ibu setelah melakukan perawatan tali pusat.
Tali pusat terlepas lebih kurang setelah satu minggu sampai 10 hari
setelah bayi lahir, yang akan membentuk jaringan granulasi dan setelah
sembuh membentuk umbilikus (Bobak dkk, 2005; Leveno dkk, 2012).
Tali pusat yang terlepas akan terlihat beberapa tetes darah saat bayi
menangis, tetapi hal ini tidak perlu ditakuti karena akan pulih dengan
sendirinya (Bobak dkk, 2005).
22
2. Memandikan Bayi
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga
agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi
(Hidayat, 2009). Prinsip dalam memandikan bayi yang harus
diperhatikan adalah mempertahankan kehangatan bayi setelah
dimandikan dan menjaga agar air tidak masuk ke hidung, mulut atau
telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009). Ada dua cara
yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu memandikan bayi
dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012). Memandikan
bayi dengan cara waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas atau
puput dan jika kondisi bayi dalam keadaan sakit, yang dilakukan dengan
menggunakan air hangat dan sabun sesuai prinsip memandikan bayi
(Sodikin, 2009). Menurut Bobak dkk (2005), Gupte (2004), Hidayat
(2009), dan Putra (2012) langkah-langkah memandikan bayi adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan alat
1) Bak mandi berisi air hangat
2) Satu set pakaian (baju bayi, popok, dan lain-lain)
3) Satu set alat perawatan, seperti bedak, sabun, kapas minyak,
kapas air matang, cotton but, minyak telon bila perlu
4) Handuk dan waslap
b. Tindakan
1) Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum memandikan bayi
23
2) Siapkan dan dekatkan semua peralatan
3) Pastikan suhu ruangan cukup hangat (±240C) dan tidak berangin
4) Pastikan suhu air untuk memandikan bayi tetap hangat dan ukur
suhu airnya dengan siku ibu/pergelangan tangan ibu bagian
dalam
5) Jika terdapat kotoran bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan
kapas yang sudah dibasahi air atau tisu basah
6) Lepaskan pakaian bayi, dan setelah dilepas selimuti tubuh bayi
dengan handuk agar tetap hangat
7) Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air
hangat dari kantus dalam ke arah luar. setiap kali usap, kapas
harus diganti untk mencegah kontaminasi pada mata
8) Bersihkan hidung, dan telinga bayi dengan kapas atau cotton but
9) Bersihkan dan keringkan wajah dan kepala bayi dengan waslap
tanpa membuka handuk di badan bayi
10) Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen) dan
punggung, kemudian seluruh tubuh
11) Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)
12) Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi ke dalam bak
mandi, topang punggung dan kepala dengan lengan ibu dan
lengan yang lain menahan bokong bayi
13) Setelah selesai, angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan
seluruh tubuh dengan handuk, terutama semua lipatan kulit
karena sisa air bisa menyebabkan iritasi dan luka
24
14) Beri bedak pada bayi, tidak secara langsung namun usapkan
dengan tangan anda, jika bedak dihirup oleh bayi bisa berbahaya
dan dapat menyebabkan masalah pernapasan
15) Pakaikan kembali pakaian bayi dengan pakaian yang baru
16) Bereskan alat dan cuci tangan ibu dengan sabun.
3. Pijat Bayi
Pijat bayi adalah sentuhan pijat kepada bayi yang bertujuan untuk
membuat bayi menjadi rileks, meningkatkan efektivitas istirahat/tidur
bayi, memperbaiki konsentrasi bayi, memperkuat sistem kekebalan
tubuh, meningkatkan nafsu makan, menstimulus aktivitas nervus vagus
untuk perbaikan pernapasan, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi
menuju sel (Subakti dan Anggrani, 2008). Pijat bayi dapat dilakukan pagi
hari sebelum mandi, atau bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena
aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan, serta dapat
dilakukan 1-2 jam setelah makan/minum (Datta, 2007). Keadaan yang
tidak diperbolehkan untuk memijat bayi, yaitu saat bayi lapar atau baru
selesai makan, saat bayi sedang demam atau sakit, saat bayi sedang tidur,
keadaan ruangan sangat dingin/pengap, dan bayi tampak tidak nyaman
atau gelisah (Putra, 2012; Subakti dan Anggrani, 2008). Menurut Putra
(2012), Suririnah (2009), dan Subakti dan Anggrani (2008) langkah-
langkah melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut:
25
a. Persiapan
1) Pilih waktu yang tepat untuk melakukan pijat bayi (pagi hari
sebelum mandi, 15 menit setelah bayi makan, malam hari
menjelang bayi tidur)
2) Persiapkan ruangan yang tenang dan nyaman
3) Tempat yang empuk, lembut, rata, dan bersih (kasur, busa yang
dilapisi kain lembut)
4) Handuk atau lap lembut untuk kulit bayi
5) Popok atau kain untuk menutup bagian tubuh bayi setelah di
pijat
6) Baju ganti untuk mengganti baju lama setelah di pijat
7) Minyak untuk memijat (baby oil, lotion, minyak zaitun, minyak
kelapa)
8) Air dan waslap (kain untuk mengelap/menyeka)
9) Pastikan kuku ibu dalam keadaan terpotong pendek dan tidak
menggunakan cincin atau perhiasan
10) Letakkan bayi pada posisi nyaman yaitu posisi bayi telentang
dengan tatapan mata antara ibu dan bayi saling beradu pandang
b. Tindakan
1) Cuci tangan ibu sebelum memijat bayi
2) Usahakan tangan ibu dalam keadaan hangat agar bayi merasa
nyaman dengan usapan ibu
26
3) Sebelum memijat, coba dahulu minyak yang akan digunakan
pada kulit bayi dan tunggu selama 30 menit untuk melihat
adanya reaksi alergi
4) Urutan pijat bayi, dapat diulang sebanyak enam kali
Tahap 1. Kaki, merupakan bagian terbaik untuk memulai pijatan
karena bagian ini adalah bagian yang paling tidak sensitif
diantara bagian tubuh lainnya
a) Pijat bayi dengan cara perahan india, yaitu memegang kaki
bayi pada pangkal paha seperti memegang pemukul soft
ball, kemudian gerakan tangan ke bawah secara bergantian
seperti memerah susu
b) Peras dan putar yaitu dengan memegang kaki bayi dari
pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan,
kemudian peras dan putar bayi dengan lembut dimulai dari
pangkal paha ke arah mata kaki
c) Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di
seluruh telapak kaki
d) Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar
menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan yang lembut
pada setiap ujung jari
e) Gerakan peregangan (stretch), yaitu dengan menggunakan
sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-
jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari
27
ke arah tumit, selanjutnya dengan jari tangan lain regangkan
dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke
arah tumit
f) Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh
permukaan telapak kaki dari tumit ke jari-jari
g) Dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian
pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-
jari secara bergantian
h) Peras dan putar pergelangan kaki bayi dengan
menggunakan ibu jari dan jari-jari lain ibu
i) Perahan swedia yaitu dengan memegang pergelangan kaki
bayi, kemudian menggerakkan tangan ibu secara bergantian
dari pergelangan kaki ke pangkal paha
j) Gerakan menggulung yaitu pegang pangkal paha dengan
kedua tangan ibu, kemudian buatlah gerakan menggulung
dari pangkal paha menuju pergelangan kaki
k) Gerakan akhir yaitu rapatkan kedua kaki bayi, letakkan
kedua tangan ibu secara bersamaan pada pantat dan pangkal
paha, kemudian usap kedua kaki bayi dengan tekanan
lembut dari paha ke arah pergelangan kaki
Tahap 2. Perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk bayi
a) Mengayuh sepeda yaitu dengan gerakan memijat pada perut
bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah
perut, bergantian dengan tangan kanan da kiri
28
b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, yaitu angkat kedua
kaki dengan salah satu tangan, dan pijat perut bayi dari atas
sampai ke jari-jari kaki
c) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar perut,
dan gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan
kiri
d) Bulan-matahari yaitu dengan membuat lingkaran searah
jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah
kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian
kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar
matahari) beberapa kali, gunakan tangan kanan untuk
membentuk gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian
kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi
(seolah membentuk gambar bulan), lakukan kedua gerakan
ini bersama-sama
e) Gerakan I Love You yaitu pijat perut bayi mulai dari bagian
kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan
kanan membentuk huruf “I”, setelah itu pijat perut bayi
membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri
atas begitu juga sebaliknya, kemudian pijat perut bayi
membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke
kiri, ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah
29
f) Gelembung atau jari-jari berjalan yaitu letakkan ujung jari-
jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan ke bagian kiri
guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara
Tahap 3. Dada
a) Jantung besar yaitu buat gerakan yang menggambarkan
jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak
tangan anda di tengah dada bayi/ulu hati bayi, buat gerakan
ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas
tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan
kembali ke ulu hati
b) Kupu-kupu yaitu membuat gerakan diagonal seperti
gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan membuat
gerakan memijat menyilang dari tengah dada, ulu hati ke
arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati, kemudian gerakan
tangga kiri ibu ke bahu kiri bayi dan kembali ke ulu hati
Tahap 4. Tangan
a) Gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah,
tetapi jika terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak
sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan
b) Selanjutnya pijatan yang dilakuakan pada tangan sama
seperti pada kaki dariperahan india sampai gerakan
menggulung
30
Tahap 5. Muka, tahap ini tidak memerlukan minyak
a) Menyetrika dahi yaitu letakkan jari-jari kedua tangan ibu
pada pertengahan dahi, tekan jari-jari ibu dengan lembut
mulai dari tengah dahi ke arah luar, kemudian gerakkan ke
bawah ke depan pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran
kecil di daerah pelipis, lalu gerakkan ke dalam melalui
daerah pipi di bawah mata
b) Menyetrika alis yaitu letakkan kedua ibu jari diantara kedua
alis mata, gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara
lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari
tengah ke samping seolah menyetrika alis
c) Senyum 1, yaitu letakkan kedua ibu jari pada pertengahan
alis, tekan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui
tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum
d) Senyum 2 yaitu letakkan kedua ibu jari di atas mulut di
bawah sekat hidung, gerakkan kedua jari dari tengah ke
samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi
tersenyum
e) Senyum 3 yaitu letakkan kedua ibu jari di tengah dagu,
tekankan dua jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke
samping, kemudian ke atas pipi seolah memuat bayi
tersenyum
f) Buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi
31
Tahap 6. Punggung
a) Gerakan maju mundur yaitu tengkurapkan bayi melintang di
depan ibu dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebalah
kanan ibu, pijatlah sepanjang punggung bayi dengan
gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan
dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali ke
leher lagi
b) Gerakan menyetrika yaitu pegang pantat bayi dengan
tangan kanan dan tangan kiri memijat mulai dari leher ke
bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan
pantat bayi seolah menyetrika punggung
c) Ulangi gerakan menyetrika, tetapi dengan memegang kaki
bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi
d) Gerakan melingkar yaitu buatlah gerakan melingkar kecil
dengan jari-jari kedua tangan ibu dari batas tengkuk turun
ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai
ke pantat
e) Gerakan menggaruk yaitu tekankan dengan lembut kelma
jari-jari tangan kanan ibu pada punggung bayi dan buat
gerakan menggaruk ke bawah menjang sampai ke pantat
tetapi pastikan kuku ibu sudah di potong pendek.
32
4. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
WHO dan UNICEF menjelaskan bahwa bayi harus diberikan ASI
eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun
makanan lain selain ASI (Soedjatmiko, 2009). ASI adalah makanan
lengkap yang diperlukan selama 6 bulan pertama kelahiran untuk
memenuhi kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang
optimal (Wong dkk, 2009). Komposisi ASI yang diprosuksi oleh ibu
yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda dengan ASI
yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur)
(PERINASIA, 2012). Komposisi ini sesuai dengan kebutuhan bayi pada
keadaan masing-masing (PERINASIA, 2012). Pembagian komposisi ASI
menurut PERINASIA (2012) yaitu:
a. Kolostrum, adalah ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari
ke-3 atau ke-5 yang berwarna bening dan kuning serta hanya sedikit
ASI yang keluar.
b. ASI transisi, adalah ASI yang keluar dari hari ke-3 atau ke-5 sampai
hari ke-8 atau ke-11 setelah kelahiran bayi.
c. ASI matang, adalah ASI yang keluar setelah hari ke-8 atau ke-11
setelah kelahiran bayi.
ASI sangat bermanfaat untuk bayi, ibu, keluarga, dan negara
(PERINASIA, 2012). Manfaat pemberian ASI terdiri dari manfaat untuk
bayi (sebagai nutrisi/zat gizi yang sesuai untuk bayi, meningkatkan daya
tahan tubuh bayi karena mengandung zat protektif, memiliki efek
psikologis yang baik utnuk bayi, memberikan pertumbuhan yang baik
33
untuk bayi, meningkatkan kecerdasan, mengurangi kejadian karies
dentis, dan mengurangi kejadian maloklusi), manfaat untuk ibu (pada
aspek kesehatan ibu untuk mengurangi perdarahan setelah melahirkan
dan mengurangi kemungkinan menderita karsinoma mammae, aspek
keluarga berencara untuk menjarangkan kehamilan/sebagai kontrasepsi
yang aman, dan aspek psikologis), manfaat untuk keluarga (aspek
ekonomi, aspek psikologis dan aspek kemudahan), dan manfaat untuk
negara (menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi
subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu
formula, dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa)
(PERINASIA, 2012; Roesli, 2005).
Bayi baru lahir harus diberi makan setiap dua sampai tiga jam
dengan jumlah total 8 sampai 12 kali dalam 24 jam selama sekurang-
kurangnya satu bulan (Wong dkk, 2009). Kriteria utama yang
menentukan peningkatan asupan ASI pada bayi yaitu teknik menghisap
yang benar, jadwal pemberian ASI yang tidak kaku, dan pemberian
posisi yang benar agar bayi dapat menempel ke payudara (Wong dkk,
2009). Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet (PERINASIA, 2012). Menurut PERINASIA
(2012) dan Wong dkk (2009) langkah-langkah yang harus diketahui ibu
dalam memberikan ASI kepada bayi dengan benar adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan sekitar areola ibu sampai sedikit basah
34
b. Posisikan ibu dan bayi dalam posisi nyaman, pegang bayi dengan
satu lengan, kepala bayi terletak pada lekung siku ibu dan bokong
bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi
diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan. Perut bayi
menempel dengan badan ibu, kepala bayi menghadap ke payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus
c. Payudara ibu dipegang oleh ibu dengan ibu jari diatas dan jari yang
lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areola
saja
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) yaitu
dengan cara sentukan bibir bawah bayi atau pipi bayi dengan puting
ibu, bayi akan memberi respon dengan berputar ke arah payudara
dan membuka mulutnya
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
ke payudara ibu dengan puting dan areola dimasukkan ke mulut
bayi. Kemudian bayi mulai mengancing mulutnya dengan benar,
sebagian besar areola harus berada di dalam mulut bayi, dagu bayi
menempel pada payudara ibu, dan bibir bawah bayi membuka keluar
f. Apabila hidung bayi kelihatan tertutup oleh payudara, ibu dapat
mengangkat panggul bayi, sehingga memberikan lebih banyak ruang
untuk bernapas
35
g. Setelah bayi mulai menghisap, payudara ibu tidak perlu dipegang
atau disanggah lagi
h. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas
isapan bayi adalah dengan menekan payudara yang akan membuat
puting terlepas dari mulut bayi, atau dapat juga dengan lembut
memasukkan jari tangan ibu ke sudut mulut bayi, diantara kedua gusi
untuk menghentikan isapan dan dagu bayi ditekan ke bawah. Jika
langsung menarik bayi begitu saja tanpa menghentikan isapan dapat
menimbulkan nyeri pada puting
i. Ketika bayi sudah sudah kenyang, bayi akan melepas sendiri puting
ibu
j. Setelah selesai menyusui bayi, sebaiknya ibu mengoleskan sedikit
ASI ke puting ibu
k. Setelah selesai memberikan ASI, bayi disendawakan yang bertujuan
untuk mengeluarkan udara dari lambung agar bayi tidak muntah
setelah menyusui. Caranya adalah posisikan bayi yang nyaman
(digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu atau tidur
telengkup di pangkuan ibu) kemudian punggung bayi ditepuk secara
perlahan-lahan.
5. Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan tubuh pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke tubuh agar tubuh membuat
36
zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008).
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (Hidayat, 2008). KEMENKES (2013)
menyatakan imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan
imunisasi pilihan.
a. Imunisasi wajib, terdiri dari
1) imunisasi rutin, yaitu imunisasi yang dilakukan terus menerus
sesuai dengan jadwal yang terdiri dari imunisasi dasar (BCG,
hepatitis B, DPT, polio, dan campak), dan imunisasi lanjutan
yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun/batita, anak usia
sekolah dasar, dan wanita usia subur (KEMENKES, 2013).
2) imunisasi tambahan (imunisasi yang diberikan pada kelompok
umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai
kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu), dan
imunisasi khusus (imunisasi yang dilakukan untuk melindungi
masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu yaitu
imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning,
dan imunisasi Anti Rabies) (KEMENKES, 2013).
b. Imunisasi pilihan, terdiri dari imunisasi Haemophillus influenza tipe
b (Hib), Pneumkokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles
Mumps Rubella, Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papilloma
Virus/HPV, dan Japanese Encephalitis (KEMENKES, 2013).
37
Imunisasi dasar yang wajib di Indonesia, terdiri dari imunisasi
BCG, hepatitis B, polio, DPT, dan Campak (KEMENKES, 2013).
a. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
tuberculosis/TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan
imunisasi BCG (Hidayat, 2008). Vaksin BCG merupakan vaksin
yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan dan
diberikan satu kali kepada bayi dalam rentang waktu sejak lahir
sampai bayi berumur 2 bulan (Hidayat, 2008; IDAI, 2014). Jika
vaksin diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji
tuberkulin (IDAI, 2014). Efek samping vaksin ini adalah timbul
pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian
bawah, timbul kemerahan, bengkak, dan panas pada daerah yang
disuntik (Hidayat, 2008; Putra, 2012). Tanda keberhasilannya adalah
timbul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6
minggu, tidak nyeri dan tidak panas (menunjukkan bahwa
penyuntikan benar) (Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah
tidak boleh diberikan pada anak yang berpenyakit TBC atau
menunjukkan Mantoux positif (Putra, 2012).
b. Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang digunakan untuk
mencegah penyakit hepatitis B yang kandungannya adalah Hbs Ag
38
dalam bentuk cair (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak
tiga kali dan paling baik pertama kali diberikan ketika 12 jam setalah
bayi lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 untuk
mencegah terjadinya perdarahan akibat defisiensi vitamin K (IDAI,
2014). Efek sampingnya adalah timbul nyeri pada bekas suntikan,
kemudian timbul demam ringan dan pembengkakan pada daerah
yang disuntik (Putra, 2012). Kontra indikasinya adalah tidak dapat
diberikan pada anak yang menderita sakit berat (Putra, 2012).
c. Imunisasi polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diberikan untuk
mencegah terjadinya poliomielitis yang bisa menyebabkan
kelumpuhan (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak enam
kali dan pertama kali diberikan setelah lahir atau saat bayi akan
dipulangkan dengan diteteskan di mulut bayi (IDAI, 2014; Putra,
2012). Efek sampingnya adalah pusing, diare ringan, dan sakit otot
(Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak dapat diberikan
pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (>380C);
muntah atau diare; penyakit kanker; HIV/AIDS; sedang mengalami
pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum;serta anak dengan
mekanisme kekebalan tubuh terganggu (Putra, 2012).
d. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT (Diphteria, Pertussis, Tetanus) merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri, pertusis, dan tetanus (Hidayat, 2008). Vaksin ini dapat
39
diberikan sebanyak tujuh kali, pertama kali diberikan paling cepat
pada umur 6 minggu, dan pada pemberian ke-6 dan ke-7 pada umur
lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td setelah itu di booster setiap 10
tahun (IDAI, 2014). Efek sampingnya adalah efek ringan (misalnya
bengkak dan nyeri pada daerah suntikan, demam pada tubuh) dan
efek berat (menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam,
kesadaran menurun, kejang, ensefalopati, dan shock) (Hidayat, 2008;
Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak boleh diberikan
pada bayi yang kejang karena penyakit seperti epilepsi, menderita
kelainan saraf berat, atau baru dirawat karena infeksi otak, dan bayi
alergi terhadap DPT, mereka hanya boleh diberikan vaksin DT tanpa
P, karena antigen P-lah yang menyebabkan panas (Putra, 2012).
e. Imunisasi campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadi penyakit campak pada anak karena penyakit ini
sangat menular (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak tiga
kali dan pertama kali diberikan pada umur 9 bulan (IDAI, 2014).
Efek sampingnya adalah terjadi ruam pada daerah suntikan, diare
dan demam (Hidayat, 2008; Putra, 2012).
40
Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi
Sumber: IDAI. Panduan Imunisasi Anak: mencegah lebih baik daripadamengobati. Jakarta: Kompas, 2014.
F. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian terkait pengetahuan ibu tentang perawatan bayi
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2011), menunjukkan bahwa
62,16% ibu primipara di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel-Bandung
memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan tali pusat,
sedangkan 16,21 % memiliki pengetahuan baik dan 21,62% memiliki
pengetahuan yang kurang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Jasmi (2010), menunjukkan bahwa 60%
ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara memandikan bayi
baru lahir.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila (2008), menunjukkan bahwa
68,3% ibu di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen
memiliki pengetahuan yang sedang tentang pijat bayi, sedangkan 11,1%
41
ibu memiliki pengetahuan yang baik dan 20,6% ibu memiliki
pengetahuan yang kurang.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2009) di puskesmas Cilacap
Utara, menunjukkan bahwa mayoritas ibu menyusui sudah memiliki
pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif sebanyak 78%, sedangkan
19% memiliki pengetahuan yang sedang dan 3% memiliki pengetahuan
yang kurang tentang ASI eksklusif.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2013), menunjukkan bahwa
51,02% ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pemberian
imunisasi dasar pada bayi, sedangkan 20,40% memiliki pengetahuan
yang baik dan 28,58% berpengetahuan kurang tentang imunisasi dasar
pada bayi.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014), menunjukkan bahwa 63,5%
ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian imunisasi dasar
lengkap, sedangkan 36% memiliki pengetahuan yang kurang. Penelitian
ini juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yang berusia 1-
2 tahun.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Prihartanti (2012) bahwa 54,8% ibu nifas
memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan bayi, sedangkan
12,9% berpengetahuan kurang dan 32,3% berpengetahuan baik tentang
perawatan bayi.
42
G. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
a. Faktor-faktorpredisposisi(pengetahuan, sikap,kepercayaan, keyakinan,nilai-nilai, dsb)
b. Faktor-faktorpendukung (lingkunganfisik, fasilitas-fasilitasatau sarana-saranakesehatan)
c. Faktor-faktor pendorong(sikap dan perilakupetugas kesehatan)
(Green, 1980, dalamNotoatmodjo, 2007)
a. Pengetahuan
b. Kepercayaan
c. Sikap
d. Orang-orang yang
penting
e. Sumber daya yang
tersedia
f. Kebudayaan
(WHO, 1984, dalam
Notoadmodjo, 2007)
Perilaku primigravida
Perawatan bayi baru lahir
air susu ibu eksklusif, perawatan mata,perawatan kulit, memandikan bayi, pijat bayi,perawatan tali pusat, pakaian bayi, menjagakehangatan bayi, imunisasi, perawatan bayisecara umum, observasi bayi.
(Datta, 2007)
43
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
2012). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada
penelitian ini terdapat satu variabel yaitu pengetahuan primigravida tentang
perawatan bayi baru lahir.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Keterangan:
: variabel yang diteliti
Pengetahuan Primigravidatentang Perawatan Bayi
Baru Lahir
1. Perawatan tali pusat2. Memandikan bayi3. Pijat bayi4. ASI eksklusif5. Imunisasi
44
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pengetahuan Pengetahuan adalahsegala sesuatu yangdiketahui primigravidatentang perawatanbayi baru lahir yangterdiri dari perawatantali pusat,memandikan bayi,pijat bayi, air susu ibueksklusif, danimunisasi.
Kuesioner Kuesioner berjumlah 17 itempernyataan, yang terdiri dari;1. Perawatan tali pusat, terdiri dari
3 item pernyataan (no 1-3)2. Memandikan bayi, terdiri dari 3
item pernyataan (no 4-6)3. Pijat bayi, terdiri dari 4 item
pertanyaan (no 7-10)4. ASI eksklusif, terdiri dari 3
item pernyataan (no 11-13)5. Imunisasi, terdiri dari 4 item
pernyataan (no 14-17)Pemberian skor menggunakanskala Guttman.
1. Baik, jika presentasehasil 76%-100%(Skor 13-17)
2. Cukup, jikapresentase hasil56%-75% (Skor 10-12)
3. Kurang Baik, jikapresentase hasil≤56% (Skor 0-9)
(Nursalam, 2008).
Ordinal
PerawatanTali Pusat
Perawatan tali pusatadalah pengetahuanyang dimilikiprimigravida tentang
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataandengan pemberian skormenggunakan skala Guttman:Jawaban benar dengan pernyataan
1. Baik, jika presentasehasil 76%-100%(Skor 3)
Ordinal
45
cara primigravidamerawat tali pusatbayi untuk mencegahterjadi infeksi dantetap kering sampaitali pusat terlepas.
positif dan jawaban salah denganpernyataan negatif = 1Jawaban salah dengan pernyataanpositif dan jawaban benar denganpernyataan negatif = 0
2. Cukup, jikapresentase hasil56%-75% (Skor 2)
3. Kurang Baik, jikapresentase hasil≤56% (Skor 0-1)
(Nursalam, 2008).
MemandikanBayi
Memandikan bayiadalah pengetahuanyang dimilikiprimigravida tentangcara memandikan bayiyang benar yangdilakukanprimigravida agar bayitetap bersih.
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataandengan pemberian skormenggunakan skala Guttman:Jawaban benar dengan pernyataanpositif dan jawaban salah denganpernyataan negatif = 1Jawaban salah dengan pernyataanpositif dan jawaban benar denganpernyataan negatif = 0
1. Baik, jika presentasehasil 76%-100%(Skor 3)
2. Cukup, jikapresentase hasil56%-75% (Skor 2)
3. Kurang Baik, jikapresentase hasil≤56% (Skor 0-1)(Nursalam, 2008).
Ordinal
Pijat Bayi Pijat bayi adalahpengetahuan yangdimiliki primigravidatentang teknik yangdilakukan
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 4 pernyataandengan pemberian skormenggunakan skala Guttman:Jawaban benar = 1Jawaban salah = 0
1. Baik, jika presentasehasil 76%-100%(Skor 4)
Ordinal
46
primigravida untukmelancarkan sirkulasidarah bayi danmembuat bayi rileks.
2. Cukup, jikapresentase hasil56%-75% (Skor 3)
3. Kurang Baik, jikapresentase hasil≤56% (Skor 0-2)(Nursalam, 2008).
ASIEksklusif
ASI eksklusif adalahpengetahuan yangdimiliki primigravidatentang memberikannutrisi kepada bayidengan ASI saja tanpamakanan tambahanlainnya selama 6bulan.
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataandengan pemberian skormenggunakan skala Guttman:Jawaban benar dengan pernyataanpositif dan jawaban salah denganpernyataan negatif = 1Jawaban salah dengan pernyataanpositif dan jawaban benar denganpernyataan negatif = 0
1. Baik, jika presentasehasil 76%-100%(Skor 3)
2. Cukup, jikapresentase hasil56%-75% (Skor 2)
3. Kurang Baik, jikapresentase hasil≤56% (Skor 0-1)
(Nursalam, 2008).
Ordinal
Imunisasi Imunisasi adalahpengetahuan yangdimiliki primigravidatentang cara yangdilakukan untuk
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 4 pernyataandengan pemberian skormenggunakan skala Guttman:Jawaban benar dengan pernyataanpositif dan jawaban salah dengan
1. Baik, jika presentasehasil 76%-100%(Skor 4)
2. Cukup, jikapresentase hasil
Ordinal
47
meningkatkankekebalan tubuh bayidengan caramemasukkan virusatau bakteri yang telahdilemahkan ataudibunuh.
pernyataan negatif = 1Jawaban salah dengan pernyataanpositif dan jawaban benar denganpernyataan negatif = 0
56%-75% (Skor 3)3. Kurang Baik, jika
presentase hasil≤56% (Skor 0-2)(Nursalam, 2008).
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain deskriptif. Desain deskriptif kuantitatif adalah desain yang digunakan
untuk menggambarkan situasi atau karakteristik yang ditemukan pada subyek
penelitian (Dharma, 2011). Metode ini digunakan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di
wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni tahun 2015 di
kelurahan Rempoa Kota Tangerang Selatan. Alasan peneliti memilih
kelurahan Rempoa sebagai tempat penelitian karena ibu primigravida di
wilayah ini rata-rata memiliki pengetahuan yang kurang tentang perawatan
bayi baru lahir, dan wilayah ini memiliki jumlah ibu primigravida yang lebih
banyak dibandingkan wilayah lain yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas Ciputat Timur.
49
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang
menjadi sasaran penelitian (Siregar, 2014). Populasi dalam penelitian ini
adalah primigravida di Kelurahan Rempoa Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro &
Ismael, 2014). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik total sampling, yaitu penelitian yang melibatkan seluruh populasi
yang jumlahnya tidak terlalu banyak untuk di teliti (Sandjaja &
Heriyanto, 2011). Dengan demikian, peneliti mengambil populasi
sebagai sampel sebanyak 32 orang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun
kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:
a. Primigravida trimester I, II, III.
b. Primigravida yang tinggal di Kelurahan Rempoa.
c. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
a. Primigravida yang sudah pindah rumah dan tidak bisa terjangkau
oleh peneliti.
50
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Jenis instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pedoman FGD.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket dengan beberapa
pertanyaan (Hidayat, 2011). Kuesioner ini berisi tentang data demografi
dan pengetahuan primigravida terhadap perawatan bayi baru lahir.
Kuesioner data demografi berisi tentang umur, agama, pekerjaan,
pendidikan terakhir responden, dan usia kehamilan. Kuesioner
pengetahuan primigravida terhadap perawatan bayi baru lahir terdiri dari
perawatan tali pusat, memandikan bayi, pijat bayi, ASI eksklusif, dan
imunisasi. Kuesioner ini berjumlah 17 pernyataan yang dibuat sendiri
oleh peneliti berdasarkan teori tentang perawatan bayi baru lahir.
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan
primigravida tentang perawatan bayi baru lahir. Bentuk kuesioner yang
digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) dimana
responden diarahkan untuk memilih jawaban sesuai dengan pengetahuan
yang dimiliki responden (Notoatmodjo, 2012). Jenis skala pengukuran
yang digunakan adalah skala guttman. Jika jawaban benar dengan
pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah dengan pernyataan
negatif (unfavorable) mendapatkan nilai “1”. Jika jawaban salah dengan
pernyataan positif (favorable) dan jawaban benar dengan pernyataan
negatif (unfavorable) mendapatkan nilai “0”. Pengetahuan primigravida
51
tentang perawatan bayi baru lahir dikategorikan menjadi baik, cukup, dan
kurang baik. Pengkategoriannya adalah sebagai berikut:
a. Baik, jika presentase hasil 76%-100%
b. Cukup, jika presentase hasil 56%-75%
c. Kurang Baik, jika presentase hasil ≤56% (Nursalam, 2008).
2. Pedoman Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan penelitian kualitatif, dimana instrumen dalam
penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri (Moleong, 2013). Selain itu,
untuk memperoleh data dibutuhkan juga instrumen lain berupa pedoman
FGD. Pedoman ini dibuat untuk mendapatkan data yang tidak tergali
dengan penelitian kuantitatif. Pedoman FGD ini berisi daftar pertanyaan
yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang telah
diuji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini
dilakukan kepada 30 orang primigravida yang ada di kelurahan Cempaka
Putih pada tanggal 09 April 2015 sampai tanggal 19 April 2015. Validitas
adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur
apa yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2012). Untuk mengetahui kuesioner ini
valid, penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) berupa
validitas rupa (face validity), yaitu jenis validitas yang pada dasarnya
memverifikasi instrumen kepada ahli untuk membaca dan mengevaluasi isi
52
instrumen agar instrumen memberikan bentuk dan penampilan untuk
mengukur konsep sesuai dengan apa yang ingin diukur (Siregar, 2014; Wood
& Haber, 2006). Validitas isi pada kuesioner ini telah dilakukan kepada 2
orang ahli.
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran (Dharma,
2011). Pengujian reliabilitas penelitian ini menggunakan konsistensi internal
(internal consistency), yaitu dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali
saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan software
computer dengan teknik Kuder Richardson (K-R 20), yaitu teknik yang
digunakan untuk skala dikotomi (Dharma, 2011). Suatu instrumen dikatakan
reliabel jika nilai reliabilitas instrumen (r11) > 0,7 (Siregar, 2014).
Pada penelitian ini, hasil uji reliabilitas instrumen ini adalah α = 0,389,
maka instrumen ini dianggap tidak reliabel. Dari hasil wawancara kepada
responden yang telah dilakukan uji validitas ini, responden tersebut tidak
mengetahui beberapa jawaban dari instrumen tersebut karena pengetahuan
responden yang kurang, jadi kemungkinan hasil reliabilitas yang tidak baik
karena responden yang menjawab asal dalam mengisi instrumen yang
diberikan.
Rumus yang digunakan pada K-R 20 adalah
r11 =k Vt - Ʃ pq
k - 1 Vt
=
17 3,822 - 2,42417 – 1 3,822
= 0,389
53
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah butir pertanyaan
Vt = Varian total
p = Proporsi responden yang menjawab “Ya” pada setiap butirpertanyaan
q = 1 – p
F. Metode Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai Juni
2015. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan metode
kuesioner dan diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD).
Kuesioner diberikan kepada 32 responden dengan jumlah pernyataan 17
pernyataan, sedangkan FGD dilakukan pada 6 responden dengan
menggunakan alat bantu tulis dan tape recorder.
2. Tahap Pengumpulan Data
a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data
1) Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti
mengajukan permohonan ijin penelitian kepada pihak terkait
seperti Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan,
Walikota Tangerang Selatan, Puskesmas Ciputat Timur, Lurah
Ciputat Timur, dan RT/RW.
54
2) Setelah ijin penelitian disetujui, peneliti mengumpulkan data
dari kader di 23 posyandu dan data dari Puskesmas Ciputat
Timur. Setelah data diambil peneliti menyeleksi calon
responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti.
3) Setelah mendata yang sesuai dengan kriteria responden,
kemudian peneliti mengadakan pertemuan dengan responden
untuk melakukan informed consent dan menjelaskan tujuan serta
manfaat dari penelitian ini.
4) Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden, kemudian
hasil dari kuesioner tersebut dianalisis dengan menggunakan
software statistik.
5) Peneliti melakukan FGD untuk memperkuat atau
mengkalrifikasi data yang didapat melalui kuesioner dengan
menggunakan pedoman FGD.
b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data
Data yang dapatkan sangat dibutuhkan untuk bahan pembuatan
laporan penelitian. Ada beberapa metode yang digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1) Kuesioner
Kuesioner adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi
beberapa item pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator-
indikator suatu variabel (Dharma, 2011). Peneliti menggunakan
jenis kuesioner tertutup yaitu angket yang jumlah item dan
alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan,
55
responden tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya (Widoyoko, 2013). Tahap-tahap yang dilakukan
peneliti dalam metode kuesioner yaitu sebagai berikut:
a) Setelah responden menandatangani lembar informed
consent, responden diberikan penjelasan mengenai cara
pengisian kuesioner dan responden diberikan kesempatan
bertanya jika ada pertanyaan atau pernyataan yang kurang
jelas.
b) Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 20 menit
untuk masing-masing responden.
c) Responden diharapkan menjawab semua pertanyaan yang
ada di kuesioner, dan setelah selesai lembar kuesioner
dikembalikan kepada peneliti.
d) Peneliti penyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi
dengan lengkap, dan hanya mengambil kuesioner yang
terisi lengkap. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah
dan dianalisa oleh peneliti.
2) Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD)
FGD merupakan suatu proses pengumpulan data dan
informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu
yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (Irwanto, 2006).
Metode FGD ini dilakukan untuk memperkuat atau
mengklarifikasi data yang telah diperoleh melalui metode
56
kuesioner. FGD dilaksanakan satu kali pada tanggal 02 Juni
2015 kepada 6 responden setelah data kuantitatif selesai.
Hal yang perlu diperhatikan pada FGD bahwa kelompok
sasaran yang dipilih harus lah homogen, dalam penelitian ini
yaitu ibu primigravida di wilayah kelurahan Rempoa. FGD
dapat dilakukan dalam waktu satu sampai dua jam yang akan
dipimpin oleh moderator (Nursalam, 2008). Sebelum memulai
FGD, peneliti harus memperhatikan lokasi dan waktu yang tepat
untuk melakukan FGD ini agar memperoleh data yang valid dan
akurat (Pawito, 2007).
Menurut Budiarto (2004) bahwa prosedur yang harus
dilakukan dalam FGD, yaitu sebagai berikut:
Persiapan
a) Menentukan tujuan dan penyusunan pedoman diskusi sesuai
dengan pokok bahasan.
b) Menentukan kriteria peserta diskusi.
c) Menentukan jumlah peserta dalam satu kelompok dan
banyaknya kelompok yang digunakan sesuai dengan tujuan
penelitian.
d) Mencari peserta diskusi sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan dan diusahakan agar homogen.
e) Menentukan moderator yang akan memimpin diskusi.
f) Mempersiapkan pentranskripsi dan fasilitas lain, seperti
lokasi diskusi, tape recorder, dan dokumentasi.
57
g) Mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan.
h) Mengadakan perjanjian dengan peserta tentang tempat dan
waktu pelaksanaan diskusi.
Pelaksanaan
a) Awalnya moderator beserta timnya memperkenalkan diri
pada peserta diskusi dan menjelaskan tujuan diskusi serta
dimohon agar setiap peserta berperan aktif.
b) Moderator membimbing diskusi ke arah permasalahan yang
menjadi pokok bahasan, moderator tidak menggurui, tetapi
memberikan kebebasan peserta dalam mengemukakan
pendapatnya.
c) Selama diskusi, moderator hendaknya tidak mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang pokok bahasan.
d) Bila dalam kelompok terdapat peserta yang mendominasi
dan kurang memberikan kesempatan pada peserta lain maka
ada dua pendapat untuk mengatasi keadaan ini. Pendapat
pertama, biarkan yang bersangkutan mengemukakan
pendapatnya dan pembicaraannya jangan di potong karena
bila tersinggung makan untuk selanjutnya ia akan menarik
diri dan tidak bersedia untuk mengemukakan pendapat.
Pendapat kedua, keadaan ini harus diinterupsi karena hal ini
sudah merupakan sifat dari orang yang bersangkutan dan
dalam kehidupan sehari-hari pembicaraannya sering
diinterupsi hingga ia tidak akan tersinggung dan apa yang
58
dikhawatirkan oleh pendapat pertama tidak beralasan.
Dalam hal ini fasilitator dapat menentukan apakah ia akan
menganut pendapat yang pertama atau pendapat yang
kedua.
e) Semua pembicaraan dalam diskusi dicatat dan direkam
sebagai bahan yang akan digunakan dalam analisis dan
penulisan laporan.
f) Setelah diskusi selesai ucapkan terima kasih atas partisipasi
peserta diskusi.
Analisis
a) Hasil data tidak di analisis secara kualitatif, tetapi
digabungkan dengan hasil kuantitatif dan digunakan
memperkuat hasil kuantitaif.
b) Semua pembicaraan serta komentar peserta tidak
diinterpretasi, tetapi ditulis apa adanya.
c) Apa yang dikatakan oleh peserta diskusi tersebut dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menarik
kesimpulan.
G. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2011) dan Notoatmodjo (2012), langkah-langkah
dalam pengolahan data, yaitu:
59
1. Editing
Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah data terkumpul.
Hal yang perlu diperhatikan dalam editing adalah kelengkapan identitas
pengisian, kelengkapan jawaban, jawaban relevan dengan pertanyaan,
dan konsistensi jawaban.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengelolaan dan analisis data menggunakan
komputer. Dalam coding data yang berbentuk huruf diubah menjadi
bentuk angka/bilangan. Misalnya untuk jawaban benar diberi kode 1, dan
jawaban salah diberi kode 0.
3. Entry
Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontigensi. Program untuk analisis data pada penelitian ini adalah
menggunakan software statistik.
4. Melakukan Teknik Analisa
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
sehingga analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik
60
deskriptif (menggambarkan) adalah statistika yang membahas cara-cara
meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan
agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna.
H. Analisa Data
Analisis data pada penelitian kuantitatif yaitu dengan menggunakan
analisis univariat. Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisis univariat
dilakukan pada penelitian ini meliputi; (1) Pengetahuan primigravida tentang
perawatan tali pusat; (2) Pengetahuan primigravida tentang memandikan
bayi; (3) Pengetahuan primigravida tentang pijat bayi; (4) Pengetahuan
primigravida tentang ASI eksklusif; (5) Pengetahuan primigravida tentang
imunisasi; (6) Pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir.
I. Etika Penelitian
Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari pihak terkait.
Penelitian ini menerapkan prinsip etis (Hidayat, 2011), yaitu:
1. Informed Consent
Peneliti melindungi hak responden untuk mengambil keputusan
sendiri dalam ketersediaan menjadi responden, tanpa ada paksaan dari
siapapun untuk mengikuti penelitian ini. Setelah responden mendapatkan
penjelasan secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilakukan,
61
responden dapat menentukan sendiri ketersediaannya dalam penelitian ini
dengan menandatangani informed consent yang telah tersedia.
2. Anonimity (tanpa nama)
Selama penelitian, nama responden dirahasiakan dan diganti dengan
mencantumkan inisial responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua data yang diberikan oleh responden dijamin kerahasiannya
oleh responden, dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
dalam hasil penelitian.
J. Penyajian Data
Penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian
dijabarkan dalam bentuk tulisan, sedangkan penelitian kualitatif disajikan
dalam bentuk narasi.
62
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 32
responden dengan melalui proses analisis data dengan menggunakan software
statistik yaitu SPSS 20 dari kuesioner yang berjumlah 17 pernyataan yang
dideskriptifkan dalam bentuk tabulasi dan tulisan.
Penyajian hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
menguraikan mengenai gambaran umum wilayah penelitian. Bagian kedua
memaparkan hasil penelitian yang menggunakan analisis univariat.
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu dari empat puskesmas
yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Puskesmas Ciputat Timur
terletak di jalan Anggur I No. 3 Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Puskesmas ini dibangun di
atas tanah seluas 600 m2 dengan luas bangunan lebih kurang 1000 m2 terdiri
dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan dipusatkan dilantai 1, sedangkan lantai 2
difungsikan sebagai ruang kepala puskesmas, data, ruang rapat, ruang
pelayanan pengobatan TB paru, kelas ibu hamil, klinik laktasi, laboratorium,
dan ruang perawatan. Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2
kelurahan yaitu Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih.
Puskesmas ini letaknya berbatasan dengan:
63
Sebelah utara : DKI Jakarta
Sebelah selatan : Wilayah kerja Puskesmas Ciputat
Sebelah barat : Wilayah kerja Puskesmas Rengas dan DKI Jakarta
Sebelah timur : Wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Pelayanan ibu hamil terdapat pada klinik KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) yang dibuka setiap hari. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil juga
dilakukan satu bulan sekali, bersamaan dengan pemeriksaan balita di
posyandu. Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur
berjumlah 43 posyandu, yang terdapat di dua kelurahan yaitu Kelurahan
Rempoa berjumlah 23 posyandu, dan Kelurahan Cempaka Putih berjumlah 20
posyandu.
B. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel pengetahuan
secara deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi.
Analisis univariat pada penelitian ini meliputi; pengetahuan primigravida
tentang perawatan tali pusat; pengetahuan primigravida tentang memandikan
bayi; pengetahuan primigravida tentang pijat bayi; pengetahuan primigravida
tentang ASI eksklusif; pengetahuan primigravida tentang imunisasi;
pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir.
64
1. Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Tali Pusat di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Komponen pengetahuan tentang perawatan tali pusat terdiri dari 3
pernyataan. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan
tentang perawatan tali pusat dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Perawatan
Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)Baik 3 9,4%
Cukup 9 28,1%Kurang 20 62,5%Total 32 100,0%
Seluruh primigravida yang menjadi responden dalam penelitian ini,
3 responden di antaranya berpengetahuan baik (9,4%), 9 responden
berpengetahuan cukup (28,1%), dan 20 responden berpengetahuan
kurang (62,5%). Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan tali pusat,
yaitu 62,5%.
Hasil FGD didapatkan bahwa satu dari enam orang ibu
primigravida sudah memahami tentang perawatan tali pusat, berikut ini
ungkapannya:
“........yaaaa tali pusat itu di lap pake air anget, terus dibersiinnya harussatu arah.... ehhmmm dari yang paling dalem... dari pangkal sampaiujung... terus ditutup pake kassa steril...... ”(P3).
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir masih belum dipahami
oleh lima dari enam orang ibu primigravida, berikut ungkapannya:
65
“... kalau dulu kan perawatannya di kasih betadin klu sekarang kan gakboleh, sekarang pake air anget.... caranya nggak tau.. hahaha.. gakpernah liat..” (P1)
“.....katanyakan gak boleh pake alkohol lagi sekarang, jadi langsung ditutup pake kassa aja.... Cuma gitu aja sih yang aku tau terus palingbayinya di pakeein gurita.... kan kalau bayi baru lahir ada tali pusernyaya, kasian gitu takutnya kegesek-gesek gitu.. kan kalau pake itu kan gakgerak tali pusernya, tetep disitu aja.” (P2)
2. Pengetahuan Primigravida tentang Memandikan Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Komponen pengetahuan tentang memandikan bayi terdiri dari 3
pernyataan. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan
tentang memandikan bayi dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
Memandikan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)Baik 22 68,8%
Cukup 5 15,6%Kurang 5 15,6%Total 32 100,0%
Data yang ada pada Tabel 5.2 diatas terlihat bahwa dari 32
responden, mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 22 orang (68,8%), sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang yaitu masing-masing
sebanyak 5 orang (15,6%).
Hasil FGD didapatkan bahwa empat dari enam orang ibu
primigravida sudah memahami tentang memandikan bayi, berikut ini
salah satu ungkapannya:
66
“... kalau mandiin yaa pake air anget.... 6 jam dari bayi pas baru lahir,baru boleh dimandiin... itu juga cuma dilap-lap aja dulu.... terusbiasanya sih tunggu puput pusernya dulu baru boleh dimandiin dalembak mandi...” (P5).
Memandikan bayi pada bayi baru lahir masih belum dipahami oleh
dua dari enam orang ibu primigravida, berikut salah satu ungkapannya:
“kalau saya sih masih bingung, ada yang bilang gak boleh pake airdingin, ada yang bilang gak boleh dimandiin tapi pas waktu adek lahirmah dimandiin ampe nangis-nangis dimandiin.... tapi setau saya sih pakeair dingin mandiinnya... kalau cara nya mah yaaa kayak biasa aja...”(P2).
3. Pengetahuan Primigravida tentang Pijat Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Komponen pengetahuan tentang pijat bayi terdiri dari 4 pernyataan.
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan tentang
pijat bayi dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pijat Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)Baik 4 12,5%
Cukup 8 25,0%Kurang 20 62,5%Total 32 100,0%
Data yang ada pada Tabel 5.3 diatas terlihat bahwa dari 32
responden, mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 20 orang (62,5%), sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 4 orang (12,5%), dan responden yang
memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (25,0%).
67
Hasil FGD didapatkan bahwa semua responden mengatakan bahwa
mereka masih belum memahami tentang pijat bayi dan mereka hanya
membawa bayi ke tukang pijat bayi jika ingin melakukan pijat bayi,
berikut ini salah satu ungkapannya:
“ kalau pijet bayi sih tau kan pernah liat anak artis-artis di tv suka dipijet gitu... Cuma tau itu aj sih yaaa paling kalau mau pijet bayi bawa ketukang pijet aja, kan kalau mau pijet-pijet sendiri kan gak tau caranya”(P6).
4. Pengetahuan Primigravida tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Komponen pengetahuan tentang ASI eksklusif terdiri dari 3
pernyataan. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan
tentang ASI eksklusif dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)Baik 6 18,8%
Cukup 18 56,3%Kurang 8 25,0%Total 32 100,0%
Data yang ada pada Tabel 5.4 diatas terlihat bahwa dari 32
responden, mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 18 orang (56,3%), sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 6 orang (18,8%), dan responden yang
memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 8 orang (25,0%).
68
Hasil FGD didapatkan bahwa satu dari enam orang ibu
primigravida sudah memahami tentang ASI eksklusif terutama tentang
pengertian, dan teknik dalam memberikan ASI, berikut ini ungkapannya:
“ASI eksklusif sih selama 6 bulan... itu cuma dikasih ASI aja gak bolehdikasih yg lain, tapi setelah itu baru boleh.... terus area hitam di deketputing katanya harus masuk semua...” (P5).
ASI Eksklusif pada bayi baru lahir masih belum dipahami oleh
lima dari enam orang ibu primigravida, berikut salah satu ungkapannya:
“yaaaa klu ASI eksklusif sih yaaa boleh-boleh aja di kasih susuformula... kalau udah beberapa bulan githu dikasih susu formula, kankalau gak di kasih susu formula nanti gedenya gak mau susu formula.....tapi tergantung sih ngasihnya, kadang ada yang dari lahir udah dikasihdikit-dikit kayak sesendok atau dua sendok githu....” (P1).
5. Pengetahuan Primigravida tentang Imunisasi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Komponen pengetahuan tentang imunisasi terdiri dari 4 pernyataan.
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan tentang
imunisasi dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)Baik 0 0%
Cukup 8 25,0%Kurang 24 75,0%Total 32 100,0%
Data yang ada pada Tabel 5.5 diatas terlihat bahwa dari 32
responden, mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 24 orang (75,0%), sedangkan responden yang memiliki
69
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (25,0%), sementara
responden yang memiliki pengetahuan baik tidak ada.
Hasil FGD didapatkan bahwa semua responden belum memahami
tentang imunisasi, berikut ini ungkapannya:
“kalau imunisasi aku kurang begitu tahu yaaa. Karena adek dulu gakpernah imunisasi... tapi alhmdulillah adek sehat-sehat aja sih sampesekarang... yaaa tapi paling pas baru lahir dirumah sakit di kasihimunisasi, itu aja sih gak dilanjutin lagi.... waktu itu juga pernahdijelasin sih tentang imunisasi yang ada di buku pink... tapi lupa hehe”(P2).
“apaa yaaa.. yaa kayak polio, BCG, campak... yaaa gitu aja sih.....tapigak terlalu tau juga. Lagian kan bu. Nanti kalau mau imunisasi liat-liataja dibukunya” (P1).
6. Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir
dikategorikan menjadi 3, yaitu baik, cukup, dan kurang. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
kurang, yaitu sebanyak 18 orang (56,3%), sedangkan responden yang
memiliki pengetahuan baik, yaitu sebanyak 5 orang (15,6%), dan
responden yang memiliki pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 9 orang
(28,1%). Hal ini bisa dilihat pada tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Perawatan
Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)Baik 5 15,6%
Cukup 9 28,1%Kurang 18 56,3%Total 32 100,0%
70
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian
yang telah diperoleh. Bagian pertama menguraikan pembahasan hasil penelitian
yaitu pengetahuan primigravida tentang perawatan tali pusat; pengetahuan
primigravida tentang memandikan bayi; pengetahuan primigravida tentang pijat
bayi; pengetahuan primigravida tentang ASI eksklusif; pengetahuan primigravida
tentang imunisasi; pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir.
Bagian kedua menguraikan tentang keterbatasan selama proses penelitian yang
telah dilakukan dengan proses yang sesuai dengan aturan.
A. Analisis Univariat
1. Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Tali Pusat di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Perawatan tali pusat merupakan perawatan yang sederhana, tetapi
jika seseorang tidak melakukan perawatan dengan baik dan benar maka
dapat menimbulkan infeksi pada tali pusat bayi (Putra, 2012). Meskipun
perawatan tali pusat merupakan perawatan yang sederhana tetapi
sebagian besar ibu primigravida di kelurahan Rempoa masih memiliki
pengetahuan yang kurang tentang perawatan tali pusat sebesar 62,5%.
Hal ini sejalan dengan hasil FGD yang didapatkan bahwa sebagian besar
ibu primigravida belum memahami tentang perawatan tali pusat.
Berdasarkan hasil FGD tersebut bahwa pengetahuan ibu
primigravida yang kurang disebabkan karena masih kurangnya kesadaran
71
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya terutama tentang
perawatan tali pusat. Hal ini terjadi karena ibu primigravida berharap
lebih kepada orangtua mereka untuk membantu merawat bayinya kelak
(Missal, 2013). Bantuan yang akan diberikan oleh orang tua mereka
membuat mereka menjadi lebih tenang, walaupun sebenarnya ibu
primigravida memiliki pengetahuan yang kurang terutama tentang cara
merawat tali pusat bayi, karena yang kebanyakan ibu primigravida
ketahui adalah perawatan tali pusat hanya dilakukan dengan mengganti
kassanya saja.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel-Bandung oleh
Sinaga (2011), ibu primipara memiliki pengetahuan yang cukup tentang
perawatan tali pusat sebesar 62,16%. Hal ini disebabkan karena
penelitian terdahulu hanya fokus pada perawatan tali pusat, jadi point-
point yang ditanyakan pada kuesioner lebih banyak, dimana pada
penelitian sebelumnya aspek yang ditanyakan pada kuesioner berupa
konsep, persiapan alat, pelaksanaan, dan evaluasi dalam perawatan tali
pusat. Pada penelitian ini point yang ditanyakan hanya berjumlah 3
pertanyaan yaitu terkait konsep dan teknik dalam perawatan tali pusat.
Hal ini yang membuat aspek penilaian pun menjadi berbeda pada kedua
penelitian ini.
Pengetahuan yang kurang juga dipengaruhi oleh karakteristik
responden, karena usia kehamilan seseorang mempengaruhi psikologis
seseorang dan kesiapan seseorang untuk mencari ataupun menerima
72
informasi terkait perawatan tali pusat (Varney dkk, 2007). Ibu primipara
telah melewati fase dimana ibu tersebut telah menerima dan telah
mempersiapkan diri dalam merawat bayinya, sedangkan ibu primigravida
sedang dalam masa dimana ibu tersebut sedang mencari informasi
tentang dirinya dan bayinya (Varney dkk, 2007). Informasi yang diterima
oleh ibu primigravida tentang perawatan bayi baru lahir terutama tentang
perawatan tali pusat akan mempengaruhi praktek mereka setelah
melahirkan dalam merawat bayinya (Opara dkk, 2012).
2. Pengetahuan Primigravida tentang Memandikan Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Memandikan bayi merupakan kegiatan harian yang dilakukan
untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah
kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009). Meskipun memandikan bayi
terlihat mudah, tetapi menurut ibu yang baru pertama kali memiliki bayi
memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri sehingga seringkali ibu
menyerahkan semua urusan memandikan bayi kepada pengasuh bayi atau
kepada orangtuanya (Maryunani dan Nurhayati, 2008). Teori ini berbeda
dengan hasil penelitian, berdasarkan FGD bahwa ibu primigravida tidak
memerlukan lagi bantuan dalam memandikan bayi karena sebagian besar
ibu primigravida sudah bisa memandikan bayi sendiri berdasarkan
pengalaman ketika membantu orangtua ataupun keluarga lain ketika
memandikan bayi.
73
Hal ini didukung dari hasil penelitian bahwa sebagian besar ibu
primigravida di kelurahan Rempoa sudah memiliki pengetahuan yang
baik (68,8%) tentang memandikan bayi. Hasil ini menunjukkan bahwa
ibu primigravida sudah mempersiapkan diri dan sudah memahami
tentang memandikan bayi yaitu terkait tentang konsep dan teknik dalam
memandikan bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan hasil penelitian di Ruang Camar I RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru, ibu primipara masih memiliki pengetahuan yang cukup
(60%) tentang memandikan bayi (Jasmin, 2010).
Perbedaan hasil penelitian ini dikarnakan perbedaan karakteristik
responden. Karakteristik responden dapat mempengaruhi pengetahuan
responden karena setiap responden memiliki latar belakang dan
kesadaran diri yang berbeda-beda dalam meningkatkan pengetahuan. Ibu
primigravida di kelurahan Rempoa sudah memiliki kesadaran yang baik
dan sudah mendapatkan informasi yang tepat tentang memandikan bayi,
sedangkan sebagian besar ibu primipara di Ruang Camar I RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru belum mendapatkan informasi yang tepat tentang
memandikan bayi yang membuat ibu masih memiliki pengetahuan yang
cukup.
3. Pengetahuan Primigravida tentang Pijat Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Pijat bayi merupakan sentuhan pijatan yang akan membuat tubuh
bayi menjadi sehat dan mengurangi masalah kesehatan yang sering
74
terjadi seperti perut kembung (Nurlaila dkk, 2008). Pijat bayi memiliki
banyak manfaat untuk bayi dan ibu, jika ibu melakukan pijat bayi sendiri
juga akan membantu meningkatkan kedekatan dan kebahagiaan orang tua
dan bayi (Walker, 2011). Oleh karena itu, ibu harus memiliki
pengetahuan yang baik tentang pijat bayi agar ibu dapat melakukan pijat
bayi.
Hasil penelitian ini, mayoritas responden di kelurahan Rempoa
memiliki pengetahuan kurang tentang pijat bayi yaitu sebanyak 62,5%.
Berdasarkan hasil FGD menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang
kurang tentang pijat bayi karena menurut ibu jika bayi akan dilakukan
pijat bayi maka bayi di bawa ke dukun bayi. Pijat bayi yang dilakukan
oleh dukun bayi merupakan kegiatan yang turun menurun dan dilakukan
pada bayi baru lahir ataupun bayi yang sakit (rewel). Hal ini sesuai
dengan Nurlaila (2008) bahwa pijat bayi merupakan pemijatan yang
sudah dikenal di Indonesia sejak lama dan masih sering dilakukan oleh
dukun bayi.
RSA UGM (2013) melaporkan bahwa gerakan pijat bayi yang
dilakukan oleh dukun bayi terdapat beberapa perbedaan dengan gerakan-
gerakan pijat bayi berdasarkan pedoman pijat bayi yaitu pedoman pijat
bayi tidak terdapat pijatan dibagian kepala bagian parietal maupun
occipital, hanya berupa gerakan mengusap halus pada area wajah, dan
gerakan pijat bayi pada bagian perut hanya gerakan pijat sesuai anatomi
usus besar yang disebut gerakan I LOVE U, dan ini berbeda dengan
gerakan pijat oleh beberapa dukun yang terdokumentasi terdapat pijatan
75
pada daerah kepala dan perut, sehingga dimungkinkan terjadinya
beberapa komplikasi. Komplikasi yang dilakukan oleh dukun bayi yang
pernah dilaporkan di RSA UDM yaitu perdarahan intrakranial dan ileus
obstruktif. Hal ini sesuai dengan penelitian Cahyani dkk (2012) bahwa
sebagian besar dukun bayi dalam melakukan praktek pijat bayi masih
belum sesuai dengan standar teori praktik pijat bayi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurlaila, dkk (2008)
bahwa di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen, ibu
yang memiliki anak usia 0-1 tahun memiliki pengetahuan yang sedang
tentang pijat bayi yaitu sebanyak 68,3%. Perbedaan hasil pengetahuan
yang didapatkan karena ibu yang telah memiliki anak akan memiliki
pengetahuan lebih baik dari pada ibu primigravida karena ibu yang sudah
memiliki anak usia 0-1 tahun sudah banyak mendapatkan informasi
tentang pijat bayi dan sudah ada juga yang mengaplikasikannya langsung
kepada anaknya, sedangkan ibu primigravida masih mencari informasi
tentang pijat bayi. Selain itu karena orangtua mereka yang tidak
melakukan pijat bayi sendiri di rumah membuat ibu menjadi kekurangan
informasi tentang pijat bayi. Sebagian besar masyarakat hanya
mengetahui bahwa jika bayi akan dilakukan pijat bayi maka di bawa ke
dukun bayi. Oleh karena itu, ibu juga harus tetap meningkatkan
pengetahuannya tentang pijat bayi agar tidak terjadi malpraktek kepada
anaknya dan akan lebih baik jika pijat bayi dilakukan oleh ibu
primigravida itu sendiri.
76
4. Pengetahuan Primigravida tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
ASI eksklusif merupakan nutrisi yang sangat penting untuk bayi
selama 6 bulan yang memiliki komposisi yang sesuai dengan kebutuhan
bayi dan memiliki banyak manfaat untuk bayi maupun untuk ibu itu
sendiri. ASI harus diberikan dengan teknik, dan posisi yang tepat serta
jadwal pemberian yang tidak kaku agar asupan ASI yang diberikan
mengalami peningkatan dan dapat membantu proses tumbuh kembang
bayi (PERINASIA, 2012).
Ibu primigravida harus memiliki pengetahuan yang baik tentang
ASI eksklusif agar ibu dapat memberikan nutrisi yang tepat untuk
bayinya. Pada kenyataannya pada penelitian ini mayoritas ibu
primigravida di kelurahan Rempoa memiliki pengetahuan cukup tentang
ASI eksklusif yaitu sebanyak 56,3%. Berdasarkan hasil FGD
pengetahuan ibu yang cukup disebabkan karena masih kurangnya
informasi yang didapatkan tentang ASI eksklusif terutama tentang waktu
pemberian dan teknik memberikan ASI, tetapi sebagian ibu sudah
mengetahui kalau ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan dengan ASI
saja.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Astuti (2009) di
puskesmas Cilacap Utara ibu menyusui sudah memiliki pengetahuan
yang baik tentang ASI eksklusif sebanyak 78%. Perbedaan hasil
penelitian karena ibu primigravida masih dalam proses mencari informasi
yang terkadang jika mereka hanya membaca dari buku mereka salah
77
menafsirkan penjelasan dari buku tersebut. Mayoritas ibu lebih percaya
pada informasi yang didapatkan secara lisan dari orangtua ataupun
kerabat dekat. Hal ini yang membuat pengetahuan ibu kurang jika
informasi yang didapatkan kurang tepat. Ibu yang sudah menyusui sering
mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif, selama hamil maupun
selama menyusui yang membuat pengetahuan ibu menyusui sudah lebih
baik daripada ibu primigravida.
5. Pengetahuan Primigravida tentang Imunisasi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Imunisasi merupakan cara yang dilakukan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit tertentu sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Hidayat,
2008). Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan imunisasi dasar yang
wajib diberikan kepada anak mereka adalah BCG, hepatitis B, DPT,
polio, dan campak (Kemenkes, 2013).
Di Indonesia imunisasi telah dilakukan sejak tahun 1970-an kepada
bayi dan anak (IDAI, 2014). Tetapi pada kenyataannya sampai sekarang,
pada penelitian ini mayoritas ibu primigravida di kelurahan Rempoa
memiliki pengetahuan kurang tentang imunisasi sebanyak 75,0%.
Berdasarkan hasil FGD, pengetahuan ibu yang kurang dikarenakan
kurangnya kesadaran ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang
imunisasi ini. Ibu primigravida tidak meningkatkan pengetahuan karena
78
menurut mereka imunisasi dapat dilihat di buku KIA dan juga terdapat
kegiatan posyandu yang dilaksanakan setiap bulan yang mengingatkan
ibu untuk memberikan imunisasi pada anaknya jadi ibu tidak perlu
memahami ataupun mengingat tentang imunisasi ataupun jadwal
imunisasi.
Menurut Kemenkes (2010) bahwa alasan bayi tidak mendapatkan
imunisasi lengkap adalah karena anak sakit, ketidaktahuan ibu akan
pentingnya imunisasi, ketidaktahuan tentang waktu yang tepat untuk
mendapatkan imunisasi berikutnya, ketidaktahuan akan efek samping
imunisasi, dan ketidakadaan atau kurang tersedianya KMS atau buku
KIA. Data ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat berperan penting
dalam pemberian imunisasi lengkap pada bayi. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Dewi (2014), bahwa ada hubungan antara pengetahuan
ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Oleh karena
itu, ibu primigravida harus meningkatkan pengetahuannya agar bayi
mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tampubolon
(2013) bahwa 51,02% ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang
pemberian imunisasi dasar pada bayi. Perbedaan ini karena ibu yang
memiliki bayi sedang dalam proses memberikan imunisasi kepada
bayinya. Pengetahuan yang didapatkan secara langsung akan membuat
ibu lebih ingat tentang imunisasi itu sendiri. Banyaknya faktor yang
membuat kesedaran ibu dalam mencari informasi masih rendah
membuat pengetahuan ibu jadi kurang, padahal pengetahuan ibu penting
79
dalam keteraturan pemberian imunisasi (IDAI, 2014). Kalau pengetahuan
ibu primigravida tentang imunisasi masih kurang, maka ketika anaknya
lahir hak anak untuk mendapatkan imunisasi secara teratur dan lengkap
pun menurun. Oleh karena itu, ibu harus meningkatkan pengetahuan
tentang imunisasi sejak kehamilan agar ketika melahirkan, anak dapat
mendapatkan imunisasi yang lengkap.
6. Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
Perawatan bayi adalah tindakan yang dilakukan untuk merawat dan
menjaga kesehatan bayi, serta memenuhi kebutuhan dasar bayi (Gupte,
2004). Perawatan bayi baru lahir yang dibahas disini mengenai ASI
eksklusif, memandikan bayi, pijat bayi, perawatan tali pusat, dan
imunisasi. Ibu primigravida harus memiliki pengetahuan yang baik
tentang perawatan bayi baru lahir, agar tidak salah dalam merawat
bayinya. Sebagian besar ibu primigravida di kelurahan Rempoa memiliki
pengetahuan kurang tentang perawatan bayi baru lahir sebanyak 56,3%.
Sedangkan penelitian Prihartanti (2012) bahwa 54,8% ibu nifas memiliki
pengetahuan yang cukup tentang perawatan bayi.
Pengetahuan yang berbeda yang didapatkan dari kedua penelitian
ini karena perbedaan subvariabel dan karakteristik responden. Sebagian
besar subvariabel yang dibahas oleh Prihartanti (2012) hampir sama
dengan penelitian ini yaitu tentang memandikan bayi, perawatan tali
pusat, kebersihan popok, merawat kulit, menjaga kehangatan, pemberian
80
ASI, dan imunisasi. Sedangkan responden nya berbeda karena pada
penelitian sebelumnya respondennya adalah ibu nifas. Kedua perbedaan
ini dapat mempengaruhi hasil pengetahuan yang didapatkan.
Rendahnya pengetahuan pada penelitian ini sejalan dengan teori
yang disampaikan oleh Szafran (1996) bahwa sebagian besar masyarakat
yang baru menikah tidak dipersiapkan untuk menjadi orang tua
(Friedman dkk, 2013). Masa transisi adalah masa yang sangat penting
dalam menjadi orang tua, karena seseorang harus menyiapkan diri
dengan baik dengan meningkatkan pengetahuannya agak ketika menjadi
orangtua, mereka tidak mengalami kesulitan terutama tentang perawatan
bayi baru lahir (Friedman dkk, 2013). Perawatan bayi baru lahir adalah
perawatan yang dilakukan sehari-hari yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian
ini. Keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi merupakan
tantangan tersendiri bagi peneliti. Peneliti harus mendapatkan data
langsung pada masing-masing kader posyandu karena data di puskesmas
Ciputat Timur tidak lengkap dan tidak semua ibu primigravida yang ada
di kelurahan Rempoa kontrol kandungan di puskesmas Ciputat Timur.
Kebanyakan warga di kelurahan Rempoa adalah warga pendatang, jadi
81
kebanyakan data ibu primigravida antara di posyandu dan di puskesmas
Ciputat Timur berbeda.
2. Jawaban peserta FGD saat FGD berlangsung, sangat tergantung dengan
kondisi lingkungan tempat dilakukan FGD.
82
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh di
kelurahan Rempoa tahun 2015 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ibu primigravida di kelurahan Rempoa sebagian besar memiliki
pengetahuan yang kurang tentang perawatan tali pusat sebesar 20
responden (62,5%).
2. Ibu primigravida di kelurahan Rempoa sebagian besar memiliki
pengetahuan yang baik tentang memandikan bayi sebesar 22 responden
(68,8%).
3. Ibu primigravida di kelurahan Rempoa sebagian besar memiliki
pengetahuan yang kurang tentang pijat bayi sebesar 20 responden
(62,5%).
4. Ibu primigravida di kelurahan Rempoa sebagian besar memiliki
pengetahuan yang cukup tentang ASI eksklusif sebesar 18 responden
(56,3%).
5. Ibu primigravida di kelurahan Rempoa sebagian besar memiliki
pengetahuan yang kurang tentang imunisasi sebesar 24 responden
(75,0%).
6. Ibu primigravida di kelurahan Rempoa sebagian besar memiliki
pengetahuan yang cukup tentang perawatan bayi baru lahir sebesar 18
responden (56,3%).
83
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Tenaga kesehatan mendapatkan gambaran tentang perawatan bayi
baru lahir di keluraha Rempoa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
landasan dalam upaya meningkatkan kesehatan dan dapat dijadikan
bahan evaluasi dalam bidang kesehatan ibu dan anak terutama pada ibu
primigravida. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan masukkan
untuk melakukan pendidikan kesehatan bagi ibu primigravida.
2. Bagi Ibu Primigravida
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan untuk ibu
primigravida untuk meningkatkan pengetahuannya terutama tentang
perawatan bayi baru lahir, agar ketika melahirkan ibu tidak kebingungan
lagi cara merawat bayinya dengan benar dan tepat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu
primigravida. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat melakukan
penelitian mendalam terkait kemampuan ibu primipara dalam praktik
perawatan bayi baru lahir. Penelitan selanjutnya ini akan membuat
informasi yang didapat lebih mendalam lagi tentang perawatan bayi baru
lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.H. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga: bagi mahasiswakeperawatan dan praktisi perawat puskesmas. Jakarta: Sagung Seto, 2010.
Adam, M.B., Dillmann, M., Chen, M.K., dkk. “Improving Maternal and NewbornHealth: effectiveness of a community health worker program in RuralKenya”. PloS ONE, vol 9 no 8 (2014), h. 1-8.
Ali, H.Z. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC, 2010.
Astuti, L.K. “Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASIEksklusif di Puskesmas Cilacap Utara”. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol3 no 2 (2009), h. 162-167.
Bernal, R., & Keane, M.P. “Child Care Choices and Children’s CognitiveAchievement: the case of single mothers”. Journal of Labor Economics,vol 29 no 3 (2011), h. 459-512.
Bloomfield, L., Kendall, S., Applin, L., dkk. “A Qualitative Study Exploring theExperiences and Views of Mothers, Health Visitors and Family SupportCentre Workers on the Challenges and Difficulties of Parenting”. Healthand Social Care in the Community, vol 13 no 1 (2005), 46-56.
Bobak, I,M., Lowdermik, D.L., Jensen, M.D., dkk. Buku Ajar KeperawatanMaternitas Edisi 4. Jakarta: EGC, 2005.
Budiarto, E. Metodologi Penelitian Kedokteran: sebuah pengantar. Jakarta: EGC,2004.
Cahyani, W.I., Rosidi, A., & Andarsari, W. “Lama Kerja dan Pendidikan SebagaiFaktor yang Berperan dalam Praktik Pijat Bayi Dukun Bayi”. JurnalKebidanan, vol 1 no 1 (2012), h. 1-3.
Christensen, P.J., & Kenney, J.W. Proses Keperawatan: aplikasi modelkonseptual. Jakarta: EGC, 2009.
Daniel, & Manik, M. “Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktiftentang Air Susu Ibu Eksklusif”. E-Journal FK USU, vol 1 no 1 (2013), 1-5.
Datta, P. Pediatric Nursing. New Delhi: Jaypee, 2007.
Dewi, A.P., Darwin, E., & Edison. “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu denganPemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Kelurahan ParupukTabing Wilayah Kerja Puskesmas Buaya Kota Padang Tahun 2013”.Jurnal Kesehatan Andalas, vol 3 no 2 (2014), 114-118.
Dharma, K.K. Metodologi Penelitian Keperawatan: panduan melaksanakan danmenerapkan hasil penelitian. Jakarta: TIM, 2011.
Diana, F. M. “Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita di KecamatanKuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang Tahun 2004”. JurnalKesehatan Masyarakat, vol 1 no 1 (2006), h. 19-23.
Dorland, W.A.N. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta: EGC, 2012.
Efendi, F., & Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktikdalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Friedman, M.N.F., Bowden, V.R., & Jones, E.G. Buku Ajar KeperawatanKeluarga: riset, teori, & praktik Edisi 5. Jakarta: EGC, 2013.
French, G. Children’s Early Learning and Development: a research paper.Dublin 2: National Council for Curriculum and Assessment (NCCA),2007.
Gupte, S. Panduan Perawatan Anak. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2004.
Harnilawati. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:Pustaka As Salam, 2013.
Hidayat, A.A.A. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika,2008.
Hidayat, A.A.A. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita: buku praktikum mahasiswakebidanan. Jakarta: EGC, 2009.
Hidayat, A.A.A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.Jakarta: Salemba Medika, 2011.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Panduan Imunisasi Anak: mencegah lebihbaik dari mengobati. Jakarta: Kompas, 2014.
Irwanto. Focused Group Discussion (FGD): sebuah pengantar praktis. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2006.
Jasmi. “Pengetahuan Ibu Postpartum Primipara tentang Cara Memandikan BayiBaru Lahir di Ruang Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru”. SkripsiS1 Fakulatas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara, 2010.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang PenyelenggaraanImunisasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 482 Tahun 2010 tentang Gerakan Akselarasi
Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI2010-2014). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013.
Leveno, K.J., Cunningham, F.G., Gant, N.F., dkk. Obstetri Williams: panduanringkas edisi 21. Jakarta: EGC, 2012.
Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.A.C., & Manuaba, I.B.G.F. Pengantar KuliahObstetri. Jakarta: EGC, 2007.
Maryunani, A., dan Nurhayati. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir Normal(Asuhan Neonatal). Jakarta: TIM, 2008.
Mashal, T., Takano, T., Nakamura, K., dkk. “Factors Associated with the Healthand Nutritional Status of Children under 5 Years of Age in Afganistan:family behaviour related to women and past experience of war-relatedhardships”. BioMed Central Public Health, vol 8 (2008), h. 1-13.
Meadow, S.R., & Newell, S.J. Lecture Notes Pediatrika Ed 7. Jakarta: Erlangga,2009.
Missal, B. “Gulf Arab Women’s Transition to Motherhood”. Journal of CulturalDiversity, vol 20 no 4 (2013), h. 170-176.
Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2013.
Murray, S.S., & McKinney, E.S. Foundations of Maternal-Newborn NursingFourth Edition. USA: Sounders Elsevier, 2006.
Nurlaila., Rochana, N., & Rachma, N. “Hubungan Tingkat Pengetahuan danSikap dengan Motivasi Ibu dalam Memijatkan Bayi”. Jurnal IlmiahKesehatan Keperawatan, vol 4 no 2 (2008), h. 56-63.
Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak(untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika, 2005.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan edisi 2.Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta,2007.
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Opara, P.I., Jaja, T., Dotimi, D.A., & Alex-Hart, B.A. “Newborn Cord CarePractices amongst Mothers in Yenagoa Local Goverment Area, BayelsaState, Nigeria”. International Journal of Clinical Medicine, vol 3 (2012),h. 22-27.
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS, 2007.
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA). Bahan Bacaan ManajemenLaktasi Cetakan ke-6: menuju persalinan aman dan bayi baru lahir sehat.Jakarta: Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia,2012.
Prihartanti, A. “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Bayi di RumahBersalin Permata Hati Sragen Tahun 2012”. DIII Kebidanan. SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada, 2012.
Putra, S.R. Asuhan Neonatus: bayi dan balita untuk keperawatan dan kebidanan.Jogjakarta: D-Medika, 2012.
Rauf, F.T., Lengkong, R.A., & Mewengkang, M. “Gambaran Pengetahuan danSikap Ibu Hamil tentang ASI Eksklusif di Poliklinik Obstetri Blu RSUPProf. Dr. R. D. Kandou Manado”. E-Journal Universitas Sam Ratulangi,vol 2 no 1 (2014), h. 1-7.
Rohani, S. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan dan KeterampilanIbu dalam Perawatan Bayi di Ruang Nifas RSUD Lanto Dg PasewangKabupaten Jenepanto”. Digilib Stikes Nani Hasanuddin Makassar, vol 3no 5 (2013), h. 40-49.
Roesli, U. Mengenal ASI Eksklusif Seri 1. Jakarta: Trubus Agriwidya, 2005.
Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM). Pijat Bayi AmanBerbasis Keluarga. Diakses 05 Juli 2015 jam 14.00 WIBhttp://rsa.ugm.ac.id/2013/11/pijat-bayi-aman-berbasis-keluarga/
Saifuddin, A.B. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006.
Sandjaja, B., & Heriyanto, A. Panduan Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: PrestasiPustaka, 2011.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 5.Jakarta: Sagung Seto, 2014.
Sinaga, S.M. “The Knowledge of Primipara’s Mothers about Navel’s Treatmentin Room in Immanuel Hospital-Bandung”. Jurnal Kesehatan Kartika,(2011), h. 54-63.
Siregar, S. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: dilengkapi denganperhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara,2014.
Siswanto, H. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PustakaRihama, 2010.
Sodikin. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC, 2009.
Soedjatmiko. Cara Praktis Membentuk Anak Sehat, Tumbuh Kembang Optimal,Kreatif, dan Cerdas Multipel. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2009.
Subakti, Y., & Anggraini, D.R. Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta: PTWahyu Media, 2008.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004.
Suririnah. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 2009.
Tampubalon, R. “Gambaran Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi tentangImunisasi Dasar pada Bayi di Lingkungan II Kelurahan Tanjung GustaMedan Tahun 2013”. S1 Fakultas Keperawatan dan Kebidanan.Universitas Prima Indonesia, 2013.
Thairu, L., & Pelto, G. “Newborn Care Practices in Pemba Island (Tanzania) andTheir Implications for Newborn Health and Survival”. Maternal and ChildNutrition, vol 4 (2008), h. 194-208.
Undang-Undang Republik Indonesia tentang perlindungan anak No. 23 tahun2002. Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia. (No. 109 dan 4235), 2002.
Undang-Undang Republik Indonesia tentang perkembangan kependudukan danpembangunan keluarga No. 52 tahun 2009. Lembaran Negara RepublikIndonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia. (No.5080), 2009.
United Nations Children’s Fund (UNICEF). The State of the World’s Children2014 in Numbers: every child counts. USA: United Nations Children’sFund, 2014.
Varney, H., Kriebs, J.M., & Gegor, C.L. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 1Edisi 4. Jakarta: EGC, 2007.
Walker, P. Panduan Lengkap Pijat Bayi: untuk merangsang tumbuh kembang danterapi kesehatan. Jakarta: Puspa Swara, 2011.
Walyani, E.S. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas: teori, aplikasi, danAskeb. Yogyakrta: Pustaka Baru Press, 2014.
Widoyoko, S.E.P. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2013.
Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, D., dkk. Buku Ajar Keperawatan PediatrikWong Ed. 6 Vol. 1. Jakarta: EGC, 2009.
Wood, G.L., & Haber, J. Nursing Research: methods and critical appraisal forevidence-based practice sixth edition. USA: Mosby Elsevier, 2006.
Wulanningrum, D.N., & Irdawati. “Hubungan antara Urutan Kelahiran dalamKeluarga dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja di SMAMuhammadiyah 1 Klaten”. Jurnal Kesehatan, vol 2 (2011), h. 184-194.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan hormat, saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Mega Pertiwi
Judul penelitian : Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang PerawatanBayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas CiputatTimur Tahun 2015
Sehubungan dengan penelitian yang akan saya lakukan, untuk mengetahuipengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir. Perawatan bayi barulahir yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan anak.
Partisipasi ibu dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasilpenelitian yang baik dan berguna untuk mengembangkan ilmu kesehatan. Bentukpartisipasi ibu berupa kesediaan waktu untuk mengisi kuesioner yang telahdisediakan.
Semua pernyataan yang ibu sampaikan dan identitas ibu, saya jaminkerahasiaanya dan akan menjadi data penelitian. Saya ucapkan terima kasih atasbantuan dan partisipasi ibu dalam penelitian ini.
Hormat saya,
Peneliti
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Inisial :
Usia :
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi reponden penelitian yang dilakukanoleh:
Nama : Mega Pertiwi
Program Studi : Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan BayiBaru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun2015
Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.Saya bersedia mengisi kuesioner sesuai dengan keyakinan saya untuk penelitianini. Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tanpa suatu paksaandari siapapun.
Tangerang Selatan, Mei 2015
(........................................)
Lampiran 4
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIPUTAT TIMUR TAHUN 2015
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti
2. Harap mengisi semua pernyataan yang ada di kuesioner ini, pastikan tidak
ada yang terlewatkan. Setiap nomor hanya diisi dengan satu jawaban
3. Isilah data demografi ibu
4. Beri tanda checklist (√) pada jawaban yang anda anggap benar
5. Ibu dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab
isi kuesioner
A. Data Demografi/Identitas
1. Umur : ........ tahun
2. Agama :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan terakhir :
5. Usia Kehamilan :
B. Pernyataan Mengenai Pengetahuan Primigravida terhadap Perawatan
Bayi Baru Lahir
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang ibu anggap benar
2. Jika ibu salah mengisi jawaban, coret/silang jawaban tersebut dan beri
tanda ceklist pada jawaban yang dianggap benar
No. PERNYATAAN Benar Salah
1. Tali pusat bayi dapat dibersihkan dengan air hangat.
2. Tali pusat bayi dibersihkan dari pangkal tali pusat bayi keujung tali pusat bayi.
3. Tali pusat bayi yang telah dibersihkan sebaiknya dibalutdengan kassa.
4.Setelah tali pusat bayi terlepas, bayi dapat dimandikandengan masukkan bayi ke dalam bak mandi.
5. Saat memandikan bayi, bayi harus di jaga agar air tidakmasuk ke hidung, mulut atau telinga.
6. Sisa air di lipatan kulit paha tidak perlu dikeringkan,cukup dikasih bedak saja.
7.Pijat bayi dapat dilakukan pagi hari sebelum bayi mandi
8. Pijat bayi juga dapat dilakukan malam hari sebelum bayitidur
9. Pijat bayi dapat meningkatkan frekuensi menyusui bayi.
10. Ketika dilakukan pijat bayi dan bayi menangis, makapijat bayi dihentikan
11. ASI eksklusif adalah ketika bayi hanya diberikan ASIsaja, tanpa tambahan cairan lain dan tanpa tambahanmakanan padat seperti pisang, dan lain-lain.
12. Posisi bayi ketika menyusui tidak menuntukan jumlahASI yang keluar.
13. Posisi bayi yang tepat ketika menyusui adalah bagiankulit yang kehitaman di sekitar puting payudara harusberada di dalam mulut bayi.
14. Imunisasi DPT pertama kali diberikan paling cepat padaumur 6 minggu.
15. Imunisasi BCG bertujuan untuk memberikan kekebalantubuh terhadap penyakit TBC.
16. Imunisasi hepatitis B pertama kali diberikan ketika 12jam setelah bayi lahir.
17. Imunisasi polio pertama kali diberikan setelah lahirdengan diteteskan di mulut bayi.
= = = TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA = = =
Lampiran 5
PEDOMAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
“GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIPUTAT TIMUR TAHUN 2015”
1. Apa saja saja informasi yang sudah ibu dapatkan mengenai perawatan bayi
baru lahir dan dari mana saja ibu mendapatkan informasi tersebut?
2. Apa saja perawatan tali pusat yang sudah ibu ketahui?
3. Bagaimana memandikan bayi yang benar menurut ibu?
4. Bagaimana menurut ibu tentang ASI eksklusif?
5. Bagaimana menurut ibu tentang pijat bayi?
6. Apa saja imunisasi bayi yang ibu ketahui?
Lampiran 6
Hasil Olahan SPSS Univariat
Statistics
tot_pusat_fix
NValid 32
Missing 0
Mean 2,53
Median 3,00
Mode 3
Std. Deviation ,671
Minimum 1
Maximum 3
Sum 81
tot_pusat_fix
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
baik 3 9,4 9,4 9,4
cukup 9 28,1 28,1 37,5
kurang 20 62,5 62,5 100,0
Total 32 100,0 100,0
Statistics
tot_mandi_fix
NValid 32
Missing 0
Mean 1,47
Median 1,00
Mode 1
Std. Deviation ,761
Minimum 1
Maximum 3
Sum 47
tot_mandi_fix
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
baik 22 68,8 68,8 68,8
cukup 5 15,6 15,6 84,4
kurang 5 15,6 15,6 100,0
Total 32 100,0 100,0
Statistics
tot_pijat_fix
NValid 32
Missing 0
Mean 2,50
Median 3,00
Mode 3
Std. Deviation ,718
Minimum 1
Maximum 3
Sum 80
tot_pijat_fix
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
baik 4 12,5 12,5 12,5
cukup 8 25,0 25,0 37,5
kurang 20 62,5 62,5 100,0
Total 32 100,0 100,0
Statistics
tot_ASI_fix
NValid 32
Missing 0
Mean 2,06
Median 2,00
Mode 2
Std. Deviation ,669
Minimum 1
Maximum 3
Sum 66
tot_ASI_fix
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
baik 6 18,8 18,8 18,8
cukup 18 56,3 56,3 75,0
kurang 8 25,0 25,0 100,0
Total 32 100,0 100,0
Statistics
tot_imun_fix
NValid 32
Missing 0
Mean 2,75
Median 3,00
Mode 3
Std. Deviation ,440
Minimum 2
Maximum 3
Sum 88
tot_imun_fix
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
cukup 8 25,0 25,0 25,0
kurang 24 75,0 75,0 100,0
Total 32 100,0 100,0
Statistics
tot_peng_fix
NValid 32
Missing 0
Mean 2,41
Median 3,00
Mode 3
Std. Deviation ,756
Minimum 1
Maximum 3
Sum 77
tot_peng_fix
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
baik 5 15,6 15,6 15,6
cukup 9 28,1 28,1 43,8
kurang 18 56,3 56,3 100,0
Total 32 100,0 100,0
Lampiran 7
Rekapitulasi Jawaban Responden pada
Kuesioner Pengetahuan Primigravida terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir
NoResponden
Item PernyataanTotal
P1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 171 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 92 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 83 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 54 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 115 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 86 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 107 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 138 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 139 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1210 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 711 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 712 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 913 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 914 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 415 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1216 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 13
17 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 818 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 819 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1220 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1321 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1322 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1123 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 324 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 925 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1126 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1227 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1228 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 829 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 930 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 931 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 432 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 9
Total 18 17 5 25 30 25 21 15 19 13 28 10 23 4 20 16 12 301