model konsep keperwatan

30
MAKALAH TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON Disusun Oleh : 1.Faiq alwafa (2011181248) 2.Fatia risdiani (2011181250) 3.Feni ekawati (2011181251) 4.Halija pella (2011181255) 5.Heny purwaning tyas (2011181256) 6.Iindah yuniarti (2011181258) 7.Ika imas (2011181259)

description

model konsep keperwatan menurut jean watson

Transcript of model konsep keperwatan

Page 1: model konsep keperwatan

MAKALAHTEORI KEPERAWATAN

MENURUT JEAN WATSON

Disusun Oleh :

1.Faiq alwafa (2011181248)2.Fatia risdiani (2011181250)3.Feni ekawati (2011181251)4.Halija pella (2011181255)5.Heny purwaning tyas (2011181256)6.Iindah yuniarti (2011181258)7.Ika imas (2011181259)

AKADEMI KEPERAWATANKARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG

2013/2014

Page 2: model konsep keperwatan

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME. yang telah melimpahkan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan

baik. Adapun judul Makalah ini yang penulis ambil adalah “TEORI KEPERAWATAN

MENURUT JEAN WATSON”Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai

salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Akademi Keperawatan karya

bhakti nusantara magelang. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini,

diantaranya :

1.      Ibu Emah Marhamah,S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing

2.      Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga tersusun      makalah

ini.

Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan

Makalah ini yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan Makalah ini,

sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan

dan saran yang membangun agar Makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta

komprehensif.

Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak

dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan

ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akandatang.

                                                                                                                                   

                                                                                               Magelang,10 September 2013

                                                                                                                                 

Penyusun                     

Page 3: model konsep keperwatan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia.

Oleh sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health

Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator

kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB

pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan menjabat mulai 8

November 2006. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu

keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari

penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai

karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan

Mandle. 1994) : Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh,

memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, dan

penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi

kesehatan saja didirikan untuk memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi

keperawatan sehingga profesi keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta

kebutuhan keperawatan kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan beradaptasi

terhadap perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan

menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan

jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan

konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang

relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi

menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan

memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh

masyarakat dengan baik.

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan

prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah

dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat

Page 4: model konsep keperwatan

diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide

untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu

pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta

yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.

Yang dimaksud Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau

menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar

dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan

digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.

Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan,

mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney,

1994)

Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring

merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan

kebutuhan manusia (Torres, 1986)

B.     Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul adalah

bagaimana perawat dapat mempraktekan teori menurut jean Watson?

C.     Tujuan

1.      Tujuan Umum

Perawat dapat mempraktekan teori menurut Jean Watson.

2.      Tujuan Khusus

a.       Mengetahui sejarah keperawatanan

b.      Mengetahui pengetian keperawatan

c.       Mengetahui pengertian model konsep dan teori

d.      Mengetahui faktor pengaruh teori keperwatan

e.       Mengetahui tujuan teori keperawatan

Page 5: model konsep keperwatan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    Sejarah Keperawatan

Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,

keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan

kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, Pada awal sejarahnya

keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan

dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi keluaga ( Donahue, 1995).

Keperawatan lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan

memberikan rasa nnyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara

umum tujuan keperawatan relative secara sama dari tahun ke tahun, praktik keperawatan

dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan masyarakat, sehingga keperawatan terilabat secara

bertahap.

Selama era Hipprocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat selama abad pertengahan,

keperawatan bekerja tanpa dukungan medis. (Donahue, 1995; Deloghery, 1996).

Kekeristenan cukup besar memperngaruhi profesi keperawatan. Salah satu catatan diawal

sejarah digambarkan bahwa keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia, suatu

kelompok kerja seperti perawat kesehatan masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit.

Pandangan Nigthingale terhadap keperawatan diturunkan dari philosofi spiritual yang

berkembang dalam mas remaja dan ia ketika dewasa (Macrae, 1995). Inti keyakinannya juga

terlihat dalam analisis statistik yang mengaitkan sanitasi yang buruk dengan terjadinya kolera

dan disentri. Ia memandang keperawatan sebagai suatu jalan untuk mencari kebenaran dalam

mendapat jawaban atas pertanyaan atau penelusuran terhadap masalah kesehatan dan

menggunakan hokum penyembuhan Tuhan dalam praktik keperawatan (Macrea, 1995).

Perang salib menjadi suatu stimulus untuk memperoleh asuhan keperawatan dan kesehatan.

Perawat militer membutuhkan perawat laki-laki dan didirikan rumah sakit. Setelah perang

salib kota-kota besar mulai berdiri dan berkembang dengan menurunkan faktor feodalisme.

Perkembangan populasi penduduk yang luas di kota-kota tersebut menyebabkan munculnya

masalah kesehatan tertentu dan meningkatnya kebutuhan perawatan kesehatan.

Page 6: model konsep keperwatan

Dalam bulan Oktober 1846, Florence Nightingale memperoleh Year-book of the

Institution of Deaconesses at Kaiserswerth (Woodham-Smith, 1983). Pada tahun 1847, ia

pergi ke kaisersweth untuk bekerja pada Diakonia( Woodham-Smith,1983; Donehue, 1995).

Dalam tahun 1860, Nightingale menulis Notes on Nursing: What It Is and What It Is

Not untuk masyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik keperawatan merupakan dari

refleksi dari perubahan kebutuhan masyarakat. Ia melihat peran perawat sebagai seseorang

yang bertugas menjaga kesehatan seseorang berdasarkan penghetahuan tentang bagaimana

menempatkann tubuh dalam suatu status yang terbebas dari penyakit atau sembuh dari suatu

penyakit (Nightingale, 1860; Schuyler, 1992). Dalam tahun yang sama, ia mengembangkan

program pelatihan untuk perawat pertama kali, sekolah Nightingale untuk perawat di St.

Thomas’s Hospital di London.

Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad ke-19, tetapi di komunitas,

keperawatan tidak menunjukan peningkatan yang berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian

Wald dan Mary Brewster membuka The Henry Street Settlement, yang berfokus pada

kebutuhan kesehatan orang-orang miskin yang tinggal dirumah penampungan di New York

(Donahue, 1995; Silverstain, 1985). Perawat yang berkerja di tempat tersebut memiliki

tanggung jawab yang lebih besarterhadap klien mereka dari pada perawat yang bekerja di

rumah sakit karena mereka sering kalo menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan

mandiri dari perintah dokter. Lebih dari itu, dalam mengobati penyakit, orang miskin

membutuhkan terapi yang ditunjukan untuk memperbaikin nutrisi, memberikan penginapan,

dan mempertahankan kebersihan. Wald menulis buku yang menggambarkan aktivitasnya di

tempat bekerja, dengan judul : The House on Henry Sreet (1915) dan Windows on Henry

Street (1934). Perkembangan keperawatan di dunia :

1.       Mother Instink, pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan,

keperawatan ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan

akal pikirannya untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan,

merawat anak, menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.

2.      Animisme, manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah

disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada

manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk

mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus

Page 7: model konsep keperwatan

di usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari

pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit.

Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan

menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.

3.      Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa, pada tahap ini manusia sudah

memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh

kemarahan dewa. Untuk membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan

kepada para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil

adalah tempat pelayanan kesehatan.

4.      Ketabiban, mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah

dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.

5.      Diakones dan Philantrop berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan

pelayanan perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu

pendeta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal

berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang

mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang

memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.

6.      Perkembangan ilmu kedokteran islam pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui

Nabi Muhamad SAW dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok

dunia. Selain menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang

perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).

7.      Perawat terdidik ( 600 – 1583 ) Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul,

dimana program itu menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali

di Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar

disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga

mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh

perawat yang terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.

8.      Perawat Profesional (abad 18 – 19) Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat

sejak abad ini termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910)

adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan

sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.

Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling

klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh

Page 8: model konsep keperwatan

dunia internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di

Indonesia.

Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus

berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :

1.      Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya

pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran

animisme, dan orang bijak beragama.

2.      Penjaga Orang Sakit (POS/zieken oppasser) sejak masuknya Vereenigge Oost Indische

Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama

yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga

perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan

dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit

yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan

membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak

lari/pasien gangguan kejiwaan.

3.      Model Keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan keperawatan

non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan

dipadukan dengan latihan kerja.

4.      Model Keperawatan Kuratif (1920) Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat

dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.

5.      Keperawatan semi professional. Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan

(keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan

dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai

bermunculan.

6.      Keperawatan preventif  pemerintahan belanda menganggap perlunya hygiene dan

sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga

menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya

ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di

Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan

merupakan pengobatan.

Page 9: model konsep keperwatan

7.      Menuju keperawatan professional sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan

keperawatan mulai nyata dengan berdirinya Sekolah Pengatur Rawat (SPR) dan Sekolah

Bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun,

disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di

SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan

Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.

8.      Keperawatan professional melalui Lokakarya Nasional keperawatan dengan kerjasama

antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan

kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka

didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan

kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

B.     Pengertian Keperawatan

Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep dalam

keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur

keperawatan itu sendiri, yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka

bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini

digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek

keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang

mendasari sebuah model.

Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai

berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko

sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat

baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Florence Nightingale (A. Potter,Anne Grifiin Perry 2005) mendefinisikan keperawatan

sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam

dan isinya untuk bertindak.

Page 10: model konsep keperwatan

Watson (Azis Alimul Hidayat 2002) mendefinisikan keperawatan untuk

meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah

kesakitan. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Keperawatan adalah

upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic

berdasarkan ilmu dan kiat, standar pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang

melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.

C.    Pengertian Model Konsep Dan Teori

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan

prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah

dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat

diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan Konsep Keperawatan merupakan

ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu

pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta

yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.

Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan

fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam

menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan

dalam menentukan model praktek keperawatan.

Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh

para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang

didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan : Penyusun Teori: Nightingale (1860)

Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi “proses penyembuhan tubuh” dengan

memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)

Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien dimanipulasi untuk mendapatkan ketenangan,

nutrisi, kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi, dan harapan yang sesuai

Penyusun Teori: Henderson (1955) Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja secara mandiri

dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan (Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk

mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.Kerangka Kerja Praktik: Praktik

Page 11: model konsep keperwatan

keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan dasar Henderson (Henderson,

1966)

Penyusun Teori: Roy (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan

klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi

Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologis,

psikologis, sosiologis, serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980).

Penyusun Teori: Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan,

mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney,

1994)

Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring

merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan

kebutuhan manusia (Torres, 1986)

D.    Tujuan Teori Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam

perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :

1.      Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam

pelayanan keperawatan.

2.      Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan.

3.      Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah

yang jelas.

4.      Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan.

Page 12: model konsep keperwatan

BAB III

TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON

A.     Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan

Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk

mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik

dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu

langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan

memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta penegahan penyakit.

Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan

bagi klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan

proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami

perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial,

kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan memahami kekurangan

dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu

perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan

keluarganya.

Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag

digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul

Hidayat 2002).

Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human

science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.

Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan

estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care

fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti

dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the heart of nursing".

Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully

functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh,

Page 13: model konsep keperwatan

….."the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts ….

(Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang

manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya.

Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga

diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan

lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting untuk

perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma

keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang

human science , human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun

perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan

manusiawi.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan

manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori

kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan

yang saling berhubungan, diantaraanya:

1.      Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan

Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi

2.      Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan

Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.

3.      Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan

untuk Berprestasi dan Berorganisasi

4.      Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk

Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Page 14: model konsep keperwatan

Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson :

Berdasarkan 4 kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk

yang sempurna yang memiliki bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai

kesehatan manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan spiritual

karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk

mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status

kesehatan, mencaegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan

kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Page 15: model konsep keperwatan

B.     Sehat Dan Kesehatan

Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the

mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as

perceived and the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of

the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain

aspects oh human behavior and physiology."

Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras

antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang

dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.

Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal

yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku

dan fisiologi manusia semata.

Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip

antara lain :

1)      Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya

multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor

yang mempengaruhi.

2)      Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.

3)      Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi

terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.

4)      Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu,

tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang

dinamis.

5)      Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh

(manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat

mengganggu (agent,environment).

Page 16: model konsep keperwatan

C.    Carrative Factor

Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia

dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :

1.      Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)

2.       Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)

3.      Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)

4.      Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara

manusiawi

5.      Pengekspresian perasaan positif dan negative

6.      Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring

process)

7.      Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)

8.      Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual

9.      Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance

10.  Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya

memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia

lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan

kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya

melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi

disertai “warmth, kindness, compassion”.

D.    Clinical Caritas Process

Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk

menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti

memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek

perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh

kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu

mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam

Page 17: model konsep keperwatan

hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan

transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif

menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari

caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non

fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan,

kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar

mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan

mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.

E.     Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan

hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen

melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.

Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan

menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.

Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan

sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung. Hubungan ini menjelaskan

bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada

subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran

perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi

orang lain.

Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan

pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari

suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam

mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.

Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai

kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada

akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan

melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan

keselarasan batin.

Page 18: model konsep keperwatan

F.     Caring Occation Moment

Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang

pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik

mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.

Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka

refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau

kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti

persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,

sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal

ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment

merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat

dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian

akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi

transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)

kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –

kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)

Page 19: model konsep keperwatan

BAB IV

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk

mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic

dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Dari pembahasan makalah diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Jean Watson membagi kebutuhan manusia melalui 4 bagian pokok :

1. Kebutuhan Biophisikal

    Kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan vertilasi

2. Kebutuhan Psikofisikal

    Kebutuhan aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi

3. Kebutuhan Psikososial

4. Kebutuhan Intrapesonal Dan Intepersonal

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai

kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani.

Untuk mencapai keadaan tersebut manusia harus memprioitaskan pada peningkatan

kesehatan dan pencegahan penyakit

B.     Saran

Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya.

Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat

memenuhi kebutuhannya, manusia harus memilki pengetahuan manusia dan pemeliharaan /

perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan

bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri,

manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia

dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.

Page 20: model konsep keperwatan

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran. EGC.

Jakarta

http://www.google.co.id, Konsep dan teori keperawatan

http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html